NovelToon NovelToon

Healer Of Wounds

Prolog

18 November 2005

Di sebuah rumah sakit ternama di kota X dan di dalam sebuah ruangan VVIP terdapat seorang ibu muda yang berbaring di atas brankar rumah sakit , wanita itu tengah berjuang melahirkan seorang anak . Dengan di bantu oleh seorang dokter perempuan yang mungkin memiliki umur yang sama dengan ibu muda itu . Juga ada 2 orang suster , yang 1 tengah membantu menenangkan nya , dan yang 1 lagi tengah sibuk membantu dokter di bawah sana , menyiapkan alat yang mungkin memang di perlukan.

Keringet terlihat jelas bercucuran dari segala penjuru kulit nya , terlebih lagi pada wajah nya , nafas nya yang terengah-engah, juga Suara teriakan nya ketika berusaha keras mendorong si jabang bayi keluar dari rahim nya. Wanita itu memang sudah berniat melahirkan Secara normal . Meski terasa begitu sakit yang sangat luar biasa , namun ia Masih bisa menahan nya untuk sang anak .

Sedang kan di luar ruangan , terlihat seorang pria yang sedari tadi berjalan ke sana kemari, cemas dengan keadaan sang istri yang sejak tadi berada di dalam ruangan.

Ya— pria itu adalah suami nya , ia sengaja membatalkan semua janji temu dengan klien karena Ingin menemani istri nya melahirkan di hari ini.

Sang istri yang bernama Arisha merupakan seorang artist model terkenal , wanita itu menikah dengan seorang konglomerat dari negara Australia yang bernama Alessandro Matri. Dan ini adalah pengalaman pertama nya dalam dunia persalinan, namun sayang nya Alessandro hanya bisa menunggu sang istri dari luar ruangan dengan perasaan yang sangat khawatir akan keadaan Arisha di dalam , juga bagaimana nanti nya keadaan calon anak mereka .

Namun beruntung nya , rasa khawatir yang Alessandro rasakan tidak bertahan lama , dari dalam ruangan ia dapat mendengar suara teriak tangis seorang bayi , ia pun bergerak mendekati pintu berniat akan mengintip namun tiba-tiba saja pintu terbuka, menampilkan seorang suster dengan senyuman yang mengembang di wajah nya.

" Tuan , anak anda sudah lahir , silakan masuk ". Ucap perawat tersebut bergerak menyingkir dari bibir pintu, mempersilahkan Alessandro masuk ke dalam .

Tanpa menjawab ucapan sang suster, Alessandro berlari masuk ke dalam ruangan, ia sangat tak sabar melihat buah hati pertama mereka , dan tak sabar melihat kondisi istri kesayangan nya itu.

Alesandro tersenyum sumringah tat kala melihat seorang bayi perempuan yang sangat lucu dan menggemaskan tengah di gendong oleh sang dokter , namun masih dalam kondisi tubuh yang penuh darah , sehabis persalinan.

Dokter melihat Alessandro yang berada di dekat istri nya pun bergerak menghampiri pria itu .

" Tuan, jenis kelamin nya perempuan ". Ucap dokter tersebut menunjukkan pada Alessandro juga pada Arisha yang sedang terbaring lemah , namun senyuman di wajah Arisha dapat menunjukkan bahwa ia saat ini sangat merasa bahagia dan bersyukur.

" Sayang , anak kita sangat lucu dan cantik seperti mu " . Puji Alesandro pada sang istri sebelum akhirnya mencium kening Istri sedikit lebih lama . " Terimakasih sayang, ini hadiah ulang tahun yang terindah, dan tak akan pernah aku lupakan , terimakasih ". Ucap Alessandro lagi .

Tak henti-henti nya , pria itu mengucap rasa syukur . Ia sangat senang karena telah menjadi seorang ayah sekarang.

Arisha hanya tersenyum dan mengangguk pelan sebagai jawaban untuk sang suami . Jujur saja ia masih merasa sangat lemas untuk merespons apapun itu untuk sekarang.

" Maaf tuan saya akan memandikan bayi nya terlebih dahulu, dan jangan lupa dengan nama sang jabang bayi". Ucap sang dokter kemudian melangkah pergi, memandikan bayi tersebut.

Alessandro mengarah kan pandangan nya ke arah Arisha dengan penuh cinta. " Sayang kamu mau kasih dia nama seperti apa hm ?". Tanya Alessandro sembari menggenggam tangan istrinya , menyalurkan kehangatan nya sembari mendudukkan dirinya pada kursi yang berada di samping nya itu.

Arisha pun tampak berfikir sebentar. Kira - kira nama apa yang cocok untuk bayi perempuan pertama mereka? .

" Mona mirabelle". Ucap Arisha tiba-tiba.

Alessandro mengangguk kan kepalanya dan tersenyum pada sang istri . " Hm , nama yang bagus sayang ".

CUP

CUP

Pria tampan itu kembali mencium kening juga pipi sang istri secara bergantian. " Kamu memang luar biasa, aku memang selalu tidak salah dalam hal memilih ". Lagi , Alesandro kembali membuka suaranya dengan nada menyombongkan diri nya.

" Kamu sangat pandai Dady ". Ucap Arisha tersenyum dengan tingkah sang suami.

" Dady ? ". Alessandro mengernyit heran, dengan apa yang ia dengar barusan.

" Dady ". Jari telunjuk Arisha menekan dada Alessandro. " End Momy ". Ucap nya lagi dengan jari telunjuk yang menunjuk pada diri nya sendiri .

" Ah iya sayang , maaf kan aku , saking senangnya aku sampai lupa dengan nama sebutan untuk kita berdua pada mona nantinya". Kekeh Alessandro .

" Bagaimana keadaan mu sayang , sudah jauh lebih mendingan hm ? ". Lagi , Allesandro kembali membuka suara, pikiran nya sudah di penuhi dengan kebahagiaan memiliki Mona sehingga ia lupa bagaimana keadaan sang istri.

" Aku baik - baik saja sayang, kata dokter ini memang umum bagi orang yang baru saja melahirkan". Balas Arisha dengan ibu jari nya yang mengelus punggung tangan suaminya yang sedari tadi menggenggam tangan nya .

Tak berselang berapa lama...

" Nyonya , tuan ini putri nya sudah selesai di mandi kan ". Ucap sang dokter meletakkan Mona yang tengah memejamkan mata nya di samping Arisha yang masih berbaring.

Beruntung nya bayi cantik itu tengah tertidur . Jika tidak mungkin ia akan menangis saat ini bukan .

" Terima kasih dokter". Ucap Alessandro sembari tersenyum ramah.

Arisha yang melihat itu tentu nya sangat senang, suami nya tidak lagi bersikap dingin pada orang lain , pengaruh Mona sangat kuat , hingga merubah sikap Dady nya yang di kenal dengan orang yang bersikap dingin kecuali pada istri nya sendiri yakni Arisha Khalila Gilda .

" Oh ya , siapa nama putri anda tuan? ". Tanya dokter tersebut.

" Mona mirabelle ". Jawab nya , namun kembali dengan suara dingin nya .

Merasa takut mengganggu momen kedua pasangan suami istri yang baru saja berbahagia itu , dokter itu pun berpamitan pergi. " Saya permisi dulu , karena ada yang harus saya urus ". Ucap sang dokter.

" Terimakasih banyak dokter telah membantu ku " . Ucap Arisha.

" Tak apa Nyonya itu memang sudah kewajiban saya , selamat untuk kebahagiaan baru di keluarga kalian ". Ucap dokter, lantas beranjak pergi dari ruangan tersebut.

Allesandro yang mendengar percakapan mereka hanya diam saja , tak ingin ikut serta berkomentar, justru tangannya sedang sibuk menoel pipi putri kecil nya yang sedang tertidur pulas tanpa merasa terganggu sedikit pun oleh ulah nya .

" Jangan sayang , nanti Mona kebangun gimana ? , aku belum bisa menggendong nya karena ini masih terasa sakit untuk ku berjalan ". Ucap Arisha melarang sang suami yang tengah usil itu .

" Liat lah sayang , dia sangat menggemaskan saat tertidur seperti ini ". Balas Alessandro dengan santai nya , ia terus saja menekan - nekan secara pelan pipi putri kecil nya itu .

Hingga tak sengaja kain yang menutupi tubuh Mona sedikit terlepas di bagian leher nya dan menunjukkan sebuah tanda lahir yang hampir mirip dengan bulan sabit.

Alessandro yang menyadari hal tersebut, langsung memberi tahu sang istri. " Sayang, coba kamu lihat di bagian leher Mona ". Ucap nya dengan nada serius, berbeda dengan nada bicara nya tadi yang di iringi dengan tertawa lepas nya .

" Hah , ada apa Jangan buat aku khawatir sayang?" . Tanya Arisha saat mendengar ucapan serius sang suami.

" Di leher Mona terdapat sebuah tanda lahir". Ucap Alessandro lagi .

" Hhmmhh , aku pikir ada hal yang serius tadi, coba mana aku lihat ". Arisha sedikit menyamping tubuh nya untuk melihat tanda lahir yang di maksud kan oleh suami nya itu .

***

Di sebuah ruangan pribadi , di gedung yang sama yakni rumah sakit , tempat Arisha melahirkan.

Terlihat dua orang , pria dan wanita tengah duduk di sofa dan berseberangan.

" Kau serius sayang , Alessandro telah menjadi seorang ayah ? ". Tanya pria itu yang memiliki nama kafeel.

" Aku serius sayang , bahkan aku sempat terkejut saat aku tau ternyata wanita hamil yang aku bantu untuk persalinan tadi adalah istri dari Alessandro ". Ucap wanita itu yang tak lain adalah sang dokter yang membantu Arisha dalam ruangan bersalin tadi , dan wanita ini bernama Alzena , berkerja sebagai dokter di rumah sakit London ini .

Sedangkan suami nya , yaitu kafeel tentu nya seorang pria pebisnis, namun sayang nya akhir - akhir ini bisnis nya dalam dunia gelap sedang sedikit terganggu karena adanya mafia baru yang di kepalai oleh Alesandro.

" Beruntung sekali aku mampir ke sini, dan kau langsung memberi kabar gembira ini sayang" . Ucap kafeel tersenyum senang.

" Apa kau lupa suami ku ? ". Tanya Alzena bingung. " Bukan kah Alesandro adalah orang yang paling kau benci? ". Tanya nya lagi yang memang mengetahui segala nya tentang dunia sang suami.

***

Benci ?.

" Tentu saja aku membenci nya ". Ucap Kafeel beranjak dari duduk nya , melangkah kan kaki nya untuk duduk di dekat istri nya . " Aku mohon bantu mu sayang". Ucap nya lagi menggenggam kedua tangan Alzena.

Alzena pun mengernyit kan dahi nya bingung . " Kau ingin aku membantu mu ? Ini sangat jarang terjadi sayang , ada apa hm ?". Tanya nya

" Kemari aku akan membisikkan sesuatu kepada mu sayang ". Ucap kafeel mendekat pada telinga sang istri.

Dan tentu Alzena pun dengan segera mendekat kan telinga nya itu pada sang suami, agar bisa mendengar dengan jelas apa yang akan suami nya rencana saat ini .

Beberapa Saat kemudian..

" Kau serius sayang ?". Tanya Alzena terbelalak, mendengar rencana yang di ucap kan oleh sang suami nya .

" Ya , mengapa tidak , aku harus membuat nya merasa kehilangan juga , seperti aku yang kehilangan pelanggan ku karena dia ". Jawab kafeel dengan mantap nya .

" Baik lah aku akan membantu mu sebisa ku ". Alzena mengangguk perlahan. Sejujurnya ia masih ragu melakukan ini semua . Karena diri nya yang telah lama tidak melakukan hal jahat setelah ayah nya meminta diri nya untuk berubah sebelum ayah nya meninggal dunia.

*

Tok!

Tok !

Tok !

Mendengar bunyi ketukan pintu dari luar ruangan , Alessandro pun beranjak dari duduk nya , melangkah menuju pintu, berniat akan membuka pintu tersebut.

Klek !

Terlihat seorang perawat datang mendorong food trolley yang berisikan makanan sehat untuk Arisha tentu nya .

" Maaf tuan , ini waktu nya makan ". Ucap perawat tersebut tak berani hanya sekedar menatap Alessandro .

" Biar aku saja yang membawa nya masuk , kau pergilah". Titah Alesandro dan hanya menerima anggukan dari perawat tersebut , tanda menyetujui perintah nya .

Pria itu kembali menutup pintu setelah food trolley masuk ke dalam ruangan.

Allesandro mendorong food trolley tersebut berjalan mendekat pada brangkar sang istri. " Waktu nya makan sayang " .

" Emang harus makan sup hambar itu ? ". Tanya Arisha dengan tatapan tak suka pada hidangan rumah sakit itu .

" Memang Kenapa hm ? , Kamu butuh makanan bergizi untuk pemulihan mu sayang ". Bujuk Alessandro mendekat.

Beruntung Bayi Mona mirabelle di letak kan di tempat khusus bayi , jadi mereka tidak perlu takut akan menggangu waktu tidur sang bayi .

" Tapi Al, aku ingin makanan yang lain ". Rengek Arisha seraya memohon.

Cup

Alesandro mencium puncak kepala istri nya dengan penuh kasih sayang. " Makan lah sedikit saja untuk baby , sayang ". Bujuk Alessandro lagi , lantas bergerak membantu sang istri untuk duduk dan menekan naik tombol brankar di bagian kepala, agar Arisha dapat bersandar dengan nyaman.

Alessandro duduk di tepi brankar , menyodorkan segelas air putih , lebih tepatnya membantu istri nya minum .

Arisha mengerucut kan bibir nya sebal , menghela napas panjang sembari menatap berbagai hidangan di troli dengan tanpa minat .

" Aku suapin ya ?".

" Aku lagi ga mau makan, sayang ".

Alessandro mengambil salah satu piring di sana . " Makan dulu ".

" Aku ga ada selera makan , sayang ". Kekeh nya menolak.

" Kalok makan nya abis , aku beliin es krim strawberry kesukaan kamu itu mau ?".

" Ga mau , aku lagi ga nafsu makan apapun ".

" Harus tetep makan , sayang . Ingat Mona dia lagi butuh asi kamu ".

Arisha tersadar, ia melakukan kesalahan. Entah mengapa ia justru bertingkah layak nya seorang anak kecil. Padahal ia baru saja melahirkan, pasti baby nya membutuhkan asi dari ibu yang sehat. " Iya sayang, maaf ".

" Udah ga apa apa". Alessandro pun menyodorkan satu suapan ke arah Arisha.

*

" Gimana sayang , kau sudah memberi Obat di makanan itu ?". Tanya Alzena pada suami nya yang tengah menyamar layak nya seorang koki di rumah sakit tersebut.

Dengan bangga nya , kafeel tersenyum pada Sang istri. " Aku sudah meletakkan nya , dan tentunya sebelum itu aku telah merusak CCTV yang mengarah pada ku ".

" Bagus , sayang. Kau sangat jenius ". Ucap Alzena berhamburan ke dalam pelukan kafeel.

" Terimakasih telah membantu ku , sayang". Kafeel menunduk guna menatap wajah cantik istri nya .

" Ya , apapun itu , sayang". Alzena mendongak ke atas dan bertatapan langsung dengan suami nya.

Ddrrttt..

Alzena melepaskan pelukan nya , lantas merogoh kemeja putih panjang nya , ( baju khas untuk para dokter ). Guna mengambil ponsel nya yang tengah berdering.

Layar nya menyala dan tertera nama , Aline yang merupakan pengasuh bagi putri Alzena yang telah beranjak usia 4 tahun. Ia segera mengangkat panggilan tersebut tak lupa menekan tombol loud speaker aktif , agar suami nya juga dapat mendengar kan .

» " Hy , mommy ?". Sapa suara anak perempuan yang terdengar sangat menggemaskan.

« " Hy , sayang . Bagaimana kabar mu hm ?". Tanya Alzena yang sudah sangat merindukan putri nya itu .

» " aku baik - baik saja mom , tapi aku lindu dengan mom end dad ". Balas Sally yang merupakan anak tunggal dari pasangan kafeel dan juga Alzena yang tinggal di Indonesia bersama dengan para pelayan yang memang di pekerjaan di rumah nya.

« " mommy dan Daddy akan segera pulang sayang , kamu yang sabar yah di sana dan jangan nakal - nakal nurut apa kata sus nya ". Balas kafeel.

» " hah ? Daddy juga belsama mom ? Kalian sekalang ada di mana ?". Tanya Sally yang memang sedang aktif - aktif bertanya banyak hal .

« " nanti Daddy kasih tau , sekarang hp nya kasih ke sus nya dulu ". Pinta kafeel dengan lembut.

Sally mengerucut kan bibir nya sebal , mesti kafeel dan Alzena tidak mengetahui nya . Padahal Sally tengah merindukan ke dua orang tua nya yang terlalu sibuk di negeri orang itu.

« " Hallo tuan dan nyonya". Sapa Maria yang memang sedari tadi berada di samping Sally.

» " Maria ada perintah untuk mu , beri tahu semua pelayan untuk menyiapkan kamar saya dan satu kamar bersih untuk bayi ". Perintah kafeel.

Dalam benak nya , tentu saja pikiran Maria penuh dengan pertanyaan, jika tuan nya menyuruh untuk membersihkan kamar berarti tuan dan nyonya nya akan pulang, tapi untuk menyiapkan kamar bayi? . Apakah ke-dua nya telah mempunyai momongan baru ?. Yang mana itu artinya Sally mempunyai adik baru lagi , benar kah ini ?.

« " Maria kenapa kamu diam saja ?". Tanya Alzena.

». " Ah , iya maaf nyonya , saya akan menyampaikan pesan anda kepada kepala pelayan segera". Balas Maria yang tersadar dari lamunannya.

« " Oke , lalu bagaimana dengan program sekolah untuk putri saya ? ". Tanya Alzena penasaran.

« " Syukur, semua lancar nyonya, besok nona Sally sudah bisa mulai memasuki masa Playground nya ". Balas Maria.

Alzena mengangguk kan kepalanya, meski Maria tidak mengetahui hal itu . " Kau temani dia , dan turuti semua yang ia mau , katakan pada ku atau suami ku jika putri ku memerlukan dana . Dan ingat aku selalu mengawasi, jika kau tidak jujur, Kematian lah yang akan menanti mu ". Balas Alzena mengancam.

Alzena memang sudah terbiasa mengancam seluruh para pelayan nya . Maria Bahkan sudah tidak merasa asing lagi , ia sudah sering mendengar seorang karyawan yang mati karena bius yang Alzena suntik kan. Namun entahlah , kejahatan nya tak pernah tercium polisi sama sekali. Dan hal itu lah yang membuat nyali Maria ciut jika akan bertindak korup dengan uang yang Alzena transfer untuk Sally.

Alzena dan kafeel juga tidak sembarang dalam memperkerjakan orang di rumahnya.

Mengingat kafeel adalah pebisnis nomor 1 di dalam dunia gelap, maka ia tidak bisa mempercayai orang dengan begitu mudah . Bisa saja seseorang masuk ke dalam kehidupan nya , menyamar sebagai pelayan untuk mencari bukti tentang kejahatan kafeel juga Alzena selama ini bukan ?.

« " baik nyonya, saya mengerti". Balas Maria merasa ketakutan tentu nya.

Klik! Sambungan di putus begitu saja oleh Alzena.

" Bagaimana sayang ? ". Tanya Alzena pada kafeel yang tengah duduk dengan fokus nya yang tertuju pada sebuah laptop yang sedang menunjukkan rekaman CCTV di ruangan tempat Arisha dan Alesandro berada .

" Belum ada tanda - tanda sayang ". Balas kafeel, dengan mata yang tetap menatap layar laptop nya .

Ddrrttt

Ponsel Alesandro berdering , tangan kekar pria itu terulur meraih ponsel nya , menatap layar yang menampilkan kan nama Eduardo di sana .

Ibu jari Alesandro bergerak menerima panggilan nya , menempel benda pipih itu kesamping telinga nya namun sebelum itu ia berpamitan pada sang istri untuk mengobrol di luar ruangan karena takut mengganggu waktu tidur bayi Mona kecil.

" Iya , sayang , aku akan menghabis makanan ini untuk Mona ". Ucap Mona menatap mangkuk sup yang berada di atas meja makan lipat kecil di hadapan nya.

CUP

Alessandro mengecup puncak kepala wanitanya. " Pintar, aku hanya akan berbicara dengan Eduardo sebentar saja sayang ". Pamit nya lantas pergi meninggalkan sang istri.

Arisha mulai menyuap kan sup nya tersebut, padahal ia ingin Alessandro menyuapi nya . Namun mau bagaimana lagi.

Karena jika Eduardo menelpon di saat Alessandro melarangnya, berarti ada sesuatu yang tidak beres dan yang harus Eduardo lapor kan pada Alessandro.

Tak berselang lama kemudian, Alessandro masuk ke dalam ruangan Arisha dengan tatapan tajam juga mengintimidasi, rahang nya terlihat tegas . Arisha dapat menilai bahwa seperti nya suami nya tengah dalam keadaan marah saat ini .

" Sayang ". Panggil Alessandro berjalan menghampiri brankar sang istri, ucapan nya pun terdengar rendah dan terkesan lembut. Meski pria itu dalam keadaan marah , ia sama sekali tidak pernah meluap kan nya pada Arisha. Itu lah mengapa Arisha sangat mencintai suaminya itu .

" Ada apa, hm ?". Tanya Arisha mendongak kan kepala nya menatap Alessandro yang tengah berdiri di hadapan nya .

Alessandro menunjukkan raut wajah teduh nya . " Maaf sayang , tapi aku harus pergi sebentar karena ada urusan yang sangat mendesak , dan tentu nya hal itu tidak bisa ku alih kan pada Eduardo".

Arisha tersenyum dan mengangguk. " Pergi lah sayang, aku tau kamu pasti tidak ingin pergi untuk sekarang ini, tapi jika ada hal lain jangan lupa kabari aku , oke ?".

Alessandro tersenyum, tatapan nya begitu teduh, menatap sang istri. " Terimakasih sayang , kamu sudah memberikan ku izin untuk pergi, maaf sekali lagi ".

CUP.

Alessandro mengecup puncak kepala istrinya sedikit lebih lama. " Aku akan segera kembali sayang, ini tidak akan lama ". Ucap Alessandro berbalik menuju tempat tidur bayi Mona yang masih nyaman dengan tidur nya . " Daddy pamit sebentar ya , baby . Ini tidak akan lama , Dady janji ".

Lalu , menoleh pada Arisha. " Aku berangkat sayang ". Ucap nya, lantas melenggang pergi meninggalkan ruangan Arisha.

Tak berselang lama setelah kepergian Alessandro, Arisha merasa kepala nya sangat pusing, bahkan badan juga terasa lemas, pandangan kabur dan buram semuanya terlihat tak jelas beberapa detik kemudian Arisha tak sadar diri , dia pingsan tak sadar kan diri .

Sedangkan itu di ruangan yang berbeda, gelak tawa memenuhi seisi ruangan. Ya— Alzena dan kafeel merasa rencana mereka tahap ke dua sudah berhasil terlaksana. Kini tinggal tahap terakhir yaitu tahap ke 3 juga ke 4.

" Kau sudah siap sayang ?". Tanya kafeel yang tengah sibuk memakai penutup muka nya .

" Aku sangat siap sayang ". Balas Alzena.

" Jangan buang waktu lagi , kita bergerak sekarang juga ". Perintah kafeel bangkit dari duduk nya dan telah mengenakan penutup muka serta memakai baju serba hitam supaya tak mudah untuk di kenali siapa pun .

" Baik sayang ". Kedua nya keluar dari dalam ruangan pribadi Alzena secara bersamaan namun keduanya berpisah di sebuah lorong.

Yang mana Kafeel juga harus pandai dalam mengendap - endap agar tak ketahuan.

***

Penculikan.

" Jordan langsung saja berangkat ke bandara". Perintah kafeel terdengar dingin juga ketus.

" Baik tuan ". Balas sopir yang bernama Jordan dengan menatap spion mobil dan mengangguk kan kepalanya.

" Sayang, kita akan merawat dia ?". Tanya Alzena yang tengah menenangkan Mona di dalam gendongan nya.

" Iya , kita akan merawat nya dan di saat dia sudah besar nanti kita bisa menyuruh nya bekerja untuk kita , jadi putri kita tidak perlu repot-repot bekerja di hari tua kita sayang ". Ucap kafeel merasa bangga dengan ide nya.

Pasti kalian bingung bukan? .  Bagaimana Alzena dan kafeel berhasil menculik bayi Mona dari ruangan Arisha. Kafeel bertugas untuk mengambil Mona dari tempat tidur bayi nya sedang kan alzena wanita itu diam - diam masuk ke dalam ruangan CCTV dengan menyemprotkan gas bius yang membuat pingsan para penjaga di sana , tentu nya hal itu tidak akan mudah, namun dengan kepandaiannya ia berhasil membobol keamanan ruang CCTV dan menghapus segala jejak  agar suaminya tidak ketahuan atau pun di curigai oleh siapa pun .

Soal mengecoh, Alzena cukup lihai itu lah mengapa Kafeel menjadi kan wanita itu menjadi istri nya .

" Kau sudah melakukan sesuatu yang aku perintah kan sayang ?". Tanya kafeel.

Alzena yang tengah menimang - nimang Mona pun menoleh pada suami nya . " Tentu saja sudah , virus komputer sudah aku sebar di masing-masing komputer juga  laptop yang ada di sana ". Balas Alzena tersenyum sinis .

" Lalu bagaimana dengan obat yang kita masukan ke dalam makanan Arisha?". Tanya Kafeel yang baru saja mengingat tentang istri musuh nya yang kini tengah tak sadar kan diri di dalam ruangan nya .

Alzena tersenyum tipis. " Kau tenang saja sayang , mungkin sekitar setengah jam lagi , dia akan tersadar dari  pengaruh obat ku ".

Kafeel mengangguk kecil.  " Bagus ".

Setelah beberapa saat kemudian..

Dengan ekspresi wajah bahagia di hiasi senyuman yang tak pernah ia tunjuk kan kecuali di hari bahagia ini . Alessandro yang baru saja pulang setelah menyelesaikan urusan nya di markas langsung menghampiri rumah sakit , melepaskan rindu pada istri juga anak mereka yang baru saja lahir itu .

Tak lupa Alessandro juga membawa kan bunga mawar putih yang menjadi kegemaran sang istri.  Pria itu berdiri di depan pintu ruangan Arisha, segera membuka pintu tak sabaran menemui keluarga kecil nya .

Klek !!

" Sayang ".

Pintu terbuka lebar , menampilkan Alessandro dengan bunga mawar putih di tangan nya , tersenyum seraya membentang ke dua tangan nya .

Namun pria itu di kejut kan dengan istri nya yang terduduk seraya menangis dengan beberapa petugas keamanan juga suster yang tengah menenang kan tangis Arisha .

Dengan langkah lebar nya , Alessandro menghampiri sang istri. " Sayang ada apa  ini , mengapa ada banyak orang di ruangan ini ? ".

Diri nya berbalik, menghampiri tempat tidur bayi di samping brankar istri nya . " Sayang ? Mona ada di mana ?". Tanya nya  mulai panik , namun ia tetap terlihat tenang dan berwibawa.

" Tuan mohon maaf sebelum nya , keamanan rumah sakit telah di bobol ". Ucap seorang penjaga keamanan dengan sedikit keberanian nya .  Ia bahkan mengatakan hal tersebut pada Alesandro Sembari menunduk tak berani menatap wajah tegas Alessandro. Yang semua orang tau jika pria yang berada di hadapan nya ini , bukan lah sembarang orang .

Tanpa berfikir panjang, Alesandro memukul kerang rahang petugas keamanan tersebut. " Apa kau bodoh hah ? Cepat cari sekarang di mana putri ku ".

" Sayang ". Panggil Arisha dengan suara serak purau nya , air mata nya masih jelas mengalir jatuh melewati ke dua pipi nya , hidung merah berair. Mata nya lembam karena terus - terusan mengeluarkan air mata nya .

Alessandro berbalik badan , menatap teduh wanita nya , ia sangat tau pasti Arisha lah yang sangat terpukul saat ini , Wanita nya baru saja melahirkan. Dan bahkan diri nya saja masih dalam masa pemulihan, namun harus di kejut kan oleh hal demikian.

Alesandro ber diri di samping brankar istrinya, memeluk Arisha yang menenggelamkan wajah nya di  dada bidang Alesandro , mencari posisi senyaman mungkin dalam pelukan Alesandro . Di sana diri nya kembali menangis.

Sedang Alesandro, diri nya mengusap punggung wanita nya naik turun dengan lembut nya  , menenangkan Arisha . " Tenang sayang , Mona akan kembali pada kita ".

" Siapa orang jahat yang mengambil kebahagiaan kita Al ?" Tanya Arisha tersedu - sedu .

Alessandro menunduk, mengecup puncak kepala wanita nya sedikit lebih lama ". Tenang sayang , aku akan berusaha untuk mencari siapa pelaku nya ".

Arisha mendongak menatap wajah tampan suami nya . " Aku baru saja melahirkan nya , kita baru saja merasakan kebahagian dengan kehadiran dia ".

Ibu jari Alesandro mengusap air mata istri nya penuh cinta . " Tenang sayang, aku akan berusaha untuk mencari putri kita ". Ucap nya kembali mendekap erat Arisha. " Aku berjanji sayang , tidak akan pernah berhenti sebelum menemukan Mona ".

" Permisi Tuan ". Ucap Eduardo yang baru saja sampai.

Alessandro sedikit menoleh , tentu nya agar Arisha tidak terganggu. " Kau selidiki kasus ini sampai tuntas , aku ingin putri ku di temukan dan perintah kan semua orang - orang kepercayaan kita ".

" Baik tuan , saya permisi ".  Setelah berpamitan, Eduardo pergi meninggalkan ruangan Arisha , segera mengabari orang - orang kepercayaan boss nya itu .

*

" Aku ingin pulang ". Ucap Arisha tiba - tiba masih  di dalam pelukan Alesandro.

" Kita panggil dokter dulu ya , biar di periksa ".

Arisha menggeleng kan kepala nya pelan ." Aku udah baik kan , Al . Aku ga mau di sini lama - lama ".

" Beneran udah baik kan ?".  Tanya Alessandro memastikan, Meski bagaimana pun keadaan Arisha juga penting.

" Iya ". Balas Arisha tegas ..

Dan jika sudah begini maka Alesandro tidak bisa menolak permintaan sang istri.

" Baik lah kita akan pulang , biar pelayan yang mengurus barang - barang kita di sini ".

Ya—sebelum persalinan Alessandro memang meminta Arisha untuk menginap beberapa hari di rumah sakit bersama bayi mereka , karena ia yang tak ingin mengambil resiko dengan keselamatan dan kesehatan istri juga anak mereka.

Terlebih Alessandro memang jarang berada di rumah ketika ia tengah sibuk - sibuk nya mengurus perkembangan perusahaan nya yang berada di mana - mana .

Dengan tinggal di rumah sakit , ia merasa aman karena ada nya dokter yang langsung tiba ketika di butuh kan .

Meski Arisha mengatakan jika hal itu sangat berlebihan . Namun Alessandro tetap kekeh demi kebaikan sang istri juga anak nya.

Namun apa lah daya , kejadian yang tak pernah ia ingin kan terjadi karena keteledoran nya . Bukan kah seharus nya ia menugaskan bodyguard untuk menjaga ruangan istri nya . Tapi kebodohan nya malah mengakibatkan malapetaka.

" Sayang , ayo kita ganti baju mu ". Ajak Alessandro, mengingat Arisha yang masih mengenakan baju khas pasien.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!