NovelToon NovelToon

Lan Ming Si Dewa Angin

1. Kabur dari Langit

Lan Ming menembakkan anak panah terakhirnya pada lawannya, sebelum akhirnya jatuh terkapar. Sebilah pedang sudah berada di lehernya, dan siap menebas lehernya kapan saja.

"Menyerahlah Lan Ming, kau sudah kalah!" kata lawannya tersebut. Mata Ha Han Dewa Petir itu menatap tajam ke arah adiknya tersebut.

"Tidak! Tidak akan!" Lan Ming bangun dan mencoba berdiri, sayang kakinya yang terluka parah membuatnya nyaris tidak bisa berdiri dengan benar. Namun berkat semangatnya yang membara, Lan Ming menodongkan busurnya ke arah Ha Han, dan hendak memukul lawannya tersebut.

PRAK

Busur Lan Ming patah dengan mudahnya. Ha Han mendesah, mengulurkan tangannya pada Lan Ming yang langsung ditepis begitu saja.

"Ayo kita lanjutkan pertarungan kita. Aku masih belum kalah darimu!" ucap Lan Ming keras kepala. Dia seakan-akan tidak memedulikan kondisi dirinya yang sudah terluka parah.

"Tidak Lan Ming. Sudah cukup hentikan ini." Ha Han kembali mencoba menolong Lan Ming dengan membantunya berdiri, namun Lan Ming yang begitu keras kepala selalu menolak dan akhirnya Ha Han pasrah membiarkan Lan Ming jatuh ke tanah.

"Aku tidak akan pergi bersama dengan dirimu, lebih baik aku mati dalam petarungan ini ketimbang harus menerima kekalahan ini begitu saja." Lan Ming benar-benar bersikap keras kepala. Tidak mau menerima kekalahannya, meski Ha Han sudah memutuskan untuk tidak mau melanjutkan pertarungan di antara keduanya.

Ha Han tahu bahwa adiknya itu Lan Ming, memang benar-benar kelewat keras kepala. Akhirnya terpaksa, ia berniat untuk membawa adiknya itu kembali ke Istana Langit dengan memanggil siluman elang miliknya. Namun ketika dirinya hendak merapalkan kata-kata sihirnya, Lan Ming melemparkan busurnya yang sudah patah ke arah wajahnya dan membuat, kosentrasinya menjadi terganggu.

"LAN MING HENDAK PERGI KE MANA KAU?!" jerit Ha Han begitu melihat Lan Ming dengan nekat secara tiba-tiba membuka segel ke dunia manusia. Dewa Angin itu memutuskan untuk melarikan diri dan menghindari sang Dewa Petir.

SRAAK

Tubuh Lan Ming jatuh terhempas di antara pepohonan membuat punggungnya tergores ranting-ranting pohon.

"Aaarggh ... ini sungguh menyakitkan," katanya seraya mencoba bangkit berdiri. Dewa Angin itu sengaja memilih untuk kabur dari dunianya. Baginya kekalahan dirinya sekarang ini merupakan aib memalukan bagi dirinya. Lan Ming tidak ingin tinggal bersama Ha Han karena baginya, hanya akan ada satu dewa saja yang berhak tinggal di Istana Langit. Dirinya sudah kalah dan tidak ingin hidup menjadi bayang-bayang sang kakak.

Entah apa yang ia pikirkan memilih untuk kabur ke dunia manusia. Namun ia merasa untuk sementara waktu tinggal di dunia manusia jauh lebih baik, ketimbang tinggal di Istana Langit.

***

Aman, aku harap Rang Hwi dan Yi Wo, tidak melihatku sekarang, pikir Je Xi. Dewi Suara itu diam-diam mengamati sekitarnya mencoba untuk kabur dari Istana Amarilis yang merupakan rumahnya sendiri.

Merasa situasi sudah aman, Je Xi kemudian membuka segel ke dunia manusia. Dewi yang terkenal memberkati para pekerja seni tarik suara itu, sengaja memilih kabur ke dunia manusia untuk menyusul pujaan hatinya.

Lan Ming merupakan pujaan hati Je Xi juga cinta pertama dari Dewi Suara tersebut. Membuat dewi bersuara indah itu, memutuskan untuk mengikuti pujaan hatinya tersebut untuk pergi ke dunia manusia.

"Tunggulah aku Lan Ming," gumam Je Xi tidak sabar menemui pujaan hatinya tersebut.

***

"Tolong ... Tolong ... Ada ... Iblis ... Banteng!" jerit orang-orang desa yang panik ketika, Iblis Banteng muncul dan mengacau pemukiman mereka.

Lan Ming yang baru saja keluar dari hutan, menuju pemukiman warga mendengar suara-suara teriakan minta tolong. Otomatis terpanggil hati nuraninya untuk menolong.

Dewa Angin itu kemudian berlari ke arah Iblis Banteng, setelah sebelumnya diam-diam merapal mantra untuk menciptakan, tembok tak kasat mata untuk melindungi warga sekitar.

"Berhenti kau Iblis Banteng!" seru Lan Ming sengaja berusaha memancing perhatian iblis pengacau tersebut.

2. Dewa Angin Melawan Iblis Banteng

Iblis tersebut terpancing mendengar suara Lan Ming. Iblis berwujud banteng dengan mata yang berwarna merah seperti darah, dan tanduk yang lebih menyerupai tanduk kijang itu, bersiap menyeruduk sang dewa.

Lan Ming tersenyum tipis. Dewa Angin itu melompat begitu Iblis Banteng hendak menyeruduk tubuhnya. Lalu dengan mudahnya Lan Ming, memutar tubuhnya di atas udara dengan gerakan salto, mengangkat salah satu kakinya begitu tinggi sebelum menjatuhkan salah satunya dengan kecepatan yang luar biasa tepat, di kepala Iblis Banteng tersebut.

Iblis Banteng itu berdengus, keluar uap panas dari mulutnya. Bahkan uap itu mampu membuat udara di sekitarnya ikut menjadi panas. Terlihat beberapa warga yang meski sudah aman berada dalam tembok pelindung Lan Ming, mereka semua tetap merasakan panas.

"Kemari!" Lan Ming yang sudah menjauh dari tubuh Iblis Banteng, memasang ancang-ancang. Kali ini dirinya akan menggunakan teknik Shoubo yaitu tangkisan tangan kosong. Meski hanya bertarung dengan tangan kosong, Lan Ming kembali sudah merapal mantra dan membuat tangannya menjadi keras seperti besi.

Iblis Banteng mencabut tanduknya yang menyerupai tanduk kijang itu, kemudian menjadikannya sebagai pedang. Wujud Iblis Banteng juga perlahan-lahan berubah, disertai uap panas sampai membentuk wujud menyerupai tubuh pria dewasa namun tetap mempertahankan kepala bantengnya. Iblis Banteng mematahkan tanduk miliknya menjadi dua bagian, lalu menjadikannya sebagai pedang di kedua tangannya.

Warga yang melihat perubahan wujud Iblis Banteng tersebut, semakin ketakutan. Bahkan ada salah seorang warga yang tidak sadarkan diri, saking merasa takutnya.

Sepertinya dia iblis tingkat menengah, pikir Lan Ming. Iblis dibagi menjadi tiga tingkat, di mana setiap tingkat akan mewakili kekuatan yang semakin besar. Iblis tingkat menengah biasanya mampu merubah wujud nyaris menjadi seperti manusia, namun tetap masih mempertahankan wujud aslinya.

Sebenarnya mengalahkan Iblis Banteng tidaklah sulit untuk Lan Ming. Namun mengingat dirinya sengaja menyamarkan diri agar tidak diketahui sebagai Dewa Angin, dirinya sengaja tidak menggunakan kekuatan ilahi yang menonjol dan nyaris hanya mengandalkan kekuatan fisiknya.

Iblis Banteng menghentak-hentakkan kakinya di atas tanah, kemudian dengan cepat menerjang tubuh Lan Ming membuat Dewa Angin itu sedikit merasa terkejut mendapat serangan mendadak.

JLEB

Pedang tanduk milik Iblis Banteng, mengenai lengan Lan Ming, membuat darah segar mengucur dari lengan Sang Dewa tersebut.

"Urgh ...."  Lan Ming mengerang kesakitan. Meski dirinya bisa menyembuhkan sekali lagi, dirinya harus menahan diri menggunakan kekuatan ilahi demi menjaga identitasnya di depan manusia.

Merasa mendapat peluang Iblis Banteng, kemudian menyerang bagian leher Sang Dewa dengan kecepatan tinggi.

"Lumayan. Andai saja kau menggunakan kekuatanmu untuk kebaikan, kau pasti akan sangat berguna. Namun iblis tetaplah iblis, sayang sekali." Lan Ming menangkis pedang milik Iblis Banteng dengan tangan kosong dan membuat pedang itu hancur seketika.

Merasa pertarungan sudah berjalan cukup terlalu lama Lan Ming memutuskan menggunakan teknik Taiji Quan untuk segera mengakhiri pertarungan.

Taiji Quan sendiri merupakan gerakan lambat dan harmonis yang melibatkan koordinasi tubuh dan pikiran. Membentuk sebuah pola dengan gerak tubuh yang lambat, namun mematikan.

Tubuh Lan Ming sedikit meliuk-liuk dan mengikuti irama angin yang berhembus di sekitarnya. Elemen dasarnya itu membantunya, mengerahkan kekuatannya menjadi satu titik di mana ia telah, memerintahkan angin dengan pikirannya untuk memusatkan pada titik-titik tubuh lawannya.

Iblis Banteng menjerit kesakitan begitu, tangan Lan Ming menghunus tepat di dadanya. Cairan hitam pekat yang merupakan darah si iblis keluar dan membanjiri tubuhnya. Iblis Banteng terjatuh, tewas di tempat setelah Lan Ming mengambil jantungnya kemudian menghancurkan jantung si iblis dengan tangannya.

"Semoga di kehidupanmu selanjutnya, kau tidak terlahir sebagai iblis lagi," ucap Lan Ming mendoakan Iblis Banteng setelah mati terbunuh di tangannya.

3. Penasaran

Warga bersorak kegirangan mendapati Iblis Banteng telah dikalahkan. Lan Ming sendiri hanya tersenyum tipis, diam-diam dirinya menghentikan mantra pelindung dan membiarkan warga keluar dari tembok tak kasat mata.

Setelah kejadian itu, Lan Ming memutuskan untuk membantu warga dan memilih tinggal di desa tersebut, sembari menjaga identitas aslinya sebagai Dewa Angin.

***

3 Bulan Kemudian ....

Tidak terasa Lan Ming sudah membaur dengan sangat baik di Desa Houce. Alih-alih bertingkah menjadi seperti penguasa, Lan Ming memilih menyamar menjadi pemuda desa sederhana. Dia mengambil pekerjaan sebagai penebang kayu dan tinggal bersama wanita tua bernama Ying yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri, dan bahkan ia panggil dengan sebutan ibu.

"Ah ... sepertinya hari ini sudah cukup," ucap Lan Ming pada dirinya sendiri. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya menebang pohon dan berniat untuk beristirahat terlebih dahulu. Lan Ming membuka bekal pemberian ibunya dan mulai menyantap Ayam Kung Pao dengan lahap. Masakan ini merupakan sajian ayam yang dimasak dengan kacang tanah, lada merah, dan potongan sayuran. Rasa pedas, asam, dan manis dari saus Kung Pao memberikan cita rasa yang khas pada masakan ini.

Lan Ming benar-benar makan dengan sangat lahap. Masakan ibunya benar-benar tidak pernah mengecewakan, bahkan tidak kalah enak dengan masakan di Istana Langit.

"Rupanya kau berada di sini. Enak sekali menyantap ayam yang sudah lebih dahulu, aku tangkap itu!" seru seseorang dengan suara melengking yang khas.

"Kalau kau mau kemarilah. Aku akan membagi bekalku ini untukmu. Jangan mendendam karena kejadian itu, lagi pula kau sendiri juga tidak bisa menangkap ayam itu dan justru melepaskannya. Sudahlah kemari dan makanlah bekal ini bersama denganku," sahut Lan Ming seraya menikmati bekalnya.

Seorang wanita muda cantik dengan pipi gembil, turun dari langit. Dia terlihat marah dan sibuk menggerutu kesal.

"Kata-katamu barusan membuatku tersinggung. Tetap saja kau yang salah, sudah berani mengambil buruanku. Makanan itu harus jadi milikku atau tidak ... kita harus bertarung untuk memperebutkannya!" tantangnya.

Lan Ming acuk tak acuh, dia sibuk mengunyah makanan di dalam mulutnya. "Bi Kwe ... kalau kau mau, cepat kemari atau aku akan menghabiskannya."

Merasa diremehkan Bi Kwe merampas makanan Lan Ming, kemudian ia merapalkan mantra dan memanggil ribuan ulat bulu jatuh dari langit, mengerubungi tubuh Lan Ming.

"Rasakan itu, kau pantas mendapatkannya. Lain kali aku akan mengajakmu bertarung. Awas saja bila kau meremehkan aku lagi!" Bi Kwe kemudian terbang melayang ke langit meninggalkan Lan Ming yang hanya bisa mendengus kesal.

Perilakunya benar-benar cocok dengan gelarnya, pikir Lan Ming. Tentu saja, Lan Ming tidak akan pernah membalas perbuatan usil Bi Kwe karena wanita muda itu hanyalah seorang dewi kecil tanpa memiliki gelar resmi. Tidak mengherankan tanpa memiliki status, Bi Kwe hidup luntang-lantung di dunia manusia dan kerap kali sengaja membuat ulah untuk menarik perhatian Lan Ming. Bwi Ke adalah Dewi Pencuri gelar tidak resminya itu, seringkali menggambarkan perilakunya yang suka sekali mencuri milik orang lain,.

Alih-alih terbawa emosi atas perbuatan Bi Kwe, Lan Ming memilih membereskan peralatannya dan bersiap untuk pulang ke pondok kecilnya.

***

"Lan Ming kau sudah pulang. Kau pasti lelah karena sudah bekerja keras, istirahatlah, ibu akan membuatkan teh untukmu," sambut Ying wanita tua yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri untuk Lan Ming.

Lan Ming tersenyum, seperti biasa kegiatan sederhana ini membuatnya merasa nyaman. "Terima kasih Ibu," ucapnya tulus.

Ying mengangguk, "Nak, nanti jika kau mendengar suara ketukkan di pintu tolong dibukakan. Hari ini akan ada tamu yang datang ke pondok kita. Kau pasti akan menyukai tamu itu," ujar wanita itu sebelum pergi menuju dapur sederhananya.

Lan Ming mengerutkan keningnya, penasaran siapakah sosok yang dimaksud oleh ibunya itu.

Tidak mungkin itu Ha Han bukan? pikir Lan Ming sedikit cemas jika yang datang adalah Ha Han.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!