NovelToon NovelToon

My Beautiful Chef

Elfesya Reeves McCloud

London, Inggris

Elfesya sedang membereskan semua peralatan makan dan masak yang sudah dicuci bersih oleh para tukang cucinya. Gadis berusia 20 tahun itu tampak serius menghitung semuanya karena bukan tidak mungkin ada yang hilang atau tersilap. Elfesya tidak mau harus mengeluarkan biaya lagi meskipun ada dana untuk hal-hal seperti itu.

"Miss McCloud, sudah selesai semuanya..." lapor Dawson, akuntannya yang bertugas untuk memasukkan pembukuan pendapatan restauran milik keluarga Reeves dan McCloud.

Elfesya berbalik. "Bagaimana pendapatan malam ini, D?"

"Excellent."

Elfesya mengangguk. "Good."

"Miss, masih tetap menghitung random?" senyum Dawson yang hapal dengan kebiasaan putri Eagle dan Elane McCloud itu.

"Masih. Padahal tahu anak-anak tidak ada yang klepto tapi aku sudah terbiasa sih jadi always counting..." senyum Elfesya.

"Besok kita libur kan Miss?"

Elfesya mengangguk. "Kita libur sehari D... Aku juga lelah ... Ingin istirahat setelah ujian kemarin ..."

"Lumayan libur sehari ..." senyum Dawson.

"Recharge baterei dulu, D. We need that ( kita perlu itu )."

***

Dawson pulang terlebih dahulu karena dia sudah ditunggu oleh istrinya sementara Elfesya masih berada di restauran warisan Opa buyutnya, Aidan Blair. Gadis berambut coklat tua itu melihat jam Patek Philippe nya yang menunjukkan pukul setengah satu malam. Elfesya pun bersiap untuk pulang sebelum ibunya ngeroweng, cemas memikirkan putri sulungnya sementara yang dikhawatirkan, membawa Glock dan baton di dalam tasnya.

Elfesya mematikan lampu tempat kasir dan melihat foto Aidan disana. Gadis itu memang tidak pernah bertemu dengan opa buyutnya tapi dia mengakui kalau Aidan adalah pria yang tampan.

"Tapi Opa kalah ganteng sama Opa Elang dan Opa Rama..." kekeh Elfesya ke foto Aidan. "Tapi Daddy juga ganteng. Tahu nggak Opa, buyutnya Opa, Shaera, jadi model. Nefa katanya mau jadi pengacara, Nandara mau jadi pembalap MotoGP, Edward mau jadi CEO MB Enterprise menggantikan Oom Damian, kalau Elle... Batal jadi princess Inggris karena mas Richard milih mbak Alisha..."

Entah kenapa Elfesya suka mengobrol sebelum pulang ke foto Aidan. Bagi Elfesya, Aidan adalah panutannya sebagai chef selain ayahnya dan Opanya sendiri.

"Fesya pulang dulu Opa Ai... Assalamualaikum..." pamit Elfesya sambil menyampirkan tas pradanya. Gadis itu melihat sekali lagi restauran miliknya dan menyalakan lampu kecil dekat kamar mandi sembari memeriksa cctv-nya. Elfesya berjalan menuju dapur dan saat hendak mematikan lampunya, tiba-tiba pintu belakang terbuka dengan agak kencang.

Elfesya reflek mengambil pisau dapur yang ada di meja namun mata coklatnya terbelalak saat tahu siapa yang main masuk ke dalam dapurnya.

"Scott?"

***

Elfesya segera menutup pintu dapur nya dan menguncinya lalu dia memapah pria bernama Scott itu ke dekat kulkas. Elfesya bisa melihat Scott terkena luka tembak di bahunya dan segera mengambil kompres es batu untuk menghentikan pendarahan.

"Apa yang terjadi Scott? Bagaimana bisa tertembak?" tanya Elfesya panik. Untung besok libur jadi aku bisa membersihkan dapur.

"Bisakah lampunya... Kamu matikan.. Fe.." pinta Scott. Elfesya lalu mematikan lampu dapur dan hanya ada lampu kecil yang memang otomatis menyala jika lampu utama mati.

Elfesya melihat Scott meletakkan Glocknya dan memegang kompresnya. Gadis itu cukup paham jika Scott sedang menangani kasus dan segera Elfesya mengambil Glock dari dalam tas nya lalu berdiri di dekat pintu dapur, bersiap-siap jika penjahat yang mengejar Scott meringsek masuk.

Scott melihat gadis yang baru berusia 20 tahun itu tampak tidak ada rasa takut, menggenggam Glock di tangan, membuatnya kagum. Benar-benar gadis McCloud.

Terdengar suara-suara mencari Scott di luar bangunan restauran membuat Elfesya menoleh ke arah pria itu dengan tatapan bertanya. Scott memberikan kode untuk diam dan mereka menunggu sampai mereka pergi. Elfesya mengintip dari balik jendela dapur yang sudah tertutup gorden dan melihat ada sekitar lima orang disana.

Gadis itu mencari akal agar mereka pergi dan tidak mendekati restaurannya. Elfesya lalu mengambil ponselnya dan menelpon polisi di nomor 999.

"Yeah, hi. Aku pegawai asuransi AIG gedung depan restauran RR's Meal daerah Soho dan sedang lembur ... Aku melihat ada kelompok orang mencurigakan berada di depan restauran dan bank aku... Yeah ... Aku tidak tahu apakah mereka mabuk atau tidak ... Oke... Tolong polisi kemari... Thank you.." Elfesya mematikan panggilannya yang tidak terlacak itu.

Scott mendelik ke arah Elfesya dan gadis itu hanya tersenyum memenangkan. Tak lama suara mobil dengan lampu kelap-kelip merah biru putih datang berpatroli membuat kelompok orang itu bubar dan meninggalkan mereka.

Polisi Scotland Yard memeriksa gedung asuransi AIG dan gedung restauran RR's Meal. Mereka melihat kondisi aman, lalu pergi meninggalkan lokasi.

Elfesya menghembuskan nafas lega lalu menghampiri Scott. "Bagaimana kamu bisa tertembak? Apa yang kamu lakukan di London ?" cecar Elfesya.

"Ada kasus baru dan sasarannya London. Aku berpencar dengan Andre dan Jammie. Aku fokus di London dan saat aku sedang mengintai, salah satu dari mereka menembak aku dan aku berlari mencari tempat bersembunyi ... Aku lihat RR's Meal dan langsung kesana ... Tapi aku tidak menyangka kamu ada disini." Scott mengernyitkan dahinya saat bergerak. "Damn it !"

"Ayo, kita segera pergi dari sini..." ajak Elfesya.

"Tapi Fe... Jika ke rumah sakit ... Polisi akan datang..."

Elfesya membantu Scott berdiri. "Siapa yang mau bawa kamu ke rumah sakit?" jawabnya sambil menyampirkan tangan Scott ke bahunya.

***

Galena melongo saat adiknya datang di jam mbak Kunti berkeliaran sambil membawa Scott Peterson! Alex Darling, suami Galena, juga tidak kalah terkejutnya melihat Elfesya membawa agen FBI itu.

"What happened?" seru Galena bingung. Dokter bedah bermata biru tersebut memang butuh waktu untuk punya anak akibat adanya kista di rahimnya.

"Panjang ceritanya... Tolong Scott dulu mbak..." pinta Elfesya yang bersyukur kakaknya tinggal di rumah bukan apartemen.

Alex membantu Scott untuk masuk ke dalam rumah.

"Darling, bawa ke ruang periksa aku ..." pinta Galena yang memang membuka praktek di rumah. Rumah Galena dan Alex Darling yang berada di daerah Chelsea, memang lumayan besar dan ada kamar depan yang dipakai Dokter itu untuk praktek mandiri.

"Sudah berapa lama kamu di London?" tanya Alex yang juga seorang detektif senior di Scotland Yard.

"Sebulan..." jawab Scott yang tiduran di atas tempat tidur pasien.

"Kamu kompres pakai es, Sya?" tanya Galena sambil mencuci tangan karena dia akan melakukan operasi kecil.

"Iya. Lalu aku ikat pakai syal aku..." jawab Elfesya.

"Oke tidak apa-apa. Sekarang, kita mulai operasi untuk mengambil peluru di bahu kamu ya Scott .." ucap Galena.

***

Yuhuuuu akhirnya setelah hampir setahun di promosikan, nongol juga.

Ceritanya nanti akan banyak action ya dan Fesya jauh lebih bar-bar dari Galena.

semoga tidak bosan.

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Menyamar

Note.

Ada revisi sebelumnya. Galena belum hamil gaeeesss. Aku salah timeline karena Fesya dan Diana tua Fesya. Sementara di The Blairs, saat Galena hamil dan Diana ke Dubai, Fesya sudah menikah dengan Scott. Sorry.

***

Elfesya tertidur di sofa ruang tengah rumah Galena dan Alex Darling sementara kakak iparnya menunggu Scott Peterson di ruang praktek Galena. Sang dokter bedah sendiri usai mengoperasi Scott, kembali ke peraduannya untuk melanjutkan tidurnya. Dokter bedah itu mengatakan akan membayar hutang tidurnya dulu gara-gara dibangunkan pada jam Kunti.

Scott terbangun dari biusnya yang sebenarnya bukan bius total tapi entah mengapa dia tetap mengantuk. Mungkin perasaan aman bersama dengan orang-orang yang dia kenal jadi pelepasan hormon endorphins secara tidak sadar yang membuatnya tenang dan bahagia.

Scott melihat Alex Darling berada di kursi panjang yang ada di ruang praktek Galena. Wajah chief superintendent itu tampak lelah dan Scott berusaha bangun tapi dia menyadari bahwa dirinya hanya memakai selimut dan bahunya diperban. Sebuah peluru berada di mangkuk aluminium yang ada di meja sebelah brankarnya.

Scott tanpa sengaja menyenggol meja di sebelahnya dan mengumpat membuat Alex terbangun. Sedikit harus menyatukan nyawanya, Alex menatap Scott yang tersenyum kikuk.

"Sudah bangun... " gumam Alex sambil mengucek matanya yang terasa pedas.

"Sudah."

"Bagaimana keadaan kamu?"

"Lumayan... Galena dokter yang hebat.." gumam Scott.

"Memang" jawab Alex.

"You're so lucky to have her ( kamu sangat beruntung memilikinya )."

"I am. Galena itu paket komplit. Bisa bangun?" Alex membantu Scott turun.

"Bisa ..." jawab Scott pelan.

"Kamu itu ada kasus kenapa tidak menghubungi aku ?" tanya pria berusia 30 tahun itu.

"Tidak bisa, Alex. Ini benar-benar deep undercover... Aku sudah mengejar mereka sejak dari Budapest. Mereka sekarang mengincar London untuk tempat kejahatan."

"Tapi aku adalah anggota Scotland Yard London, Scott ! Ini kotaku !" hardik Alex geram.

"Apaan sih ribut ! Ngantuk ini !" gerutu Elfesya sambil memeluk bantal dan tetap memejamkan mata.

"Kita semua istirahat dulu. Aku juga ijin tidak masuk, teler !" ucap Alex sambil mengantarkan Scott tidur di kamar tamu.

***

Elfesya meletakkan kepalanya diatas meja makan dan entah mengapa usai mandi, dirinya masih merasa lelah. Apa tadi kena omel Mommy ya jadi lemas hatiku.

Elfesya memang menghubungi Elane jika dia semalam tidur di rumah Galena yang lebih dekat jaraknya dibanding ke area Kensington, tempat tinggal Eagle dan Elane. Tentu saja Elane mengomeli panjang lebar karena menganggap putrinya mengganggu kakaknya.

"Kamu kenapa ?" tanya Galena sambil mengusap rambut coklat adiknya.

"Dimarahi mommy..." keluh Elfesya. "Gara-gara nginap sini..."

"Ish, macam Tante Elane tidak tahu saja kalau kamu juga kadang nginap sini ..." gerutu Galena sambil memberikan piring berisikan makanan brunch. "Alex Darling, Scott ... Makan !"

Elfesya memejamkan matanya mendengar suara kakaknya macam di hutan lindung teriak-teriak ala Tarzan. "Ya Allah mbak, sini itu bukan istana Al Jordan. Rumah elu aja cuma satu ruang tamu istana Opa Ay dan Opa Enzo..."

"Bodo amat ! Yang penting pada segera keluar... " Galena melongo karena dua pria itu tidak ada yang keluar. "Oke, yang keluar belakangan, cuci piring !"

Elfesya tersenyum karena ingat ibunya selalu begitu ke dirinya dan Risyad adiknya. "Dasar Emak-emak !"

***

RR's Meal Soho London Siang Harinya

Elfesya masuk ke dalam restaurannya dan melihat bekas-bekas jejak darah Scott Peterson disana. Gadis itu langsung mengambil peralatan pel nya dan mulai membereskan serta membersihkan semua jejak-jejak darah Scott.

Usai membersihkan semuanya, gadis itu pun naik ke lantai dua tempat kantornya berada. Elfesya mulai memeriksa semua CCTV restaurannya guna mencari darimana Scott datang. Dilihatnya Scott berlari dari arah Peter Street ke Ingestre Place tempat restauran nya berada.

Tunggu jalan dibelakang adalah Hopkins Street dan disana ada mesjid. Apakah mereka akan berbuat ulah disana dan memfitnah umat Islam lagi? Elfesya merasa kesal karena tadi saat makan bersama, Scott tetap tidak mau menceritakan tentang kasusnya.

Great, I will do it myself !

***

Usai mengunci restaurannya, Elfesya berjalan menyusuri jalan Ingestre Place ke Peter Street sambil melihat jejak tetesan darah yang ada disana meskipun tercampur dengan air hujan yang turun tadi subuh.

Elfesya merapatkan syalnya apalagi hawa di London semakin dingin menjelang musim gugur. Gadis itu berjalan menuju mesjid yang ada dua blok dari restaurantnya. Gadis itu sedikit kesulitan mendapatkan face recognition dari lima orang yang menyerang Scott karena mereka menggunakan topeng.

Elfesya tiba di sebuah mesjid yang ukurannya cukup menampung para umat muslim jika melaksanakan ibadah Jumat di sana. Mesjid itu tampak sepi karena memang tidak ada jadwal ibadah. Gadis itu melihat di sekelilingnya dan menemukan jejak kecil darah dekat sebuah bangunan yang berada di sebelah mesjid.

Apa Scott tertembak disini? Elfesya melihat ke semua arah untuk melihat CCTV disana. Ada beberapa di jalan dan mesjid itu sendiri ada cctv-nya. Bagaimana bisa mereka tidak tahu ada kejadian tembak tembakan dan kejar mengejar ya. Sini kan bukan New York yang biasa seperti itu di jalanan.

Elfesya melihat ada sebuah coffee shop yang buka 24 jam di seberang jalan lalu dia menyebrang dan menuju tempat tersebut. Elfesya melihat kondisi coffee shop itu sedikit sepi jadi dia bisa sedikit leluasa bertanya.

***

"Kejadian semalam? Ohya aku melihatnya meskipun tidak jelas karena aku sedikit ngantuk... Honestly, aku kira remaja saling ejek hingga terlibat keributan dan saling berkejaran... Hal yang biasa terjadi disini..." jawab salah seorang pelayan.

"Tidak mendengar suara tembakan atau apa?" tanya Elfesya yang menyamar sebagai podcaster yang sedang mencari berita hari-hari.

"No Miss. Sini bukan Amerika yang macam cowboy, dikit-dikit main tembak. No, mereka berkejaran dan menuju Peter Street."

Elfesya mengucapkan terimakasih dan pergi meninggalkan coffee shop itu.

***

Sementara di kamar Scott, pria itu menghubungi Andre Raines.

"Are you okay Boss?" tanya Andre yang berada di Budapest.

"I'm fine Raines. Semalam Fesya yang menolong aku ..." jawab Scott.

"Bagaimana kamu bertemu dengan miss Fesya ?" tanya Andre bingung.

"Yang jelas aku beruntung semalam, Raines. Bahkan aku langsung diajak ke rumah Alex Darling. Istri Alex, Galena, kan dokter bedah. Jadi peluruku sudah dia keluarkan." Scott terdiam dan bergegas keluar kamar. Pria itu melihat rumah indah itu tampak sepi dan Scott segera menuju ruang praktek Galena.

"Damn it !" umpatnya.

"Ada apa boss ?"

"Pelurunya hilang."

***

Markas Scotland Yard London

"Lucky !" panggil Alex Darling ke anak buahnya yang ahli forensik di bidang persenjataan.

"Yes Chief Darling?" Lucky menghampiri pria itu.

"Cek peluru ini." Alex Darling memberikan peluru yang terdapat di kantong plastik.

"Peluru apa ini boss?"

"Anggap saja peluru nyasar..." jawab Alex Darling.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Scott v Alex

Markas Scotland Yard London

"Bagaimana Lucky?" tanya Alex Darling.

"Ini peluru model baru, Chief" jawab Lucky yang juga ahli senjata beserta perintilannya. "Belum masuk Inggris."

"Kira-kira dari negara mana?" tanya Alex.

"Aku rasa Timur Tengah, chief. Bagaimana bisa nyasar ke rumah anda?"

Alex Darling tidak menjawab tapi memilih langsung pergi meninggalkan Lucky yang terbengong-bengong.

"Ada apa sih?" gumam Lucky sambil menyimpan peluru itu sebagai barang bukti.

***

Alex menyetir Range Rovernya menuju rumahnya sembari melihat CCTV di ruang tengah dimana Scott berjalan hilir mudik macam gasingan.

Kamu hutang penjelasan padaku, Peterson !! Akan ada gegeran apa di London ?

Alex menginjak gas mobilnya dalam karena dia ingin sampai di rumah secepatnya dan mengetak kepala pemimpin fly team FBI international area Eropa.

***

Sementara Alex memendam amarah, Elfesya mulai menyelidiki area mesjid. Apalagi sudah masuk waktu shalat Asar dan banyak umat muslim berjalan ke mesjid untuk melaksanakan ibadah Asar berjamaah. Elfesya bergabung dengan para kaum wanita yang ikut datang beribadah dan rata-rata adalah pekerja yang berada di area sekitarnya.

Elfesya tersenyum dan mengobrol sedikit ke para kaum wanita disana. Elfesya berusaha mencari informasi tentang apa yang sedang terjadi beberapa hari terakhir ini. Gadis itu merasa kesal karena tidak mendapatkan apapun yang berhubungan dengan kasus Scott.

Sebenarnya kamu menyelidiki apa sih, Fed?

***

Rumah Alex Darling dan Galena Luna

"Sekarang, kamu cerita sama aku. Apa yang terjadi Peterson !" hardik Alex Darling yang rasanya ingin menghajar pria Amerika di hadapannya. "Aku tidak mau Scotland Yard terlambat intelnya !"

"Aku tidak bisa mengatakan..."

Alex Darling mencengkram kerah kemeja Scott. "Ceritakan atau aku hajar kamu !"

Scott melihat ke belakang Alex Darling dan pria itu menoleh. Tampak di belakang keduanya Galena dan Eléonore berdiri disana.

"Alex ! Ada Elle !" tegur Galena yang datang bersama adiknya yang ingin main ke rumahnya.

Alex melepaskan cengkeramannya di kerah baju Scott Peterson. "Sorry Elle..." ucap Alex Darling ke Eléonore yang berdiri di belakang Galena sedikit takut melihat wajah galak kakak iparnya yang biasanya selalu kalem.

"Mas Alex lagi marah ya mbak?" tanya bocah delapan tahun itu.

"Biasa... Namanya juga pekerjaan. Oh, Elle, kenalkan ini Bang Scott Peterson, agen FBI macam Oom Pedro dan Oom Omar" ucap Galena. "Scott, ini Eléonore Blair McGregor, putri Charles McGregor dan Raine Blair."

Scott mengulurkan tangannya. "Hello, princess..."

"Halo..." senyum Eléonore sambil menerima tangan Scott. "Apakah kamu kenal Oom Pedro dan Oom Omar ?"

"Oom Pedro mantan boss aku dan Oom Omar kenal juga ..." jawab Scott.

"Kalau Park Joon-seo Oppa?" tanya Eléonore.

"Kok kenal dengan agen Park?"

"Kan pernah ketemu ..." jawab Eléonore polos.

"Yuk Elle, kita tinggalkan dua pria panasan... Kita buat makanan saja..."

"Buat brownies?" pinta Eléonore.

"Siapa takut !" Galena menggandeng tangan adiknya yang sudah tidak mungil lagi. Eléonore sudah mulai tinggi dan Galena tidak menggodanya dengan memanggilnya Chibi.

"Kita bicara di ruang kerja aku." Alex Darling memberikan kode ke Scott untuk mengikuti dirinya.

***

"Penjualan Senjata terbaru?" seru Alex Darling. "Dari mana kemana?"

"Pembuatan senjata itu dari perbatasan Uzbekistan, Afganistan dan Tajikistan. Mereka hendak melakukan perang dunia, Alex."

"Apa tujuan dan alasannya?"

"Agar perdamaian yang tercipta sekarang berantakan dan membuat para Ter*ris itu mendapatkan keuntungan dari penjualan senjata mereka" jawab Scott.

Alex Darling mengusap wajahnya. "Kenapa London?"

"Karena jika London jatuh, mereka akan dianggap serius. Selama ini kami FBI, Interpol, MI6 dan semua badan intelijen mendapatkan email dari Intel tentang gerakan mereka. Awalnya kita mengira mereka akan langsung di Washington atau New York tapi tidak. Mereka akan menghancurkan London karena mata uang tertinggi adalah poundsterling. King down, maka mereka akan membangunkan sleeper cell alias agen tidur mereka dan mulai menghancurkan Amerika dan Eropa dari dalam."

"Jadi, poundsterling jatuh, dollar jatuh, euro jatuh, yen jatuh..." Alex menatap horor ke Scott Peterson.

"Dunia colaps, Alex. Raja-raja kecil akan bermunculan lebih massive dari sekarang... Keluarga kamu, bisa habis Lex... Secara tidak langsung, keluarga Pratomo memiliki kekuatan, kekuasaan dan kekayaan yang tidak main-main. Jika ter*ris ini berjaya, habis kita semua dan akan ada satu pemimpin saja untuk satu dunia yang dipegang oleh pemimpin ter*ris ini. Macam PBB darkside."

"Apakah kamu tahu siapa pemimpinnya?" tanya Alex Darling.

"Kami baru tahu Mr X. Warga negara mana, aku tidak tahu."

"Apakah mereka sudah memulai gerakan massive?"

"Belum Lex. Mereka masih menyusup di Mesjid dan gereja untuk melakukan adu domba..." jawab Scott. "Aku sedang menyamar sebagai tukang kebun di mesjid dekat RR's Meal Soho guna mendapatkan informasi malah akhirnya kena tembak dan diselamatkan oleh Fesya."

"Sekarang berikan semua hasil penyelidikan kamu ke aku. Semuanya !" Alex menatap tajam ke Scott. "Mereka sudah berani hendak membuat kacau kotaku ... Tidak bisa dibiarkan !"

"Apakah kamu akan melaporkan ke Kapten ?"

"Tidak Scott, kita bekerja sama berdua sampai semuanya clear. Baru setelahnya, kita habisi mereka semua. Termasuk Mr X yang punya otak sinting bin gila !"

***

Elfesya datang menjelang sore dan hanya terbengong bengong saat Alex Darling memintanya menerima Scott di restaurannya.

"Tapi Scott kan masih terluka ... Apa kamu bisa memasak, Agen?" tanya Elfesya.

"Dia harus menyamar disana Fesya..." ucap Alex.

"Apakah itu berhubungan dengan keributan di mesjid dua blok dari restauran aku ?" Elfesya menatap tajam ke agen FBI itu.

"Kamu tahu?" tanya Alex Darling dan Scott Peterson bersamaan.

"Tidak detail tapi aku merasa akan ada sesuatu di London dan Soho akan menjadi pusatnya" jawab Elfesya tenang. "Jika kamu ingin bisa leluasa mengintai dari restauran aku, ceritakan padaku ada kasus apa... Aku tidak bisa menerima kamu di RR's kalau kamu tidak ada alasan yang jelas!"

Alex Darling terbahak mendengar ucapan adik iparnya. "Jangan sekali-kali meremehkan gadis keluarga Pratomo, Scott. Mereka sama saja dengan kaum prianya."

Scott Peterson menatap Elfesya dengan tatapan kecut. Aku lupa dia juga keponakannya Pedro Pascal dan cucu keluarga mafia Inggris McCloud.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!