NovelToon NovelToon

DUCUNE

Summoner

Sebuah kejadian aneh,terjadi saat 100tahun yang lalu. Dimana terbukanya portal Gaib Raksasa,yang membuat semua orang di seluruh dunia mulai terkoneksi dengan energi sihir.

Sejak saat itu dunia pun berubah memasuki era modern yang di penuhi dengan energi sihir. Dimana pekerjaan sebagai penyihir sangat di dambakan oleh banyak orang di seluruh dunia.

Pemerintah pun mulai membuat sekolah sihir dan berbagai perangkat lainya untuk mengatasi lonjakan itu.

Mereka memberikan tanda lisensi untuk mengukur kekuatan para penyihir itu,dengan memberikan grade E sampai S.

Adapun beberapa individu yang melebihi level itu mereka akan mendapatkan lisensi SS hingga SSS.

Orang-orang yang bekerja sebagai penyihir di kenal dengan sebutan DUCUNE.

100 tahun telah berlalu,dan kembalilah ke masa sekarang di tahun 2024.

Di sebuah desa yang terpencil hiduplah seorang anak berumur 15 tahun,dia bercita-cita ingin menjadi seorang Ducune yang hebat,agar dapat mengetahui asal-usul keluarga yang sebenarnya.

Anak itu bernama Nathan Sykes,orang-orang sering memanggilnya Nath.

Hari itu dia mengikuti ujian sihir,untuk mengambil skill sihir pertamanya.

Dengan penuh semangat pemuda itu berlari mendatangi tempat pengambilan skill.

Sesekali dia juga menyapa orang-orang di sekitar yang dia temui saat di jalan.

Nath di kenal sebagai seorang pemuda desa yang suka menolong dan selalu ceria.

Meskipun kehidupan terbilang miskin,namun itu tidak menghalangi cita-cita untuk jadi seorang Ducune yang hebat.

Sampailah Nath di balai desa,tempat itu di penuhi dengan anak-anak desa yang sebaya dengannya.

Beberapa dari mereka juga di antar oleh orang tuanya. Semua orang tampak terlihat bahagia pada hari itu.

Namun berbeda dengan Nath yang pergi sendiri,karena dia tidak tahu siapa ayah dan ibu.

Beberapa cemoohan dari orang-orang disana juga terdengar,mereka mengatakan bahwa Nath adalah anak iblis. Karena tidak mempunyai kedua orang tua.

"Semua orang harap tenang" Ucap Kakek tua yang menggunakan tongkat.

Kakek itu berjalan menuju podium yang tepat berada di tengah alun-alun.

Kakek tua itu adalah seorang kepala desa yang bernama Alan.

Dengan rambut dan janggut yang sudah berwarna putih, tubuhnya juga sudah terlihat bungkuk,dengan kulit keriput yang menghiasi wajahnya.

Saat itu dia mengeluarkan sebuah Cermin yang berwarna hitam. Cermin itu mempunyai kemampuan untuk mengetahui bakat bawaan seseorang. Sehingga dapat mengetahui Job apakah yang akan dia peroleh nantinya.

Seorang anak maju ke depan mendekati sebuah cermin yang berwarna hitam,perlahan dia mulai mengalirkan energi sihirnya ke dalam cermin itu.

Keluarlah beberapa tulisan kuno yang berwarna hijau,tandanya anak itu mendapatkan sebuah job untuk menjadi seorang Healer/Support.

Acara itu terus berlangsung lama,semua anak yang hadir satu persatu maju ke depan, sesuai gilirannya masing-masing.

Hingga tibalah saatnya giliran Nath untuk mengetahui job apakah yang dia dapatkan.

Dengan penuh semangat anak itu maju ke depan, mengalirkan energi sihirnya menuju cermin.

Tiba-tiba sebuah tulisan kuno yang berwarna merah darah keluar dari cermin hitam itu.

Suasana menjadi hening sejenak,bahkan angin pun juga ikut berhenti.

Seolah masuk ke dalam dimensi yang berbeda,semua orang disana terlihat diam seperti patung.

Hanya Nath yang dapat bergerak,dia sendiri juga bingung dengan situasi saat itu.

Seakan dia berada di dalam dunia tanpa suara.

"Oiii... Oiii" Teriak Nath.

Namun tak ada yang bisa mendengar,waktu terasa berhenti di tempat itu.

Semakin lama kejadian itu,Nath pun berubah menjadi sangat ketakutan.

Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada saat itu.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara besar dari langit.

"Jangan takut,kamu adalah pewaris ku." Ucap suara itu dengan menggelegar.

"Siii.. siapa kamu?" Nath gemetar dan agak gugup.

Belum sempat suara itu menjawab pertanyaan Nath,dia langsung berkata.

"Waktu ku tidak banyak,aku hanya ingin memberikan sesuatu kepada mu."

Tepat saat suara itu menghilang,sebuah cahaya merah yang menyilaukan langsung masuk ke mata kiri Nath.

Anak itu berteriak menjerit kesakitan "Arrrgggh."

Dia menutupi matanya dengan kedua tangannya.

Perlahan Nath mulai membuka matanya, tampaknya tidak ada yang berubah.

Pandangan masih terlihat normal, begitu pula dengan waktu di tempat itu,yang kembali seperti semula.

Seolah mereka semua tidak menyadari apa yang baru saja di alami oleh Nath.

Kepala Desa pun kembali melanjutkan ujiannya, dengan mengonfirmasi tulisan yang keluar dari cermin itu.

Bahwa Job Nath adalah seorang Summoner.

Sebuah Job yang dapat memanggil Khodam atau jiwa binatang setelah melakukan kontrak.

Setelah semua orang mendengar ucapan dari Kepala Desa, mereka semua langsung mencemooh Nath.

Karena di dunia Job Summoner adalah yang paling lemah,bahkan tidak populer di kalangan bangsawan.

Karena seorang Summoner memiliki pertahanan fisik yang relatif lemah, serta gerakan yang sangat lambat.

Di tambah tidak adanya skill element seperti para Ducune lainnya.

Namun Nath tidak berkecil hati karena hal itu,dengan mendapatkan Job itu saja dia sudah cukup senang.

Dengan bermodalkan itu,dia sudah bisa mendaftar diri dalam sekolah sihir.

Martadipura

Setelah mendapatkan lisensi dari Kepala Desa,pagi-pagi sekali Nath mempersiapkan diri untuk segera berangkat menuju kota Martadipura.

Jaraknya kira-kira 5 hari perjalan melewati aliran sungai,dari desa Basarubut.

Nath yang seorang yatim piatu, mempersiapkan segala sesuatunya untuk pergi ke kota.

Setelah Neneknya meninggal Nath menjalani kehidupan seorang diri,dengan bekerja sebagai seorang petani.

Kini tibalah saatnya untuk remaja itu,mencari tahu siapa ayah dan ibunya.

Berbekal kata-kata yang sering Neneknya ceritakan,Nath mencoba mencari ibunya di kota Martadipura.

Sebelum dia pergi Nath juga berpamitan kepada Kakek Alan,yang merupakan seorang kepala desa.

"Jangan khawatir Nak,jika kamu tidak bisa masuk sekolah itu,kamu dapat kembali lagi kesini" Ucap Kakek Alan.

"Terima kasih kek, setidaknya aku harus berusaha untuk mencobanya. Lagi pula di tempat ini aku tidak memiliki keluarga lagi." Jawab Nath dengan rasa agak sedih.

Setelah percakapan itu,Nath pun pergi dengan di antarkan oleh kepala desa menuju dermaga.

Dia juga di berikan 5 koin emas,untuk bekal dia di jalan.

Tentu saja itu adalah jumlah yang sangat sedikit, paling-paling hanya dapat bertahan selama 2 hari.

Akhirnya pemuda itu pun pergi dengan menaiki Jukung,sebuah perahu sihir yang dapat di naiki oleh 5-7 orang.

Sedangkan anak-anak desa yang lain,mereka di antar langsung oleh orang tua mereka dengan Jukung mewah pribadi.

Perjalanan pun di mulai melewati jalur air.

Nath dan kelompoknya meluncur dengan Jukung di sungai yang tenang, penuh dengan kegembiraan. Namun, tiba-tiba, suara gemuruh air dan kegeraman buaya menggetarkan udara. Kawanan buaya muncul dari air, menyebabkan kepanikan di antara mereka.

Dengan hati-hati, Nath memimpin kelompoknya mencari jalur keluar. Buaya-buaya ganas berenang mendekati jukung, menciptakan ketegangan di udara. Dengan refleks yang cepat, Nath dan teman-temannya menggunakan dayung mereka untuk menolak buaya yang mendekat.

Namun, kawanan buaya semakin besar dan agresif. Mereka melompat dengan mulut terbuka, mencoba menyerang jukung. Nath dengan cekatan mengarahkan jukung ke arah yang berbeda, mencoba menghindari serangan buaya. Saat ketegangan mencapai puncaknya, teman Nath yang pandai memanfaatkan peralatan sederhana mereka untuk menciptakan suara keras yang mengusir buaya sejenak.

Saat itu, Nath melihat celah di antara buaya-buaya itu. Dengan keberanian yang membara, dia memimpin jukung melalui celah itu, mengajak kelompoknya keluar dari bahaya. Mereka menghindari serangan buaya dengan cerdik, dan ketika sungai menjadi tenang lagi,bersyukur karena mereka selamat dari ancaman buaya yang ganas.

"Huh akhirnya kita selamat" Ucap Nath menghela nafas.

"Anak muda terima kasih kamu telah menyelamatkan kami semua" Sahut juru mudi jukung itu.

Singkat cerita akhirnya Nath pun sampai di kota Martadipura.

Martadipura, sebuah kota air yang memukau terletak di tengah-tengah gemerlap danau dan aliran sungai yang menari di antara bangunan-bangunan uniknya. Dikenal sebagai surga yang terapung, kota ini menampilkan arsitektur menakjubkan yang memadukan keindahan alam dan kemajuan urban. Jembatan ikonik yang menjembatani dua bagian kota menjadi saksi bisu dari harmoni antara tradisi dan modernitas yang melebur dalam sentuhan air yang damai di sekitarnya.

Pertama-tama dia mencoba mencari penginapan yang murah untuknya.

Serta mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk sekolah sihir besok.

Masuk Sekolah

Hari pun berganti jadi pagi yang indah.

Nath mulai berlari menuju tempat pendaftaran sekolah.

Saat itu kota Martadipura di penuhi dengan Jukung dan Kelotok dari berbagai penjuru desa.

Mereka berdesakan ingin mendaftar anaknya,untuk masuk sekolah sihir.

Karena hanya ada satu sekolah sihir yang ada di kota ini,yaitu Dharma.

Dharma Academy, sekolah sihir yang tersembunyi di tengah hutan lebat, memancarkan keindahan magis sejak jaman dahulu. Bangunan utama terdiri dari menara tinggi yang dikelilingi oleh taman-taman kuno dan sungai kecil yang berkilauan dengan air ajaib.

Pintu gerbangnya dijaga oleh Sphinx yang bijaksana, yang memeriksa setiap siswa yang datang. Di dalamnya, koridor-koridor dipenuhi dengan lukisan-lukisan bergerak dan tangga-tangga yang membawa ke tingkat-tingkat kelas sihir yang dikelilingi oleh dinding batu bertulis mantra-mantra kuno.

Dharma Academy mempunyai delapan sekolah sihir, masing-masing fokus pada elemen sihir yang berbeda. Setiap ruangan kelas dilengkapi dengan benda-benda ajaib seperti bola kristal pembelajaran dan buku-buku yang bisa berbicara untuk memberikan pengetahuan lebih dalam.

Taman belakang sekolah memiliki kebun rahasia di mana siswa dapat menemukan tanaman ajaib untuk eksperimen sihir mereka. Kolam renangnya dikelilingi oleh pohon-pohon yang bisa berbicara, menciptakan suasana yang penuh dengan energi positif dan semangat sihir.

Dharma Academy juga dikenal dengan perpustakaannya yang megah, menyimpan buku-buku kuno dan gulungan sihir yang memberikan pengetahuan mendalam tentang sejarah dan praktik sihir. Malam-malam tertentu, para siswa berkumpul di aula besar untuk pertunjukan sihir dan festival tahunan yang memukau.

Sekolah ini mempromosikan nilai-nilai seperti persaudaraan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam penggunaan sihir. Dengan atmosfer yang sarat keajaiban dan para guru yang berpengalaman, Dharma Academy menjadi tempat yang luar biasa bagi setiap penyihir muda untuk menjalani perjalanan magis mereka.

Setelah menyelesaikan beberapa urusan tentang pengisian formulir dan biodata, akhirnya Nath pun mendapatkan sebuah nomor peserta 103.

Dimana untuk masuk ke dalam sekolah Dharma Academy,harus melewati beberapa ujian sihir terlebih dahulu.

Salah satunya adalah ujian 8 afinitas sihir,yang nantinya akan menentukan asrama dan kelas mereka.

Ujian itupun juga di ikuti oleh anak-anak keluarga bangsawan dan keraton.

Pada saat tes berlangsung Nath teringat ucapan dari neneknya,bahwa dia juga merupakan keturunan dari keluarga bangsawan.

Namun pada saat ini dia tidak memiliki bukti,yang menyatakan bahwa dia adalah keturunan bangsawan.

Bahkan nama kedua orang tuanya saja dia tidak tahu.

Nath menapaki lorong yang dipenuhi dengan cahaya gemerlap menuju ruang ujian sekolah sihir. Di dalam, Profesor Selene, penyihir tua berjubah biru, menunggu dengan tatapan tajam. Ujian afinitas kekuatan sihir akan menguji kemampuan alami para calon siswa.

Nath diberi sebuah tongkat sihir dan dihadapkan pada bola kristal bercahaya di tengah ruangan. Profesor Selene memberi instruksi, "Fokuskan energi dalam dirimu dan biarkan kekuatan alam memandu. Bola ini akan menangkap afinitas sihirmu."

Nath menghela nafas dalam-dalam, mencoba merasakan kekuatan yang ada dalam dirinya. Dia merentangkan tangan dan mengirimkan energinya ke bola kristal. Sebuah cahaya berkilauan memenuhi ruangan, dan ketika Nath melihat, dia menemukan gambar sosok hitam dengan sayap dan pedang di tangannya.

Profesor Selene terkejut melihat kejadian itu,selama ini dia telah melihat ribuan siswa yang menguji kekuatan sihir kepadanya.

Namun kali ini berbeda dia menemukan keanehan yang terjadi pada Nath. Bola itu nampak mengeluarkan cahaya berwarna abu-abu,yang merupakan kekuatan sihir terlemah. bahkan dapat dikatakan seseorang seperti itu tidak memiliki afinitas sihir apapun,bahkan tidak dapat menjadi seorang Ducune.

Namun dari sosok yang terlihat di dalam bola kristal, Profesor Selene sangat yakin bahwa itu sosok Malaikat atau pun Iblis.

Dengan kata lain Nath dapat memanggil Khodam dengan Grade A atau lebih tinggi.

Profesor Selene pun memanggil seorang guru,yang juga merupakan ahli Summoner.

"Menurutku itu hanyalah sebuah kesalahan, bukankah kalian semua tahu,jika ingin menjadi seorang Summoner di perlukan energi sihir yang sangat banyak.

Jadi menurut ku,dia tidak pantas untuk menjadi seorang Ducune." Ucap Guru itu.

Nath pun menjadi terdiam setelah mendengar ucapan dari guru itu.

Dengan penuh rasa kesal,benci dan amarah yang memuncak.

Tiba-tiba mata sebelah kirinya mulai bereaksi,mata itu berubah menjadi merah dengan simbol aneh di pupilnya.

"Mati... mati kau akan mati." Ucap Nath tanpa dia sadari,sambil menunjuk guru itu.

Sebuah kekuatan energi sihir yang sangat menekankan, keluar dari tubuh Nath.

Bahkan Profesor Selene dia buat ketakutan dengan tekanan energinya.

"Death Eyes ya, bagaimana aku bisa menolak murid dengan bakat bawaan seperti itu." Ucap suara yang baru saja datang.

Dia adalah kepala sekolah Dharma Academy,dengan Grade S. Orang terkuat yang ada di dalam Academy ini.

Namanya adalah Galahan.

Semua mata di tempat itu langsung tertuju kepadanya,begitu pula dengan Nath dan langsung berkata.

"Apakah kamu yang bertanggung jawab di tempat ini,begitukah cara kalian menindas cucu ku." Ucap Nath tanpa dia sadari.

"Senior tolong maafkan kelalaian kami" Jawab Galahan menundukkan kepalanya.

Galahan yang sudah hidup selama lebih 100tahun, tentunya dapat mengetahui dengan jelas apa itu Death Eyes.

Salah satu dari 13 mata terkutuk,yang terlahir dari garis keturunan tertentu.

Tentunya dia dapat berpikir bahwa Nath juga merupakan keturunan dari keluarga bangsawan.

"Baiklah ku percayakan cucu ku padamu,tolong rahasiakan ini darinya." Ucap Nath yang masih di rasuki sosok leluhur.

Setelah sosok itu menghilang,Nath pun kembali normal seperti biasa.

Kemudian pemuda itu mendengar keputusan dari Profesor Selene,bahwa dia di nyatakan lulus dari ujian ini.

Dengan senyum bangga, Nath bergabung dengan siswa-siswa lain yang telah melewati ujian mereka. Proses seleksi ini bukan hanya mengukur kekuatan sihir, tetapi juga koneksi batin antara calon siswa dan elemen sihir yang mereka pilih.

Perjalanan Nath di Sekolah Sihir dimulai dengan afinitasnya yang misterius,membuka jalan menuju pelajaran sihir elemen yang menarik dan petualangan yang menggetarkan di dunia magis.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!