Di sebuah rumah besar dengan cat berwarna putih, terlihat ada mobil mewah terparkir di depan rumah. seorang gadis cantik keluar dari mobil dan langsung melangkah masuk ke dalam rumah "Nara! kebetulan sekali kau sudah pulang. " seorang pria tinggi dan tampan mendekati gadis bernama Nara itu.
Dua pria lainnya datang dengan membawa tas ransel dan juga senter, "kalian mau kemana? " tanya Nara dengan ekspresi bingung.
"aku, kak Damian dan kak mahen mau piknik. kami juga lagi nunggu kamu, "
"piknik? kenapa mendadak, memang nya sudah bilang ayah sama bunda kak Wisnu? "
"udah, kami tadi membahas ini sama ayah sebelum ayah pergi dinas sama bunda. kalau kamu gak ikut ya terserah kamu akan sendirian di rumah, "
"Nara mana berani kakak, "
Ketiga pria itu langsung tertawa, "bercanda Nara, kami tidak mungkin meninggalkan adik kesayangan kami. ayo sana berkemas kita piknik bersama lagian sekolah kan masih libur. sesekali lah menghabiskan waktu bersama ya gak? " mahen menatap saudara nya yang lain.
"yoi! ayo sana berkemas biar kita sampai nya gak kemalaman. " sahut Damian.
Si bungsu pun menganguk "jangan di tinggal ya! " dia lari secepatnya menuju kamar nya dan mengkemas barang barang nya dengan cepat, "jangan bawa yang tidak penting adik! " seru Damian si anak sulung.
Beberapa saat kemudian Nara sudah muncul dengan dua tas ransel, "banyak banget? " mahen terkejut dan segera membantu adik nya "karena seorang gadis itu banyak keperluan nya. " ujar Nara sambil memakai sepatu nya.
"kau ini bagaimana? " Damian menunduk membantu Nara mengikat sepatu nya "begini yang benar, " ucap Damian "kan aku terburu buru, " kata Nara sambil menatap Damian yang sudah selesai mengikat sepatu nya.
"baik! semua kalian siap!! " seru Damian dengan semangat.
"siap kakak!! "
\*\*\*\*\*\*\*\*
Mereka berempat terlihat benar-benar menikmati perjalanan mereka, mobil mulai memasuki perkampungan dan hutan yang sangat lebat dengan pohon besar di sekeliling nya.
Butuh waktu yang lama untuk mencapai tempat yang mereka tuju, bahkan matahari mulai redup dan mereka baru sampai.
"kakak kenapa di hutan? " tanya Nara sambil keluar dari mobil.
"memang nya mau piknik di mana? di gedung DPR? "jawab mahen sambil mengusap rambut adiknya dengan lembut.
Damian menutup mobil lalu membawa barang barang " ayo semua nya, jalan nya beriringan ya! ikuti langkah ku! "perintah Damian.
Semua nya setuju dan mulai melangkah beriringan, mereka memasuki hutan yang benar-benar penuh semak belukar.
Keringat mula bercucuran dengan tubuh yang sudah lelah namun mereka tidak juga berhenti, " kakak aku capek, kenapa dari tadi gak sampai sampai sih! "Nara menghentikan langkah kaki nya karena dia benar-benar kelelahan.
" bentar sampai kok, "ucap Damian.
" dari tadi jawab nya gitu mulu! "gerutu Nara.
" dasar manja, "Wisnu langsung menyerahkan tas nya ke kakak kakak nya dan langsung menggendong Nara, seketika Nara langsung tersenyum senang.
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka dan sampai di tempat tujuan saat hari sudah malam, Wisnu menurun kan Nara di bawah pohon setelah mahen membersihkan sekitar nya.
" kita sudah sampai, "ucap Damian sambil mengeluarkan barang bawaannya.
Suasana yang gelap dan mencekam membuat Nara langsung bergidik ngeri, namun melihat ketiga kakak nya dia langsung mecoba mengusir rasa takut nya.
" aku akan cari kayu buat mendirikan kan tenda, kalian diam saja di sini! " setelah selesai bicara Damian langsung melangkah pergi.
"kakak takut, " bisik Nara.
Wisnu tersenyum lalu melepaskan jaket nya "jangan takut, aku akan cari kayu untuk kayu bakar . cuacanya di sini benar-benar terasa dingin, " ucap Wisnu sambil berdiri "hati hati dan jangan lama lama. " ujar Nara yang masih ketakutan.
"masih takut? " tanya mahen sambil menyalakan senter.
Nara menggeleng kan kepala nya "gak usah takut oke, aku akan menyiapkan semua nya. " mahen berdiri dan mulai mengeluarkan barang barang dari ransel.
"aduh.. seperti nya air nya lupa di bawa!, "
"air? "
"iya, air minum kita tertinggal di bagasi. "
"jadi bagaiamana kak? "
"mungkin kita bisa cari sungai di sekitar sini, "
"sungai? "
Mahen melangkah mendekati Nara, "kakak mau cari air dulu, Nara jangan kemana mana karena kakak cuma sebentar. kasihan kan bila kak Damian dan kak Wisnu datang tapi mau minum tidak ada air? " ucap mahen dengan lembut.
"tapi Nara takut kak, "
"pegang ini, nyalakan senter nya. oke, Nara adik kakak yang pemberani kakak cari air dulu ya. oh ya, nanti kalau mereka sudah kembali bilang kakak cari air ya. "
"iya, "
"jangan takut ok, kakak cuma cari air di dekat sini saja. "
"tapi janji ya, jangan jauh jauh Nara beneran takut. "
"iya, jangan matikan senter nya sampai kakak datang."
"iya, "
Nara menatap mahen yang sudah menghilang di kegelapan, suasana terasa semakin mencekam dan itu membuat Nara semakin ketakutan sekarang hanya dia yang tertinggal di tempat itu.
"kakak.. jangan lama lama!! "
Tidak ada jawaban, Nara mencoba berdiri dan mengarahkan cahaya senter ke sekitar nya.
Krasak..
Mendengar suara aneh, Nara langsung memegang erat senter nya "kakak? " dia mengamati semak belukar yang dia senteri.
Suara suara aneh mulai muncul, "kenapa kakak lama sekali? kak Damian!! kak mahen!! kak Wisnu!! Nara takut!! " seru Nara.
"kak Damian! kak mahen! kak Wisnu! Nara takut! "
Rasa takut Nara semakin menjadi jadi ketika mendengar suara yang menirukan ucapan nya, sosok mahluk aneh keluar dari semak badan nya bungkuk dengan dua nata besar dan rambut hitam yang jarang.
Air mata Nara mengalir karena di hantui rasa takut "AHHHHH!! " mahluk itu masih meniru Nara dengan ikutan berteriak, "pergi!! pergi!! jangan ganggu aku!!! " seru Nara sambil menutup wajahnya .
"beytintyky! kuycaky"
Mendengar suara aneh lagi, Nara mencoba mengintip apa yang ada di depan nya. terlihat ada mahluk aneh dengan telinga panjang dan hidung besar datang dan memukul mahluk yang pertama.
"kya miyki ky! "
"shaaa!! "
Mahluk pertama langsung mendesis marah,dia melompat ke depan mahluk kedua dengan tatapan mengerikan.
Mahluk lain mulai berdatangan dengan wujud yang beragam yang membuat Nara menunduk ketakutan, dari mahluk terkecil sampai besar datang dan mulai berkelahi.
Arrghh!!
Bruaaagg!!
Sraakk!!
Sosok mahluk yang lebih besar datang dengan ekor abu abu seperti serigala, dengan cepat dia menghabisi mahluk yang mengganggu Nara lalu menatap Nara yang meringkuk di bawah pohon.
"AAAAUUUUU... GGRRR, "
Dia mendekati Nara dan dengan satu cakar nya dia mampu membuat tubuh Nara terangkat tinggi, Nara menatap mahluk di depan nya yang mirip serigala namun bisa berdiri layak nya manusia.
Mahluk itu mengendus-endus di sekitar tubuh Nara yang membuat tangisan gadis cantik itu semakin menjadi jadi, "ggrr.. rraww.. " gigi nya yang tajam membuat Nara reflek berteriak.
"KAKAK!!!!!! "
Mendengar teriakan Nara mahluk itu terlihat semakin agresif dan menunjuk cakar nya, dia mengayunkan tangan besar nya itu ke arah Nara.
bruaaagg!!
Sesuatu membuat mahluk itu terjatuh dengan keras, begitu juga dengan Nara yang di angkat tinggi oleh mahluk itu langsung spontan terjatuh.
Nara menatap sepasang kaki yang ada di depan nya lalu melihat nya sampai ke atas, seorang pria dengan pakaian hitam berdiri di depan nya.
"ggrrrr!!! "
Mahluk yang mirip serigala itu langsung maju dengan agresif namun pria itu tidak takut, dia juga langsung maju menyerang mahluk itu serta mahluk lainya yang kembali datang.
Semenit kemudian hanya pria itu yang berdiri sementara mahluk aneh yang datang semuanya sudah terkapar, pria itu kembali mendekati Nara yang berdiri dengan ekspresi takut.
Melihat ada manusia di depan nya ketakutan Nara berkurang sedikit, "terimakasih om. " ucap Nara dengan lirih.
"Ikut aku! "
"tidak, aku sedang menunggu saudara ku. "
Raut wajah pria itu langsung berubah, melihat itu Nara langsung mundur namun pria itu langsung maju dan menarik tangan Nara dengan kasar.
"akh.. sakit, "
"aku benci penolakan! "
Pria itu menarik Nara namun Nara tetap bertahan dan berusaha melawan "ggrrr!! " Nara terbelalak melihat gigi tajam pria itu.
"aku bisa membunuh mu jika aku mau, "
"kakak!! kakak!! uhuk! "
Teriakan Nara langsung berhenti ketika pria itu mencekik nya, "darah.. " pria itu langsung menarik dan mengangkat tubuh Nara ke atas bahu nya lalu pergi dengan melayang .
"lepaskan!! lepaskan!! kakak!! kakak tolong!! "
Tubuh Nara di turun kan di dalam sebuah rumah yang menyerupai istana, begitu menyentuh lantai Nara langsung lari namun pria itu langsung menahan tangan nya dengan cepat dan menatap Nara dengan tatapan tajam.
"lepasin!! lepas!! "
Raut wajah kesakitan jelas terlihat di wajah Nara ketika pria itu semakin mempererat cengkraman nya, mata nya yang biru perlahan berubah menjadi merah menyala.
"ini akan menjadi tempat tinggal mu, kau harus belajar beradaptasi dan jangan melakukan hal bodoh!"
"aku tidak mau tinggal di sini!! aku pulang!! aku mau kakak kakak ku!! lepas- akh! "
Tubuh kecil gadis itu terhempas di dinding dan dengan gerakan melayang pria itu mendekati nya dan tidak memberi nya ruang sedikitpun, "jangan coba coba membuat ku marah atau kau akan menyesal! " ucap pria itu di depan wajah Nara.
"si.. siapa kau sebenarnya? "
"Dojae Yamaguchi raja vampir yang berkuasa di sini, dan kau tidak akan bisa lari dari sini karena ini wilayah ku! "
Nara memberanikan diri mendorong pria itu sekuat tenaganya, dan itu hanya membuat pria itu mundur selangkah .
"kau keras kepala! dan sangat lancang! kau akan menerima hukuman mu! tangkap dia!! "
Baru sampai di depan pintu, Nara sudah di tangkap dengan beberapa plajurit dan langsung di bawa pergi ke dalam sebuah kamar.
"lepaskan!! lepas!! "
braagg!
Pintu di tutup dengan kasar, Dojae si raja vampir datang yang membuat Nara langsung mundur beberapa langkah dari pintu.
"kau mau apa? uang? emas? aku bisa memberikan tapi aku...lepas kan aku!! "
"haha.. hahahaha. huahahahaha! "
Kaki dojae menyentuh lantai "uang? hahahha kau lupa siapa aku? " dia melangkah ke arah Nara yang terus mundur.
"jangan mendekat atau any akan memukul mu!! "
"aku ingin melihat nya! "
Nara terus mundur sampai ke sudut, melihat ada vas di dekat nya dia langsung mengambil nya dan melemparkan nya ke arah dojae.
sllep!
"cuma itu? " tanya dojae setelah berhasil menghindari serangan Nara.
Gadis itu langsung mengambil benda yang ada di sekitar nya lalu melemparkan nya ke dojae sambil berteriak , namun itu tidak memberi pengaruh pada raja vampir itu.
"kau fikir, kau bisa mengenai ku dengan serangan bodoh seperti itu? "
Nara memejamkan mata nya ketika dojae mendekati nya, "aku suka melihat manusia ketakutan, " bisik dojae "uhh! " Nara menendang paha dojae uang membuat raja vampir itu langsung agresif .
"aku tidak berencana mengigit mu, lebih tepatnya belum namun seperti nya-"
"mengigit? "
"kau suka kekerasan! "
Tanpa aba aba dojae langsung menarik Nara dan langsung menancap kan gigi tajam nya ke leher Nara uang membuat gadis itu langsung berteriak kesakitan.
Lutut Nara sampai lemas dan kaki nya tidak mampu lagi menopang tubuh nya, dojae masih menghisap darah Nara dengan sangat rakus.
\*\*\*\*\*\*\*
Mata Nara perlahan terbuka, dia mengedip ngedip kan mata nya beberapa kali untuk memperjelas penglihatannya.
Sekarang dia ada di dalam sebuah kamar yang benar-benar luas, bahkan ranjang yang dia tempati sekarang bisa di pakai oleh lima sampai enam orang.
Perlahan dia berdiri dan melangkah ke pintu namun sayang nya pintu itu terkunci, dia melangkah mengelilingi kamar yang seperti lapangan bola luas nya.
Tidak ada siapapun di sana kecuali dirinya, "kakak pasti mencari ku dan.. dan aku di sini. " Nara kembali ke arah pintu dan mengetuk pintu itu sekeras-kerasnya.
"buka!! buka pintu nya!! "
duak!! duak!! duak!!
Dia menggedor pintu dengan keras, namun melihat pintu yang tidak juga terbuka membuat Nara semakin merasa gila.
Nara bergerak mengambil benda benda yang ada di sana lalu melemparkan nya ke arah pintu sambil berteriak dengan keras berharap ada seseorang yang membuka pintu itu.
"seperti nya kau lupa dengan rasa sakit semalam! "
Mendengar suara dojae, Nara langsung spontan berbalik dan benar raja vampir itu sudah ada di belakang nya entah dari mana muncul nya.
"ahh.. manusia, darah mu benar-benar lezat dan aku menginginkan nya lagi, " ucap dojae sambil menyeringai dengan mata yang sudah menjadi merah.
Mendengar perkataan dojae, Nara menjadi takut dan pergi menjauh namun sebuah ide muncul di dalam kepala nya.
Dia langsung melangkah mendekati jendela, dojae menyipitkan mata nya "kemana kau bisa lari? kau ada di istana ku dan berhenti lah untuk memikirkan rencana bodoh mu atau aku akan membuat mu menyesal. " dojae melangkah mendekati Nara.
sraakkk!
Begitu dojae mendekat, Nara langsung menarik tirai jendela agar cahaya matahari masuk mengenai dojae karena seingat dirinya. vampir kelemahan nya adalah matahari, itu yang sering dia lihat di film.
Namun ternyata tidak berlaku untuk dojae, karena raja vampir itu masih berdiri di depan nya walaupun terkena sinar matahari.
"apa kau fikir aku akan menjadi abu bila terkena matahari? hahahhaa.. sayang sekali! singkirkan fikiran itu dari kepala mu, " dojae mengusap rambut Nara lalu menyentuh bekas gigitan nya semalam.
"manusia, aku bukan vampir rendahan yang akan musnah karena cahaya matahari. "
Air mata Nara langsung mengalir dengan tubuh mengigil, dojae langsung tertawa puas melihat itu.
"sekarang belajar lah menghormati ku dan beradaptasi di sini! karena kau akan tinggal di sini menjadi budak ku! "
"tidak mau!! "
"oh.. manusia memang keras kepala, kau akan tau akibatnya jika tidak mematuhi seorang raja. kau bisa di hukum mati karena membantah ku, "
Dojae berbalik membelakangi Nara, "tapi kau tidak akan mendapatkan nya karena!! " dojae kembali berbalik dan menarik Nara ke arah nya lalu mengendus gadis itu.
"kau memiliki darah suci, darah yang aku mau. "
Dojae melepaskan Nara dan mengerakan jari nya untuk mengangkat wajah Nara yang menunduk, "hahahha hahahahha kau langsung terdiam? kenapa takut? " tabya dojae sambil tertawa jahat.
"aku tidak takut! "
"ah.. menarik! "
"kau bisa mengambil darah ku tapi lepaskan aku setelah nya! biarkan aku pergi dari sini! "
Raja vampir itu terdiam, "sungguh? " tanya dojae dengan antusias.
"sungguh? hahahha kau tidak akan kemana mana karena kau akan tinggal di sini selama nya. "
Raja vampir itu tertawa keras lalu menghilang perlahan, Nara menarik nafas lalu melihat ke sekeliling nya dengan waspada takut kalau raja vampir itu muncul di belakang nya.
"kakak.. "
Nara langsung duduk di lantai dengan lemas dan berharap saudara nya datang menolong nya karena dia benar-benar merasa tidak berdaya, bahkan rasa sakit di leher nya masih terasa akibat gigitan dojae si raja vampir.
Dia melihat keluar jendela karena tiba-tiba kepikiran untuk lari lewat jendela, namun setelah melihat ketinggian tempat ini Nara langsung menggeleng kan kepala karena takut dan sudah pasti dia akan mati bila melakukan nya.
jadi apa yang harus dia lakukan sekarang ?
Seorang pelayan datang membawa makanan dan meletakkan makanan itu ke atas meja yang tidak jauh dari ranjang, "silahkan nona, " ucap pelayan sambil menunduk di depan Nara.
"tunggu! "
Nara berdiri ketika melihat pelayan itu membuka pintu yang selama ini terkunci, "aku melihat sesuatu di meja, bisakah kau memeriksa? " tanya Nara dengan muka sedikit ketakutan.
Melihat Nara ketakutan pelayan itu langsung bergerak cepat ke arah meja dan memeriksa nya namun di sana tidak ada apa apa.
blam!!
Pintu tertutup, pelayan itu langsung bergerak ke arah pintu sambil memejamkan mata "nona kabur! " bisik nya dan anehnya semua yang ada di istana itu langsung mengetahui kalau Nara kabur.
Para penjaga langsung berdiri mengawasi sekitar karena Nara pasti lewat pintu, namun mereka salah!
Gadis itu mengetahui pintu akan di jaga ketat, jadi dia lari ke bagian tengah istana itu dan melangkah keluar lewat jendela .
"itu dia!! "
"tangkap dia!! "
Melihat banyak vampir yang mengarah ke pada nya, Nara langsung buru buru lari secepatnya nya . dojae mengamati itu semua dari atas istana nya, "dasar keras kepala. " dojae terbang dan langsung menyambar tubuh Nara dengan cepat.
"seperti nya kau belum paham perkataan ku, "
"lepaskan aku!! lepaskan!! "
*******
Sesampainya di dalam kamar, Nara langsung di paksa duduk oleh dojae "makan! " perintah Raja vampir itu dengan suara yang tegas dan dingin.
"tidak akan! "
Mata biru dojae langsung menatap ke arah Nara "makan! " ulang dojae dengan lebih tegas "tidak ya tidak! jangan berfikir kau bisa mengatur ku! " ujar Nara dengan kesal sambil mengacaukan makanan yang ada di atas meja.
zruuttt!
Dojae mengerakan jarinya ke arah Nara, seketika tali merah muncul dan mengikat tubuh Nara dengan begitu ketat.
"berani membantah raja adalah hal bodoh! "
"raja apa seperti mu yang menculik seorang gadis! lebih tepat nya kau adalah psikopat, kriminal! penculik! "
"psikopat kedengaran nya menarik, tapi untuk saat ini dan kedepan nya kau akan paham posisi mu. "
Dengan gerakan melayang dojae mendekati Nara dan menarik rambut gadis itu dengan kasar, Nara langsung meringis kesakitan namun dojae tidak perduli.
Dengan gerakan kasar dia mengambil makanan dengan tangan besar nya dan memasukan nya dengan paksa ke mulut Nara, gadis itu langsung berusaha memberontak namun sia sia belaka.
Makanan sudah habis, dojae langsung melepaskan rambut Nara dan menatap tajam ke arah gadis itu. "uhuk.. uhuk.. uhuk" mata Nara merah dengan nafas tersengal sengal karena di paksa makan sebanyak-banyaknya.
"kau harus belajar dari mereka, karena posisi mu tidak jauh dari mereka. " dojae menunjuk pelayan yang datang membereskan meja.
Tidak ada kata yang keluar dari mulut Nara, dia diam dan memandang ke arah lain "tuan, ada yang harus kita bahas. " ucap salah satu vampir yang datang "ya," dojae langsung pergi.
"hei!! lepas kan dulu!! "
Dojae berhenti di depan pintu "tali itu pantas bersama mu, " ucap dojae tanpa menoleh sedikit pun "aaahh!! fuck! " Nara melihat pintu sudah tertutup rapat sementara dia masih terikat di kursi .
********
Malam harinya...
Raut wajah Nara langsung terlihat terkejut dan panik ketika merasakan tangan besar di bahu nya, dojae tersenyum sinis melihat reaksi Nara.
"kau menjadi tenang dari sebelumnya."
Tubuh dojae melayang lalu duduk di kursi mewah di depan Nara, "kau mau aku apa? berteriak? marah? melawan? kau tidak lihat aku sedang terikat!! " dojae tertawa terbahak-bahak.
"ku fikir kau telah berubah, kalau begitu selamat malam, "
"hei!! kau mau kemana? lepaskan dulu talinya!! "
"ku rasa tidak, itu hukuman untuk mu! "
Dojae pergi mendekati ranjang "Haaaaah!! kamprett! dasar sialan! " Nara berteriak marah namun itu tidak mengubah keputusan si raja vampir itu.
Sampai pagi, Nara masih duduk di kursi. dia menatap dojae yang baru selesai di mandikan oleh para pelayan nya, tak lama kemudian dojae datang dan duduk di dekat nya.
"bagaimana? nyenyak semalam? "
"bagaimana mau tidur kalau terikat, "
"aku tidak perduli soal itu, jadi apa ka--"
"aku akan patuh pada mu! "
Perkataan Nara barusan membuat dojae langsung terdiam lalu tertawa sinis "ku rasa itu bagus, namun jangan harap aku bisa mempercayai mu. " ujar dojae dengan dingin.
"tidak papa bila tidak percaya, "
"apa jaminan nya? "
"aku berjanji akan patuh dan mengikuti perkataan mu jika tidak ya.. ikat saja lagi. "
Melihat dojae masih tidak bergerak Nara pun langsung memutar otak nya "ayolah, kau tidak lihat badan ku kotor. aku ingin membersihkan tubuh ku! aku juga lapar.. " ucap Nara dengan ekspresi memelas.
"baik, jika kau mencoba lari lagi maka ku pastikan kau benar-benar menyesal. "
Dengan gerakan jarinya, tali yang mengikat tubuh Nara pun terlepas. "hah.. eh, tapi aku tidak punya baju. baju ku ada di tempat waktu itu aku harus ke sana untuk mengambil nya. " dojae tersenyum sinis karena tau isi kepala Nara.
"pelayan!! "
Empat pelayan datang "bantu gadis ini mandi dan berpakaian, " mendengar itu Nara langsung menyela "tidak. tidak! aku bisa mandi sendiri!! kau fikir aku anak kecil yang tidak bisa mandi sendiri, aku bukan seperti mu raja bod-baik hehe. " Nara tersenyum paksa.
"Siapkan keperluan nya dan bawa dia kepemandian!"
"siap yang mulia. "
******
Setelah selesai mandi Nara berdiri di depan cermin sambil menggeleng kan kepala nya dan menatap tubuh nya yang terbungkus kain bersulam emas.
Para pelayan terlihat tergesa-gesa membuat pakaian untuk Nara, karena semua pakaian baru yang tersedia tidak ada yang pas di tubuh Nara yang ukuran nya sangat kecil di banding penghuni istana yang dua bahkan tiga kali lipat besar nya dari manusia pada umumnya.
Tak butuh waktu lama beberapa pakaian sudah jadi dan Nara langsung mencoba nya, "serasa hidup di dunia raksasa. " batin Nara sambil duduk dan membiarkan pelayan merapikan rambut nya yang sepanjang bahu.
********
Dojae menatap Nara yang terlihat lebih baik dari sebelumnya, "duduk manusia dan makan lah! " ucap dojae.
Nara duduk di kursi dengan patuh "seharusnya kau begini dari awal, " kata dojae sambil mengambil segelas darah yang sudah di sediakan pelayan.
"uh.. "
Rasa mual langsung menyerang Nara "kau akan terbiasa, " ucap dojae dengan santai, Nara menatap dojae yang mulai makan "vampir juga bisa makan? " tanya Nara dengan heran.
"kau fikir cuma manusia yang bisa makan? "
"tunggu tunggu! aku tidak mau makan, siapa yang tau kalau kau memberi ku makan dengan daging manusia. "
"hahahahhaha hahahha"
Nara menatap dojae yang tertawa keras "kau fikir aku memakan daging manusia? ini daging rusa dan satu lagi aku tidak memakan manusia tapi meminum darah nya. " jelas dojae.
"itu artinya kau membunuh banyak manusia, "
Gadis manusia itu menunjuk gelas yang ada di depan dojae, namun dojae menggeleng kan kepala "tidak banyak aku bukan tipe vampir yang rakus, dan lagi.. darah yang ini tidak seenaknya milik mu. " mendengar itu Nara langsung syok.
"santai saja, tapi itu benar darah manusia tidak sama salah satunya seperti darah mu. kau memiliki darah suci yang sangat sangat langka. "
"apa beda nya? "
"loh.. kok aku malah mewawancarai nya? " batin Nara.
"sangat berbeda, dari segi warna merah nya, kekentalan nya dan bentuk nya. seperti nya mau tertarik apa kau mau menjadi vampir? "
"ah! tidak! jangan harap! mending jadi manusia seutuhnya. "
"kalau begitu ayo sarapan, "
Nara melihat makanan di atas meja, berbagai menu olahan daging dan juga sayur dan roti namun tidak ada nasi di sana.
"tidak mau makan? "
"sabar dong! jangan di lihatin terus aku grogi tau! ini juga lagi milih makanan nya! "
"aku tidak pernah menemukan manusia yang seperti ini, manusia yang banyak bicara dan juga berani membentak ku. " batin dojae.
Dia memerhatikan Nara yang mulai makan roti dan juga daging "um.. daging ini enak sekali, lebih enak dari daging wagyu! " ujar Nara dengan ekspresi senang.
"wagyu? "
"um.. kau tidak tau? "
"tidak, "
"aku lupa kau kan orang kuno, wagyu itu daging sapi pilihan. "
"oh, ini daging hewan yang di buru langsung. makan lah lebih banyak jika kau suka,"
Nara masih makan dengan lahap "oke.. dia mulai percaya pada ku, sekarang aku tinggal menunggu dia lengah lalu pergi diam diam dari tempat ini. " batin Nara.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!