NovelToon NovelToon

Cinta Elsaliani

01

"Saya nikahkan dan kawinkan anak saya Nurul Elsaliani binti Ismail Abdullah dengan engkau Ahmad Iqbal Ardimas Saka bin Adimaja Saka dengan mahar 30 gram emas dan seperangkat alat solat di bayar tunai" Ucap Ismail dengan khidmat dan tenang.

"Saya terima nikah dan kawinnya Nurul Elsaliani binti Ismail Abdullah di atas diri saya dengan mahar yang telah di sebutkan, tunai." Ucap Iqbal dengan suara lantang.

Tangan Iqbal masih saja berjabat dengan tangan milik Ismail yang duduk tepat di hadapannya dengan di dampingi oleh Kiai Saifullah yang menjadi penghulu di pernikahan cucunya.

"Sah sah." Jawab para hadirin yang berada di dalam mesjid tempat pelaksanaan akad nikah antara Iqbal dan Elsaliani. Selanjutnya suasana diselimuti keheningan yang terdengar hanyalah bacaan doa yang di lantunkan dengan merdu oleh Kiai Saifullah. Setelah sesi doa selesai, suasana kembali di penuhi dengan tawa bahagia dari pihak keluarga kedua mempelai, sanak saudara dan para ustad, ustazah dan santri yang ikut meramaikan acara akad yang memang di gelar di pondok pesantren yang di pimpin oleh Kiai Saifullah. Di hari tersebut yang terasa hanyalah kebahagiaan yang tiada tara, semua seakan ikut berbahagia dengan pernikahan Iqbal dan Elsaliani.

Suara pintu yang di buka dari luar membuat ingatan tentang dua bulan yang lalu menghilang dalam seketika. Dengan tubuh yang gemetar dan rasa takut yang menyelimuti di sekujur tubuhnya, mengubah perasaan Elsaliani dalam seketika menjadi kacau mencengkam. Kaki Elsaliani dengan sendirinya segera berdiri tegap lalu dengan cepat tangannya segera meraih kerudung yang terletak di ujung ranjang dan segera mengenakannya. Kaki nan gagah dan panjang yang sedari tadi berdiri di pintu perlahan melangkah semakin mendekati Elsaliani yang masih saja mematung di tempat dengan kepala yang tertunduk.

"Aku butuh beberapa baju dan juga celana, jadi cepat siapkan!" Jelasnya dengan suara tegas lalu melangkah keluar dari kamar.

Dengan langkah yang terburu-buru Elsaliani segera berlari menuju kamar yang berada tepat di depan kamarnya, dengan gesit tangannya segera mengepack beberapa baju dan celana ke dalam sebuah ransel yang berwarna hitam. Setelah mengecek berulang kali, memastikan bahwa semuanya telah ia masukkan ke dalam ransel, setelah yakin Elsaliani langsung meletakkan ransel tersebut di atas kasur dan bergegas keluar dari kamar tersebut, namun langkahnya langsung terhenti ketika ujung kerudungnya di tarik pada bagian belakang.

"Aku lapar, siapkan makan untukku sekarang juga!"

"Ba ba baik." Jawab Elsaliani dengan terbata-bata.

Secepat kilat Elsaliani segera menuju dapur lalu menyiapkan makanan untuk Iqbal. Setelah semuanya selesai, Elsaliani langsung menghidangkan masakannya di meja makan di saat itu pula Iqbal datang dan langsung duduk di kursi meja makan, tangannya langsung meraih piring yang berisikan nasi goreng, namun pandangannya masih tertuju ke meja makan, seakan sedang mencari sesuatu, dalam seketika pandangan tersebut langsung beralih pada Elsaliani yang masih berdiri di seberang meja sana.

"Kamu menyuruh aku makan nasi doang? mana lauknya? jangan pancing emosi aku!" Bentak Iqbal yang langsung membuat Elsaliani ketakutan.

"Maaf, maafkan El!" Pinta Elsaliani dengan menekuk wajahnya kebawah.

"Ashhh, aku tidak butuh kata maaf dari kamu, kata maafmu itu tidak bisa membuat aku kenyang, cepat ambilkan lauknya!"

"Maaf..."

"Berhenti bilang maaf! Cepat ambilkan lauknya, aku mau makan!"

"Maaf, tapi memang tidak ada apa-apa lagi yang bisa El masak, sudah sejak lima hari yang lalu semua barang-barang dapur habis, hanya ini yang tersisa." Jelas Elsaliani.

"Apa? Hah, lalu kenapa hanya diam saja, kenapa tidak bilang sama aku?"

"Ba ba bagaiman El mengatakannya, tuan tidak ada di rumah, dan juga El tidak tau nomor ponsel tuan."

"Lalu, selama lima hari ini kamu hanya makan nasi aja? dasar bodoh!"

"El sudah terbiasa dengan keadaan ini, kalau tidak ada yang ingin tuan sampaikan lagi, El permisi." Jelas Elsaliani dan melangkah meninggalkan meja makan.

"Siapa yang menyuruh kamu bergerak, tetap berdiri diposisi tadi, aku belum selesai bicara!"

"Maaf"

Elsaliani kembali melangkah ke tempat semula lalu kembali berdiam diri di sana. Iqbal bangun dari duduknya, kakinya mulai mendekati Elsaliani lalu tangan kanannya mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku celana jeans nya dan meletakkannya ke atas meja makan.

"Isi kulkas sampai penuh! aku tidak ingin kejadian hari ini terulang kembali. Jangan pernah sajikan nasi tanpa lauk di hadapan aku lagi. Ingat itu baik-baik!" Tegas Iqbal lalu segera kembali ke kamarnya.

Perlahan tangan Elsaliani mengambil uang tersebut lalu melangkah menuju pintu depan, tetap berdiri di sana menunggu Iqbal datang. Beberapa menit berlalu, Iqbal pun muncul dengan ransel di bahunya dan tangan kanannya menjinjing jaket kulit berwarna coklat. Dengan gagahnya Iqbal terus melangkah menuju pintu utama di mana Elsaliani sedang menunggunya. Dia terlihat begitu tampan dengan kemeja abu-abu yang di padu dengan jeans panjang hitam dengan kedua lututnya yang terekspos begitu jelas. Tubuh atletis yang di miliki Iqbal di tambah dengan tinggi badan yang menjulang membuatnya terlihat begitu sempurna, apalagi semua keindahan yang ia miliki selalu di balut dengan gaya fashion yang kekinian ala-ala barat campur Korea membuat siapa yang melihatnya langsung terpikat. tidak hanya sampai di situ, kegantengan Iqbal semakin berlipat karena satu lesung pipi di pipi bagian kirinya yang menyempurnakan mahakarya di wajahnya.

"Kenapa mematung di sini? apa uang belanjanya kurang?" Tanya Iqbal ketika matanya mendapati Elsaliani yang berdiri di depan pintu.

"El, hm,,,El tidak pernah keluar, jadi El sama sekali nggak tau jalan di daerah sini."

"So? Kamu nyuruh aku nemanin kamu, gitu? apa kamu lupa dengan aturan yang telah kita tetapkan, kamu dan aku nggak akan pernah keluar jalan bersama, nggak akan. Aku sama sekali tidak ingin jalan dengan perempuan yang berwajah seperti kamu, kita tidak sebanding untuk jalan berdampingan, kamu sadarkan perbedaan besar kamu dan aku!"

"El faham, El tau kita tidak sebanding. Tapi El sama sekali tidak bermaksud seperti yang tuan bicarakan barusan. El tidak ada niat sama sekali untuk meminta tuan agar menemani El keluar, sama sekali bukan itu maksud El. Tuan ambillah uang ini kembali, belanjalah ketika tuan pulang lagi, permisi dan maaf!" Jelas Elsaliani yang berusaha menahan air matanya agar tidak melesat keluar dari mata bulatnya, kakinya ingin sekali pergi dari sana namun lagi dan lagi Iqbal menghentikannya.

"Siapa yang menyuruhmu pergi? tetap di tempatmu aku belum selesai bicara. Dengarkan aku baik-baik, mulai hari ini hingga seterusnya, jangan pernah bergerak dari tempatmu sebelum aku memerintahkan kamu untuk pergi. Hah ya, satu lagi jika kamu tidak belanja lalu apa yang akan kamu makan? apa kamu memang ingin mati kelaparan? begitu maksud kamu?" Jelas Iqbal dengan penekanan pada setiap kata yang ia ucapkan.

"Tidak, maksud El...El....maaf, El hm,,,El...."

(Bagaimana ini? apa yang harus aku katakan lagi padanya? kenapa aku selalu begini di hadapannya? mengapa aku selalu saja tidak bisa berkata-kata setiap kali dia terlihat kesal dan marah pada ketidak jelasan ku, aku harus bagaimana sekarang?) Bisik hati Elsaliani yang tidak bisa mengendalikan dirinya.

"Sudahlah, aku tidak ingin lama-lama berada di dekat perempuan jelek seperti kamu. Terserah kamu mau makan apa aku tidak peduli." Gumam Iqbal emosi dan langsung keluar dari rumah meninggalkan Elsaliani Seorang diri begitu saja.***

Semoga manteman semua suka dengan novel saya🥰🥰

jgn lupa Like, komen, vote terus klik ♥️ tuk jadiin novel favorit manteman🤭😅

ikuti ceritanya ya, bakal seru kok🤭

Kamsahamida😘😘😘😘

02

Semenjak dua bulan yang lalu Elsaliani telah menjadi istri sahnya Iqbal, namun tidak pernah sekalipun Iqbal memperlakukan Elsaliani selayaknya seorang istri. Bahkan dia terus menerus meninggalkan Elsaliani seorang diri di rumah. Pernikahan di antara kedua terjadi lantaran perjodohan yang di rancang oleh kedua orang tua mereka masing-masing.

Semenjak menikah dengan Iqbal, segala hal dalam hidup Elsaliani berubah 180 derajat, hari-hari yang dulunya penuh dengan tawa bahagia, perlakuan manja serta kenyamanannya dalam seketika berubah menjadi suram mencengkam, perlakuan Iqbal terhadapnya sungguh sangat memprihatinkan, Iqbal terus saja menghina, mencela bahkan memperlakukannya dengan kasar. Sejak awal keduanya telah sepakat untuk tinggal terpisah dari orang tua mereka, dengan alasan agar Iqbal tinggal dekat dengan tempat kerjanya. Semenjak keduanya sah menjadi pasangan, semenjak itu pula keduanya tinggal pisah dengan keluarga Iqbal, terlebih lagi keluarga Elsaliani yang memang tinggal di Bandung.

Dua hari telah berlalu semenjak Iqbal meninggalkan Elsaliani tempo hari. Tepat pukul 16.00 Elsaliani keluar dari kamar mandi yang ada di kamarnya, ia keluar sambil bernyanyi riang dengan kaki yang terus melangkah menuju lemari baju dengan tubuh yang hanya terbalut dengan handuk berwarna putih yang hanya selutut dan rambut panjangnya yang terbungkus dengan handuk yang berwarna senada. Tangannya mengambil pakaian yang ada di lemari lalu meletakkannya ke atas kasur, seketika itu pula ia terperanjat kaget ketika matanya melihat sosok Iqbal yang sedang berbaring santai di atas ranjang, dengan mata yang terus menatap kearah Elsaliani, mengetahui hal tersebut dengan cepat tangan Elsaliani segera meraih selimut lalu cepat-cepat menutup seluruh tubuhnya terkecuali wajahnya.

"Sejak kapan tuan di situ? kenapa tuan....?" Elsaliani mencoba bertanya meski dengan penuh rasa takut. Elsaliani langsung menghentikan ucapannya ketika Iqbal bangkit dari tidurannya dan mendekati Elsaliani.

"Kenapa? apa aku tidak boleh masuk ke kamar ini? Ingat ini rumah aku, so terserah dong aku mau masuk ke mana aja!'

"Bukan itu maksud El...." Jelas Elsaliani sambil melangkah mundur menjauhi Iqbal hingga membuat punggungnya mentok dengan dinding kamar sebelah Utara.

"Berapa kali sudah aku ingatkan, Jangan bergerak dari tempatmu jika aku tidak menyuruhmu. Apa kamu mulai bermasalah dengan ingatanmu? hah!" Gumam Iqbal dengan wajah yang mulai terlihat kesal dan kembali melangkah mendekati Elsaliani.

"Maafkan El, tolong maafkan El."

Elsaliani mulai di penuhi dengan rasa takut, ia terus memejamkan matanya karena begitu takutnya beradu pandangan dengan mata tajam Iqbal. Kedua tangannya terlihat gemetar namun ia terus saja tetap menggenggam erat selimut yang menutupi tubuhnya.

"Dengar baik-baik, rumah ini milik aku, jadi terserah aku mau berada di ruangan manapun. Dan satu lagi, aku sama sekali tidak pernah dan tidak akan tertarik dengan tubuhmu ini, kamu telanjang sekalipun aku tetap tidak akan terpikat, karena mata aku ini tidak akan pernah tertuju kearah gadis jelek seperti kamu, mata aku hanya akan menatap pada gadis-gadis cantik saja. Jadi kamu tidak perlu berharap kalau aku akan menyentuh tubuhku itu. Jangan berharap hal yang mustahil terjadi, kamu bukan selera aku, ingat itu baik-baik!" Jelas Iqbal dan langsung berlalu begitu saja.

Setelah Iqbal keluar dari kamar tersebut tanpa tunggu lebih lama lagi, tubuh Elsaliani langsung ambruk ke lantai, air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya pecah juga, ia hanya bisa menangis tersedu-sedu.

(Ya Allah berikan aku kekuatan. Ya Allah, hanya engkau pelindung bagi diri ini, hamba tau ya Allan bahwa rencana engkau adalah yang terbaik untuk hidup hamba, oleh karenanya berikanlah hati ini ketabahan dan kekuatan untuk melewati semua dugaan ini ya Allah ) Rintihan Elsaliani yang begitu larut dengan kesedihannya.

"Siapkan aku makanan, aku lapar!"

Suara teriakan Iqbal dari ruang makan sana cukup membuat Elsaliani segera menghentikan tangisnya, dengan cepat ia mengenakan pakaian dan kerudungnya lalu segera berlari menuju asal suara Iqbal.

Elsaliani langsung menghadap Iqbal yang ternyata sedang duduk di meja makan.

"Aku udah beli makanan tadi, sana gih ambilkan sendok dan minum buat aku!"

"Baik, tunggu sebentar!" Ujar Elsaliani dan segera mengerjakan apa yang Iqbal perintahkan.

Elsaliani kembali ke meja makan dengan sebotol air minum dan sepasang sendok dan garpu di kedua tangannya. Perlahan Elsaliani langsung meletakkan botol minuman tersebut di hadapan Iqbal, lalu membuka bungkus makanan dan meletakkannya sendok serta garpu kedalam kotak makanan tersebut lalu menyodorkan kotak nasi tersebut tepat di hadapannya Iqbal. Tanpa protes Iqbal langsung melahap makanannya, tiba-tiba ia menghentikan aksi makannya ketika matanya melirik ke arah di mana Elsaliani masih berdiri tegap tepat di sampingnya, tangan Iqbal meraih plastik yang masih berisikan kotak nasi lalu mendorong plastik tersebut ke arah Elsaliani.

"Untuk kamu!" Seru Iqbal sinis dan kembali makan.

"Terima kasih! tapi El masih punya makanan sisa tadi siang!" Jawab Elsaliani lalu kembali mengembalikan plastik tersebut ke hadapannya Iqbal.

"Aku bilang ambil!" Tegas Iqbal yang mulai terpancing emosi.

"Gadis jelek ini tidak berhak menerima makanan dari lelaki setampan tuan. Berikanlah makanan tersebut pada gadis yang tuan sudi untuk menatap wajahnya. Apa boleh El kembali ke kamar sekarang?"

"Tetap berdiri di situ sampai aku menyuruhmu pergi!"

Jelas Iqbal dengan tangan yang menggenggam erat plastik tersebut. satu setengah jam telah berlalu namun Elsaliani masih saja berdiri tegap mematung di sampingnya Iqbal, bahkan sesekali Elsaliani terlihat hampir tumbang namun dengan cepat tangannya menggenggam kursi yang ada di sebelahnya. Sedangkan Iqbal kini terlihat asyik dengan ponselnya bahkan sesekali tersenyum bahagia dengan sendirinya.

"Bagaimana bisa baru sebentar saja aku sudah merindukanmu!" Ucap Iqbal dengan raut wajah yang di penuhi dengan kebahagiaan, tanpa sengaja mata Iqbal melihat ke arah di mana Elsaliani masih berdiri.

"Kenapa masih di situ?'"

"Karena tuan belum menyuruh El untuk pergi."

"Haa,, aku lupa. Ya udah sekarang kamu boleh pergi."

"Terima kasih tuan!" Ucap Elsaliani dengan senyuman.

Elsaliani hendak pergi dari sana, namun entah apa yang terjadi tiba-tiba saja tubuh Elsaliani ambruk ke lantai, dengan cepat Elsaliani mencoba untuk bangun meski harus dengn bersusah payah akhirnya ia kembali berdiri. Ketika kakinya telah siap untuk melangkah kembali di saat itu pula Iqbal muncul tepat di hadapannya.

'Kenapa?"

"Tidak apa-apa tuan, permisi!"

"Tunggu!!!"

"Ada apa tuan?" Tanya Elsaliani yang mulai resah.

"Siapkan baju untuk aku, malam ini aku ada acara."

"Baiklah akan El siapkan, tapi sebelum itu bolehkah El minta waktu 10 menit saja, setelah itu El janji, El akan langsung menyiapkannya."

"Tidak, aku maunya sekarang!"

"El mohon tuan, tolong 10 menit saja. Setelah itu El janji, El akan langsung melakukan apapun yang tuan perintahkan."

"Lalu selama 10 menit itu kamu akan bersantai ria memanjakan kakimu yang kewalahan karena terus berdiri barusan? begitu maksudmu?"

" Tidak tuan, bukan begit...."

"Lalu untuk apa? mau telponan dengan orang tuamu atau mungkin dengan abangmu? lalu mengadukan perlakuan aku sama mereka?"

"Sungguh bukan itu maksud El."

"Lalu untuk apa? mau berdandan? tidak perlu, kalau sudah jelek ya udah jelek aja, mau di apain juga ya tetap jelek."

"Cukup!" Teriak Elsaliani yang benar-benar tidak bisa lagi mengontrol emosi dan amarahnya.***

03

"O,,,,jadi sekarang kamu sudah bisa marah rupanya, aku penasaran seliar apa sih kalau lagi marah. Segera siapkan bajuku, sekarang!" Tegas Iqbal dengan senyuman sini dan tatapan tajam.

"El hanya minta 10 menit saja, tidak, bukan 10 menit tapi 7 menit saja. El janji kalau El akan akan sholat dengan cepat, setelah itu El akan langsung menyiapkan baju untuk tuan. Tujuh menit saja, El mohon!" Pinta Elsaliani dengan lutut yang tertekuk ke lantai dan air mata yang perlahan mulai menetes.

"Sholat??"

"Iya, sebentar lagi waktu magrib akan segera berakhir, jadi El mohon, tolong biarkan El pergi, 7 menit aja!"

"Baiklah, tapi ingat cuma 7 menit!" Tegas Iqbal dan langsung memasuki kamar tidurnya.

Di atas ranjangnya sana, Iqbal terlihat begitu fokus menatap jam yang terpasang erat di tangan kirinya, dia terus menatap jarum jam tanpa berkedip sama sekali. Disaat itu pula dengan langkah yang tergopoh-gopoh Elsaliani memasuki kamarnya Iqbal dengan sarung dan mukenah yang masih melekat di tubuhnya.

"Kamu terlambat 31 detik!" Jelas Iqbal dengan kaki yang turun dari ranjang lalu melangkah mendekati Elsaliani yang masih mematung di depan lemari.

"Maafkan El! Baiklah, El akan segera menyiapkannya, katakanlah baju apa yang ingin tuan kenakan?"

"Siapkan aku stelan yang terlihat keren, elegan dan tampan karena malam ini aku akan menghadiri pesta ulang tahun cewek aku."

"Ulang tahun?"

"Iya, udah cepetan, ntar aku telat loh!"

"Iya, tunggu sebentar!"

Dengan cepat tangan Elsaliani langsung membuka lemari baju milik Iqbal dan cepat-cepat mencari stelan yang bagus untuk Iqbal. Elsaliani terus saja memilih-milih, hingga akhirnya tangan Elsaliani langsung mengambil sebuah kemeja coklat yang tergantung di antara ratusan kemeja lainnya, lalu memasukannya dengan jeans berwarna coklat tua dan segera meletakkannya ke atas tempat tidur.

"Kamu yakin dengan pilihanmu itu?"

"Apa tuan ingin menukarnya dengan yang lain?"

"Aku sedang bertanya padamu lalu kenapa kamu balik bertanya ke aku!

"Maafkan El tuan, El tidak bermaksud kurang ajar. Jujur El tidak pernah menghadiri acara-acara seperti itu. Bisa tolong tuan rekomendasikan?"

"Sudahlah percuma memintamu, biar aku sendiri yang melakukannya." Tegas Iqbal.

Iqbal langsung mengambil pakaiannya sesuai dengan seleranya. Setelah merasa telah pas dan puas dengan setelan yang ia pilih, tanpa tunggu lama Iqbal langsung membuka kaos yang sedari tadi ia gunakan, ketika itu terjadi dengan spontan Elsaliani langsung membalikkan tubuhnya, pandanganya langsung mencari arah lainnya.

"Kenapa masih di sini? atau kamu memang sengaja ingin melihat aku ganti baju? dasar gadis mesum, aku tau kamu pasti cari kesempatan buat melihat tubuh indahku ini kan?"

"Maaf, maafkan El. Tuan memang sangat sempurna, namun tidak ada niat sedikitpun di hati El untuk melakukan apa yang baru saja tuan tuduhkan itu. El masih di sini, karena tuan belum menyuruh El untuk pergi. El tidak ingin membantah tuan lagi!'

"Oke, kalau begitu cepat berbalik kearah aku!" Pinta Iqbal sembari mendekati Elsaliani, karena tidak ingin memperkeruh keadaan, Elsaliani langsung menuruti perintah sang suami. Ketika berbalik arah, ia mendapati tubuh Iqbal yang berdiri tegap di hadapannya, tubuh tinggi Iqbal seakan menutupi seluruh tubuh munyilnya Elsaliani.

"Kancing kan kemeja aku!"

"Apa?" Elsaliani terperanjag kaget dengan permintaannya Iqbal.

"Aku bilang kancingkan kemeja aku!"

"Tidak, jangan meminta El untuk melakukannya!"

"Kenapa? bukankah tadi kamu bilang kalau kamu bukan gadis mesum, ya udah baktiin sekarang ucapanmu itu!"

Dengan terpaksa, dan dengan tangan yang terlihat begitu gemetar, El mulai melakukannya, meski perasaannya kian tidak menentu, apa lagi ketika ia menyadari bahwa Iqbal terus saja menatap ke arahnya. Perlahan tangan Iqbal menyentuh kedua bahunya Elsaliani, aksi tersebut semakin membuat perasaan Elsaliani tak karuan, lalu dengan cepat El langsung melangkah mundur menjauhi Ikbal.

"Kenapa? bukankah kamu bukan gadis mesum? lalu kenapa kamu menghindar dari aku?" Tanya Iqbal dengan penuh rasa percaya diri.

"El, El hanya....."

"Cepat selesaikan pekerjaanmu!" Perintah Ikbal yang cukup membuat Elsaliani mau tidak mau langsung kembali melakukannya.

"Ba,baiklah!" Jawab Elsaliani dan kembali menyelesaikan tugasnya.

'"Ingat, jangan tunggu aku karena aku akan pulang telat" Jelas Iqbal setelah selesai berpakaian.

Setelah siap dengan stelan pilihannya sendiri, Iqbal sedikit membenarkan rambutnya lalu segera pergi meninggalkan Elsaliani seorang diri.

(Mungkin dalam mimpi sekalipun aku tidak akan bisa menyentuhnya. Sebegitu hinakah tangan ini sehingga suami hamba sendiri begitu jijik pada setiap anggota tubuh ini! Mengapa ya Allah engkau biarkan hamba menjadi istrinya bila pada akhirnya ia bukanlah lelaki yang kan mengajak aku dan dirinya untuk sama-sama ke syurga. Ummi, Abi, Abang mengapa kalian melepaskan El untuk dia, ada apa di balik semua ini ya Allah? kenapa semakin hari semakin bertambah rasa bencinya terhadap aku. Semakin dalam perasaan ini akan membuat aku kian tersiksa. Apa yang sebenarnya sedang menanti aku si seberang sana. Ya Allah apapun rancangan-MU untuk hidup hamba, mohon berikan hamba kesabaran dan ke ikhlasan dara-Mu.) Tangis Elsaliani dengan penuh rasa kecewa.

--------------------

Mobil sedan yang di kemudikan oleh Iqbal berhenti tepat di area parkiran depan gedung mewah nan tinggi menjulang. Ketika Iqbal keluar dari mobilnya terlihat jelas para undangan lainnya yang ternyata sudah ramai berdatangan, perlahan kaki Iqbal langsung melangkah menuju gedung tersebut, lalu bergabung dengan yang lainnya.

"Hai,,,, kapten kita akhirnya sampai juga!" Seru Alam sambil mengangkat tangannya kearah di mana Iqbal sedang berjalan, lalu dengan senyuman Iqbal langsung menghampiri teman-teman lainnya yang memang telah lebih dulu sampai dari dia.

"Aku nggak telat kan?" Tanya Iqbal memastikan.

"Nggak sih, cuman lihat itu tuh...." Jelas Hendra sembari menunjuk dengan dagunya ke arah di mana Lestari sedang berdiri dengan wajah yang terlihat jelas sedang bete karena menunggu seseorang.

"Udah kapten ke sana aja dulu, nyanyi ratu merajuk tu kayaknya!" Ujar Luqman.

"Oke, kalau gitu aku tinggal dulu ya guys,,,, eh tunggu dulu, Mikeal mana? kok belum keliatan?" Tanya Iqbal yang memang tidak melihat keberadaan Mikeal.

"Bentar lagi dia juga bakal datang, biasa diakan anggota paling alim, dia juga kurang suka ke tempat-tempat seperti ini, jadi datangnya pasti belakangan." Jelas Hendra yang memang sudah hafal kebiasaan tenangnya.

"Ya udah kalau gitu, aku permisi sebentar ya!" "Sip!" Jawab yang lainnya hampir berbarengan.

Dengan cepat kaki Iqbal langsung berlari menuju tempat di mana Lestari berada, setelah memasang senyuman maut mempesona, Iqbal langsung berdiri di sebelahnya Lestari.

"Sorry!" pinta Iqbal sambil mengeluarkan sebuah kado berukuran kecil dari saku Jeansnya.

"Kamu telat, aku kecewa sama kamu. Padahal kan kamu udah janji bakal datang cepat!" Keluh Lestari dengan nada kesel dan wajah yang terlihat kecewa.***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!