Suasana desa pagi ini sangat sejuk, warga sudah memulai aktivitas nya sehabis subuh. Namun tiba-tiba...
"Ada mayat ada mayat. " teriak Pak Dodo menghebohkan para warga desa.
Warga pun berduyun-duyun menghampiri pak Dodo yang sedang mengatur nafasnya, raut wajahnya terlihat sangat syok.
Bu Dini pun menanyakan tentang kebenaran berita tersebut. "Dimana pak mayatnya? "
"Di kebun karet milik pak Jupri bu. " Jawab pak Dodo dengan nafas yang masih tersengal sengal.
"Bapak kenal dengan mayat itu? " tanya bu Saroh kepada pak Dodo.
"Nggak bu. " Jawab pak Dodo
Mereka pun melihat mayat yang ditutupi daun pisang itu. Betapa terkejutnya mereka saat tau siapa gadis malang yang tewas secara mengenaskan itu.
"Yaallah ini Asih anaknya mbok Inah pak. " kata ibu Dini dengan wajah masih terlihat syok saat tau siapa gadis itu.
"Yaampun Asih siapa yang tega berbuat keji seperti ini kepadamu. " ucap mbok Ijah terlihat menahan air mata saat melihat anak dari sahabat nya yang tewas mengenaskan.
"Ayok bapak bapak kita bawa Asih kerumah nya. " pinta salah satu bapak bapak yang berada disitu.
"Tunggu dulu pak, sebaiknya kita beritahu pak Kades terlebih dahulu. " ucap pak Ikbal menyarankan.
Warga pun setuju dengan saran pak Ikbal untuk memberi tahu pak Kades terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan nanti nya.
Salah satu warga pun melaporkan kejadian itu kepada pak Kades, dan pak Kades pun segera datang ke TKP tersebut.
"Siapa yang menemukan mayat ini pertama kali? " tanya pak Kades.
Pak Dodo pun mendongak dan menjawab takut, "Saya pak. "
"Ya sudah kita bawa saja kerumah duka. " terang pak Kades.
Warga pun segera membawa mayat Asih dengan keranda yang sudah disiapkan warga agar lebih mudah membawanya kerumah duka.
🍀🍀🍀
Dirumah Asih.
Mbok Inah dari subuh tadi terasa gelisah sekali saat tau Asih belum pulang sedari menonton hiburan didesa sebelah, perasaan nya tak tenang.
"Perasaan ku yo ndak enak begini ya? " gumam mbok Inah.
Tak lama pun terdengar suara warga yang berbondong-bondong menuju rumah mbok Inah.
Deg
Perasaannya semakin tak karuan mbok Inah pun segera keluar rumah dan melihat apa yang terjadi diluar sana, betapa terkejutnya saat warga terlihat menggotong keranda jenazah ke arah rumahnya.
Mbok Inah pun langsung bertanya kepada pak Kades. "Ada apa ini pak? Ko membawa keranda jenazah kerumah saya?"
Bu Dini pun segera memeluk si mbok dan memberitahukan apa yang terjadi. "Mbok yang sabar ya, Asih ditemukan tak bernyawa disalah satu kebun karet milik warga. "
"Ya Allah nduk siapa yang tega berbuat seperti ini kepadamu? "
Tangis mbok Inah pun pecah disamping jenazah Asih yang sudah ditutupi kain panjang.
Warga yang melihat mbok Inah pun tak tega putri semata wayang nya telah pergi meninggalkan nya terlebih dahulu. Mbok Inah pun kini sebatang kara, penyemangat hidupnya kini telah pergi menyusul suaminya.
Jenazah Asih pun akan dimakamkan segera di TPU perbatasan desa. Suasana haru pun mengiringi kepergian kembang desa itu.
Gadis cantik jelita, santun, ceria, dan sangat sayang sekali terhadap ibunya kini telah meninggalkan kita semua terutama warga desa tempat ia tinggal, mereka sangat kehilangan sekali sosok Asih tersebut, sekarang hanya tinggal kenangan yang ia tinggal kan untuk dikenang.
''Ayok mbok kita harus segera pulang sepertinya akan turun hujan. " Bu Dini mengajak mbk Inah yang masih terpaku didepan nisan sang Anak.
Ia pun tersadar dari lamunan nya dan segera bangkit untuk kembali kerumah nya. Dengan langkah lunglai mbok Inah masih tak percaya Asih meninggalkan nya seorang diri secepat ini.
Ia pun bertanya dalam hati. "Siapa nduk yang berbuat kejam seperti ini kepadamu, kenapa tega sekali orang itu nduk. "
Tak terasa air mata mbok Inah pun menetes. Bu Dini yang melihat itu pun segera mengusap punggung mbok Inah. "Ikhlaskan ya mbok, Asih sudah tenang disana. "
Mbok Inah pun telah sampai dirumah nya ia pun segera menuju kamar yang ditempati Asih. Sedangkan warga satu persatu pun meninggalkan rumah mbok Inah untuk beristirahat.
Mbok Inah memandangi bingkai foto anak gadisnya, potret Asih terlihat sangat bahagia.
"Maafkan mbok nduk, mbok lalai menjagamu. " tetes air mata mbok pun jatuh di bingkai foto Asih.
Tak terasa rasa kantuk pun menyerang mbok Inah, dalam tidurnya ia pun bermimpi bertemu dengan Asih. Dalam mimpi itu Asih terus meminta maaf kepada mbok Inah, Asih tidak tega melihat wanita kesayangannya itu sendirian. Ia ingin sekali menemani hari hari tua ibunya yang kini hanya sebatang kara. Namun takdir berkata lain Asih terlebih dahulu meninggalkan ibunya.
Asih pun mendekati ibunya yang tertidur pulas ia pun mengusap lembut pipi ibunya yang sudah menua. "Maafkan Asih mbok, Asih Akan membalas orang yang sudah tega memisahkan mbok dan Asih. "
Asih pun pergi dengan dendam terhadap orang yang sudah menghabisi nyawanya. Asih telah pergi dan tak akan kembali lagi.
Malam telah datang selepas penemuan jenazah Asih suasana desa terasa sangat berbeda. Hawa dingin sangat terasa menusuk tulang.
"Tumben ini malam dingin banget ya pak. " ucap pak Yanto yang malam ini mendapatkan jadwal ngeronda malam bersama pak Mus.
"Iya Pak ditambah sepi sekali ini malam, biasanya masih banyak pemuda yang berlalu lalang ya pak. "
Pak Yanto menganggukkan kepala membenarkan ucapan pak Mus. Namun tiba-tiba pak Mus memicingkan matanya ia seperti melihat seseorang yang sedang duduk dipos ronda.
Ia pun bertanya kepada pak Yanto. "Pak itu siapa ya yang duduk dipos ronda? "
Pak Yanto pun segera melihat kearah pos ronda. "Walah iya ya, siapa itu ya pak yang duduk malam malam disana? Sebentar seperti perempuan ya pak yang sedang duduk? "
"Iya Pak. Ayok kita samperin. "
Mereka pun berjalan menuju pos ronda untuk melihat siapa perempuan yang malam malam berada disana sendirian.
Pak Mus memberanikan diri untuk bertanya. "Neng ngapain duduk disini malam malam? mau ikutan ngeronda ya? "
"Iya neng ini udah malem loh, emang neng tinggal dimana ko jam segini masih diluar? " tanya pak Yanto kepada perempuan itu.
Perempuan itu pun masih diam sambil menundukkan kepalanya. Namun saat perempuan itu menoleh ke arah bapak bapak itu mereka pun terkejut ternyata perempuan itu adalah sosok ASIH yang sudah meninggal.
"AaaaSihhh" teriak pak Yanto dan Pak Mus
"Hiii hiii hiii hiii" Asih pun tertawa.
Siapa pun yang mendengar tawa itu pun seketika langsung membuat bulu kuduk merinding.
Kedua warga yang sedang ngeronda itu pun lari terbirit-birit, saat tau yang dilihat nya adalah hantu Asih.
"Pak Mus tunggu saya pak. " teriak Pak Yanto yang saat itu tertinggal jauh oleh pak Mus. Karena pak Yanto mempunyai badan yang sangat gempal hingga ia pun tak bisa lari cepat.
Pak Mus terus berlari tanpa memperdulikan teriakan pak Yanto yang meminta untuk menunggu nya ia pun terus berlari menuju rumah nya. Padahal jarak rumah pak Mus dengan pos ronda hanya diselingi beberapa rumah saja. Namun pada situasi yang mencekam ini ia pun berlari bagai memutari sepuluh putaran lapangan sepak bola.
Pak Yanto pun mengumpat saat melihat pak Mus yang terus berlari. "Sialan si Mus diteriakin bukan nya berenti malah ngacir terus. "
Pak Yanto sudah tidak bertenaga lagi untuk berlari,nafasnya pun tersengal sengal. Pandangan pun mulai buram, pak Yanto pun pingsan.
🍀🍀🍀
Pagi hari didesa Rengas.
Warga digemparkan tentang teror kuntilanak yang mengganggu para warga yang sedang bertugas ronda semalam.
"Serius bu pak Yanto diganggu kuntilanak semalam? " tanya ibu ibu yang sedang berbelanja sayur.
"Ia bu pak Yanto ditemukan warga pingsan tadi pagi didepan rumah bu Sulis, pada saat sadar pak Yanto sangat ketakutan dan bercerita kalau dia semalam diganggu kuntilanak. " jelas salah seorang warga.
"Yaampun kalau seperti ini desa kita akan sepi dong setiap malam. " ucap bu Siti.
"Kata suami saya kuntilanak itu mirip Asih loh bu. " terang istri pak Mus.
"Masa sih bu? "
Istri pak Mus pun menganggukkan kepala.
"Sudah sudah jangan ngomongin Asih, nanti dia datang lagi loh. " tegur mamang penjual sayur.
"Ish si mamang malah nakut nakutin nih. "
Seteleh memilih belanjaan yang dibeli, mereka pun segera membubarkan diri dan pulang kerumah masing-masing.
Mbok Inah terlihat sedang duduk didepan rumah sambil melamun. Rumah nya terasa sangat sepi sekarang hanya ua yang menempati rumah itu. Biasanya suara celotehan Asih yang membuat suasana rumah menjadi ramai.
"Assalamu'alaikum mbok. " Surti mengucap salam.
"Wa'alaikumussalam Surti, apa kabar kamu? sini masuk yuk ke dalam" jawab si mbok Inah.
"Disini aja mbok, mbok ngapain melamun di luar sendirian? " tanya Surti.
Seketika raut wajah mbok berubah mencari sedih. "Mbok hanya lagi ingat Asih Sur. Rumah mbok jadi sepi banget sekarang. "
Surti pun mengusap punggung mbok dan berkata "Mbok yang sabar ya, kalau mbok kesepian ikut tinggal sama saya aja mbok. "
"Moh Sur, mbok punya rumah masa numpang dikamu. " tolak mbok Inah.
"Nggak apa apa mbok kan jadi tambah ramai rumah Surti mbok, mbok nggak kesepian lagi. " Surti pun terus membujuk si mbok.
"Moh lah Sur. " Si mbok pun terus menolak ajakan Surti.
"Yowes kalau mbok berubah pikiran rumah Surti terbuka lebar untuk mbok, oiya sampai lupa ini Surti bawain sayur sama lauk buat si mbok. "
"Terimakasih banyak ya Sur, mbok jadi ngerepotin kamu ini. " ucap mbok Inah dengan mata berkaca-kaca.
"Nggak lah mbok, mbok sudah Surti anggap seperti orang tua Surti sendiri. Surti sayang mbok, Surti takut mbok kenapa kenapa kalau tinggal sendirian. " jelas Surti.
"Ayok mbok, mbok makan dulu. Sebentar Surti siapin dulu ya mbok makanannya. "
Mbok Inah hanya menganggukkan kepalanya. Sedangkan Surti menuju dapur mbok Inah untuk mengambil keperluan makan. Selesai menyiapkan makanan Surti pun bergegas kedepan agar mbok Inah segera memakan makanan yang sudah disediakan.
Mbok Inah pun makan walaupun terlihat jelas matanya masih mengembun. Surti paham mbok Inah masih sangat kehilangan anak yang sangat dia sayangi dan dia harapkan. Namun takdir memisahkan nya.
Selesai makan Surti pun membantu mbok Inah membersihkan rumah si mbok.
"Sur sudah kamu jangan capek capek biar mbok saja yang bersih bersih. "
Surti pun menoleh. "Sudah mbok istirahat saja biar Surti yang mengerjakan semua ini, mbok nggak boleh capek capek. "
"Terimakasih Surti semoga Allah membalas kebaikanmu. "
"Aamiin, Semoga mbok sehat selalu ya mbok. " balas Surti.
Surti pun melanjutkan bersih bersih rumah mbok Inah, sebelumnya pekerjaan ini selalu Asih yang mengerjakan sehabis pulang bekerja.
🍀🍀🍀
Tak terasa waktu cepat berlalu, tanpa disadari waktu surup pun telah tiba. Desa Rengas pun sudah terlihat sepi hanya beberapa warga yang terlihat akan menuju masjid untuk shalat berjamaah.
Sebelum kejadian ditemukan jenazah Asih sebelum maghrib banyak warga yang berbondong bondong untuk shalat berjamaah dimasjid. Anak anak pun tak terlihat, hanya beberapa para tetua yang menuju masjid.
Di pohon mangga tidak jauh dari rumah mbok Inah, Asih berdiri memperhatikan rumahnya, ia ingin sekali melihat ibunya namun niat itu pun ia urungkan, Asih pun terbang kearah seseorang yang sedang berjalan sendirian.
Warga yang sedang berjalan pun sangat terkejut apa yang baru ia lihat. "Hannn tuuuuuuu. " Warga itu pun lari terbirit-birit sambil terkencing kencing dicelana.
"Hii hii hii hii. "
Asih pun tertawa senang saat melihat warga itu ketakutan. Tawa itu pun sangat menakutkan bagi yang mendengar nya. (otor pun kalau dengar itu ketawa udah lari ketakutan wkwkwk)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!