"Jika tak pernah ada cinta di dalam pernikahan itu sama saja seperti rumah yang tak memiliki tiang.. Di depan terlihat kokoh namun sebenarnya rumah itu hampir saja runtuh.."
Seorang wanita cantik bernama Paramitha Rusli kini sedang melaksanakan akad nikah dengan seorang laki laki tampan bernama Heru Sudjatmoko...
Mitha sapaan untuk wanita itu pun terpaksa menikah dengan sosok Heru karena di jodohkan oleh kedua orang tuanya...
Bambang Sudjatmoko adalah sahabat dari sang Ayah yang telah meninggal karena kecelakaan bersama sang Bunda beberapa tahun yang lalu dan sebelum meninggal Bagas Adikusuma pun menyerahkan tanggung jawab putrinya kepada sahabatnya itu sehingga terjadilah perjodohan di antara keduanya....
Masih jelas di ingatan Mitha beberapa hari yang lalu di mana dirinya dan Heru berbicara bahwa Heru terpaksa menerima perjodohan ini karena ancaman dari Papanya yang mengatakan bahwa jika Heru tak bersedia menikahi Mitha maka dia akan di keluarkan dari daftar warisan keluarga Sudjatmoko sontak hal itu tentu saja membuat Heru geram dengan apa yang di inginkan oleh sang Papa..
Sementara itu sepasang mata pun menatap kearah sepasang pengantin yang kini sedang berada di depan penghulu dia adalah Lisa kekasih Heru yang tak bisa menahan amarahnya ketika melihat kekasihnya menikahi wanita lain.
Mata Heru pun tertuju pada kekasihnya dan dalam hatinya merasa bersalah namun Heru tak membatalkan niatnya untuk menikahi Mitha...
"Saya terima nikah dan kawinnya Paramitha Rusli Adikusuma binti Bagas Adikusuma almarhumah dengan mas kawin tersebut di bayar tunai.."suara lantang yang di ucapkan oleh Heru bak gayung bersambut semuanya pun mengatakan sah secara bersama sama...
"Bagaimana saksi sah?"tanya sang penghulu yang menikahkan keduanya.
Semua orang pun bersorak gembira dengan pernikahan Heru dan Mitha. Sementara airmata mengalir dari kedua sudut mata indah milik Lisa wanita yang menjadi kekasih dari sang mempelai pria..
"Kamu tega Mas menikah dengan wanita lain? Apa kurangnya aku selama ini aku selalu saja membuatmu bahagia dengan apa yang aku punya aku selalu memberikan apa yang kamu butuhkan sebagai seorang laki laki tapi kenapa kamu mengkhianati aku.." Lisa pun tak kuasa menahan kesedihan hatinya dan pergi begitu saja meninggalkan gedung pernikahan sang kekasih...
Setelah akad nikah selesai kini keduanya pun masuk kedalam kamar pengantin mereka dan nyatanya sikap Heru berubah seratus delapan puluh derajat..
Heru menatap kearah Mitha yang semenjak tadi diam saja...
"Kamu tanda tangani itu dan jangan sampai kamu macam macam."
Mitha pun bangun dari duduknya dan mengambil kertas yang dilempar oleh suaminya itu..
"Apa ini Mas?"tanya Mitha dengan tatapan yang tak bisa. Disana tertulis jelas bahwa Heru hanya ingin menikahi Mitha secara kontrak dan di sana juga sudah tertera bahwa pernikahan mereka hanya satu tahun dan selama itu tak akan ada hal apapun yang terjadi....
Heru pun menatap kearah Mitha yang semenjak tadi menatapnya...
"Paramitha Rusli apa kamu tak bisa membaca? Aku ingin kita menikah hanya pura pura saja hanya di depan Ayah dan Bunda. Mitha kamu tahu jika aku sama sekali tak pernah mencintaimu dan aku juga terpaksa menikahi kamu hanya demi menjalankan amanah Papa.. Kamu tahu sendiri sudah ada wanita lain yang aku cintai dan seharusnya dia yang menjadi istriku bukan kamu!!"
Ucapan pahit Heru pun masuk kedalam relung hati Mitha.. Mitha juga melakukan pernikahan itu karena terpaksa hanya ingin mewujudkan keinginan mendiang kedua orang tuanya untuk mau menerima perjodohan yang telah mereka sepakati..
"Baiklah tapi aku juga punya syarat yang harus Mas Heru setujui.."
Mitha pun tak ingin terlihat lemah di depan laki laki yang tengah merendahkannya itu..
Heru pun menatap kearah Mitha dia tak percaya dengan apa yang di ucapkan wanita itu...
"Jadi kamu mau timbal balik begitu maksud kamu? Oke siapa takut apa syarat yang harus aku penuhi ingat jangan berani macam macam.."hardik Heru dengan tatapannya yang tajam...
Mitha pun diam untuk sesaat setalah itu dia kembali menatap laki laki yang kini telah menjadi suaminya itu..
"Aku ingin Mas tetap membiarkan aku untuk melakukan tugasku sebagai seorang istri dan aku juga ingin selama satu tahun Mas gak boleh?" ucapan Mitha tergantung entah apa yang sedang dia pikirkan.
"Kamu gak usah berfikir kalau aku akan menyentuhmu ingat kamu bukanlah seleraku.. Aku sangat mencintai Lisa dan dari dia aku telah mendapatkan segalanya jadi untuk apa aku meminta itu dari kamu.. Kamu lihat diri kamu itu kamu itu kucel dan penampilan kamu terlalu kuno untuk wanita berumur 27 tahun."
Setalah mengatakan itu Heru pun tanpa merasa berdosa pergi begitu saja meninggalkan Mitha yang masih mematung duduk di atas sofa,sedangkan Heru pergi melalui jendela untuk segera menemui Lisa kekasihnya...
Wajah Mitha pun langsung memerah dia sedang menahan emosinya yang siap meledak seperti bom waktu,namun dia tak ingin menunjukan itu di depan Heru dan terutama di depan kedua mertuanya itu...
Mitha kembali bernostalgia mengingat kisah tujuh tahun yang lalu di saat dia menyelamatkan nyawa seorang laki laki dia adalah Heru. Saat itu Heru kehilangan banyak darah dan mungkin itu sebuah jawaban atau jodoh golongan darah Mitha sama dengan darah Heru dan tanpa berfikir panjang dia pun menolong laki laki yang kini telah menjadi suaminya itu...
"Dia bukan laki laki yang kamu selamatkan dulu Mitha dia orang lain. Ingat Mitha kamu dan dia hanya menikah pura pura lebih tepatnya dia hanya menganggap kamu sebagai istri di atas kertas bahkan dia juga telah menjanjikan kompensasi yang sangat besar setelah kamu dan dia bercerai padahal sebenarnya semua harta itu adalah milik kamu sendiri."
Mitha pun tersenyum kemudian menghapus airmatanya dia tak ingin menangisi laki laki yang sebenernya tak menginginkannya entah mau menjadi apa pernikahan ini jika rumah yang mereka akan bangun tidaklah memiliki tiang yang kokoh.
Tepat jam sepuluh malam Heru pun sampai ke apartemen yang di tempati oleh kekasihnya itu. Heru tahu saat ini Lisa pasti marah bahkan benci padanya karena Heru telah mengkhianati janjinya namun Heru tak punya pilihan lain selain menikah Mitha sebagai istrinya...
"Sayang buka pintunya kita perlu bicara.."Heru terus saja mengetuk pintu namun Lisa tak menjawabnya...
Heru terus saja mencoba hingga pada akhirnya Lisa pun membukakan pintu untuk Heru..
"Untuk apa Mas kesini? Bukanya seharusnya kamu dan istri kamu itu sedang menikmati malam pertama."Lisa pun menyindir Heru yang sedang menatapnya.
Heru tersenyum melihat kekasihnya merajuk dia pun langsung memeluk kekasihnya itu namun kali ini Heru mendoakan penolakan dari Lisa.
"Rumah yang indah adalah rumah yang senantiasa di penuhi cinta di dalamnya."
Heru pun langsung memeluk tubuh Lisa untuk mengobati kerinduan dalam hatinya.
"Untuk apa Mas memelukku pergilah peluk saja istri kamu."Lisa pun masih merajuk mengingat penghianatan yang telah di lakukan oleh kekasihnya itu...
Heru pun menceritakan semuanya pada kekasihnya tentang apa yang terjadi..
"Maafkan aku sayang aku terpaksa menikahi wanita itu karena ancaman Papa dan Papa berkata jika aku tak menikahinya maka aku akan di keluarkan dari kartu keluarga dan di coret dari keluarga Sudjatmoko.."
ucapan Heru langsung menarik perhatian Lisa.
"Percayalah aku tak pernah menginginkan pernikahan ini aku terpaksa melakukannya. Kamu tahu jika hanya kamu satu satunya wanita yang sangat aku cintai dan aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu.." bujuk rayu Heru berhasil meluluhkan hati Lisa...
Lisa pun tersenyum sembari menatap kearah kekasihnya itu. Tak lama setalah itu Lisa pun mendekati Heru.
"Berjanjilah bahwa Mas Mas akan selalu setia padaku dan jangan sampai sekalipun Mas berani mencintainya apalagi sampai menyentuhnya." ucapan Lisa langsung membuat Heru menganggukan kepalanya...
"Lupakan saja dia dan untuk apa juga kita memikirkan dia sebaiknya kita nikmati malam ini bagaimana?"Heru pun langsung menerkam Lisa dan selanjutnya kalian tahu sendiri...
Di tempat yang berbeda..
Mitha dia duduk seorang diri di dalam kamar yang sangat besar dia sedang memikirkan keputusannya menikahi Heru apakah itu keputusan yang terbaik ataukah itu keputusan yang salah yang hanya akan menyiksanya luka di dalam hatinya...
Mitha pun mengingat wajah suaminya wajah yang telah membuatnya jatuh cinta jauh sebelum dia mau menerima perjodohan yang telah di atur oleh orang tuanya...
Pada akhirnya Mitha pun hanya bisa menuliskan semua yang tengah dia rasakan saat ini..
Semenjak dia remaja Mitha selalu saja menulis semua hal yang tengah dia rasakan entah itu hal yang bahagia ataupun hal yang sedih dan Mitha selalu saja bisa menyembunyikan semua perasaanya di balik senyumannya...
"Aku tak boleh lemah aku mungkin mencintai Mas Heru tapi aku mencintainya dulu bukan hari ini.. Aku hanya ingin menjalani satu tahun ini dengan damai biarlah dia melakukan apapun yang dia mau dan aku juga akan melakukan apapun yang aku inginkan.."
Mitha pun menghapus airmatanya dan kemudian dia tersenyum,dia pun memilih untuk mendoakan sofa sebagai tempat tidurnya karena dia pun tak ingin di sentuh oleh Heru meskipun dia adalah istrinya..
Fajar pun akan segera terbit dengan cepat Heru pun memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dia langsung memakinya dan kemudian bergegas untuk pulang kerumahnya...
Heru pun pergi tanpa berpamitan pada kekasihnya pada wanita yang telah memuaskannya malam tadi.
Tepat pukul tiga pagi Heru pun sudah sampai di rumahnya dia pun mengendap masuk kedalam rumah dan dengan langkah cepat dia pun sudah berhasil masuk kedalam kamarnya melalui jendela kamarnya yang sengaja tak dia kunci..
Sesampainya di dalam kamar Heru pun terkejut melihat seorang wanita yang sedang sholat pada pukul tiga dinihari,Heru yang dangkal akan ilmu agama pun tak menghiraukannya walupun dalam hatinya ingin tahu siapakah wanita itu..
Heru pun menatap keatas ranjang di sana sama sekali tak nampak wanita yang siang tadi di nikahi olehnya bahkan tempat tidurnya pun masih rapi seperti biasanya tanpa ada barang yang berpindah sedikitpun..
Heru pun langsung membanting tubuhnya ke atas ranjang dia merasa sangat bahagia karena berhasil menyakinkan kekasihnya...
Ketika sedang sholat samar samar Mitha pun mendengar ada suara langkah kaki,setelah selesai sholat Mitha pun menatap keatas ranjang telah ada seorang laki laki yang tengah berbaring di tempat tidur dia pun tak heran itu pasti Heru..
Setalah selesai sholat Mitha pun langsung menghafal Alquran sembari menunggu waktu sholat subuh tiba,Heru yang merasa terganggu pun bangun dari tidurnya dan duduk di atas tempat tidur.
Suara Mitha sungguh merdu di dalam hati dan telinga Heru sehingga amarah yang tadinya mau dia keluarkan pun di tahannya kembali,setelah itu Heru memilih untuk melanjutkan tidurnya dan membiarkan Mitha untuk mengaji.
*****
Pada pagi harinya Mitha pun langsung menyiapkan sarapan di rumah suaminya itu..
"Selamat pagi Ma..."sapa Mitha ketika melihat Ibu Melda memasuki dapur.
Ibu Melda pun menatap kearah Mitha dan tersenyum..
"Pagi juga Mitha,bagaimana malam pertama kalian apa semuanya lancar?"pertanyaan menohok dari sang Ibu mertua pun langsung membuat Mitha menelan silvanya..
Ibu Melda pun langsung tersenyum melihat perubahan wajah Mitha yang kini nampak sangat canggung..
"Santai saja Mitha,Bunda hanya bercanda saja.. Mitha di mana suami kamu apa dia masih tidur! Dia tak mengatakan apapun kan sama kamu dia gak menyakiti hatimu kan?"pertanyaan Ibu Melda kembali menohok Mitha.
Mitha pun bingung harus menjawab apa,dia sendiri tak mungkin mengatakan hal yang sejujurnya bahwa Mas Heru tak pernah menyentuhnya sama sekali bahkan dengan sangat kejam Mas Heru mengatakan bahwa dia hanya ingin menikah dengan Mitha hanya untuk harta...
"Mitha kenapa kamu bengong sayang? Pasti anak itu berulah lagi ya. Lihat saja nanti biar Bunda bilangin sama dia,dia harus memperlakukan kamu dengan baik.." Ibu Melda sepertinya kesal karena dia sendiri tahu betul watak dari putranya itu..
Mitha pun tak bisa mengatakan apapun namun dia tak ingin memperkeruh suasana sehingga membuat Mitha terpaksa berbohong.
"Mas Heru memperlakukan aku dengan baik kok Ma,Mama jangan khawatir."Mitha berusaha untuk menutupi perlakuan suaminya namun mata Mitha tak bisa membohongi naluri seorang Ibu..
Ibu Melda pun tersenyum sembari menatap kearah Mitha yang sedang membuatkan teh untuknya,Ibu Melda yakin jika putranya tak akan berubah seperti itu karena pada dasarnya anak itu adalah anak yang tak mau mendengarkan apa yang di katakan oleh orang lain dan selalu saja menuruti kehendaknya sendiri....
"Banyak orang di antara kita yang sebenernya sedang berdiri di atas gunung emas. Tetapi sedang mengharapkan gunung arang di tempat lain.."
Mitha pun langsung melanjutkan pekerjaannya untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga suaminya itu, Semenjak kedua orang tuanya meninggal Mitha hanya tinggal sendiri dan tak ada yang tahu jika Mitha juga seorang pengusaha muda yang sangat sukses di kanca internasional,namun Mitha menyembunyikan itu semua dari sang suami dan keluarganya...
Ibu Melda pun menatap punggung wanita yang baru satu hari menjadi menantunya itu. Ibu Melda merasa sangat senang karena di saat perusahaan yang di dirikan oleh suaminya hampir bangkrut ada Mitha yang tiba tiba datang memberikan suntikan dana dengan nominal yang fantastis..
Namun Mitha memiliki satu syarat untuk menyembunyikan hal itu dari sang suami Mitha punya alasan tersendiri sehingga membuat kedua mertuanya itu terpaksa menyetujui permintaan itu..
"Mitha jangan kamu menyibukkan diri seperti itu kamu adalah menantu keluarga Sudjatmoko bukan pembantu kami.." jelas Ibu Melda..
Mitha pun langsung menatap kearah sang Ibu mertua dan tersenyum kepadanya...
Mitha pun langsung duduk di sebelah Ibu mertuanya itu..
"Aku melakukan ini karena aku sekarang adalah istri dari Mas Heru. Bunda jangan berfikir yang macam macam ya. Sekarang sebaiknya Bunda sarapan Mitha sudah menyiapkannya..."
Mitha pun langsung membuatkan sang Ibu mertua roti panggang dengan selai coklat kesukaan Ibu Melda.
Ibu Melda pun tersenyum sembari m menganggukkan kepalanya dia sangat berharap semoga saja putranya tak menyakiti dan tak menyia-nyiakan kehadiran Mitha di dalam kehidupannya sebab Mitha adalah wanita terbaik untuk putranya yang memang bukan anak yang baik baik...
"Maafkan Bunda ya Mitha kamu adalah wanita yang sangat baik, Bunda berharap Heru tak sebodoh itu menyakiti kamu. Dan semoga setelah kalian menikah sikap dan sifat Heru bisa berubah."gerutunya di dalam hati...
******
Di tempat yang berbeda..
Seorang pemuda tampan yang sedang menikmati angin pantai pun menatap kearah pantai yang terbentang luas dia merasa bahwa dunianya terasa sangat indah terlebih lagi beberapa bulan yang lalu dia melihat seorang wanita yang menarik hatinya namun hingga saat ini laki laki itu belum mengetahui siapa wanita itu..
Dia adalah Dimas Mahesa Airlangga anak seorang pengusaha ternama Prayoga Airlangga. Dia juga seorang CEO dari Airlangga grup walupun dia tampan namun hingga usianya sudah kepala tiga dia masih betah melajang..
"Dimas.."panggil salah seorang wanita yang memiliki perasaan terhadapnya lebih tepatnya dia adalah wanita yang ingin dijodohkan sang Bunda dengannya..
Dimas hanya menatapnya sekilas lalu kembali memalingkan wajahnya...
"Mas Dimas kenapa di panggil kok diam saja? menyahut kek.."ucap wanita itu hal itu tentu saja membuat Dimas merasa kesal..
"Untuk apa kamu kesini Shinta?Sudah aku bilang bukan jika aku menolak perjodohan kita dan please jangan pernah ganggu aku lagi."Dimas pun langsung berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan Shinta yang masih berada di sana.
Shinta hanya bisa menatap punggung laki laki tampan itu jika saja Dimas bukalah orang kaya mungkin dia juga enggan untuk di jodohkan dengannya.
"Dasar laki laki aneh untung saja kamu tampan dan juga tajir jika bukan karena harta kamu aku juga gak akan sudi di jodohkan denganmu.."Shinta pun langsung pergi meninggalkan pantai itu dan memilih untuk kembali ke hotel.
Sementara itu sesampainya di kamar hotel Dimas pun langsung merebahkan tubuhnya dia sengaja pergi ke Bali hanya untuk menikmati waktu sendiri justru kacau dengan kedatangan Shinta itu pasti karena Bunda yang menyuruh Shinta untuk datang ke Bali..
"Pasti ini semua adalah ide Bunda,Bunda mau sampai kapan si menjodohkan aku dengan semua anak teman Bunda,aku sudah dewasa dan aku bisa mencari pasangan hidupku sendiri.." suara Dimas pun terdengar melalui sambungan telfon.
Di sebrang sana suara seorang wanita paruh baya pun menyapanya dengan lembut.
"Bunda hanya ingin kamu bisa lebih mengenal Shinta itu saja. maafkan Bunda jika Bunda terkesan memaksa kamu untuk menerima Shinta."ucapan Ibu Alena pun terdengar begitu lembut hal itu yang selalu bisa meluluhkan kerasnya hati seorang Dimas.
"Lain kali jangan seperti itu lagi ya Bunda aku tak suka. Masalah jodoh nanti biar Dimas bisa cari sendiri lagipula Dimas sudah jatuh hati pasa seorang wanita jadi Bunda gak perlu terlalu menghawatirkan Dimas.."
Ibu Alena pun hanya bisa menarik nafas panjang dan membuangnya secara berlahan dia sendiri tahu bahwa putranya begitu keras kepala sama seperti sang suami.
****
Heru baru bangun tidur sekitar pukul sepuluh siang hal itu tentu saja membuat Ibu Melda menjadi kesal pasalnya ini adalah hari di mana seharusnya Heru belajar untuk memimpin perusahaan bukannya bermalas-malasan di rumah..
"Ya ampun Heru jam segini kamu baru saja bangun lihat matahari telah terbit sempurna tapi lihat dirimu kamu baru saja bangun. Heru sekarang kamu itu telah menikah kamu telah memiliki tanggung jawab terhadap Mitha mau di kasih makan apa istrimu nanti.."ucapan sang Bunda tentu saja membuat. Heru menjadi sangat marah pasalnya dia sendiri tahu bahwa Mitha tak pernah di anggapnya sebagai seorang istri...
"Bunda sudahlah,Bunda sendiri tahu bukan alasannya aku mau menikahi wanita itu. Bunda tolong jangan paksa aku untuk tak menghargai Bunda aku menikahi dia itu demi menjaga nama baik keluarga kita,dan juga demi..."ucapan Heru tergantung karena sang Bunda telah menyelanya terlebih dahulu.
"Demi warisan keluarga Sudjatmoko bukan? Heru kamu tahu Mitha itu adalah wanita yang sangat baik dan juga dia wanita yang tepat untuk kamu jadi Bunda sangat mohon sama kamu jangan kamu sakiti dia ya apalagi dia adalah anak yatim piatu."Ibu Melda hampir saja mengatakan hal yang dia sembunyikan untung saja dia menyadari tepat waktu.
Heru pun langsung menatap kearah sang Bunda dan tersenyum..
"Bunda itu hanya di tipu oleh tampang polosnya saja asalkan Bunda tahu aku sama sekali tak mencintainya dan satu satunya wanita yang aku cintai itu hanyalah Lisa.."Heru pun langsung pergi meninggalkan sang Bunda kemudian kembali masuk kedalam kamarnya.
Di sana Heru melihat Mitha yang sedang merapikan pakaian dia pun langsung memarahi Mitha dan tak lupa juga dia mencaci maki Mitha dengan kata kata kasar karena menurutnya Mitha telah mengadu pada sang Bunda mengenai apa yang telah terjadi pada hubungan mereka berdua...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!