NovelToon NovelToon

MENIKAH KARENA PERJANJIAN

MKP Chap 01 “Pertengkaran Kecil”

Dia adalah Tania Putri, seorang mahasiswi muda berumur 21 tahun dan saat ini sedang menginjak bangku perkuliahan semester 6 dengan jurusan Manajemen.

Ia berkuliah di salah satu kampus swasta yang cukup terkenal di kota Makassar.

Tania merupakan gadis yang tak terlalu pintar tetapi memiliki potensi di bidang tertentu, seperti bermain alat musik gitar.

Selain kemampuannya di bidang musik, ia juga diberkati dengan suara yang indah serta paras yang rupawan. Kulit yang sedikit putih dengan tubuh ramping membuat Tania banyak di sukai oleh kaum adam tetapi Tania tak tertarik sedikit pun.

Latar belakang keluarga Tania tidak bisa dikatakan keluarga cemara. Hidup berdua dengan kakak dari ayahnya yang memberinya perlakuan kurang bagus.

Orang tua Tania sendiri telah lama wafat dikarenakan kecelakaan beruntun yang menewaskan ayah, ibu, serta kedua adik kembarnya saat mereka ingin berlibur ke luar kota. Bersyukur Tania lolos dari kecelakaan maut itu tetapi menyisakan duka mendalam baginya.

Saat ini Tania mengikuti perkuliahan umum setiap hari sabtu. Dengan penuh perhatian ia mendengar apa yang tengah dijelaskan oleh dosen.

“Baiklah!! Kelas hari ini selesai, kalau ada pertanyaan bisa tanyakan ke bapak melalui WA. Dan jangan lupakan laporan magang juga judul proposal sudah siap dalam minggu depan.” Jelas sang dosen yang membuat semua orang tak bisa menghela nafas berat.

“Baik, Pak.”

Setelah dosen tersebut keluar kelas, seisi kelas mulai mengeluh dan menyumpah serapahi dosen yang tadi.

“Anjirlah... Tuh dosen ambis apa gimana sih? Gila aja waktu cuma 2 minggu udah disuruh selesaiin judul sama bab 1.” Ucap seorang pria sedikit kurus berkacamata bernama Rudi.

Tania yang mendengarnya pun cukup menganggukkan kepala tanda membenarkan.

“Ckk... Lama-lama gua minta di jokiin tugas kuliah. Udah stress di tempat magang, disuruh ngerjain laporan, terus dua minggu bab 1 udah selesai gila aja...” Lanjut seorang gadis berpenampilan modis diawali dengan decihan kesal.

Tania pun akhirnya angkat bicara dengan keluhan yang di sampaikan kedua temannya.

“Udah gak apa-apa!! Laporan magang kan masih lama juga, jadi kita fokus ke judul proposal aja.” Saran Tania.

“Masa gitu?? Rugi dong!!!” Celetuk Rudi yang mana mendapat pukulan bahu dari gadis berpenampilan modis bernama Eca.

Plakk!!!

“Heh mata empat! Lo ngomong gituan kayak lo ngerjain aja tuh tugas.”

“Sakit bego, lo mukul berasa pake tenaga kuda tau ga? Lagian gini-gini gua juga mau ngerjain meskipun cuma niat aja dulu hehe!!” Balas Rudi yang diakhiri tawa kecil.

Raut wajah Eca sudah datar disertai mata yang menyipit tanda ia ingin menelan Rudi hidup-hidup.

Karena tak ingin pertengkaran mereka berlanjut, segera Tania melerai mereka berdua.

“Kalian kenapa berantem sih? Mending kita langsung ke kantor. Apalagi udah jam segini takut kitanya dicariin.” Ujar Tania yang disetujui mereka berdua.

Mereka magang full dari senin sampai sabtu mulai dari jam 8 pagi hingga 4 sore layaknya karyawan kantoran. Jadi setelah mereka mengikuti kelas umum di sabtu pagi, mereka akan melanjutkan perjalanan menuju tempat magang.

Kebetulan mereka berada di tempat magang yang sama, yaitu salah satu kantor SAM*** yang bertugas mengurus pajak kendaraan di kota Makassar.

Mereka bertiga pun mulai berjalan ke parkiran dan menuju ke arah mobil milik Rudi dan juga Eca berada.

“Tan... Lo bareng di mobil gue aja.” Permintaan Rudi membuat Eca yang berada tepat di samping Tania spontan menyela.

“Maksud lo apa monyet? Gak.. Gak... Tania bareng gua!”

Tania sudah terbiasa dengan pertengkaran mereka berdua. Awalnya ia mengira Eca adalah gadis yang cukup sombong dikarenakan saat bertemu di tempat magang pertama kali, ia nampak acuh.

Jelas saja, dikampus ia jarang bertemu dengan Rudi juga Eca dikarenakan jurusan serta area kelas mereka yang cukup berjauhan satu sama lain.

Tania berasal dari jurusan Manajemen yang berada di lantai 4 gedung A FEB, Eca jurusan Akuntansi yang berada di lantai 3 gedung B FEB, dan terakhir Rudi yang mengambil jurusan Administrasi Perkantoran yang berada di lantai 1 gedung C FEB.

Di kampus Tania meskipun berasal dari satu fakultas yang sama tetapi tiap jurusan dibedakan gedungnya yang mana bisa di bayangkan luasnya kampus Tania yang pada saat itu menyediakan 7 Fakultas dengan 29 jurusan yang berbeda terbilang lumayan.

Kita kembali kepada Tania beserta dua rekannya yang lain.

“Tan, lo mau bareng siapa? Gua atau si mata empat ini?” Tanya Eca sembari menunjuk ke arah Rudi.

“Kalau aku milih salah satu diantara kalian, terus motor aku di gimanain?? Aku tinggalin di kampus gitu?”

“Jancokk...” Umpat Rudi dan Eca bersamaan.

Mereka lupa jika Tania kesehariannya mengendarai sepeda motor.

Jadilah mereka bertiga menaiki kendaraan masing-masing dengan Tania yang berada di posisi depan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

MKP Chap 02 “Perasaan Tania”

Mereka bertiga saat ini telah sampai di lokasi magang yang mana telah banyak karyawan datang dengan seragam lengkap. Bahkan satuan tim abdi negara pun ikut serta bekerja sama dengan kantor magang Tania.

Melihat pria tampan dengan tubuh atletis ditambah seragam abdi negara membuat Eca senyum-senyum sendiri.

Wanita mana yang tidak akan sedikit tebar pesona saat melihat pria muda dengan seragam dinas berlalu lalang di sekitarnya?

Rudi yang melihatnya tak dapat mengumpat singkat dengan sikap teman se-magangnya itu.

“Heh monyet, gak usah sok cantik!! Bukannya mereka kesemsem ama lo malah yang ada mereka jijik.” Ejek Rudi yang mana membuat Eca hanya bisa diam menahan amarah.

Entah ada masalah apa mereka sehingga menjadi layaknya kucing dan tikus. Selalu saja di setiap kesempatan mereka berdua bertengkar, entah Rudi yang memulai duluan dan atau sebaliknya.

Rasanya tangan Eca gatal ingin memukul kepala Rudi yang betul-betul menguji kesabarannya.

‘Sabar Caa... Inget harus jaga image di kantor...’ Batin Eca berusaha sabar.

Dengan senyuman tertahan, Eca pun menarik lengan Tania untuk segera masuk ke dalam kantor dan meninggalkan Rudi yang berteriak memanggil mereka.

•••

Disinilah Tania berada, ia ditempatkan di lantai bawah dan berada di ruang arsip.

Sedangkan Eca dan Rudi di lantai atas di ruangan bersebelahan yang mana Eca berada di ruangan pembiayaan sedangkan Rudi di ruang tata usaha.

Mereka berada di tempat yang berbeda di karenakan latar belakang fokus konsentrasi mereka di perkuliahan dan bersyukur mereka bertiga tak ada yang complain dan menerima saja.

Tania dengan penuh semangat ia mengerjakan tugasnya untuk meng-input data-data kendaraan di komputer.

Terlihat banyaknya tumpukan berkas di meja kerjanya yang mana kata salah satu koord disana jika setiap hari selama masa magang itu yang akan di kerjakan Tania.

Tania sih tidak masalah, yang ada dia merasa senang sebab memiliki pekerjaan yang jelas.

Biasanya berdasarkan pengalaman senior tempo lalu mereka hanya duduk diam tak melakukan apa-apa. Niat hati ingin membantu tetapi karyawan senior seakan enggan dan sedikit melirik kasar kelakuan anak magang yang dipantau berleha-leha.

Senior Tania pun jadi serba salah. Duduk diam tak melakukan apa-apa salah, ingin membantu tetapi mereka tak memberi pekerjaan yang bisa mereka lakukan.

Kita kembali kepada Tania yang begitu serius meng-input data-data kendaraan.

Tiba-tiba seorang pria berseragam polisi masuk ke dalam ruang kerja Tania sembari membawa berkas.

“Mas Agus mana?” Tanya polisi itu kepada Tania.

Tania spontan menatap pria itu dan sedikit terkagum-kagum.

‘Tampan!!’ Pikir Tania.

“Ehh... Saya juga kurang tau pak. Tapi kalau bapak mau cari berkas kebetulan saya udah diajarin sama Pak Agus..” Balas Tania sopan.

“Tolong cariin berkas D*6329.” Pinta pak polisi yang bernama Surya dan segera duduk di kursi depan meja kerja Tania.

Tania pun mulai mencari di pencarian data yang diminta.

Dikarenakan database yang terlalu banyak juga unit komputer yang tergolong lama membuat pencarian sedikit memakan waktu lama.

“Adek di sini magang berapa lama?” Tanya Surya basa-basi.

“Kurang lebih 3 bulan pak, dan ini kebetulan udah mau masuk satu minggu.”

Surya usianya sekitar 5 tahun di atas Tania. Pria dengan usia matang juga tampan membuat siapa saja terpikat.

Tania pun saat pertama kali melihatnya cukup terpana, terlebih senyuman Pak Surya tergolong manis ditambah lubang kecil di kedua pipinya.

“Jangan terlalu serius kerjanya dek, santai aja!!”

“Hehe... Siap, Pak. Saya ijin dulu Pak ambil berkasnya.” Pamit Tania yang diangguki oleh Surya.

Kurang lebih 2 menit Tania mencari berkas tersebut, akhirnya ia kembali dengan sebuah map berwarna kuning.

Setelahnya ia meng-input arsip yang keluar di dalam komputer.

“Ini Pak, udah saya register. Kalau boleh tau kodenya apa ya Pak?” Tanya Tania sembari menyerahkan berkas biru kepada pak Surya.

“Kode SY... Kalo gitu saya pamit ya dek, inget jangan terlalu serius!!” Segera pak surya menerimanya dan berlalu pergi.

Kini Tania kembali fokus pada kerjaannya dan meng-input data-data kendaraan.

Tiba-tiba sebuah notif aplikasi Youtube muncul di layar ponselnya. Raut wajah Tania berubah seketika.

Tidak!! Bukan karena notifnya, tetapi walpaper layar ponselnya lah yang membuat ia termenung.

Mengapa nasibnya begitu malang? Kedua orang tuanya beserta adik kembarnya telah berpulang ke pangkuan ilahi dan menyisakan dirinya seorang diri?

Apakah Tuhan menganggap dirinya adalah seorang hamba yang kuat menerima cobaan seberat ini?

“Lama-lama aku banting nih komputer...” Kesal Tania.

Meskipun Tania terkenal kalem di kampus, namun yang namanya manusia tentu saja tak dapat menahan gejolak hati ketika sedang kesal.

Rasanya Tania ingin menangis dan berteriak kencang. Rasanya begitu sesak di dada, sekuat apapun ia memukul dadanya tapi tak mampu menghilangkan rasa sesaknya.

Ia ingin menumpahkan semua rasa sedihnya, tapi kepada siapa? Kepada siapa ia bisa mengadu dengan segala hal yang terjadi menimpanya. Ia membutuhkan pelukan hangat dari orang terdekatnya. Lalu siapa? Tante Mira??

Bolehkah Tania mengeluh akan takdir yang diberikan Tuhan padanya? Mengapa ia begitu sengsara? Sampai kapan kemalangan akan berakhir padanya?

Tania terkesan tak tau diri sampai mempertanyakan kehendak Tuhan yang menimpa dirinya. Namun, ia bukan ciptaan yang sangat sempurna baik dari segala fisik maupun mengenai perasaan.

Ditinggal untuk selamanya oleh orang terkasih, siapa yang tahan?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

MKP Chap 03 “Makan Siang Bersama”

Jam sudah menunjukkan pukul 12.05 siang yang menandakan sudah masuk jam istirahat kantor.

Beberapa karyawan mulai keluar berhamburan menuju arah parkir untuk makan siang bersama rekan yang lain.

Rudi dan Eca selalunya datang ke ruangan Tania yang berada di lantai bawah untuk mengajaknya makan siang bersama.

“Yuhuu TanTan.... Serius banget, Bu!” Pekik Eca saat memasuki ruangan itu.

Tania yang tadinya berfokus pada layar kini mulai memusatkan perhatiannya kepada dua rekan magangnya. Bahkan Tania hanya tertawa kecil mendengar penuturan Eca dan segera mematikan komputer.

Sedangkan Rudi tak usah di tanyakan lagi. Entah Rudi memiliki dendam pribadi seperti apa kepada Eca di masa lalu. Pasalnya semua hal yang dilakukan Eca di mata Rudi selalu salah.

“Tan, lo mau makan apa? Spesial hari ini gua yang traktir.” Ucap Rudi membuat Tania berbinar bahagia.

“Anjir... Kesambet apaan lo sampe mau traktir kita? Tapi, Btw thanks ya.” Ujar Eca tiba-tiba.

“Dihh... Najis banget gua traktir lo! Lagian ga denger tadi gua ngajak siapa? Gua cuma nanya ke Tania bukan lo.” Ejek Rudi puas setelah melihat raut masam dari rivalnya.

Lagi dan lagi Tania hanya bisa menghela nafas melihat pertengkaran kedua temannya.

Sepertinya mereka harus dipisahkan jarak radius 500 meter agar tak berselisih.

“Yaudah sih, traktir dua orang gak buat bokap lu bangkrut kali. Gua independent women jadi bisa bayar sendiri.” Eca sedikit kesal dengan perkataan Rudi tadi.

Tetapi sepertinya Rudi selalu saja memiliki celah untuk menyulut kemarahan Eca.

“Iyaa Caa, gua percaya banget lo independent women tapi dalam hal ngabisin duit orang tua.”

Terkadang Tania merasa sedikit iri dengan kehidupan Eca juga Rudi. Mereka mendapat kasih sayang dan finansial yang cukup.

Tania tau jika setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam memberikan kasih sayang kepada anak-anak mereka. Seperti halnya dengan Eca juga Rudi.

Orang tua mereka selalu memberikan apapun yang mereka berdua mau tetapi sebagai imbalan mereka tak begitu memiliki waktu bersama dengan orang tua mereka.

Mungkin jika Tania berada di posisi mereka berdua, ia akan semaksimal mungkin menghabiskan waktu bersama keluarga terdekat.

Melihat keterdiaman Tania membuat Rudi dan Eca saling bertatapan satu sama lain dan segera mengalihkan pembicaraan.

“TanTan cantik, yuk kita keluar makan. Kali ini biar gua yang traktir, termasuk si mata empat. Cihh... Traktir orang kok nanggung banget.” Jelas Eca dan segera menarik tangan Tania yang masih duduk di kursinya.

Sedangkan Rudi ia sedikit tersenyum licik karena Eca bersedia mentraktir dirinya dan Tania. Entah apa yang di rencanakan olehnya.

•••

Mereka bertiga memutuskan untuk makan di salah satu Cafe ternama di kota itu. Cafe yang menyediakan menu Western dan juga chinese food.

“Muka lo kok ditekuk gitu Caa? Lo gak ikhlas neraktir kita ya?” Tanya Rudi dengan tampang polosnya.

Percayalah tangan Eca rasanya gatal ingin memukul si mata empat itu menggunakan nampan.

Rudi adalah definisi orang yang tak tau diri. Lihat saja, dia saat ini memesan tak hanya satu tetapi lima makanan yang paling mahal di cafe itu. Berbanding terbalik dengan Tania yang hanya memesan satu menu dan begitupun Eca.

“Heh bangsatt... Lo kalo di traktir sama orang minimal nyadar diri monyet. Gila aja lo mesen paling banyak mana harganya 3 kali lipet dari yang kita pesen.” Kesal Eca dan memasukkan dengan kasar kentang goreng ke dalam mulutnya.

Total keseluruhan bill yang harus di bayar Eca hampir 2 juta, dan itu hanya MAKAN SIANG SAJA!!! Pelakunya sudah pasti kalian tau dia siapa.

Padahal dia sudah menyiapkan uang cash sebesar 300 ribu tapi ujung-ujungnya ia harus menggunakan kartu debitnya.

“Fix ini yang pertama dan terakhir kalinya gua traktir lo. Gak mau lagi gua pokoknya.” Jelas Eca jujur yang membuat Rudi tertawa puas.

Niat hati Rudi ingin menjahili Eca sesekali. Mungkin lain kali akan ia ganti.

Saat mereka tengah menikmati santapan makan siang diselingi sedikit pertengkaran, seorang pria dengan seragam polisi datang menghampiri mereka bertiga.

“Kamu makan disini juga?”

Tatapan mereka bertiga fokus pada pria yang berbicara tadi. Eca spontan terbatuk-batuk melihat ketampanan pria berseragam polisi itu.

Uhhukk...

Uhhukkk....

“Eh, Caa minum dulu!!” Ujar Tania sembari memberikan jus kepada Eca.

Tanpa ijin, pak polisi itu duduk di samping Rudi dan berhadapan langsung dengan Tania.

“Kalau aja tau kan kita bisa bareng perginya!” Ucap pria yang tak lain adalah Surya yang menatap Tania dengan senyum manisnya.

Eca tak dapat menyembunyikan raut wajah heran saat menangkap interaksi polisi tampan itu yang pertanyaannya seakan bertuju pada satu orang saja.

“B-bapak siapa ya? Bapak kenal sama temen saya?” Tanya Eca.

“Mungkin??? Menurut kamu gimana dek?” Tanya Surya dengan menatap lekat Tania.

Entah mengapa situasinya menjadi kikuk seperti ini.

“Ini bapak yang tadi minta berkas bukan?”

“Haha... Iya!! Kirain kamu udah lupa.”

‘Anjirlah... Tania bisa nyantol bapak polisi, mana ganteng banget lagi....’ Batin Eca bangga.

“Wuihhh... Kita satu tempat kerja ternyata pak, btw saya Rebecca Anastasia dan bapak bisa panggil Eca temennya Tania. Saya magang di ruangan atas sama si mata em---Ehh maksud saya Rudi, cowok yang duduk di samping bapak hehe...” Lanjut Eca dengan tersenyum malu-malu.

Sedangkan Rudi hanya memutar mata malas melihat tingkah Eca. Meski baru berteman sebentar dengan Eca, sepertinya Rudi sudah tau seperti apa akal busuk Eca saat melihat pria tampan. Terlebih pria itu berseragam abdi negara.

“Bapak gak usah liat monyet ini, ntar mata bapak katarak lagi.”

Ucapan ceplas ceplos Rudi mendapat tatapan tajam dari Eca, sedangkan Surya hanya bisa tertawa melihat mereka yang sangat menghibur.

“Kalian akrab banget ya, jangan-jangan kalian jodoh?” Tanya Surya.

“Ogah!!”

“Najis!!!”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!