Pada zaman kuno, tepatnya disebuah kerajaan Bratasena, terlihat seorang pangeran yang baru saja keluar dari pemandian yang berlapiskan emas, pangeran tersebut bernama Dewangga. Dia adalah satu-satunya putra mahkota yang sebentar lagi akan dinobatkan menjadi raja, setelah dia menikah dengan seorang putri dari kerajaan yang berasal dari negeri seberang. Karena sang raja telah meninggal dunia beberapa hari yang lalu, sehingga Dewangga harus segera naik tahta menjadi raja, memimpin Kerajaan Bratasena.
Kerajaan Bratasena adalah sebuah kerajaan yang memiliki wilayah yang sangat luas, rakyatnya makmur dan sentosa, membuat semua rakyat sangat patuh dengan semua peraturan dari kerajaan.
Dewangga keluar dari pemandian dengan menutup perut sampai ke paha. Kemudian dia mengenakan pakaian kerajaan. Sebentar lagi dia akan segera bertemu dengan seorang putri yang akan dijodohkan dengannya, dulu dia hanya bertemu dengan calon permaisurinya saat mereka masih kecil. Membuat dia penasaran secantik apa Putri Larasati setelah tumbuh dewasa.
Dewangga melihat ada sebuah cincin yang tergeletak diatas meja, cincin tersebut adalah cincin pemberian dari mendiang sang kakek. Mendiang sang kakek bilang cincin tersebut adalah cincin pelindung dari leluhurnya. Kekuatan dari cincin akan muncul jika dipakai oleh orang yang tepat. Dewangga pun memakai cincin itu, melingkari jari manisnya.
Namun, tiba-tiba saja datang beberapa orang pengawal kerajaan dengan mengenakan perban coklat menutupi tangan kekarnya.
Dewangga mengerutkan keningnya begitu melihat para pengawal datang dengan penuh gelisah, "Gawat Yang Mulia, musuh menyerang dan memaksa masuk ke dalam istana kerajaan."
Dewangga tercengang mendengarnya. Di hari yang bahagia untuknya karena akan bertemu dengan calon permaisurinya, mengapa tiba-tiba ada musuh menyerang.
"Walaupun kita tidak memiliki persiapan untuk melawan musuh, tapi kita tidak boleh menyerah. Kita harus melawan mereka! Mereka tidak boleh menguasai Kerajaan Bratasena." Dewangga memberikan perintah kepada semua pengawal kerajaan untuk melawan dan berusaha keras untuk mempertahankan kerajaan.
Para pengawal kerajaan menyahut dengan kompak, mereka segera berpencar untuk mencari senjata.
Serangan yang mendadak membuat semua prajurit dan pengawal kerajaan banyak yang gugur. Para pengawal yang masih tersisa harus selalu melindungi sang pangeran, jangan sampai sang pangeran mati terbunuh, sehingga mereka mengawal Dewangga untuk mencari tempat persembunyian yang aman.
"Yang Mulia, kita harus bersembunyi." Ucap salah satu pengawal kerajaan.
Dewangga menolak untuk melarikan diri, dia harus berjuang mempertahankan kerajaannya sampai titik darah penghabisan. "Tidak, aku harus memenangkan pertempuran ini!"
"Seraaaang!" Titahnya dengan lantang.
Trang!
Trang!
Trang!
Suara pedang saling berbenturan, menggema memenuhi aula kerajaan. Dewangga tidak akan pernah menyerah untuk mempertahankan kerajaannya, walaupun dia akhirnya harus mati.
"Yang Mulia, awas!" Teriak salah satu prajurit kerajaan ketika melihat ada sebuah anak tanah melesat dengan bebas ke arah punggung Dewangga.
Dewangga segera membalikkan badan, dia nampak tercengang saat melihat ada sebuah anak panah yang sedikit lagi akan menancap di dadanya.
Namun, tiba-tiba saja waktu berhenti. Semua yang ada di sana nampak mematung, bahkan anak panah yang baru saja sedikit menempel pada dadanya ikut berhenti.
Hanya suara aneh yang terdengar, ternyata suara itu berasal dari cincin yang dipakai oleh Dewangga, sampai cincin tersebut memancarkan cahaya.
[Ding!]
[Ding!]
[Ding!]
[Sistem akan melindungi Anda, Tuan.]
Seketika Dewangga tiba-tiba saja menghilang dari aula kerajaan, sementara semua yang ada disana masih mematung, bahkan anak panah pun seakan sedang melayang di udara.
...****************...
Di zaman modern, terlihat seorang wanita cantik yang sedang menangis sesenggukan. Wanita itu malam ini sedang berada di dalam mobil, sengaja menepikan mobilnya di tepi pantai.
"Huhuhu..." Wanita itu bernama Sandra. Dia telah berlinang air mata memegang foto seorang pria. Seorang pria yang sangat dia cintai akan segera menikah dengan wanita lain.
"Ya Tuhan, padahal aku cantik, aku kaya, aku punya segalanya. Kenapa aku harus patah hati seperti ini? Tak bisakah Engkau mengirimkan seorang pria yang tampan dan lebih segalanya dari Adit?" Rupanya Sandra sedang dalam keadaan mabuk, mungkin karena hatinya terlalu sakit melihat pria yang sangat dia cintai akan menikah dengan saudara sepupunya.
DUAARRR!
Tiba-tiba saja suara petir menggelegar di angkasa, kilatnya masuk menembus kaca, bersamaan kehadiran seorang pria tanpa busana tiba-tiba berada di dalam mobil tersebut.
"Aaaaaaa!" Keduanya menjerit ketika melihat satu sama lain.
Rupanya pria itu adalah Dewangga, Dewangga sontak menutup burung perkututnya dengan kedua tangannya. Dia sama sekali belum menyadari bahwa dirinya telah memasuki dunia yang berbeda, dia telah terlempar ke zaman modern, dengan bantuan dari sistem.
Satu jam sebelum Dewangga bertemu dengan Sandra.
Malam itu Sandra terlihat sangat bersemangat untuk bertemu dengan seorang pria yang sangat dia cintai. Pria itu bernama Adit, usia mereka hanya terpaut tiga tahun saja.
Dulu Adit adalah kakak kelasnya Sandra, hubungan mereka sangat dekat sekali, karena dulu mendiang orang tuanya Sandra berteman baik dengan orang tuanya Adit, sehingga mereka sering bertemu ketika ada acara keluarga.
Gadis berusia 22 tahun itu adalah seorang wanita yang sangat cantik dan terlahir dari keluarga kaya raya. Namun, dia merasakan telah kehilangan segalanya setelah kedua orangtuanya kecelakaan sepuluh tahun yang lalu. Sehingga perusahaannya di kelola oleh Om tirinya untuk sementara, selama Sandra belum beranjak dewasa.
Om Gama memiliki satu orang putri dan satu orang putra. Putrinya bernama Marsha, usia Marsha seumuran dengan Adit. Sementara putranya bernama Billy, usianya lima tahun lebih tua dari Sandra. Sementara Tante Hani sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu.
Tapi sayangnya hubungan Sandra dengan Marsha sangat tidak baik, entah mengapa wanita itu selalu iri dengan apapun yang dimiliki oleh Sandra. Sementara Billy, sejauh ini masih bersikap ramah jika bertemu dengannya.
Hubungan Sandra dan Adit sampai kini belum ada kejelasan, mungkin karena Adit yang terlalu penurut kepada orang tuanya. Walaupun Adit memiliki perasaan kepada Sandra, dia tidak mampu untuk mengungkapkannya jika tidak ada izin dari orang tuanya.
Sandra memarkirkan mobilnya di depan restoran, hatinya sangat berbunga-bunga saat ini. Setelah satu minggu dia kembali ke Indonesia, akhirnya Adit mengajak ketemuan dengannya. Dia sudah lima tahun kuliah di Inggris.
Selama lima tahun itu, Adit sering menyempatkan diri untuk menemuinya di Inggris. Namun entah mengapa selama tiga bulan terakhir mereka jarang berkomunikasi, dengan alasan Adit sibuk dengan pekerjaannya.
Sandra harap malam ini Adit akan mengungkapkan perasaannya, atau mungkin saja Adit akan langsung melamarnya. Sungguh malam ini hatinya sangat berbunga-bunga.
Namun, betapa terkejutnya dia saat masuk ke dalam restoran yang dijanjikan, Sandra melihat Marsha yang sedang gelendotan mesra pada lengannya Adit. Membuat Sandra mematung melihatnya.
Adit segera menarik lengannya dari Marsha, dia merasa tidak enak hati ketika melihat Sandra yang baru saja datang ke restoran. "Sandra."
Sandra harus menyembunyikan rasa kecewanya, dia sadar tidak berhak untuk marah ataupun kecewa, karena dia dan Adit tidak memiliki hubungan apa-apa. Walaupun selama ini Adit sangat perhatian kepadanya, dan sering menunjukkan rasa sukanya.
Sandra pun duduk bergabung dengan mereka.
Marsha tersenyum penuh kegirangan, menyapa saudara sepupunya itu. "Hai Sandra, kamu pasti sudah saling mengenal dengan Adit kan? Kami sebentar lagi akan segera menikah."
Sandra tertegun mendengarnya, walaupun hatinya sangat sakit, tapi dia pura-pura tersenyum. Sementara Adit hanya menundukan kepalanya, mungkin karena sebenarnya dia sangat mencintai Sandra. Tapi dia tidak bisa menolak perjodohan yang dilakukan oleh keduanya orang tuanya dan ayahnya Marsha.
"Oh gitu, kalau begitu selamat. Aku harap hubungkan kalian langgeng dan secepatnya akan menikah." Sandra berkata dengan hatinya yang sangat terluka.
...****************...
Setelah pulang dari restoran, Sandra menepikan mobilnya di tepi pantai. Suasana disana lumayan sepi, Sandra ingin melampiaskan rasa sedihnya dengan meneguk satu botol wine. Dia benar-benar merasa telah dipermainkan oleh Adit selama ini, dan yang lebih menyakitkan mengapa harus saudara sepupunya yang menjadi calon istrinya Adit.
"Ya Tuhan, padahal aku cantik, aku kaya, aku punya segalanya. Kenapa aku harus patah hati seperti ini? Tak bisakah Engkau mengirimkan seorang pria yang tampan dan lebih segalanya dari Adit?" celoteh Sandra dengan suaranya yang parau.
Ternyata do'anya terkabul, sebuah petir menggelegar membelah langit, kilatnya masuk menembus kaca, bersamaan kehadiran Dewangga yang tiba-tiba saja berada di dalam mobil dalam keadaan tela-njang bulat.
"Aaaaaaa!" Dewangga dan Sandra menjerit ketika melihat satu sama lain.
Sontak Dewangga segera menutup burungnya ketika menyadari dirinya tidak mengenakan pakaian sama sekali, membuat mata Sandra ternodai.
Rupanya suara jeritan mereka terdengar oleh beberapa orang warga yang sedang berjalan melewati mobil milik Sandra.
"Eh ada suara apaan tuh?"
"Aaaaa! Kamu siapa? Ngapain kamu masuk ke dalam mobilku?" hardik Sandra seraya memukul-mukul Dewangga dengan tasnya.
Dewangga sama sekali tidak paham, mengapa dia tiba-tiba berada di dalam sebuah benda yang terasa asing untuknya, di zaman kuno memang belum ada mobil, bahkan pakaian Sandra sangat terlihat aneh untuknya, karena para wanita di zaman dahulu mengenakan kain wulang yang dililitkan sampai batas dada. Sementara Sandra memakai gaun pendek sampai lutut.
"Kau siapa? Berani sekali kau memukulku? Apakah kamu tidak tahu siapa aku? Aku adalah Pangeran Dewangga, satu-satunya putra mahkota dari Kerajaan Bratasena." Dewangga sangat tidak terima telah dipukul oleh Sandra dengan tasnya, sebuah penghinaan untuknya.
Sandra mengerutkan keningnya, sebenarnya siapa yang sedang mabuk, dia ataukah seorang pria yang tiba-tiba saja berada di dalam mobilnya. "Ini adalah mobilku, seharusnya aku yang bertanya seperti itu?"
"Mobil? Jadi benda ini adalah mobil? Apakah mungkin mobil itu adalah semacam rumah minimalis?" Dewangga memperhatikan semua benda yang ada di dalam mobil milik Sandra, semuanya terasa aneh dan asing, hanya terdapat kursi kemudi dan kursi penumpang.
Dewangga mengira kursi di dalam mobil itu digunakan untuk tidur.
Kemudian Dewangga berkata kembali, "Jangan berani memukulku lagi kalau kau tidak ingin menerima hukuman dari kerajaan!"
"Arrrgghhh!" Sandra malah menjerit, dia bisa gila lama-lama bersama dengan pria itu. Dia memukul Dewangga kembali, sepertinya dia telah berurusan dengan orang gila yang berkhayal menjadi seorang pangeran kerajaan.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
"Dasar orang gila! Cepat keluar dari mobilku!"
Dewangga sangat kesal, seumur hidup tidak pernah ada yang berani memukulnya seperti itu. Bisa-bisa wanita itu akan dihukum mati jika Dewangga kembali ke kerajaan.
"Hei rakyat jelata! Berani sekali kau berbuat kurang ajar kepada pangeran kerajaan?"
Mungkin karena Dewangga melawan, membuat mobil menjadi bergoyang-goyang, menimbulkan pikiran negatif untuk yang melihatnya.
Sandra yang berpikir bahwa Dewangga adalah pria gila. Sementara Dewangga yang berpikir Sandra adalah rakyat jelata yang memiliki rumah minimalis, tapi berani sekali memukul dirinya, sebuah penghinaan untuk seorang pangeran kerajaan. Dewangga sama sekali belum menyadari bahwa dirinya telah terlempar ke zaman modern.
"Lihatlah mobilnya bergoyang-goyang! Pasti ada yang sedang nganu di dalam mobil!" seru salah satu warga yang ada disana.
Sehingga mereka mengajak warga lainnya untuk menggerebek mobil tersebut.
Tok!
Tok!
Tok!
Dewangga dan Sandra yang sedang bertengkar di dalam mobil, mereka segera berhenti bertengkar karena mendengar suara seseorang mengetuk kaca mobil.
"Ah gawat!" keluh Sandra, sepertinya dia akan digrebek warga.
"Hei cepat pakai pakaianmu!" Sandra menyuruh Dewangga untuk memakai pakaiannya.
Dewangga nampak kebingungan, karena dia juga tidak paham mengapa tiba-tiba dia tidak mengenakan pakaian, "Aku tidak tahu dimana pakaianku."
Sandra menghela nafas berat, hari ini benar-benar hari yang paling apes untuknya. Setelah dibuat patah hati oleh Adit dan saudara sepupunya, dia tidak paham mengapa ada orang gila tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya dalam keadaan tela-njang, bahkan sekarang dia akan segera digerebek warga.
Sandra segera mengambil paper bag di kursi penumpang. "Pakai ini!"
Dewangga merasa aneh dengan bentuk paper bag tersebut, baru kali ini dia melihat sebuah paper bag, tapi dia semakin merasa aneh saat melihat sebuah gaun panjang yang ada di dalam paper bag tersebut. "Pakaian apa ini? Mengapa kau bisa memiliki benda-benda aneh yang belum pernah aku lihat?"
"Jangan banyak bertanya, cepat pakai!" Dari pada tidak mengenakan pakaian sama sekali, Sandra merasa Dewangga lebih baik memakai gaun miliknya saja.
Tok!
Tok!
Tok!
"Woi keluar woi! Kalau kalian tidak keluar, kami akan memecahkan kaca mobil ini." teriak para warga.
Dewangga terpaksa harus memakai gaun milik Sandara, beruntung gaunnya panjang sampai ke bawah lututnya. Karena Dewangga memiliki perawakan tinggi yang kekar.
Sandra hanya bisa menahan tawa melihatnya, dia sadar betul bukan waktunya untuk tertawa.
Dewangga dan Sandra segera keluar dari mobil. Dewangga tercengang melihat ke semua lingkungan yang ada disekitarnya, semuanya sangat terasa aneh dan asing. Mungkin bangunan zaman dahulu terbuat dari kayu dan daun. Tapi mengapa sekarang semua bangunan yang ada disana semuanya nampak kokoh dengan tembok, bahkan banyak gedung-gedung yang menjulang tinggi.
"Huuu... kamu pikir dengan kamu memakai pakaian wanita kami akan tertipu? Tidaklah! Masa ada wanita berbatang?" teriak salah satu warga sambil mentertawakan penampilan Dewangga.
"Cepat arak mereka ke rumah Pak RT! Mereka harus dinikahkan!"
"Hah?" Sandra terkejut bukan main mendengarnya. Lebih baik dia menjadi perawan tua dari pada dinikahkan dengan pria gila seperti Dewangga.
Padahal dia meminta kepada Tuhan untuk dikirimkan seorang pria yang tampan dan lebih segalanya dari Adit. Mengapa yang datang malah orang gila yang berkhayal menjadi seorang pangeran kerajaan?
"Tu-tunggu sebentar!" Dewangga meminta kepada semua warga untuk memberikannya waktu untuk berpikir.
Dewangga berdiri di belakang mobil sendirian, dia nampak menganga memperhatikan semua bangunan yang ada disana. Tangannya nampak gemetaran. Bahkan dia merasa para warga yang menggerebeknya, pakaian mereka sangat aneh dan asing.
"Sebenarnya aku dimana? Mengapa dunia ini sangat asing untukku?" Dewangga merasa frustasi, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
[Ding!]
[Ding!]
Dewangga kaget ketika mendengar suara aneh disekitarnya. Dia tercekat begitu menyadari suara itu berasal dari cincin yang dia pakai.
[Selamat Tuan, Anda telah mengaktifkan sistem city hunter.]
[Sistem sedang memproses data pemilik sistem dan penerapan sistem city hunter.]
[0%... 10%... 28%... 39%... 52%... 76%... 100%.]
[Nama: Dewangga
Tinggi Badan: 186 cm
Berat Badan: 80 kg
Ketampanan: 90
Pesona: 90
Kekuatan: 0
Kemampuan: 0
Senjata: 0
Keperkasaan: 100
Dana: 0
Level: 0.]
Dewangga walaupun terlahir pada zaman kerajaan kuno, tapi wajah persis seperti berusia 25 tahun.
"Sistem?" Dewangga mengerutkan keningnya. Dia belum paham sistem itu apa.
[Iya, aku adalah sistem yang bertugas untuk melindungi Tuan. Sekarang ini Tuan telah berada zaman modern pada tahun 2024. Tuan bisa kembali ke dunia asal Tuan jika sudah selesai menjalankan misi yang sistem berikan.]
Dewangga nampak mematung, sungguh dia tidak percaya, bagaimana bisa dia tiba-tiba hidup di tahun 2024?
...****************...
...Sebenarnya saya lebih senang kalau nulis novel sistem itu MC nya ngeharem atau banyak wanitanya, tapi saya ingin mencoba tantangan baru, bisa tidak MC nya setia atau tidak bermain dengan banyak wanita. Padahal saya orangnya setia hehe...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!