NovelToon NovelToon

Bukan Dia, Tapi Aku!

1

Udara dikota Keju itu sedang dingin, semua orang memakai mantel tebal untuk membuat tubuh mereka tetap hangat. Dari kejauhan seseorang menatap dengan lekat seorang gadis dengan mantel berwarna sage green. Gadis itu baru saja keluar dari sebuah toko bunga, yang mana itu adalah tempat kerjanya.

Dia adalah Livy Camella, Gadis berusia dua puluh satu tahun itu bekerja disebuah toko bunga. Orang-orang memanggilnya Ivy. Ia mendongak sesaat menatap langit senja yang begitu indah, namun udara dingin menusuk tubuhnya. Ia merapatkan mantelnya dan kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumahnya.

Namun dalam perjalanan pulang kerumah yang jaraknya tak jauh dari tempat kerjanya itu, dirinya merasa sedang di awasi dan di ikuti. Sesaat dirinya berhenti berjalan dan menoleh kebelakang, namun tak ada orang yang mencurigakan disana. Livy kembali merasakan hal sama setelah melanjutkan langkahnya. Ia mengeluarkan ponselnya mencoba menghubungi sahabatnya.

"Hallo Vy? What Happen?"

"Hmm.. Aku merasa aneh hari ini, seperti ada yang mengikutiku." Ucap Livy pelan.

"What? Kau dimana saat ini?" Tanya orang disebrang telfon itu.

"Dijalan pulang, Aku sebentar lagi sampai. Aku hanya sedikit takut jadi menelfon mu." Ucap Livy dengan terkekeh kecil, namun kekehan nya terhenti saat melihat dua orang pria berbadan besar berpakaian serba hitam menghadangnya. Karena Livy merasa tak ada urusan dengan mereka, jadi Dirinya membungkuk hormat sesaat kemudian kembali melangkah. Namun tangannya dicekal dan membuat nya memekik kaget.

"Hei!!..."

"ivi, kau baik-baik saja kan. Heiii... Livy Camella..." dari sebrang sana dirinya hanya mendengar suara benda terjatuh dan suara pekikan tertahan karena bekapan. Sahabat Livy panik mendengarnya, dirinya segera mencari tahu keberadaan Livy.

.

.

.

Sayup-sayup Livy mendengar suara orang yang sedang berbincang, begitu ramai sekali. Alisnya saling bertaut dan perlahan matanya terbuka, Ia mengedarkan pandangannya menatap bingung sekeliling kamar yang begitu asing baginya. Namun sesaat ia langsung duduk dan melihat pakaiannya yang masih aman, ia sedikit bernafas lega.

"Aku dimana?" gumamnya.

"Dan suara ramai siapa itu..." Livy baru saja hendak beranjak dari kasur empuk itu, pintu kamar sudah terbuka. Suara tawa dari luar kini terdengar jelas, Seorang pria dengan stelan santai itu berjalan menghampiri Livy. Kini suara dari luar kembali sayup karena pintu kamar ditutup, Mata Livy tak lepas menatap pria yang bahkan kini duduk ditepi ranjang.

"Sudah bangun?" Pertanyaan itu membuat Livy mematung, apakah dirinya bermimpi? Jika iya tolong jangan buat dirinya bangun dari mimpi indah itu.

"Hei.." Livy tersentak saat tangannya digenggam.

"Apa aku bermimpi?" gumam Livy dengan memegang kedua pipinya. Pria itu mencubit pipi chubby Livy dan membuat nya meringis sakit.

"sakit tahu..." Ringisnya. Itu artinya dirinya sedang tidak bermimpi.

"Livy..."panggilnya pelan. Matanya membola saat mendengar nya memanggil namanya.

"Kau tahu namaku... Ah bukan maksud ku Anda tahu namaku?" tanya Livy dengan senang.

"Tentu. Sangat tahu, bisa kita bicara?" tanya nya dengan tatapan serius. Livy mengangguk dengan patuh.

"Aku akan menikahi mu malam ini... Tidak ada bantahan, dan tidak ada pertanyaan lagi? Patuh lah padaku, jangan mencoba untuk kabur. bersiaplah karena sebentar lagi akan ada orang suruhan ku kemari." ucapnya dengan lancar tanpa beban.

"Ta–" jari telunjuknya mendarat mulus di bibir mungil Livy. Sesaat dirinya tersentak karena merasakan sensasi yang berbeda pada bibir mungil Livy.

"Tidak ada pertanyaan sayang. Menurut lah maka kau akan aman." ucapnya lagi. Livy tertegun, ia hanya melihat pria itu berdiri dan pergi dari kamar super mewah itu.

"Ya Tuhan... Ada apa ini? Apa maksud semua ini. jika Aku tertidur dan ini adalah mimpi segera buat aku bangun Tuhan..." Lirihnya.

Pria itu baru saja keluar dari kamar tamu dimansion miliknya. Ketiga sahabatnya memicingkan matanya menatapnya. Pria itu memutar bola malas dan kembali duduk disofa bersama mereka semua .

"Bagaimana?" tanya Daniel Jasper Sahabatnya.

"Aku akan menikahinya Malam ini, Because dad and Mom akan tiba besok pagi."

"What The Hell? Are you Serious? " ucap Reynold Stanley sahabatnya juga.

"I'm so Serious"

"Kau Gila Arch..."

Jika kau memanggilku dengan sebutan itu lagi Maka kau akan aku habisi detik ini juga." Pria yang tadi berbicara adalah Willy Ernerst. Pria dengan rambut pirang itu mengangkat tangannya seolah tak berani dengannya.

"Ayolah Damian, dia gadis Asingkan.."

" wajah dan nama mereka sama, meskipun ada perbedaan nya sedikit." ucap Damian santai. Dia adalah Damian Archer Gregson. Biasa dipanggil Damian oleh orang yang mengenalnya.

"Tapi kau tidak bisa melakukan hal itu, Dia pasti memiliki keluarga dan pasti keluarganya khawatir putri mereka belum kembali." Ujar Daniel.

"Dia tidak memiliki orang tua, Aku sudah mengikuti nya selama hampir satu Minggu. Dia hanya sendirian dan bekerja di toko bunga."

"Kau benar-benar gila Dam" ucap Willy.

"Tak ada pilihan lain, Semua orang mengenalku. Tidak hanya aku Kalian juga dikenal banyak orangkan. Dan melihat ekspresi nya seolah tak percaya aku didepan matanya membuat ku ingin tertawa. Dia pasti Takan menolak pernikahan ini." ucap Damian dengan serius.

"Oh ayolah Dam, kau bisa mencari keberadaan Livy!" ucap Reynold, panggilan singkatnya adalah Rey.

"Aku sudah mendapatkan nya, jika aku menemukan Livyku maka aku akan membuang Livy yang ini."

"Kau Gila!" Ucap Daniel dengan menggeram, ia segera mengambil gelasnya dan meneguk Vodkanya.

Didalam Kamar Livy termenung, dirinya bingung harus bagaimana? Tapi Pria yang membawanya bukanlah pria biasa dan pasti impian semua wanita untuk bisa bersanding dengannya bahkan menikah dengannya. Damian adalah pria idolanya, selain sebagai aktor dalam dunia perfilman Damian juga memiliki perusahaan yang bahkan disetiap negara ada. Damian juga membuka Perusahaan Entartaitment.

Rasanya ia ingin menjerit, pria yang di idamkan semua wanita ada didekatnya. Ia menangkup wajahnya, berulang kali membuat dirinya sadar bahwa ini hanyalah mimpi semata. Namun lagi dan lagi dirinya mencoba untuk menyadarkan diri namun tetap saja bahwa inilah kenyataan nya.

"Apa aku harus menolaknya? Tapi dia adalah pria yang bahkan aku sangat Fans padanya... Bagaimana ini?" gumamnya tak menentu, tak lama suara ketukan pintu mengalihkan pandangannya.

"Masuk." begitulah kata Livy, beberapa orang dengan membawa koper dan barang lainnya datang. Seperti nya itu adalah perias untuk membuat Livy bak bidadari malam ini.

"Hai Nyonya Livy, saya Nola MUA kepercayaan Tuan Damian."

"Oh Hai Kak Nola, panggil aku Livy saja." ucapnya canggung. Nola sedikit terkejut melihat Livy yang berbeda. Meskipun Nola tahu kemana Livy satunya namun sikapnya sangat berbeda jauh dengan Livy yang sebelumnya.

"Baiklah apa kita akan mulai make-upnya sekarang?" tanya Nola dengan senangnya. Livy mengedarkan pandangannya dan tampak berfikir sejenak.

"Hmm bisa aku bicara dengan Damian sebentar?" tanya Livy pelan.

"Ah tentu sayang. Aku akan panggilkan ya."

"Terimakasih kak." ucap Livy pelan, sebenarnya bisa saja ia pergi keluar hanya saja dirinya menjadi merasa begitu tak enak dengan semua orang. Dan bahkan ia juga canggung jika harus memanggil Damian duluan.

2

Livy meremas tangannya dengan kuat, jantungnya berdegub kencang. Ia menghela nafasnya beberapa kali, membuat dirinya menjadi semakin gugup tak menentu. Dirinya sekarang berada didalam mobil yang dikemudikan entah oleh siapa? Dirinya tak tahu.

"Nona Mari saya bantu." pintu mobil terbuka dan ada seorang maid yang membantunya. Sebelumnya dirinya sudah mengenalkan diri, namanya adalah Kate kepala maid dimansion Damian.

"Terimakasih Bibi Kate, maaf merepotkan" ucapnya sungkan.

"Panggil saja saya Kate Nona." ucapnya merasa tak enak. Livy hanya tersenyum menatapnya, dirinya keluar dari mobil. Ia memakai kemeja berwarna putih dan sebuah rok tebal berwarna cream. Ia juga memakai mantel bulu tebal yang menutupi tubuhnya sementara, saat berjalan menuju tempat yang mana sudah dipersiapkan. Ia mendongak menatap langit malam yang begitu cerah, banyak bintang yang memperlihatkan diri.

Sesampainya disebuah kantor sipil, ia mencari dimana Damian berada. Sesaat ia terpaku melihat pria idolanya yang sedang berbincang dengan petugas Sipil alias Biro Nikah. Sebenarnya kantor sipil itu tutup disore hari, namun karena permintaan Damian dan segala syarat mereka menyetujuinya. Tentu saja tidak gratis, Damian membayar mahal.

Mereka melakukan semua yang ditunjukan oleh petugas Sipil itu. Mereka berfoto berdua dengan background Merah bersama. Livy hanya bisa diam, menjawab ketika ditanya dan tersenyum ramah membalasnya. Setelah semua persyaratan dan yang lain dilakukan kini mereka bertanda tangan di kartu nikah masing-masing.

Aku sudah menjadi istri orang. Batin Livy.

"Buku ini akan siap Besok tuan, saya akan mengantarkannya besok." ucap Petugas itu.

"Baiklah. Mike akan urus pembayarannya dan bonus untukmu." ucap Damie tanpa ekspresi. Kini ia menarik tangan Livy untuk keluar bersamanya dari kantor urusan sipil itu.

"Boleh aku tahu siapa nama mu?" tanya Livy basa basi memecah keheningan.

"Apakah kau tidak mengenalku?" tanya nya tanpa menoleh dan masih berjalan menuju mobil yang jaraknya lumayan jauh.

"Tentu saja aku tahu, karena kau sudah menjadi idolaku sejak lama." gumam Livy pelan. Ia kira Damian Takan mendengar gumaman nya ternyata dirinya bisa mendengar jelas apa yang Livy bicarakan.

"Lalu?" Livy sedikit tersentak.

"Semua orang hanya mengenalmu dengan nama Damian atau Tuan Gregson. " ucap nya polos. Mereka berdua masuk kedalam mobil yang sama, yang mana Santos menjadi supir pribadinya. Livy masih menunggu jawaban Damian, namun pria itu kini sibuk dengan tab nya.

"Hufftt.." Livy menghela nafasnya berat. Seperti nya hidupnya tak akan lurus begitu saja setelah menikah.

"Damian Archer Gregson." ucapnya tiba-tiba. Livy yang mendengar itu tersenyum.

"Baiklah Tuan Archer, aku akan memanggilmu Tuan Archer, bagaimana?" tanya Livy dengan senyum manisnya. Damian menoleh, senyum manis diwajah cantiknya membuat Damian diam sesaat menikmati pemandangan indah didepannya.

"Tuan Archer.." panggil Livy lagi.

"Kau itu istriku, bukan pembantuku." ucap Damian yang membuat Dirinya tertegun. Livy merasa bahagia mendengar nya, rasanya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut nya.

"Archer" Entah kenapa Damian tak marah saat Livy memanggilnya seperti itu.

"Dimana ponselmu?" tanya Damian tiba-tiba. Livy yang mendengar hal itu mengingat-ingat sesuatu. Kini matanya membola dan menepuk jidatnya.

"Astaga... Kamukan menculik ku, dan ponselku entah dimana." ucap Livy dengan nada kesal. Damian segera menoleh menatap gadis disampingnya dengan cemberut.

"Aku?" beo Damian tanpa berdosa.

"Kau kan memang menculik ku kan, bahkan kau membawaku begitu jauh dari rumahku. Pasti Risa khawatir memikirkan aku." ucapnya dengan wajah memelas.

"Risa?" beo Damian lagi.

"Dia sahabatku, satu-satunya orang yang kupunya setelah nenek meninggal." ucapnya pelan. Damian kembali fokus pada tab yang dipegangnya dan tak berbicara lagi dengan Livy.

beberapa menit berlalu, mereka keluar dari mobil dan kembali masuk kedalam mansion mewah milik Damian. Saat mereka masuk, mereka dikejutkan dengan beberapa sahabat Damian yang sudah duduk disofa dengan berbagai makanan terhidang diatasnya.

"Woahhh... Happy wedding Brother" ucap Willy dengan rambut panjang itu, ya tidak panjang sekali hanya sebatas bahu.

"Hai kakak ipar... Aku Willy, yang paling muda dan paling tampan." ucapnya dengan heboh dengan bersalaman dengan Livy.

"Livy" ucapnya masih dalam kebingungan.

"Selamat Mian , atas pernikahan kalian berdua" Ucap Daniel dan seorang wanita yang begitu cantik. Tak mungkin Livy tak mengenalnya dia adalah seorang model.

"Hai... Aku Dyla " ucapnya dengan memeluk tubuh Livy yang masih mematung.

"Livy, kak.." ucapnya pelan yang masih terkejut.

"kau pasti sangat shock ya. Dia adalah Daniel tunanganku, dan itu adalah Rey." Livy mengedarkan pandangannya dan tersenyum ramah kearah mereka.

"Kalian kenapa disini?" tanya Damian datar.

"Oh slow men, kamu tahu ini malam pertamamu tapi kami hanya ingin merayakan pertama kecil-kecilan untuk menyambut kakak ipar datang. Benarkah Daniel, Will, Dyl?" tanya Rey dengan santai. Mereka bersorak ria dengan kompak.

"Ayo sini, duduk dulu. Kita baru kenal kan" ucap Dyla menarik tangan Livy agar duduk disofa bersama dengan mereka. Mau tak mau Damian juga ikut duduk disana. Meskipun tak bisa duduk disebelah Livy karena gadis itu bersama dengan Dyla.

"Ahh aku tidak menyangka istrimu sangat Cantik Mian." puji Dyla, Livy memang sangat Cantik dengan wajah naturalnya.

"Selamat malam Tuan, maaf mengganggu waktunya. Ini pesanan anda tuan." ucap Mike tangan kanan Damian. Ia menerima paperbag dari Mike dan menyerahkan nya pada Livy.

"Ini apa?" tanya Livy bingung.

"buka saja Vy, siapa tahu hadiah dari suamimu." ucap Dyla dengan semangat. Livy membukanya dan terkejut saat melihat sebuah ponsel baru masih dalam kotaknya.

"Damian kau ini! tidak romantis sekali. Aku kira kau akan memberinya satu set perhiasan, ternyata ponsel." ucap Dyla ketus. Damian menaikan satu alisnya, itu bukanlah urusannya kan. begitulah kata hatinya.

"Ponselnya rusak, jadi aku belikan yang baru." ucapnya acuh tak acuh. Damian mengambil gelas dan meneguk sampanye nya.

"Terimakasih Archer." ucap Livy membuat semua yang ada disana tersentak dan bahkan menahan nafas mereka takut Damian mengamuk. Damian meletakan gelas diatas meja dengan sedikit keras dan itu semakin membuat mereka panik.

"Kemarikan ponselmu" ucap Damian. Mereka menghembuskan nafas lega. Livy menyerahkan ponselnya pada Damian. Terlihat bahwa apria itu mengotak Atik ponsel Livy, meskipun sebelumnya sudah dipasang chip oleh Mike. Kini Damian memasukan nomor ponsel orang penting dirumah dan dirinya.

"Nomor orang-orang rumah, ada nomorku, Mike, Kate, Anne dan snatos.." jelas Damian. Livy mengangguk patuh mengiyakan.

"Simpan juga nomorku, kita bisa semakin dekat." ucap Dyla merebut ponsel Livy dan memasukan nomornya rey, Daniel dan Willy.

"Sudah." ucap Dyla dengan menyerahkan ponselnya pada Livy lagi.

"Terimakasih kak" ucap Livy dengan senyum manisnya.

3

Livy meminum jus alpukat yang dibuatkan Anne tadi. Karena dimeja itu kebanyakan minuman beralkohol. Dyla sedang menerima panggilan telfon jadi sedikit menjauh dari ruang tamu. Livy meneguk jus alpukat dengan canggung. Damian tak mengajaknya berbicara dan yang lain asik mengobrol dan memakan pizza dan banyak makanan lainnya.

"Istirahat lah, kau lelahkan." suara itu memecahkan keheningan dalam pikiran Livy. Ia menoleh kearah Damian, tapi ia tak enak jika harus pergi dari ruang tamu.

"Apa kau sudah makan?" tanya Livy ragu.

"Kenapa? Kau lapar?" Livy diam ditempatnya.

"Oh kakak ipar. Kenapa kau begitu pemalu, lihatlah makanan diatas meja ini banyak sekali. Apa kau tidak tertarik?" ucap Willy. Sikap Willy memang Humble, jadi ia berbicara terus terang dengannya.

"Oh tidak. Bukan begitu–" belum selesai Livy menjawab, Dyla sudah duduk dengan wajah lesu.

"Kenapa Sayang?" tanya Daniel.

"Hufff... Damian, apa besok kau tidak bisa terjun langsung ke pemotretan untuk iklan produk barumu. Karena model kita mengalami cidera kaki dan tangan, dia kecelakaan sore tadi." Damian tampak berfikir, jadwalnya besok juga sibuk dan tak memungkinkan baginya bisa datang ke tempat pemotretan.

"Kau cari model pengganti saja." ucap Damian enteng.

"Kau hanya menambah bebanku, Mana bisa mencari model dalam semalam seperti ini. Hufff.." keluhnya. Daniel menggenggam tangan Dyla.

"Iklan produk apa Dam? Apa tas keluaran baru?" tanya Rey yang melahap pizza-nya.

"Hmmm... Banyak barang baru yang belum dipromosikan. Radit belum memberitahuku soal apa saja yang sudah diselesaikan." ucap Damian santai. Livy hanya bisa mendengarkan dengan sesekali menyedot jusnya. Willy yang sedang memakan kacang berteriak.

"Ahaaa!!" Semua orang terkejut termasuk Livy yang sampai hampir menjatuhkan gelasnya.

"CK. Kau ini..." Decak Daniel sebal.

"Kenapa tidak kakak ipar saja. Secara kakak ipar cantik, ya meskipun tidak terlalu tinggi tapi dia cocok kan jika hanya untuk iklan produk." ucap Willy enteng. Livy mengerjapkan matanya beberapa kali, Willy memujinya atau mengejeknya barusan?.

"Oh iya Bagaimana Damian, Bagaimana jika Livy menjadi modelnya?" tanya Dyla. Damian tampak berfikir, namun tak ada salahnya jika Livy mencoba. Siapa tahu itu akan menjadi profesinya.

"Aku tidak masalah."

"Tapi aku, tidak mungkin kak Dyla. Archer aku tidak tahu menjadi model." ucap Livy sedikit protes.

"Tidak tahu bukan berarti tidak bisa kan" sergah Reynold.

"Benar Livy, kau pasti bisa jika dilatih. Tenang saja Dyla bersamamu." ucap Daniel.

"Bagaimana Vy? Kau hanya perlu di-make-up sedikit pasti sudah sangat cantik. Bagaimana?" Livy menatap Damian seolah meminta nya agar tidak membuatnya menjadi model. Namun Damian mengira bahwa Livy meminta persetujuan darinya sehingga pria itu mengangguk.

"Tapi Livy tidak bisa janji akan berhasil kak, Livy akan mencoba membantu sebisa mungkin." ucapnya pasrah. Dyla memeluknya dengan kesenangan.

...****************...

Livy membuka matanya, merasakan tenggorokan nya yang begitu kering. Ia segera mengubah posisinya menjadi duduk dan terkejut saat melihat Damian yang tidur disebelahnya.

"Apa kamu tidur bersamanya?" gumam Livy pelan. Jantungnya berdebar tidak karuan, ia segera melihat pakaiannya yang masih lengkap melekat ditubuhnya. Livy bernafas lega, Ia segera beranjak dari ranjang dan segera membersihkan diri dikamar mandi. Setelah selesai ia memakai bathrobe, berfikir apakah dirinya memiliki pakaian, ia mencoba membuka lemari. Livy menghela nafasnya, ia menarik kaos dengan lengan pendek dan celana joger milik Damian. ia segera memakainya dengan cepat, setelah selesai ia mencempol rambutnya asal dan pergi kelantai utama.

"Selamat pagi Nyonya.." sapa Mereka yang berpapasan dianak tangga. Mereka maid yang akan membersihkan lantai dua.

"Selamat pagi" balas Livy dengan senyum manisnya. Ia segera pergi kedapur dan ingin sekali membantu memasak namun kini dirinya dihadang oleh seseorang.

"Bibi Kate... Ayolah aku hanya ingin sedikit membantu." ucap Livy memohon.

"Nyonyaku yang cantik, sebaiknya anda duduk manis dan melihat para maid yang lain memasak." ucap Kate dengan senyum ramahnya. Namun dengan cepat Livy menggelengkan kepalanya.

"Jika kau tidak mengizinkanku maka aku akan mengadu pada Damian... Kalian Jahat" rengek Livy. Kate melotot mendengar nya.

"Baiklah, sedikit saja. Oke Nyonya, Sedikit saja." Livy mengangguk patuh.

Damian baru saja keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang melilit di pinggangnya. handuk kecil lainnya sedang digosokkan ke rambut kepalanya yang basah, Ia melihat pakaian yang sudah tergantung didekat lemari pakaiannya.

"Apa dia yang menyiapkannya?" gumam Damian. Pria itu segera memakainya dengan cepat. Setelah selesai dan merapikan rambutnya. Sebelumnya rambutnya sudah di hairdryer sebelum memakai pakaiannya yaaa, Setelah sudah rapi. Damian turun kelantai utama, para maid yang melewatinya membungkuk hormat menyapanya. Suara gelak tawa membuatnya menoleh kearah dapur mansion. Ia segera menuju kedapur, matanya tertuju pada gadis dengan kaos kebesaran dan tentunya celananya sangat kebesaran. Rambut di cempol asal, dan sedang menyiapkan sarapan bersama maid lain. Para maid juga ikut tertawa karena kekonyolan Livy.

"Selamat Pagi Tuan, Apa akan sarapan sekarang?" tanya Kate yang menyapanya saat menyadari ada Damian yang melihat mereka.

"Hmm." jawabnya dengan bergumam. Livy tersenyum kikuk saat melihat Damian, Namun suara seseorang membuat mereka menoleh.

"Selamat pagi kakak ipar" sapa Willy dengan bersemangat.

"Selamat pagi." balasnya tak kalah antusias. Willy tersenyum dan langsung duduk dikursi meja makan.

"Oh my God, apa yang kau lakukan Mian, kau membuat kakak ipar bekerja di dapur." ucap seorang wanita dengan pakaian modisnya , lalu menarik Livy agar ikut duduk dikursi meja makan.

"dan apa-apaan ini, pakaian macam apa yang kau kenakan sayang?" tanya Dyla dengan menatap Damian tajam. Pria itu hanya menghela nafasnya,ia lupa membeli pakaian untuk Livy.

"Sudah-sudah jangan ribut, kita sarapan dulu." ucap Daniel yang juga ikut duduk. Akhirnya mereka semua sarapan bersama kecuali Reynold.

"Kau jadi ikut denganku kan Vy?" tanya Dyla. Oh dirinya hampir saja lupa tentang ajakan Dyla semalam.

"Iya kak, aku akan ikut." ucap Livy dengan senyum manisnya. Dyla senang sekali, akhirnya dirinya punya teman wanita. Sebelum-sebelumnya dirinya selalu sendiri karena keempatnya adalah pria.

tak lama seseorang wanita datang dengan beberapa paperbag ditangannya. Wanita itu mengenakan pakaian serba hitam, cantik dan terlihat sangat tegas.

"Selamat Pagi Tuan-Tuan dan Nyonya-nyonya." sapanya.

"Ekhem" Damian berdehem dan mengalihkan atensinya.

"Dia adalah Via, Dia akan menjadi asisten Livy. Dan akan menjadi supir pribadinya. Livy hanya boleh pergi bersama Via jika keluar." jelas Damian, Dan Livy hanya menatap Via dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ini pakaian yang Tuan pesankan." ucap Via menyerahkan paperbag pasangan Livy.

"Terimakasih" ucap Livy lembut. Livy menarik pelan jas yang Damian kenakan, Pria itu menoleh. Livy menggerakkan tangannya agar Damian sedikit membungkuk agar dianya membisikan sesuatu. Dan Damian melakukannya.

"Aku tidak perlu asisten Archer. Bukankah ini terlalu berlebihan." Damian berdecak saat mendengar nya. Ia segera menjauhkan tubuhnya pada Livy.

"Jika kau tidak pergi dengan Via, Kau tidak bisa pergi kemanapun." ucap Damian dengan menonyor pelan kepala Livy. Gadis itu mencebik kesal, ia kembali melahap sarapannya.

"Aku sudah selesai, aku harus pergi ke lokasi syuting. Pakai ini, beli pakaian dan semua barang yang kau butuhkan. " ucap Damian dengan mengeluarkan kartu limit itu.

"Dyla, setelah pemotretan temani Livy pergi membeli pakaiannya." titah Damian.

"Oke" Jawabnya dengan memberi tanda O dengan jarinya.

"Via, ini tugas pertamamu. Jangan buat saya kecewa, karena ayahmu tidak pernah membuat saya kecewa." ucap Damian.

"Baik Tuan."

"Jika terjadi sedikit saja kesalahan, Maka kau tahu sendiri konsekuensinya." Damian pergi diikuti dengan Willy dan Daniel.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!