NovelToon NovelToon

THE KING'S TWINS

NASIB SIAL

PLAKKK

“ Berani sekali kamu menggoda Raja dan berniat memberikannya pewaris untuknya, jangan mimpi !!! ”, hardiknya lantang.

“ Kenapa aku tak boleh menghadirkan pewaris, bukankah aku juga istrinya ”, ucapnya mengiba.

“ Dasar j****g sialan !!! ”

“ Mati saja kau !!! ”, ucapnya dengan tatapan tajam.

Selanjutnya, tubuh Ratu dipegangi oleh para pengawal yang merupakan orang – orang milik selir agung dan langsung memasukkan racun kedalam mulut kakak tirinya tersebut.

“ Telan !!! ”, teriak selir agung memaksa agar kakak tirinya itu menelan racun yang diberikannya.

Tubuh Ratu terasa sangat panas dan dadanya tiba – tiba menjadi sesak sehingga dia hanya bisa merangkak meminta pertolongan.

“ Panas...panas... siapapun,  tolong aku....”, ucapnya kesakitan.

Tubuh Ratu mengelepar – ngelepar dilantai seperti ikan yang baru saja naik kedaratan dan membutuhkan air untuk bernafas yang bisa menunjangnya hidup.

“ To-tolong aku....”, ucapnya lirih.

Karena racun yang masuk kedalam tubuhnya sangat kuat maka tak membutuhkan waktu lama  detak jantungnya berhenti seketika seiring dengan darah merembes keluar memalui mulutnya dan mati.

CUTTT

“ Bagus ”, ucap sang sutradara puas.

Prokkk  prokkk  prokkk

Begitu sang sutradara berteriak para kru yang bertugas pun segera menyudahi pekerjaan mereka sambil bertepuk tangan karena syuting film hari ini berakhir cepat berkat acting memukau Mayleen hari ini.

“ Wah, acting Mayleen sanga bagus hari ini. Dia begitu menjiwai perannya  ”

“ Apa mungkin karena namanya sama dengan tokoh protagonis yang dimainkannya sehingga bisa menjiwai sedalam itu ”

“ Pantas saja dia disebut artis muda berbakat dengan banyak talenta ”

Itulah serangkaian bisik – bisik yang mewarnai setelah proses syuting berakhir.

Mendengar hal tersebut, Lusi sebagai manager Mayleen tentunya sanga bangga dengan artisnya itu sehingga diapun berjalan mendekati artisnya.

Prokkk prokkk prokkk

“ Aktingmu semakin hari semakin baik dan Piala Oscar tahun ini pasti akan menjadi milikmu ”, ucap Lusi sang manager bangga.

Melihat Mayleen masih tergeletak dilantai dengan wajah pucat Lusi pun segera menepuk pipi artisnya tersebut beberapa kali dengan panik.

“ Mayleen, bangun  ”

“ Jangan bercanda Mayleen, ini tidak lucu   ”, ucap Lusi dengan wajah cemas.

Melihat artisnya tak merespon dengan sudut mulut mengeluarkan darah Lusipun segera berteriak “ Panggil ambulan. Cepat ”.

Semua orang yang melihat kondisi Mayleen tampak kritis segera memanggil ambulan dan kekacauan pun mulai terjadi.

Disudut ruangan tampak seorang wanita tersenyum puas karena pada akhirnya saingan beratnya telah pergi sehingga dia bisa kembali merajai dunia entertainmen seperti sedia kala.

Sementara itu dilain dunia didimensi yang berbeda tepatnya dijaman kuno tampak sepasang anak kembar sedang menangisi seorang wanita cantik yag terbaring diatas ranjang dengan wajah pucat sambil sesekali mengusap pelu yang muncul dikening ibunya.

“ Ibu.....bangun bu....”

“ Kami janji tak akan nakal lagi jadi tolong bangun bu....”, ucapnya sesenggukan.

Kedua bocah kembar berusia lima tahun tersebut sudah satu bulan ini tak pernah keluar dari kamar sang ibu sejak wanita itu tak sadarkan diri setelah terjatuh dari tangga akibat mengejar mereka.

Suara tangisan keduanya samar – samar terdengar ditelinga seorang wanita yang saat ini sedang terbaring  diatas ranjang dengan wajah pucat dan keringat dingin yang terus membasahi tubuhnya.

Ingin rasanya dia membuka kedua matanya yang terasa sangat berat tersebut, namun semua usaha yang dilakukannya langsung gagal begitu saja seiring dengan kepalanya yang kembali berdenyut dengan kencang.

“ Achhh !!!! ”

“ Sakit ”, rintihnya dengan suara yang menyedihkan.

Mendengar suara rintihan sang ibu, sikembar pun langsung mendekatkan telingga mereka takut jika apa yang keduanya dengar  merupakan halusinasi semata.

“ Sakit ”, rintihnya lagi.

Melihat mulut ibunya bergerak pelan, keduanya sangat yakin jika pada akhirnya ibunya berhasil bangun setelah terbaring tak sadarkan diri selama satu bulan penuh.

“ Bu ”

“ Ibu kenapa ? ”

“ Bagian mana yang sakit biar Fei Ning obati .”, ucap bocah perempuan kecil tersebut dengan ekpresi penuh kekhawatiran.

Melihat ibunya sama sekali belum membuka mata meski kedua kelopaknya tampak bergerak dan mulutnya terus merintih kesakitan, Fei Ning pun segera menyuruh kakak kembarnya Fei Yun untuk memberitahu nenek Su jika ibunya sudah sadar sehingga bisa segera memanggil tabib.

Mayleen yang mendengar suara percakapan dua bocah disampingnya ingin sekali membuka mata tapi  kepalanya terasa sangat sakit.

Bukan hanya kepala saja yang sakit, bahkan seluruh anggota tubuhnya juga merasakan rasa sakit yang teramat sangat sehingga sulit baginya untuk bergerak.

Dalam keadaan lemah tak berdaya seperti itu dia hanya bisa pasrah menerima semua hal yang terjadi pada dirinya.

“ Aku tak menyangka jika air yang kuminum tadi adalah racun mematikan. Rasanya sangat menyakitkan sekali ”, batinnya sedih.

Mayleen pun kembali mengingat saat dirinya tak sadarkan diri setelah meminum air dalam syuting terakhirnya dimana dalam adegan tersebut dia mati setelah dipaksa menegak racun oleh adik tirinya.

“ Apa aku sekarang sedang berada dirumah sakit ? ”

“ Siapa kedua bocah yang sedari tadi memanggilku ibu ? ”

“ Kenapa bukan Lusi yang menjagaku ? ”,

Banyak pertanyaan muncul dalam benak Mayleen yang hanya akan terjawab setelah dia bisa membuka kedua matanya yang sampai detik ini masih terasa berat.

Mayleen merasakan jika tubuhnya sangat kaku, bahkan dibuat bergerak sedikit saja rasa sakitnya semakin bertambah.

Membuat  gadis yang baru saja merayakan ulang tahun ketujuh belasnya itu pada akhirnya kembali terdiam setelah gagal untuk membuka mata dan menggerakkan anggota tubuhnya.

“ Arcghhh !!! ”,

Mayleen kembali berteriak lantang masih dengan kedua mata tertutup waktu banyak ingatan asing masuk kedalam memori kepalanya secara bertubi – tubi hingga membuatnya terasa mau pecah.

Fei Ning mulai panik melihat ibunya kembali berteriak sambil terus menatap pintu kamar berharap kakaknya segera datang bersama tabib untuk memeriksa kondisi ibunya.

“ Bu, bertahanlah "

" Sebentar lagi kakak akan datang bersama tabib ”, ucap Fei Ning sambil mengusap keringat dingin yang mengucur deras ditubuh ibunya dengan handuk bersih.

Satu persatu ingatan asing mulai masuk kedalam memori kepala Mayleen tanpa diminta membuatnya terus merintih kesakitan.

“ Damn !!! "

" Bad memory !!! ”, pekiknya dalam hati.

Melihat ingatan sang pemilik tubuh asli dalam kepalanya membuat Mayleen seperti sedang menonton film hanya saja nasib gadis bernama sama dengannya tersebut memiliki nasib yang sungguh menyedihkan.

Setelah cintanya bertepuk sebelang tangan, dia terjebak dalam skema licik yang dibuatnya sendiri hingga hamil dan melahirkan anak kembar didesa terpencil yang berada dikaki gunung, tempat dimana keluarga besarnya mengungsikannya agar tak mencoreng nama baik keluarga Ru.

“ Jadi, suara anak kecil yang tadi terdengar adalah suara anak kembarku ”

“ Damn !!! ”

“ Fakta apa lagi ini ? ”, gumannya meracau dalam hati.

Mayleen hanya bisa meruntuki kesialannya dalam hati karena kedua matanya masih terasa sangat berat untuk dibuka.

Sayangnya dia masih harus membuka kedua matanya untuk  memastikan jika jiwanya telah bertransmigrasi kejaman kuno dan menempati tubuh wanita muda berusia dua puluh dua tahun dengan nama RU MAYLEEN.

Nama yang sama namun nasib keduanya sangat berbeda seratus delapan puluh derajat dengan diri Mayleen yang asli dijaman modern.

“ Sial !!! ”

“ Bagaimana aku bisa bertransmigrasi ? ”

“ Apa ini perbuatan dukun keji yang membuat jiwaku pindah kemasa kuno seperti ini ”

“ Archhh !!! ”

“ Sungguh sial aku jika semua ini benar terjadi  ”, Mayleen kembali meruntuki nasib sialnya dalam hati.

Mayleen yang tak ingin larut dalam pemikirannya sendiri mulai mengumpulkan tenaga dan berusaha untuk membuka kedua matanya yang terasa ditimpa batu berton – ton sehingga sangat sulit untuk dibuka untuk melihat jika apa yang baru saja dia tonton dalam memorinya bukanlah bunga tidur semata.

Yang menganjal hati Mayleen saat ini adalah mengenai wajah dan nama orang – orang yang ada dalam ingatan sipemilik tubuh asli sama dengan yang ada dijamannya.

Bahkan nama ayah, ibu serta kedua kakak dan musuhnya dalam dirinya terdahulu sama persis dengan yang ada dijama kuno ini seolah semesta sedang mengajaknya bercanda.

Yang membedakan hanya soal usia dimana dijaman modern Mayleen Berliana adalah remaja berusia tujuh belas tahun sementara disini dirinya adalah seorang wanita muda berusia dua puluh dua tahun yang memiliki anak kembar berusia lima tahun.

“ Jangan – jangan Ru Mayleen ini juga memiliki wajah sama sepertiku ”

“ Jika benar, maka aku akan membuat hidup Ru Mayleen bahagia dan akan membalas semua orang yang telah membuatku sengsara seperti ini karena aku yakin dibalik semua yang terjadi padaku ada sebuah skema licik yang cukup besar didalamnya  ”, batinnya bermonolog.

PERHATIAN

Meski tak lagi berteriak, tapi Mayleen masih terus gelisah dalam tidurnya dan hal itu tentu saja membuat Fei Ning menjadi semakin cemas karena melihat wajah sang ibu seperti menahan sakit yang teramat sangat.

" Kenapa kakak lama sekali "

" Padahal kondisi ibu sudah memprihatinkan seperti ini ", gumannya sedih.

Dengan penuh kelembutan, Fei Ning terus mengusap wajah dan leher sang ibu yang basah oleh keringat dengan handuk bersih yang ada ditangannya.

Sudut matanya sesekali melirik kearah pintu berharap segera terbuka karena dia sangat khawatir dengan kondisi sang ibu yang semakin lama semakin terasa lemah.

Perlahan, Fei Ning mengenggap tangan ibunya dan mulai menyalurkan tenaga dalam miliknya sambil menunggu kedatangan kakak kembarnya.

Begitu Fei Ning melihat pintu kamar dibuka dan muncul sosok wajah mirip dengannya Fei Ning segera menyudahi aksinya dengan perasaan lega.

“ Kakak ”, panggilnya pelan.

“ Bagaimana kondisi ibu ? ”, tanya Fei Yun penuh kekhawatiran.

“ Ibu terus mengingau dan berteriak kesakitan ”, ucap Fei Ning dengan kedua mata berkaca – kaca.

Nenek Su segera memeluk gadis kecil tersebut dan membawanya turun dari atas ranjang agar tabib bisa memeriksa kondisi nyonya mudanya tersebut.

“ Dia sudah melewati masa kriris dan hanya sedang bermimpi buruk saja. Aku akan memberikan resep obat untuk kamu tebus agar kondisinya cepat pulih dan aku akan kembali lagi kesini tiga hari untuk memantau kondisi nona muda ”, ucap sang tabib sopan.

Setelah mengambil resep yang ditulis oleh tabib, nenek Su segera menyuruh Yu Nian untuk menebus obat tersebut agar bisa segera diberikan kepada majikannya sementara dirinya akan mengantar sang tabib keluar hingga halaman depan.

Mendengar ucapan tabib dan melihat jika sang ibu sudah tertidur dengan tenang, Fei Ning dan Fei Yun merasa sangat lega.

Begitu juga dengan Li Tian, pengawal bayangan yang dikirim untuk menjaga nona muda Ru dalam senyap merasa lega setelah mengetahui jika Mayleen sudah sadar dan sekarang tinggal menunggu proses pemulihan saja.

Melihat jika tak akan ada hal berbahaya malam ini, Li Tian pun segera melesat pergi untuk melaporkan kepada tuan besar Ru mengenai kondisi terbaru nona muda Ru saat ini.

Meski dia sudah mengusir sang putri dari kediaman, namun rasa sayang yang cukup besar dalam dirinya membuat lelaki paruh baya itu tetap menempatkan beberapa penjaga bayangan untuk menjaga Mayleen dalam senyap.

“ Jadi dia sudah sadar ? ”, tanya tuan besar Ru lega.

“ Benar tuan. Dan sekarang nona muda sedang dalam proses pemulihan ”, ucap Li Tian melapor.

“ Lalu, bagaimana keadaan kedua cucuku ? ”, tanya lagi penasaran.

“ Tuan muda kecil dan nona muda kecil saat ini sudah lebih tenang daripada sebelumnya. Bahkan keduanya juga tengah tertidur bersama ibu mereka diatas ranjang ”, lapornya lagi.

“ Baguslah kalau kondisi semuanya baik. Terus pantau dan laporkan jika ada hal yang ganjil terutama kedua cucuku ”, peritahnya tegas.

“ Dimengerti ”, ucap Li Tian sebelum menghilang dengan cepat dari hadapan tuan besar Ru seiring seseorang yang mengetuk ruang kerja lelaki paruh baya tersebut.

**Tok tok tok **

Begitu Ru Chao bersuara, Yaolin orang kepercayaannya segera masuk kedalam ruang kerjanya sambil memberi hormat.

“ Saya sudah menemukan guru yang akan membimbing tuan muda Fei Yun dan nona muda Fei Ning ”, ucap Yaolin melapor.

“ Bagus, tunggu instruksi dariku selanjutnya ”, ucap Ru Chao sambil melambaikan satu tangannya keatas.

Melihat isyarat tersebut, Yaolin pun berjalan mundur dan langsung menutup pintu ruang kerja Ru Chao dari luar untuk membiarkannya kembali bekerja.

Didalam ruangan, Ru Chao terus saja berjalan mondar – mandir bersendekap sambil satu tangannya mengelus jangutnya yang sudah lumayan panjang tersebut dengan wajah gelisah.

“ Seharusnya sebentar lagi kekuatan mereka akan tampak dan sebelum hal itu diketahui oleh orang lain aku harus segera menyegelnya agar keduanya tak sampai diincar oleh orang jahat yang ingin memanfaatkannya ”, guman Ru Chao pelan.

Selama ini, kekuatan seorang anak akan muncul ketika usia mereka sudah menginjak enam tahun, dan itu berarti kekuatan sikembar akan mulai muncul satu tahun kedepan dari sekarang maka dari itu Ru Chao pun berusaha untuk mengantisipasinya sebelum hal itu terjadi.

Tanpa dia sadari kekuatan sikembar sudah muncul waktu usia mereka menginjak empat tahun.

Dua tahun lebih awal dari manusia umum biasanya, namun mereka bisa menyembunyikannya dengan baik meski kadang lepas kendali jika emosi keduanya sedang tidak stabil.

Setelah meminum ramuan obat yang diberikan oleh tabib yang memeriksanya, tengah malam Ru Mayleen terbangun dengan tubuh lengket oleh keringat yang keluar bersama obat yang dikonsumsinya.

Begitu dia hendak bangun, kedua lengannya terasa berat hingga dipun mulai mengedarkan pandangannya dan mendapati dua anak kecil beda kelamin tidur disamping kanan dan kiri tubuhnya.

“ Apakah ini kedua anakku ? ”

“ Mereka sangat lucu dan mengemaskan tapi sayangnya aku akan mengagumi keduanya nanti karena sekarang aku harus pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhku ini ”, gumannya dalam hati.

Dengan perlahan Ru Mayleen mengangkat satu tangannya dari kepala anak lelakinya yang hanya menempel sedikit dilengannya sebelum dia membebaskan satu tangannya lagi yang dibuat alas bantal oleh anak perempuannya.

Begitu dia terbebas, Ru Mayleen pun segera melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar menuju kamar mandi sesuai dengan ingatan pemilik tubuh asli.

Untungnya Ru Mayleen sering memerankan drama kolosal mengenai kehidupan jama kuno sehingga dia tak terlalu terkejut dengan bentuk bak mandi yang ada dihadapannya saat ini.

“ Dingin juga airnya ternyata ”, gumannya sedikit menggigil.

Dengan cepat dia membersihkan tubuhnya agar semua daki hilang dan tubuhnya kembali segar dan bersih.

Begitu Ru Mayleen selesai mandi dan ingin masuk kedalam kamarnya, dua sosok bocah kecil yang menatapnya dalam kegelapan membuatnya berjingkat karena terkejut.

“ Apa yang ibu lakukan ? ”

“ Kenapa ibu mandi malam – malam dengan air dingin ? ”

Ucap keduanya berbarengan dengan sorot mata penuh kekhawatiran membuat Ru Mayleen merasa sangat bersalah.

“ Maafkan ibu telah membuat kalian cemas. Ibu hanya tak nyaman karena badan ibu lengket sehingga memilih membersihkan diri tanpa membangunkan kalian ”, ucap Ru Mayleen dengan tubuh sedikit gemetar kedinginan.

Kedua bocah tersebut segera mendudukkan ibunya diatas ranjang dan dengan sigap keduanya membantu mengeringkan rambut hitam panjang milik Ru Mayleen dengan handuk kecil yang bersih sambil mereka mengeluarkan kekuatan mereka secara diam - diam untuk membuat agar kamar menjadi lebih hangat dari biasanya.

Melihat betapa perhatiannya kedua anak pemilik tubuh asli yang dirasukinya membuat hati Ru Mayleen merasa hangat.

Diapun berjanji dalam hati akan menjaga dan merawat kedua anak kecil tersebut dengan baik sebagai rasa terimakasihnya kepada pemilik tubuh asli yang jiwanya hancur setelah berhasil menyeret jiwanya dari dunia berbeda untuk menempati tubuhnya.

CURIGA

“ Aura ini...”

“ Malam ini terasa  lebih kuat dari biasanya ”, gumannya lirih.

Shao Mingyu pun segera melesat cepat menuju tempatnya bermeditasi untuk mencari posisi pasti aura kekuatan milik leluhurnya tersebut berasal.

Sudah satu tahun ini Shao Mingyu mencari keberadaan seseorang yang memiliki aura kuat milik leluhurnya namun usahanya tak membuahkan hasil karena aura yang terasa sangat lemah.

Dan malam ini, begitu aura tersebut terasa kuat maka diapun tak menyia – nyiakan kesempatan yang ada untuk melacak keberadaannya.

Cukup lama Shao Mingyu bermeditasi karena ada selubung yang tampak menghalanginya dan diapun berusaha untuk menembusnya.

Peluh mulai membasahi dahi Shao Mingyu dan keningnya berkerut cukup dalam berusaha untuk menembus pagar pelindung yang ada.

“ Perbatasan Kerajaan bulan dan kerajaan matahari ”, gumannya lega.

Setelah mengatur pernafasannya, pemimpin kerajaan langit tersebut segera membuka kedua matanya dan bersiap untuk berangkat menuju titik lokasi yang dia dapat dari penglihatan mata batinnya tadi.

Baru juga Shao Mingyu berada diperbatasan antara kerajaan bulan dan kerajaan matahari tiba – tiba saja aura tersebut menghilang hingga membuatnya kebinggungan sesaat.

“ Sial, kenapa bisa langsung hilang begitu saja ”, gumannya kesal.

Tak ingin menyia – nyiakan kesempata yang ada, Shao Mingyu pun berniat untuk tinggal selama beberapa hari didesa yang ada dikaki gunung tersebut untuk menyelidikinya secara langsung.

“ Siapa sebenarnya dia ? ”

“ Apakah ayahku memiliki anak haram diluar sehingga bisa mewarisi kekuatannya ”, batinnya gelisah.

Sementara itu dua bocah kembar yang kelelahan setelah menyalurkan kekuatan miliknya untuk membantu proses penyembuhan sang ibu tertidur disebelah Ru Mayleen dengan nyenyak.

Pagi harinya, begitu Yu Nian masuk kedalam kamar majikannya hatinya menghangat melihat ketiga orang yang disayanginya itu tidur sambil berpelukan.

“ Sudah, biarkan mereka beristirahat sebentar lagi ”, bisik nenek Su lirih.

Kedua orang wanita beda usia itupun berjingkat keluar dan menutup pintu kamar dengan lirih agar tidak menganngu ibu dan anak yang sedang tertidur pulas dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

Nenek Su segera membuatkan beberap tonik untuk diminum sikembar karena dia yakin keduanya pasti sangat kelelahan setelah menyalurkan tenaga dalam untuk ibunya.

Ya, nenek Su sudah tahu mengenai kekuatan besar yang dimiliki oleh tuan dan nona mudanya itu sejak masih bayi.

Melihat jika kekuatan besar itu akan membahayakan jiwa kedua anak majikannya, diam – diam nenek Su yang sebenarnya memiliki kekuatan elemen cahaya berusaha untuk menekan kekuatan Fei Yun dan Fei Ning sejak masih bayi agar mana besar yang mereka miliki tidak sampai meluap keluar sehingga membuat orang jahat mengincar mereka.

Kekuatan elemen cahaya yang dimiliki oleh nenek Su hanya Ru Chao yang mengetahuinya, selebihnya tidak ada yang tahu akan hal tersebut.

Dan Ru Chao juga tahu mengenai kekuatan yang dimiliki oleh cucu kembarnya itu juga dari nenek Su yang pada saat mereka masih bayi ikut membantu pelayan tua itu untuk menekan mana kedua cucunya yang sempat meluap keluar dari tubuh mereka hingga membuat beberapa orang yang memiliki kekuatan tinggi menyadarinya.

Untung saja nenek Su segera menyuruh pengawal bayangan milik keluarga Ru yang ditempatkan bersama mereka untuk segera melapor sambil dirinya membuat pelindung hingga tuan besarnya tiba.

Seharian Shao Mingyu berkeliling dengan menyamar mencari keberadaan aura yang menarik dirinya hingga kesini.

“ Desa ini tak besar dan warganya juga tak banyak, tapi kenapa aku masih belum bisa menemukannya ”, batinnya resah.

Sementara itu kedua bocah yang sedang dicari oleh Shao Mingyu saat ini sedang berceloteh riang dengan ibunya yang baru saja sadar setelah satu bulan lebih koma.

Mereka dengan sigap memberikan apa saja yang wanita itu butuhkan dengan tulus sebagai permintaan maaf karena ibunya terjatuh dari tangga depan rumah setelah mengejar mereka yang telah meledakkan dapur akibat ekprerimen aneh yang mereka lakukan.

Uhuk uhuk uhukkkk

Ada setetes darah segar keluar ketika Ru Mayleen batuk namun langsung diseka dengan menggunakan sapu tangannya.

Tapi sayang, aksinya ini kurang cepat sehingga Fei Ning yang ada disampingnya melihatnya dan langsung mengambil saputangan ditangan sang ibu untuk memastikan.

“ Kakak, panggil tabib Wei sekarang ”, ucapnya panik.

Melihat wajah ibunya kembali pucat dan ada darah dalam saputangan Ru Mayleen, Fei Yun pun tak mau membuang waktu dan bergegas keluar untuk memanggil tabib Wei.

“ Kemana nenek Su dan Yu Nian, kenapa mereka tidak ada ”, gumannya cemas.

Tak ingin banyak membuang waktu, Fei Yun pun menggunakan teknik kingkong dan segera terbang meloncat melalui atap rumah penduduk untuk sampai ketempat kediaman tabib Wei yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggalnya.

Sementara itu seorang lelaki yang sedang makan disebuah kedai tiba - tiba tubuhnya menegang waktu dia merasakan aura yang sangat kuat terpancar keluar.

“ Aura ini ? ”, batinnya tegang.

Shao Mingyu segera menghentikan acara makannya dan membayar dikasir untuk segera mengejar aura tipis yang dia rasakan barusan.

“ Aku tak boleh kehilangan jejaknya lagi ”, gumannya penuh semangat.

Menggunakan instingnya, Shao Mingyu segera melesat menuju jejak tipis aura yang Fei Yun tinggalkan di udara.

“ Tabib Wei !!! "

" Tabib Wei !!! ”, panggil Fei Yun beberapa kali ketika dia sudah berada didepan kediaman tabib Wei.

“ Ada apa bocah kecil ? ”

“ Kau menganggu waktu istirahatku saja ? ”, ucap tabib Wei menggerutu.

“ Ibu "

"Ibu muntah darah ”, ucap Fei Yun dengan wajah penuh kecemasan.

Mendengar ucapan Fei Yun, tabib Wei pun bergegas mengambil perlengkapannya dan segera mengunci pintu untuk pergi kekediaman Ru Mayleen.

Merasa akan lama sampai ditujuan jika mereka berdua berjalan maka Fei Yun pun kembali menggunakan kekuatannya dan berharap tak ada orang yang menyadarinya.

“ Tabib Wei, tolong anda pegang tangan saya”, ucap Fei Yun sopan.

Meski sedikit binggung namun tabib Wei pun mengikuti kemauan bocah kecil tersebut yang langsung melesat cepat keudara bergitu tangannya digenggam oleh Fei Yun.

“ Sesuai prediksiku, cucu tuan besar Ru ini bukanlah bocah sembarangan ”, batin tabib Wei  bermonolog.

Tabib Wei yang sempat merasakan jejak aura yang sangat kuat ketika pertama kali mengecek kondisi kesehatan nona muda Ru sudah sempat curiga terhadap kedua anak Ru Mayleen, tapi dia berusaha untuk mengabaikannya.

Dan sekarang,dia membuktikannya sendiri mengenai kekuatan besar yang sempat dia curigai dimiliki oleh sepasang anak kembar Ru Mayleen membuatnya tersenyum tipis.

Shao Mingyu yang merasa jika aura yang tadi sempat hilang kini kembali dan menjadi semakin kuat mulai mempercepat langkahnya sebelum aura itu kembali menghilang karena kekuatannya sudah menurun dengan drastis.

Melihat rumah munggil dengan halaman luas dihadapannya Shao Mingyu meyakini jika disanalah tempat tinggal seseorang yang selama ini dicarinya.

Li Tian yang bersembunyi dalam gelap terus mengawasi gerak – gerik lelaki asing yang tadi mengikuti pergerakan tuan mudanya bersama tabib Wei.

Melihat aura yang dipancarkan oleh lelaki tersebut cukup kuat maka Li Tian pun mulai memasang sikap waspada.

“ Apakah aura tuan muda menarik minat lelaki itu ? ”

“ Jika benar maka aku tak boleh lengah ”, batinnya curiga.

Shao Mingyu merasa jika pemilik rumah munggil tersebut bukanlah orang biasa melihat beberapa pasukan bayangan yang melindungi rumah tersebut.

Selain terdapat pasukan bayangan, kediaman tersebut juga dilindungi oleh sihir cahaya yang keberadaannya sangat samar dan hanya orang yang memiliki kekuatan tinggi saja yang bisa merasakannya.

“ Aku tak boleh gegabah. Kurasa aku harus mengawasi dari jauh sebelum mereka menyadarinya ”, batinnya  bermonolog sambil mulai memikirkan rencana kedepannya.

Sementara itu didalam kediaman, kedua saudara kembar tampak sedikit gelisah begitu mereka merasakan kekuatan yang sama dengan apa yang mereka miliki terasa disekitar mereka, namun lebih kuat dan gelap.

“ Apa kakak merasakannya ? ”, tanya Fei Ning melalui telepati.

“ Ya, kurasa ini karena aku menggunakan kekuatan cukup besar tadi sehingga memancing seseorang yang penasaran terhadapku ”, jawabnya dengan wajah sedikit bersalah.

“ Dasar ceroboh.... ”, tegur sang adik sambil melotot.

Telepati keduanya terputus ketika tabib Wei mulai menjelaskan kenapa Ru Mayleen sampai muntah darah tadi dan semua orang yang berada dalam ruangan pun mendengar penjelasan yang diberikan oleh lelaki tua tersebut dengan penuh perhatian.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!