Sepuluh tahun yang lalu, pertarungan antara raja iblis dan tiga pahlawan onigawara berlangsung, membuat kediaman pahlawan hancur lebur oleh Raja iblis. Seluruh rumah di desa tersebut diselimuti api membara sehingga membuat seluruh penduduk desa mati terkena panasnya api, dua dari tiga pahlawan onigawara mati oleh kekuatan Raja iblis.
Hal itu membuat Aijima Hayato, salah satu pahlawan Onigawara yang masih berdiri harus mengalahkan Raja iblis sendirian.
Pertarungan sengit antara Hayato dan raja iblis tersebut berlangsung sekitar sepuluh menit. Keduanya sudah mencapai batas kemampuannya. Tetapi, raja iblis mempunyai regenerasi tingkat tinggi, sehingga membuat dirinya pulih dengan cepat.
"Kau hanya bermodalkan pedang jelek seperti itu mau melawan sang Raja iblis? Jangan bercanda wahai pahlawan palsu!" Sang Raja iblis menyombongkan dirinya karena dirinya merasa paling unggul di pertarungan tersebut.
Hayato geram mendengar ocehan Raja iblis. Raja iblis membuat amarah Hayato meluap. Hayato menempatkan posisi pedangnya di depan badannya dan mengucapkan semacam teknik khusus milik Hayato.
"Teknik pedang aliran air ...." Pedang yang dipegang oleh Hayato kini diselimuti air, pertanda bahwa pedangnya siap mengeluarkan teknik air.
"Cihh ... teknik air? Apa kau mau aku mandi dengan airmu yang kotor? Sungguh lemahnya dirimu. Baru kali ini aku melawan pahlawan yang memakai teknik air murahan seperti ini." Raja iblis lagi-lagi memprovokasi Hayato yang sudah siap untuk menyerang dirinya.
"Baik mungkin ini serangan terakhirmu, aku akan mengeluarkan teknik iblis tingkat atas yang bisa membunuh para dewa! Teknik iblis tingkat atas : devil curse!" Raja iblis mengeluarkan teknik andalan yang berbentuk tengkorak berambut api hitam yang dia punya untuk mengalahkan Hayato.
"Teknik pedang aliran air tingkat atas : twin head dragon!" Bersamaan dengan Raja iblis, Hayato mengeluarkan teknik aliran airnya yang mematikan, mengeluarkan dua kepala naga air yang saling berputar-putar di udara.
Teknik iblis milik Raja iblis dan teknik air milik Hayato saling bertemu, sehingga membuat kekacauan hebat ditengah-tengah pertarungannya. Kekuatan twin head dragon milik Hayato unggul di adu kekuatan ini. Salah satu naga dari twin head dragon menghilang dan satunya lagi menuju Raja iblis.
"Tidak!" teriak Raja iblis yang pasrah karena sudah tidak ada celah baginya untuk menangkis serangan tersebut.
Raja iblis terpental lumayan jauh akibat serangan Hayato.
"Kau boleh juga Aijima Hayato! Kau berhasil menangkis devil curse-ku dengan twin head dragon-mu, Baru kali ini aku melawan musuh yang setara denganku!" teriak raja iblis yang hampir sekarat oleh Aijima Hayato.
"Kau sudah membuatku hilang semuanya! Temanku, keluargaku, dan juga semua penduduk didesa ini! Kau harus mendapatkan ganjaran yang setimpal dengan perbuatanmu!" Emosi Aijima Hayato meluap, ia tidak bisa menerima perbuatan Raja iblis terhadap keluarganya.
"Teknik pedang tingkat atas ...."
Sial kekuatanku belum sepenuhnya pulih, aku tak bisa menangkis serangan tingkat atas lagi.
Raja iblis saat ini bisa dikatakan belum sepenuhnya pulih. Ia tidak akan menang dengan tubuhnya yang terkena serangan sebelumnya.
"Rasakan ini! Bersamaan dendam kami para tiga pahlawan onigawara dan juga para penduduk desa! Teknik pedang tingkat atas : dragon seal!" Hayato mengeluarkan teknik tingkat atas terlarang miliknya. Segel terkuat yang pernah diciptakan oleh dewa mata angin untuk menyegel kekuatan jahat.
Hayato mengeluarkan sebuah cahaya dari tebasan pedangnya, membuat tanah yang dilalui tebasan milik Hayato terbelah karena kecepatan dan kekuatan yang luar biasa.
"Tidak ...!" Setelah mengenai Raja iblis, ia pun berteriak kesakitan, lingkaran sihir muncul di berbagai arah, rantai-rantai keluar secara bersamaan dari lingkaran sihir, perlahan rantai itu mulai mengikat raja iblis. Setelah terikat, muncul satu lingkaran sihir ditanah yang diinjak oleh Raja iblis. Lingkaran sihir itu perlahan menyusut bersamaan dengan Raja iblis.
Setelah menyusut, lingkaran sihir itupun bersinar sangat terang sampai ke langit membuat hayato menutup mata sampai cahaya tersebut hilang.
Bersamaan dengan hilangnya cahaya, muncul bola hitam bersinar yang perlahan jatuh ke tanah, Hayato mengambil bola tersebut karena menurut Hayato bola yang jatuh adalah raja iblis yang disegel.
Hayato berpikir akan menyimpan bola tersebut ke tempat dimana orang tak dapat menjangkau bahkan Hayato sendiri.
"Aku perintahkan naga dari surga, naga yang berubah wujud menjadi senjata legendaris. Kini bangkitlah, Jin!" Hayato mengangkat pedangnya yang akan berubah wujud menjadi naga dari surga untuk membawa bola segel raja iblis ke tempat tujuan Hayato.
"Tolong naga dari surga, bawa ini ketempat yang sangat jauh dan hanya kau yang bisa menjangkaunya. Jika kau sudah menyimpannya ketempat yang tak bisa dijangkau manusia, kumohon kembalilah kepadaku."
"Sesuai perintah, Aijima Hayato."
Naga milik Hayato menjalankan tugasnya dan pergi meninggalkan hayato. Dari kejauhan tampak naga terbang menuju tempat yang akan dituju naga tersebut.
Karena desa dan semua temannya gugur dalam perperangan yang terjadi dengan raja iblis, Hayato memutuskan pergi mencari tempat baru untuk ditinggalnya.
Berjalan selama kurang lebih tiga hari, akhirnya Hayato menemukan desa kecil yang dikelilingi berbagai macam bunga berwarna-warni membuat hayato takjub akan keindahan desa tersebut.
Karena Hayato berjalan kaki dari desa lamanya selama tiga hari, Hayato terkapar pingsan dikebun bunga karena sudah tidak kuat lagi untuk berjalan. Kemudian, Hayato diselamatkan oleh penduduk desa bernama Notsuda Miyoko dan dibawa kerumahnya untuk dirawat oleh Miyoko.
Tak lama sekitar satu minggu, Hayato sembuh dan membuat dirinya membantu para penduduk desa untuk bertani sebagai balas budi karena menyelamatkan nyawanya.
Setelah satu bulan berlalu, naga surga milik Hayato kembali padanya, hal ini membuat para penduduk desa takut dan melarikan diri ke rumah masing-masing. Jin merubah wujud naganya menjadi sebuah senjata legendaris seperti dulu.
Karena kejadian tak terduga, Hayato menjelaskan situasi kenapa dia bisa mempunyai naga surga kepada seluruh penduduk desa.
Seluruh penduduk desa merasa lega bersamaan dengan senang karena desanya yang kecil terlindungi oleh Hayato.
Seorang perempuan bernama Notsuda Miyoko yang menyelamatkan Hayato, menyukai dirinya dan mengajak Hayato untuk menikah dengannya.
Setelah menikah, Hayato mempunyai seorang anak bernama Aijima Azuma. Ia mewariskan senjata legendarisnya kepada Aijima Azuma yang masih bayi untuk meneruskan darah keturunan dari Aijima.
Senjata legendaris tidak menolak pindah tangan kepada anak Hayato dikarenakan masih memiliki darah Aijima. Pedang yang sebutannya Jin mulai memasuki tubuh mungil Aijima Azuma dan siap untuk pindah tangan dari Hayato ke Azuma.
Hari-hari Hayato dan istrinya pun dilewati dan tak terasa Aijima Azuma sudah berumur enam belas tahun membuat Hayato bahagia hingga didirikan akademi khusus untuk memperingati kemenangan Hayato melawan raja iblis. Akademi tersebut bernama akademi Onigawara yang tak jauh dari desanya.
TO BE CONTINUE
Next Chapter : Hari Pertama
"Azuma!" teriak ibunya yang ingin membangunkan azuma dari tempat tidurnya.
"Mau sampai kapan kamu tidur terus?! Hari ini kamu harus masuk akademi! Ini hari pertamamu!" bentak ibunya kepada Azuma yang masih terbaring di tempat tidur.
Karena mendengar penjelasan kenapa ibunya membangunkannya, Azuma tiba-tiba bangun dengan cepat dan melirik kearah ibunya.
"Kenapa ibu baru memberitahuku sekarang adalah hari aku masuk akademi?! Kenapa tidak kemarin saja?! Ini mendadak sekali!" Azuma emosi karena perilaku ibunya kepada Azuma.
Ibunya tak menghiraukan omongan anaknya dan pergi dari kamar Azuma.
"Setelah merapikan kamarmu, turun dan sarapan!"
Azuma mengangguk setuju, Azuma mulai membereskan kamar kecilnya. Dimulai dari melipat kasur lantainya, membersihkan bagian lantai yang kotor, membuang sampah makanan yang berserakan hingga membersihkan debu yang menempel di kaca kamarnya.
Selesai beres-beres, Azuma turun dari kamarnya yang berada di lantai dua ke dapur dekat tangga menuju kamarnya. Ayahnya menyapa Azuma di tempat duduk yang ada di meja makan.
"Sebelum makan, mandi dulu sana," ujar ayahnya.
Azuma mulai berjalan menuju kamar mandi yang tak jauh dari dapur.
"Ibu taruh seragammu disini ya." Ibunya yang meletakkan seragam yang akan digunakan untuk masuk ke akademi di dekat pintu masuk kamar mandi.
Azuma menyalakan shower pertanda bahwa dirinya sedang mandi. Tak lama sekitar tujuh hingga delapan menit, Azuma keluar dari kamar mandi dengan handuk yang ditaruh di bahunya.
"Ya seragam itu cocok untukmu Azuma, hahaha." Ayahnya menertawakan penampilan Azuma yang pertama kali menggunakan seragam akademi.
"Itu termasuk pujian atau penghinaan?" Azuma menanyakan hal kecil tersebut.
"Hahaha ... sudah jangan dipikirkan sini duduk disebelah ayah," ujar Ayah sambil memegang kursi di sebelahnya.
Azuma duduk di sebelah ayahnya dan mulai memakan nasi dilengkapi sayur buatan ibunya.
"Azuma, hari ini adalah hari pertama dimana kamu akan ke akademi yang berada di sembilan ratus meter dari rumah kita, kuharap kamu betah di sana." Ayahnya berbicara kepada Azuma selagi ia makan.
"Terima kasih Ayah, aku tidak akan mengecewakan keluarga Aijima di akademi itu, akan kubuktikan latihan yang selama ini ayah berikan untukku!" Semangat Azuma membara ketika berbicara dengan Ayahnya.
"Ya sudah waktunya, cepat pergi sebelum terlambat." Ayahnya menyuruh pergi dengan paksa seperti ingin mengusirnya.
Azuma berangkat dari rumah ke tujuannya, tak lama sekitar tiga puluh menit, Azuma sampai di akademi tersebut.
Azuma terkejut ketika berada di depan gerbang akademi, dia terpaku akan kemegahan bangunan yang dilihatnya yang tak lain adalah akademi onigawara. Di sekitarnya tumbuh pepohonan yang menyejukkan suasana bila dirinya berada disana. Banyak sekali murid yang berada di akademi tersebut membuat Azuma gugup untuk masuk ke lingkungan akademi.
Tiba-tiba seseorang datang dari belakang Azuma dengan badan yang kekar dan menyapa dengan cara yang kasar.
"Hei, jika kau tidak mau masuk ke dalam, sebaiknya menyingkir dari depan gerbang itu!" bentak orang yang tak dikenal Azuma.
"Ah, saya minta maaf." Azuma menundukkan kepalanya berulang-ulang kali tanda dirinya meminta maaf.
Orang itu menatap Azuma dengan tatapan tajam dari atas hingga ke bawah. "Kau anak baru disini ya? Kau di kelas mana?"
"Ah ya aku anak baru disini. Aku tidak tahu aku ditempatkan di kelas mana, masuk ke dalam saja belum." Azuma menjawab pertanyaannya dengan ekspresi sedikit senang.
"Aku ingin melihat kekuatanmu, apakah kau pantas untuk masuk ke akademi ini," ujar orang yang tak dikenal Azuma menyombongkan diri.
"Ah maaf menurut peraturan di akademi ini kita tidak boleh menggunakan kekuatan kita untuk melakukan pertarungan dengan sesama murid disini. Kecuali kalau guru menyetujuinya." Azuma menjelaskan salah satu peraturan yang ada di akademi onigawara. Azuma mengetahui beberapa peraturan akademi dari Ayahnya.
"Banyak omong!" Orang asing itu memukul Azuma dengan sekuat tenaganya hingga Azuma terpental dan terseret sampai masuk ke akademi.
Azuma bangun kembali dengan rasa sakit yang tidak biasa.
Murid-murid yang berada di sekitaran akademi melihat pertarungan Azuma dan orang asing tersebut.
"Dia orang baru di akademi? dia dalam bahaya! Melawan peringkat tiga di akademi pasti akan kalah," ujar murid yang berada di dekat pepohonan yang tak jauh dari tempat Azuma.
Sementara itu, terlihat seorang guru dari lantai dua akademi sedang melihat pertarungan antara Azuma dan Katsuya.
"Melawan Haruaki Katsuya ya? Pasti dia kalah. Apa sih yang dipikirkan kepala sekolah sialan itu," ujar salah satu guru yang melihat pertarungan di jendela lantai dua akademi
Katsuya perlahan mendekati Azuma yang sedang berdiri menahan rasa sakitnya.
"Aku muak dengan murid baru yang masuk ke akademi ini, terutama laki-laki! Akan kuberi pelajaran sampai kau tak tahan dan memutuskan untuk keluar dari akademi ini!" Katsuya menjelaskan kenapa dia bisa memukul Azuma sekeras itu.
Azuma memanggil Jin, sebuah pedang milik Azuma yang diturunkan dari ayahnya.
"Jika itu yang kau mau aku akan siap kapanpun untuk melawanmu. Aku datang kesini atas perintah Ayahku, jadi aku tak boleh mengecewakan Ayahku! Akan kubuktikan latihanku selama ini!" ujar Azuma membulatkan tekadnya untuk melawan Katsuya si peringkat ketiga di akademi onigawara.
"Hmm ... menarik sekali ... aku akan bertarung dengan sekuat tenaga untuk menarik kembali omong kosongmu itu! Kuharap kau tidak mengecewakanku." Katsuya menerima tantangan Azuma.
Azuma dan Katsuya menunjukkan kuda-kudanya, disisi lain para murid yang menonton hanya diam terpaku melihat pertarungan dan berpikir Azuma memiliki kemungkinan kecil untuk menang.
Azuma berlari menuju Katsuya bersamaan merapal teknik pedang miliknya. "Teknik pedang aliran air : water slash!" Azuma mengayunkan pedang dari kiri ke kanan bersamaan dengan air yang menyelimuti pedangnya dan mengikuti irama ayunan pedang Azuma.
Katsuya menangkis ayunan pedangnya dengan tangan kanannya yang diselimuti aura berwarna kuning keemasan. "Inikah teknik pedang yang selama ini kau berlatih? Lemah sekali." Katsuya meremehkan ayunan pedang milik Azuma.
Katsuya menyingkirkan pedang yang menempel di tangannya dan merencanakan serangan selanjutnya.
"Teknik bela diri tingkat tengah : pukulan beruntun, yin-yang!" Katsuya memukul perutnya dengan tangan kanan dan disusul dengan tangan kiri, setelah melancarkan dua pukulan tersebut muncul sebuah lambang yin-yang milik Katsuya.
Dua pukulan dari Katsuya menyebabkan Azuma terhempas ke pepohonan dan membuat Azuma tak bisa bertarung lagi.
Tak jauh di pertarungan mereka berdua, salah satu murid perempuan berlari masuk ke akademi bermaksud untuk menghentikan pertarungan tersebut dengan bantuan guru di akademi ini.
"Cih ... mengecewakan sekali, kukira kamu bisa menghiburku tapi nyatanya malah begini!" Katsuya mulai kesal dengan hasil pertarungannya.
Sementara itu murid perempuan yang sedang mencari gurunya berlarian ke berbagai tempat tapi tak berhasil menemukan gurunya.
"Sial! Disaat seperti ini kenapa para guru malah tidak ada!" ujar murid perempuan yang berusaha mencari guru di akademi tersebut.
Azuma mulai kehilangan kesadarannya akibat pukulan yin-yang milik Katsuya.
"Bahaya! Dia bisa mati!" ujar murid yang menonton pertandingan mereka berdua.
"Katsuya hentikan! Ini sudah melewati batas! Dia sudah kehilangan kesadarannya! Itu berarti dia sudah kalah telak olehmu!" teriak murid yang berusaha menghentikan Katsuya.
Katsuya tak menghiraukan omongan bawahannya, Katsuya mulai mendekati Azuma yang tak sadarkan diri, bermaksud untuk melakukan serangan terakhirnya.
"Gawat! Kita harus menghentikan Katsuya!" Seseorang nekat ingin menghentikan Katsuya.
"Jangan nekat! Kau mana mungkin bisa melawan peringkat tiga di akademi ini? Pikirkan dengan matang dari perkataanmu itu!" ujar murid yang ingin menghentikan tindakan temannya.
Katsuya mulai merapal tekniknya untuk melakukan serangan terakhirnya. "Teknik bela diri tingkat teng—" Katsuya seketika menghentikan rapalan tekniknya.
Sebelum serangan terakhir Katsuya dilakukan, tiba-tiba Azuma yang terkapar di tanah menghilang, membuat Katsuya kebingungan mencari Azuma.
"Sialan! Dimana kamu pengecut! Keluar kalau berani!" Katsuya berteriak memanggil Azuma.
"Aku disini!" Azuma memanggil Katsuya yang berada di depannya.
Para murid yang menonton dari kejauhan kaget akan kehadiran Azuma yang tak diketahui oleh Katsuya.
"Kau! Bagaimana bisa berada di belakangku?!" Katsuya bertanya hal konyol kepada Azuma.
"Bukan urusanmu!" Azuma membentak Katsuya yang menanyakan bagaimana caranya Azuma berada dibelakangnya.
"Dilihat dari segi manapun sepertinya Azuma kehilangan kesadarannya sehingga dia bisa seperti ini. Hmm ... Menarik," ucap orang yang menonton di lantai dua yang tak lain adalah salah satu guru di akademi tersebut.
Azuma menyiapkan kuda-kudanya dan mulai mengucapkan salah satu teknik miliknya.
"Teknik pedang aliran air tingkat atas : twin head dragon!" Azuma mengeluarkan teknik yang digunakan oleh ayahnya ketika melawan raja iblis untuk menyegelnya.
"Twin head dragon! Sebuah teknik air tingkat atas! Menurut sejarah yang kita pelajari di akademi, teknik ini merupakan salah satu teknik aliran air terkuat yang pernah ada!" ujar murid yang menonton pertarungan tersebut.
"Sial! Teknik bela diri tingkat tengah : perisai yin-yang!" Katsuya mengeluarkan teknik pertahanan miliknya, memunculkan yin-yang untuk menjadi perisai Katsuya.
Sayangnya perisai yin-yang milik Katsuya tak dapat menahan serangan twin head dragon milik Azuma yang membuat dirinya tak sadarkan diri.
Selang beberapa detik setelah Katsuya tak sadarkan diri, tubuh Azuma jatuh ke tanah dan dirinya menjadi tak sadarkan diri seperti Katsuya.
Para murid yang menonton pertarungan itu mulai mendekati mereka berdua, bermaksud untuk membawanya ke UKS.
Sementara itu dilantai dua, seorang guru yang melihat dari kejauhan mulai mengambil ponsel yang berada di saku celananya bermaksud untuk menelepon guru lainnya.
Setelah melaporkan kejadian tadi, dirinya menggunakan teknik semacam teleportasi untuk meninggalkan tempat tersebut.
*Ruangan rahasia di bawah tanah akademi Onigawara
"Semuanya berjalan dengan lancar Aijima Hayato, rupanya anakmu bisa mengeluarkan teknik twin head dragon-nya. Tetapi, Azuma harus kehilangan kesadarannya," ujar Terumi, kepala sekolah akademi onigawara.
"Oh, begitu. Kuharap anakku bisa mengembangkan kemampuan berpedangnya di akademi ini." Ayahnya berharap banyak di akademi onigawara. Ia ingin Azuma bisa menjadi seperti Ayahnya atau bahkan melebihi ayahnya.
*Sebelum Azuma sampai di akademi.
*Dikelas 1-B
Katsuya yang sedang menatap papan tulis didepannya tiba-tiba dikagetkan dengan suara gebrakan pintu kelas oleh temannya.
"Katsuya! Kepala sekolah ingin bicara denganmu di ruangannya!" ujar teman Katsuya dengan nafasnya yang terengah-engah.
Katsuya menuruti perintah kepala sekolah untuk menghampiri ruangan kepala sekolah.
*Di ruangan kepala sekolah.
"Ada apa?" Katsuya menanyakan tujuannya datang ke ruangan kepala sekolah.
"Ada hal yang ingin ibu sampaikan," ujar kepala sekolah yang mulai serius dari segi wajahnya.
"Cepatlah katakan, aku sudah bosan berada disini. Ini adalah tempat yang menjijikan," ujar Katsuya yang emosi terhadap kepala sekolah.
Kepala sekolah menjelaskan bahwa ada murid baru yang menantangnya untuk duel di gerbang akademi, dan tentu saja kepala sekolah menyetujui atas duel tersebut.
Mendengar ada yang menantangnya, amarah Katsuya kini meluap. Tanpa basa-basi Katsuya pergi meninggalkan ruangan kepala sekolah untuk menemui seseorang yang menantangnya di depan gerbang sekolah.
"Hayato semua berjalan atas kemauanmu, apakah kamu yakin? Bagaimana kalau anakmu kenapa-kenapa?" Kepala sekolah menyapa Hayato yang berada di balik lemari buku milik kepala sekolah.
Aijima Hayato menghampiri kepala sekolah sedang duduk manis di tempat kerjanya.
"Jangan dikhawatirkan, justru itu yang aku mau. Aku ingin melihat perkembangan anakku satu-satunya. Supaya ambisi ini terpenuhi aku harus menggunakan teknik kloning diri, sungguh menyusahkan." Hayato menjelaskan ambisinya kepada kepala sekolah.
"Baik kita harus ke ruangan rahasia, karena setelah kejadian ini pasti ada salah satu murid yang akan melaporkan pertarungan tersebut kepadaku," ujar kepala sekolah.
Aijima Hayato tersenyum mendengar penjelasan kepala sekolah dan menuruti apa yang direkomendasikan olehnya.
Kepala sekolah memakai teknik teleportasi kepada Hayato dan dirinya sendiri untuk menuju ruangan rahasia akademi onigawara.
Sementara itu salah satu guru andalan kepala sekolah ditugaskan untuk melihat duel tersebut di lantai dua akademi tersebut.
TO BE CONTINUE
Next Chapter : Aku berada di onigawara!
*Di UKS
"Dimana ini? Kenapa aku terbaring disini?" Azuma keheranan mengapa dirinya bisa berada diatas tempat tidur.
Salah seorang menyapa dan menghampiri Azuma dari tempat obat-obatan.
"Oh sudah bangun? Apa kau baik baik saja?" ujar orang itu yang bernama Ayame.
Azuma mengangguk pertanda bahwa dirinya baik-baik saja, Azuma melihat sekitar dan membuatnya sadar bahwa dirinya berada di UKS.
"Oh iya aku belum memperkenalkan diri, namaku Tsuchiya Ayame aku berada di kelas 1-A. Kalau namamu?" Ayame menanyakan namanya kepada Azuma yang sedang menatap dirinya.
"Azuma, Aijima Azuma. Anu ... aku belum tahu dimana kelasku berada soalnya aku baru disini, mohon bantuannya." Azuma menjelaskan kebingungannya.
Ayame menjelaskan bahwa Azuma akan berada di kelas 1-F, kelas yang dipenuhi oleh para gadis.
Mendengar akan kelasnya, Azuma kaget dengan wajah yang memperihatinkan. Ia tak menyangka bahwa dirinya akan ditempatkan di kelas para gadis.
"Kenapa harus masuk ke kelas itu? Tak ada kelas lain? Atau kelas khusus laki-laki?" Azuma menentang ucapan Ayame akan kelas yang akan ditempatinya.
"Semua kelas sudah penuh, Azuma. Hanya tinggal kelas 1-F saja yang belum." Ayame memperjelas situasinya kenapa Azuma bisa masuk ke kelas 1-F.
Azuma tak bisa menentang lagi akan rekomendasi dari Ayame yang membuat dirinya depresi dan ingin kembali lagi kerumahnya.
*Dikelas 1-F
Bu guru menyapa semua murid tercintanya dan memberitahu bahwa akan ada murid baru ke kelasnya, Bu guru memanggil Azuma yang berada didepan pintu untuk memperkenalkan dirinya kepada seluruh murid tercintanya.
"Nama ibu Kajikawa Momoko, tolong perkenalkan kamu kepada semua orang yang ada disini," ujar guru Momoko.
"Halo nama saya Aijima Azuma bisa dipanggil Azuma, mohon bantuannya." Azuma menundukkan kepalanya beberapa detik setelah memberitahukan namanya.
Seluruh murid terdiam melihat kedatangan Azuma ke kelas 1-F yang tak lain adalah kelas para gadis.
Salah satu murid membantah gurunya akan kedatangan murid laki-laki di kelasnya.
"Bu Momoko! Mengapa murid barunya laki-laki? Sedangkan disini semuanya perempuan? Apakah ini masuk akal? Kalau orang ini berbuat macam-macam bagaimana? Apakah Bu Momoko akan bertanggung jawab?" tanya salah satu murid yang membantah akan kedatangan murid baru untuk kelasnya.
Semua murid berkata setuju akan pendapat murid yang membantah perkataan gurunya.
"Ini perintah dari kepala sekolah bukan dari saya, jadi kalian tidak bisa membantah perintah dari kepala sekolah. Lagian kalau tidak ada satupun murid laki-laki, kelas kita tidak bisa mengikuti acara-acara akademi ini." Bu guru menjelaskan bahwa tugasnya berasal dari kepala sekolah bukan dari dirinya.
Seluruh murid yang tidak setuju akan kedatangan Azuma terpaksa harus menuruti rekomendasi milik kepala sekolah.
Di kelas dengan meja yang disusun empat kali empat, Azuma ditempatkan di pojok kanan bagian belakang agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan oleh murid perempuan di kelas 1-F.
Seorang murid yang berada di depan Azuma menyapa Azuma yang sedang melihat-lihat keadaan kelasnya.
"Hai, namaku Fujimoto Chizuru, salam kenal ya." Chizuru mengenalkan dirinya kepada Azuma dengan senyuman manis yang membuat semua laki-laki meleleh.
"Ahh ... salam kenal juga." Azuma senang mendapatkan teman pertama dari kelasnya, tetapi Azuma merasa tidak nyaman dengan sekitarnya. Seluruh murid menatap Azuma, Azuma harus berhati-hati jika berada didalam kelas tanpa Bu Momoko.
"Baik murid-muridku sekarang kita akan masuk ke jam pelajaran, harap tenang." Guru Momoko memulai jam pelajaran yang sudah terlambat sekitar 10 menit sejak perkenalan Azuma.
Setelah jam pelajaran selesai, guru Momoko mengumumkan ranking baru di kelas 1-F, Azuma mendapatkan ranking paling bawah dari semua murid dikelasnya.
Semua murid mengejek Azuma yang berada di bawah ranking mereka, dan dugaan guru Momoko benar sepertinya kelas 1-F tidak tahu pertarungan antara Katsuya dan Azuma yang baru saja terjadi.
"Kuharap kalian semua jangan mengejek Azuma ya, nanti kena batunya. Ibu tidak akan tanggung jawab." Guru Momoko menjelaskan dengan tertawa cekikikan.
Para murid tak percaya bahwa guru Momoko akan mengatakan itu, tapi murid ranking satu di kelas 1-F merasa dirinya diremehkan dan berniat untuk mengajak Azuma duel.
Karena hari ini hari pertama di akademi, Azuma menanyakan asrama miliknya kepada guru Momoko yang masih berada di kelas 1-F.
Guru Momoko menyetujui keinginan Azuma untuk mengantarkannya ke asrama miliknya, guru Momoko menjelaskan bahwa setiap asrama diisi maksimal tiga orang dan tentu itu tidak ada batas gender untuk asrama di akademi tersebut.
Setelah sampai di asrama Azuma, guru Momoko menjelaskan harus lebih berhati-hati dengan teman asramanya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua murid kelas 1-F.
Guru Momoko meninggalkan Azuma yang gugup untuk membuka pintu asrama. Azuma membuka perlahan pintu asrama, dilihat sedikit demi sedikit ruangannya oleh Azuma.
Tak seperti dugaannya, tidak ada seorangpun yang berada di ruangan asramanya. Hal ini membuat Azuma senang karena bisa memiliki asrama sepenuhnya tanpa harus membaginya dengan orang lain.
Azuma membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang berada di pojok kanan ruangan. Karena lelah dengan hari yang dilewatinya, Azuma terlelap tidur sekitar 1 jam.
satu jam telah berlalu, Azuma yang sedang tidur membuka mata perlahan dan melihat seorang gadis yang menatapnya dan membuat Azuma kaget sampai dahinya berbenturan dengan gadis tersebut.
Gadis tersebut memegang dahinya dan meringis kesakitan akibat benturan dahi Azuma dengan dirinya.
"Aduh ... Sakit tahu! Kalo bangun jangan sampai segitunya kali! Lihat ini, gara-gara kamu dahiku benjol!" ujar gadis bernama Kakunaka Chinami yang sedang mengusap dahinya.
"Ah ... Maafkan aku, aku tidak sengaja. Terus, mengapa kamu menatapku ketika aku sedang tidur?" tanya Azuma heran.
"Ti-ti-tidak ada maksud apa-apa kok, aku hanya ingin memastikan kamu mesum atau tidak, soalnya kamu akan sekamar bersamaku dan juga teman asramaku." Chinami menjadi salah tingkah akibat Azuma yang blak-blakan.
"Sudah kuduga aku akan sekamar dengan perempuan dan juga kenapa kau menganggapku mesum?! Aku tidak mesum seperti yang kau pikirkan!" Azuma menunjuk ke arah Chinami dan melepaskan amarahnya kepada Chinami yang mengatakan dirinya mesum.
"Ah maaf soal itu, aku hanya memastikan. Ngomong-ngomong kita belum berkenalan. Namaku Kakunaka Chinami. Aku berada di kelas 1-E, kalau kamu?" Chinami memperkenalkan dirinya kepada Azuma yang sedang melepaskan amarahnya kepada dirinya.
Kakunaka Chinami, rambutnya yang panjang berwarna coklat pekat dan panjang terurai membuat dirinya terlihat indah jika dipandang dengan waktu yang lama.
Azuma menghembuskan nafas dan mulai memperkenalkan dirinya. "Aijima Azuma, aku berada di kelas yang tak menguntungkan yaitu kelas 1-F." Azuma setengah tak bersyukur terhadap kelas yang ia tempati saat ini.
"Apa?! Kamu masuk kelas perempuan?" Chinami tak percaya bahwa Azuma akan masuk ke kelas itu, Chinami menjauh dari Azuma dan mulai ketakutan akan terjadi apa pada dirinya.
"Ini bukan keinginanku! Dan juga kenapa kamu menjauh?" Azuma keheranan dengan sikap Chinami.
"Tidak, cuma jaga jarak saja." Chinami membuang muka dari Azuma.
Percakapan Chinami dan Azuma berhenti ketika seseorang mengetuk pintu tiga kali.
Sfx* tok ... tok ... tok ....
"Siapa?" Chinami penasaran dengan orang yang mengetuk pintu asramanya.
"Aku Chizuru, boleh masuk?" tanya Chizuru.
"Chi-chi-zuru?" Azuma tak menyangka bahwa teman sekelasnya akan datang ke asramanya.
Chizuru membuka pintu asrama dan dirinya dibuat kaget melihat Azuma dan Chinami berduaan di asramanya.
"Ahh ... Aku mengganggu ya." Chizuru menutup kembali pintu asrama.
Mereka berdua serentak membentak Chizuru, "Kami tidak pacaran!" Chizuru kembali masuk ke asrama setelah mendengar bentakan mereka berdua.
Ternyata teman asrama Chinami adalah Chizuru kelas 1-F, Azuma tak percaya bahwa teman sekelasnya bisa bersama dengannya, hal ini membuat Azuma senang, tapi disisi lain Azuma merasa gelisah akan situasi di asramanya, yakni satu laki-laki dan dua perempuan.
Chinami mengajak Azuma untuk berkeliling akademi, tapi Azuma menolak karena dirinya merasa akan mendapatkan masalah lagi jika berjalan berdua bersama dengan Chinami. Azuma memutuskan untuk pergi sendiri saja dan tak mau merepotkan teman asramanya.
Chinami hanya menuruti keinginan Azuma kepada dirinya, sedangkan Chizuru ingin pergi ke kantin untuk makan siang karena dirinya dari pagi belum memasukan makanan ke perutnya.
"Anu ... Chizuru apa aku boleh ikut ke kantin? Kebetulan aku ingin ke sana." Azuma memohon untuk dirinya diajak ke kantin oleh Chizuru.
Chizuru tak menolak permohonan Azuma, dirinya merasa senang jika ada teman yang mau menemaninya.
Azuma dan Chizuru pamit kepada Chinami untuk pergi ke kantin, Chinami merasa iri kepada Chizuru karena dirinya bisa bersamaan dengan laki-laki.
Ditengah perjalanan menuju ke kantin Azuma dan Chizuru dikagetkan oleh murid peringkat satu dari kelas 1-F Wakayoshi Shizuko yang membawa senjata miliknya.
Wakayoshi Shizuko, sifatnya yang sangat kejam membuat dirinya ditakuti di kelasnya. Entah apa yang dialami olehnya sehingga membuat dirinya menjadi seperti itu. Dengan rambut pendek serta penampilannya yang hampir mirip dengan laki-laki, ia membuat orang lain disisinya merasa takut akan sosok dirinya.
"Oi, kau anak baru, berani-beraninya kau jalan bersama dengan Chizuru, padahal ini baru pertama kali kamu berada disini dasar mesum!" Shizuko mengarahkan senjatanya yang tak lain adalah kipas jepang berwarna biru tua dengan motif naga timur berwarna biru langit.
"Bisakah kau menyebut namaku? Dan kuberitahu satu hal, aku bukan seperti yang kau sebut itu. Aku dan Chizuru hanya sekedar teman dan juga kami ingin ke kantin bukan untuk jalan-jalan ataupun kencan!" Azuma menjelaskan situasinya untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut.
Nampaknya ocehan Azuma membuat Shizuko kesal, keinginan ingin menghabisi Azuma semakin meningkat. Chizuru takut akan hal yang akan terjadi pada Azuma dan memutuskan untuk Azuma meminta maaf kepada Shizuko.
Azuma menolak saran dari Chizuru, Azuma memerintahkan Chizuru untuk mundur beberapa meter supaya tidak terjadi hal yang tak diinginkan Azuma.
"Kau sudah mengeluarkan senjatamu secara sembarangan! Ingat peraturan yang ada di akademi ini. Jika kepala sekolah melihat kamu mengeluarkan senjatamu tanpa ijin darinya, maka dirimu siap untuk dihukum!" Azuma menegaskan bahwa Shizuko melanggar satu peraturan akademi, tetapi Shizuko mengabaikan peraturan tersebut.
"Ah ... tak masalah jika aku dihukum, tetapi sebelum dihukum aku harus menghabisimu terlebih dahulu!" Shizuko langsung maju kearah Azuma dan menyerang Azuma, untungnya Azuma berhasil menghindar dari serangan Shizuko.
"Teknik kipas aliran angin : wind blow!" Shizuko merapal salah satu teknik miliknya untuk diarahkan kepada Azuma.
Sebuah tornado kecil keluar dari kipas Shizuko setelah merapalkan tekniknya, Azuma terkena serangan wind blow milik Shizuko tetapi serangan yang dibuat oleh wind blow hanya membuat seragam Azuma sedikit robek.
"Azuma!" teriak Chizuru yang mengkhawatirkan Azuma.
"Jangan khawatirkan aku, pergilah ketempat yang aman. Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat." Azuma menyuruh Chizuru pergi secepatnya dari tempat kejadian.
Chizuru pergi dari tempat Azuma dan Shizuko dengan rasa khawatirnya kepada Azuma yang sangat tinggi.
Azuma saat ini sudah menghiraukan peraturan akademi, dia memanggil pedangnya untuk meladeni Shizuko yang dendam kepadanya.
Disisi lain, salah satu guru bawahan kepala sekolah melihat perkelahian mereka di atas pohon yang tidak dekat dari tempat perkelahian mereka berdua.
"Kalau saja bukan kepala sekolah yang memerintahkanku untuk tidak menghukum mereka berdua, mungkin saja aku sudah menghentikan pertarungan mereka. Apa sih yang dipikirkan kepala sekolah sialan itu." ujar guru yang bernama Yabuta Yoshiyuki. Dia juga waktu itu yang mengawasi pertarungan antara Azuma dengan Katsuya.
"Oh, kau sudah mengeluarkan pedangmu. Sepertinya kau berani menantangku, kau tidak tahu kalau di kelas aku berada di posisi berapa? Atau kau buta ketika guru Momoko menuliskan peringkat dikelas 1-F? Dan juga jangan lupa aku berada di peringkat lima di akademi ini!" Shizuko menyombongkan diri kepadanya, Azuma disini merasa kesal terhadap sikap Shizuko kepadanya dan membuat dirinya marah kepada Shizuko.
"Aku tak peduli kau berada di peringkat ke berapa, yang jelas aku sudah muak dengan sikapmu yang terlalu tinggi itu! Kau memanfaatkan kedudukanmu di kelas 1-F dan akademi ini! Tapi itu tak berpengaruh kepadaku, hari ini akan kubuat kau menyesal setelah mengucapkan kata-kata tadi!" Azuma benar benar muak dengan sikap Shizuko dan berniat untuk mengalahkannya agar Shizuko sadar dengan apa yang diperbuatnya.
Azuma berlari dan melompat ke arah Shizuko serta merapalkan teknik yang ia akan gunakan untuk melawan Shizuko. "Teknik pedang aliran air : water dance in air!" Azuma mengayunkan pedangnya 360 derajat kearah Shizuko secara vertikal diiringi air yang mengikuti arah ayunan pedangnya.
Shizuko sempat menangkis pedang Azuma dengan kipasnya. Tetapi, kekuatan teknik yang digunakan Azuma kepada Shizuko membuat tangan kanannya sedikit mendapatkan luka dari pedang Azuma.
"Sialan! Aku akan membalasnya dengan teknik andalanku! Teknik kipas aliran angin tingkat tengah : gust!" Shizuko mengeluarkan teknik tingkat tengah miliknya, membuat dirinya berada di dalam angin ****** beliung yang dapat menarik apapun disekitarnya.
Kekacauan yang dibuat oleh Azuma dan Shizuko menarik perhatian seluruh murid di akademi tersebut. Disisi lain guru Yoshiyuki hanya melihat pertarungan mereka di kejauhan.
Karena tak bisa menahan kuatnya tarikan dari angin ****** beliung milik Shizuko, Azuma menancapkan Pedangnya ke tanah untuk menahan dirinya sementara dari tarikan angin ****** beliung.
"Ayolah kesini saja dan nikmati rasanya tercabik-cabik oleh anginku, hahaha!" Shizuko merasa senang dengan kelakuannya.
*S*ial. Kalau begini terus lama-kelamaan aku akan ditarik ke tengah angin ****** beliung tersebut. Pikirkan cara agar bisa keluar dari situasi ini, Azuma.
Azuma terus memikirkan cara untuk keluar dari situasi yang tidak menguntungkan baginya.
Setelah lama berpikir, Azuma mendapatkan sedikit penglihatan dari masa lalu leluhurnya yang mengalahkan musuh dari jarak menengah, Azuma melihat leluhurnya menancapkan Pedangnya ke tanah dan merapalkan salah satu teknik yang tak diketahui Azuma.
Azuma akhirnya mengerti dengan gerakan dari leluhurnya, Azuma berniat mencoba teknik yang baru ia pelajari dari penglihatan masa lalunya.
Seluruh murid yang menonton dari jarak yang sangat jauh tak berani mendekat karena para murid takut akan angin ****** beliung milik Shizuko yang mematikan.
Dengan tenang, Azuma merapalkan tekniknya dengan pedang yang tertancap di tanah. "Teknik pedang aliran air : poseidon wrath!" Azuma mengeluarkan gelombang yang memancarkan air dari tanah dalam radius sepuluh meter dan pedang yang tertancap sebagai titik tengahnya.
Dikarenakan jarak Azuma dan Shizuko kurang lebih tujuh meter, Shizuko terkena dampak dari teknik Azuma dan teknik yang ia keluarkan sepenuhnya terhenti oleh teknik milik Azuma. Shizuko terhempas ke atas beberapa detik dan badannya terbentur dengan tanah.
Teknik yang ia keluarkan membuat energi Azuma terkuras habis. Azuma menghampiri Shizuko yang terkapar di tanah dengan cara berjalan yang lemas karena kehilangan energi akibat teknik yang ia keluarkan.
"A-aku kalah." Shizuko mengakui kekalahannya setelah serangan telak milik Azuma mengenainya.
Seluruh murid yang melihat kejadian itu menyadari bahwa Azuma adalah anak dari salah satu Pahlawan onigawara yang diceritakan yaitu Hayato.
TO BE CONTINUE
Next Chapter : Kebangkitan Raja Iblis.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!