🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Maaf lama buat cerita nya, masih melihat komentar dan saran dari mentemen semua nya dan alhamdulillah banyak komentar positif nya.
Terima kasih karena sudah memberikan komentar dan saran yang baik buat aku,smoga kita semua diberikan kesehatan dan rejeki yang berlimpah Amiin 🤲
Selamat membaca,smoga suka ya....
Makasih buat semua nya 🙏🙏🙏
🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲
Lucy agnesia, wanita dewasa yang bekerja diperusahaan terbesar di kota LL. Setelah lulus kuliah dengan nilai terbaik,dia langsung melamar pekerjaan di perusahaan Hadinata hingga saat ini.
Walaupun dari mulai SMA sampai kuliah dia mendapatkan beasiswa karena kepintaran nya, tapi tetap saja dia hanya berasal dari keluarga sederhana. Lucy tidak pernah sombong,dia ramah dan baik hati pada siapa pun . Tidak pernah memandang mengenai status mereka,walaupun saat ini Lucy terbilang cukup.
Kedua orang tua hanya berasal dari keluarga biasa,ayah nya hanya seorang pegawai sipil biasa. Ibu nya baru meninggal dua tahun yang lalu dan kini ayah nya menikah lagi ,sehingga diri nya yang sudah dewasa memilih untuk mengontrak sebuah rumah kecil di dekat perusahaan.
Walaupun ayah lucy menikahi seorang janda, tapi wanita itu tidak bisa memiliki anak lagi karena penyakit kanker rahim yang diderita nya. Mungkin sebuah anugrah untuk lucy,jika tidak mungkin dia akan memiliki adik diusia nya yang sudah hampir memasuki kepala tiga.
Usia lucy saat ini sudah mencapai dua puluh lima tahun,dia sudah cukup lama bekerja dengan keluarga Hadinata . Pekerjaan yang terbilang enak,hanya memeriksa laporan pemasukan dan pengeluaran dari perusahaan. Tak ada yang berani bermain didalam nya ,karena mereka tau bagaimana konsekuensi nya jika mereka melakukan hal itu.
Tuan Hadinata merupakan pria paruh baya yang jarang berinteraksi dengan para karyawan nya ,hanya saat rapat bulanan saja. Itu pun hanya beberapa orang yang bisa bertemu dan berbicara secara langsung dengan nya, kantor tuan Hadinata tidak berada diperusahaan pusat. Beliau memiliki ruang kerja tersendiri dirumah nya, beliau memantau semua nya dari ruangan itu dengan santai.
Lucy begitu menyukai sosok tuan Hadinata,beliau memiliki sikap yang tegas dan ramah jika bertemu dengan para karyawan nya . Beliau selalu di jadikan panutan,istri nya sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu tapi selama itu juga tuan Hadinata tidak pernah menikah lagi dan mengurus anak semata wayang nya.
Banyak wanita karir yang memiliki perusahaan besar atau pun kecil di kota LL berusaha mendekati nya ,tapi tak ada satu pun dari mereka yang bisa menarik perhatian beliau hingga akhirnya mereka menyerah.
Lucy tau semua itu,dia sudah bekerja di perusahaan Hadinata cukup lama. Kabar mengenai kehidupan tuan Hadinata sering sekali di jadikan bahan pembicaraan oleh para wanita dan pria juga,para pria mengatakan kalau mereka ngak akan bisa menjadi seperti tuan Hadinata yang selalu bisa menahan dirinya untuk tidak bercinta.
Apalagi wanita yang mendatangi dan menggoda tuan Hadinata bukan lah dari keluarga biasa ,mereka merupakan anak dari pemilik perusahaan atau bahkan pemilik perusahaan itu sendiri.
Lucy juga mendengar kalau tuan Hadinata memiliki anak yang usia nya lebih tua dua tahun dari nya, Hendri Hadinata Pratama. Semua orang mengenal nya, tuan Hendri sering sekali mendatangi ruangan lucy bukan untuk menemui lucy tapi memeriksa hasil pekerjaan mereka yang ada disana.
Lucy yakin kalau tuan Hendri memiliki perasaan pada kepala bagian nya ,Ibu Regina. Seorang janda yang memiliki satu orang anak perempuan yang masih berusia lima tahun,tuan Hendri sering sekali mencuri pandang saat melihat Regina tapi Regina tidak pernah memperdulikan nya.
Mungkin Regina belum begitu memikirkan pria karena trauma yang ditinggalkan oleh mantan suami nya, suami nya berselingkuh dan bercinta dengan wanita lebih muda dari nya saat dia baru saja melahirkan . Bukan nya memperbaiki diri dan meminta maaf pada Regina, mantan suami nya itu malah menceraikan Regina karena Regina tidak bisa memuaskan nya dan tidak bisa membantu masalah keuangan rumah tangga mereka karena Regina tidak bekerja.
Sejak saat itu Regina tidak lagi percaya dengan pria,dia memilih bekerja dan membesarkan anak nya sendiri hingga saat ini dirinya menjadi kepala bagian di divisi keuangan perusahaan Hadinata dengan kemampuan nya sendiri.
"Tuan Hendri,ada yang bisa saya bantu ?" tanya seorang staff wanita yang berjalan mendekati Hendri saat beliau masuk kedalam ruangan mereka.
"Hhmmm....saya ingin mencari bu Regina,ada yang ingin saya tanya kan " jawab tuan Hendri dengan senyuman dibibir nya .
"Maaf tuan , bu Regina tidak masuk hari ini karena anak nya sakit dan dirawat di rumah sakit anak " jelas staff wanita itu.
Semua staff di bagian divisi keuangan sangat tau bagaimana perhatian tuan Hendri pada bu Regina,mereka semua nya bisa melihat sendiri kalau tuan Hendri begitu menyukai kepala bagian di divisi mereka.
"Sakit ??? Sakit apa? Bisa kah beritahu saya dirumah sakit mana anak bu Regina dirawat ?" tanya tuan Hendri dengan wajah yang mulai terlihat khawatir ,dia memang belum pernah bertemu dengan anak nya Regina.
"Hhmmm....saya juga kurang tau,tapi saya dengar Lucy mau kesana saat makan siang. Dia dan Maria ingin menjenguk anak nya bu Regina,sebagai perwakilan dari divisi kami " ucap staff wanita disana.
Memang rencana nya Lucy akan pergi ke rumah sakit,dia cukup dekat dengan bu Regina dan bu Maria. Lucy merupakan asisten kepala bagian,sedangkan ibu Maria adalah wakil kepala bagian.
Mereka sering terlihat berdua,terkadang ibu Regina dan ibu Maria atau ibu Regina dan lucy atau sebalik nya kalau menghadiri suatu acara atau undangan karena memang salah satu dari mereka harus ada di ruangan divisi.
"Bisa saya bertemu dengan Lucy atau Maria ?" tanya tuan Hendri dengan cepat,dia ingin langsung buat janji dengan kedua nya karena dia ngak mau ditinggalkan saat mereka pergi nanti.
Hendri juga ngak mau menelpon Regina secara langsung,karena pasti nya Regina akan menolak kehadiran nya disana. Dia akan datang diam-diam, mungkin ini lah saat yang tepat untuk berhubungan dengan anak nya Regina agar bisa mendekati ibu nya .
Staff wanita itu pun mencari Lucy di meja nya dan memberitahukan nya pada lucy kalau tuan Hendri memanggil nya . Lucy sudah menduga nya, pasti semua nya mengenai Ibu Regina.
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘
Cerita nya masih mengenai Hendri dan Regina ya say,karena bermula dari mereka. Nanti ada waktu nya baru mengenai lucy dan tuan Hadinata, harap bersabar ya say....
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Regina sedang menunggui anak nya yang masih tidur, anak nya terkena penyakit Demam berdarah karena gigitan nyamuk. Mungkin karena musim panas ,sehingga nyamuk meraja rela di sekitar rumah mereka.
Memang di daerah rumah Regina banyak sekali anak anak yang sudah terkena penyakit seperti itu,makanya kepala lingkungan disana meminta kepala rumah tangga untuk melakukan gotong royong minggu ini agar tidak ada lagi anak anak yang mendapatkan penyakit Demam berdarah
Anak nya masih tertidur setelah sarapan pagi dan bermain game di ponsel nya,Regina memang membelikan ponsel pintar untuk anak nya tapi dia selalu membolehkan anak nya bermain game di ponsel saat bersama nya . Regina pergi bekerja di pagi hari dan mengantarkan anak nya ke sekolah,sore nya baru Regina menjemput nya kembali .
Regina memilih menitipkan anak nya bersama salah satu guru di sekolah Taman kanak kanak itu dari pada dengan perawat yang dia bayar,karena semua aktifitas anak nya di awasi oleh guru disana . Apalagi jika sore hari maka akan ada les tambahan bagi anak sekolah dasar disana,sehingga Citra akan ikut duduk dan bermain bersama anak anak yang lebih besar dari nya .
Citra,anak Regina dari mantan suami nya yang berselingkuh dengan sahabat nya sendiri. Sejak saat itu Regina tidak lagi percaya dengan yang nama nya persahabatan juga cinta, dia memilih untuk fokus pada anak nya saja .
Ceklek
"Bu,apa Citra sedang tidur ?" tanya Lucy yang membuka pintu ruangan itu dan langsung masuk.
Lucy cukup dekat dengan Regina ,dia sering datang ke rumah Regina dan bermain dengan anak nya Regina saat libur. Lucy menyukai anak anak ,dia sering ikut pergi jalan jalan bersama dengan Regina dan anak nya setiap liburan karena memang ngak ada yang spesial saat Lucy libur.
"Eh....Lucy,masuk lah . Kamu bersama dengan siapa ? " ucap Regina yang melihat Lucy berdiri didepan pintu dengan beberapa paperbag ditangan nya.
Regina yakin jika apa yang dibawa oleh Lucy bukan lah punya Lucy,dia menatap ke arah belakang lucy dan melotot. Dia tidak menyangka kalau Hendri datang kesana bersama dengan Maria dan Lucy,ditangan Maria dan Hendri juga banyak bungkusan.
Regina melirik ke arah Lucy,tapi Lucy hanya mengangkat kedua bahu nya saja . Dia juga merasa cukup kesal melihat Hendri yang selalu ingin berhenti di setiap toko yang dia lewati,karena mereka menumpang mobil Hendri membuat Lucy dan Maria hanya mengikuti perintah atasan nya itu saja hingga hampir semua yang dijual di setiap toko di beli nya .
Lucy juga Maria meletakan bungkusan yang mereka bawa di lantai,karena meja yang ada diruangan itu tidak cukup untuk menampung semua nya . Ruangan yang ditempati oleh Citra merupakan ruangan besar yang mencakup tiga pasien,ada meja kecil disamping tempat tidur pasien nya.
Bukan ruangan VIP yang hanya untuk satu orang,untung nya disana hanya ada Citra karena dia tempat tidur pasien itu belum terisi . Kebetulan tempat tidur Citra berada dekat jendela dan paling ujung ,Hendri memperhatikan sekeliling nya. Dia mengernyitkan dahi nya saat melihat sebuah kasur lipat tipis berada dibawah tempat tidur ,kemudian dia menatap ke arah Regina.
"Hhmmm....Kenapa anda datang kesini tuan Hendri ? Apa ada yang anda perlukan dengan saya ?" tanya Regina yang masih merasa bingung dengan kehadiran Hendri disana .
"Itu kasur lipat ? Buat apa ?" tanya Hendri,dia tidak menjawab pertanyaan dari Regina dan menunjuk ke arah kasur lipat yang berada dibawah tempat tidur pasien yang ditempati Citra.
"Ya....untuk Saya tidur tuan " jawab Regina yang masih bingung dan kembali menatap ke arah Lucy juga Maria.
"Jadi tempat tidur ini untuk siapa ?" Tanya Hendri lagi sambil menunjuk dua tempat tidur yang dekat ke pintu mereka masuk tadi.
"Itu tempat tidur pasien tuan Hendri,anda ngak pernah ke rumah sakit ya ?" jawab Lucy yang tertawa kecil,dia yakin jika hendri ngak pernah melihat ruangan yang banyak pasien nya .
Mungkin saat sakit ,Hendri selalu di tempat kan di ruangan VIP makanya dia merasa heran melihat ruangan Citra saat ini . Apalagi tidak ada AC nya ,ruangan itu cukup panas untuk nya .
Siang ini termasuk cukup terik, sehingga tidak ada angin yang masuk melalui jendela. Kipas angin juga hanya satu ,itu pun berada diatas langit langit ruangan itu saja.
"Ada urusan apa anda kesini tuan Hendri ? Apa anda perlu laporan keuangan bulan ini ? Saya sudah memberikan nya pada Maria,anda bisa meminta nya pada Maria " ucap Regina yang sudah tak sabar dengan sikap Hendri saat ini .
"Ekkhmm.....saya ingin bicara dengan mu karena hal lain,ini penting . Tidak ada hubungan nya dengan perusahaan, makanya saya langsung datang kesini . Lagi pula saya juga ingin menjenguk anak kamu,memang nya tidak boleh ?" jelas Hendri dengan tegas ,dia menjawab nya sambil melirik ke arah Lucy dan Maria.
Lucy dan Maria seolah mengerti,mereka mendekati Regina dan memberikan apa yang mereka bawa.
"Bu....ini dari kami,semoga Citra cepat sembuh" ucap Lucy yang langsung memeluk tubuh Regina,Regina pun membalas nya dan menganggukan kepala nya saja sambil tersenyum.
"Terima kasih Lucy, Maria . Kenapa bawa banyak sekali bungkusan untuk Citra ?" ucap Regina dengan pelan .
"Yang itu bukan dari kami ,tapi dari tuan Hendri bu " jawab Maria sambil tertawa kecil,dia pun ikut memeluk tubuh Regina yang masih bengong dan melirik ke arah Hendri
"Jangan panggil aku tuan,panggil saja pak. Sudah sering sekali saya bilang sama kalian " ucap Hendri dengan kesal, dia ngak suka di panggil tuan .
"Hhmmm....baiklah pak Hendri ,bu Regina. Kami ngak bisa lama,kami harus kembali ke kantor lagi . Semoga Citra cepat sembuh ya bu" ucap Maria dan dia segera menarik tangan Lucy untuk pergi dari sana.
"Ah...ya,baiklah. Terima kasih atas doa nya untuk Citra, kalian hati hati dijalan ya . Kirim salam sama yang lainnya " ucap Regina dengan senyuman lembut nya, dia melihat Lucy dan Maria berjalan keluar dari ruangan rawat inap anak nya kemudian dia melirik ke arah Hendri .
Regina pikir kalau Hendri juga ikut pulang ,tapi terlihat Hendri hanya diam saja dan berdiri ditempat nya hingga kedua wanita beda usia itu keluar dari sana.
"Hhmmm.....Bapak Hendri kenapa masih disini " tanya Regina dengan mengernyitkan dahi nya cukup dalam , dia menatap mata Hendri dengan bingung
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Hendri mendekati Regina, dia duduk dipinggiran tempat tidur milik Citra. Tatapan mata nya terlihat tajam,membuat Regina merasa semakin bingung.
Cup
Mata Regina melotot,dia tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Hendri. Hendri mencium kening nya begitu saja, membuat dia terkejut dan terpaku di tempat nya .
"Mama...."
Regina baru saja ingin menampar wajah Hendri dan Hendri tau itu,karena Regina sudah mengangkat tangan nya tapi suara kecil yang lucu itu terdengar dan menyelamatkan nya.
Hendri yang tadi nya membelakangi tempat tidur,kini berbalik dan tersenyum menatap ke arah gadis kecil yang masih berbaring di atas tempat tidur pasien.
"Hallo Citra,sudah sehat ?" sapa Hendri yang memang sudah duduk dipinggiran tempat tidur milik Citra .
Citra tersenyum,wajah nya masih sedikit pucat membuat Hendri merasa kasihan. Hendri melihat tangan Citra yang sudah tidak di infus lagi,dia pun membantu citra untuk duduk tapi bukan nya duduk. Citra malah ingin meminta gendong pada Hendri,Hendri pun menggendong nya dan membawa citra ke lantai.
Hendri duduk dilantai didepan bungkusan dan paperbag yang di letakan dilantai oleh Lucy dan Maria,dia memangku tubuh kecil milik Citra dan memeluk nya. Hendri mengambil salah satu bungkusan yang berisi kotak,dia membuka nya dan terlihat wajah Citra tersenyum senang .
Boneka barbie dengan segala pakaian dan perlengkapan nya,membuat citra menatap ke arah Hendri dengan mata yang bersinar. Apalagi saat hendri memberikan boneka itu pada citra,Citra terlihat sangat senang sekali .
"Ini untuk Citla?" tanya gadis kecil itu.
Hendri menganggukan kepala nya, Citra langsung menatap ke arah Regina. Regina menggelengkan kepala nya, dia ngak mau anak nya menerima hadiah yang mahal dari seorang pria. Siapa pun itu,dia ngak ingin membuat Citra berharap seperti dirinya yang mengharapkan suami nya dulu
Melihat Mama nya menggelengkan kepala nya, Citra langsung merenggut dan memberikan boneka yang tadi dia pegang pada Hendri. Dia berusaha untuk berdiri tapi ditahan oleh Hendri,Hendri mengerti kalau Citra mengikuti keinginan mama nya tapi dia dapat melihat bagaimana Citra yang sangat merindukan sosok papa .
"Citra,sekarang saya adalah calon papa nya Citra. Citra mau punya papa seperti om Hendri kan? Semua ini milik Citra,Papa Hendri hanya ingin memberikan Citra saja. Jika Citra ngak mau maka papa akan membuang nya ,kasihan mereka ngak akan ada yang mengurus nya lagi" ucap Hendri dengan pelan dan dapat di dengar oleh Regina.
Regina melotot,dia tak percaya jika Hendri mengatakan hal itu pada Citra. Dia tidak ingin membuat Citra merasa sedih karena harus berharap pada Hendri,apalagi dia yakin kalau keluarga Hendri tidak akan menerima dirinya yang bukan hanya wanita miskin tapi seorang janda dengan anak pula.
"Ma....hhmmm,apa boleh Citla mengulus meleka?" tanya Citra dengan mata yang berkaca kaca,Regina merasa sedih mendengar nya tapi kemudian dia menganggukan kepala nya.
"Hhmmm....pak Hendri,bisa kita bicara berdua ?" ucap Regina dengan tegas,dia ingin membuat Hendri menjauhi mereka . Dia ngak mau anak nya berharap pada Hendri,dia takut jika nanti nya anak nya merasa sedih .
"Bicara apa ? Mengenai hubungan kita ? Kita akan menikah dan tinggal bersama jika Citra menerima ku sebagai papa nya, Citra mau kan kalau mama menikah dengan papa Hendri ?" ucap Hendri dengan santai tanpa melihat wajah Regina yang sudah melotot, dia tak percaya kalau Hendri mengatakan hal yang ngak masuk akal .
"Hendri" bentak Regina dengan cukup kuat,bukan nya marah . Hendri malah tertawa ,begitu juga dengan Citra . Kedua nya tertawa bersama, membuat Regina semakin terkejut.
"Apa sayang ? Kamu kok ketus banget sih ?" ucap Hendri sambil menatap ke arah Regina dengan tawa yang belum berhenti .
Citra juga melakukan hal yang sama,dia malah berbalik dan memeluk tubuh Hendri seperti hendri adalah papa kandung nya. Hal yang sudah lama sekali tidak di lihat oleh Regina,dia tidak percaya kalau wajah Citra bisa sebahagia ini tapi rasa takut itu masih ada.
Regina takut jika nanti nya keluarga Hendri menolak dirinya ,atau mungkin keluarga Hendri menerima nya tapi tidak menerima Citra. Hal yang tidak ingin dia lakukan ,dia ingin hidup bersama anak nya. Bagaimana pun keadaan mereka,dia tetap ngak ingin berpisah dengan anak nya .
"Mama sedang berantem dengan papa Hendli ya? Makanya tadi papa Hendli mencium mama karena ingin membuat mama tidak marah lagi ya,memang nya papa Hendli membuat salah ya?" tanya Citra dengan pelan ,Citra takut mama nya marah pada papa baru nya dan akhirnya dia tidak bisa bertemu dengan Hendri lagi.
Citra baru pertama kali bertemu dengan Hendri,tapi dia sudah merasa nyaman dan tidak ingin berpisah dengan Hendri. Mungkin karena ketulusan Hendri pada Regina dan Citra ,makanya Citra merasa nyaman .
"Citla setuju ma,mama sama papa Hendli saja. Citla mau tinggal sama papa Hendli " jawab Citra dengan pelan,Regina hanya menghela nafas nya dengan kasar.
"Sayang,Citra baru bertemu dengan om Hendri. Om Hendri juga ngak bisa lama disini,om Hendri banyak kerjaan " ucap Regina dengan pelan,dia mengambil tubuh Citra dan menggendong nya lalu meletakan nya diatas tempat tidur.
Citra masih memegang boneka barbie , dia menatap ke arah mama nya dan papa baru nya . Dia tidak ingin melihat mama nya sendirian menangis saat malam,sering sekali Citra melihat mama nya menangis setelah mendapatkan panggilan telpon dari nomor yang tak tersimpan di ponsel mama nya.
Citra pernah melihat nya ,dia ingin melindungi mama nya dari orang yang menyakiti mama nya. Tapi dia masih kecil,dia butuh orang dewasa yang bisa menjaga dan melindungi mama nya ,apalagi wanita yang pernah mengaku istri dari papa nya yang dulu ingin mengambil nya dan tinggal bersama mereka . Hal itu membuat Citra semakin takut,dia yang masih kecil sudah mengerti kalau papa nya hanya ingin mengambil nya karena mereka belum memiliki anak .
Regina menarik tangan Hendri dan berniat untuk keluar dari ruangan itu ,tapi tiba tiba pintu terbuka sebelum Regina dan Hendri keluar. Terlihat pasangan paruh baya masuk dengan santai,membuat Regina melotot dan terkejut.
Regina melepaskan genggaman tangan nya pada Hendri,dia berdiri terpaku ditempat nya. Tubuh nya terasa tegang,Hendri menyadari hal itu. Kemudian Hendri melihat ke arah citra yang sudah turun dari tempat tidur dan berlari mendekati Hendri,dia merasa ketakutan .
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!