Ribuan tahun yang lalu, saat seluruh dunia masih dalam keadaan damai. Muncul sesosok yang dengan kedatangannya langsung membuat seluruh dunia kembali kacau.
Raja iblis Satan, yang sudah tertidur ribuan tahun tiba-tiba bangkit kembali dari tidur panjangnya. Dia kembali memimpin kerajaan iblis dan berniat menguasai dunia.
Para dewa tentunya tak bisa tenang dengan perbuatan Satan itu, sudah ribuan tahun sejak Satan tertidur, dunia Azter tak mengalami masalah besar. Kehidupan disana sangat aman damai, bahkan sangat jarang ditemukan peperangan antar kerajaan.
Tapi kelihatannya kedamaian itu tak akan berlangsung lama karena terbangunnya Satan dari tidurnya dan kembali mengancam kedamaian dunia ini.
Para dewa ingin sekali menghentikan perbuatan Satan, tapi mereka terkuat satu peraturan mutlak, yaitu dilarangnya mereka membantu makhluk mortal secara langsung. Tapi tetap saja mereka tak bisa membiarkan Satan berbuat sesukanya, apalagi tak ada satupun orang di Azter yang bisa melindunginya.
Setelah cukup lama mencari cara, akhirnya para dewa menemukan satu cara yang pasti dan tak melanggar aturan itu. Sebenarnya juga bukan cara yang sulit, tapi harus mendapatkan izin dewa dunia itu. Cara yang dimaksud adalah memanggil sekelompok orangnya akan mereka tugaskan untuk menyelamatkan dunia itu.
Tak hanya harus mendapatkan izin dari dewa dunia itu, tapi ada satu syarat yang sangatlah penting untuk melakukan hal itu, yaitu keadaan yang dipanggil harus berada dalam keadaan hidup dan mati, atau singkatnya keadaan mereka haruslah sangat genting sampai tak ada pilihan lain selain pergi ke dunia itu agar selamat.
Setelah menceritakan keadaannya pada dewa yang mengawasi bumi, para dewa bekerja sama membuat suatu musibah yang akan dihadapi satu sekolahan. Dari sekian banyak pilihan, mereka memutuskan untuk membuat angin ** belitung untuk itu.
Tapi sebelum itu mereka harus membuat semua penduduk Azter percaya atau paling tidak tau kalau mereka adalah pahlawan yang ada, untuk itu mereka menugaskan dewa ruang dan waktu untuk melakukannya.
Dia menuju seribu tahun sebelum kebangkitan raja iblis. Dirinya tak perlu langsung turun tangan, tapi membuat suatu ramalan yang akan dimasukkan kedalam pikiran seorang peramal terkenal saat itu.
Seperti baru dimasukkan sebuah memori, peramal itu mengatakan sebuah ramalan dunia kepada salah satu raja yang berkuasa. Ramalan yang akan merubah keadaan dunia ini tergantung bagaimana mereka ini.
Ramalan tersebut mengatakan kalau akan ada suatu masa dimana semua ras akan bersatu melawan dewa kehancuran yang memimpin ras iblis. Seluruh ras itu akan dipimpin sekelompok orang berkekuatan besar dan muncul secara tiba-tiba ke dunia mereka.
Tentu saja dia jadi bahan tertawaan semua orang saat itu, bahkan raja itu sendiri mengolok-oloknya dan mengatakan kalau dia berniat mengacaukan Azter dengan buatannya itu.
Peramal itu sangat kesal dan segera meninggalkan kerajaan itu. Tapi dirinya tak berhenti sampai disitu saja, perjuangannya untuk memperingatkan seluruh umat tak hanya sebatas itu saja. Dia mendatangi kerajaan yang lain dan mengatakan hal yang sama.
Tapi tetap saja semua kerajaan yang dia datangi tetap menganggapnya orang gila. Bahkan mereka tak segan akan mengusir peramal itu dari negeri mereka.
Saat dia kehilangan semua kepercayaannya, seseorang datang mendekatinya. Dia juga menanyakan tentang ramalan yang sudah dia katakan itu, dengan senang hati peramal itu menceritakan tentang mimpi yang sudah dia alami.
Dia menceritakan semua hal dengan sangat hati-hati dan berharap satu orang itu akan mempercayainya. Harapannya berubah manis, ternyata orang yang sudah menolongnya adalah seorang sastrawan yang tersohor saat itu.
Dia mengatakan kalau akan membuat buku yang mencangkup ramalan itu dan berharap seluruh ras akan mempercayainya.
Pertama, perkenalkan namaku adalah Kisaragi Yukito. Seorang pelajar biasa dari distrik 21 kota Tokyo, penampilanku juga tak terlalu keren atau jelek (bukannya aku menjelekkan diriku sendiri) bisa dibilang sangatlah biasa saja tapi memang kuinginkan.
Aku memiliki rambut hitam, dan pupil mata yang berwarna biru. Kehidupan sangatlah tenang tanpa masalah berarti sekaligus tanpa beban berat, atau mungkin itulah yang kuinginkan tapi...
Seorang bersayap malaikat berada didepan kami semua, dia mengenalkan dirinya sebagai dewa. Walau begitu aku merasa kalau dia akan sangat mengesalkan bagiku terutama karena...
Mungkin ada yang penasaran kenapa kami bisa bertemu dengannya, mari kita kilas balik beberapa waktu sebelumnya.
---
Seperti biasa Yukito berjalan dari rumahnya menuju sekolah tempat dia mencari ilmu.
' Aku bukanlah seorang penyendiri hanya saja aku tak suka jika diganggu orang lain, tapi tetap saja aku bukan anti sosial. Jika seorang anti sosial tak punya seorang teman pun, berbeda denganku. Aku punya beberapa teman tapi tetap tak bisa kusebut dengan sebutan sahabat.
Teman ya hanya sekedar teman, kami jarang sekali bermain bersama selain di sekolah.
Oke kita kembali ke topik...
Alasanku berjalan kaki menuju sekolahan adalah karena ingin menikmati hembusan angin pagi yang menurutku sangat bagus bagi tubuh manusia. Tapi tetap saja ada kelemahan dari berjalan kaki ke sekolah.
Bukan karena jaraknya yang jauh atau melelahkan ataupun terkena sinar matahari, tapi karena ada masalah lain dan itulah yang membuatku selaku berdoa agar tak tejadi hari ini...' batin Yukito
Tapi mungkin dewa sedang bermain-main denganku, kurasakan seseorang menepuk pundak dari belakang.
' Dia adalah Sakura Himawari, seorang teman sekelas sekaligus bunga sekolahan. Dia memiliki rambut hitam panjang lurus, mata dengan pupuk biru dan tinggi badan standar.
Alasan kenapa dia disebut sebagai bunga sekolah adalah karena parasnya yang bisa membius banyak sekali pria, tapi tak untukku. Aku merasa dia memang cantik, tapi apalagi.
Satu lagi, dia sangat aktif dalam kegiatan sekolah tapi nilainya juga sangat tinggi. Bisa dibilang paket sempurna yang sangat diinginkan laki-laki manapun. Oh ya, dialah yang kumaksud dengan kelemahan berjalan kaki ' batin Yukito
" Selamat pagi yuu-kun..." sapanya dengan senyuman manisnya.
" Selamat pagi, kau sangat semangat hari ini..." balasku sambil mencoba berbasa-basi sebentar.
" itu karena aku bisa bertemu yuu-kun pagi ini!!! Sudah beberapa hari kita tak berangkat bareng..." itulah yang dia katakan.
Dia selalu memasang wajah penuh senyuman saat berbicara denganku, dan itu membuatku mendapat cukup banyak masalah. Seperti kali ini, sudah lebih dari sepuluh pasang mata menatapku dengan sangat tajam. Aku tentunya paham dengan maksud itu, hanya saja tak mungkin aku bersikap kasar kepadanya, bisa-bisa satu sekolahan membullyku.
Aku yang hanya seorang pelajar biasa kenapa sangat akrab dengan bunga sekolahan, mungkin banyak yang bertanya-tanya seperti itu. Itu karena kami adalah teman masa kecil, yah seperti novel pada umumnya.
Kami sd berada di satu sekolahan yang sama, tapi kami berpisah saat smp dan itu membuatku cukup senang. Saat kami masih sd, aku sering sekali mendapat masalah karenanya, bukan dengan kakak kelas ataupun teman sekelas, tapi dengan segala keusilannya.
Karena itu aku sedikit merubah sifatku yang dulunya cukup ramah, sekarang menjadi sedikit dingin dengan perempuan. Rencana itu berhasil untuk membuat cukup banyak perempuan memilih menghindariku, tapi ternyata tak berlaku untuknya.
Kali ini aku berharap akan ada seseorang yang datang dan membuat keberadaanku sedikit menghilang dan bisa membuatku pergi darinya.
" yo, Yukito..." seseorang menepuk pundak dari belakang dan membuatku seketika mengalihkan perhatian kebelakang.
Dia Makoto Shimizu, teman denganku sekaligus ketua kelasku. Dia seorang yang sangat riang dan cukup semangat yang membuatnya populer dikalangan gadis-gadis. Dia ikut ektrakurikuler sepak bola dan memiliki posisi sebagai penyerang, mungkin itulah yang membuat dia semakin terkenal.
Sifatnya yang suka membantu temannya menjadi nilai tambah baginya, seperti sekarang ini. Dia adalah satu-satunya yang tau kalau aku tak suka dengan gadis manapun dan selalu membantuku menghindari dari gadis itu.
"Selamat pagi Sakura-san..." tak lupa dia juga menyapa Sakura.
Dia segera mengajak bicara gadis itu dan membuatku bisa sedikit menghilangkan keberadaan. Aku sedikit menyelinap menjauh dari mereka dan memilih jalan lain menuju sekolahan. Aku melewati banyak sekali gang dan juga sesekali harus memanjat tembok untuk sampai ke sekolah dengan menghindarinya.
Singkat cerita, aku sudah ada didalam kelas dan dengan tenang duduk dikursiku. Saat aku mulai bersantai disana, tiba-tiba luar kelas sangatlah ribut dan kelihatannya aku tau alasannya.
Pintu kelas dibuka dengan kasar sekeakan didobrak dan segera menampilkan seorang gadis yang terengah-engah mirip dengan seorang yang baru saja lari keliling lapangan. Dia segera menatapku dengan sangat tajam, semua anak sekelas memandang kami dengan aneh.
'Ayolah, aku hanya ingin kehidupan yang tenang, apa itu sulit? ' batinku yang sangat mengeluh saat itu.
Sepertinya para dewa ingin membuat diriku banyak masalah, karena itu mereka menciptakan gadis ini. Sesekali aku mengutuk semua dewa yang ada dan menganggap mereka tak melakukan tugas dengan baik.
Sakura segera mendatangiku, dia terus saja memasang raut wajah marah dan menatapku dengan sangat amat tajam. Seperti yang sudah diduga, dia langsung menceramahiku dan juga menanyakan alasanku menghindari dirinya.
"Apa karena aku kurang cantik? Apa karena aku membuat banyak masalah untukmu? Apa aku mengganggumu? " tanya Sakura dengan nada marah.
Aku yang sudah sangat bosan dengan hal itu sekaligus membuat dia tak mendatangiku kembali, aku balik menatapnya dengan tajam. Mungkin akan terlihat kalau aku sedang memandang kotoran didepanku, sangat jijik, seperti itulah.
"Ya, kau selalu menggangguku, membuatku banyak masalah dan yang terpenting kau membuat hari-hariku tak memiliki ketenangan sama sekali! " jawabku dengan sangat dingin.
Tapi tak seperti yang kuharapkan, kukira kalau dia akan segera lari dan menangis, dia malah tersenyum lebar kepadaku.
"Ternyata kau sudah bisa merubah sifatmu, yuu-kun! " jawabnya
Aku sangat bingung dengan ekspresi yang dia tampilkan. Dan semua itu membuat seluruh teman sekelas kami memandangku dengan sangat tajam sekaligus iri.
Mungkin semua laki-laki sangat ingin diberikan senyuman dari Sakura, hanya untuk dirinya sendiri. Jadi melihat aku mendapat beberapa kali senyuman tulus dari Sakura, membuat semua laki-laki sekelas sangat iri.
< pov. Sakura >
Hari ini cuacanya sangatlah dingin, seperti sikap Yukito kepadaku. Entah karena apa tapi dia selalu menghindariku setiap waktu, tapi meski begitu aku tetap mencoba mendekatinya sebisaku.
Tapi mungkin inilah puncaknya, saat aku menanyakan apakah aku membebaninya dan memberitakannya, dia malah menjawab sangat kasar. Aku hampir menangis mendengar ucapannya, tapi saat kutatap wajahnya aku sadar kalau dia sebenarnya juga merasa bersalah.
Aku yang awalnya mau meneriakinya, merasa kebingungan dan akhirnya memberinya senyuman dan langsung meninggalkannya.
Dia tak menghentikanku atau apapun, tapi malah langsung duduk kembali kekursinya seperti tak terjadi apapun. Tak ada seorangpun yang mencoba mengajaknya berbicara saat itu, aku merasa terkejut saat melihat tatapan seluruh siswa padanya.
'Mungkin Yukito akan segera terkena masalah,...' aku tau jelas kalau tatapan yang diberikan bukan lah tatapan senang, marah atau semacamnya, melainkan sebuah tatapan membunuh.
Aku merasakan kalau ada sesuatu yang akan terjadi pada Yukito, diam-diam aku terus mengikutinya. Mulai dari istirahat, ke kantin bahkan ke atap sekolah.
< pov end >
---
Saat istirahat Yukito tak langsung menuju kantin. Dia memilih di kelas dahulu sampai keadaannya cukup sepi, barulah dia berjalan menuju kantin. Tak seperti dugaanku kantin masihlah sangat ramai, mau tak mau aku harus ikut berdesakan disana.
Setelah mendapatkan makanan yang kuinginkan, aku tak menuju kelas. Pastinya saat ini sangat banyak anak yang ada di kelas, dan aku memilih menuju atap sekolah. Untuk kesana butuh beberapa perjuangan, aku harus melewati puluhan anak tangga untuk mencapai kesana.
Aku memilih atap karena satu hal, tak banyak orang disana dan pastinya saat ini disana tak ada seseorang sama sekali. Dan dugaanku sangat tepat, disana sangatlah sepi tak ada seorangpun selain aku, dan....
Sedari tadi aku merasakan ada seseorang yang mengikuti sedari tadi. Awalnya aku berpikir kalau itu adalah penggemar Sakura, yang mana tadi aku sudah membuat masalah dengan Sakura, akan sangat wajar kalau mereka memberikan pelajaran di sini.
"Siapapun kau keluarlah! Kau pikir dari tadi aku tak tau kalau kau mengikutiku..." kataku yang sedikit membentak.
Dari balik pintu didepanku, seorang gadis menampakkan dirinya. Bukannya takut, dia malah tersenyum lebar meskipun didepannya adalah orang yang tadi pagi sudah membentaknya.
"Ya, yuu-kun. Seperti biasa, kau selalu waspada!..." kata Sakura yang melambaikan tangan kanannya kepada Yukito.
'Kenapa dia? Bukannya seharusnya yang mengikutiku adalah para penggemar Sakura? ' Yukito sendiri merasa bingung dengan keberadaan Sakura disana.
Biasanya setiap gadis yang dibentak, akan menghindari orang itu beberapa saat. Memilih tak berbicara ataupun menyapa orang itu, tapi sepertinya kejadian ini berbeda dengan biasanya.
"Kenapa kau ada disini? Mau cari masalah lagi? Atau mau membuatku dalam masalah besar kembali? " Yukito tak menurunkan kewaspadaannya dan tetap menatap Sakura dengan tajam yang mengisyaratkan kalau dia saat itu sangatlah marah.
'Aku harus membuatnya marah kepadaku selamanya, kalau tidak bisa-bisa banyak yang membenciku! ' batin Yukito saat itu.
"Sudahlah yuu-kun, disini tak ada siapapun. Kau bisa menjadi dirimu sendiri ditempat ini! " kata Sakura yang mendekatinya. "Aku yakin kau bertindak seperti ini pasti ada sebabnya! Kau bisa mengatakan hal itu kepadaku, mungkin aku bisa membantumu! "
Yukito tetap saja memasang raut wajah marah, dia sama sekali tak termakan oleh bujukan Sakura. Dirinya segera menghindari dan memilih naik keatas tong air yang ada disana dan segera membuka makanannya.
Tentu saja perbuatan nya membuat Sakura marah, dia sudah berusaha merangkai kata-kata untuk membuat Yukito yakin padanya, tapi akhirnya tetap saja tak ada perkembangan.
Sebungkus roti mendarat tepat di wajahnya, dan Sakura segera menangkapnya. Dirinya bingung dengan asal roti itu, dan dia teringat dengan Yukito.
"Makanlah, aku yakin kalau kau belum makan sama sekali! " kata Yukito yang tak mengindahkan pandangannya.
Seketika pipi Sakura memerah mendengar perkataan Yukito. 'Tak kusangka dia perhatian! Dia tau kalau aku belum makan apapun sedari tadi '
'Sikapmu yang seperti ini yang semakin membuatku ingin terus berada didekatmu, Yukito! ' batin Sakura sambil membuka bungkusan itu.
Dia terkejut saat mengetahui kalau isi roti itu adalah selai stroberi yang sangat dia sukai. Dia merasa kalau tak mungkin Yukito akan memakan yang isinya selai stroberi, sedari tadi roti ini memang untuknya.
"Kau beli yang rasa stroberi untukku yaa! Terima kasih Yukito, tak kusangka kalau kau tau kesukaanku! " kata Sakura yang merasa sangat senang.
"Heh, untukmu?..." jawab Yukito yang menghentikan perkataannya. "Mana mungkin aku membelikannya untukmu! Tadi, kantin kehabisan yang rasa coklat, jadi aku beli yang rasa itu saja..."
Sakura tersenyum mendengar perkataan Yukito, dia kenal kalau Yukito tak pernah jujur dengan perasaannya sendiri. Dia memakan makanannya dengan senang, tapi ada satu hal yang sepertinya dilupakan Sakura saat itu.
Dia merasa kalau tenggorokanya sangatlah kering, apalagi tak ada air putih disana. Dia melihat Yukito dengan tenangnya meminum air miliknya dan membuat Sakura ingin sekali membuatnya.
"Hey Yukito!! Aku minta air minum,..." kata Sakura yang tak bisa menahan dirinya.
Melihat Sakura, Yukito membuat senyuman tipis. Dia merasa kalau Sakura sangatlah lucu kalau dia bertingkah seperti anak kecil, dia segera menghilangkan senyumannya sebelum Sakura menyadarinya.
Tapi itu sudah terlambat, Sakura melihat senyuman tipis milik Yukito. Dia mematung sebentar saat melihat senyuman Yukito saat itu, menurutnya itu sangatlah keren. Ditambah lagi dengan keadaanya yang sangatlah mendukung, dengan hembusan angin yang membuat rambut Yukito bergerak-gerak, menambah keren.
"Menurutku kau lebih baik banyaklah senyum! Kau tau, kalau kau lebih pantas kalau banyak senyum, mungkin akan banyak yang akan menyukaimu! " saran Sakura.
" kau tau apa? Sampai sekarang saja kau tak punya pacar, mau mengguruiku masalah percintaan! Lebih baik kau cari pacar dulu sebelum mengajariku! " kata Yukito sambil menuruni tong air itu.
Dia memberikan sisa air miliknya kepada Sakura, Yukito hanya membeli satu botol air saja dan tentunya mereka haruslah berbagi.
"Nih, tadi kau minta air kan? "
Sakura menyandang botol air itu dengan terapan aneh, bukan karena isinya yang sudah setengah, tapi karena hal lainnya lagi.
'Tunggu, kalau begini bukan nya disebut ciuman tak langsung!!' batin Sakura saat itu.
Dia mulai ragu apakah akan meminum air itu atau tidak, tapi karena tenggorokanya tak bisa ditahan lagi Sakura akhirnya meminum air memberikan Yukito.
'Kalau saja kau tau yuu-kun, kalau kau lah orang yang ku suka!' batin Sakura yang melihat Yukito perlahan meninggalkannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!