NovelToon NovelToon

Kamu Bukan Ahli Dokter

Kamu Bukan Ahli Dokter

Irfan Taksalaya pemuda miskin yang tidak memiliki apa-apa. Dia yang menikah dengan keluarga terpandam karena surat wasian dari keluarga Miyako. Kehidupan pernikahan yang tidak direstui oleh ayah dan ibu dari Miyako membuat Irfan diperlakukan sebagai pembantu atau sampah di dalam keluarga tersebut. Hari demi hari dia lalui oleh Irfan dengan pekerjaan sebagai pembantu sedangkan Miyako yang seorang wanita karir dan seorang direktur di perusahaan di keluarganya.

Miyako yang menikah tanpa dasar cinta selalu memperlakukan Irfan bukan sebagai suaminya. Di malam pertama mereka menikah Irfan yang sudah masuk ke dalam kamar oleh Miyako. Mendapatkan cacian yang membuat Irfan sakit hati.”Kamu itu sudah miskin, pengangguran bisanya menyusahkan kami saja. Kenapa juga aku harus tidur dengan kamu, mulai sekarang kamu tidur dilantai jangan harap kamu bisa tidur di kasur bersama denganku. Kamu itu tidak layak bersanding denganku,”kata Miyako yang segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sedangkan Irfan yang menyiapkan tempat untuk dia tidur melihat Miyako yang baru selesai mandi. Dimana pakaian Miyako membuat wajah Irfan memerah karena terpesona.”Apa-apa liat-liat,”ucap Miyako yang merasa tatapan dari Irfan.

Miyako langsung berbaring di kasur muali tidur sementara Irfan telah selesai dari kamar mandi melihat Miyako yang sudah tidur. Irfan berbaring dilantai dengan alas yang tidur seadanya.”Untuk apa menikah jika akhirnya tidak dianggap,”guman Irfan yang menutup mata.

Pagi datang irfan yang sudah bangun sudah ada didapur bersama bibi imah. Dimana Irfan membantu pekerjaan rumah seperti keinginan mertua Irfan dan istrinya.”Bagus juga kalau kamu sadar, jika kamu ingin tinggal disini harus bisa bekerja jangan merepotkan saja,”ucap ibu mertua.

“Ibu kenapa kamu bicara kepada sampah itu?,”kata Miyako.

“Kalian berdua pagi-pagi sudah ribut saja, ayo kita sarapan,”kata ayah mertua. Irfan yang juga hendak duduk dihentikan oleh ayah mertua yang melihatnya.”Kamu mau apa?,”kata Ayah mertua.

“Sarapan bersama,”ucap singkat Irfan.

“Kamu makan bersama pekerja yang lain saja, aku tidak mau duduk dengan sampah seperti kamu ini mengganggu kenyamanan aku saja,”kata Ayah mertua.

“Itu benar kamu lebih baik makan bersama pekerja yang lain saja, kamu itu harus tahu posisi kamu itu ada dimana?,”kata Miyako. Irfan segera bangkit dari tempat dia duduk dan berjalan menuju dapur dimana para pekerja sedang makan.

“Tuan muda Irfan kenapa anda kembali ke sini,”ucap bibi Imah.

“Saya makan bersama kalian mulai sekarang,”kata Irfan dengan santainya. Tapi hatinya yang kuat dan sabar menerima perkataan mereka yang tidak enak dihati itu.

“Tuan muda Irfan jangan diambil hati ya mereka memang seperti itu,”kata penjaga gerbang. Irfan mengangguk kepada mereka sampai makan bersama dimulai. Selesai makan mereka mulai bekerja kembali termasuk Irfan yang di panggi Miyako dan ibu mertuanya untuk membersihkan gudang belakang. Irfan segera pergi dengan perlengkapan yang diperlukan menuju gudang belakang yang sudah lama tidak dibersihkan

Hari demi hari berlalu dimana Irfan yang diperlakukan sebagai babu di rumah Miyako hanya bisa menerima saja. Dimalam itu Miyako yang mengaja seorang laki-laki yang terlihat mewah dan tampan dari pada dirinya. Irfan yang ingin tahu siapa dia menghampiri Miyako.”Siapa dia Miyako?,”ucap Irfan yang melihat ke arah Miyako.

Tapi di sisi lain Miyako yang melihat Irfan merasa jiji. Laki-laki disebelah Miyako melihat dengan tatapan ingin tahu dan penasaran. Tapi dalam hati orang itu berkata,”Siapa kamu berkata kepada Miyako dengan santai itu.”

“Kevin kamu tidak usah perdulikan pelayan ini,”ucap Miyako yang tidak menganggap Irfan sebagai suaminya.

“Jika kamu tidak ada kerjaan sana pergi ke belakang,”kata Miyako. Irfan yang berjalan ke belakang dimana orang tua Miyako yang menyambut Kevin dengan baik. Di belakang Irfan bertanya kepada bibi Imah siapa orang itu. Bibi imah memberitahukan kalau orang itu adalah Kevin Jayatala pengusaha terkenal.

Irfan yang mendengar itu hanya bisa melihat dari jauh saja sambil berpikir,”Apa Miyako suka dengan laki-laki itu?.” Penjaga gerbang yang saat itu sedang melihat Irfan menepuk bahunya dan berkata,”Tuan muda Irfan kamu jangan lihat itu lagi.”

Irfan menoleh ke belakang dimana penjaga gerbang yang menyapanya itu.”Paman apa maksud kamu tadi?,”ucap Irfan yang tidak paham dengan perkataannya tadi.

“Apa benar kamu tidak paham perkataanku itu. Kamu di sini percuma saja istri kamu itu tidak menganggap kamu ada. Mungkin saja dalam waktu dekat ini kamu akan diceraikan oleh nona,”kata penjaga gerbang.

“Jika itu terjadi malah bagus, tapi kenapa dia mau menikah denganku jika pada akhirnya dia suka dengan orang lain,”kata Irfan.

“Tuan muda Irfan benar kamu tidak tahu, kalau mereka menikahkan kamu itu karena warisan kakek nona. Dimana warisan akan diberikan jika nona menikah dengan tuan muda,”ucap bibi Imah yang juga sudah tahu.

“Apa jadi pernikahan ini hanya untuk mendapatkan warisan kakek Miyako saja. Tapi aku masih tidak mengerti kenapa kakekku dan kakek Miyako menulis perjanjian pernikahan seperti itu,”ucap Irfan. Bibi Irfan dan penjaga gerbang yang sudah lama bekerja disana juga tidak tahu tentang apa yang dikatakan oleh Irfan.

Setelah pertemuan Kevin dengan orang tua Miyako mulai memilih tanggal pernikahan mereka. Tapi sebelum pernikahan bisa dilanjutkan Miyako harus bisa menceraikan Irfan terlebih dulu. Kevin yang ditemani oleh Miyako mengantar sampai didepan pintu. Irfan berjalan menuju kamarnya baru saja selesai membersihkan dirinya. Melihat keluar jendela dimana Kevin dan Miyako sedang berciuaman.

Mata Irfan yang melihat hanya bisa tertusuk duri dalam hatinya. Istri yang sudah dia nikahi selama satu tahun memperlakukan dirinya sebagai orang lain. Tapi dalam hati Irfan juga merasa lega kalau begini dia akan bisa berpisah dengan Miyako.”Kurasa ini yang terbaik,”ucap Irfan.

“Apa yang sedang kamu bicarakan Irfan,”ucap ayah mertua yang ada di belakang dia.

“Ayah mertua sedang apa di sini dan ada perlu apa,”kata Irfan yang tidak tahu maksud kedatangan dia ke kamarnya.

“Aku ingin bicara dengan kamu,”ucap Ayah mertua yang melemparkan selembar surat cerat dan penadatanagn surat ahli waris yang diberikan oleh Irfan. Irfan mengambil lembaran itu dan membaca isi dari suratnya. Dimana Irfan sama sekali tidak terkejut dengan apa yang akan datang di depannya.

“Tanda tangan itu dan pergi dari rumah ini mulai besok,”kata ayah mertua yang dingin dan tajam.

Irfan selesai membaca hendak mengambil pulpen untuk menadatangni surat cerai dan ahli waris. Saat itu Miyako dan ibunya yang sudah datang melihat Irfan yang baru saja selesai menadatangni surat cerai dan ahli warisnya.

Miyako dengan segera mengambil lembaran kertas itu.”Bagus juga kamu, tanpa ada paksaan kamu sudah sadar dengan posisi kamu. Mulai besok kita tidak ada hubungan apa-apa lagi,”kata Miyako. Setelah semua selesai malam berganti dimana Irfan yang hendak pergi meninggalkan rumah. Tapi saat hendak pergi perlakukan keluarga Miyako masih saja tidak ada rasa perduli dengan Irfan. Apa yang akan terjadi dengan Irfan setelah mereka berdua berpisah?.

KBAD 2

Setelah selesai menadatangani surat cerai Irfan yang ingin berkemas langsung di tarik oleh para pelayan. Dimana pada malam itu juga Irfan di usir dengan tidak hormat. Dimana pakaian dan koper dia jatuhkan seperi sampah.”Pergilah dari sini sekarang juga,”ucap ibu mertua.

Setelah Irfan didorng keluar dari atas Miyako yang dengan iseng menjatuhkan air bekas dia mandi. Untuk Irfan dengan santai dia berkata,”Maaf aku tidak lihat kalau ada kamu disana. Aku kira kamu sudah pergi ternyata masih ada di sana.”Wajah Miyako yang tertutup oleh tangan sedang tersenyum bahagia. Sedangkan pintu rumah sudah tertutup oleh mertua Irfan.

Irfan memasukan pakian ke dalam koper yang sudah ada dan langsung pergi. Tepat diluar gerbang dia melihat kebelakang dan berkata,”Kalian akan menyesal nanti sudah membuat aku seperti ini.”Irfan yang tidak memiliki uang sedikitpun tidak tahu mau pergi kemana dengan kondisi dirinya itu.

Tapi saat Irfan yang bingung ingin pergi kemana datang penjaga gerbang dan bibi Imah menghampiri Irfan yang sudah agak jauh dari rumah Miyako.”Tuan muda Irfan tunggu dulu,”ucap Bibi Imah. Irfan menoleh ke belakang tampak bibi dan penjaga gerbang menghampiri Irfan.

“Kenapa bibi Imah ada disini dengan paman,”ucap Irfan yang dengan sopannya.

“Ini untuk kamu bawa,”ucap bibi imah yang memberikan uang sedikit dan bekal untuk irfan bisa bertahan hidup. Irfan yang melihat itu langsung menatap ke arah mereka berdua.

“Ambil saja semoga kamu beruntung Irfan,”ucap penjaga gerbang. Irfan yang merasa senang dengan bantuan mereka mengucapkan terima kasih dan akan membalas budi kapada mereka berdua setelah dia sukses nanti. Irfan yang mendapatkan uang dan bekal untuk bisa dia kembali ke kampung halamannya.

Di perjalanan menuju kapung halaman milik kakek Irfan yang tidak diambil oleh Miyako. Setelah melihat kondisi rumah dan tempat yang tidak bagus. Miyako sama sekali tidak tertarik sehingga membiarkan rumah kakek itu menjadi milik Irfan. “Aku ingin tahu bagaimana tempat tinggalku yang baru nanti ya,”ucap Irfan yang melihat ke luar jendela bus yang dia naiki.

Di perjalanan damai tanpa ada masalah Irfan sampai di kampung halaman kakeknya. Irfan yang sampai pada pagi hari setelah dia pergi dimalam hari. Untung saja ada bus yang akan menuju tepat dia akan pergi. Jika tidak Irfan harus tinggal dijalan pada saat itu juga. Irfan berjalan tidak jauh dari tempat dia berhenti. Menggunakan ingatan masa kecilnya dia menyusuri jalan agar sampai di tempat tinggalnya.

Tepat di rumah tua dengan gerbang kayu yang sedikit rapuh dan rumput merambat disekitar pintu. Irfan mendorong pintu gerbangnya setelah kunci dia lepaskan. Irfan masuk ke dalam dengan pekarangan yang tidak luas dengan rumput banyak disekitarnya.”Apa ini tempatnya?,”ucap Irfan yang sama sekali tidak mengeluh. Irfan berjalan menuju pintu rumah dia ambil kunci yang dia bawa langsung mebukanya di dalam rumah yang masih sedikit ada perabotan yang sudah usang dan berdebu.

Irfan berjalan masuk dia mulai mebuka jendela rumah agar pencahayaan masuk ke dalam rumah.”Kurasa aku harus mulai bersih-bersih mulai sekarang,”ucap Irfan yang hedak ingin membersihkan rumah. Tapi perut Irfan yang bunyi membuat dia melihat apa ada yang bisa dia makan. Setelah diperikas masih ada bekal bibi imah yang masih tersisa. Jadi Irfan bisa memakan sisa bekal yang masih ada sebelum dia mulai bekerja lagi.

Irfan yang makan sambil melihat apa ada ruangan yang nanti dia bersihkan lebih dulu. Selesai makan dia berjalan dan berkeliling ke suduh ruangan melihat ada berapa kamar dan ada apa saja di tempat itu. Selesai berkeliling Irfan mulai mencari alat untuk membersihkan rumah.

“Aku berharap bisa menemukan alat untuk membersihkan dapur dan ruang kamar lainnya,”kata Irfan yang berjalan ke belakang. Dimana dia menemukan pekarangan yang dimana ada tanaman yang tidak dikenal oleh Irfan. Tapi mata Irfan masih tertuju ke arah gudang yang terlihat besar itu.”Apa itu gudangnya?,”ucap Irfan sambil berpikir dan berjalan menuju pintu gudang.

Irfan yang hendak membuka pintu tapi masih saja terkunci. Irfan masuk kembali ke rumah utama untuk mengambil kunci. Setelah mengambil kuncinya Irfan kembali ke gudang untuk membuka pintunya. Setelah pintu terbuka Irfan melihat berbagai benda yang aneh yang ada di gudang tersebut. Tapi setelah di susuri Irfan melihat satu kotak yang terlihat indah dan bagus. Membuat dia menuju ke arah kotak unik itu.

Irfan membuka kotak unik kayu itu dimana setelah terbuka Irfan melihat dua buku yang membuat dia mengambilnya.”Buku apa ini terlihat aneh dan kuno,”guman Irfan yang mebuka halaman pertama.

Irfan membaca buku halaman pertama membuat dia bertanya-tanya.”Kenapa kakek menyimpan buku tentang tanaman. Apa dia suka dengan tamanan ya?,”kata Irfan sambil mengingat kenangan masa kecilnya. Tapi dia tidak sama sekali ingin dengan kenangan dia semasa kecil. Buku itu dia kembalikan ke dalam kota unik kayu dan mencari peralatan kebersihan. Setelah mendapatkan semua Irafn mulai memberishkan rumah itu dari dapur dan kamar baru menyelesaikan ruang tamu dan pekarangan jika waktu memungkinkan.

Tapi dari pada itu Irfan yang telah mulai mengerakan kaki dan tangannya sambil berpikir makan apa untuk nanti malam. Irfan yang tidak tahu hanya bisa menyelesaikan dengan cepat. Setelah terlihat bersih rumahnya dia mencari ke halaman belakang yang ada tanaman yang sebagian Irfan kenal.”Ternyata ada,”ucap Irfan yang menekukan ubi dan kentang.

Irfan menuju dapur dan mulai mengkukus dengan alat yang ada. Tapi Irfan juga harus berpikir untuk mencari uang untuk dirinya kedepannya. Sambil menuggu ubi dan kentang matang Irfan menuju ke gudang mengambil buku yang dia temukan untuk dia baca. Tapi belum sempat dia berjalan dia melihat ke kamar yang tadi masih terkunci.

Irfan berjalan ke kamar itu dan mencari kunci yang cocok untuk kamar itu agar dia bisa membersihkannya. Tapi karena hari juga sudah mau gelap Irfan dia urungkan untuk pergi ke kamar yang terkunci itu. Di kembali ke gudang mencari alat yang bisa menerangi malam nanti. Setelah mencari dia menemukan lampu yang agak usang. Tapi tidak lupa dia mengambil satu buku yang tidak dalam kotak untuk dia baca nanti.

Irfan kembali dan melihat kentang dan ubi yang dia kukus sudah matang. Irfan menaru ke atas piring yang sudah dia bersihkan dia ambil satu. Dimana Irfan mengisi perutnya yang sudah lapar, tapi dia masih berpikir apa yang akan dia lakukan nanti.

Melihat pekarangan depan dan belakang yang masih belum diberishkan oleh Irfan.”Kurasa besok lagi aku melanjutkan untuk membersihkannya,”kata Irfan yang berbaring di lantai karena merasa lelah. Tapi setelah dia tinggal di rumah sederhana itu apa yang akan dilakukan oleh Irfan?.

KBAD 3

Setelah malam tiba Irfan yang dengan perut sedikit bisa mengganjal dengan kentang dan ubi yang tersisa.Malam yang gelap dan tidak ada mengganggu Irfan, tapi dengan suasana malam yang damai. Setelah sekian lama Irfan tidak merasakan semua it. Apa lagi kalau dia pada jam seperti ini harus membersihkan dapur dan mencuci pakaian milik Miyako dan ibu mertua dia. Tapi setelah perceraian Irfan bisa bebas untuk sesaat.”Tapi bagaimana untuk mendapatkan uang ya,”kata Irfan.

Malam yang tidak tahu mau memulai dari mana. Irfan hanya bisa tertidur untuk malam itu, setelah malam pergi pagi datang. Irfan mulai pergi ke gudang untuk mengambil kunci untuk kamar yang sudah tertutup. Tapi Irfan melihat seorang wanita yang masuk ke halaman rumahnya. Irfan berjalan ke arah pintu dan melihat wanita itu membawa satu mangko yang berisi makanan.

“Selamat pagi aku Alina tetangga sebelah kamu, aku baru dikasih tahu oleh ibuku kalau ada orang di sebelah rumah kami,”kata Alina yang memperkenalkan dirinya.

“Alina silakan masuk, maaf masih berantakan,”kata Irfan menyambut kedatangan Alina dengan ramah.

“Ini ada sedikit makanan untuk anda dari ibu saya,”ucap Alina. Irfan yang merasa senang dengan apa yang dibawa oleh Alina mengucapkan terima kasih. Tapi melihat wajah Alina membuat Irfan bertanya apa yang terjadi dengan dia. Tapi Irfan tidak bisa bertanya soal itu hingga Alina membuka mulutnya.

“Anda ini siapa dan kenapa anda bisa tingga di sini?,”ucap Alina.

“Maaf aku lupa untuk memperkenalkan namaku. Aku Irfan cucu dari kakek yang memiliki rumah ini dulu,”kata Irfan.

“Irfan, aku baru tahu kalau kakek yang dulu tinggal di sini memiliki cucu,”kata Alina.

“Itu benar karena sudah lama sekali aku tidak datang ke sini. Setelah orang tua saya meninggal jadi aku tidak tahu kabar kakek saya dulu. Bagaimana dia bisa meninggal aku juga tidak tahu soal kabar itu,”kata Irfan.

Alina yang merasa kasihan hanya bisa tertunduk tapi dnegan tubuh dia yang merasa tidak enak hanya bisa diam untuk sesaat. Irfan yang merasa tidak enak pergi ke gudang untuk mengambil buku yang dia temukan kemarin.

“Jika kamu tidak keberatan apa kamu mau menuggu di sini untuk sebenar, aku akan membuatkan minuman untuk anda,”kata Irfan.

Irfan segera berjalan keluar menuju gudang dimana dia mengambil kota kuno dan membuka buku obat yang berisi tanaman. Awalnya Irfan sedikit ragu untuk membacanya tapi karena melihat Alina dia ingin membantunya.

Setelah melihat gejala yang diperlihatkan oleh Alina. Irfan menebak kalau Alina sakit kejang jantung tapi untuk memastikan itu Irfan harus bertanya kepada Alina lebih dulu. Irfan yang membawa buku ditangannya dan segelas air putih.”Maaf hanya ini saja yang aku miliki, tapi Alina kenapa dengan wajah kamu itu. Apa kamu sakit?,”kata Irfan yang tidak panjang lebar.

Alina yang sedikit ragu hanya diam saja dan menimun air putih yang diberikan oleh Irfan.Irfan yang tahu hanya melihat saja dan bertanya lagi kepada Alina.”Apa dada sebelah kiri kamu merasa sakit saat melakukan kegiatan yang berat seperti mengangkat barang yang berat begitu dan sesudah makan?,”ucap Irfan. Alina yang mendengarnya melihat ke arah irfan dan menganggu kepadanya.

“Apa rasa sakit itu menjalar ke punggung, bahu dan lengan kiri dan tubuh juga terasa sesak dengan nafas berat. Lalu apa kaki dan tangan kamu terasa dingin juga Alina?,”kata Irfan.

“Bagaimana kamu tahu Irfan?,”kata Alina yang hanya bisa bertanya kepada Irfan.

“Jadi itu benar ya, itu gejala kejang jantung,”kata Irfan yang berdiri dari tempat dia berdiri.

Irfan yang sudah tahu segera keluar dan mengambil wortel untuk membuat obat. Tapi Irfan yang mencari madu binggung dari mana dia bisa mendapatkan madu. Setelah melihat sekitarnya Irfan melihat sarang lebah di atas pohon. Irfan mencari tahu untuk mengambil sarang madu itu untuk membuat obat Alina. Irfan yang berhati-hati mulai mendekati sarang lebah dan menghilangkan lebah yang ada di sarang itu dengan sedikit asap api.

Para lebah yang sudah pergi  Irfan bisa mengambil sedikit madu yang ada disarang. Kedua bahan yang sudah terkumpulkan Irfan pergi kedapur untuk memulai membuatnya. Karena baru pertama untuk mempraktekkan itu Irfan hanya bisa menyesuikan dengan apa yang diresepkan dalam  buku kuno.

Lima buah wortel segar yang dalam bahasa asingnya adalah Daucuc carotes. Tiga sendok makan madu murni. Irfan mencari parut melihat sekitarnya setelah menemukannya wortel yang dia dapatkan. Wortel yang sudah dikupas ia parut dengan halus setelah itu dia peras untuk mengambil airnya.

Irfan yang mengambil gelas untuk wadahnya tidak lupa untuk memberikan madu yang dia dapatkan agar ada rasa manis. Selesai membuat obat dengan wortel Irfan pergi ke tempat Alina yang masih duduk menahan rasa sakitnya.”Minumlah ini agar bisa sedikit membaik,”kata Irfan memberikan minuman wortelnya.

Alina mengambil gelas itu dari tangan Irfan yang meminumnya.”Ini enak Irfan tapi bagaimana kamu bisa membuat ini. Tubuhku juga sedikit merasa nyamanan,”kata Alina yang sedikit merasa lebih baik dari saat dia datang.

“Baguslah jika kamu merasa nyamannyan. Jika kamu mau minumlah ini selama 3 kali dalam sehari sampai kamu merasa baikan. Ini hanya dari wortel lima biji dan madu seger tiga sendok saja,”kata Irfan yang memberikan resepnya.

Alina menganggu saja sampai akhirnya dia pergi dari rumah irfan. Melihat Alina yang sudah pergi irfan kembali membuka pintu kamar yang tadi ingin dia bersihkan. Irfan membuka pintunya terlihat ruangan yang sudah berdebu. Tapi Irfan bertanya kenapa ruangan ini dikunci sangat rapat. Irfan membuka jendela kamarnya agar pencahayaan terlihat di seluruh kamar.

Irfan mulai membersihkan semua debu dan mengelap semua perabotan yang ada. Tapi disaat Irfan membersihkan kamar itu ada satu foto. Irfan mengambilnya terlihat foto yang dilihat dia tidak asing.”Seperti diriku dan kedua orang dibelakang ini apa mereka adalah ayah dan ibu disampingnya pasti adalah kekek,”ucap Irfan yang meneteskan air matanya.

Irfan yang mengais saat melihat wajah keluarga mereka yang dulu. Tapi sekarang hanya ada dirinya saja di tempat ini karena semua orang sudah meninggalkan Irfan. Tapi Irfan tidak merasa kecewa karena dia sudah merasa bersyukur.”Aku harus kuat untuk membalas semua perlakukan mereka yang sudah membuangku dan membuat aku seperti ini. Bagaimana caranya aku harus bisa membuat mereka menyesal karena membuat aku dengan tidak terhormat,”kata Irfan yang menghapus air matanya.

Irfan kembali membersihkan ruangannya, disaat dia memberishkan dia melihat beberapa tunggu untuk membuat obat. “Uutuk apa kekak dulu menyimpan ini ya?,”ucap irfan yang meletakan kembali setelah semua telah bersih. Beberapa jam telah berlalu dimana kamar kakeknya yang sudah dibersihkan terlihat rapi.

“Kalau begini terlihat indah dan nyaman. Apa aku tidur disini saja ya malam ini,”kata Irfan setelah selesai membersihkan kamarnya. Tapi saat Irfan berbaring di kasur yang sudah dia bersihkan diluar dan dia jemur lalu dia pasang kembali. Dimana tubuh Irfan merasa nyaman dan lega dari lelah yang  selama ini dia hadapi. Tapi setelah ini apa yang akan dilakukan oleh Irfan?.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!