ASSALAMU'ALAIKUM DAN SELAMAT PAGI BAGI PARA PEMBACA
MAAF PENULIS HARUS DI HENTIKAN, ADA BEBERAPA CERITA YANG TERHAPUS DALAM CATATAN SAYA.
SAYA MOHON MAAF SEKALI LAGI, MUNGKIN CERITA AKAN TERULANG KEMBALI DAN JALAN CERITA JUGA SEDIKIT BERUBAH
ADA CERITA YANG DI DI TAMBAHKAN JUGA BEBERAPA CERITA YANG AKAN DI BUANG, DAN CERITA AKAN DI ULANG DARI BAB PERTAMA
SEKALI LAGI SAYA MOHON MAAF, TERIMA KASIH ATAS PENGERTIANNYA 🙏🙏
AKAN MULAI UPDATE TANGGAL 16 BUKAN INI, MOHON DITUNGGU
TERIMA KASIH😘💕
Pesta Di Kediaman Count Canute
Dione Alroy Bahram, Putri Mahkota Dari Kerajaan Galaxium. Putri Yang Cantik Dan Elegan, Juga Pintar Tapi Sayang, Watak Dan Perilaku Putri Sangat Tidak Baik, Ia Di Sebut Antagonis Sejati
Bukan Hanya Membuat Orang Di Sekitarnya Kesusahan Tapi, Ia Membuat Beberapa Orang Masuk Ke Dalam Penjara Hanya Karena Masalah Sepele.
Berpesta, Boros, Selalu Rusuh Di Manapun Dia Berada, Semua Yang Dia Lakukan Hanya Untuk Menarik Perhatian Ayahnya, Raja Gevarnest Arloy Bahram Yang Sangat Dingin Dan Tidak Perduli Pada Apa Yang Di Lakukan Putra Putrinya
>>>
Putri Sedang Berjalan Menghampiri Minuman Yang Berada Di Atas Meja, Seorang Pria Melihat Putri Dari Jauh
Brukk....
Putri Jatuh Pingsan Setelah Meminum Minuman Yang Berada Di Atas Meja, Putri Melihat Pria Itu Dengan Matanya Yang Mulai Tertutup
2 Hari Kemudian
Putri Membuka Matanya
"Apa Aku Hidup Lagi?" Melihat Sekitar Sambil Mencoba Bangun
"Haa.. Yang Benar Saja, Apa Aku Terlahir Kembali? Atau Kah, Masuk Ke Dalam Tubuh Yang Sekarat Lagi?" Duduk Lalu Memejamkan Mata
Melihat Semua Ingatan Dione
Membuka Mata
"Sialan, Tidak Bisakah Aku Terlahir Kembali" Cerutu Dione Dalam Diam
"Kau Sudah Bangun"
Dione Terkejut, Ia Melihat Pria Di Sampingnya "Kau, Apa Yang Kau Lakukan Padaku?!"
"Menurutmu?" Senyum
"Yak, Aku Minta Untuk Terlahir Kembali Bukan Masuk Ke Dalam Tubuh Yang Sekarat Lagi, Kau Ingin Mengulang Masa Lalu Yang Menyebalkan Itu Hah" Kesal
"Ayolah Ra..Dione, Sekarang Nama Mu Adalah Dione Arloy Bahram"
"Aku Tidak Perduli, Aku Mau Terlahir Kembali Bukan Masuk Ke ...."
Pintu Kamar Terbuka
Dione Dan Clerico (Naga Dalam Wujud Manusia) Melihat Ke Arah Pria Tampan Paruh Baya Yang Terlihat Khawatir
"Dia Ayah Mu Di Dunia Ini" Ujar Clerico (Hanya Dione Yang Bisa Mendengar)
"Aku Tidak Perduli Dia Ayahnya Siapa" Kesal
"Hidupnya Tidak Sampai Setahun"
"Terus" Jengkel (Melirik)
Pria Paruh Baya Itu Masuk Dan Langsung Memeluk Dione
Dione Bingung "Apa Ini? Bukanya Dia Tidak Perduli Pada Putrinya, Seharusnya Di Bahagia Putrinya Sekarat?"
"Terima Kasih, Terima Kasih Kau Sudah Bangun" Ujar Gevarnest
"He!?
Gevarnest Menatap Dione "Kau Baik-baik Saja Putri?"
"Coba Saja Kau Pura-pura Hilang Ingatan, Mungkin Kau Akan Menemukan Jawaban Kenapa Ayahmu Tidak Perduli Pada Mu Dan Keempat Saudara Laki-laki Mu"
"Dia Bukan Ayahku" Kesal
Dione Menatap Gevarnest "Tidak Mungkin Aku Pura-pura Hilang Ingatan, Itu Tidak Masuk Akal" Batin Dione
"Kalau Begitu.." Mencoba
"Ayah Kepala Ku Sakit, Ayah Di Mana Ibu?" Ujar Dione Pelan
Semua Terkejut
"Phuftt" Tawa Clerico
Dione Menatap Tajam Clerico
"Putri" Panggil Gevarnest
Dione Kaget, Ia Menatap Gevarnest
"Berapa Umurmu Sekarang?"
Dione Bingung
"Ibu Mu Meninggal Saat Kau Berumur 7 Tahun" Ujar Clerico
"He!!! Sial" Dione Kaget
"Benar Juga" Ingatan Kematian Ratu Terlintas
"Haa, Sial" Ia Bingung Harus Jawab Apa
Dione Berpikir Keras "Tadi, Tadi Ibu Datang, Ibu Ingin Aku Mengikutinya" Gagap
Gevarnest Langsung Memeluk Dione
"Kerja Bagus Dione"
"Kerja Bagus, Kepala Mu Kosong" Kesal
Clerico Berdiri "Aku Harus Pergi"
"Apa Maksud Mu Pergi!!? Kau Mau Pergi Ke Mana?!"
"Ke Suatu Tempat, Ah Dan Ada Seseorang Yang Kau Kenal Di Sini, Jadi Cepat Temui Dia Sebelum Terlambat" Perlahan-lahan Mulai Menghilang
"Siapa? Woe Bilang Dulu Siapa?"
"Terima Kasih Atas Kebebasan Yang Kau Berikan, Buatlah Kehidupan Kelurga Yang Kau Inginkan Di Dunia Ini" Ucap Terakhir Clerico
"Maafkan Aku, Ini Semua Salahku" Ujar Gevarnest
Dione Hanya Diam Tidak Bereaksi Apa-apa
Malam Pun Tiba
Ruang Kerja Raja
"Bagaimana Keadaan Putri?"
"Purti Mahkota Sudah Baik-baik Saja Yang Mulia, Sekarang Putri Sudah Tidur Setelah Selesai Meminum Obatnya" Jawab Rider Wizards (Ksatria Pribadi Raja)
"Haa, Ada Yang Aneh Dengan Putri" Batin Gevarnest Sambil Melihat Lukisan Dione
<<<
Setelah Clerico Pergi Dione Menjadi Diam, Ia Bingung Dan Berfikir Keras Harus Apa Dan Berbuat Apa Dan Harus Menjawab Apa Pada Pertanyaan Gevarnest
Kerena Terlalu Berfikir Keras, Dione Pun Pingsan
>>>
Tengah Malam
Dione Berdiri Di Balkon Kamarnya, Dengan Seorang Dayang Yang Berdiri Di Belakangnya
"Kehidupan Ketigaku" Dione Sambil Melihat Langit, Ia Melirik Dayang Pribadi Yang Berda Di Belakangnya
"Siapa Nama Mu?"
Lucy Kaget Juga Bingung "Lucy Sutois Yang Mulia Putri" Jawab Lucy Membungkuk
Dione Melirik Lucy, Lalu Melihat Ke Arah Gerbang (Pintu Masuk Kediaman Putri)
"Maaf"
"Ya!!?" Lucy Kaget
"Atas Bekas-bekas Luka Yang Ada Di Tubuh Mu"
"Pertama-tama Aku Harus Mengakrabkan Diri Deng Situasi Di Sini Juga Akrab Dengan Beberapa Orang Di Sini"
Lucy Menunduk Sambil Melihat Memar Di Tangannya Karena Di Lempar Dione Dengan Vas Bunga, Beberapa Lainnya Karena Benda Atau Air Panas Yang Sengaja Di Lepaskan Dione Dari Tangannya Lalu Mengenai Tangan Dan Kaki Lucy
"Itu..Tidak Apa-apa Yang Mulia"
Dione Tersenyum Kecil "Naga Sialan, Setidaknya Masukan Aku Ke Dalam Tubuh Anak Yang Masih Kecil, Orang Miskin, Atau Hewan Juga Tidak Apa-apa, Ini Malah Ke Tubuh Putri Mahkota Yang Watak, Prilaku, Sikap Dan Sifatnya Sebelas, Dua Belas Dengan Alana" Menatap Langit
"Terkutuklah Kau Clerico" Mengpalkan Tangan
"Putri" Panggil Lucy
"APA?" Suara Keras
Lucy Terkejut, Ia Mundur Beberapa Langkah Ke Belakang
"Ah, Maaf" Memegang Kepala
"Tidak Apa-apa" Lucy Menunduk
"Haa, Sial, Siall, Sial, Sifat Wanita Ini!!!" Dione Kesal Sendiri
Info:
\- **TULISAN TEBAL** : Berbicara sendiri / Batin
\- *TULISAN MIRING* : Berbicara Melalui Mata / Pikiran / Telepati
\- TULISAN BESAR : Berbicara keras / Membentak
"Hey Lucy" Panggil Dion
Lucy Terkejut "Iya Yang Mulia?"
Dione Menatap Lucy "Sepertinya Racun Itu Membuat Beberapa Ingatan Ku Terganggu, Jadi Akan Ada Beberapa Pertanyaan Yang Akan Ku Ajukan Padamu Tentang Semua Orang, Tempat Di Kediaman, Di Istana Maupun Luar Istana"
Lucy Kaget "Baik Yang Mulia Putri, Tanyakan Saja Semua Pada Saya, Saya Akan Menjawab Semuanya"
"Terima Kasih" Dione Pergi
Lucy Kaget, Iya Mundur Lagi "Sa, Sama-sama Yang Putri Mahkota Dione" Membungkuk
Dione Mengerutkan Keningnya, Ia Pun Masuk Ke Dalam Menuju Ke Arah Ranjangnya
Melihat Sekitarnya "Gila, Semua Barang-barang Di Sini Emas" Kaget
Duduk Di Kasur "Yah Aku Bisa Melihat Bagaimana Borosnya Dia (Dione Asli)" Berbaring
"Mengambil Apa Yang Ia Inginkan, Walaupun Itu Sudah Menjadi Milik Orang Lain" Melihat Langit-langit Ranjang Yang Terlapisi Emas
Melihat Bingkai Lukisannya Yang Dari Emas
"Hebat, Kerajaannya Tidak Bangkrut" Melihat Lukisan Pemandangan Yang Juga Bingkainya Dari Emas
"Aku Jadi Penasaran, Seluas Dan Sekaya Apa Kerajaan Ini" Menutup Mata
2 Menit Kemudian, Dione Tertidur
Paginya
Dione Sedang Sarapan Di Kamarnya
"Putri Mahkota Dione" Panggil Lucy Pelan
Dione Menatap Lucy
Lucy Kaget, Ia Langsung Menunduk "Maaf, Tapi Itu..."
Dione Mengerutkan Keningnya "Apa Kau Tidak Bisa Bicara Dengan Baik?"
Dione (Palsu) Tidak Suka Orang Yang Penakut
"Maafkan Saya" Membungkuk
Dione Melihat Makanannya "Ada Apa?"
"Yang Mulia Raja"
Dione Terhenti
"Beliau Ingin Putri Mahkota Makan Di Ruang Makan Besar (Ruang Makan Anggota Kerajaan Yang Terletak Di Istana/ Kediaman Raja), Beliau Juga Ingin Putri Untuk Istirahat Di Sana Sementara" Lanjut Lucy Gugup
"Katakan Pada Yang Mulia Raja, Aku Tidak Mau Dan .... Katakan Saja Aku Masih Pusing Dan Lainya" Jawab Dione
"Baik Yang Mulia Putri" Jawab Lucy Sambil Menunduk
"Sekarang Pergi" Lanjut Makan
Lucy Kaget "Ba,Baik" Membungkuk Dan Langsung Berbalik Keluar Dari Kamar
Lucy Menutup Pintu Kamar Dione "Huftt" Memegang Dadanya Yang Berdegup Kencang
Lucy Menatap Pintu Kamar Dione "Entah Kenapa, Aura Dan Tatapan Putri Lebih Menakutkan Dari Sebelumnya Tapi, Cara Bicara Dan Sifatnya Tidak Buruk, Tekanan Suara Putri Juga Terdengar Lebih Lembut, Apa Hanya Perasaanku Saja Ya?"
"Nona Lucy" Panggil Pelayan Yang Menunggu Di Depan Kamar Dione
"Ya!!" Jawab Lucy Kaget
"Anda Baik-baik Saja? Apa Anda Terluka?" Tanya Salah Satu Pelayan
"Tidak, Aku Baik-baik Saja" Jawab Lucy Sambil Tersenyum Lembut
"Haa, Seandainya Putri Mahkota Dione Selembut Nona Lucy" Ujar Salah Satu Pelayan
"Benar" Jawab Pelayang Lainya Mengangguk
Lucy Hanya Tersenyum
"Kalian Benar" Dione Membuka Pintu
Semua Terkejut, Lucy Berbalik
"Alangkah Bagusnya Putri Mahkota Kalian Ini Selembut Lucy, Agar Kalian Semua Dengan Leluasa Mengambil Semua Barang-barang Yang Ada Di Kediamanku Dan Aku Hanya Tersenyum Melihat Itu" Dione Menatap Tajam Para Pelayan
Prang...
Semua Orang Terkejut Juga Takut
Dione Melempar Piring Bekas Makanannya Yang Niatnya Ingin Di Berikan Pada Lucy Sambil Meminta Maaf Dan Berterima Kasih Karena Masih Bertahan Di Sisinya Walaupun Ia Selalu Bersikap Jahat Dan Kasar.
"PERGI" Bentak Dione
Semua Terkejut Karena Mendengar Suara Bergema Dione, Dione Berbalik Masuk Ke Kamarnya Dan Menutup Pintunya Dengan Kuat
Semua Kaget
Semua Pelayan Takut
"Bagaimana Ini, Putri Mahkota Sangat Marah" Ujar Salah Satu Pelayan Takut
Lucy Berbalik Menatap Para Pelayang "Mencuri Barang-barang Putri!?"
"Kalian Mencuri Barang-barang Di Kediaman Putri?" Tanya Lucy
Para Pelayan Terdiam, Mereka Saling Memandang
"Beberapa Pelayang Melakukan Itu, Karena Gaji Kami Selalu Di Potong Oleh Kepala Pelayan Kediaman Putri" Jawab Salah Satu Pelayan.
Lucy Dan Dione (Mendengar Dari Balik Pintu) Terkejut
"Apa!!?" Lucy Kaget
"Ada Juga Beberapa Dari Kami Tidak Mendaptkan Gaji, Nona" Lanjut Salah Satu Pelayan Mulai Menangis
Dione Membuka Pintu
Semua Kaget
"Dimana Kepala Pelayan Itu?" Tanya Dione Penuh Tekanan
"Dia, Dia Tidak Ada Di Kediaman, Putri?" Jawab Pelayan
"Di Mana Kamarnya?" Tanya Dione Lagi
"Mari Yang Mulia Putri" Para Pelayan Mempersilahkan Dione Untuk Berjalan Di Depan Mereka
Mereka Menuju Kamar Kepala Pelayan
Sampainya Di Depan Kamar Kepala Pelayan, Salah Satu Pelayan Membuka Pintu Kamar Kepala Pelayan Tapi Pintunya Terkunci
"Minggir" Dione Maju Ke Dapan Dan Langsung Menendang Pintunya
Semua Terkejut, Pelayan Lain Mulai Berkumpul
Dione Masuk Ke Dalam Kamar, Mereka Semua Terkejut Melihat Kamar Kepala Pelayan Yang Begitu Mewah Dan Kamarnya Juga Begitu Luas
"Apa Kamar Pelayan Sebesar Ini?" Tanya Dione
"Tidak Yang Mulia, Ini Terlalu Besar" Jawab Lucy
Dione Melihat Tembok, Ia Lalu Tersenyum "Berani Sekali Dia Mengotak-atik Kediaman Putri Mahkota, Bosan Hidup Rupanya" Melihat Bekas Tembok Yang Di Hancurkan (Dua Ruangan Di Jadikan Satu)
Susy (Kepala Pelayana) Yang Baru Kembali Dari Membeli Barang-barang Pribadinya, Berlari Ke Arah Kamarnya Dengan Cepat Karena Mendapat Kabar Bahwa Kamarnya Di Buka Secara Paksa Oleh Para Pelayan.
Susy Masuk "APA-APAAN KALIAN!!" Teriak
Semua Berbalik Melihat Susy
"Berani Sekali Kalian..." Susy Terkejut Melihat Dione
"Yang Mulia Putri Mahkota!!?" Barang-barangnya Terlepas Dari Tangannya, Ia Segera Berlutut
"Saya, Saya Memberi Salam Pada Yang Mulia Putri Dione" Ujar Susy Takut
Info:
\- **TULISAN TEBAL** : Berbicara sendiri / Batin
\- *TULISAN MIRING* : Berbicara Melalui Mata / Pikiran / Telepati
\- TULISAN BESAR : Berbicara keras / Membentak
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!