NovelToon NovelToon

MY FIRST LOVE IS A MAFIA

Bab 1

Prince Oscar Arnold. Tak terasa pemuda itu sudah menginjak usia 22 tahun. Dia sedang menempuh pendidikan Doktornya di salah satu universitas bergengsi di Amerika dan mengambil S3 bersama saudara kembarnya diusia mereka yang masih sangat muda.

Meskipun mereka berada di kampus yang berbeda. Namun, mereka tetap tinggal di negara yang sama. Oscar mengambil jurusan manajemen dan bisnis. Sementara Sean mengambil jurusan Kimia untuk mendalami ilmu kimia.

Oscar terlihat mengenakan kaca mata besar bening yang menghiasi kedua kelopak matanya. Tanpa lupa Oscar juga menggunakan dua gigi palsu menutupi dua gigi kacip pertama miliknya.

Oscar terlihat begitu culun dengan penampilannya ketimbang penampilannya seperti biasa. Hingga tak ayal dua geng populer di kampusnya suka mem-bully-nya dan mengerjainya hingga jadi bahan olok-olokan teman-teman kampusnya.

Termasuk seorang wanita yang digadang-gadang sebagai primadona terpopuler di kampusnya sekaligus putri donatur tetap yang digilai begitu banyak pria populer di kampusnya.

Seperti sekarang ini. Oscar terlihat melangkah menuju ruangan dosen pembimbing yang akan membimbingnya menyelesaikan tugas akhirnya agar secepatnya lulus dari kampus tersebut. Ocean meminta Oscar agar secepatnya menyelesaikan pendidikannya dan mengelola perusahaan Gultom group sekaligus memimpin mafia Black Mamba.

Oscar terlihat melangkah sembari menundukkan kepalanya hingga tanpa sengaja berpapasan dengan seorang wanita cantik berkulit putih bersih dan bertubuh tinggi dan langsing. Bentuk tubuh itu begitu seksi bagaikan gitar spanyol. Orang-orang akan merasa rugi jika mengalihkan pandangannya dari tubuh cantiknya.

Wanita itu menghalangi langkah Oscar hingga membuat Oscar mau tidak mau mengangkat kepalanya dan menatap kearah Wanita itu.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun. Oscar bergeser ke kanan untuk melanjutkan langkahnya. Wanita itu merasa tidak senang saat Oscar mengabaikannya. Apa lagi saat itu Wanita itu hanya seorang diri disana tanpa kehadiran kedua teman dekatnya.

"Hey! Apa aku terlihat seperti hantu tanpa wujud bagimu!" teriak wanita itu hingga membuat beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu lalang sekitar sana mengalihkan atensi mereka ke arah Wanita itu.

"Wah-wah. Bukankah itu Kimberly Ryder Gomez. Mengapa dia meneriaki si culun? Apa Kimberly ingin mengerjai pria jelek itu lagi?" bisik seorang wanita seusianya kepada temannya yang juga ikut menyaksikan kejadian itu. Beberapa orang juga terlihat menatap adegan itu dengan tatapan terkejut dari kejauhan. Mereka juga menyaksikan Kimberly menarik kasar buku paket yang ada ditangan Oscar dan membuangnya ke lantai.

Kimberly Ryder Gomez merupakan putri tunggal dari Arion Gomez yang seusia dengan Oscar. Arion merupakan seorang pengusaha kaya raya di Amerika. Bukan hanya itu. Arion merupakan salah satu donatur tetap di kampus tempat mereka berkuliah.

Oscar terlihat tersenyum menyeringai melihat apa yang dilakukan wanita itu. Kimberly tentu saja menyadari senyuman misterius itu. Bukannya takut. Kimberly malah kesal melihat Oscar diam saja tanpa berniat memarahinya ataupun melawannya.

Oscar mengambil dua buku paket miliknya yang terjatuh ke lantai. Tanpa sepatah katapun. Oscar kembali melanjutkan langkahnya dan berlalu dari sana tanpa meladeni tingkah laku Kimberly yang benar-benar sudah kelewatan batas.

Kimberly tidak hilang akal. Seketika ide licik terbesit di otak kecilnya. Apa lagi saat teriakannya tadi menjadi pusat perhatian beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu-lalang disana. Kimberly dengan cepat menarik tangan Oscar dengan sedikit kuat dan mencium bibir pemuda itu tanpa rasa bersalah sedikitpun. Hingga membuat suasana disekitar tempat itu menjadi riuh.

"Apakah ratu kita telah jatuh cinta dengan pria culun itu?"

"Wah-wah. Bukankah berita ini akan menggemparkan kampus."

"Si Buruk rupa dan Bidadari yang digilai banyak pria. Menurutmu apakah cerita mereka akan berakhir seperti cerita beauty and the beast? Atau persis seperti cerita Cinderella? Pria culun berubah menjadi seorang pangeran."

Beberapa orang terlihat mengabadikan momen tersebut dan menyebarkannya ke sosial media. Hal itu tentu saja mendapatkan banyak komentar negatif dan juga positif.

Para pemuda yang memiliki wajah lebih tampan dari Oscar tentu saja merasa kalah saing. Mereka yang sudah mengejar Kimberly selama beberapa bulan tidak pernah mendapatkan kesempatan sedikitpun mendekati Wanita itu.

Termasuk salah satu pria yang sudah lama jatuh hati dengan Kimberly. Pria itu tidak terima jika Oscar berhasil memikat hati Kimberly.

"Ternyata selera Kimberly sedikit aneh." gumam teman pria itu saat melihat beberapa video kissing yang tersebar di dunia maya.

"Siapapun tidak ada yang bisa memiliki Kimberly! kecuali aku!" tegas pria itu sebelum berlalu dari sana.

Sementara Oscar tidak menyangka kalau Kimberly akan seberani itu menciumnya di depan umum. Padahal wanita itu merupakan wanita terhormat yang sering dimanjakan oleh harta kekayaan ayahnya. Ia pasti akan selalu berhati-hati dengan tindakannya. Agar tidak menjadi pusat perhatian orang-orang.

"Apa yang kau lakukan!" tegas Oscar seperti sedang menahan amarahnya. Ia benar-benar tidak suka jika orang lain menyentuhnya sejengkal pun. Apa lagi Kimberly adalah Wanita yang selama ini Oscar benci. Apa lagi sikap buruk wanita itu yang suka menyakiti orang-orang yang memiliki status dibawahnya.

"Aku hanya ingin menciptakan kegaduhan." jawab Kimberly tersenyum puas berlalu dari sana. Namun setelah menjauh dari kerumunan. Raut wajahnya berubah datar dan terlihat sangat dingin.

"Terkadang uang tidak bisa membuat seseorang bahagia. Aku adalah salah satu diantaranya. Meskipun ayahku kaya. Rasanya akan akan merasa iri saat melihat gadis seusiaku mendapatkan perhatian lebih dari kedua orangtuanya." gumam Kimberly sembari berbaring terlentang di atas roof top kampus.

Kimberly memejamkan kedua matanya hingga tanpa sadar wanita itu tertidur pulas dibawa sinar matahari yang cukup cerah. Ia lebih nyaman menghabiskan waktunya disana selama berjam-jam. Ketimbang mengikuti mata kuliahnya hari ini.

Ayahnya sering kali memarahinya hingga membuat Kimberly harus berakhir tidur di gudang gelap hingga menjelang pagi. Bukannya jera. Tingkah Kimberly malah semakin menjadi-jadi. Kimberly suka berpesta dan minum hingga mabuk berat bersama kedua sahabat baiknya.

Seorang pria terlihat berdiri menghalangi cahaya yang menyentuh wajah putih Kimberly yang mulai berubah menjadi merah merona akibat panasnya terik matahari.

"Apa kau sangat nyaman tidur di bawah sinar matahari. Apa kau tidak takut kulitmu berubah menjadi gelap?" tanya pria itu membuat kedua bola mata Kimberly seketika terbuka lebar.

"Apa yang kau lakukan disini, Tristan! Kedatangan mu sangat mengganggu tidur siang ku!" ketus Kimberly kembali memejamkan kedua matanya.

Kimberly tahu kalau Tristan menyimpan rasa padanya. Namun, Kimberly hanya menganggap pria itu sebatas teman saja. Tidak lebih.

"Apa kau tahu berita ciuman mu dengan si culun itu sudah tersebar kemana-mana. Apa kau tidak takut reputasi mu menjadi jelek setelah kejadian itu?" tanya Tristan menghela napas panjang melihat sikap acuh Kimberly.

"Bukankah aku pernah bilang kalau aku sangat suka membuat kegaduhan!" tegas Kimberly membuat Tristan terdiam.

"Apa kau melakukan semua ini untuk menarik perhatian Daddy mu lagi?" tanya Tristan membuat Kimberly terdiam.

"Tidak usah menjawab pertanyaan ku. Karena aku sudah tahu jawabannya." jawab Tristan kemudian ikut berbaring terlentang sembari menatap langit cerah.

Sepasang mata terlihat menatap mereka dari tempat persembunyiannya. Hingga tak beberapa lama. Ia pergi dari sana tanpa sepengetahuan mereka berdua.

Bab 2

Seorang pria berusia 50 tahun terlihat menatap tajam kearah putri semata wayangnya. Tingkah laku putrinya benar-benar merusak reputasinya sebagai salah satu orang terpandang dan terhormat di Amerika.

"Apa kali ini Daddy akan memarahi Kimberly lagi? Atau bahkan Daddy akan mengurung Kimberly di gudang gelap itu?" tanya Kimberly dengan wajah datar. Namun siapa yang tahu terbesit sedikit perasaan takut dan cemas di dalam hatinya.

"Maria!" teriak ayah Kimberly hingga membuat seorang perempuan yang sedang sibuk membuatkan makan malam untuk majikannya terkejut setengah mati mendengar teriakan itu. Dengan cepat perempuan paruh baya itu melangkah menuju ruangan tamu.

"I-iya Tuan." jawab Maria dengan perasaan takut saat melihat wajah marah majikannya.

"Kurung Kimberly di gudang seperti biasa. Jangan kasih makan ataupun minum hingga esok pagi!" tegas ayah Kimberly sebelum berlalu dari sana. Ia benar-benar tidak suka dengan sifat pembangkang putrinya.

Maria langsung mengalihkan pandanganya kearah Kimberly. Ia menatap wajah datar putri majikannya dengan tatapan iba sekaligus sedih. "Nona-"

"Tidak apa-apa, Bibi. Aku baik-baik saja." ujar Kimberly tersenyum terpaksa sebelum melangkah menuju gudang belakang mansion.

Setelah Kimberly masuk ke dalam gudang. Maria langsung mengunci gudang dari luar. Meskipun tidak tega. Maria juga tidak berani membantah perkataan majikannya.

"Lagi-lagi aku harus berakhir di tempat ini." gumam Kimberly membaringkan tubuhnya di atas karpet tipis yang ada disana. Ia sudah biasa tidur lesehan seperti itu. Tanpa selimut ataupun bantal. Tak ayal banyak tikus dan kecoa yang berlalu lalang disana.

Kriuk

Kriuk

Kriuk

Tiba-tiba terdengar suara cacing kelaparan dari dalam perutnya. Kimberly langsung terduduk di atas karpet dan mengambil beberapa cemilan dari dalam tasnya. Entah mengapa setiap kali berada di tempat itu. Kimberly tiba-tiba merindukan ibunya yang sudah pergi untuk selama-lamanya.

"Mom. I Miss you."

Hiks

Hiks

Hiks

Hanya tangisan lirih itu yang mampu memenangkan hati Kimberly dari rasa rindunya terhadap ibunya. Hingga tanpa sadar Kimberly mulai mengantuk dan menidurkan tubuhnya di atas karpet.

Keesokan harinya

Tak terasa matahari sudah mulai muncul kepermukaan menyinari bumi. Hingga tak beberapa lama Kimberly bisa mendengar suara kunci dibuka dari luar. Dengan mata bengkak Kimberly keluar dari gudang itu dengan raut wajah yang sangat tenang.

"Nona. Hari sudah pagi. Saatnya Anda bersiap-siap pergi ke kampus. Tuan besar sedang menunggu Anda di meja makan. Jangan membangkang lagi. Saya takut Tuan besar akan semakin marah dan malah berujung memecat saya." ujar Maria dengan wajah panik membuat Kimberly menghela napas berat. Ia tahu Maria sangat takut jika Kimberly membuat ayahnya marah.

Dengan raut wajah malas Kimberly melangkah menuju kamarnya menggunakan lift. Hingga 20 menit kemudian. Kimberly sudah rapi dengan dress berwarna biru yang membalut tubuh indahnya.

"Daddy sudah menjodohkan mu dengan putra rekan kerja Daddy! Daddy tidak menerima penolakan! Cepat atau lambat pertunangan kalian akan segera dilangsungkan. Nanti malam mereka akan datang ke mansion sekaligus ingin mengenalmu lebih jauh lagi." kata ayah Kimberly dengan sedikit nada tegas. Hingga membuat Kimberly terdiam.

Kimberly sangat tidak suka dengan sifat mengatur ayahnya. Kimberly juga ingin menjadi dirinya sendiri tanpa harus melakukan semua hal sesuai keinginan ayahnya atau bahkan berpura-pura di depan orang lain.

"Kimberly tidak mau! Kimberly sudah memiliki kekasih! Dan Kimberly tidak mau dijodohkan dengan lelaki manapun!" tegas Kimberly berniat beranjak dari kursi.

"Apa dengan pria culun itu! Apa kau mau mencoreng wajah dan reputasi Daddy! Apa yang akan dikatakan masyarakat saat melihat putri tunggal Tuan Gomez yang terhormat memiliki seorang menantu jelek dan berpenampilan buruk!" marah Tuan Gomez dengan rahang mengeras.

"Jangan pernah menilai seseorang dari penampilannya! Karena Daddy tidak pernah tahu apa-apa tentang orang lain! Termasuk putri Daddy sendiri!" tegas Kimberly langsung berlalu dari sana. Dia tidak mau pertengkaran dirinya dan ayahnya semakin panjang.

Tuan Gomez terlihat memijit pelipisnya saat mendengar penolakan putrinya. Namun, Kimberly tidak akan bisa menghindari perjodohan itu. Karena keputusan Tuan Gomez sudah bulat menjodohkan Kimberly dan putra rekan bisnisnya.

Di kampus

Ocean terlihat dengan serius mendengarkan penjelasan dari dosen yang mengajar di kelasnya. Sementara Kimberly terlihat sibuk melamun dan memikirkan rencana perjodohan yang akan dilakukan oleh ayahnya.

"Ada apa denganmu? Tidak biasanya kau diam seperti ini." bisik salah satu sahabat Kimberly hingga membuat atensi Kimberly beralih kearah sahabatnya.

"Apa kau tahu. Ayahku menjodohkan ku dengan putra rekan kerjanya. Perjodohan ini benar-benar membuatku pusing." jawab Kimberly dengan wajah merah padam. Ia terlihat sangat kesal mendengar penuturan ayahnya pagi ini. Hingga membuat moodnya begitu buruk pagi ini.

"Hey! Kau bukanlah Kimberly yang selama ini aku kenal. Bukankah kau punya seribu satu cara menggagalkan rencana perjodohan yang dilakukan Daddy mu." bisik teman Kimberly yang bernama Kim Sora.

Perempuan berkebangsaan Korea itu sangat memahami karakter Kimberly hingga dia tidak ambil pusing dengan masalah yang dihadapi sahabatnya.

Kimberly termenung dengan perkataan Sora. Hingga pandangannya terarah ke arah kursi yang ditempati Oscar. Ia menatap pemuda itu dari samping selama beberapa detik hingga kembali menunduk memikirkan sesuatu.

"Tapi aku tidak memiliki rencana cemerlang disaat seperti ini. Sebentar malam Daddy memintaku ikut makan malam dan berkenalan dengan pria yang akan dijodohkan denganku."

"Bagaimana kalau kau pura-pura hamil anak pria yang kau cintai." celetuk Kim Sora membuat Kimberly terkejut.

"Apa kau gila!" bisik Kimberly dengan cepat mengangkat kepalanya dan memperhatikan sekitarnya. Ia tidak mau obrolan mereka di dengar oleh orang lain.

"Bukankah Tristan sangat mencintaimu. Kau bisa menjadikan Tristan sebagai tameng untuk menggagalkan perjodohan itu. Dia juga masih jomblo dan belum memiliki kekasih sampai sekarang." celetuk Kim Sora lagi membuat Kimberly terkejut.

Kimberly melirik sekilas kearah wajah Rihanna. Ia tahu Rihanna tidak akan senang dengan ide gila Kim Sora. Apa lagi selama ini Rihanna diam-diam menyimpan rasa untuk Tristan. Kimberly juga tidak mau menyakiti perasaan sahabatnya.

"Aku tidak akan membawa-bawa Tristan dalam rencana ini. Karena aku tidak mau memberikan harapan palsu kepada pria yang tidak kucintai." jawab Kimberly hingga membuat Rihanna bernapas lega.

Tak beberapa lama jam mata kuliah manajemen mereka telah usai. Profesor yang mengampu mata kuliah manajemen membagi mereka menjadi dua orang dalam satu kelompok untuk membuat satu jurnal ilmiah internasional. Nilai mereka ditentukan seberapa bagus jurnal ilmiah yang akan mereka hasilkan.

Kimberly memutuskan satu kelompok dengan Oscar. Dia mengajukan diri disaat semua mahasiswa dan mahasiswi tidak mau satu kelompok dengan Oscar. Hingga disinilah mereka sekarang. Di perpustakaan kampus mencari beberapa buku sebagai sumber dari jurnal ilmiah mereka.

Oscar sangat pintar hingga tak butuh waktu lama untuknya berpikir mendapatkan judul dari jurnal ilmiah mereka.

"Pengaruh dolar terhadap perekonomian dunia." gumam Kimberly membaca judul karya ilmiah mereka.

"Apa kau yakin mengangkat judul ini. Bukankah topik ini sangat minim referensi." ujar Kimberly.

Oscar tidak menanggapi perkataan Kimberly. Ia malah serius membaca beberapa buku manajemen dan ekonomi dengan sangat cepat. Hingga Oscar mengeluarkan laptopnya dan mengetik sesuatu disana.

Kimberly memperhatikan wajah serius Oscar dengan dalam. Ia seperti melihat orang lain di dalam diri pria itu.

Kimberly mengalihkan pandangannya kearah bibir tipis Oscar. Bibir tipis Oscar mengingatkan Kimberly dengan kejadian kemari siang di kampus.

"Oscar apa kau sudah memiliki kekasih?" tanya Kimberly keceplosan.

"Bisakah kau fokus saja membantuku menyelesaikan tugas yang diberikan Professor Dave ketimbang mengajukan pertanyaan aneh itu!" tegas Oscar tanpa mengalihkan pandanganya dari laptopnya.

Deg

Bab 3

Hari sudah mulai gelap. Kimberly beberapa kali mulai menguap hingga membuat sudut mata Oscar tanpa sengaja melirik sekilas kearah wanita itu.

"Kau bisa pulang jika kau sudah mengantuk." tukas Oscar membuat mata Kimberly kembali segar. Ia tersenyum manis menatap Oscar yah terlihat sangat serius mengerjakan jurnal ilmiah mereka.

"Aku tidak mengantuk. Aku hanya bosan dengan kesunyian ini." jawab Kimberly dengan wajah yang sangat menggemaskan.

Oscar tidak menanggapi perkataan Kimberly. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya hingga hari semakin gelap.

Tepat pukul 8 malam. Oscar akhirnya menyudahi pekerjaannya.

"Lebih baik kita kembali. Hari sudah semakin gelap. Kita bisa melanjutkannya dilain hari." tukas Oscar merapikan buku-buku perpustakaan dan membawanya kearah petugas perpustakaan.

Kimberly dengan cepat mengambil tasnya dan mengikuti langkah Oscar keluar dari perpustakaan.

Setibanya di parkiran. Kimberly bisa melihat sebuah mobil hitam seperti sedang menunggu seseorang. Tak beberapa lama seorang wanita seusia mereka keluar dari mobil dan tersenyum lebar berlari kearah Oscar.

"Surprise!"

Wanita itu tersenyum sangat indah hingga membuat siapapun akan terpesona melihat senyumnya. Wanita itu tiba-tiba memeluk Oscar dengan hangat hingga membuat Kimberly terkejut.

"I miss you so bad." bisik wanita itu dengan suara sangat lembut dan halus. Meskipun suara wanita itu sangat halus dan lembut. Kimberly masih bisa mendengar suara bisikan itu. Karena posisinya Kimberly berada di belakang Oscar.

Wanita itu tersenyum lega dan melepaskan pelukannya. Ia menatap Kimberly dengan wajah bingung. "Siapa dia?" tanya wanita itu membuat Kimberly tidak tahu harus menjawab apa. Kimberly menduga kalau wanita itu adalah kekasih Oscar.

"Aku--"

"Dia hanyalah teman satu kelasku. Kami sedang mengerjakan tugas kelompok yang diberikan Professor Dave tadi siang. Ayo kita pulang. Aku tahu kalau kamu pasti sangat merindukanku hingga menyusul ku ke Amerika." ujar Oscar merangkul bahu wanita itu menuju mobil hitam yang sedari tadi menunggu mereka.

Kimberly menatap kepergian mobil yang mereka tumpangi dengan perasaan campur aduk. "Ternyata dia sudah memiliki kekasih." gumam Kimberly melangkah dengan wajah lelah menuju mobil sport miliknya.

Alih-alih kembali ke kediamannya. Mobil yang ditumpangi Kimberly malah melaju menuju arah sebuah pantai terkenal disana. Selama mengemudi menuju pantai. Kimberly masih terngiang-ngiang dengan pemandangan barusan. Dimana seorang wanita datang dengan wajah ceria memeluk Oscar dengan sangat hangat.

"Kimberly! Kau tidak mungkin benar-benar jatuh cinta padanya, kan!" gumam Kimberly menggeleng cepat menghilangkan perasaan aneh yang melintas di kepalanya.

Sejam kemudian. Kimberly memarkirkan mobilnya di pesisir pantai. Kimberly membaringkan tubuhnya di atas kap mobil sembari menatap langit malam. Kimberly bisa melihat langit malam diterangi banyaknya bintang-bintang indah yang bercahaya.

"Rasanya aku sangat ingin menghentikan waktu dan kembali ke masa lalu." gumam Kimberly menghela napas berat. Menjadi anak tunggal bukanlah hal yang mudah. Ayahnya selalu menuntutnya agar unggul dalam segala bidang. Ayahnya juga tidak pernah mentolerir kesalahan yang dibuat oleh Kimberly. Hingga membuat Kimberly harus tumbuh dengan aturan-aturan ketat yang dibuat ayahnya.

Di dalam mobil. Ponsel Kimberly berulang kali berdering. Namun Kimberly malah mengabaikan suara dering ponselnya. Ia yakin ayahnya telah menunggu kedatangannya dan menyambut keluarga laki-laki yang akan dijodohkan dengannya.

Hari semakin larut. Cuaca di pesisir pantai juga semakin dingin hingga membuat bulu-bulu halus di kulit Kimberly ikut berdiri.

Kimberly kembali masuk ke dalam mobil dan memejamkan kedua matanya. "Lebih baik malam ini tidur disini ketimbang tidur di gudang gelap itu." gumam Kimberly sebelum memejamkan kedua matanya.

Keesokan harinya. Kimberly akhirnya terbangun dan memutuskan kembali ke kediamannya. Setibanya disana. Kimberly tidak melihat keberadaan siapapun disana. Termasuk satpam, maid ataupun tukang kebun yang bekerja seperti biasanya.

Tanpa rasa curiga sedikitpun. Kimberly masuk ke dalam mansion dan hampir terjatuh ke lantai saat melihat beberapa mayat maid kediamannya sudah tergeletak tak berdaya di atas lantai. Kimberly pastikan jika mereka mati karena ditembak oleh seseorang jika dilihat dari luka tembakan yang ada ditubuh para pelayan mansion Kimberly yang tewas secara mengenaskan.

Seketika Kimberly teringat dengan keberadaan ayahnya. Kimberly dengan cepat berlari menuju kamar ayahnya untuk memastikan keadaannya. Namun, setibanya disana. Ia melihat tubuh ayahnya sudah kaku dengan luka tembakan di dadanya.

Saat Kimberly memegang pergelangan tangan ayahnya untuk memastikan denyut nadi ayahnya. Kimberly tiba-tiba langsung menangis tersedu-sedu menghadapi kenyataan itu.

"No! Dad! Wake up! Jangan tinggalin Kimberly! Hanya Daddy satu-satunya keluarga kandung yang Kimberly miliki!" panggil Kimberly dengan suara serak. Namun sangat disayangikan. Arion Gomez tidak lagi merespon perkataan putri tunggalnya.

Tubuh itu terasa dingin dan kaku. Bisa dipastikan ayahnya meninggal sejak kemarin malam.

Kimberly dengan cepat menghubungi 991 untuk meminta bantuan. Hingga tak beberapa lama setelah Kimberly menunggu datangnya bantuan. Beberapa polisi terlihat mengetuk pintu depan mansion Gomez. Saat pintu sudah terbuka dari dalam. Para petugas itu terkejut saat melihat kondisi mencengangkan di dalam mansion. Mereka melihat beberapa mayat sudah tergeletak tak berdaya di atas lantai.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi di kediaman kami. Namun saat Saya kembali. Saya melihat beberapa mayat maid dan pekerja lainnya sudah tergeletak tak berdaya di dalam mansion." jelas Kimberly dengan suara serak sehabis menangis.

"Daddy juga meninggal dengan luka tembakan di tubuhnya. Saya tidak tahu mengapa Daddy tega meninggalkan Saya sendirian." lanjut Kimberly dengan wajah frustasi.

Kimberly terlihat masih syok dengan apa yang dia saksikan hari ini. Ia masih belum percaya kalau ayahnya akan pergi meninggalkan dirinya sendiri untuk selama-lamanya.

Petugas itu berusaha menenangkan Kimberly agar merasa lebih tenang. Mereka juga memberikan sebotol air putih untuk meredakan tangisan wanita itu. Kimberly masih berstatus sebagai saksi. Jadi, polisi belum bisa memastikan apakah Kimberly ada hubungannya dengan kasus ini atau tidak.

"Kami akan menyelidiki kasus ini lebih dalam lagi." ujar salah satu polisi itu. Ia terlihat menghubungi seseorang dan mengamati kondisi beberapa maid yang sudah tergeletak tak bernyawa.

Polisi itu terlihat mendokumentasikan kondisi masing-masing mayat yang dijumpainya. Hingga tak beberapa lama mereka melangkah menuju kamar ayah Kimberly. Disana mereka terkejut melihat kondisi ayah Kimberly yang sudah tewas dengan tubuh kaku dan beberapa luka tembakan.

Setelah selesai mendokumentasikan kondisi mayat tersebut. Tak beberapa lama samar-samar terdengar suara sirine ambulance dari kejauhan yang semakin lama semakin terdengar jelas. Beberapa petugas medis terlihat keluar dari ambulance dan mendorong brankar untuk mengangkat satu persatu mayat ke dalam kantung mayat dan dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi lebih lanjut.

Sementara di kampus

Para sahabat Kimberly terlihat heran saat tidak melihat keberadaan Kimberly seperti biasanya di kampus. Bukan hanya kedua sahabatnya yang bingung. Seorang pemuda yang berada di kelas itu juga terlihat sangat heran saat tidak melihat batang hidung wanita itu.

Tak beberapa lama seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kelas sembari membawa satu buku paket dan sebuah laptop. Dosen itu terlihat mengabsen dan memanggil nama mereka satu-persatu. Hingga seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang ada di dalam ruangan itu heran saat Ruby melewatkan nama Kimberly.

"Ruby! Mengapa Anda tidak memanggil nama Kimberly. Bukankah nama Kimberly juga terdaftar sebagai salah satu mahasiswi yang mengikuti mata kuliah yang Ruby ampu?" tanya salah satu teman satu kelas Kimberly kepada dosen yang akan mengajar di kelas mereka.

Ruby terlihat menghela napas berat. Wajahnya yang tadinya tenang seperti hari-hari sebelumnya berubah menjadi sedih. "Keluarga Kimberly sedang mengalami musibah besar. Jadi beberapa hari ke depan. Kimberly akan izin dari beberapa mata kuliah yang diikutinya." jawab Ruby membuat kedua sahabat Kimberly terkejut.

Tak beberapa lama. Dua orang polisi terlihat berdiri di depan kelas mereka bersama seorang dosen paruh baya. Ruby keluar dari kelas dan mengobrol beberapa saat bersama mereka. Hingga tak beberapa lama Ruby kembali dan meminta Oscar keluar dari kelas bersamanya.

"Ibu akan memberikan tugas pribadi untuk kalian. Perkuliahan hari ini akan saya akhiri sampai disini." ujar Ruby sebelum keluar dari kelas.

Kedua sahabat Kimberly cepat-cepat merapikan buku-buku mereka dan keluar dari kelas. Mereka sangat khawatir dengan keadaan Kimberly. Mereka yakin kalau Kimberly sedang tidak baik-baik saja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!