NovelToon NovelToon

PERAWAN BERANAK KEMBAR

Emosi

Bruk!!!

"Maaf, maaf saya tidak sengaja " ucap Angel sambil menunduk mengambil Paperbag yang jatuh dari tangannya. Gadis itu baru saja hendak keluar dari Restoran. Karena terburu-buru, dia tidak sengaja menabrak seorang pria di depannya.

"Jalan itu pakai mata" Bentak pria yang baru saja ditabraknya.

Pria berparas tampan, putih dan tinggi. Siapa saja yang melihatnya akan terpesona. Tapi, sayang hingga saat ini belum pernah ada yang bisa melelehkan balok es yang melekat pada pria itu. Entah apa yang membuat pria itu bisa tumbuh menjadi pribadi yang sangat dingin.

Mendengar hal itu, Angel mengangkat kepala sambil berdiri.

"Hei… hei… hei, jalan itu pakai kaki, melihat pakai mata, mendengar pakai telinga, ngomong pakai mulut, asal ngomong aja " Ucap Angel melototi pria itu menunjuk setiap bagian yang dia sebutkan, lalu melenggang pergi.

Semua yang melihat menjadi takut. Restoran yang tadinya ramai hening bagai tak berpenghuni. 

"Berhenti !" Ucap pria itu dengan amarah yang meluap-luap. Pasalnya belum pernah ada orang yang berani melawannya .

Angel melanjutkan langkahnya dengan santai karena tidak merasa dirinya yang disebutkan pria itu. Dia menghidupkan motor maticnya dan meninggalkan tempat itu. 

Mendengar suara bunyi motor pria itu berbalik badan. Dia sangat marah ketika melihat gadis itu sudah menjauh. 

"Tangkap dia!" Ucapnya memerintahkan bawahannya .

Dua pria berbadan tegap itu pun menunduk memberi hormat.

"Siap, Bos " Ucap keduanya.

Mereka bergegas kedalam mobil, lalu melajukan mobilnya untuk mengejar gadis itu. Jalanan yang padat kendaraan mempersulit mereka untuk mengejar gadis itu. 

"Duh, Lex, gimana nih, bos bisa ngamuk" Ucap Farico yang biasa disebut Riko.

"Gak tau ini macet parah" Jawab Alex yang juga menahan nafas karena marah.

"Habis kita Lex, ini kali pertama kita gagal,"

"Aarrrggg sial," Alex membanting stir mobilnya.

"Putar balik Lex!" Ucap Farico menepuk pundak Alek. Alek menyetujui usul temannya karena,mereka berada di perempatan jalan bingung mau memilih ke arah mana. 

Tak butuh waktu lama, mereka tiba di Restoran tempat Delon, mereka langsung menghampiri bosnya. 

"Bos maaf… kami gagal" Ucap Riko menundukkan kepala.

"Kenapa? " Tanya Delon dengan wajah datar dan suara lembut namun mematikan. 

"Macet, Bos kami kehilangan jejak gadis itu. Tapi, kami akan segera mendapatkannya" Alek menjawab dengan percaya diri. 

"Baik, temukan gadis itu dan bawa kesini." Delon berucap dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

Alek dan Riko segera pergi untuk menemui resepsionis Restoran itu. 

"Selamat siang Nona,"

"Siang Pak Alexander, Pak Farico, ada yang bisa saya bantu Pak? " Sapa Resepsionis dengan ramah. Ya, wanita cantik itu tentu saja mengenal mereka, karena mereka merupakan tamu VVIP Restoran itu. 

"Kami ingin mengecek CCTV, ada hal penting yang harus kami ketahui,"

"Baik, Pak mari saya antar," Gadis itu mengantarkan mereka ke sebuah ruangan.

Tok tok tok

"Masuk" Jawab seorang pria dari dalam ruangan.

"Permisi, Pak ada yang ingin bertemu,"

"Masuk saja " Jawab pria itu ramah. 

Mereka masuk dan langsung memeriksa rekaman CCTV. Baru beberapa saat, seorang gadis terlihat menabrak seorang pria.

"Wajahnya tidak kelihatan putar lagi Pak " Ucap Farico.

Pria itu melakukan seperti yang mereka minta.

"Nah, ini dia. Dapat kamu" Ucap Farico. Gadis itu memasuki Restoran, dia berjalan menatap lurus ke depan, dan berlalu kebelakang.

"Lho, kok kebelakang? " Tanya Alek

"Mungkin ke toilet, " Sahut Riko asal.

Setelah mendapatkan foto gadis itu, mereka kembali menemui Delon. Delon tidak bertanya, dia membiarkan kedua pria itu mengisi perutnya lebih dulu. Sekejam-kejamnya Delon, dia tidak pernah mengabaikan kesehatan orang-orangnya. Menurutnya, mereka harus sehat agar bisa bekerja dengan baik. 

Selesai makan siang, Delon kembali ke kantornya, sedangkan Riko melakukan tugasnya mengecek CCTV sepanjang jalan yang dilalui gadis yang mereka tengah cari. Dan Alek mencari informasi tentang gadis itu. Alhasil ketiga pria itu berpisah untuk melakukan tugas masing-masing. 

Tidak butuh waktu lama bagi dua pria tampan itu untuk melakukan tugasnya. Mereka kembali ke kantor dan menemui bosnya. 

Tok tok tok , terdengar suara pintu diketuk dari luar.

"Masuk"

Riko, dan Alek masuk, kebetulan mereka sampai disaat yang bersamaan. 

"Maaf, Bos saya tidak bisa mendapatkan arah gadis itu. Semua CCTV sepanjang perempatan jalan rusak Bos," Terang Riko 

"Hah...kok bisa? " Bukan Delon yang bertanya melainkan Alek 

"Entahlah, gue juga tidak tahu"

"Apa ada yang sengaja merusaknya? " Tanya Delon 

"Tidak, bos cctv itu rusak sekitar satu jam yang lalu. Saat aku sampai mereka baru ingin memperbaiki " Jawab Riko

"Berarti sebelum gadis itu melewati jalan itu." Sahut Alek 

"Ia tapi, sepertinya gadis itu menghilang di sekitar perempatan jalan itu. Soalnya dia tidak terlihat melewati jalan manapun yang tertangkap kamera cctv berikutnya,"

"Kau sudah cek semuanya? " Ucap Delon mengalihkan pandanganya dari ponsel android miliknya memandang bawahannya. 

"Sudah, bos" Jawab Riko mantap

"Mungkin kita bisa mendapatkan gadis itu dari datanya ini." Ucap Alex memberikan sebuah berkas pada Delon 

Gadis langka

Siang itu, Delon dan Alek beserta Riko pergi ke Restoran paporit mereka. Saat baru masuk, seorang gadis yang sedang terburu-buru berjalan menunduk memperhatikan paper bag di tangannya. Dia tidak memperhatikan jalan, membuat dirinya menabrak seorang pria.

"Maaf, maaf saya tidak sengaja " Ucap gadis itu sambil menunduk mengambil paperbag yang jatuh dari tangannya.

Delon yang melihat gadis itu lebih mengutamakan paperbag itu dari pada dirinya...tersinggung. Dia membentak gadis itu.

"Jalan itu pakai mata!"

Mendengar suara pria itu, Angel terjingkat kaget. Dia langsung berdiri dan menatap pria itu sinis.

"Hei, hei, hei, jalan itu pakai kaki; mendengar pakai telinga; melihat pakai mata; ngomong pakai mulut. Ada-ada saja " Ucap gadis itu menunjuk setiap bagian yang dia sebutkan.

Setelah mengucapkan kalimat pedas manis itu, dia pergi meninggalkan tempat itu.

Semua penghuni Restoran menganga melihat keberanian gadis itu. Yang tadinya ramai tiba-tiba hening bagai tak berpenghuni.

Delon sangat marah, selama ini dia pria yang selalu dielu-elukan oleh kaum hawa. Tapi, gadis itu terlalu cuek bahkan tidak peduli padanya.

"Berhenti!" Ucap Delon ingin menghentikan langkah gadis itu. Namun, sayang gadis itu tidak mendengarnya atau memang dirinya sengaja tidak mendengarkan.

Delon memutar badan saat mendengar suara bunyi motor gadis itu. Emosinya semakin membuncah. Dia dipermainkan oleh gadis ingusan.

"Tangkap dia!" Titah Delon pada kedua temannya.

"Siap, Bos, " Ucap keduanya lalu pergi mengejar gadis itu.

Sayang seribu kali sayang, jalanan yang padat kendaraan mempersulit mereka untuk mengejar gadis itu. Hingga tiba di perempatan jalan gadis itu menghilang entah kemana.

Alex dan Farico terpaksa kembali pada bosnya dengan tangan kosong. Namun begitu, mereka melanjutkan mencari gadis itu setelah makan siang atas perintah Delon.

Farico kembali dengan rasa kecewa, dia tidak bisa menemukan keberadaan gadis itu. Semua CCTV sepanjang perempatan jalan ternyata sedang rusak. Lain halnya dengan Alex, dia kembali dengan berkas di tangannya.

Delon mengambil kertas itu dan membacanya, terlihat keningnya berkerut.

"Angel... jadi nama gadis itu Angel? tapi, kenapa namanya hanya Angel tidak ada nama belakang?" Delon merasa aneh dengan nama itu. Seumur hidupnya belum pernah menemukan nama seperti itu, setiap nama selalu punya nama belakang. 

"Benar, Bos namanya hanya Angel, dia kuliah di universitas Bakti Abadi. Dia mahasiswi terbaik di kampus itu, dia mendapat beasiswa. Selain pintar, dia sangat baik, dia anak yatim piatu, kedua orangtuanya meninggal beberapa bulan lalu karena kecelakaan. Selain kuliah, dia bekerja paruh waktu. Dia merupakan karyawan Restoran Sahabat."

"Karyawan Restoran Sahabat? kenapa gadis itu tidak bilang sama kita? " Ucap Farico , gadis yang dimaksud adalah resepsionis.

"Pergi ke sana dan bawa gadis itu ke rumah!" Titah Delon.

"Baik, Bos" Sahut keduanya kompak. 

Tanpa pikir panjang, kedua lelaki itu meluncur ke Restoran itu. Setibanya disana, mereka menemui resepsionis. 

"Sore, Pak Riko, Pak Alex, ada yang bisa saya bantu? " Sapa resepsionis ramah.

"Kami ingin bertemu manajer restoran ini." Ucap Farico

"Baik, pak mari saya antar"

Gadis itu membawa mereka ke arah belakang restoran. Meskipun dalam hati mereka bingung, tapi keduanya mengikuti langkah gadis itu. Setibanya di sana, mereka terperangah melihat sebuah bangunan yang sangat modern, bagus, indah dan sejuk. 

"Wah, ternyata ada istana di sini." Ucap Alex 

"Ia, gue baru tau," Sahut Riko 

"Mari Pak" Ucap gadis yang menemani mereka.

Mereka masuk ke dalam lift dan naik ke atas. Meskipun mansion itu hanya dua lantai, tapi setiap tamu yang ingin bertemu manajer akan dituntun menggunakan lift itu. 

Tok tok tok 

Gadis itu mengetuk pintu sebuah ruangan. 

"Masuk!" Terdengar sahutan dari dalam. 

"Permisi, Bu ada tamu yang ingin bertemu Ibu,"

"Suruh mereka masuk! minta Rian membuat kopi untuk mereka." Ucap wanita itu lembut. 

"Baik, Bu"

"Silahkan masuk Pak!" Ucap resepsionis itu, lalu pergi meninggalkan ruangan itu. 

"Selamat sore Nona" Sapa Farico.

"Selamat sore ,Tuan mari silahkan duduk!" Ucap gadis itu berdiri dari kursi kemegahannya dan duduk di sofa ruangan itu. 

"Sebelumnya, perkenalkan Nona saya Alexander" Ucap Alex mengulurkan tangan. 

"Sarah" Ucap Sarah menerima uluran tangan Alek.

"Farico " Pria itu melakukan hal yang sama dan disambut baik oleh gadis cantik itu. Mereka saling tatap untuk sepersekian detik. 

"Cantik!" Batin Riko menatap mata indah gadis itu.

"Tampan! " Batin sarah memandang manik mata pria itu.

"Ehem!" Deheman Alek menyadarkan mereka. Keduanya terlihat salah tingkah.

"Sebelumnya kami minta maaf, Nona, karena kami datang tanpa membuat janji terlebih dahulu! mungkin kedatangan kami mengganggu waktu Nona," Ucap Alex to the point, dia tidak suka basa basi. 

"Tidak perlu meminta maaf, Tuan justru saya merasa bangga didatangi oleh orang terpandang seperti Tuan-tuan ini," Ujar Sarah, walaupun mereka belum pernah bertemu tapi, dia cukup tau pengaruh dua pria di depannya apalagi bos mereka. Iya, meskipun dia memang orang yang selalu merendah.

"Baiklah, Nona kedatangan kami kesini kami ingin meminta salah satu karyawan Nona yang bernama Angel!"

Sebelum dijawab oleh Sarah, seorang pria datang mengantarkan kopi untuk mereka. 

"Silahkan diminum kopinya Tuan!" Ucap pria yang bernama Rian itu.

"Terimakasih."

"Permisi, Bu, Tuan," Ucap Rian lalu keluar dari ruangan itu. 

"Mari diminum Tuan!"

"Terimakasih."

"Sepertinya saya kurang paham dengan maksud anda Tuan," Ucap Sarah, dia ingin memperjelas maksud dari kata-kata pria di depannya.

"Ia, Nona kami ingin meminta karyawan Nona yang bernama Angel!" Kali ini Riko yang menjawab 

Deg

"Apa dia melakukan kesalahan Tuan? " Tanya Sarah penuh selidik.

"Bisa dibilang begitu Nona," Jawab Alex 

"Apa yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahannya Tuan? "

"Nona hanya perlu memberikan gadis itu pada kami, karna hanya itu yang diinginkan bos Delon!" Jawab Alex. 

"Tapi, masalahnya dia belum kembali dari tadi. Dia pamit keluar sebentar, tapi sampai sekarang belum kembali " Ujar Sarah. Dia juga khawatir tentang Angel pasalnya belum pernah sekalipun dia pergi begitu lama. 

"Apa Nona tau kemana dia pergi? " Tanya Alek yang merasa ada yang aneh. 

"Tidak ,Tuan biasanya kalo dia pergi bilangnya sebentar, maka dia akan kembali dalam waktu dekat. Belum pernah selama ini "

"Baiklah, Nona semoga dia kembali secepatnya. Jika dia kembali tolong hubungi saya," Ucap Farico memberikan kartu namanya.

"Kami permisi dulu Nona" Ucap Alex.

"Baik, Tuan terimakasih atas kunjungannya"

Hilang

Alek dan Riko kembali dengan rasa kecewa. Sepanjang jalan menuju rumah bos mereka yang juga tempat tinggal mereka, mereka membahas kemana perginya gadis itu. Hingga tak terasa mereka sampai di depan rumah. Pagar itu terbuka secara otomatis, karena sudah mengenal mobil mereka. Begitu turun dari mobil mereka melihat bosnya sudah berdiri di depan pintu menyambut kedatangan mereka. 

"Dimana gadis itu? " Tanya Delon sambil celingukan. 

"Maaf, Bos gadis itu memang karyawan disana, dia juga tinggal disana. Tapi, masalahnya gadis itu belum kembali sejak kepergiannya tadi" Ucap Farico, dia mengingat ucapan gadis yang mereka temui tadi. 

"Dia tinggal disini? " Tanya Alek saat Sarah mengatakan bahwa Angel belum kembali.

"Ia, Tuan dia tinggal dengan saya di mansion ini"

"Saya sudah meminta orang kita untuk mencarinya, Bos" Ujar Alek 

*****

Seorang gadis cantik mencoba membuka matanya. Saat matanya terbuka sempurna, dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan itu. Ruangan serba putih, luas dan terdapat dua tempat tidur termasuk yang dia tempati. 

"Dimana aku? " Tanya gadis itu dalam hati .

"Aduh!" Dia meringis saat mencoba untuk duduk.

"Aduh kepalaku sakit banget!" Bersamaan dengan itu, seseorang terdengar membuka pintu. Derit pintu membuat gadis itu melihat ke arah pintu. 

Seorang pria paruh baya masuk dengan mendorong troli, pria itu berpakaian serba putih. 

"Anda sudah bangun Nona? " Ucap pria itu lembut.

"Saya dimana? Om ini siapa? " Ujar gadis itu lemah.

"Saya dokter Alvian Nona, Anda sedang berada di rumah sakit "

Dokter itu terlihat menyiapkan makanan untuk gadis itu.

"Rumah sakit? apa yang terjadi pada saya dokter? "

"Anda tidak mengingatnya Nona? anda mengalami kecelakaan "

"Aku kecelakaan? jadi mobil itu benar menabrak saya dokter? " Ucap gadis itu yang baru saja mengingat kejadian yang menimpa dirinya. 

"Iya, benar, Nona beruntung Anda memakai helm, jadi benturan itu tidak melukai kepala Nona. Sekarang Nona makan ya!"

"Tapi Dok, kenapa kepala saya sakit?" Angel memegangi kepalanya.

"Jangan terlalu banyak bergerak Nona! rasa sakit itu akan hilang dalam dua tiga hari lagi " Dokter itu menekan tombol disamping tempat tidur gadis itu untuk mengatur posisinya. 

Gadis itu melongo melihat tempat tidur yang dia tempati bergerak memposisikan dirinya, untuk bisa makan dengan tenang. 

"Dok, saya ini di rumah sakit mana? saya belum pernah melihat ruangan rumah sakit seluas dan semewah ini! " Ucap gadis itu sambil memasukkan makanan ke mulutnya. 

"Ini rumah sakit umum, Nona hanya saja... Nona saya rawat di kamar VVIP"

Uhuk uhuk

Seketika gadis itu terbatuk. Bagaimana bisa dia dirawat di ruangan itu? dari mana dia mendapat uang untuk biaya pengobatan dan biaya inapnya? 

"Pelan-pelan Nona!" Dokter itu segera memberikan air minum untuknya.

"Makasih Dokter "

"Anda jangan khawatir Nona, Anda tidak dipungut biaya apapun, saya yang merawat Nona disini. " Dokter Alvian seakan tau apa yang dipikirkan gadis itu 

"Tapi Dokter! "

"Tenanglah Nona, semua biaya Nona sudah ditanggung sama orang yang menabrak Nona waktu itu " Ucap dokter Alvian berbohong. Dia tidak mau gadis itu pergi sebelum benar benar pulih. 

"Oh, gitu ya Dok, baguslah kalo gitu. Tapi, kenapa saya harus dirawat di ruangan ini Dok? " Gadis itu masih bingung, dia tau betul biaya VVIP tentunya merongrong dompet orang itu. 

"Karena orang itu ingin memberikan yang terbaik untuk Nona, sebagai rasa tanggung jawab orang itu " Dokter Alvian duduk memperhatikan gadis itu.

"Berarti Dokter tidak rugi kan merawat saya di sini? " Dia terus bertanya sambil makan. Dia melakukan itu juga agar nasinya bisa habis. 

"Tentu saja tidak, Nona selain karena sudah menjadi tanggung jawab saya orang itu juga memberikan upah yang besar pada saya "

***

Sarah masih terus berusaha untuk mencari Angel, ini sudah menunjukkan pukul delapan malam tapi, gadis itu tak kunjung pulang. Pikirannya di hantui dengan hal-hal buruk yang mungkin saja menimpa gadis itu. Seandainya ponselnya aktif, mungkin dia bisa melacak keberadaan gadis itu. Tapi, sialnya sampai detik ini pun ponsel gadis itu belum juga aktif. 

Farico sudah menghubunginya beberapa kali untuk menanyakan gadis itu. Tak satupun dari mereka yang bisa menemukannya. Delon sangat marah, ini sudah malam, tapi tak satupun yang tau keberadaan gadis itu. Alek dan Riko merasa bingung melihat bos mereka. Sedendam itukah bosnya pada gadis itu, sehingga mereka harus menemukannya? memang belum pernah ada yang lolos dari tangannya.

Satu bulan berlalu, Delon masih terus mencari gadis itu. Segala cara dia lakukan, tapi hasilnya masih tetap sama. Kecewa. Gadis itu menghilang bagai ditelan bumi. Tanpa ada jejak yang tertinggal sebagai petunjuk. 

Sarah juga sudah melaporkan kepada pihak kepolisian, tapi sampai sekarang polisi tidak bisa menemukan gadis itu. Entah dimana gadis itu berada, hanya dia dan Tuhan yang tau. 

Pagi ini Delon bangun karena rasa mual yang tiba-tiba menggelitik perutnya ,,, dia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan seluruh isi perutnya. 

"Aku kenapa? kok bisa tiba-tiba mual gini?" Ucapnya mencuci muka. Dia merasa badannya lemah. Dia berusaha kembali ke tempat tidurnya. 

"Aku pengen makan mangga muda"

Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Riko. 

"Halo, Bos " Ucap Farico yang sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. 

"Carikan aku mangga muda, aku ingin makan mangga ini sekarang!"

Riko menautkan alisnya mendengar permintaan bosnya. 

"Bos, ini beneran, Bos gak lagi bercanda kan ?" Ujar Riko 

"Apa kamu sudah tuli? aku mau mangga muda sekarang!" Delon langsung membentaknya.

"I iya, Bos" Meski hatinya bimbang, tapi dia tetap mengiyakan. Biar bagaimanapun, ucapan Delon adalah perintah baginya. Dia keluar dari kamarnya bersamaan dengan Alek yang juga keluar dari kamarnya. 

"Kenapa lu? " Tanya Alek melihat Riko seperti ada beban pikiran. 

"Bos minta kita mencari mangga muda, dia ingin makan mangga itu sekarang " Ujar Riko 

"What? mangga muda? tu anak ngidam apa? " Ucap Alex yang juga terkejut mendengar permintaan nyeleneh bosnya.

"Ah, bacot lu cowok kok ngidam "

"Kalau bukan ngidam namanya apa? pagi gini minta mangga muda? lagian sejak kapan bos suka makan yang namanya asam?"

"Iya juga ya, tau ah pokoknya bos minta mangga itu sekarang!" Mereka mengobrol sambil berjalan ke ruang makan. Saat mereka hendak menyuapkan nasi ke mulut, Delon pun menghampiri mereka. 

"Lho, bos belum siap? baru bangun? " Tanya Alek yang melihat Delon masih menggunakan piyama tidurnya. 

"Mana mangganya? " Bukannya menjawab pertanyaan Alek, dia justru bertanya. Sepertinya, dia sudah kebelet banget makan mangganya. 

"Belum, Bos kita pengen sarapan dulu " Jawab Riko 

"Apa kalian ingin membunuhku? bukankah sudah kukatakan aku ingin makan mangga itu sekarang?" Delon sangat geram melihat kedua sahabat sekaligus bawahannya yang sepertinya menganggap remeh permintaannya. 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!