We Are Different
perpindahan nino
pagi yang mencengangkan dan menegangkan untuk salah satu penghuni apartemen di kota brick lane ini
Dan tepatnya suasana itu datang dari seorang ayah dan anak tengah beradu ego saat ini
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
sekarang beresin baju kamu semuanya nino
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
...
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
nino jangan uji kesabaran daddy
Sang anak tetap memandangi sang ayah dengan tatapan tajam dan mengepalkan tangan
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Beresin sekarang lalu kita kembali ke rumah kita
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Ck
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Rumah yang mana?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Aku rasa rumah ku hancur semenjak aku duduk dibangku smp
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Nino!!
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Kamu pikir dengan sikap mu yang mementingkan ego mu seperti ini bisa membatalkan keputusan daddy
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Sikap ku seperti ini menurun dari mu
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Bereskan sekarang
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Tapi aku--
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Now!!!
Dengan perasaan malas dan marah nino memilih untuk menuruti perintah sang ayah untuk membereskan semua barang barang nya untuk dibawa kembali ke kota asalnya
Kini nino bersama dengan sang ayah tengah di bandara untuk kembali ke negara asal mereka berdua
Dimana cahaya sang rembulan menggantikan posisi sang mentari yang tengah beristirahat sejenak
Terlihat seorang pria dewasa tengah berada di bandara yang tengah menunggu seseorang yang ia cintai kembali pulang
Levi Strauss (Levi/Papa Nino)
Welcome back sayang
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Terimakasih, tapi apa yang kamu lakukan disini levi?
Levi Strauss (Levi/Papa Nino)
Aku hanya ingin menjemput mu dan nino, apa itu salah?
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Tidak, tapi ini sudah malam kamu bisa menunggu kita di rumah
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Kita?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
wait
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Daddy didn't say that I would be living in the same house with this person
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Jaga ucapan mu nino
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Kita ini keluarga dan levi adalah papa mu
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
No
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Yang aku tau aku cuman satu papa
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
namely Novan Setya
Dengan perasaan kesal nino pergi dari sana meninggalkan sepasang kekasih itu
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Dasar anak itu selalu saja membuat masalah
Levi Strauss (Levi/Papa Nino)
Sayang tenang lah dia masih remaja, dia masih di tahap mencari jati dirinya
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Aku harap dengan keputusan ku ini bisa merubahnya
kini nino dan kedua ayah nya itu telah sampai di sebuah rumah yang mewah
Nino dengan segara turun dan menarik koper itu untuk masuk kedalam rumah tersebut
Levi Strauss (Levi/Papa Nino)
Nino sayang ayo ikut aku biar--
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Aku sudah tau karna ini rumah ku dari dulu sebelum anda masuk tuan
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Nino daddy mohon bersikap lah yang baik kepada levi
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Dia juga papa mu sekarang
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
I said no, still no dad!!
Dengan keras nino menutup pintu kamarnya hingga membuat kedua maid dirumah tersebut terkejut
Nino berdiri di balkon kamarnya sambil menatap bintang yang bersinar di langit
Saat ini ia merindukan momen bersama sang papa tercinta
Dimana keluarganya masih menjadi keluarga yang harmonis
kesadaran nino beralih ke benda pipih yang selalu ia bawa kemana mana itu menunjukkan bahwa ada satu panggilan masuk
Saat membaca nama kontak tersebut nino tersenyum dengan segera ia menggeser tombol panggilan itu ke warna hijau
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
papa?
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
Halo putra kesayangan papa
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
Gimana perjalanannya tadi?
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
Seru tidak sayang
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Pa
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Papa tau kan aku tidak terlalu dekat dengan daddy
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
Haha ternyata kalian ini masih sama saja
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Pa
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
iya sayang?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Nino mau ikut papa aja
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
Tapi Nino sayang...
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Pa harta bukan segalanya buat nino
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
...
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
nino ini bukan masalah harta sayang
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Lalu?
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
kamu ingatkan kata papa?
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
terkadang kamu tidak perlu mengetahui begitu banyak hal
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Sampai kapan?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Oh come on, nino is an adult nino is not a child anymore pa
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
baiklah jika kamu ingin tau maka tunggu sampai kamu lulus kuliah
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Lama itu pa
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
Haha sabar saja sayang kamu pasti akan tau nanti
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
sudah sekarang kau istirahat tidur sana
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
papa dengar besok kamu sudah masuk sekolah di sekolahan yang daddy mu pilih bukan?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Itu juga dia pilih sekolah yang berada di bawah koneksi nya
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
lihat sisi baik nya sayang
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
Lagian kamu juga sering melakukan kesalahan waktu sekolah di london bukan?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Tidak
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Aku hanya membuat sedikit masalah kecil
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
Sedikit kata mu?
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
papa saja sampai pusing menerima panggilan telpon dari guru mu
Novan Setya (Novan/Papa Nino)
Sudah papa tutup telpon nya karena masih ada kerjaan
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Oke pa
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Jangan lupa istirahat juga pa
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
See you
panggilan berakhir diakhiri oleh nino yang mematikan panggilan tersebut secara terlebih dahulu
nino & jayden
Hari ini merupakan hari pertama nino mengawali aktivitas pertamanya di negara asalnya
Saat ini ia bersama dengan kedua ayahnya berada di suatu sekolah menengah keatas di kota thailand
Setelah menemui kepala sekolah kini nino diantarkan oleh wali kelasnya untuk pergi bersama kearah kelas yang akan ia masuki
begitu sampai tepat di depan kelas tersebut ia mendengarkan suasana kelas yang cukup ramai
khun maisya
selamat pagi semuanya
khun maisya
Jadi hari ini seperti yang kalian dengar bahwa kita kedatangan salah satu murid pindahan dari london yang akan menjadi bagian di dalam kelas kita
khun maisya
Baik kalau begitu, silahkan masuk yang diluar
Nino mulai memasuki kelas tersebut banyak sepasang mata yang kini tengah menatapnya dan ada juga yang tengah bergosip tentang nino
tentu saja nino tidak memperdulikan itu semua
khun maisya
Baiklah sekarang perkenalan dirimu nak
Mata nino mulai melihat seluruh isi kelas saat ia berdiri di depan papan tulis
Ia tengah mencari bangku kosong
Matanya menangkap salah satu siswa yang tengah tidur di kelas
pikir nino “apa dia tidak tau jika tempat ini adalah sekolah?”
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
nino
Setelah mengucapkan kata tersebut ia berjalan kearah bangku kosong di dekat jendela
dan kini wali kelas nino tengah menerangkan materi pelajaran biologi, tetapi fokus nino teralihkan saat siswa yang tertidur di kelas itu bangun dari tidurnya
sampai dimana tatapan mata mereka bertemu
Oke baiklah anggap saja murid itu hanya menatap nino biasa aja
Tetapi berbeda dengan nino
Jam kini menunjukkan pukul 10.30 Am dimana para murid tengah berhamburan keluar kelas yang dimana pergi ke kantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang tengah kosong
Hanya ada beberapa murid yang tinggal dikelas karena mungkin mereka membawa bekal dari rumah mereka masing masing
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
hey aku ingin bertanya
Jawab teman sebangku nino yang sedikit takut dengan nino
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Kenapa dia sering tidur di kelas?
???
Karena d-dia memang sudah t-terlahir untuk menjadi pintar
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
shit! bukan jawaban itu yang ku mau sialan
???
Lalu yang seperti a-apa?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Sudah lah kau keluar lah jika ingin keluar
???
ayo lah ke kantin kawan
???
Di kantin banyak siswi siswi cantik
Nino menatap tajam ke arah teman sebangkunya
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
pergi atau aku sobek mulut mu itu?
Dengan rasa takut murid tersebut segera pergi dari sana dan menuju ke kantin
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
(ck, ketua kelas macam apa yang suka nya tidur di dalam kelas?)
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
(sepertinya bermain main dengan nya sedikit cukup menyenangkan untuk ku)
Dengan segera nino pergi ke kantin dan membeli segelas minuman, tak menunggu lama nino kini sudah kembali ke dalam kelas
Dan tentu saja ia menjatuhkan segelas minumannya itu di bangku si ketua kelas dan itu mengenai bukunya
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
maaf aku tidak sengaja
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Sialan
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Hey kenapa kau mengumpat?
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Karna kau buku ku jadi basah
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Kan aku sudah meminta maaf
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
apa itu kurang?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Kau mau ganti rugi berapa demi sebuah buku?
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Bukan masalah ganti rugi
Jayden Putra Mahendra (Jay)
tapi kau menjatuhkan minuman mu ke buku ku terlihat seperti disengaja
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Oh ayo lah aku benar benar tidak sengaja
yah murid paling pintar satu sekolah dan menjabat sebagai ketua kelas 2-4 ini menjadi sangat marah dengan kelakuan nino
Mendengar suara khun maisya para murid kembali ke tempat duduknya
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Urusan kita belum selesai
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
(dia pikir aku takut dengan nya?)
Oke asal kalian tau selama 2 Minggu nino bersekolah di situ ia tak henti hentinya mengerjai jayden
para murid dan para guru bahkan kepala sekolah pun dilarang dengan nya untuk memberitahu kepada ayahnya tentang perilaku nya ini
Hingga suatu ketika dimana mereka berdua pulang sekolah, langkah kaki jayden di hentikan oleh 3 orang preman
???
Hey tunggu sebentar adik kecil
???
Apa kau tau jika kau berjalan di daerah ini kau harus membayar sebesar 15.000 thb
Jayden Putra Mahendra (Jay)
paman aku tidak punya uang
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Jadi mending kalian cari yang lain saja
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Dan ganti profesi apa kalian tidak bisa mencari pekerjaan?
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Padahal kalian juga masih lumayan muda
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Tapi sudah menjadi pengangguran
???
Jangan mencoba menceramahi kami
???
Cepat serah kan barang berharga milik mu ke kami
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
(ck, apa para preman itu buta?)
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
(apa preman disini tidak bisa melihat mana yang derajat nya tinggi dan yang rendah?)
Jayden yang sudah pasrah untung di pukuli oleh ketiga preman itu hanya memejamkan matanya
Tetapi ia mendengarkan suara pukulan yang cukup keras sedangkan dirinya saja tidak merasakan sakit dibagian tubuhnya manapun
Ah ternyata ada seseorang yang datang sebagai penyelamat nya
Nino dengan tatapan tajam nya seperti burung elang kini menghabisi ketiga preman itu dengan mengggila
saat dirasa ketiga preman itu sudah mulai lemah nino menarik tangan jayden dengan lembut untuk pergi dari sana
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Terimakasih
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Hmm
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Tangan mu berdarah, apa itu sakit?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Tidak
Jayden Putra Mahendra (Jay)
ayo ke rumah ku dulu biar aku obati
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Tidak perlu
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Aku bisa sendiri
Jayden Putra Mahendra (Jay)
oh ayolah biarkan aku melakukannya
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
....
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
oke terserah mu
mereka berdua berjalan beriringan dengan Jayden yang berusaha memecahkan suasana yang canggung diantara mereka berdua
Setelah berjalan sekitar kurang lebih 15 menit, kini mereka berdua telah sampai di rumah jayden.
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
(cukup sederhana)
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Ayo masuklah
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Apa yang kau tunggu?
saat mereka berdua masuk kedalam rumah jayden mereka disambut dengan papa jayden yang tersenyum hangat ke arah mereka
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
sudah pulang jay?
Jayden Putra Mahendra (Jay)
sudah, seperti yang papa lihat sekarang
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
yasudah kamu ganti baju sana papa akan memanaskan masakannya untuk mu
Tatapan bastian beralih mengarah ke nino, ia rasa sebelumnya tidak pernah melihat teman jayden yang satu ini.
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Jay
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
siapa dia?
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Apa dia teman mu sayang?
Jayden Putra Mahendra (Jay)
pa, dia itu...
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Sahabat
Jayden Putra Mahendra (Jay)
(what?)
Jayden sedikit terkejut dengan ucapan nino, ia berpikir sejak kapan dia dan nino menjadi sahabat?
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
oh sahabat di sekolah yah?
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Oke oke, kalau begitu jayden kamu ajak main si...
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Nino om
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Ah iya nino
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Kamu ajak main dulu si Nino nya, papa mau panasin masakannya
Jayden Putra Mahendra (Jay)
oke pa
kini bastian telah pergi meninggalkan keduanya ke dapur, dan tanpa aba aba jayden langsung menarik tangan nino kearah kamarnya
mini party?
kini nino berada di kamar jayden yang cukup sederhana dibandingkan dengan kamarnya.
Nino duduk diatas kasur milik jayden dengan memandangi jayden yang sibuk mencari kotak obat milik nya.
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Mana sini tangan mu
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
...
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Lama banget
Jayden menarik tangan nino yang terluka, kemudian ia dengan perlahan dan telaten merawat luka yang ada di tangan nino
Jayden Putra Mahendra (Jay)
makasih
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Makasih udah nolongin
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
gak capek?
Jayden Putra Mahendra (Jay)
h-ha?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Kamu udah ngomong itu berkali-kali waktu kita di jalan tadi
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Y-yaudah sih, cuman mau bilang makasih aja apa salahnya
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Terserah
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Jay ini papa
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Masuk aja pa
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Ayo turun, papa udah siapin makanan buat kalian
Jayden Putra Mahendra (Jay)
ayah udah pulang pa?
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Barusan aja pulang
Jayden Putra Mahendra (Jay)
(pantesan suara mobilnya gak asing)
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Oh iya, nino kamu lagi buru-buru pulang nggak?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Nggak om
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Yaudah kalau gitu kamu ikutan kita makan bareng aja
Nino hanya melirik ke arah jayden dan lirikan nino dapat dilihat jelas oleh bastian
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
udah gakpapa nino
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Gak perlu malu malu
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
anggap aja ini juga kayak rumah kamu
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Jadi mau ikut makan nggak?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Boleh om
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Oke, kalian segera ke bawah yah
sedetik kemudian bastian pergi dari kamar jayden untuk meninggalkan mereka berdua, Jayden sedikit merasa kesal dengan nino
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Why?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Apa ada masalah
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Ngapain kamu mau ikutan makan bareng sama keluarga ku?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Salah?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Papa mu sendiri yang ngajak tadi
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Yah tapi kan kamu bisa nolak nino
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
My father said that we cannot refuse the good fortune that is already in front of our eyes
Jayden Putra Mahendra (Jay)
bilang aja kalo kelaparan
Jayden pergi meninggalkan nino yang mungkin sedang menatap tingkah jayden
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
(naarak)
tak terasa kini sudah lama nino berada di rumah jayden hingga waktu menunjukkan pukul 7.54 am, sudah waktunya untuk nino pulang karena sedari tadi notifikasi pesan dan panggilan dari sang ayah sudah menumpuk banyak di ponsel milik nino.
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Kalau begitu saya ijin pamit pulang dulu om
Mahendra Raditya (Mahen/Ayah Jayden)
Kamu pulang naik apa?
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Kan ada bis yah
Mahendra Raditya (Mahen/Ayah Jayden)
Tapi udah malam ini jay
Mahendra Raditya (Mahen/Ayah Jayden)
Gimana kalau om antar kamu pulang nino?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
ah tidak usah om, saya bisa pulang sendiri kok
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Tuh kan apa yang jay bilang nino ini anak yang mandiri kok yah
Bastian Ardiansyah (Bastian/Papa Jayden)
Yaudah mending sekarang kamu antarin dulu si nino nya kedepan
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Tapi kan jay mau bantuin papa beresin tempat makan
Mahendra Raditya (Mahen/Ayah Jayden)
Ada ayah
Mahendra Raditya (Mahen/Ayah Jayden)
Udah sana antarin dulu teman kamu
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Iya iya
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Kalau begitu saya pamit dulu om
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Ayok!! lama banget
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Udah buruan sana pulang
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Thanks
Jayden Putra Mahendra (Jay)
kamu beneran mau jalan kaki di jam segini?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
...
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Yah kali aja kamu mau naik bus
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
emang masih ada bus di jam segini?
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Ada
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Tapi kamu harus jalan dulu sekitar 5 menit terus tunggu aja bus nya di pemberhentian
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Udah ketinggalan
Jayden Putra Mahendra (Jay)
Iya juga sih
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
yaudah aku mau pulang
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Makasih buat makanan nya
kini nino berjalan pergi dari pekarangan rumah jayden, tapi saat nino mulai menjauh....m
Jayden Putra Mahendra (Jay)
nino!!
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
hm?
Jayden Putra Mahendra (Jay)
take care
nino hanya membalasnya dengan senyuman yang sangat tipis
Mungkin tidak ada yang bisa melihat senyuman nya itu
saat nino masuk kedalam rumahnya ia telah disambut oleh sang ayah dengan tatapan tajamnya
Tapi tatapan itu dihiraukan oleh nino, ia berjalan melewati sng ayah dengan santainya
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
masih ingat rumah kamu?
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Darimana saja?
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Kenapa panggilan dari daddy gak kamu angkat?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Bukan urusan daddy
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Nino!!
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Dad nino capek hari ini
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Nino gak ada mood buat berantem sama daddy
Nino meninggalkan sang ayah begitu saja, sang ayah sangat pusing melihat tingkah laku anak nya yang menurutnya sangat tidak patuh dengan didikannya
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Astaga anak itu, sampai kapan dia tidak akan mendengarkan aku
Levi Strauss (Levi/Papa Nino)
Sayang sabar lah, perlahan-lahan nino pasti akan mendengarkan mu
Levi Strauss (Levi/Papa Nino)
Aku yakin itu
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Ada apa?
Gerry Djohan (Gerry)
Hey ku dengar tuan muda oktavio ini sudah kembali ke negara asalnya
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
gak ada nama oktavio di dalam nama ku
Gerry Djohan (Gerry)
baiklah baiklah tuan muda fernandez
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
To the point
Theo Walcott (Theo)
ada waktu kosong gak nih nin?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Kenapa?
Gerry Djohan (Gerry)
Main lah
Theo Walcott (Theo)
Sekalian ngerayain kepulangan mu aja sih
Theo Walcott (Theo)
Mini party lah
Theo Walcott (Theo)
Yah gak ger?
Gerry Djohan (Gerry)
Yoiii bro
Gerry Djohan (Gerry)
Gimana nin ada waktu kosong gak?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Ada
Gerry Djohan (Gerry)
Besok?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Sekolah
Theo Walcott (Theo)
Yaudah hari sabtu aja kalo gitu
Gerry Djohan (Gerry)
Setuju dah
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Kalian atur aja
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Farzan sama kaivan kalian ajak?
Theo Walcott (Theo)
Tentu lah dimana ada theo pasti ada kaivan
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Hm
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Dasar bucin
Gerry Djohan (Gerry)
Udah udah kenapa jadi ribut sih
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
Nino
Dengan segera nino mematikan ponselnya
dapat ia lihat sang ayah sekarang tengah berdiri di hadapannya
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
panggilan dari siapa?
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
Gerry theo
Oktavio Aldigantara (Okta/Daddy Nino)
lusa kamu ikut daddy datang ke acara perusahaan daddy, kita berangkat bertiga
Nino Fernandez Oktavio (Nino)
What?!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!