NovelToon NovelToon

Terjebak Cinta Tuan Muda

Bab 1 Awal mula

Malam ini, hujan turun dengan deras, suara langkah kaki yang samar-samar terdengar, membuat suasana sedikit berbeda.

Suara guntur terus beradu hingga memancar kan sekelibat cahaya yang menampakan seorang gadis yang sedang bersembunyi disudut ruangan. Reina desila liona dia lah gadis yang dimaksud.

Malam ini Reina memiliki misi untuk membunuh salah satu presidir yang bekerja diperusahaan healthy food, jika dilihat dari nama perusahaannya, siapapun tidak akan mencurigai perusahaan ini karena tidak terlihat mencolok keberadaannya.

Namun berbeda dengan Reina, ia yang memang merupakan seorang agen, memiliki data kriminal untuk perusahaan ini.

Healthy food, nama jenis perusahaan yang menipu semua masyarakat awam yang tidak mengetahui kebusukan apa yang telah mereka lakukan.

Dari data yang Reina dapatkan, perusahaan ini menggunakan nama healthy food untuk menutupi perdagangan gelap yang mereka lakukan, barang-barang yang mereka jualkan tidak hanya makanan dengan jenis nama perusahaan nya saja, namun juga obat-obatan terlarang yang sangat berbahaya.

Dosis obat yang dibuatnya pun memiliki takaran yang tinggi, siapapun yang mengonsumsi jenis obatan ini akan memiliki kecanduan yang luar biasa yang pada akhirnya akan merenggut nyawa pemakainya dengan dosis yang berlebih.

Saat ini ia sedang berada diruang presidir healthy food, walau ia berada didalam ruangan, Reina tetap menyembunyikan sosoknya disudut ruangan yang juga sedikit gelap dan tertutup, ruangan ini cukup besar dan banyak lemari yang dipenuhi dokumen di atasnya, tidak akan memunculkan kecurigaan siapa yang bersembunyi dibalik sudut-sudut ini.

Reina menatap sesosok lelaki yang sedang beradu dengan dokumen di mejanya, tidak hanya itu, ia juga sempat beberapa kali mengetik dokumen yang dilihat nya diatas kibort.

Melihat sesosok lelaki yang sibuk dengan kegiatannya, sorot mata tajam menatap kearah pria tepat kearah lehernya, dengan jari jemarinya yang lentur ia menarik belatih kecil yang berada di sakunya.

Dengan langkah yang cepat Reina menusuk tepat dileher pria muda tersebut.

" Aarghh.." Raungan kesakitan terucap dibibir Arnold lelaki muda yang sudah perlahan menyusut dan terkapar diatas lantai.

Dengan gerakan yang santai, Reina mencabut belatih yang masih tertancap dileher jenjang pria tersebut. Dengan tatapan yang sama datarnya, Reina mengalihkan pandangannya pada dokumen yang sempat membuat sibuk lelaki yang telat tewas tersebut.

Memeriksa beberapa dokumen yang akan menjadi bukti kebusukan pria-pria menjijikan ini, ia pun mengambil dokumen dan data-data yang diperlukan untuk diadili nanti dipersidangan. Walau pendiri nya sudah tiada bukan berarti bawahannya tidak ikut campur dalam perdagangan gelap ini.

"cek cek. 01 melapor, semua bawahan telah tertangkap, tidak ada saksi mata yang terdeteksi ganti." suara wokitoki mengalihkan pandangan Reina.

" Bagus, pekerjaan disini juga sudah selesai, kembali."

" Baik."

Setelah mengatakan pesan terakhir, Reina pun bergegas berjalan menuju pintu memutar kenopak pintu keluar dan benar-benar menghilang dari ruangan.

Berjalan Melawati lorong, Reina menatap kearah sudut-sudut ruangan yang terdapat CCTV yang masih aktif.

Mengambil senapan di sakunya kemudian menembak satu-persatu CCTV yang terlihat dimatanya. tidak ada yang tersisa semuanya hancur berkeping-keping hingga langkahnya berhenti disebuah ruangan yang terdapat banyak pria berbaju hitam sama seperti nya.

" Apa semuanya sudah tertangkap?" tanya Reina menatap lelaki yang juga berjalan pelan ke arahnya.

" sudah ketua." jawab serempak 5 pria yang juga memakai pakaian hitam di sekujur tubuhnya.

" Ayo kembali" dengan lirikan mata yang singkat dengan perlahan Reina berjalan terlebih dahulu diikuti kelima pria dibelakangnya.

Bab 2. misi yang akan datang

Malam semakin larut. Reina menatap jendela kaca yang terkena tetesan air hujan , saat ini ia sudah berada di markas persembunyian nya, Tidak banyak yang tahu tempat ini, hanya orang-orang yang memiliki identitas yang sama yang bisa memasuki tempat ini.

Reina yang sedang berbaring di sofa menikmati kesendiriannya dengan bermain ponsel, disela-sela kesendirian nya, bunyi deritan pintu mengalihkan pandangannya.

" ketua.." seorang lelaki berbadan tegap dengan wajah tampan berkulit kuning Langsat berjalan menghampirinya.

" Rey! apa aku harus mengatakan berulang kali untuk tidak memanggil ku dengan sebutan ketua." sorot mata tajam menghunus kearah pria yang sedang berjalan kearahnya.

Rey yang mendapatkan sorotan tajam dengan konyolnya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Maaf.." ucapnya dengan ragu.

" Apa ada misi baru?" tanya Reina Tampa menatap kearah pria yang sudah mengambil posisi duduk tepat diujung kakinya.

Reina yang sedari tadi merebahkan dirinya di sofa tidak mengambil posisi duduk untuk menghargai Rey yang sudah duduk didepannya. Iyah malah menyibukkan diri dengan menonton layar ponsel Tampa harus menatap lelaki yang memukul kakinya singkat.

Tidak mendapatkan respon apapun Rey menghembus nafas pelan, dengan lirikan singkat Rey berkata " Aku tidak tau, terdengar seperti misi namun juga tidak, ini lebih bersifat kepemilikan."

Reina terdiam sejenak, sempat ia perhatikan lelaki yang masih setia duduk dipojokkan sofa, perkataanya sedikit membingungkan. Apa maksudnya dengan kepemilikan?

Wajar saja jika Reina bertanya demikian, pasalnya setiap Rey datang tidak lain untuk memberikan pesan yang datang dari pimpinan untuk menjalankan misi baru yang akan datang.

Tapi kali ini berbeda, ia tidak mengerti dengan kata yang berakhiran dengan kepemilikan, apa itu berkaitan dengan harta benda atau hak waris.

" Aku tidak mengerti dengan ucapan mu Rey, katakan lebih jelas agar aku bisa mengerti." sahut Reina perlahan bangun dengan memposisikan tubuhnya untuk duduk.

" Aku juga tidak terlalu paham, karena pimpinan hanya memberikan misi ini padamu, aku tidak tau mengapa hanya dirimu saja yang diberikan kepemilikan. Yang jelas informasi yang diberikan kepada ku hanya itu. Selebihnya pimpinan akan mengatakannya kepadamu." lanjut Rey kembali menyenderkan tubuhnya disofa.

" Apa harus aku yang menemui pimpinan?" Tanya Reina lagi dengan mendengus tak suka.

" Bukankah itu sudah seharusnya, kau harus menemuinya untuk meminta kejelasan, aku saja dibikin bingung oleh ucapannya."

Reina kembali diam, ia menatap mata Rey dengan jarak yang dekat bahkan itu hanya menyisakan jarak 10 Senti dari tempatnya.

Melihat tatapan tajam menyorot begitu dekat, Tampa sadar Rey mundur dengan perasaan canggung " A..ada apa? Kau membuatku takut."

Reina mendengus dengan dingin, " Apa kau lupa Rey, hubungan ku dengan pimpinan tidak lah baik, jika kami bertemu kau tau kan apa yang akan terjadi. Aku tidak sependapat dengan nya, dan lagi.."

" Dia adalah ibumu" lanjut Rey Tampa ragu sedikitpun.

Rey sudah lama tau mengenai pimpinan assassin spy yang merupakan kedua orang tua Reina, Rey sendiri adalah sahabat Reina sejak duduk di bangku SMA, sejak saat itu juga Rey bekerja dibawah pimpinan assassin spy.

Assassin spy sendiri merupakan organisasi mata-mata pembunuh yang dibentuk oleh perizinan negara, pekerjaan agen assassin spy cukup tersembunyi , bahkan tidak ada yang mengetahui organisasi ini terbentuk.

Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya hal politik yang mengancam. Assassin spy dilakukan semata-mata melindungi masyarakat dan juga negara agar terbebas dari orang-orang yang rakus akan kekuasaan.

" Mau seperti apapun kau harus tetap menemuinya Reina." ucap Rey datar kemudian bangun dan berjalan menuju pintu.

Melihat kepergian Rey yang sudah menghilang dari ruangan, Reina mendengus dengan dingin.

" sial!"

Bab:3 Berdebat

Reina bergegas keluar dari ruangan dan menuju kantor Pusat Assassin spy, sebenarnya ia tidak ingin menemui pimpinan, namun rasa penasaran membuatnya mau tidak mau harus bertemu dengan pimpinan.

Di jalan dia berpapasan dengan Rey, tapi Reina yang tidak peduli kembali mempercepat kan langkah nya, banyak mata memperhatikan kepergiannya termasuk anggota yang sedang bertugas menjaga pintu masuk.

Sempat salah satu anggota ingin mengikuti kemana Reina pergi, namun belum sempat mendekat, langkah nya tertahan dengan satu gerakan jari.

" Pergi. jangan ikuti aku!" ucap Reina setelah melirik singkat kearah dua lelaki yang sempat Reina lewati di pintu masuk.

" kemana anda akan pergi ketua?" tanya salah satu lelaki berbadan tegap dengan postur tubuh lebih besar dari anggota lainnya.

Reina berjalan menuju motor yang terparkir digarasi. Mengambil kunci motor di sakunya, menyalakan mesin motor dan mulai mengendari kearah belokan tepat di samping kiri dua lelaki yang masih setia di tempatnya.

Merasa diabaikan, kedua lelaki itu menghadang kendaraan Reina yang sempat ingin melewati keduanya.

" Minggir!" ketus Reina dengan tatapan yang dingin.

Melihat kedua pria yang bahkan tidak bergeming, Reina membunyikan gas motor nya, bahkan asap motor sampai menyebar keseliling ruangan.

Diam dan tenang, hal itu yang mereka lakukan, mereka tau ketuanya adalah seorang gadis yang keras kepala, mau berapa kali pun mereka bertanya dia tidak akan pernah mau mengatakannya sampai benar-benar disudut kan.

Mereka memang bawahannya, tapi bukan berarti mereka Tidak memiliki hak apapun untuk mengetahui kemana ketua nya akan pergi.

" kami tidak akan menyingkir jika anda tidak memberitahu kemana anda akan pergi."

Reina memutar bola matanya malas, mematikan mesin motor dan kembali menatap dua pria yang tak berpindah dari tempat sebelumnya.

" Aku punya urusan dengan pimpinan, menyingkir lah." ketus Reina dengan nada yang datar.

kedua pria itu saling berpandangan, wajah mereka sedikit terkejut dengan perkataan Reina, apa mereka tidak salah mendengar nya?

Mereka sangat tau jika Reina tidak pernah sekalipun bertemu dengan pimpinan, bahkan jika itu sebuah panggilan darurat, ia enggak menemui pimpinan secara langsung, dan biasanya yang menggantikan tempatnya adalah Rey.

Tapi kali ini berbeda, Reina sendiri lah yang ingin menemui pimpinan, bahkan tidak ada panggilan misi yang berkaitan dengan pertemuan bersama pimpinan, apa ada sesuatu hal yang terjadi?

Mau bertanya pun tak mungkin, karena Reina tidak akan pernah menjelaskan dengan tujuan apa ia menemui pimpinan. Jika itu misi seharusnya mereka lah orang pertama yang mengetahui informasi itu terlebih dahulu sebelum Reina. Tapi kali ini berbeda.

Hanya satu cara untuk mengetahui apa yang akan Reina lakukan untuk bertemu dengan pimpinan.

" Kami akan ikut bersama anda" dengan suara yang tegas ia berjalan mendekati Reina yang masih terduduk di atas motor.

" Tidak." suaranya yang datar membuat kedua pria terdiam.

" Tap-"

" Sekali lagi Kelian menghadang jalan ku, jangan berpikir untuk bisa berjalan dengan dua kaki." mata Reina mengkilat tajam, bahkan kedua pria yang sempat berdiri tegak menundukkan kepalanya takut.

Melihat suasana hati Reina yang sudah berubah dingin, kedua pria tidak bisa berkutik dengan ancaman yang dikatakan reina. Siapa yang berani membantah Reina dengan mode menerkam nya. jangankan mereka anggota lain pun akan diam dan menunduk jika Reina sudah menunjukkan raut wajah kebencian seperti itu.

Merasa tidak memiliki kesempatan lagi untuk berdebat, kedua pria menepih kesamping memberi jalan kepada Reina.

Reina yang merasa situasi sudah berpihak kepadanya, bergegas kembali menyalakan mesin motor dan berlalu pergi meninggalkan kedua pria yang sama menatap kendaraan nya yang kian menjauh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!