NovelToon NovelToon

Cinta Setelah Kata Cerai

Bab 1

"Hah ... liburan ke Paris? yang benar pak Indra? kok bisa?" Naomi bertanya pada atasannya secara bertubi-tubi.

"Banyak amat pertanyaannya, Mi. Pihak perusahaan mengambil penilaian karyawan secara diam-diam , dan Kamu mendapatkan penghargaan dari perusahaan sebagai karyawan teladan yang sudah mengabdi selama 7 tahun. Hadiah nya ... liburan ke Paris selama 7 hari. Bangga saya sama kamu, Mi." Indra menjelaskan sembari mengacungkan dua jempolnya pada Naomi.

Naomi akhirnya paham, maksud dari orang-orang yang memandangnya sinis hari ini. Sejak ia tiba di kantor, Naomi sudah di sambut dengan serangan tatapan sinis sambil berbisik-bisik membicarakannya. Akan tetapi, Naomi enggan berurusan dengan orang yang hanya berani menyerangnya dari belakang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Naomi menaiki mobil yang disediakan perusahaan untuk mengantarnya ke Bandara. Hampir 17 jam, Naomi mengudara dan mempercayakan hidupnya di tangan para pilot. Jantungnya sangat tak karuan, karna ini pertama kalinya ia melakukan perjalanan udara.

Setiba Naomi di Paris, ia di sambut oleh pemandu wisata yang ternyata juga berasal dari negara Indonesia. Seorang pemandu wisata yang memiliki separuh wajah hampir tertutupi oleh bulu-bulu lebat, namun, ketampanannya tak bisa di elak. Bahkan, Naomi pun sempat dibuat terpesona. Untungnya, sikap dingin sang pemandu wisata menyadarkan Naomi yang sudah memiliki kekasih, Bisma Kanigara.

"Perkenalkan saya Enzy, pemandu wisata yang bekerja sama dengan HK Group. Saya bertugas menjemput Anda dan bertanggungjawab dalam perjalanan Anda selama di Paris." ucap Enzy yang terus menunduk, menatap lantai bandara.

Dia, ngomong sama lantai? batin Naomi.

Selagi Naomi kebingungan, Enzy sudah menyambar koper Naomi dan berjalan menuju mobilnya. Naomi otomatis mengikutinya. Namun, begitu melihat mobil mewah yang terparkir di depan matanya, mata Naomi langsung bercahaya. Ternyata jerih payahnya selama ini terbayar. Begadang mati-matian mengejar deadline membuahkan liburan mewah ini.

Aku akan menikmatinya! pikir Naomi sambil menduduki kursi penumpang depan yang akhirnya mendapatkan tatapan aneh dari Enzy.

Naomi menaikkan satu alisnya. "Kenapa? Gak boleh?"

Enzy pun terdiam sejenak sebelum menggelengkan kepalanya. Ia tak banyak bicara dan langsung melajukan mobilnya ke pelabuhan. Sepanjang perjalanan, Naomi merasa suntuk karena mau sebanyak apapun dia bicara, Enzy hanya menanggapinya dengan diam atau anggukan kepala.

"Kemana tujuan pertama kita?" tanya Naomi ketika dia sadar Enzy membawanya ke pelabuhan dan menaiki kapal. Tapi, seperti biasa, Enzy hanya diam. Ujung-ujungnya, Naomi seperti orang kebingungan menaiki kapal ferry mewah hingga sampai di tempat wisata.

"Mont-Saint-Michel. Apa kamu familiar dengan tempat ini?" Akhirnya Enzy pun membuka mulutnya. "Daripada tempat wisata yang umum seperti menara eiffel, saya pikir pulau pasang berbatu di Normandia ini akan lebih berkesan."

Sementara itu, tanpa basa-basi, Naomi berlari kegirangan menuruni kapal ferry. Keindahan pulau tersebut membuat Naomi berjingkrak dan berdecak kagum. Enzy yang melihat adegan itu menghela napas. Sepertinya seminggu ini akan menjadi hari-hari yang melelahkan.

Sumber (https://amp.kompas.com/travel/read/2021/12/11/212852727/mont-saint-michel-di-perancis-yang-jadi-inspirasi-kastel-film-tangled)

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesekali Enzy memijat kedua pelipisnya saat stress melihat Naomi yang bertingkah absurd.

"Om! fotoin aku dong, di sini ...." Naomi merengek dengan ekspresi imutnya kepada Enzy.

"O-om?!"

Enzy mendelik, seolah tak percaya dengan kalimat yang baru saja di dengarnya. Bukannya menuruti permintaan Naomi,

Enzy lebih memilih berjalan dan menjauhi gadis cantik itu, lalu bersembunyi di ilalang yang meninggi.

"Bocah ini ..! dari data yang ku terima, usiaku dan dia hanya berbeda 2 tahun saja. Tapi apa? OM? Wah, dasar bocah gila bisa-bisanya dia panggil aku OM?" sembur Enzy pada ilalang-ilalang di hadapannya. "Argh! Aku yang lebih gila! Kenapa juga aku nyebut dia bocah? Memangnya aku sudah se'om-om itu?"

Enzy lanjut meraung dan menggigiti beberapa ilalang di tangannya, tanpa menyadari bahwa Naomi tengah berdiri di belakangnya.

"Om ...!" seru Naomi yang membuat Enzy kaget hingga terjengkang di hamparan ilalang.

"Kok om Enzy malah tidur di ilalang? ini ...." Naomi menyodorkan sebungkus coklat dengan merk Demolino pada Enzy yang

masih menggigit ilalang di bibirnya.

"Saya tidak lapar ...!" bantah Enzy sambil membuang ilalang di bibirnya.

Ah... Kasiannya, pasti Oom yang lapar ini malu ketauan makan ilalang di hadapanku. bathin Naomi.

Tanpa mereka sadari, dari kejauhan seseorang mengintai dengan sebuah teropong di tangannya, meraih ponselnya dan bergegas untuk melapor pada atasannya.

"Tuan besar ... Tuan muda Enzy sepertinya sedang di mabuk cinta ...." lapor mata-mata pada atasannya.

"Mana mungkin itu terjadi... sudah lama anak itu enggan mengenal cinta, semenjak pengkhianatan Elsa. Kau lihat brewok tebal yang tumbuh di wajahnya? Itu adalah bukti nyata, bahwa ia sudah lama tak merawat diri untuk menunjukkan wajah tampannya pada wanita yang ia suka ...." sanggah Tuan besar.

"Saya yakin Tuan, bahkan Tuan muda sampai menatap wanita itu lebih dari 10 detik ...!" sang mata-mata lagi-lagi meyakinkan.

"A-apa yang kau ucapkan itu benar, Andrew ...?"

"Benar Tuan, bahkan Tuan muda membawa wanita itu melihat indahnya ilalang."

"Dasar anak bodoh! ngapain dia bawa anak orang melihat ilalang, cih ..! cari tau tentang wanita itu ...." titah Tuan besar , lalu mengakhiri panggilan teleponnya.

Mata-mata yang bernama Andrew kembali meneropong, melanjutkan aktivitasnya. Tampak dari kejauhan, Enzy sibuk memotret Naomi dan mengekorinya kemanapun.

"Gas terus Tuan Muda ...!" jerit Andrew dari kejauhan.

Andrew begitu semangat memata-matai mereka. Bahkan penampilannya pun sudah seperti agen rahasia yang sering bersliweran di televisi. Sesekali dirinya tertawa terbahak-bahak melihat Tuan Muda nya yang terlihat stress menghadapi wisatawan nya. Dirinya begitu yakin, Tuan Muda nya itu sedang jatuh cinta.

Bab 2

Naomi melompat kegirangan melihat hasil foto dari Enzy, yang terlihat seperti mahakarya. Menurutnya, Enzy sangat berbakat dalam memotret.

"Apaan sih, kekanak-kanakan banget ...!" gumam Enzy dengan senyuman kecil di bibirnya sambil menjaga jarak empat meter dari Naomi.

Naomi menunjukan wajahnya yang ceria saat menerima video call dari Kakeknya. Terlihat jelas wajah kakeknya yang menahan rindu pada cucu satu-satunya itu.

"Lihat Kek ... indah banget kan ...!" Naomi begerak memutar menunjukan keindahan negara Paris pada kakeknya.

Sang kakek mengangguk-anggukkan kepalanya, perasaannya sangat bahagia saat melihat wajah cucunya yang tampak bahagia.

"Ngomong-ngomong, siapa itu yang di belakang Naomi?" tanya Kakek yang sangat penasaran.

"Itu pemandu wisata Naomi Kek, Naomi segan deh sama Beliau. Gara-gara nemanin berwisata, Beliau sampai kelaparan. Yang sedihnya sampai makan ilalang Kek." Naomi mengecilkan suaranya agar Enzy tak mendengarkan pembicaraan mereka.

Namun, Enzy seketika melotot. Seolah ada signal 5G di dalam telinganya, yang memberitahu percakapan antara Naomi dan Kakeknya.

"Sudah saya bilang ... saya tidak lapar!" jerit Enzy lalu mengejar Naomi.

Naomi yang menyadari Enzy mengejarnya, lekas berlarian dengan kencang sambil tertawa riang.

Penduduk asli kota tersebut tampak tersenyum melihat aksi kejar-kejaran antara Enzy dan Naomi.

"Regarde..! Le couple se bat, comme c'est mignon." dua orang penduduk asli menatap Enzy.

(Lihat..! pasangan itu sedang bertengkar, manis sekali.)

Sambil berlari dan dengan nafas tersengal, Enzy berteriak dengan wajahnya yang sudah memerah.

"Aarrgh! Nous ne sommes pas un couple...!"

(Arrgh! Kami bukan pasangan...!)

Naomi berlari kegirangan, sesekali ia menoleh kebelakang menatap Enzy yang sudah kualahan.

Hahaha rasain! Siapa suruh jutekin aku terus! bathin Naomi puas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi-pagi sekali, Enzy sudah menjemput Naomi di kamar hotelnya. Enzy tampak sangat tampan dengan kaos hitam putih vertikal nya. Enzy tak hentinya menekan bel kamar Naomi, bahkan wajahnya sudah mulai masam karna orang yang ditunggunya tak kunjung membuka pintu.

Cklek

"Ayo Om ...!" ajak Naomi saat membuka pintu kamarnya.

"Sampai kapan Kamu terus memanggilku dengan sebutan Om? Kita hanya berbeda dua tahun saja," Enzy sekali lagi menjelaskan.

Naomi berusaha menahan tawa dengan melipat bibirnya. Melihat wajah masam dari Enzy, baginya sangat menyenangkan.

"Om..! Kok bajunya begitu? Memangnya, Om wasit Smackdown?" Naomi bertanya dengan wajah polosnya.

Enzy menghela nafas panjang, dirinya merasa ketampanannya selama 30tahun di dalam hidupnya menjadi sangat tidak berharga saat mendengar perkataan dari gadis yang memiliki bibir mungil itu. Enzy menatap dingin Naomi yang tengah berjalan di depannya. Matanya kemudian sibuk memcermati pakaian Naomi yang terlihat silau di matanya. Pagi ini Naomi mengenakan baju berwarna kuning, dipadukan dengan celana berwarna hijau, belum lagi dengan sebuah tas jinjing bewarna pink.

"Hey! ada apa dengan baju mu? Apakah kamu spons ramah lingkungan?" sindir Enzy dingin.

Raut wajah Enzy terlihat begitu puas ketika membalas ejekan Naomi.

"Ha ha ha ... gitu dong Om, biar tidak suram banget wajahnya." Naomi terkekeh.

Enzy yang begitu kesal, lekas menarik lengan gadis yang sudah dua hari ini membuat kepalanya terasa panas. Hingga wajah mereka hanya berjarak 5cm saja. Suasana yang hening, semakin memperjelas suara detak jantung keduanya.

Pria itu begitu terperangah, menatap lekat wajah gadis yang memiliki mata lebar, bulu mata lentik dan indah. Sangat memancarkan sisi misterius sekaligus aura menawan.

Cantik! kecantikannya sama banyaknya dengan jumlah bintang di angkasa, tapi untuk menyingkat semua itu dalam ringkasan, ku sebut dia cantik! Ah! Jantungku hampir berhenti sekarang. Bathin Enzy

Melihat wajah Naomi yang merah merona membuat jantung Enzy semakin berdegup kencang.

"Aaaaaa kasian aaaaa."

Enzy mengernyitkan keningnya saat Naomi tiba-tiba bernyanyi dengan suara lantang nan sumbang dan meninggalkannya dengan langkah seribu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Enzy dan Naomi melipat bibir mereka masing-masing, berusaha menahan tawa saat mendengar penyanyi di pinggir jalan, yang menyanyi dengan suara sumbang, bahkan mengalahi suara sumbang Naomi pagi ini. 

"Tolong tahan, jangan tertawa." pinta Enzy pada Naomi.

Bahkan Enzy mencubiti lengannya sendiri untuk menahan tawanya agar tidak pecah. 

"Tarikan nadanya sudah pas, tinggal nadinya saja," celetuk Naomi.

Mata Enzy terbelalak ketika mendengar perkataan konyol dari Naomi, tubuhnya sampai berguncang. "Ha ha ha!" tawa Enzy pecah.

Semua memandang pada Enzy dengan sorot mata yang tajam. Enzy lekas menarik jemari Naomi dan bergegas meninggalkan tempat tersebut, saat menyadari bahwa kini ia menjadi pusat perhatian. 

"Kamu bisa tidak, jangan konyol ...." protes Enzy kesal, namun ada senyuman kecil di bibirnya.

"Jadi ... kita berdua, sudah aku dan kamu nih?" tanya Naomi random.

Pertanyaan sederhana yang meluncur dari mulut Naomi, membuat Enzy semakin tak bisa menguasai debaran di jantungnya.

Dari kejauhan, seseorang tengah mengintai mereka berdua dan bergegas melapor pada atasannya.

"Tuan besar, wanita itu merupakan pegawai dari HK Group yang mendapatkan penghargaan dan liburan ke Paris. Saya mengirimkan anda aktivitas tuan muda Enzy hari ini, mohon berikan saya tugas selanjutnya." Andrew melapor kepada atasannya.

"Awasi terus mereka." perintah atasannya.

Sedangkan di Indonesia, di sebuah ruangan medis. Seorang pria dengan uban yang sudah penuh menutupi kepalanya, tersenyum hangat saat melihat beberapa foto Enzy hari ini.

"Sudah lama ... sudah lama sekali, wajah kamu tidak ceria seperti ini ...." pria tua itu lekas menyeka air yang mengalir di sudut matanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Naomi semakin menjadi-menjadi menggigiti kukunya sendiri saat panggilan telfonnya yang ke tujuh kali tak juga di angkat oleh kekasihnya, Bisma. Ia bahkan tak menyadari, Enzy tak hentinya menatapnya dengan tatapan datar sejak tadi.

"Kelaperan banget atau emang doyan?" sindir Enzy.

Naomi menatap pria yang menyindirnya itu dengan penuh tanda tanya. Enzy memutar malas bola matanya saat Naomi masih tak kunjung menyadari arti sindirannya.

Pria tampan itu menunjuk ujung kukunya. "Nih!"

Naomi yang menyadari aktivitas menggigiti kukunya mengundang banyak sorot mata para pengunjung di restoran, segera membersihkan ujung jemarinya. Matanya melirik Enzy yang sedari tadi memijit pelipis matanya.

Gadis cantik itu segera menyimpan ponselnya dan kembali menikmati liburan yang tentu saja banyak meninggalkan kesan untuknya. Terutama saat ini. Dirinya mengakui, pemandu wisatanya ini patut di acungi jempol untuk memilih tempat yang menyenangkan. Alih-alih restoran mewah yang sudah biasa menjadi paket liburan, pemandu wisatanya memilih restoran dengan nuansa menyegarkan dan jauh dari kata bosan.

Bagaimana tidak, kini Naomi tengah berada di Bus Toqué. Sebuah restoran dengan konsep membawa pengunjung tur keliling Paris untuk menjelajahi jalan-jalan dan monumen-monumen paling modis di ibu kota. Di mana para pengunjung akan menemukan pemandangan terindah di Paris!

Bus Toqué sebuah restoran yang menyajikan makanan lezat dan meja dengan pemandangan! restoran yang megah di bawah atap kaca, ruangan yang terang benderang dengan pengaturan meja yang mewah.

Sumber (https://www.tripadvisor.co.id/Restaurant\_Review-g187147-d13189828-Reviews-Bus\_Toque-Paris\_Ile\_de\_France.html\#photos;aggregationId\=101&albumid\=101&filter\=7&ff\=385111444)

Baru 4 hari Naomi di Paris, akan tetapi, dengan segala keindahan yang terpampang di depan mata, membuat rasa lelahnya mengabdi pada perusahaan selama 7tahun terbayar lunas.

Enzy yang sejak tadi sudah jengkel melihat Naomi yang tidak fokus hari ini, dengan gemasnya menarik pipi chubby Naomi.

"Awh!" jerit kecil keluar dari bibir Naomi saat mendapati pipinya tengah dicubit.

"Jadi makan gak sih? Tangan saya udah gemetaran ini!" protes Enzy dengan wajah masam, namun terlihat manis di mata Naomi.

Naomi menyunggingkan senyum kecil di bibirnya, ketika melihat steak miliknya sudah dipotong kecil oleh Enzy untuk mengurangi hawa panas pada makanan.

Naomi mengunyah perlahan-lahan, tetapi tidak dengan Enzy. Belum juga lima menit, makanan di piringnya sudah tersapu bersih.

"Ah! Ini enak banget, ini namanya apa?" puji Naomi saat menyantap dessert miliknya.

"Creme Brulee, di sini dessertnya terkenal paling enak." jawab Enzy meyakinkan.

Naomi mengangguk-anggukan kepalanya untuk menyetujui ucapan pemandu wisatanya itu. Tangannya masih sibuk memotong kecil-kecil dessertnya, namun Naomi menunda untuk melahap dessertnya untuk yang kedua kalinya. Gadis cantik itu merasakan sensasi yang aneh pada tubuhnya. Nafasnya seolah tercekat di tenggorokan, rasa panas menjalar di sekujur tubuhnya.

Enzy yang mulai menyadari ada yang aneh pada Naomi, melambaikan pelan tangannya tepat di depan wajah Naomi. Namun, gadis itu seolah sibuk dengan rasa sakitnya.

"Hey Mi, are you okay?!" tanya Enzy panik.

Naomi yang sejak tadi menunduk, mulai mengangkat perlahan kepalanya.

"Sa-sakit nzy ...!" jawab Naomi sebelum tubuhnya ambruk tak sadarkan diri.

*

*

*

Bab 3

Aroma obat-obatan menyengat pada indra penciuman Naomi, gadis berbibir mungil itu perlahan-lahan mulai membuka matanya. Keningnya sedikit berkerut melihat keadaan di sekitar dan menyadari, bahwa kini ia tengah berada di Rumah Sakit. Moment ketika ia tak sadarkan diri di restaurant pun kembali. Sesekali ia meringis, kerongkongannya terasa kering dan perih. Gadis itu berusaha bangkit dari tidurnya.

"Sudah tau sakit, jangan pecicilan!" omel Enzy.

Pria bertubuh atletis itu menekan jari telunjuknya di kepala Naomi, hingga gadis itu kembali berbaring di ranjang pasien. Naomi menyipitkan matanya saat kepalanya mulai menempel kembali pada bantal yang menopangnya sejak ia pingsan.

"Lain kali bilang dong kalau ada alergi makanan, gak sayang nyawa?" Enzy kembali mengomel.

"Ya, mana aku tau kalau dessertnya mengandung Almond!" jawab Naomi yang memanyunkan bibirnya.

"Ya makanya kasih tau! Biar aku tau, apa yang harus aku pesan!" bentak Enzy.

"Ya, kamu gak nanya!" Naomi balik membentak.

"Hah!" teriak Enzy gusar.

Naomi sedikit kaget melihat Enzy yang tampak benar-benar murka. Dalam lubuk hatinya, gadis itu sebenarnya menyadari bahwa ia juga bersalah karna tidak memberi tau sejak awal. Bola matanya sembunyi-sembunyi melirik pria tampan yang sedang kesal padanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Baby, wajahmu pucat banget! Kamu sakit?" tanya Bisma pada Naomi dari seberang telfon.

Bisma kanigara, merupakan kekasih Naomi yang ia kencani sejak masih duduk di bangku SMA. Lebih tepatnya, pria itu adalah cinta pertamanya. Bagi gadis yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari ayahnya itu, Bisma adalah segalanya. Terlebih lagi, pria berlesung pipi itu memperlakukannya dengan penuh kasih sayang.

"Huhu! Iya, Beibh! alergi ku kambuh," jelas Naomi.

"Kok bisa? Terus kondisi kamu gimana Beibh? " tanya Bisma panik.

"Dessert yang aku konsumsi mengandung Almond. Tenggorokanku masih perih sih ... tapi, sudah lebih baik ...," jelas Naomi.

Bisma menghela nafas lega, ketika mengetahui pujaan hatinya baik-baik saja. Kini pria itu mengeluarkan ceramah quantum seperti biasa, saat gadisnya lalai dalam menjaga dirinya. Meskipun telinga gadis itu sudah mulai merah mendengarkan omelan dari kekasihnya, namun senyum tetap mengembang di bibir mungilnya. Bagi Naomi, omelan Bisma merupakan bentuk kasih sayang untuknya.

"Aaaaa tayang, akyu linduuu," celetuk Naomi, yang membuat Bisma terkesiap.

"Hih! Lebay!"

Samar-samar terdengar suara wanita yang menyahut gombalan Naomi pada kekasihnya, hingga membuat gadis bermata indah itu mengerutkan keningnya.

"Kamu lagi sama siapa, Beibh?" tanya Naomi.

"Ha? Aku lagi sendiri Beibh, kenapa?" Bisma balik bertanya dengan wajah bingung.

"Ah! Masa? Terus, tadi suara siapa?" tanya Naomi masih tak percaya.

"Serius ... aku sendirian! Udah ah! Jangan bikin parno ...!"protes Bisma dengan wajah panik.

Melihat wajah kekasihnya panik, Naomi mulai tertawa cekikikan. Gadis itu sudah paham betul, bahwa kekasihnya itu sangat takut dengan hal-hal mistis. Lagi-lagi kali ini ia harus mengabaikan suara asing tadi, meskipun ia benar-benar yakin mendengar suara orang lain saat mengobrol by video call dengan kekasihnya, Bisma.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Gak pegel tuh rahang?" sindir Enzy saat Naomi tak kunjung juga mengatup bibirnya.

Gadis yang tengah disindir itu, tak juga menggubris sindiran dari pemandu wisatanya itu. Saat ini, ia memilih menikmati keindahan dari Notre Dame de Paris yang merupakan salah satu tempat impian untuk dikunjunginya suatu saat nanti. Namun, siapa sangka? Kerja keras bagai kuda di kantornya justru mengantarkannya pada tempat yang selama ini hanya seperti mimpi baginya untuk dikunjungi.

"Katedral Paris! Kamu tau, Mi? Katedral ini didedikasikan untuk Perawan Maria. Keren kan," jelas Enzy.

"Sumpah! ini lebih dari keren!" puji Naomi dengan matanya yang berbinar.

Pria berhidung bangir itu tersenyum puas melihat kepuasan di mata wisatawannya.

"Katedral abad ke-13 ini juga yang menjadi latar di novel Hugo, Mi. Tapi sayang ya, kita hanya bisa lihat dari sini saja. Di tahun 2017 katedral ini mengalami kebakaran, aksesnya ditutup. Kemungkinan akan dibuka kembali sekitar Desember 2024." Enzy kembali menjelaskan.

Naomi terlihat sedikit kecewa, karna hanya bisa melihat tempat imipiannya dari luar saja. Enzy yang menyadari akan hal itu, segera menyalakan kembali mesin mobilnya. Ide di kepalanya mendadak muncul.

Sambil menyetir, sesekali Enzy menatap gadis cantik yang duduk di samping kursi kemudinya itu.

Hari ini, dia kelihatan murung. Padahal, senyumnya sangat cantik. Bathin Enzy.

Pria yang memiliki bibir kemerahan itu, menyetir dengan handal. Matanya tak juga berhenti mencuri pandang. Enzy mulai menurunkan kecepatan mobilnya saat sudah sampai tujuan dan lekas turun untuk membukakan pintu mobil untuk wisatawannya.

Naomi diam-diam tersenyum melihat service dari pemandu wisatanya, karena ini pertama kalinya Enzy memperlakukannya dengan sangat manis.

"Wah!" jerit Naomi, saat tiba di taman bermain.

Mata gadis itu seketika berbinar kembali, saat Enzy membawanya berwisata di Jardin d'Acclimatation. Sebuah taman hiburan yang sudah lama berdiri dengan wahana, area bermain, kegiatan berkuda, dan juga lokakarya.

"Thank's ya! Moodku kembali." ucap Naomi dengan senyum sehangat mentari pagi, sambil memeluk lengan pemandu wisatanya.

Pelukan kecil di tambah senyum sehangat mentari yang tidak Naomi sadari, tengah membuat pemandu wisatanya berdebar-debar.

Oh shit! Kenapa ini? Jantungku seperti mau meledak! bathin Enzy menjerit.

Naomi mulai berlarian kesana kemari, menikmati taman bermain seolah milik pribadinya. Sementara Enzy hanya menunggunya dari kejauhan, karena pria dengan brewok tipis itu tidak begitu menyukai taman bermain.

Hampir dua jam Enzy menunggu Naomi yang tak hentinya kesana kemari, seolah energinya tak berkurang sedikitpun. Menit, detik, kian berlalu. Mata pria itu akhirnya membulat, ketika gadis pemilik senyuman hangat itu menghampirinya.

"Udah selesai?" tanya Enzy.

Naomi menganggukkan kepalanya, ia tampak sangat kelelahan. Bulir-bulir keringat mulai turun dari keningnya. Melihat hal itu, Enzy lekas menyodorkan sebotol air mineral yang langsung saja disambar oleh Naomi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Oh, sudah pasti selingkuh."

Jawaban singkat, padat, dan jelas dari Enzy untuk pertanyaan yang dilontarkan Naomi. Gadis itu baru saja bercerita tentang suara wanita yang terdengar dari kamar kekasihnya, saat mereka melakukan video call kemarin.

"Ah! yang bener aja. Gak mungkin deh." balas Naomi yang tidak yakin akan jawaban dari Enzy.

"Hadeh, Mi. Kamu udah berjuang keras agar aku mau dengerin curhatanmu, tapi kamu malah gak mempertimbangkan jawaban dari tempat curhatmu," protes Enzy.

"Ya, enggak gitu juga, Nzy. Maksudnya itu, aku kan udah kenal lama sama Bisma. Udah tau dia itu sampai ke akar-akarnya. Jadi ... ya, aku yakin aja hal itu gak mungkin ...," sahut Naomi.

"Kalau yakin, kenapa mesti curhat? Ini aja udah nunjukin kalau kamu ragu."

Naomi menyilangkan kedua tangannya dan menggigit ujung bibirnya, wajahnya mulai tampak ragu.

"Tapi, wajar aja kan ekspresinya seperti itu. Karna dia itu emang penakut banget sama yang mistis-mistis, Nzy." Naomi lagi-lagi menyangkal kecurigaannya.

Enzy mulai menghembuskan nafasnya, berusaha menekan emosinya yang mulai merangkak keluar. Ditatapnya gadis yang tengah dilema di hadapannya. Matanya terlihat sendu.

"Itu hanya alasannya aja. Bukan baru satu kali kan hal ini terjadi? Sudah sering kali. Jika kekasihmu itu benar-benar penakut, pasti sudah lama dia pindah dari apartemennya." terang Enzy.

"Buktinya? Dia adem ayem aja tuh di apart nya. Masa sih, di bagian ini aja kamu gak paham. Kamu sedang dipermainkan, Mi," sambung Enzy.

*

*

*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!