Hai guys! Aku hadir kembali dengan cerita baruku. Di sini, aku ingin membawakan sesuatu yang sedikit berbeda dari biasanya. Mungkin kebanyakan cerita yang sudah-sudah tentang cinta romantis antara protagonis pria dan wanita, sedangkan cerita baruku ini akan sangat berbeda. Aku akan menceritakan tentang kehidupan keempat gadis yang mungkin bisa dikatakan belum dapat merasakan apa itu kebahagiaan dalam hidup. Masing-masing dari mereka memiliki persoalan hidup yang berbeda. Karena perbedaan itu, mereka akan saling melengkapi satu sama lain. Mereka akan menciptakan persahabatan yang harmonis, rasa persaudaraan yang kuat, serta mencapai kebahagiaannya bersama. Mereka hadir bukan sebagai gadis pada umumnya. Mereka hadir sebagai bom peledak. Mereka akan menghancurkan semua orang yang menghalangi jalannya. Mereka akan membalas rasa sakit hatinya. Mereka akan membuat dunia ini menjadi miliknya. Dunia yang kejam tidak lama lagi akan ada dalam genggamannya. Watak mereka dalam cerita ini yaitu cuek, dingin, tidak mudah percaya, tegas, tentunya jika ingin menjadi seorang pemenang maka mereka harus menjadi seseorang yang genius dan kuat.
Aku akan memperkenalkan keempat tokoh utamanya terlebih dahulu.
Pertama, ada si cantik Leadhra Barbara. Dia seorang putri yang terlahir dari keluarga broken home. Saat usianya masih tujuh tahun, ibu dan ayahnya sudah berpisah. Dia hanya tinggal bersama pelayan rumahnya.
~Tak perlu memberiku banyak cinta. Aku adalah seorang putri yang terlahir dari keluarga broken home. Duniaku terlalu berisik dan sangat kacau. Tidak seorangpun bisa memasukinya~
Kedua, ada si cantik Jaane Eshal. Dia seorang gadis yang baik hati dan polos. Karena kebaikannya itu, Jaane sering dimanfaatkan oleh orang-orang disekitarnya. Dia juga dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Di hari pernikahan yang seharusnya menjadi hari paling membahagiakan untuk Jaane, sang calon mempelai pria tidak datang. Dia malah melarikan diri bersama sahabat yang paling Jaane percayai.
~Semua orang terdekatku selalu saja memanfaatkan diriku untuk kepentingannya. Mereka semua telah menghancurkan kepercayaanku. Pada siapa lagi aku percaya, jika bukan pada diriku sendiri?~
Ketiga, ada si cantik Jasmine Alula. Dia terlahir dari keluarga yang berada. Saat usianya menginjak 15 tahun, Jasmine harus kehilangan ayah tercinta. Dunianya saat itu seakan hancur. Hanya ada sang ibu yang ia miliki di dunia ini. Jasmine begitu mencintainya. Apapun dia lakukan untuk ibu tercintanya. Di usianya itu, Jasmine harus menghabiskan sisa waktunya selama tujuh tahun di penjara. Dia harus mengakui suatu kejahatan yang dilakukan sang ibu. Jika sang ibu yang dihukum, Jasmine tidak sanggup lagi untuk hidup. Tetapi, ia melakukan pengorbanan yang sangat besar sampai-sampai ia rela menanggung hukuman itu untuk ibunya.
~Aku memiliki segalanya. Kekayaan, popularitas, tak satupun kurang dalam kehidupanku. Namun, dunia sangat kejam padaku. Demi menolong seseorang yang aku cintai, aku rela menjadi seorang tahanan. Setelah itu, dia pergi dan mengabaikan ku. Pantaskah itu?~
Keempat, ada si cantik Raelynn Grace. Dia putri ketiga di keluarganya. Orang tuanya selalu membandingkan Rae dengan kakak-kakaknya. Ada suatu ketika Rae sudah capek harus menerima ketidakadilan dalam keluarganya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah. Saat itulah sang ayah mencabut semua fasilitas yang Rae miliki, termasuk berhenti untuk membiayai pendidikannya.
~Semua bunga memiliki keharuman tersendiri. Begitu juga aku. Aku berhak memilih jalanku sendiri. Musik sudah mengalir dalam diriku saat aku masih kecil. Menjadi seorang musisi adalah impian terbesarku. Ayah dan ibu selalu membandingkanku dengan kedua saudaraku. Mereka melihat apa yang aku lakukan ini hanyalah sia-sia. Karena itu aku memutuskan untuk pergi dan mencari kebahagiaanku sendiri." ~Raelynn Grace~
Luka yang didapat keempat gadis itu di masa lalu membuatnya sadar jika mereka harus bangkit dan membalas semua rasa sakit itu. Takdir mempertemukan mereka di saat kehidupan benar-benar menguji mereka. Akhirnya keempat gadis itu bersatu. Mereka tinggal bersama. Awalnya mungkin hanya pertemanan biasa yang terjalin, tapi semakin kesini mereka ternyata memiliki ikatan yang kuat satu sama lain. Dari pertemanan yang tercipta, kini mereka membangun persaudaraan yang sangat erat. Sepertinya tidak seru jika sebuah cerita tidak memiliki percintaan manis di dalamnya. Penulis akan menghadirkan kisah cinta di antara keempat gadis itu dengan pria yang berbeda tentunya. Namun, apakah keempat gadis itu percaya pada yang namanya cinta? Kebanyakan orang mengatakan jika cinta itu buta. Cinta itu bisa merubah seseorang. Tapi jangan salah, ketika seorang perempuan selalu disakiti oleh orang tercintanya, apakah mereka akan kembali percaya pada yang namanya cinta? Penasaran ceritanya seperti apa? Yuk! Ikuti perjalanannya dalam cerita baruku ini yang berjudul, "A MISSILE BOMB" (Sebuah Bom Peledak)
Pagi itu, jam menunjukkan pukul 09.00 pagi. Seorang manajer mendatangi Jaane yang sedang istirahat. "Nona, ada telepon dari nona Lea." ucapnya. Jaane langsung menjawab telepon itu. Dia juga terhubung dengan kedua sahabat lainnya, yaitu Rae dan Jasmine. Mereka berempat melakukan video call.
"Halo Jaane, Jasmine, Rae!" sapa Lea.
"Halo Lea!" jawab mereka bertiga.
"Apa kabar? Aku sangat merindukan kalian," ucap Lea.
"Aku baik, aku pun sangat merindukanmu," jawab Jaane.
Tidak lama manajer Jaane datang dan memintanya untuk mengambil beberapa foto lagi untuk majalah barunya. Jaane harus pergi dan menutup teleponnya. Sementara itu, ketiga sahabatnya yang lain masih berbincang di telepon. Waktu sudah berlalu selama lima tahun. Mereka semua berhasil melewati masa-masa sulitnya dalam menjalani kehidupan. Semua karena Lea hadir di tengah-tengah mereka. Dia hadir dan membawa perubahan besar pada ketiga sahabatnya itu. Ketika Jaane, Jasmine dan Rae berada di masa sulit, tuhan mengirim Lea pada mereka. Lea saat itu hanya memiliki rumah peninggalan pamannya. Di rumah itulah ia menampung Jaane, Jasmine dan Rae. Lea memberikan harapan pada mereka untuk bertahan hidup. Hari demi hari mereka jalani. Manis pahitnya hidup, tawa dan air mata mereka rasakan bersama. Susah senang mereka tanggung bersama. Mereka bukan hanya sebatas sahabat yang saling melengkapi, bahkan mereka sekarang sudah menjadi saudara yang saling menguatkan satu sama lain. Pekerjaan kecil mereka tekuni sampai akhirnya mereka sukses seperti sekarang ini. Sudah satu tahun ini keempat sahabat itu tinggal terpisah.
Jaane Eshal, yang kerap dipanggil Jaane itu, sekarang ini sedang berada di Paris. Dia sudah menjadi seorang model terkenal. Seringkali ia mengikuti acara-acara fashion show yang diadakan di sana. Ia juga sering dipanggil ke acara-acara televisi internasional. Jadwalnya pun sangat padat. Dia memiliki manajernya sendiri. Bahkan ada beberapa bodyguard yang selalu mengawalnya kemanapun ia pergi.
Sementara itu, Jasmine Alula sedang berada di Korea. Dia seorang aktris yang banyak membintangi sebuah film. Bisa dibilang ini adalah film ke lima belas yang ia bintangi. Ia sedang menyelesaikan kontrak filmnya. Seharusnya Minggu ini sudah selesai, tapi belum ada kabar lagi darinya. Aktingnya sangat keren, bahkan kemarin dia memenangkan kategori aktris terfavorit yang membintangi serial film.
Di satu sisi, Raelynn Grace adalah seorang pemilik restoran mewah yang ia bangun sendiri di Melbourne, Australia. Dia giat belajar untuk menjadi seorang chef di restorannya sendiri. Sekarang ini dia sedang mencoba hal-hal baru untuk restorannya. Akan terasa sangat membosankan jika menu di sana sama saja hari demi harinya. Rae ingin sesuatu yang berbeda. Bahkan setiap pergantian musim, ia mengganti dekor restoran itu sesuai dengan musim di sana. Restorannya itu menyajikan makanan khas daerah Asia, Eropa, Amerika, Australia sampai Timur Tengah. Ia mencoba semua masakan itu di restorannya dan ternyata satu tahun ini restorannya melaju pesat. Banyak pengunjung yang datang dari berbagai negara. Selain itu, Rae juga mendalami hobinya sebagai seorang penyanyi. Dia sering diundang ke acara-acara penting kenegaraan.
Untuk Leadhra Barbara sendiri, dia seorang brand ambassador dari sebuah produk ternama dunia.
***
Sore itu, Lea pergi mengunjungi rumah seseorang. Tiba di sana, sang pemilik rumah langsung menyambutnya.
"Silahkan masuk, nona!" ucap pria itu. Tidak lama seorang perempuan keluar dari kamarnya. Sang suami meminta istrinya untuk membuatkan teh.
"Tidak perlu repot-repot, aku datang hanya untuk menepati janjiku." ucap Lea.
Dari dalam dapur, istri pria itu mengintip. Lea memberikannya sebuah cek dengan nominal yang sangat besar. "Terima kasih banyak nona, aku pikir kau lupa." ucap pria itu.
"Aku akan ingat dengan janjiku. Selama kau bersedia bekerja untukku, aku akan cukupi semua kebutuhanmu dan keluargamu." ucap Lea.
Lea langsung bergegas pergi. Tidak lama istri dari pria itu keluar. "Pekerjaan apa yang gadis itu maksud, pak? Jangan bilang kau melakukan hal kotor untuk mendapatkan cek sebanyak ini?"
"Tentu saja tidak, Bu. Kau tenang saja. Bapak tahu apa yang harus dilakukan dan tidak. Kita dan anak-anak bisa makan enak setiap hari. Besok pagi ibu pergilah ke sekolah dan lunasi semua biaya sekolah Zahra dan Putra. Kita bisa membeli apapun dengan cek ini," ucap suami pada istrinya.
"Baik, pak."
****
Malam sudah tiba. Lea mendapat kabar bahagia dari ketiga sahabatnya. Mereka secara bersamaan akan kembali ke New York setelah sekian lama. Mereka memutuskan untuk menetap di sana. Lea meminta semua pelayan menyiapkan kamar untuk mereka bertiga. Rumah Lea sangatlah mewah. Karena tau ketiga sahabatnya akan menetap di sana, Lea memanggil lebih banyak pelayan untuk melayani mereka. Saat tengah malam, Lea pergi ke luar dengan mengendarai mobil sendiri. Dia pergi ke sebuah gedung tua yang sudah tidak terpakai. Di sana dia bertemu dengan anak buahnya.
"Kau disini, nona?"
"Apa dia mau bicara?"
"Dia tetap bungkam."
"Benarkah?"
"Ya."
"Habisi dia sekarang juga!" suruh Lea pada anak buahnya. "Setelah itu, kau tahu apa yang harus dilakukan, bukan?"
"Tentu saja, nona."
"Jangan sampai meninggalkan bekas sedikitpun!" ucap Lea langsung pergi meninggalkan tempat itu.
***
Pagi-pagi sekali, Lea sudah berangkat ke bandara untuk menjemput kepulangan ketiga sahabatnya. Dia juga membawa banyak bodyguard untuk memastikan keamanannya. Kurang lebih dua puluh menit, akhirnya mereka terlihat berjalan keluar. Benar saja banyak kerumunan orang yang menunggu kedatangan mereka bahkan media pun ikut memotret. Banyak orang yang menunggu kedatangan mereka, terutama untuk Jaane dan Jasmine. Mereka adalah model dan aktris terkenal. Tidak heran jika banyak orang yang mengidolakannya. Di antara fans, banyak yang memberinya surat dan hadiah. Para bodyguard sigap menjaga mereka. Sementara itu, Rae mencoba keluar dari kerumunan. Dia melihat Lea yang melambaikan tangannya. Dia berlari ke arahnya. Rae memeluknya erat.
"Aku merindukanmu," ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku tidak akan pergi lagi, aku akan terus bersamamu." ucapnya mengelap air mata yang menetes.
"Jangan menangis seperti itu, nanti aku pun akan ikut menangis." ucap Lea.
Tidak lama Jaane dan Jasmine tiba. Mereka memeluk Lea bergantian.
"Aku senang akhirnya kalian kembali." ucap Lea.
"Kami janji akan selalu bersama. Tidak akan terpisahkan lagi," ucap Jasmine. Keempat sahabat itu saling berpelukan.
Sesampainya di rumah, sudah ada beberapa pelayan yang akan melayani mereka. Satu pelayan untuk satu orang. Pelayan membantu mereka membawakan kopernya ke kamar. Pelayan yang lain mempersilahkan mereka menuju meja makan karena sarapan sudah siap.
"Aku sangat lapar," ucap Jaane.
"Bukankah tadi kau makan banyak di pesawat?" ucap Rae.
"Tetap saja masih lapar," ucap Jaane.
"Baiklah, ayo kita makan! Kalian bisa makan sepuasnya." ucap Lea.
Saat sedang makan, Jasmine mendapat pesan dari ponselnya. Ia sempat mengabaikannya karena masih lahap makan. Ia baru membukanya sehabis makan. Dia menutup mulutnya tidak percaya.
"Ada apa?" tanya Rae.
Jasmine menunjukkan foto yang ada di ponselnya.
"Wajahnya tidak asing bagiku, tapi aku lupa siapa dia." ucap Rae.
"Bukankah dia Kim Jong-un? Seorang pengawal yang sering terlihat bersama ketua NYPD?" ucap Jaane.
"Kau benar. Aku baru mengingatnya. Dia baru saja ditemukan di sebuah gedung tua dengan baku tembak di kepalanya." ucap Jasmine.
Semua terkejut mendengar kebenarannya. Sementara Lea, dia terlihat biasa saja. Bagaimana tidak, dia sendiri yang menyuruh orang untuk melenyapkannya. Ketiga sahabat itu secara bersamaan menatap ke arah Lea. Mereka curiga jika Lea yang ada dibalik semua ini. Sejak tadi dia tidak bereaksi apapun.
"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Lea sambil meneruskan makannya.
Jaane melihat wajah Lea dari dekat. Dia terus memperhatikannya. "Benar! Kau yang ada di balik semua ini!" ucap Jaane.
"Dia sudah membunuh mata-mataku, jadi wajar saja jika aku balas membunuhnya. Nyawa dibayar dengan nyawa. Baru itu namanya adil." ucap Lea.
Semua terdiam mendengar penjelasan Lea. Tidak ada yang berani menghentikannya. Bisa dibilang Lea adalah gadis paling pemberani dan tidak kenal takut diantara mereka berempat.
"Aku hanya takut jika polisi menemukan bukti akan dirimu." ucap Jasmine mengkhawatirkan Lea.
"Kalian tenang saja, jika pun polisi menemukannya aku tidak akan menyeret kalian dalam masalah ini." ucap Lea.
"Jangan bicara seperti itu. Kami ini kan sudah seperti saudara, masalahmu adalah masalah kami juga. Jangan pernah berpikir untuk menyelesaikannya sendiri. Kami ada di sini untukmu." ucap Jaane.
"Terima kasih," ucap Lea terharu.
****
Siang itu, Lea mengajak ketiga sahabatnya berbelanja ke mall. Jaane yang paling terlihat sangat bersemangat. Lea juga meminta pelayan untuk ikut bersamanya. Di belakang sudah ada mobil bodyguard untuk menjaga keamanannya. Mereka akhirnya tiba di Destiny USA, salah satu mall terbesar di New York. Saat masuk, banyak mata yang tertuju pada mereka.
"Bukankah itu Jasmine Alula? Aktris cantik yang membintangi serial film?" ucap salah satu pengunjung.
"Benar. Dia sangat cantik bahkan lebih cantik dari pada yang kita lihat di televisi." sambung temannya. Mereka menghampiri Jasmine. Namun, dengan sigap bodyguard menjaganya.
"Kami sangat mengidolakan mu, bisakah kami berfoto denganmu?" pinta salah satu pengunjung.
"Tentu saja." Dengan ramah Jasmine pun berfoto bersama mereka. Bahkan memberinya tanda tangan. Betapa beruntungnya pengunjung itu. Mereka berempat melanjutkan perjalanannya.
"Menyenangkan bukan menjadi seseorang yang dikenal banyak orang?" ucap Lea.
"Aku terkadang sangat lelah jika harus menghadapi mereka dalam jumlah banyak." jawab Jasmine.
Jaane dan Lea masuk ke sebuah toko tas branded. Sementara itu, Rae dan Jasmine masih berkeliling melihat-lihat. Mereka masuk ke toko pakaian. Saat sedang memilih, Jasmine tertarik pada satu gaun. Ketika akan mengambil untuk mencobanya, seorang perempuan datang dan menarik gaun itu dari tangan Jasmine.
"Aku ingin gaun ini!" ucap perempuan itu ke penjaga toko. "Cepat bungkuskan untukku!" ucapnya sangat arogan.
"Tunggu!" ucap Jasmine. "Gaun ini milikku. Kau mengambilnya saat sudah berada di tanganku. Sangat tidak sopan!"
"Berani sekali kau bicara seperti itu padaku. Kau tidak tahu siapa aku?"
"Apa itu penting?" ucap Jasmine.
Tidak lama Rae datang menghampiri Jasmine. "Apa ada masalah?" tanya Rae.
"Dia merebut gaun itu dariku." jawab Jasmine.
"Kenapa kau masih berdiri disini? Cepat bungkuskan gaun ini untukku! Apa kau sudah tidak ingin lagi bekerja disini?"
"Sombong sekali!" ucap Rae.
"Maaf nona, tapi nona ini lebih dulu mengambil gaunnya." ucap pelayan toko.
Seorang perempuan datang menghampiri. Pelayan toko memberinya penghormatan. Dia adalah Anya Cameron. Istri dari Jihan Cameron selaku pemilik mall itu. Jasmine sangat terkejut saat tahu jika itu adalah ibunya sendiri. Dia sempat memalingkan wajahnya karena takut sang ibu akan mengenalinya.
"Ada apa sayang?" tanya Anya.
"Perempuan ini merebut gaun milikku, Mom." jawab gadis itu.
"Mom? Itu berarti dia putri dari suami barunya." ucap Jasmine dalam hati.
"Hallo!! Bukankah tadi pelayan bilang jika gaun ini sudah lebih dulu dimiliki temanku? Dasar pembohong!" ucap Rae membela Jasmine.
"Jaga bicaramu itu!" ucap Anya sambil menunjuk wajah Rae.
"Bungkus gaun itu untuk putriku!" pinta Anya pada pelayan toko. Pelayan tidak bisa berbuat apa-apa. Jika dia tidak segera mengemasnya bisa jadi ia langsung dipecat dari pekerjaannya itu. Jasmine tidak mengatakan apapun. Dia hanya diam dan memperhatikan.
"Sudah aku bilang, bukan? Aku putri pemilik mall ini. Kau tidak bisa berbuat apapun padaku." ucap gadis itu dengan sombongnya. Saat melangkah pergi, tiba-tiba di luar Lea merebut kantong yang berisi gaun itu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya gadis itu heran. "Kembalikan kantong itu!"
"Cek...cek...cek..., aku baru tahu jika putri dari pemilik mall ini ternyata suka sekali membeli barang bekas orang lain." ucap Lea.
"Apa maksudmu?" gadis itu terpancing emosinya karena perkataan Lea.
"Kau baru saja membeli gaun yang sudah dipilih temanku, apa itu artinya kau membeli barang bekas?" ucap Lea.
"Mom!!! Apa kau dengar apa yang dia katakan padaku?" Perempuan itu meminta bantuan sang ibu untuk membelanya.
"Kau!"
Lea menurunkan tangan Anya yang menunjuk ke wajahnya. "Jangan menunjukku lagi seperti itu, jika tidak akan aku patahkan tanganmu itu!" tegas Lea.
"Berani sekali kau!" timbal Anya.
"Oh tentu, maka dari itu jangan sekali-kali berurusan denganku karena pada akhirnya kau sendiri yang akan menyesal. Aku tidak peduli kau siapa, jika aku mau aku pun bisa membeli mall ini."
"Benarkah? Sombong sekali!" ucap Anya.
"Ingat namaku ini! Leadhra Barbara, akan aku tunjukkan padamu semua perkataanku tadi. Aku akan membuat tempat ini menjadi milikku." kecam Lea.
Anya merasa sedikit khawatir karena dari perkataan Lea, sepertinya dia tidak main-main. Anya membawa putrinya pergi dari sana. Jaane memberikan gaun itu pada Jasmine. "Ini gaun milikmu. Aku sangat menyukainya. Kau sangat pandai memilihnya." ucap Jaane mencoba menghibur Jasmine.
"Terima kasih," ucap Jasmine.
Mereka banyak sekali membeli barang belanjaan. Dalam perjalanan, Jasmine terlihat tidak ceria. Dia terus saja melamun seperti memikirkan sesuatu. Lea tahu apa yang Jasmine sedang rasakan sekarang. Selesai dari mall, Lea pergi membawa ketiga sahabatnya ke sebuah perusahaan mobil ternama di New York.
"Untuk apa kita kesini?" tanya Rae.
"Tentu saja membeli mobil. Untuk apa lagi? Mobil di rumah hanya ada dua. Aku pikir kita harus memilikinya sendiri. Kita akan bersenang-senang dengan mobil itu," ucap Lea. Mereka semua turun dan masuk ke dalam. Di dalam sudah ada pemilik perusahaan yang langsung menyambut kedatangan mereka.
"Selamat datang, nona Lea." sapa sang pemilik perusahaan.
"Terima kasih, tuan George."
"Apa kau sering kemari? Sampai-sampai pria itu mengenalmu." ucap Jaane.
"Tentu saja, mobil yang kita pakai sekarang ini aku membelinya disini." jawab Lea.
"Oh, pantas saja." ucap Jaane.
Sang pemilik perusahaan mengajak mereka untuk melihat-lihat mobil keluaran terbaru yang diproduk perusahaannya. Semua pegawai laki-laki di perusahaan itu beristirahat sejenak hanya untuk melihat keempat gadis itu.
"Kenapa bos tidak meminta kita untuk melayani mereka?" ucap seorang pekerja.
"Sepertinya mereka bukan gadis biasa sampai bos sendiri yang mengajaknya untuk memilih mobil." sambung pekerja lain.
Jaane menyenggol tangan Rae. Dia berbisik pada Rae jika semua pekerja di perusahaan itu sedang memperhatikannya. Rae berpura-pura melihat ke sekeliling, dan dia pun merasa malu. Salah satu dari pekerja ada yang melambaikan tangannya. Rae membalas lambaian tangan itu dengan tersipu malu. Tidak lama seorang perempuan menghampiri bos. Dia memberitahunya jika ketua NYPD datang untuk menemuinya.
"Silahkan lihat-lihat dulu! Aku akan kembali lagi nanti." ucap George. Dia memanggil para pekerjanya. "Tolong layani keempat nona ini dengan baik!"
"Baik bos!" jawab para pekerja.
Mendengar ketua NYPD datang, Lea merasa penasaran dengan apa yang akan mereka bicarakan.
"Boleh aku berfoto dan meminta tanda tanganmu, nona Jasmine?" ucap salah seorang pekerja.
"Hey! Kau tahu namaku?" tanya Jasmine.
"Tentu saja, aku ini fans beratmu. Aku sangat mengidolakan semua film yang kau bintangi nona."
Jasmine tersipu malu. Ternyata banyak orang yang melihat film-filmnya. Dengan baik hati Jasmine berfoto dengan pria itu dan memberinya tanda tangan. Melihat semua itu pekerja lain merasa iri. Mereka bergantian mengambil foto bersama Jasmine. Sementara Rae dan Jaane memilih mobil yang merasa suka.
"Itu keluaran terbaru perusahaan kami, nona. Nama mobil ini adalah Rolls-Royce. Sepertinya akan sangat cocok untukmu." ucap pekerja itu.
"Benarkah? Boleh aku masuk untuk melihat dalamnya?" pinta Jaane.
"Tentu saja. Akan aku tunjukkan padamu."
Di satu sisi, Lea menyelinap ke lantai atas. Dia ingin tahu apa tujuan ketua NYPD itu menemui pemilik perusahaan. Langkah Lea terhenti saat melihat mereka keluar dari ruangan. Lea segera turun sebelum menimbulkan kecurigaan. Ketua NYPD sempat melihat keempat gadis itu dari atas. Dia merasa penasaran. Ketua meminta pemilikan perusahaan untuk mengajaknya bertemu mereka.
"Mereka adalah pelangganku, ketua." ucap pemilik perusahaan. "Mereka datang untuk membeli mobil yang di produk perusahaan kami."
"Baguslah," jawab ketua singkat.
Keempat gadis saling menatap saat mengetahui kedatangan ketua NYPD. Rae hampir saja akan menyapanya, hanya saja Jasmine langsung menahannya. Ketua melihat apa yang dilakukan Jasmine.
"Kenapa kau menahannya untuk bicara? Biarkan saja!" ucap ketua.
Mereka tidak bisa menganggap remeh ketua NYPD itu. Dia sangat teliti dan pintar.
"Halo tuan Brandon Amedeo," sapa Rae sambil menjabat tangannya.
"Kau tahu namaku?" tanya Brandon.
"Aku melihat fotomu di koran tadi pagi. Aku ikut berduka atas kematian pengawalmu." ucap Rae.
"Terima kasih."
"Sudah mendapatkan mobilnya?" tanya Lea mengalihkan pembicaraan.
"Sudah."
"Aku memilih Rolls-Royce, Rae sendiri memilih Bugatti Chiron White, Jasmine sangat menyukai Lexus LC 500 menurutnya itu sangat cocok untuknya." ucap Jaane.
"Baiklah, jika kalian sudah mendapatkannya aku akan memilih mobil Porsche." sambung Lea.
Setelah melakukan transaksi pembayaran, mobil baru mereka dibawa oleh para bodyguard.
"Apa tujuan dia datang menemui pemilik perusahaan mobil ini?" ucap Jaane pelan.
"Aku pun sangat penasaran dengan itu." jawab Rae.
Sebelum pergi, seorang perempuan datang menghampiri Lea. Dia pura-pura memberikan bukti transaksi pembayaran, tapi di belakang kertas itu terdapat sesuatu yang lain. Tertulis tiga buah angka. 0-56. Keempat gadis itu merasa bingung dengan petunjuk itu.
"Apa maksud dari semua ini? Kenapa perempuan itu tiba-tiba saja memberikan ini pada kita?" tanya Jaane.
"Dia orang suruhanku," jawab Lea.
"Sepertinya kau memiliki banyak mata-mata," ucap Rae.
"Jika kau ingin tahu terhadap sesuatu, taruhlah orang di dalamnya. Kau akan mudah mengetahuinya." jawab Lea tersenyum kecil.
Jasmine mengingat angka itu. Dia melihatnya tertulis di pakaian salah satu pekerja perusahaan itu. Dia langsung pergi mencarinya. Lea memberi syarat pada Jasmine untuk melakukan sesuatu. Sebelum pergi, Jasmine memberikan sepucuk surat yang berisikan alamat pada pria itu. Teman pria itu langsung merasa iri. Sepertinya Jasmine akan mengajaknya berkencan. Setelah selesai, mereka pun bergegas pergi.
"Terima kasih tuan, kau sudah melayani kami dengan sangat baik." ucap Lea.
"Itu sudah kewajibanku, nona. Semoga kalian senang dengan mobil barunya."
"Kami pergi dulu!"
"Baiklah, jaga diri kalian!"
****
Note : NYPD (New York City Police Department) adalah Satuan kepolisian tertua sekaligus terbesar di Amerika Serikat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!