NovelToon NovelToon

Penguasa Dua Gerhana

perjalanan keluarga saudagar

Cuaca cerah hari ini mulai nampak, setelah semua persediaan dan barang dagangan telah siap semua. Seusai shalat maghrib, Tengku Rahman memimpin doa dan menyampaikan harapan dan tujuan perjalanan.

"Bismillahirrahmanirrahim  di hari yang penuh rahmat ini semoga berisi kebaikan untuk kita semua." Tegas sang saudagar.

Mereka akan berlayar menuju kerajaan tetangga untuk berdagang. "Atas izin Allah angkatlah jangkar Cik, bawalah Sang Rimbang menyusuri birunya samudera." Perintah saudagar itu kepada Cik Ubaid sang kapten Nahkoda.

Setelah geladak ditinggalkan awak kapal selepas sholat berjamaah, Cut ashari berlari kecil di ruang geladak yang lumayan luas itu. "ibu,mari kita lihat bintang". teriak kecil putrinya. "Janganlah berlari putriku, ibumu sudah tak sanggup menyusul mu." tegas Tengku Rahman sang ayah. "Maafkan aku ibu,aku terlalu bahagia." Ucap putri kecil sang saudagar itu.

"Ibu tak lagi bisa bergerak cepat,perut ibu sudah besar mengandung adikmu didalamnya." Tegas sang ibu sambil meraih tangan putrinya dan menggandengnya.

Ini pertama kalinya Tengku Rahman mengajak isteri dan putrinya itu untuk hijrah ke kerajaan lain untuk berniaga. Beberapa minggu yang lalu.

------

"Tengku boleh kah aku menyampaikan permintaan padamu ?" tanya cut Ira halimah pada suaminya.

"Tentu saja isteriku, aku akan berusaha menuruti keinginan isteriku yang sedang hamil ini." ucap tengku Rahman sambil mengusap perut istrinya .

"Berbaringlah di ranjang, kamu sudah tampak lelah setelah beraktifitas seharian dengan keadaan perutmu yang semakin besar ini !" bujuk tengku rahman pada istrinya, cut ira pun mengangguk sambil di berjalan di papah sang suami menu ke ranjang tempat mereka biasa melepas lelah dan beristirahat.

Setelah mengantar istrinya ke ranjang,tengku rahman berjalan menuju jendelaku kamar untuk menutupnya karena hari telah mulai malam.

"Tengku, entah kenapa mataku tidak merasa kantuk malam ini. " ucap halimah setelah berbaring di ranjangnya.

"Baiklah, katakan apa yang menjadi keinginanmu tadi, biar tak menjadi beban di benakmu lagi. Kamu ini sedang hamil tua halimah jangan banyak beban dalam pikiranmu itu akan berpengaruh pada kondisimu dan kesehatan janin dalam perut mu." tukas suaminya sembari menyusul ke ranjang dan membenahi kelambu tempat tidur mereka.

"Tengku, aku ingin engkau ada di sampingku saat anak kedua kita lahir nanti !! Seperti saat kau menemaniku ketika putri kita lahir saat itu. Entah bagaimana aku memiliki firasat yang tidak tidak belakangan ini." Ungkap cut ira halimah kepada suaminya.

" Halimah,bukankah engkau tau sebentar lagi musim hijrah,dan purnama bulan depan cuaca yang bagus untuk berlayar. Butuh waktu 3 purnama untuk aku kembali setelah perjalanan berniaga dari tanah jawa, sedangkan usia kehamilanmu tak lebih dari 2 purnama akan melahirkan...."

Belum selesai suaminya berbicara,halimah lantas menyahut ucapan suami nya. " Aku tahu itu tengku, aku tahu bahwa sudah menjadi tugas suamiku untuk berlayar setiap tahunnya, itulah yang mengganggu benakku. Bagaimana kalau aku ikut dalam perjalananmu ke tanah jawa ?"

Sang suami pun lantas menyahuti pernyataan istrinya itu, " jika kamu ikut denganku, lantas bagaimana dengan putri kita ? "

Tengku rahman langsung teringat dengan putri nya itu.

Cut ira melanjutkan, " Kita pun akan membawa putri kita bersama ke tanah jawa, kita akan menitipkan putri kita kepada syech ali untuk menimba ilmu beberapa tahun disana."

Selain sebagi seorang pelanggan dari tengku rahman,syech ali merupakan guru besar dan pendiri perguruan Pari Kuning yang terkenal ke seluruh pelosok nusantara,selain menghasilkan jawara jawara ilmu beladiri,pari kuning juga banyak melahirkan pendakwah di bidang ilmu islami.

Mendengar jawaban dari cut ira halimah tersebut lantas tengku rahman terdiam sejenak. "Baiklah,besok kita siapkan perbekalan kebutuhan kita untuk perjalanan ke tanah jawa, karena beberapa hari ke depan bulan sudah purnama dan kita harus berangkat." jawaban dari suaminya itu membuat hati halimah senang dan bisa beristirahat seraya memeluk suaminya dengan mesra.

--------

Seperti malam malam sebelumnya cut ashari selalu memandangi susunan bintang untuk mengawali tidurnya. Sebelum mengantuk cut ashari masih berceloteh bersama kedua orang tuanya. "Ayah,siapakah yang meletakkan bintang disana, jauh kah bintang itu berada, bagaimana caranya kita pegi ke sana ?" tanya cut ashari sambil menunjuk ke arah bintang.

Kedua orang tuanya tersenyum dan saling berpandangan. "Anak ku, ini malam terakhir kita duduk bersama diatas kapal melihat bintang, karena esok kita telah tiba ditempat dimana kamu akan mendapatkan semua jawaban dari pertanyaanmu itu." ucap sang Ayah.

"Kenapa harus jawab nanti di sana ayah?" tanya anak itu polos. "Karena kamu akan belajar banyak hal disana, jawaban dari semua pertanyaanmu itu akan kamu ketahui dengan belajar wahai anakku"." sahut sang ibu sambil mengusap kedua pipi putrinya dan menatap matanya. "Matamu sudah ngantuk,hari pun mulai larut, pergilah tidur!!" tambah sang ibu dan mengecup keningnya.

Awak kapal tampak sibuk semua karena perjalanan mereka hampir tiba, sang saudagar bersama keluarganya sedang duduk melihat bibir pantai yang mulai tampak. Cut ashari tampak riang,begitupun dengan cut ira halimah karena ini kali pertama mereka merasakan hidup merantau di tanah seberang,mereka sangat penasaran karena sebelumnya hanya mendapat cerita dari lelaki yang mereka banggakan yakni tengku hasan setelah pulang dari berniaga.

" Maaf tengku, apakah perlu disiapkan tandu untuk nyonya dan putri tengku rahman?" tanya cik ubaid sang kapten. Karena jarak dermaga ke penginapan lumayan jauh.

Tak selang beberapa lama rombongan saudagar itupun tiba di penginapan, belasan gerobak pedati berisikan dagangan yang sebagian besar berisi benang,kain,dan kertas. "Assalamu'alaikum, selamat datang tengku Rahman, bagaimana perjalanan anda ?" Sapa hangat pemilik penginapan langganan saudagar itu.

Setelah berbincang sejenak dan memperkenalkan keluarganya kepada pemilik penginapan. Tengku rahman lantas menemui para pembeli yang menjadi pelanggan lama yang sudah menunggu.

Setelah membersihkan diri cut ira halimah dan putrinya menyiapkan makan malam. "Ibu,mana ayah?" tanya cut ashari. Belum sempat sang ibu menjawab tengku hasan pun datang "Assalamu'alaikum, wah makan malam sudah siap,kebetulan ayah lapar." mereka pun makan sambil berbincang kecil,setelah menemui para pelanggannya yang hampir sebagian besar dagangan itu telah terjual pada mereka,tengku hasan lalu beristirahat bersama keluarga bahagianya.

Ke esokkan harinya tengku hasan telah mengecek semua barang yang akan ia bawa kepada syech ali, karena jarak kota dengan penginapan di dermaga harus ditempuh hampir satu hari perjalanan, rombongan itu pun menaiki pedati yg ditarik dengan kuda. Di sepanjang jalan cut Ira halimah dan cut ashari mengagumi suasana di tanah rantau, banyak pertanyaan yg di celoteh kan oleh mulut putri kecilnya. Kedua orang tuanya pun menjawab dan sesekali memberi nasehat untuk anaknya ketika menuntut ilmu nanti.

"Assalamu'alaikum,selamat malam sahabatku Selamat datang" merekapun disambut langsung oleh syech ali, Tengku rahman pun memperkenalkan keluarganya kepada sang guru besar. "Perkenalkan Syech ini istri saya cut ira halimah, dan ini putri kami Cut Ashari." Ucap tengku rahman Sembari menyuruh putrinya itu bersalaman pada sang guru. Sang tuan rumah pun lalu mempersilahkan mereka untuk beristirahat,karena tampak lelah setelah melakukan perjalanan panjang.

Kematian Halimah

    Malam masih 2/3 perjalanan, lantunan doa dan sholawat terdengar lirih di perguruan Pari Kuning, Tengku Rahman bangkit dari pembaringan, sebagai hamba yg religius Tengku rahman sangat taat beribadah, ia melakukan shalat sunnah malam.

    Tampak syech ali masih duduk di dalam surau,hening dalam dzikir nya, selesai beribadah tengku rahman mendekati syech ali. Ia mengucap salam lalu "maaf jika saya mengganggu ibadah syech, tapi ada hal yang ingin saya sampaikan." ucap Tengku rahman. Ia tahu akan sulit untuk mencari waktu berbincang dengan beliau,dengan kesibukannya sebagai guru besar di Pari Kuning.

   Selepas subuh tengku rahman menyampaikan apa yang menjadi tujuannya membawa putrinya ke tanah jawa, ia menitipkan putrinya dan menyerahkannya untuk di didik bersama syech ali. Tanggapan positif pun di berikan oleh syech ali,dia menerima permintaan saudagar itu dengan tangan terbuka. Karena mereka telah lama bersahabat dan kolega dalam berdagang.

    Cut ashari berjalan ke halaman depan perguruan, ketika sedang mengamati lingkungan, sang ayah menyapa nya

"mana ibumu ?"

"Setelah subuh tadi, ibu kembali masuk ke dalam kamarnya."

Jawab cut Ashari

   "Bagaimana keadaanmu halimah,kenapa kamu tak keluar kamar untuk mencari udara segar." Tengku rahman merasa khawatir dengan kondisi istrinya yang sedang hamil selepas melakukan perjalanan jauh.

   "Bagaimana keadaan istriku nyai ?" tanya tengku rahman kepada paraji (dukun beranak) dari kampung ini. Sang paraji pun menampakkan raut wajah yang kurang tenang,

   "Begini tuan, seperti nya istri tuan mengalami kelelahan yang berakibat besar pada janin dalam rahimnya, letak janin berputar dari posisi seharusnya,namun sudah saya pijat agar kembali pada posisinya.kemudian daya tahan istri anda saat ini sangat lemah begitupun janinnya. Jika berlarut akan berbahaya saat melahirkan nanti." Jelas sang paraji kepada saudagar itu.

      Ternyata syech ali sudah berada di sana dan mendengar penjelasan dari dukun beranak itu.

"Hasan, ajaklah ashari berkeliling perguruan agar dia tahu lingkungan disini ! "

Syech ali menyuruh putranya yang umurnya lebih beberapa tahun dari ashari itu.

"Jika terjadi sesuatu dengan tamu kyai,jangan sungkan untuk memanggil saya, saya akan carikan ramuan untuk nyonya saudagar ini" pamit sang paraji.

    Sadar dengan keadaan nya saat ini halimah mengungkapkan benaknya dihadapan suami dan syech ali.

"Bagaimana dengan ashari, apakah putriku bisa menuntut ilmu di sini ?" ucap halimah,seraya berusaha duduk .

"Tentu saja, aku sudah sampaikan niat itu kepada syech ali agar ia mau mengangkat ashari sebagai muridnya. Kamu tak usah berfikir banyak,jangan kamu paksakan dirimu halimah jaga kondisimu dan janin dalam rahimnya." Tengku rahman menenangkan istrinya..

    Sudah beberapa hari kondisi halimah tidak ada perkembangan. Halimah menghabiskan sebagian waktunya didalam kamar. Wanita itu merindukan putrinya karena beberapa hari ini ashari tinggal di pondok saat menuntut ilmu.

Hari mulai malam tengku rahman bersama cut ashari berjalan untuk menjenguk ibunya, sang ayah menjemputnya dari pondok santri. Sang ibu sudah tertidur, ashari secara perlahan duduk ditepi ranjang sang ibu.

Halimah menyadari kedatangan seseorang di sisinya. "Oh putriku, bagaimana keadaanmu,ibu sangat merindukan mu."

Suara yang keluar dari mulut halimah seraya mengulurkan tangannya minta pelukan sang anak sambil terbaring.

"Aku baik baik saja,ibu tidak perlu khawatir !"

Halimah merasa lebih tenang saat ini, ia tahu bahwa putrinya bisa langsung membiasakan diri dalam lingkungannya yang baru.

Karena memang cut ashari adalah seorang anak yang cerdas dan penuh semangat. Ia tidak pernah kaku dalam hal baru meskipun usianya belum genap 10 tahun. "Maafkan ashari ibu, saya harus kembali ke pondok karena esok waktu belajar mulai lebih awal,lagi pula malam sudah larut kasihan ayah yang mengantarku kembali ke pondok." Pamit ashari kepada ibunya,setelah mereka melepas rindu dan bercerita bersama.

Halimah merasa berat harus berpisah lagi dengan cut ashari. Karena selama ini mereka selalu bersama,sedangkan sekarang mereka terpisah beberapa malam terasa berat untuk halimah. Halimah menguatkan hatinya toh ini sudah menjadi niatnya untuk menitipkan halimah di perguruan ini.

"Tuan,ini ramuan untuk Nyonya. Usahakan agar nyonya mau makan sesuatu, kasihan jika tidak ada asupan untuk janinnya" paraji memberikan obat untuk Halimah.

"Terima kasih nyai. " tengku rahman menerima obat.

Kondisi halimah juga belum membaik, menurut perhitungan usia kandungan halimah masih 1 purnama lagi baru melahirkan. Tapi dengan kondisi halimah seperti saat ini membuat tengku rahman merasa sedih dan penuh kekhawatiran.

Cut ashari tetap semangat dalam menuntut ilmu walau sebenarnya ia memikirkan mengenai kesehatan ibunya.

-------

"Ya Allah,sakit sakit "

Teriakan halimah di atas ranjang,

Sesekali ia menarik nafas dalam,untuk menahan sakit yang ia rasakan.

"Ya Allah,sakit"

Teriak lagi.

"Tengku tolong tengku,sakit tengku"

Isak Halimah kepada suami nya, tampak beberapa orang berada di sekeliling kamar halimah.

" Hasan, cepat kamu jemput cut ashari ke pondok santri Putri !"

" Dan kamu jemput paraji yang ada dikampung sebelah, katakan tamuku minta pertolongannya segera ! " Perintah syech ali kepada putranya dan salah satu muridnya itu, keduanya lantas berlari bergegas dengan tugasnya itu..

"Astaghfirullah ibu,apa yang terjadi dengan ibu ?" Cut ashari terkejut mendapati ibunya tengah berjuang melawan sakit, air mata cut ashari tak terbendung lagi.

Ia memegang tangan sang ibu bersama sang ayah disampingnya.

"Ya Allah berilah kekuatan kepada ibuku,berilah ia kemudahan dan keselamatan ! " doa sang putri sambil menangis sendu.

"Tengku, sebaiknya kalian minggir mulu ,biar paraji menolong istri mu ! " Syech ali memegang pundak sahabatnya itu.

Paraji bergegas memeriksa halimah,beberapa saat berdiri. "Sebaiknya kalian semua menunggu di luar sepertinya halimah akan melahirkannya ! " paraji meminta kepada orang orang di sana.

"Apa....melahirkan, bukankah belum waktunya,usia kandungannya belum cukup ? Saya tidak akan menunggu diluar,saya akan menemani disampingnya karena itu permintaannya dan janjiku padanya "

"Tapi nyonya sudah mengeluarkan tanda tanda untuk melahirkan,air ketuban sudah banyak keluar"

Debat paraji dengan saudagar itu.

Syech ali memberikan isyarat pada paraji untuk mengizinkan tengku rahman berada di dalam. Cut ashari pun di iringi syech ali menunggu di luar.

"Tuan, ini akan sangat beresiko karena banyak hal yang tidak normal pada kandungan Nyonya!! " keterangan sang paraji sambil mengurut perut halimah.

"Ini benar benar akan mempertaruhkan nyawa keduanya, kondisi nyonya sangat lemah air ketuban hampir tidak tersisa, posisi sang janin kembali sungsang "

Bibir tengku hasan kelu,mendengar pernyataan nyai paraji. Bagai disambar petir, mendung menyelimuti perasaannya dan hujan air mata deras tak terbendung dari mata tengku rahman.

Tangan sang suami tak ia lepaskan dari genggaman halimah.

Tangan halimah lemas tak bertenaga, teriakan pun tak sanggup keluar. Air mata halimah menggenang,menyadari ia sudah tak bertenaga untuk mengeluarkan janinnya. Hanya tinggal kekuatan alami seorang ibu yang akan ia perjuangkan untuk melahirkan anak nya.

"Ayo nyonya dorong lagi nyonya,tarik nafas lagi !!" Pandu sang paraji, halimah hanya sanggup menggelengkan kepalanya berkali kali. Paraji tampak panik, karena janin pun tak memberikan respon proses kelahiran itu.

"Nyonya harus kuat, jangan sampai janinnya terjepit di bagian kepala, karena berbahaya untuk keselamatan sang janinnya !! "

Jelas paraji ke pada Halimah.

"Nyonya pasti mampu ! "

"Tarik nafas, lalu dorong ! "

Berulang di ucapkan paraji, dengan kekuatan terakhir halimah, akhirnya bayi itu terlahir.

Setelah melepas tali pusar bayi paraji memberikan kepada pembantunya, ia bergegas memeriksa halimah yang sudah terkulai di atas ranjang.

"Maaf kan saya Tuan !! "

"Besarkan hatimu tuan, ikhlaska !!. Memang inilah pertaruhan seorang wanita saat melahirkan,besar resiko dan nyawa jadi pertaruhan. Istri tuan telah menyempurnakan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu"

Perlahan paraji menenangkan hati tengku rahman sembari ia membersihkan tubuh Halimah. Benar-benar serasa hancur perasaan sang saudagar, petir kematian itu merobohkan seluruh kekuatan pria ini yang telah kehilangan istri tercintanya.

"Halimah"

panggilnya terakhir untuk sang istri dengan mulut penuh tangis kesedihan.

"Innailaihi wainnailaihi rojiun ,kuatkan dirimu ashari,doakan ibu mu !! " Ucap syech ali

Cut ashari pun tak mampu menahan kesedihannya,tubuhnya lemas dan roboh bersimpuh dilantai seraya terus menangis.

Seluruh perguruan pun ikut berkabung, dan mempersiapkan acara pemakaman untuk sang ibu dari cut ashari. Dan melakukan doa bersama selama beberapa hari.

Nama yang di berikan oleh Guru Besar

"Terimakasih saya ucapkan kepada semua yang hadir malam, terutama kepada guru besar perguruan Pari Kuning yakni syech ali yang telah berkenan menampung saya beserta keluarga, saya juga minta maaf karena banyak merepotkan.

Inti acara malam ini yakni melaksanakan doa bersama untuk 3 hajat saya :

Pertama mendoakan almarhumah Cut Ira Halimah istri Saya.

Yang kedua doa tasyakuran atas kelahiran putra Saya.

Dan yang terakhir mohon doanya untuk keselamatan saya karena besok saya akan melakukan perjalanan kembali ke kampung halaman."

Itulah sepenggal sambutan yang di sampaikan tengku rahman pada acara doa bersama di aula yang dihadiri seluruh murid,guru dan keluarga di perguruan itu.

--------

Ketika di atas kapal dalam perjalan pulang,masih merasakan kesedihan karena meninggalkan semua orang yang dia cintai di tanah rantau. Dalam renungannya tengku rahman teringat kembali apa yang terjadi pada dirinya akhir akhir ini.

"Sudahlah tengku rahman,kamu harus kuat sebagai laki laki semua orang ada masanya kehilangan dan berpisah,kamu harus bangkit sebagai seorang ayah karena ada 2 anak yang bergantung Pada mu !!" Nasehat syech ali kepada sahabatnya itu.

Tengku rahman hanya mengangguk dan mencoba berdiri ingin bangkit dari kesedihannya. "Pergilah temui anakmu yang baru lahir, lantunkan lafadz ilahi pertama pada pendengaran nya!!."

Sekali lagi syech ali mengingatkan kepada tengku ali./Memang dia belum melihat anaknya yang baru lahir, karena larut dalam duka. Betapa polosnya bayi yang baru lahir ini,ia masih suci dan terpejam tenang dalam balutan selendang hangat.

Tangis kembali terjadi pada diri tengku Rahman di hadapan bayinya. Bukan tangis duka melainkan haru bahagia karena sekarang ia memilikiku anak laki-laki, syukur ia ucap dalam hati kepada sang pencipta karena ia telah dikaruniai sepasang anak.

Hidung sang ayah pun mendekat di pipi bayi yang halus itu,ia mulai melantunkan adzan dengan lirih di telinga sang bayi.

"Akan menjadi sebuah kebanggaan jika putraku ini mendapat nama dari guru besar seperti engkau." Harap tengku rahman sembari mendekatkan putranya kepada syech ali.

"Bila sang ayah sendiri itu jauh lebih baik, tapi jika kamu tidak keberatan aku akan memberikan nama untuk bayi ini. " Jawab syech ali dengan menyentuh genggaman tangan anak itu.

"Aku harap anak ini kelak menjadi kebanggaan semua orang, menegakkan risalah agama,menumpas kemungkaran dan menyebarkan kebaikan. " Doa langsung yang diucapkan sang guru besar untuk sang bayi.

"Bagaimana jika anak ini aku beri nama Harun Ar-rasyid "

"Aku setuju, aku menambahkan julukan Tengku padanya menjadi TENGKU HARUN AR-RASYID. " Percakapan kedua sahabat itu memulai sejarah pada sang anak.

"Sebaiknya anda masuk tengku, angin laut malam ini sangat kencang dan dingin, tidak bagus untuk kesehatan anda bila berada di atas sini." Suara cik ubaid kapten nahkoda kapal menyadarkan tengku rahman dari lamunannya. Ia lalu berjalan turun dan masuk dalam kamarnya di kapal itu.

Berdoa untuk anak anaknya terus ia panjatkan setiap saat, karena jauh hanya dengan doa ia berharap pertolongan dari Yang Maha Kuasa untuk melindungi ke dua anaknya.

Tengku Rahman terpaksa meninggalkan kedua anaknya karena keadaan. Anaknya yang pertama ia tinggalkan karena harus menuntut ilmu di sana seperti keinginan almarhumah istrinya. Sedangkan Ia terpaksa meninggalkan harun karena kondisi bayi itu belum kuat, seperti penjelasan Paraji sang dukun beranak yang membantu harun lahir, bahwa harun adalah bayi yang lahir saat kandungan masih usia dini (prematur) sehingga ada organ vital yang belum kuat karena belum terbentuk sempurna.

Bagaimana pun juga tengku rahman masih bisa bertemu dangan anak anaknya setiap tahun seperti yang diucapkan syech ali. Tengku rahman masih bisa memantau kedua anaknya itu setiap kali berniaga di sana setiap tahunnya. Tengku rahman juga merasa tenang karena yang merawat anaknya adalah sahabatnya sendiri seorang guru besar.

------

Cerita mengenai keluarga tengku rahman telah tersebar di tanah kelahiran sang saudagar, orang orang di sana sudah mendengar cerita itu tak lama setibanya tengku rahman di kampung halaman.

Tak sedikit orang ikut bersedih dan berduka dengan keadaan keluarga tengku rahman, karena semua orang tahu bahwa keluarga tengku rahman adalah keluarga yang baik dan dermawan terhadap semua orang. Sehingga penduduk ikut terpukul dengan nasib yang dialami saudagar itu.

------

Waktu terus berjalan mereka terus tumbuh dan bangkit, seperti biasa kegiatan tahunan tengku rahman masih berjalan seperti biasa. Sudah beberapa tahun dan berulang kali ia berniaga ke tanah jawa sambil menemui anak anak yang ia cintai.

Disisi lain Cut ashari terus bersemangat menuntut ilmu, walaupun ia berasal dari luar daerah yang notabene berbeda adat dan bahasa tak membuat cut ashari mengalami kesulitan berarti dalam beradaptasi dan belajar.

Berbagai ilmu ilmu yang diajarkan di perguruan ini menempa setiap muridnya menjadi pribadi yang taat dan kuat dalam konteks religi dan kebatinannya. Tak terlepas dengan cut ashari yang baru beberapa tahun berbaur di dalam perguruan ini.

"Ashari,,Tunggu !!" Teriak hasan menghentikan langkah cut ashari.

"Aku ingin mengucapkan selamat padamu,karena sekali lagi kamu menjadi santri berprestasi tahun ini. Aku bangga padamu Ashari." Sanjung hasan sambil mengucapkan selamat.

Cut ashari merupakan salah satu murid yang spesial di perguruan ini, bukan karena ia putri dari sahabat sang guru besar tapi karena ia benar benar berprestasi dan menonjol. Ia dapat dengan cepat meresap ilmu yang diajarkan para guru serta tepat menerapkan dalam kepribadian dan kesehariannya.

" Oh iya, terima kasih kanda Hasan, Tapi lebih hebat kanda hasan yang menjadi santri terbaik dari semua murid di perguruan ini, kanda memang pantas mendapat peringkat itu karena memang kanda sangat pandai dan menguasai semua ilmu itu. " Jawab cut ashari,mereka mengobrol sambil berjalan selesaikan berkumpul mendengarkan pengumuman hasil ujian yang di berikan oleh guru guru mereka setiap tahunnya.

"Ah biasa saja,aku hanya selalu berusaha dengan maksimal dan hasilnya pun tak pernah mengkhianati setiap usaha itu. Kanda yakin kamu sebentar lagi akan menjadi pesaing kanda,karena kanda melihat potensi dalam dirimu ashari. "

"Tetap semangat ashari,lakukan yang terbaik !! sampai jumpa ashari. " Ucap hasan saat mereka harus berpisah karena pondok mereka berbeda darah.

"Terimakasih kanda, semoga sukses selalu untuk kanda." Jawab cut ashari. Hasan hanya membalas dua jempol ke arah ashari sambil tersenyum. Mereka berdua memang tampak dekat dan sangat akrab, seolah mereka adalah bersaudara.

Seperti biasa setelah pengumuman hasil ujian dari perguruan para murid mendapatkan libur beberapa hari. Sebagian besar para murid memanfaatkannya untuk bertemu dengan keluarga mereka masing-masing. Begitu juga dengan cut ashari yang menemui sang adik yang masih kecil itu untuk bermain bersama dan melepas rindu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!