Di zaman dahulu kala, ada seorang gadis yang memiliki penampilan sangat rupawan di wilayah Kerajaan Grapena. Sosoknya memiliki wajah yang seperti diukir oleh dewi kecantikan itu sendiri, wajah dan fisiknya merupakan ciri utama yang dapat memikat mata pria dan membuat wanita lain iri akan pesona kecantikannya.
Gadis itu bernama Santika yang memiliki arti kedamaian. Seorang gadis dengan rambut hitam panjang dan sangat halus yang membuat iri orang lain. Rambut hitam pekat melengkapi warna kulit putih seputih air susu yang menambah daya kecantikannya.
Bola mata kiri berwarna putih dengan warna pupil mata hitam seperti warna indah di malam hari. Sebaliknya bola mata kanan memiliki warna pupil berwarna hijau muda dedaunan yang melambangkan indahnya alam.
Bagi mereka yang melihat kecantikan bola matanya seperti bersinar melebihi indahnya sinar matahari di pagi hari dan rambut hitam halus lebih lembut dari sutera. Tidak ada seorang pun yang dapat menyaingi kecantikannya.
Santika bertunangan dengan seorang Pangeran di Kerajaan Grapena.
Sayang sekali, penampilan yang rupawan tidak sesuai dengan kepribadiannya yang sangat kejam dan egois. Santika tidak tahu bagaimana cara mencintai seseorang dan tidak paham apa itu cinta.
Bahkan Lance seorang Pangeran di Kerajaan Grapena tidak mencintai Santika, sang Pangeran meninggalkan Santika untuk mengejar wanita impiannya yang bernama Zaza. Zaza tidak memiliki wajah yang rupawan, namun dia dapat meluluhkan hati sang Pangeran dengan sifat yang baik hati.
Dipenuhi rasa amarah dan rasa cemburu, Santika membawa kekacauan di wilayah Kerajaan Grapena dan ibu kota dilalap oleh api. Pangeran Lance sangat marah dan tidak segan menusuk jantung Santika hingga tewas ditangannya dengan menggunakan pedang Kerajaan.
Pangeran Lance sendiri bukanlah seorang pahlawan dalam cerita ini, dia menemui kematiannya yang tragis akibat Zaza menolak cintanya dan kemudian bunuh diri dengan menusukan pedangnya sendiri. Tahta Kerajaan Grapena diteruskan oleh adiknya yang bernama Ryuu dan kemudian menikah dengan Zaza. Mereka hidup bahagia selamanya.
...****************...
Di suatu tempat di Asia, seorang wanita sedang membaca buku novel fiksi yang baru saja dibeli dari pasar malam. Dia sedang duduk diatas sebuah batu besar dekat sawah sambil membaca isi buku secara perlahan. Ada seorang pria yang duduk disebelahnya dengan senyum penuh kasih terlihat dari wajahnya. Dia menyibakan rambutnya di atas sang wanita dan bertanya
“Apa yang sedang kamu baca, Amanda?”
“Buku novel mitologi”
“Ah... Bacanya nanti saja saat kita kembali ke Indonesia, sekarang bermainlah denganku” Sang pria cemberut.
Wanita itu mendongak dan tersenyum mendengar ucapan sang pria yang seperti anak kecil.
“Maaf, Suamiku tersayang. Aku hanya ingin membaca cerita novel sebelum kita berangkat. Aku penasaran dengan cerita novel ini.”
“Bagaimana ceritanya? Apakah menarik?”
“Ah... Sial...”
Sang pria merasa bingung, dengan perkataan sang wanita. Saat mereka menuju kembali ke hotel tempat menginap, tiba-tiba saja ada secarik kertas ajaib dengan butiran emas terlepas dari buku novelnya terjatuh ke tanah dan secara perlahan menghilang dengan memberikan pesan :
“Mungkin saja kita bersama di alam semesta paralel lainnya”
Ini adalah pesan yang selalu dia ingat sebelum terjadinya tragedi pesawat jatuh yang menewaskan Amanda dan sang pria yang tidak dapat dihindari.
...****************...
Amanda reinkarnasi dalam kehidupan yang sangat berbeda dan dimulai dari bayi dengan kenangan masa lalunya yang masih utuh. Dia sangat kesal dengan kehidupan barunya, karena dia mencintai masa lalunya dengan kehidupan yang nyaman.
Amanda adalah seorang jenius yang ahli di bidang teknik kimia dan ekonomi. Dia bahkan sangat mencintai sang pria di masa lalunya dan sering berkeliling dunia bersama. Dia sangat merindukan sang pria hingga tidak sadar bahwa sang pria sudah tidak bersamanya lagi.
“Hm... Aku bertanya-tanya dimana aku berada sekarang dan apakah suamiku bereinkarnasi sama seperti diriku”
Amanda seolah-olah bereinkarnasi ke masa lalu sebagai wanita Timur Tengah. Segera setelah dia dilahirkan, dia berada disebuah bangunan dengan kubah yang terpengaruh oleh budaya Persia dan Islam. Ini adalah Kerajaan Ustmaniyah dengan gerbang yang terbuat dari emas dan lantai marmer indah dari Persia. Terdapat beberapa menara tinggi yang terbuat dari marmer putih yang di atasnya ada sebuah kubah emas.
Dia melihat keseluruhan arsitektur unik dengan kaligrafi indah menghiasi istana. Kompleks istana mencakup beberapa paviliun yang dihiasi oleh air mancur marmer hitam yang indah. Saat dia memasuki ruangan utama istana, dia melihat kubah dengan hiasan garis di langit-langit dengan pola simetris dengan kagum.
Ada banyak sekali pria dan wanita yang menggunakan pakaian longgar dengan tatapan melongo ke arahnya karena terkejut dan tidak percaya. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk menatap balik ke arah wanita dengan balutan perhiasan emas dan kain sutera mewah. Semua orang yang dilihatnya memiliki kulit kecokelatan dan berpakaian sopan sekali. Amanda bertanya-tanya, apakah dia akan seperti mereka.
Dia tidak tahu persis berada di negara mana, yang dia tahu hanya berada di Timur Tengah dan telah bereinkarnasi ke masa lalu sebagai wanita Timur Tengah. Dia berasumsi bahwa dia orang kaya yang tinggal di istana yang luar biasa dengan banyak pelayan yang merawatnya setiap hari. Sejak dia masih bayi, dia tidak bisa mengenali bahasa asing ini. Dia hanya mengetahui namanya Santika, karena pelayan istana selalu memanggilnya dengan Santika terus menerus.
Dia sangat tidak nyaman dengan kehidupan barunya dan takut sekali dengan kehidupan saat ini, karena dia telah bereinkarnasi dari dunia yang maju penuh teknologi dan kehidupan yang liberalisme menuju masa lalu konservatif dengan penuh peperangan dan pertumpahan darah. Belum lagi tidak ada telepon disini.
Dia memutuskan untuk menghilangkan pikiran buruknya dan mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Dia terus menganggur sebagai seorang bayi di istana hingga dia berusia lima tahun. Ketika dia mulai akrab dengan kehidupan barunya dan mempelajari bahasa daerah setempat dengan mahir, dia menerima banyak sekali informasi latar belakang dirinya dan mengetahui berbagai situasi saat ini.
Ibunya meninggal saat melahirkannya, sedangkan ayahnya seorang panglima perang meninggal saat perang besar di Kerajaan dan menjodohkannya dengan seorang Pangeran di Kerajaan Ustmaniyah.
Santika tidak tahu bagaimana wajah kedua orang tuanya sejak dia dilahirkan. Saat ini, dia berada dibawah pengawasan dan jadwal yang ketat dari para pembina yang mengajarinya cara berbicara yang fasih dan etika yang baik sebelum diperkenalkan kepada putra Kerajaan Ustmaniyah yang berkuasa.
Aneh sekali, dunia yang dia alami terasa sangat sama persis dengan isi novel yang dia baca di masa lalunya sebagai Amanda. Dia dipenuhi rasa kecurigaan dan merenung, apakah dia adalah seorang Santika dari buku novel mitologi yang dia baca di masa lalunya ketika dia sebagai Amanda.
Firasat ini sungguh sangat tidak masuk akal, sehingga dia menghapus ingatan ini dari pikirannya. Meskipun menyangkal dari pemikiran ini, dia menolak melihat bayangan diri sendiri yang terpantul pada cermin dan barang refleksi lainnya.
Dia sangat ketakutan ketika dia tahu rambutnya hitam pekat melengkapi warna kulit putih seputih air susu yang menambah daya kecantikannya. Bola mata kiri berwarna putih dengan warna pupil mata hitam seperti warna indah di malam hari. Sebaliknya bola mata kanan memiliki warna pupil berwarna hijau muda dedaunan yang melambangkan indahnya alam.
Ketika Santika secara resmi dipersiapkan kepada Raja Osman I dan putra mahkota, dia mengetahui bahwa dia memang telah bereinkarnasi menjadi Santika yang memiliki rupa yang sangat cantik. Putra mahkota memperkenalkan diri sebagai tunangannya dengan nama Lance. Santika tidak bisa bisa menahan beban pikiran yang membebani tubuhnya yang mungil dan pada akhirnya dia pingsan dihadapan keluarga kerajaan.
“Saya kira ini bukan mitos”, ucap Santika kemudian pingsan.
Bersambung...
***Mulai saat ini Amanda menjadi Santika di kehidupan reinkarnasinya dan menjalani hidup sebagai orang Timur Tengah***
Ada sebuah paviliun kecil yang tersembunyi di dalam istana Kerajaan Ustmaniyah. Paviliun ini hanya dapat ditemukan dengan melintasi jembatan kecil yang melengkung membentang dari kediaman Santika hingga sayap barat istana tempat para selir Kerajaan sebelumnya dibunuh secara keji. Tempat ini adalah taman kesatria hijau yang dihadiahkan kepadanya oleh sang Raja.
Bunga anggrek dan bunga kembang sepatu bermekaran di udara musim semi yang begitu hangat disekitar taman. Ini adalah jenis bunga yang berada di Asia dan satu-satunya tempat di seluruh kompleks istana yang menumbuhkan berbagai tanaman dan pepohonan dari wilayah Asia yang memberikan rasa nyaman dan nostalgia ketika Santika masih bernama Amanda.
Tak hanya merawat seluruh bunga-bunga di taman, dia kerap kali mengenang kenangan indah bersama kekasih masa lalunya.
Kekasihnya sangat menyukai bunga anggrek. Sekarang, dia sudah pergi dan tidak tahu kemana kekasihnya pergi. Dia juga merindukan ibunya yang dia tinggalkan sendiri di dunia lain. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan ibunya nanti. Meskipun sangat merindukan suami dan ibunya, Amanda hanya bisa mendekap setangkai bunga anggrek di dekat hatinya dan mengenang masa-masa indahnya dahulu.
Menurut Amanda, kehidupan realitas barunya sangat kejam. Amanda ditempatkan ke periode waktu yang berada dengan pengetahuan yang dia miliki masa lalu. Dunia ini sangat asing baginya, kesehatan mental Amanda memburuk, jiwa Amanda yang tadinya hidup perlahan menghilang dan emosinya menjadi mati rasa dan suram.
...****************...
Santika duduk di dekat area yang teduh dari jembatan melengkung dekat istana dan menyaksikan air sungai yang mengalir dengan tenang dan merefleksikan dirinya. Dia sangat anggun yang nyaris surgawi dengan menggunakan gaun hitam putihnya.
Rambut hitam sehalus sutera berayun oleh tiupan angin sepoi-sepoi. Dia melihat refleksi dirinya di dalam air sungai dan memandang sepasang mata dengan warna pupil mata hitam pekat dan hijau muda dedaunan. Mereka sangat berkilau saat dipandang.
“Saya benar-benar cantik sekali, sangat sempurna tanpa sedikit kekurangan. Aku lebih cantik dari wanita manapun yang pernah aku jumpai”, ucap Santika dengan kagum.
Santika sangat kagum kepada dirinya yang sangat cantik dengan wajah imutnya, hidungnya yang sempurna, bibirnya yang berwarna kemerahan dan pipinya merah merona natural.
Dia merasakan perasaan bangga dan sangat puas sekali saat dia menyadari bahwa dia akan tumbuh dewasa menjadi wanita tercantik di Kerajaan Ustmaniyah. Tidak dapat dibayangkan betapa senangnya perasaan ini sampai-sampai dia hampir melupakan kepedihan masa lalunya dan firasat masa depannya ketika dia tak sanggup menatap refleksi bayangannya sendiri.
“Ya... Sekarang aku adalah Santika”, ucap Santika dengan bersemangat.
Seorang anak kecil laki-laki dengan rambut hitam sedikit acak-acakan menghampiri Santika, dia bernama Lance. Amanda berbalik dan melihat pangeran Lance. Meskipun anak kecil ini baru berumur enam tahun, warna biru laut dari matanya terlihat begitu indah dan rambut hitamnya hampir tak tembus cahaya di bawah sinar mentari. Dia adalah pewaris tahta Kerajaan Ustmaniyah bagaikan singa di perkasa di bawah sinar matahari.
Lance dan Santika sama-sama tampak seperti manusia dari dunia lain saat mereka berdampingan. Amanda sering bertanya-tanya mengapa Lance dan dia adalah satu-satunya yang memiliki karakteristik terbaik dari yang lain. Para pembina hanya mengatakan kepadanya bahwa itu karena mereka diberkahi oleh Yang Maha Kuasa, tetapi menurutnya secara genetik hal itu tidak masuk akal.
Ciri-ciri unik mereka membuat seluruh manusia takjub melihat, seorang manusia memiliki rupa sangat rupawan dengan bola mata yang bersinar dan rambut hitam panjang sehalus sutera.
Sejak mereka diperkenalkan satu sama lain, mereka ditakdirkan langsung dikirim ke dalam istana Kerajaan Ustmaniyah sebagai teman bermain. Pada awalnya Santika merasa waspada, karena dia sadar bahwa dia adalah seorang reinkarnasi dari dunia modern yang penuh teknologi, sedangkan Lance memiliki sifat yang hangat dan penuh harapan pada dirinya. Sekarang mereka adalah seorang anak yang sangat ceria yang dengan perlahan melupakan masa lalunya di dunia lain.
Dalam ingatan Amanda, Santika yang asli adalah seorang yang sangat jahat, karena dia tidak mendapat bimbingan dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Hidup mewah dalam Kerajaan Ustmaniyah yang megah dan diperlakukan seperti seorang putri bangsawan pada dasarnya dapat menghasilkan seseorang dengan kepribadian yang yang dan angkuh juga.
Santika yang di ingatan Amanda berada di alam semesta lainnya atau mungkin hanya khayalan semata. Negeri tempat sekarang Amanda bereinkarnasi sebagai Santika memiliki seni dan sejarah Timur Tengah, dengan nama Kerajaan Ustmaniyah.
Raja Osman I memerintah Kerajaan Ustmaniyah dan berkuasa mulai dari Hungaria hingga ke bagian utara Somalia di sebelah selatan, dan dari Aljazair di sebelah barat hingga Irak di sebelah timur. Pada dasarnya, Kerajaan Ustmaniyah memerintahkan hampir semua wilayah Timur Tengah. Mereka memiliki jalur perdagangan utama dan bahkan dianggap sebagai kerajaan termakmur karena perdagangan tekstil, rempah-rempah dan minyak buminya yang sangat strategis.
Yang lebih mengejutkan saat ini Santika asli adalah makhluk gaib yang ada di dunia ini. Di samping bayangannya, Amanda yang bereinkarnasi menjadi Santika dapat melihat bayangan yang lebih kecil yang menggambarkan sosok makhluk lain.
Terkadang bayangan ini bersembunyi di balik bayangannya dan menghilang dari pandangan semua orang. Pembinanya telah memberitahukan bahwa bayangan ini adalah refleksi dari rasa takutnya dan menjelma menjadi jin pendampingnya.
Hanya keluarga kerajaan yang memiliki jelmaan jin tertentu dan dapat memerintahnya secara mutlak, yang membuat Santika sangat beruntung memilikinya. Jin jelmaan yang dimiliki oleh Santika dapat berubah menjadi ikan Koi emas yang sangat cantik untuk dipandang.
Segera setelah pejabat istana dan warga mengetahui jin jelmaannya hanya bisa berubah menjadi seekor ikan, mereka mulai meremehkan dan menganggap Santika memiliki kecantikan yang tidak berharga dan memiliki jin pendamping terlemah dalam sejarah. Tidak ada satu orang pun dalam sejarah yang memiliki jin pendamping seekor ikan Koi emas yang sangat cantik.
Sang raja tertawa lepas mendengarnya dan berkata, “Seperti yang diharapkan oleh semua wargaku. Tenanglah... Putra Mahkota Kerajaan Ustmaniyah memiliki jin pendamping seekor singa, dia akan melindungimu”
Santika mengabaikan semua kritik dan hujatan yang dia terima, karena dia tahu ada kekuatan dan kemampuan besar yang tersimpan dari jin pendampingnya. Dia juga menghindari konflik terjadi karena khawatir perselisihan akan timbul akibat dirinya.
Oleh karena itulah mulai saat ini dia menutupi wajah dengan kain agar tidak ada yang bisa melihat wajahnya yang terdistorsi. Santika mulai meningkatkan kewaspadaan agar tidak ada yang bisa melihat wajah cantiknya.
Di lain waktu dengan senyuman polos Pangeran Lance datang menghampiri Santika dan bertanya, “Apa yang kamu lakukan disini?”
Lance mengikuti pandangannya dan melihat refleksi bayangan mereka terpantul jelas dari sungai. Mereka berdiri berdampingan dan mengamati sosok seperti malaikat yang menatap ke arah mereka. Mereka saat ini menggunakan pakaian putih longgar yang serasi dan lipatan kain sutera berkibar dengan sangat anggun terbawa angin sepoi-sepoi, sementara istana marmer yang tinggi dan megah berdiri di belakang mereka.
“Betapa megah dunia ini”, ucap Pangeran Lance.
“Kita pasti membutakan orang lain saat kita bersama” ucap Santika sedikit acuh tak acuh.
Lance mengedipkan mata dan memiringkan kepalanya seolah-olah tidak mengerti apa yang diucapkan Santika, lalu tersenyum manis dan meraih tangan Santika untuk diajak bermain.
“Mari main kejar-kejaran”
Santika dan Lance bermain kejar-kejaran dalam waktu yang lama, Lance menjadi lebih cepat seperti biasanya. Namun, Lance tiba-tiba tampak terlihat murung dan sikapnya berubah menjadi seorang anak yang manja dan sedih.
Santika pun mebelalakkan matanya, lalu dia menatap tangan mereka yang satu sama lain berpegangan dan tersenyum malu-malu.
“Saya mengetahui bahwa saya memiliki seorang adik laki-laki dan dia baru berumur tiga tahun”, ucap sang Pangeran.
“Hm... Dia sudah lahir, jadi putra mahkota kedua beda dua tahun dari diriku?”, ucap Santika di dalam hatinya.
Santika terdiam sejenak dengan tatapan kosong tetapi kepalanya dipenuhi oleh pikiran cemasnya.
“Apakah kamu sudah bertemu dengan adikmu?”, tanya Santika kepada Lance.
Pangeran Lance menggelengkan kepalanya dan berkata “Ayahku tidak mengizinkan untuk bertemu dengannya, dia ada di sayap barat istana ini.”
Santika pun terdiam sejenak kembali.
Sayap barat istana dikenal sebagai bagian istana dingin yang terbengkalai. Santika merasa simpati kepada Pangeran yang baru lahir ini, dia diperlakukan tampak seperti anak terlantar oleh kerajaan. Santika harus dengan segara mengunjungi Pangeran kedua dan berteman dengannya.
“Mungkin kita bisa bermain bersama dengannya nanti”, ucap Santika dengan optimis.
Lance terdiam dan tidak menjawab dan tampak seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Kemudian dia mengganti topik pembicaraan mereka dengan hal lainnya.
Bersambung...
Meskipun mereka sangat ingin bertemu dengan Pangeran kedua, Raja Osman I dengan tegas melarang mereka untuk bertemu. Pangeran kedua dikurung dan diisolasi secara ketat di dalam kamarnya sendiri, dan rencana Santika untuk bertemu dan berteman dengan Pangeran kedua ditunda.
Waktu terus berjalan dengan cepat dan saat ini Santika berumur sembilan tahun. Santika dan Lance melanjutkan pendidikannya dan beradaptasi dengan budaya di lingkungan Kerajaan Ustmaniyah dengan baik.
Kebanyakan wanita disini dipandang rendah, yang terkadang mendapatkan kekerasan fisik, sungguh beruntung sekali Santika diperlakukan sangat baik karena dia adalah calon tunangan Pangeran Lance.
Meskipun seorang perempuan dilarang melanjut pendidikan tinggi di Kerajaan Ustmaniyah, tapi Santika mendapatkan pendidikan tinggi dengan bantuan Raja Osman I. Santika sangat senang menghabiskan waktunya bersama Pangeran Lance dan duduk bersama di dalam sebuah kelas di Kerajaan Ustmaniyah.
...****************...
“Drago!”
Santika menangis meneteskan air mata sebelum dengan cepat meredam suaranya sendiri, kemudian melihat sekeliling untuk melihat apakah ada orang yang datang untuk menghampirinya. Ketika dia memastikan kalau tidak ada satu pun orang yang mau menghampirinya, dia menatap pria muda di hadapannya. Pria itu bertubuh tinggi dan berotot dengan kulit coklat kehitaman yang pekat yang membuatnya tampak seperti sangat mengintimidasi. Dia mengangkat kedua tangannya ke udara kemudian menekuknya sekuat tenaga sambil mendengus seperti orang tidak waras.
“Jangan main-main dengan Ikan Koi ini”, ucap jin pendamping Santika.
“Sempurna, Ha... Ha... Ha...”, Santika tertawa, “Hm... Sekarang dia terlihat seperti prajurit Kerajaan Ustmaniyah pada umumnya,”
Pria itu bertubuh tinggi dan berotot dengan kulit coklat kehitaman yang pekat itu adalah jelmaan jin pendamping Santika. Sebenarnya jin pendamping ikan Koi Emas milik Santika adalah jin pendamping tingkat tinggi dan raja dari semua jin pendamping di dunia yang dapat berubah menjadi Naga Emas kuat perkasa melalui ketekunan dan tekad yang sangat kuat dan murni. Warna emas ikan Koi melambangkan kekayaan, kejayaan dan kemakmuran.
Santika tahu bahwa jin pendampingnya dapat berubah-ubah menjadi makhluk yang sangat kuat jika tuannya merasa terancam keselamatannya, tapi dalam mode santai, jin pendamping Santika hanyalah seekor Ikan Koi Emas yang tidak berdaya. Santika menamai jin pendampingnya dengan nama Drago.
Santika merasa beruntung memiliki Drago, Drago memiliki sifat jenaka dan juga pintar. Drago semakin kuat dari hari ke hari dan mereka selalu berlatih bersama setiap malam untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan unik mereka.
“Drago!”
“Ada apa Tuanku?”, ucap jin pendamping Santika dalam kondisi Ikan Koi Emas.
“Jika kita sering berlatih seperti ini kita akan semakin kuat”
“Benar sekali Tuanku, sekarang aku dapat berubah-ubah menjadi makhluk yang sangat kuat karena kita sering berlatih”, ucap jin pendamping Santika, “Dahulu aku adalah seorang Raja dari semua jin pendamping di dunia dalam wujud Naga Emas kuat perkasa, tetapi kekuatanku disegel hingga menjadi Ikan Koi Emas yang tidak berdaya oleh seorang Raja yang bernama Sulaiman akibat keangkuhanku. Menurut Raja Sulaiman aku bisa berubah kembali ke wujud asalku dengan menjaga keturunannya hingga mendapatkan tekad yang sangat kuat dan murni.”
Santika merasa yakin bahwa Drago pasti akan sangat berguna dan membantunya di masa depan ketika dia menghadapi masalah. Santika masih memikirkan cara mendapat properti dan memproduksi barang senjata di dunia ini.
Perlu waktu yang sangat lama untuk mengetahui cara memproduksi barang lalu dijual untuk menghasilkan uang. Dia membutuhkan harta benda untuk berjaga-jaga jikalau Pangeran Lance meninggalkannya.
Santika dan Lance menjadi tidak terpisahkan selama bertahun-tahun. Meskipun Lance seterang matahari dan sekuat singa, dia tidak lagi terlihat manis dan polos. Santika datang untuk menyaksikan kekejaman dan harapan yang tidak masuk akal diberikan sang Raja kepada putranya.
Segera setelah Lance mengalami kepayahan yang tidak ada habisnya untuk menjadi seorang ahli pedang saat usianya sembilan tahun, dia dikirim dalam misi khusus untuk membunuh seseorang.
Korbannya adalah sebuah keluarga yang berisi laki-laki, perempuan dan anak-anak kecil. Akibat Pangeran Lance berpartisipasi dalam peperangan dan upaya pemberantasan yang tidak berakhir, cahaya tenang dan mudanya perlahan menghilang.
Sang Raja perlahan-lahan sangat membanggakan Pangeran Lance dan membentuknya menjadi seorang bangsawan yang sempurna. Santika hanya bisa melihatnya dengan ketakutan. Satu-satunya bukti kepribadian Pangeran Lance yang sebelumnya ceria adalah senyuman halus yang dia berikan kepada Santika secara pribadi dan tatapan matanya yang hangat setiap kali
Santika berpapasan dengan Pangeran Lance. Kapan pun Lance tidak sibuk, Santika akan selalu bermain bersama dan menghiburnya.
Tiba-tiba saja datang seorang pelayan dan memanggil Santika, “Santika, izinkan aku mengantar ke paviliun untuk bertemu dengan Pangeran Lance”
Jin pendamping Santika dengan cepat berubah kembali menjadi bayangan kecil saat pelayan istana masuk untuk menjemput Santika. Akhir-akhir ini pertemuan antara Pangeran Lance dengan Santika tidak bisa spontan dan lebih formal. Akibatnya mereka jarang sekali bertemu, tetapi Santika tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena dia lebih suka berlatih dengan jin pendampingnya.
Santika pun mengganti pakaiannya, dia dengan anggun berjalan menuju jembatan dan duduk di bawah pohon yang rindang di sebelah Pangeran Lance. Meskipun usia Pangeran Lance lebih tua satu tahun, dia tampak seperti sudah merasakan dunia luar dan memiliki postur tubuh yang ideal memancarkan karisma.
“Bagaimana mana mungkin anak berumur sepuluh tahun bisa terlihat gagah seperti itu”, ucap Santika di dalam hatinya dengan kagum.
Pangeran Lance memberikan senyuman kecil dan meletakkan kepalanya di bahu Santika, kemudian tertidur. Santika membiarkan Pangeran Lance tidur di bahunya dan duduk diam sambil mengeluskan tangan ke kepala Pangeran Lance, dia mengerti bahwa Pangeran Lance pasti mengalami hari-hari yang sangat melelahkan.
Disaat seperti ini Lance seperti anak normal dan Santika sangat ingin membantu meringankan bebannya. Lance dihadapkan dengan kenyataan yang cukup pahit, bahkan lebih buruk dari Santika.
Meskipun masa depan Pangeran Lance sangat cerah, tetapi masa kecilnya sekarang sangat menyakitkan. Santika ingin dikenang sebagai wanita cantik, lembut dan manis yang selalu membantu Pangeran Lance. Saat ini dia menyaksikan angin sepoi-sepoi mengacak-acak rambut hitam halusnya berkibar dengan lembut.
Pepohonan di paviliun istana menciptakan bayangan kecil diwajahnya dan satu demi satu dedaunan jatuh berguguran mengenai rambut halusnya. Setelah beberapa lama mengawasi, tubuh kecil Santika tidak bisa menahan dirinya dan akhirnya ikut tertidur.
Setelah beberapa lama angin menerpa pepohonan dan menjatuhkan dedaunan mengenai mata Pangeran Lance, kemudian Pangeran Lance terbangun. Dia mendapati dirinya tertidur dalam sandaran bahu Santika yang tertidur di bawah pepohonan rindang.
Entah mengapa, Pangeran Lance merasa sangat bahagia dan melupakan semua kejadian buruk yang menimpanya. Pangeran Lance merasa perhatian Santika meresap ke dalam hatinya, dan Santika adalah satu-satunya sumber cahaya dari kegelapan.
Santika perlahan-lahan membuka matanya dan sedikit memberi jarak dengan Pangeran Lance. Lance menatap sepasang mata Santika yang unik, mengingatkannya kepada indahnya malam hari yang di penuhi bintang-bintang bersinar dan warna hijau pada mata kanan Santika memberikan gambaran indahnya alam.
Tiba-tiba Pangeran Lance berdiri dengan cepat yang mengisyaratkan waktu bersantainya akan segera berakhir. Kemudian Lance menyampaikan kabar buruk kepada Santika, “Aku akan pergi. Ayahku mengirimkan aku untuk pergi berperang bersama prajurit Kerajaan Ustmaniyah. Kamu bisa menjaga dirimu sendiri, kan?”
“Apa? Apakah aku tidak salah mendengar berita ini?”, ucap Santika dengan kaget sambil mebelalakkan matanya seolah tak percaya dengan yang diucapkan Lance, “Kamu hanya seorang anak kecil yang berusia sepuluh tahun! Aku tidak rela melepaskanmu. Meskipun ayahmu seorang Raja, bukankah ini sangat keterlaluan. Kamu ini pewaris tahta Kerajaan Ustmaniyah, Bagaimana jika kamu gugur dalam peperangan?”, Santika sangat takut kehilangan Pangeran Lance.
“Adikku seorang Pangeran kedua akan menggantikanku jika aku gugur dalam peperangan. Perintah Raja adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.”
Pangeran Lance memberikan penekanan yang tegas diakhir ucapannya dan segera menutup mulutnya karena menyadari semua yang dia ucapkan dapat membuat hati Santika menjadi sedih. Pangeran Lance tidak ingin mengkhianati Raja, tetapi sang Raja terlalu kejam memberikan misi ini kepadanya.
Meskipun Santika sangat tahu kalau Pangeran Lance ahli pedang, dia tetap khawatir dan cemas. Dia takut kehilangan Pangeran Lance saat berperang karena Pangeran Lance terlalu dini untuk bergabung dengan prajurit di medan perang.
Dia sudah membayangkan jarak mental di antara mereka semakin menjauh dan rasa keputusasaan serta kesepian akan menghampirinya.
“Berapa lama kamu akan pergi berperang?”, tanya Santika dengan berbisik.
“Paling cepat aku akan kembali lima tahun kemudian, Spanyol sangatlah jauh dan ayah ingin aku mengunjungi negeri lain setelah berperang dan berkeliling wilayah kekuasaan di Kerajaan Ustmaniyah.”
Santika tahu bahwa Spanyol berada di Eropa. Dia melihat dari buku sejarah bahwa warga Spanyol memiliki rambut ikal berwarna putih dengan warna pupil berwarna biru muda. Dia juga tahu seberapa besar Kerajaan di daerah Spanyol.
Akankah Pangeran Lance membutuhkan waktu lima tahun untuk menaklukkan suatu negeri lalu berkeliling di sekitar wilayah kekuasaan Kerajaan Ustmaniyah?
“Aku akan kembali untukmu, Santika. Tolong tunggu aku dan ingatlah diriku selalu”, ucap Pangeran Lance dengan lembut sambil mengusapkan tangannya kepada kepala Santika dengan perasaan yang seolah-olah saat ini adalah terakhir dia melakukannya.
“Kembalilah padaku secepatnya.... Tanpamu, aku tidak punya teman curhat dan bermain disini, ingatlah jangan bermain hati dengan wanita lain diluar sana ya...”
Lance tertawa cerah mendengar ucapan Santika dan menatap dengan tatapan heran lalu berkata, “Orang bodoh mana yang bermain hati dengan wanita lain, ketika dia memiliki wanita tercantik di dunia ada di rumahnya?”
Firasat Santika merasakan ini terakhir kalinya dia melihat senyuman Lance, mungkin nanti senyuman itu bukan ditujukan untuk dirinya lagi. Bagaimana jika Pangeran Lance bertemu dengan Zaza selama perjalanannya? Sekali lagi ingatan sebagai Amanda mulai muncul kembali. Hatinya terasa seperti tercekik, dia sangat cemas akan masa depannya.
Tiba-tiba saja Santika memeluk Pangeran Lance dari belakang dengan melingkarkan tangan mungilnya di pinggang Pangeran Lance. Mereka berpelukan dalam diam dan setelah beberapa saat Santika menarik diri karena waktu mereka bersama akan segera berakhir.
“Aku sangat mencintaimu, Santika. Saat aku kembali, kita akan bertunangan lalu menikah dan hidup bahagia. Jangan bersedih, aku pasti akan kembali sebagai pria gagah berani yang selalu melindungimu”, ucap Pangeran Lance dengan berbisik kepada Santika yang memejamkan matanya untuk mendengar setiap kata.
Amanda membuka matanya dan mereka berdua tersenyum hingga pipi mereka memerah hingga ke telinga.
Saat Pangeran Lance kembali ke istana utama, dia tidak menyadari senyuman Santika yang menghilang seperti topeng. Ekspresinya berubah menjadi muram, seolah-olah Santika sudah tahu kebenaran bahwa Pangeran Lance akan bertemu dengan Zaza.
...****************...
Pada suatu hari yang berawan tebal, ibu kota Kerajaan Ustmaniyah dipenuhi tangisan saat kerajaannya mengirim pasukan prajuritnya.
Sebelum Pangeran Lance menaiki kudanya, Santika berbisik di telinganya, “Bawakan aku hadiah jika kamu kembali ya...”
Pangeran Lance menganggukan kepala dan mencium pipi Santika. Santika melambaikan tangannya melihat Pangeran Lance pergi berperang. Air mata yang tak terbendung jatuh di pipinya yang imut dan cantik saat dia menyaksikan Pangeran Lance menjauh darinya. Santika sangat sedih atas hubungan mereka, karena dia memiliki firasat bahwa ini adalah akhir dari kenangan terindah mereka bersama.
“Tolong jangan lupakan aku dan cintailah aku selalu dimana pun kamu berada”, teriak Santika kepada Pangeran Lance.
Pangeran Lance memberikan isyarat dengan menganggukan kepala dan melambaikan tangannya kepada Santika.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!