NovelToon NovelToon

3 Kembar Yang Terpisah

BAB 1

Di sebuah kota metropolitan di terangi cahaya lampu, malam itu hujan rintik-rintik jatuh ke bumi membasahi jalan. Terlihat seorang gadis berusia 23 tahun lari tergopoh-gopoh dengan obat di tangannya.

Ia ingin secepatnya sampai di rumah, karena ada seorang adik yang sedang sakit. Saat itu, asma adik laki-lakinya lagi-lagi kambuh. Ia tidak punya uang untuk membawanya ke rumah sakit, hasilnya setiap asmanya adiknya kambuh, ia hanya bisa membelikan obat di warung.

Duaakk!

Seorang dari belakang berlari sangat kencang hingga menabrak dan ia pun terjatuh.

"Aaaaaaa!" pekiknya kesakitan karena lututnya menghantam aspal membuat lututnya terluka.

Pria itu melihat sejenak ke arah gadis itu. "Maaf aku tidak sengaja," ucap pria itu membantu gadis itu berdiri.

"Tidak apa-apa," ucap gadis itu berdiri meskipun sakit. Akan tetapi, pria yang menabraknya malah pergi secepat kilat entah kemana.

Namun, beberapa orang pengawal berlari ke arahnya sambil memegang alat metal detector. Alat itu semakin kuat bunyinya dan setelah di dekatkan ke arah gadis yang sedang berdiri kebingungan itu. Alat itu berubah menjadi hijau, itu menandakan jika alat yang mereka cari ada pada gadis tersebut. Mereka langsung menangkap gadis itu.

"Hey! Lepaskan! Apa-apaan ini!" teriak gadis itu memberontak, karena tak ada sebab ia di tangkap.

Seorang pengawal memeriksa tubuh gadis itu dan menemukan chip komputer di saku jaketnya.

"Tuan, kami sudah menemukan pelakunya," ucap pengawal menekan alat komunikasi telinganya.

"Bawa dia!" perintah pria yang mereka panggil Tuan tersebut.

Gadis itu adalah Zazsya, ia anak yatim piatu yang hanya tinggal bersama adik laki-lakinya bernama Zino yang memiliki riwayat asma sejak umur 10 tahun. Kedua orang tuanya TKA yang meninggal di negeri Jiran karena penangkapan ilegal membuat keduanya terbunuh.

Pengawal itu langsung menyeret Zazsya masuk ke dalam mobil. Tangannya di ikat dan di kawal oleh 2 pengawal bertubuh besar.

"Hey! Lepaskan! Apa salah ku! Kalian main tangkap orang aku akan menuntut kalian!" teriak Zazsya panik.

"DIAM DAN MENURUTLAH!" bentak pengawal itu membuat Zazsya terkejut dan terdiam.

****

Saat sampai di sebuah rumah mewah dan besar, Zazsya di lempar ke lantai rumah itu hingga ia tersungkur tepat di bawah kaki seorang pria yang bertubuh kekar dan memakai jas hitam sedang duduk di sofa dengan beberapa pengawal yang mendampinginya.

"Aduuh!" teriak Zazsya merasa kesakitan.

"Mana benda itu?" tanya pria itu.

Seorang pengawal memberikan chip komputer itu kepada pria tersebut dan ia melihat chip komputer itu sejenak.

Pria itu bernama Alzezco, pria berumur 30 tahun, ia adalah seorang CEO sebuah perusahaan besar.

"Kurung dia di penjara bawah tanah!" perintah Alzezco.

"Tidak! Hey kalian benar-benar keterlaluan!Apa salah ku sehingga kalian mengurung ku! Kalian gila ya!" teriak Zazsya memberontak.

"Chip komputer ini ada bersama mu, lalu kau ingin mengelak lagi?" tanya Alzezco memperlihatkan chip itu dengan suara datar dan tetap tenang.

"Apa!" Zazsya terbelalak tak percaya, kenapa ada benda aneh itu bersamanya.

Setelah di ingat lagi, seorang pria yang menabraknya dan menolongnya tadi ... tapi sejak kapan pria itu memasukkan benda itu ke dalam saku jaketnya?

"Tidak bukan aku! Bukan aku pelakunya! Tadi ada pria yang memasukkan benda itu ke dalam jaket ku! Aku tidak bohong, aku berani bersumpah!" teriak Zazsya cepat.

"Sudah! Aku tidak ingin mendengar alasan mu, pengawal bawa dia ke penjara bawah tanah!" ulang Alzezco.

"Baik Tuan." Pengawal itu membawa Zazsya ke penjara bawah tanah.

"Tidak! Lepaskan aku! Dasar pria gila! Psikopat! Tidak mencari kebenaran dulu dan asal kurung orang saja!" teriak Zazsya memakinya.

Bagi Alzezco, lebih baik menangkap semua orang yang terlibat dari pada melepaskan mereka.

Zazsya ingat jika obat yang beli tadi tidak sempat di berikan kepada adiknya.

"Pak! Tolong adikku yang sakit di rumah, tolong beri dia obat!" teriak Zazsya.

Pengawal itu tidak mempedulikannya, mereka tidak menggubris teriakan Zazsya, hingga Zazsya menangis pun mereka tetap tidak peduli.

"Aku mohon, kalian boleh mengurung ku, tapi tolong adikku yang sedang sekarat di rumah, aku mohon," pinta Zazsya terlihat putus asa menangis hingga ia terduduk dan terisak.

"Tuan, kami menemukan dua pelaku utamanya," ucap pengawal yang saat itu sedang menangkap dua orang pelaku lainnya.

"Bagus, bawa mereka kehadapan ku!" perintah Alzezco yang saat itu masih duduk di sofa.

Beberapa menit kemudian, pengawal menyeret dua orang pelaku itu hadapan Alzezco, Alzezco menatap tajam ke arah mereka dengan tatapan mematikan.

"Ma-maafkan kami Tuan, kami tidak maksud mencuri data perusahaan Anda, hanya saja ka-ka ...."

"HANYA SAJA APA! Setelah kalian mematikan sistem keamanan perusahaan dari dalam, merusak CCTV dan mengambil data perusahaan, setelah tertangkap kalian bilang tidak bermaksud! Dasar pengkhianat!" teriak Alzezco murka hingga terlihat urat lehernya.

"Ka-kami tidak bermaksud begitu Tuan, kami juga terpaksa melakukannya. I-itu karena kami punya hutang untuk biaya anak kami sakit," ucap mereka terbata-bata.

"Jangan bohong! Kalian punya hutang karena ulah kalian sendiri. Jangan pikir aku tidak tahu jika kalian berhutang pada Mecko karena judi. Bukannya kalian tidak tahu kalau Mecko adalah musuh perusahaan ini! Beraninya kalian bekerja untuk dia!" hardik Alzezco geram.

Mecko adalah musuh perusahaannya sejak 3 tahun lepas, Mecko sudah lama mengincar perusahaan Alzezco dan ingin menjatuhkan kekuasaan Alzezco, tapi tidak bisa karena pertahanan perusahaan Alzezco sangat kuat. Alzezco belum bertindak melakukan pembalasan karena ada sesuatu hal yang harus Alzezco selesaikan. Maka dari itu, Mecko mencari orang dalam Alzezco yang mata duitan di jadikan alat untuk meruntuhkan kekuasaan Alzezco.

BAB 2

Kedua orang itu merangkak ke arah Alzezco dan menangis sambil memegang kaki Alzezco.

"Ampuni kami Tuan, kami mengaku bersalah, tapi tolong jangan hukum kami, kami akan memperbaiki semua kesalahan kami," pinta mereka sambil memohon dan berurai air mata.

"Heh! Sekarang kalian baru minta ampun? Di saat kalian mencuri data perusahaan apa kalian pernah berpikir akan datang hari ini! Aku tidak ingin melihat mereka lagi. Selesai mereka!" Alzezco datar tapi penuh emosi.

"TIDAAAAAAAAAAAKKKK! TOLONG AMPUNI KAMI TUAN!" teriak kedua orang itu dan mereka di seret paksa keluar dari ruangan tersebut dengan kasar.

"Tuan, bagaimana dengan gadis itu?" tanya Yeki-asisten Alzezco.

Alzezco berdiri lalu menuju ruang bawah tanah tempat di mana Zazsya berada.

Ia melihat gadis itu sedang meratap menangis sambil memegang jeruji besi itu dengan putus asa.

Melihat Alzezco datang, Zazsya langsung berlutut.

"Tuan aku mohon pada Anda, tolong lepaskan aku, adikku sedang sakit di rumah, jika ia tidak di beri obat dia akan sekarat, Aku mohon," pinta Zazsya dengan mengatup kedua tangannya dengan berurai air mata.

"Kau adalah tersangka, bagaimana aku bisa melepaskan mu," jawab Alzezco datar.

"Tapi itu murni bukan kesalahan ku!" ucap Zazsya tegas.

"Bukti sudah merujuk kepada mu, kau tidak bisa mengelak lagi, kau bekerja sama dengan mereka, benar kan?" tuduh Alzezco.

Percuma saja bersikeras dengan pria gila di depannya itu, dia akan membenarkan apa yang ia lihat. Tapi bagaimana sekarang dengan adiknya? Adiknya lah yang perlu ia khawatir sekarang. Jika di biarkan lebih lama lagi, adiknya tidak bisa tertolong.

"Jika kau tidak bisa mengeluarkan ku, tapi tolong selamatkan adik ku di rumah, saat ini asmanya kambuh, tolonglah adikku," ucap Zazsya dengan suara pelan, ia benar-benar pasrah dengan keadaannya saat ini.

Alzezco menatap Zazsya sejenak.

"Baiklah, aku akan menyelamatkan adikmu dan akan melepaskan mu, tapi dengan satu syarat," ucapnya membuat syarat.

Zazsya mendongakkan kepala, karena ia mendengar ia akan di lepaskan, Zazsya merasa punya harapan.

"Katakan," ucapnya cepat.

"Menikah dengan ku, lalu lahirkan anak untukku. Setelah itu kau boleh bebas pergi jauh dan jangan bertemu dengan anak itu nanti," ucap Alzezco.

Zazsya terbelalak, syarat konyol seperti apa yang di pinta pria di depannya itu. "Kau gila ya! Mana ada syarat yang tidak masuk akal begitu!" tukas Zazsya.

"Kau hanya punya dua pilihan. Pertama, menikah denganku dan melahirkan anak untuk ku, aku menyembuhkan adik mu lalu kau pergi jauh. Kedua, kau hanya akan mendengarkan kabar adikmu di liang lahat dan kau di penjara di bawah tanah ini seumur hidup. Kau hanya punya 10 detik untuk berpikir, jika tidak menjawab maka aku anggap kau tidak mau," tekan Alzezco.

Zazsya gugup, kedua pilihan itu benar-benar sulit untuknya, bagaimana bisa ia menikahi pria asing. Tapi jika tidak, adiknya meninggal dan ia berada di penjara ini selamanya.

"Tujuh, delapan, sembilan ...."

"Iya aku mau!" teriak Zazsya panik.

"Bagus. Yeki siapkan surat kontrak pernikahan, surat hak asuh anak. Dan datangkan dokter dari Negara B untuk menyembuhkan adiknya!" perintah Alzezco.

Zazsya terdiam, ia bingung apa pilihannya ini benar atau salah, tapi ada nyawa keluarga satu-satunya yang harus di selamatkan.

"Baik, setelah pernikahan ini, kau tidak di biarkan keluar dari rumah ini dan hanya duduk diam di kamar saja. Kau juga tidak boleh bertemu dengan adikmu. Adikmu tetap dalam pengawasan ku sebelum kau memberikan aku keturunan. Ingat, aku menikahi mu bukan karena cinta, karena aku hanya menginginkan anak," tekan. Alzezco berjalan meninggalkan Zazsya yang saat itu masih di penjara.

"Kalau hanya anak masih banyak anak di panti asuhan yang bisa kau ambil!" teriak Zazsya.

"Itu tidak sama, aku hanya ingin anak kandung," jawab Alzezco menghilang dari balik tembok.

"Sialan! Dasar pria gila! Moga aja aku mandul!" umpatnya kesal.

Alzezco membuat perjanjian itu karena di umurnya sekarang ia harus memikirkan masa depan perusahaannya agar ada penerusnya. Meskipun ia ingin memiliki anak, tapi tak pernah terpikirkan untuk memiliki istri, karena ayahnya mati di tangan ibunya. Akhirnya ia meneruskan perusahaan Papanya.

Ibu kandungnya karena lebih memilih pria yang beristri dan lari dengan pria selingkuhannya. Tapi akhirnya Ibunya juga berakhir di tangan pria selingkuhannya itu merampas semua harta milik ibunya demi untuk istrinya. Lalu pria selingkuhan ibunya berakhir di tangannya.

Ya, baginya semua itu gara-gara wanita!

BAB 3

5 tahun kemudian.

Seorang anak kecil yang berumur 5 tahun sedang melompat-lompat, bukan hanya lincah berlari, tapi ia sangat pandai berbicara. Kepintarannya membuat semua orang takjub bila melihatnya.

Kulitnya yang putih, rambut hitam pekat dan rangka tubuh besar itu membuat ia terlihat seperti anak berumur 6 tahun. Namanya adalah Zacky, ia melambaikan tangannya ke arah Zezsya membuat Zezsya tersenyum.

Yang tadinya Zazsya berharap mandul, tapi ia malah melahirkan 3 bayi kembar. Tapi satu bayi di nyatakan meninggal, dua bayi lainnya di bawa oleh asisten Alzezco pergi setelah melakukan pertukaran dengan adiknya Zino.

Waktu itu, Zazsya ingin merampas kembali bayi tersebut, sayangnya ia di dorong oleh pengawal Alzezco hingga ia jatuh terjerembab dan mengalami pendarahan hebat dan di nyatakan koma.

Tapi, bayi yang di nyatakan meninggal itu ternyata hidup kembali. Karena saat itu si bayi ternyata mengalami mati suri. Zazsya yang awalnya koma karena pendarahan, ia sadar kembali setelah suara tangisan bayi di dekatkan ke telinganya. Mereka pun memilih untuk pergi jauh dari Negera tersebut agar bayinya tidak di ambil lagi oleh Alzezco.

Zezsya melihat Zacky yang sedang bermain duduk di kursi di depan toko buahnya sambil termenung. Sudah 4 bulan penjualan buah-buahan turun drastis yang membuat pemasukan menjadi kurang.

Itu karena sejak ada toko buah baru yang menyewa yang berseberangan dengan tokonya. Para pembeli lebih memilih di depannya, hasilnya buah yang tidak laku banyak yang busuk dan terpaksa di buang. Padahal, selama ini tokonya lumayan di kunjungi oleh pembeli.

Belum lagi pemilik toko datang menagih uang tunggakan selama 2 bulan ini, membuat Zazsya pusing. Zino sendiri hanya bisa membantu ia di toko karena ia butuh seseorang untuk membantunya.

"Pokonya kalian jangan beli di toko buah di seberang sana ya, aku pernah melihat dia menyemprotkan zat kimia agar buah-buahannya segar. Padahal semua buah yang dia jual busuk," bisik penjual buah yang ada di depan toko buah Zazsya kepada pembelinya yang bernama Bu Qee.

"Ah, yang bener Buk? Kalau seperti itu benar-benar keterlaluan sekali orang itu," ucap pembeli itu malah percaya.

"Iya, aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri lho. Bilang juga pada yang lain, kalo mau beli buah di sini aja, di jamin sehat dan berkualitas. Jangan beli di sana, buahnya busuk dan jelek, kalau memakannya malah masuk rumah sakit," hasut Buk Qee.

"Iya iya, saya mengerti, saya permisi dulu ya Bu," ucap pembeli itu berlalu meninggalkan toko buah Bu Qee.

Setelah pembeli itu pergi, Bu Qee tersenyum licik melihat Zazsya yang masih termenung menunggu pembeli. Ternyata Sebenarnya selama ini Bu Qee lah yang menghasut para pembeli agar tidak membeli di tokonya.

Melihat Zazsya yang terlihat sedih, seorang bocah kecil lucu dan imut pun datang menghampiri Mamanya dan memeluknya.

"Mama kenapa cedih?" tanya bocah kecil itu dengan suara khas anak-anak.

Zazsya menarik nafas dan tersenyum getir melihat ke arah buah hatinya tanpa menjawabnya.

"Mama kan cering bilang cama Zacky kalau kita tak boleh cedih, kalena ada Tuhan belcama kita," ucapnya dengan lembut dan penuh senyuman.

Bayi yang di asuh oleh Zazsya kita tubuh menjadi anak yang lembut dan penyayang, Zazsya benar-benar bersyukur karena sudah memilikinya.

Dari balik tembok, Zino merasa amat sedih, karena dirinya lah Kakaknya sepeti ini. Ia sungguh menyalahkan dirinya karena ia punya penyakit. Andai saja malam itu penyakitnya tidak kambuh, andai Zazsya tidak pergi membeli obat untuknya, mungkin Kakaknya tidak akan menjadi kambing hitam oleh pencuri dan bertemu dengan Alzezco, mungkin mereka tidak terdampar di Negara Q yang penuh kesulitan ini.

"Ya sudah, sepertinya tidak ada pembeli yang datang hari ini, kalau gitu mari Mama bawa kamu ke taman bermain," ajak Zazsya tersenyum kepada Zacky.

Ini ia lakukan untuk menghalau rasa gundah di hatinya, lagian taman bermain juga tidak jauh dari toko, hanya berjarak 300 meter saja.

"Pergilah Kakak bawa Zacky jalan-jalan, biar aku yang jaga toko," ucap Zino mencoba untuk tersenyum meskipun sulit.

"Kakak mengandalkan mu," ucap Zazsya tersenyum.

Zazsya pun pergi bersama Zacky.

*

*

Alzezco keluar dari mobilnya menuju ke arah 3 orang yang sudah menunggunya.

"Oh kalian orangnya?" tanya Alzezco menatap tajam 3 orang yang ada di hadapannya kini.

Ya, tadi malam Alzezco mendapat kabar jika tanah yang sudah ia beli 3 tahun lalu mendadak ada mafia tanah yang mengaku jika itu adalah tanah hak milik mereka, Alzezco pun berangkat malam itu juga ke Negara Q.

Bukk!

Alzezco melempar beberapa dokumen di bawah kaki ketiga orang itu. Salah satu mengambilnya lalu memakai kacamata dan melihat isi dokumen tersebut.

"Heh! Apa kalian pikir aku tidak tahu jika kalian sudah memalsukan dokumen surat menyurat tanah ini! Kalian ingin mengelabui ku!" bentak Alzezco marah besar.

"Ta-tapi tanah ini hak milik kami," ucap bapak-bapak yang berumur 60 tahun itu terbata tapi bersikeras.

"Heh! Sudah tua bangka bukannya kalian bertobat dan duduk di rumah, tapi malah menjadi mafia tanah. Seharusnya kalian lihat dulu siapa yang kalian kelabui! Yeki, kirimkan bukti dokumen palsu mereka ke komandan Quotar, kita selesaikan mereka dengan hukuman Negara kita," ucap Alzezco menatap bapak-bapak itu tajam.

"Baik Tuan." angguk Yeki.

3 orang bapak itu terdiam dan mendadak ketakutan. Bagaimana tidak, mereka memang memalsukan dokumen surat tanah yang seharusnya bukan milik mereka. Ternyata mereka salah sasaran, mereka pikir pemilik tanah itu adalah orang biasa.

Triring! Triring!

Triring! Triring!

Tiba-tiba ponsel Alzezco berdering, Yeki mengangkatnya lalu memberikan kepada Alzezco.

"Halo."

"Ma-maaf Tuan, ini kesalahan saya. Saya benar-benar minta maaf atas keteledoran saya," ucap pengawal itu gugup.

"Katakan!"

"Tuan muda Alzeztron tiba-tiba ada di dalam jet dan saya baru menyadarinya setelah di beri tahu oleh Bi Lili," jawab pengawal itu ketakutan.

"Apa! Kenapa dia bisa ada di dalam jet!" bentak Alzezco.

Sungguh ia menghadapi masalah besar sambil melihat ke arah anak kecil di sampingnya yang saat itu memasang wajah imut membuat hati meleleh bila melihatnya.

"Tuan muda, Anda saja yang berbicara dengan Tuan besar, aku tidak sanggup menghadapinya," ucap pengawal itu memberikan ponselnya kepada Alzeztron dengan wajah yang menyedihkan.

"Papa!"

"Kenapa kamu ada di jet!" tanya Alzezco marah.

"Papa pelgi nggak ajak aku cih, aku juga ingin pelgi jalan-jalan cama Papa," jawab Alzeztron dengan ucapan dengan suara yang mengemaskan.

Tadi malam Alzezco berangkat secara terburu-buru, siapa sangka jika si bocah kecil yang cerdik itu diam-diam menyelinap masuk ke dalam jet tanpa di ketahui oleh Papa, pengawal dan Bi Lili pengasuhnya. Sedangkan satu kembarannya tinggal di rumah karena tidak mau ikut karena masih mengantuk. Namanya Alzezxon.

Alzezco memegang kepalanya karena pusing melihat anaknya yang semakin besar semakin nakal.

"Aku pergi bukan buat jalan-jalan! Ada masalah besar di sini yang harus aku selesaikan!" ucap Alzezco pelan, tapi geram.

"Kalau Papa nggak mau ajak aku pelgi, aku pelgi cama Paman Ben aja," sahut Alzeztron melihat ke arah pengawal yang ada di sampingnya.

"Ya sudah, pergi bersama Ben saja, tapi kalau kamu sampai kabur dan menghilang lagi, maka aku akan mengurung mu di kamar dan tidak akan memberikan mu game lagi selamat 6 bulan!" ancam Alzezco.

"Baik Pa," ucap si kecil tersenyum. Ia memberikan kembali ponsel kepada pengawal itu.

"Lalu di mana Alzezxon?" tanya Alzezco.

"Kata Bi Lili, dia ada di rumah sedang bermain sendirian."

"Baiklah, kalau begitu."

Alzezco memutuskan panggilannya dan kembali menyimpan ponselnya, lalu melanjutkan menyelesaikan permasalahannya saat itu.

"Ayo paman." Alzeztron menarik tangan Ben untuk pergi jalan-jalan.

"Kita mau ke mana Tuan muda?" tanya Ben setelah 20 menit menyusuri jalan.

Alzeztron melihat ada sebuah taman bermain di sebuah lapangan.

"Ke cana," ajaknya yang terlebih dahulu berlari ke lapangan menuju taman bermain tersebut.

"Jangan lari-lari Tuan Muda, nanti jatuh!" teriak Ben berusaha mengejar Alzeztron.

Alzeztron sengaja ingin melarikan diri dari Ben, ia bosan selama ini di ikuti terus oleh pengawal Papanya, ia juga ingin bebas. Setelah jauh ia berlari sambil melihat kebelakang tanpa sadar ia menabrak seorang anak laki-laki seusianya, mereka jatuh bersamaan.

"Aduuuuuh, tangan ku," ucap Alzeztron melihat sikutnya yang terluka lalu melihat ke arah anak yang ia tabrak tadi.

Mendadak keduanya terkejut menyadari ada sesuatu hal yang mengejutkan.

"Kamu Capa?" tanya Zacky mengangkat alisnya.

"Kamu yang capa? Kenapa wajah kamu milip cekali dengan ku? Bukanya Alzezxon di lumah?" tanya Alzeztron bingung.

"Capa Alzezxon? Aku nggak kenal!" ucap Zacky mengeleng cepat.

Keduanya sama-sama berdiri dan saling tatap menatap kebingungan. Seingat Alzeztron kembarannya tinggal di rumah, kenapa ada orang mirip lagi dengannya di Negara yang sangat jauh ini. Zacky juga sangat terkejut, kenapa ada orang yang begitu mirip dengannya dan sama persis, bahkan yang membedakan hanyalah baju.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!