NovelToon NovelToon

Jiwa Tertukar Istri Terhina Dengan Gadis Bar-Bar Kaya

1. Pertukaran Jiwa, Arsy dan Pamela.

Seorang Pria dengan amarah di wajah berlari kencang dari dalam sebuah rumah megah. Itu adalah Mansion keluarga besar Roderick.

"Kejarrrrr!!!" suara bariton mendominasi memekakkan telinga orang-orang yang mendengar.

"Wanita sialan! Beraninya kabur membawa putraku!!!"

Para pengawal berpencar menaiki mobil masing-masing, sedangkan Pria berkuasa itu naik ke dalam mobilnya sendiri, sang sopir langsung tancap gas.

"Wanita tak tau diri! Masih baik keluargaku memungutnya dulu! Kalau bukan karena warisan milik Kakek yang diberikan Daddy pada Galaxy, aku nggak sudi memelihara dan membiarkannya masih hidup!"

Killian berteriak penuh amarah, kedua tangannya mengepal. Mata elangnya fokus ke arah jalanan, bak predator yang tak ingin kehilangan mangsa.

Jauh beberapa meter di depan sana, tangan wanita itu yang sedang memegang setir bergetar. Matanya memerah karena lelah, ingin menyerah melihat mobil-mobil di belakang yang mengejar namun jiwa memberontaknya meronta-ronta.

"Mommy, Gala takut... Mom," seorang anak berusia 7 tahun memelas karena rasa takut sang Ibu membawa mobil dengan kecepatan penuh.

"Maafkan Mommy sayang, ini demi kebaikan kita. Ini demi kita..." lirih Arsy.

Tangan Arsy semakin gemetar tatkala sebuah mobil berhasil menyusul, kini mobil itu bersisian dengan mobil yang ia kendarai.

"Oh tidak! Tuhan, jaga Putraku! Jika aku memang harus mati, lindungi Putraku!" Doa Arsy.

Kaca jendela dari mobil di sisi mobil Arsy terbuka, sosok manusia iblis itu terlihat.

"Wanita sial, berhenti kau!" teriak Killian dengan raut marah, setengah badan lelaki itu terjulur keluar dari dalam mobil.

"Mommy, aku takut Daddy... hiksss..." kini Galaxy, sang putra sudah terisak menangis.

"Ada Tuhan yang sayang sama kita, berdoalah anakku." Tak terdengar suara ketakutan Arsy, sebisa mungkin wanita berusia 28 tahun yang sudah menjadi seorang Ibu itu tidak memperlihatkan ketakutannya pada sang anak.

"Baik Mommy, Gala akan berdoa untuk Mommy dan Gala..." sedikit isak tangis anak kecil itu mereda.

Seulas senyuman terbit di bibir ranum Arsy, wanita itu bangga pada putranya. Galaxy, sang ahli waris yang tertulis dalam surat wasiat sang Kakek yang sudah meninggal, dari pihak Daddy bocah itu. Dalam surat wasiat tertulis, 60 persen kekayaan keluarga Roderick dijatuhkan pada Galaxy selaku cucu laki-laki satu-satunya dengan Arsy sebagai Wali sampai usia Galaxy mencapai 18 tahun. Jika sang ahli waris meninggal, maka semua kekayaan yang diwariskan akan diberikan pada beberapa Yayasan di pelosok Negeri milik keluarga Roderick.

Namun sayang, senyuman Arsy berubah menjadi mulut menganga dengan mata ketakutan tatkala sebuah mobil dari arah berlawanan semakin mendekat pada mobil yang dibawanya, lalu...

BRAKKK!!! BRUKKKK!!!

Akhirnya kecelakaan beberapa mobil di jalanan besar itu tak bisa dielakkan, sebelum benturan datang Arsy berhasil membuka seatbelt yang melindungi tubuhnya, wanita itu menarik sang putra ke dalam rengkuhan guna melindungi tubuh anak itu dari benturan keras.

Kemudian, semuanya menjadi gelap...

Keributan terjadi, ternyata bukan hanya mobil Arsy dan mobil yang bertabrakan dengan mobil Arsy saja yang rusak. Beberapa mobil di belakang mereka ikut terkena imbasnya, beberapa mobil pengawal Killian juga ikut ringsek.

Seminggu kemudian...

Tubuh Arsy yang berbaring tak sadarkan diri sedikit bergerak, jari-jari tangan wanita yang sudah menjadi yatim piatu sejak kecil itu akhirnya menggerakkan anggota tubuh yang divonis koma seminggu lalu akibat kecelakaan.

"Lihat, lihat! Jari tangannya bergerak! Panggil Dokter!!!" seru seseorang melihat pergerakan Arsy.

Para Dokter berhamburan masuk ke dalam ruangan, mereka semua tergesa-gesa ingin segera memeriksa keadaan seorang wanita yang adalah seorang Nyonya dari keluarga Roderick yang begitu teramat penting. Siapa Dokter yang akan tenang, jika Tuan Killian sendiri yang meminta mereka semua harus menyelamatkan nyawa sang Nyonya bagaimanapun caranya atau karir mereka semua sebagai Dokter akan tamat.

Mata terpejam Arsy mulai bergerak, bulu mata indah lentik wanita itu bergerak-gerak perlahan. Beberapa detik kemudian mata bening milik wanita cantik itu terbuka, masih menyesuaikan dengan cahaya sekitar.

"Umm..." suara Arsy terdengar sangat lirih.

"Nyonya, Anda bisa melihat saya?" salah satu Dokter maju dan bertanya.

Arsy ingin mengangguk tetapi ia kesakitan dan hanya mengedipkan kedua matanya pelan.

"Syukurlah, Nyonya merespon. Anda mengingat sesuatu?" tanya kembali Dokter itu.

"Sa-saya..." jawab pelan Arsy.

"Minggir!!!" suara kasar seorang Pria mendekati ranjang rumah sakit, wajah Pria itu terkesan angkuh. Siapa lagi kalau bukan Killian!

"Berterima kasihlah padaku! Aku menyiapkan Dokter-Dokter terbaik untuk menangani mu, akhirnya kau hidup dan tak mati! Jika kau tak menguntungkan untukku, aku juga tak sudi menyelamatkan nyawamu! Dasar wanita tidak tau diri kau, Arsy!" Killian terus saja meninggikan suaranya.

Arsy?! Siapa yang lelaki angkuh ini panggil, lagipula aku tidak kenal pria ini!

Pamela Grizella, Gadis yang terbaring kesakitan itu mengerenyitkan kening karena tak mengerti apa yang terjadi padanya sekarang. Perempuan yang berusia 25 tahun itu tak mengenal siapapun yang berada di ruangan itu. Ia memang langsung mengingat kejadian kecelakan mobil yang ia kendarai, tapi dimana keluarga besarnya? Dimana semua orang?

"Jangan berpura-pura sok lugu lagi di hadapanku, Arsy! Nyatanya otakmu merencanakan pelarianmu dengan membawa Galaxy, pewaris Roderick! Kau ternyata wanita serakah!" Killian terus berteriak meskipun banyak orang di ruangan rawat itu.

"Aaaa...a-ku... siapa Arsy?" akhirnya Pamela tak sabar lagi terus menerus diteriaki lelaki di samping ranjang rawatnya. "Kau siapa? Kenapa kau terus berteriak padaku!"

"Kau berpura-pura tidak mengenal dirimu sendiri?! Kau ingin bersandiwara di depanku! Bahkan Kau berpura-pura tidak mengenalku!" sekali lagi Killian meraung marah.

Kepala Pamela bergerak menggeleng, wanita itu sungguh tak mengerti apa yang terjadi. Jadi, bagaimana dirinya berpura-pura.

Seorang Dokter senior dengan berani maju mendekati Killian, meskipun ada ketakutan namun jika terus mendengar Killian berteriak bukan penyelesaian yang mereka dapatkan tapi keributan terus menerus.

"Tu-tuan." Cicit sang Dokter.

"Apa?!" masih dengan nada tinggi Killian menatap wajah sang Dokter yang berjalan maju mendekatinya.

"Dalam kecelakaan kepala Nyonya Arsy terbentur sangat keras, bahkan Nyonya koma selama seminggu ini. Menurut penilaian saya, Nyonya mengalami sedikit masalah dalam hal ingatan. Kata medis untuk penyakit yang terjadi pada Nyonya adalah amnesia."

"Am-amnesia? Dia!" tuding Killian menunjuk pada Arsy.

"Ya, Tuan. Jika Tuan memberikan waktu pada kami memeriksa Nyonya, mungkin kami bisa mendapatkan hasil keseluruhan keadaan Nyonya saat ini." Jawab sang Dokter.

"Kau tidak mengada-ngada, bukan?" ekspresi Killian jauh dari kata percaya jika keadaan sang istri mengalami Amnesia seperti kata Dokter.

"Kami para Dokter meminta waktu sebentar, biar ada kejelasan Tuan. Bolehkah, kami memeriksa sekarang?"

"Baiklah! Aku mempercayakan nya pada kalian. Kalau dia memang Amnesia seperti katamu, periksa seberapa parah keadaannya!" akhirnya Killian bergerak menjauh dari ranjang rawat.

Pamela hanya terdiam mendengarkan, ia masih sangat kebingungan dengan situasinya saat ini. Namun akhirnya, mau tak mau Pamela membiarkan para Dokter memeriksa tubuhnya.

2. Pulang.

Setelah serangkaian pemeriksaan, akhirnya Pamela di diagnosa mengalami Amnesia. Gadis bar-bar kaya yang biasanya bersikap semaunya sendiri itu kini terdiam, ingin mengatakan bahwa dirinya adalah Pamela Grizella, putri dari keluarga besar Osmond. Salah satu perempuan yang dikagumi dalam menangani Perusahaan Osmond hingga menjadi Perusahaan raksasa nomer satu saat ini, bahkan kekayaan gadis itu melebihi keluarga besar Roderick yang hanya berada di urutan ke-lima.

Killian bersedekap menatap remeh pada istrinya yang hanya terdiam sejak perginya para Dokter, namun anehnya mata istrinya itu menatap tajam ke arahnya. Tatapan tajam pertama kali sebagai istri dari seorang Nyonya Killian, tatapan yang teramat asing.

"Kau Amnesia, bukan menjadi gila bukan? Kenapa kau menatapku berani seperti itu, wanita serakah! Jangan karena kau hilang ingatan, kau bersikap tidak sopan padaku! Jangan lupakan saat kau pulang nanti, tubuhmu akan menjadi sasana tinjuku kembali! Hukuman untukmu karena berani kabur dariku menantimu, sayang. Hahaha..." Killian mengelus wajah mulus sang istri, selama penyiksaan secara fisik tak pernah sekalipun Killian melayangkan tamparan atau pun pukulan pada wajah cantik sang istri. Ia bukan Lelaki bodoh yang akan memperlihatkan kekejamannya secara terbuka, hanya anggota tubuh Arsy yang lain yang menjadi tujuan tinjunya.

Pamela menyingkirkan tangan Killian dari wajah wanita yang ia rasuki, mendengar Pria di hadapannya terus berbicara, kini kurang lebih Pamela paham apa yang terjadi pada wanita bernama Arsy itu.

Kukira, selama ini aku yang selalu bersikap angkuh pada semua orang dan berbuat semauku. Sekarang, aku menemukan orang yang lebih tidak tau diri dariku. Ini baru sebagian fakta yang aku dapatkan tentang wanita yang aku masuki tubuhnya, aku penasaran dengan kehidupan wanita yang bernama Arsy ini. Batin Pamela masih tetap menatap tajam Killian.

"Ck! Bahkan sekarang kau berani menepis tanganku, wanita rendahan!" Killian menahan rahang Pamela dengan keras, membuat gadis itu kesakitan.

Lelaki brengsek! Tunggu pembalasanku bajjingan! Rutuk Pamela.

Jika tangannya tidak terlalu lemah untuk melawan, sudah dipastikan Pamela akan mematahkan tangan Killian. Itu bukan hanya kiasan tetapi memang sikap bar-bar Pamela selama ini, jika ada orang yang menganggu hidupnya maka dipastikan orang itu akan dia siksa sebelum diberikan hukuman oleh gadis itu.

"Le-paskan," Pamela menahan kesakitan, berusaha melepaskan wajah dari cengkraman Killian.

Pria berwajah garang itu melepaskan dengan kasar cengkraman dari rahang sang istri, "Aku akan mempersiapkan kepulangan mu sore nanti, setelah sampai di rumah bersikaplah seperti dulu. Wanita penurut dan bodoh! Mengerti!"

Pamela hanya diam, tak ingin menyia-nyiakan suaranya demi iblis yang menamai dirinya Killian.

Pria berwajah tampan namun jahat itu segera berbalik pergi keluar ruangan rawat, para bodyguard berdiri di balik pintu kamar memperketat penjagaan.

Diluar ruangan rawat yang khusus itu, Killian menatap pintu kamar yang sudah tertutup. Lelaki itu merasa ada kejanggalan yang terjadi pada istrinya, namun pikiran anehnya ia tepis dengan kuat saat mengingat perkataan Dokter tentang Amnesia Arsy.

"Kalian jangan sampai lengah, wanita itu banyak sekali akalnya. Jangan sampai kecolongan lagi dengan tampang lugunya, mengerti?!" titah Killian.

"Ya, Tuan!" jawab serempak para pengawal.

Killian menatap tajam satu-persatu wajah para pengawal, lalu berbalik pergi dari sana menuju ruangan sang Putra pewaris. Keadaan Galaxy dibilang tak membahayakan, hanya luka ringan karena saat itu Arsy melindungi putranya itu. Namun, Killian ingin Galaxy baik-baik saja secara penuh dan akhirnya seminggu ini Galaxy dirawat inap tak jauh dari ruangan sang Ibu.

Saat berjalan menuju ruangan sang Putra, Killian melewati satu ruangan yang dijaga ketat oleh para pria dan beberapa wanita berpakaian hitam. Killian mendapat kabar jika pasien yang berada di dalam ruangan itu adalah salah satu pewaris keluarga Osmond, keluarga paling terkaya melebihi kerajaan keluarga Roderick. Seorang gadis yang bernama Pamela Grizella, yang bertabrakan langsung dengan mobil istrinya, Arsy.

Killian tak memperdulikan para pengawal yang berjajar saat ia melewati ruangan itu, terus berjalan menuju ruangan Galaxy.

Kriett.

Tubuh Galaxy terlonjak karena ketakutan saat melihat siapa yang membuka ruangan, sang Daddy yang sangat kejam pada Ibunya.

"Jangan pernah tatap Daddy dengan mata menantang itu, Galaxy! Kau ingin Ibumu mati?!" kini Killian selalu mencoba mengancam anaknya sendiri dengan nyawa sang Ibu.

"Jangan Daddy, maafkan aku. Dimana Mommy? Gala ingin bertemu sekali saja," Galaxy ingin menangis kencang, seperti anak kecil berusia tujuh tahun pada umumnya. Namun, selalu menyaksikan kekejaman sang Ayah pada Ibunya Galaxy mencoba lebih cepat dewasa dan berusaha menahan semua kesedihan dengan tidak merengek menangis di hadapan sang Ayah.

"Good boy, kamu akan secepatnya bertemu Mommy. Sekarang, ayo siap-siap pulang." Killian mengelus kepala kecil sang putra dengan bibir yang tersenyum lebar, pria itu merasa diatas angin karena sekarang mempunyai kartu As untuk mengancam sang anak agar menurut dan patuh padanya.

Killian memerintah babysitter yang mengurus Galaxy untuk mempersiapkan kepulangan sang anak, ia akan membawa pulang Galaxy lebih dahulu dan berniat memisahkan Galaxy dan Arsy untuk sementara agar keduanya jera karena berani melawan dan kabur dari kungkungan dirinya.

Setelah siang hari Killian membawa Galaxy pulang, kini saat sore hari lelaki kejam itu membawa pulang istrinya.

Tubuh Arsy yang dimasuki jiwa Pamela, sudah duduk diatas kursi roda. Kaki Arsy tidak lumpuh hanya saja karena kecelakaan itu sangat sulit untuk berjalan normal kembali.

Pamela duduk dengan tenang diatas kursi roda saat di dorong keluar ruangan rawat dengan para bodyguard di belakang nya. Namun, matanya membelalak saat mengenali para pengawal berpakaian serba hitam yang berdiri di depan sebuah ruangan yang akan ia lewati. Mereka semua adalah para bodyguard-nya.

Apa setelah kecelakaan, tubuhku dirawat di ruangan itu?! Ya ampun, ternyata aku tak jauh dari tubuhku. Bagaimana ini, aku ingin sekali memeriksa keadaan tubuhku sendiri, apa ada cara agar aku bisa melihat tubuhku disana. Dan dimana sebenarnya wanita yang bernama Arsy ini, kenapa tubuhnya aku rasuki?! Berbagai pikiran berkecamuk dalam kepala Pamela saat ini.

"Apa yang kau lihat? Kenapa kau seperti melihat hantu?" tanya Killian yang sejak tadi memperhatikan raut wajah sang istri.

"Tidak ada." Jawab Pamela dengan cepat, ia tau dan paham Killian bukan lah lelaki yang mudah ia hadapi. Hanya dengan pikiran penuh perhitungan ia baru bisa menghadapi pria seperti Killian dan itu tentunya tak mudah baginya karena selama ini belum ada yang pernah bersikap kejam padanya kecuali satu orang, itu adalah Arsenio sang tunangan. Lelaki yang menjadi tunangannya selama 2 tahun itu sangat misterius dan dingin padanya, membuat Pamela selalu dibuat habis kesabaran menghadapi tunangannya itu. Bahkan disaat Pamela kecelakaan, ia sedang mengejar Arsenio yang membawa seorang wanita di dalam mobil lelaki itu.

Mengingat kelakuan Arsenio, Pamela berdecak kesal. Tunggu aku Arsenio, setelah aku memahami yang terjadi padaku sekarang... Kau yang sudah masuk dalam daftar hitamku akan aku balas! Dasar tunangan Bajjingan!

Akhirnya tanpa bisa berbuat apapun, Pamela dibawa pergi dari rumah sakit tanpa bisa memeriksa tubuhnya sendiri dan mengetahui apa yang terjadi pada dirinya di dalam ruangan itu.

3. Terbangunnya Arsy Dalam Tubuh Pamela.

Asing!

Satu kata di benak Pamela ketika sampai di sebuah Mansion megah milik keluarga Roderick, tentu saja semua asing karena dia bukan lah Arsy. Bahkan tak ada sedikit pun ingatan dari wanita bernama Arsy padanya, membuatnya semakin frustasi.

"Nyonya sudah pulang," salah satu pengurus rumah berlari menghampiri, seorang wanita paruh baya sekitar lima puluh tahun.

"Siapa?" tanya Pamela.

"Nyonya!" pelayan yang sering dipanggil Bi Wema itu terkejut karena sang Nyonya tidak mengenalinya, padahal selama ini Bibi Wema lah yang paling dekat dengan Arsy.

"Berisik! Nyonya-mu hilang ingatan, sekarang bawa dia ke kamarnya. Jangan bicara macam-macam padanya, mengerti!" Killian menatap tajam Bibi Wema.

"Baik, Tuan." Bi Wema menghela nafas lalu mendorong kursi roda menuju kamar Arsy yang berada di lantai satu.

Dengan perlahan Bi Wema membantu Pamela naik ke atas ranjang, "Nyonya merasa nyaman?"

"Hm," Pamela hanya bergumam sembari mengangguk, sebenarnya itu adalah kemajuan karena di keluarga Osmond, dia bahkan tak pernah ramah pada para pelayan apalagi harus bicara dengan mereka.

"Kasihan sekali Nyonya, Anda tidak bisa mengingat kehidupan Anda." Bi Wema menyusut sudut matanya yang berair, merasa sedih dengan keadaan sang Nyonya.

"Padahal Nyonya sudah bersemangat karena akan pergi dari Mansion, tapi takdir berkata lain. Nyonya kembali kesini, saya tidak akan tahan melihat Nyonya akan tersiksa lagi di rumah ini. Bagi Nyonya, rumah ini adalah neraka." Bibi Wema semakin sesenggukan.

"Ekhm!" suara deheman seorang wanita di dekat pintu terdengar. "Kau pergilah!"

Bi Wema menatap penuh iba pada Pamela, merasa api neraka akan terbuka sebentar lagi dan memanggang sang Nyonya dalam api yang ganas.

"Nyonya, saya permisi." Merasa tak bisa berbuat apapun lagi, Bibi Wema akhirnya menyeret kakinya keluar kamar.

PLAKK!!!

Tiba-tiba saja sebuah tamparan mendarat di pipi Pamela, tamparan dari wanita yang begitu terlihat anggun di hadapannya. Pamela menggertakkan gigi menahan agar amarahnya tak tersulut, namun itu sia-sia.

Pamela mengangkat tangan dan... PLAAKK! Perempuan itu menampar balik wanita paruh baya yang entah siapa.

"Kurang ajar! Kau sudah berani mendaratkan tangan mu yang kotor itu di wajahku!" wanita paruh baya yang adalah Ibu dari Killian dan mertua dari Arsy itu meraung marah seraya mengelus pipinya yang sakit karena ditampar.

"Kau yang kurang ajar Nyonya! Siapa kau datang-datang berani menamparku! Beraninya Anda menamparku! Hah!" Bahkan Pamela menunjuk-nunjuk wajah sang Ibu Mertua dengan jarinya membuat Nyonya Camila terbelalak tak percaya.

"Aku mendengar kau hilang ingatan, tak menyangka kau bahkan sudah berubah menjadi binatang! Berani melawanku, Ibu mertuamu!" decih Nyonya Camila.

Pamela tadinya ingin marah, tetapi mendengar dirinya dipanggil binatang akhirnya tawanya meledak. "Hahaha...hahaha!"

"Kau benar-benar gila! Bahkan sekarang kau menertawakan ku!' geram Nyonya Camila merasa terhina.

"Nyonya, kau memang pantas ditertawakan. Kau bilang aku seperti binatang karena balik menamparmu! Lalu kau? Kau yang menamparku lebih dulu, apa kau Bos-nya para binatang?! Hahaha..." Pamela memegang perutnya karena merasa geli, bahkan seangkuh-angkuh dirinya saat menjadi Pamela Grizella, dia tak pernah sekalipun menampar orang lain jika tak ada yang bersalah padanya.

"KAU!!!" Nyonya Camila mengambil vas bunga di atas nakas kecil dipinggir ranjang, mengangkat vas itu tinggi berniat memukul kepala Pamela dengan vas itu, namun tangan Nyonya Camila dicekal Pamela dengan kuat, dengan kekuatannya Pamela turun dari ranjang lalu menghempaskan tangan Nyonya Camila membuat vas di genggaman Ibu Mertua dari Arsy itu terlepas dan pecah di lantai.

PLAKKK!!!

Sekali lagi Pamela menampar wajah Nyonya Camila, bahkan itu lebih keras dari tamparan pertama. Terlihat sedikit darah mengalir di sudut mulut Nyonya Camila.

"Menantu kurang ajar!" meskipun umpatan keluar dari Nyonya Camila tapi wanita paruh baya itu memundurkan tubuh ke belakang menuju pintu.

"Kau ingin kabur, Nyonya? Bahkan aku baru mulai," dengan sengaja Pamela mengepal-ngepalkan kedua tangan dengan santai dengan wajah menyeringai.

"Arrghhhtttt!" Nyonya Camila berlari kabur keluar kamar.

"Hahahaha, astaga! Keluarga apa yang aku hadapi ini? Tuhan, kenapa kau memasukkan ku ke tubuh wanita ini? Baru kali ini, aku mendapat tamparan di wajahku! Beraninya ada orang yang mau menyiksaku! Siapapun itu, aku akan membalasnya!" geram Pamela.

Brakk! Pintu terpelanting.

Disana, Killian berdiri dengan rahang mengeras dan wajah penuh amarah. "Wanita brengsek! Kau berani menyiksa Ibuku! Kau! Kau wanita rendahan, apa yang kau lakukan?!"

Pamela hanya tersenyum smirk, merasa lucu dengan badut-badut yang ia hadapi. Baiklah, tadinya ia ingin bersabar dan bertahan karena belum mengetahui apapun tentang kehidupan Arsy, wanita yang ia rasuki. Namun kini, melihat orang-orang di sekitarnya itu tidak waras sepertinya ia harus berbuat lebih nekad.

Pamela tak mengatakan apapun, dengan menyeret kaki dan melangkah pelan karena kakinya masih kesakitan ia mengambil vas pecah di lantai yang terjatuh tadi. Pamela mengacungkan vas pecah itu ke depan wajah Killian, menyeringai dengan buas. "Hei, kau yang katanya suamiku! Kau ingin aku merubah wajah tampanmu menjadi wajah Joker! Hah!"

"Kemari lah, mendekat sayang. Emosiku sedang baik, kalau kau menurut padaku. Aku hanya akan merusak pipimu sebelah bukan merusak seluruh wajahmu, srettt!" Pamela menggoyangkan pecahan vas miring seperti menggores sesuatu di udara.

Tubuh Killian terhenyak, bukannya maju lelaki itu malah memundurkan tubuhnya. Kenapa istrinya berubah menjadi menyeramkan?!

"Uuhh suamiku, jangan takut sayang. Ini hanya akan sedikit sakit tapi aku jamin kau tidak akan kesakitan lagi setelah aku merawat mu." Pamela semakin menyeringai, memamerkan gigi putihnya.

"Gila! Kau berubah gila! Sialan! Kalau kau tidak aku butuhkan, sudah pasti aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!" Killian menyerah, lelaki itu berbalik pergi dari kamar.

Seketika tubuh Pamela tumbang ke lantai, dengan tubuh yang masih lemas dan kaki yang bergetar sungguh pertahanan yang membanggakan baginya bisa menakuti dua orang sekaligus.

"Baiklah, sebelum aku mengerti kenapa Tuhan membuatku berada di tubuh wanita ini. Aku akan membuka neraka ini, mari bersama-sama menikmati neraka ini. Dasar keluarga brengsek!"

.

.

Di rumah sakit, Pamela yang dimasuki jiwa Arsy sudah sadar dari komanya. Lain lagi dengan situasi kacau Pamela yang terbangun dalam tubuh Arsy, situasi Arsy malah terdengar tangisan penuh haru dari seluruh keluarga karena akhirnya tubuh Pamela terbangun dari komanya.

"Huhu, putriku malang. Kenapa tidak Mommy saja yang kecelakaan dan mengalami semua sakit ini," Nyonya Elvina, sang Mama memeluk tubuh sang putri.

"Sayang, sudahlah. Anak kita sudah melewatinya, kita hanya perlu bersyukur." Tuan Liam Osmond, Ayah Pamela ikut memeluk tubuh putrinya.

Arsy kebingungan namun suaranya tak bisa keluar, apa yang terjadi dengan suaranya? Kenapa dia tak bisa berbicara, ingin menjawab jika dirinya bukan putri mereka tapi dia adalah Arsy Lovita, menantu dari keluarga Roderick!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!