NovelToon NovelToon

Pengorbanan Dan Cinta

Awal

Tit tit tit

Suara alat medis itu membangun kan gadis cantik bermata biru itu, Ia mengucek matanya berharap itu hanya mimpi buruk baginya.

Namun ternyata yang Ia lihat adalah sebuah kenyataan dimana ibu nya tercinta harus terbaring lemah di kamar rumah sakit.

Mata nya begitu sebab karna dari semalam Ia terus menangis Ia berharap keajaiban menghampiri nya dan membuat ibunya sadar kembali.

"Bu ayo bangun," ujar nya lirih sambil mengelus tangan bu Bianca dengan lembut.

Tak terasa air mata nya mengalir begitu saja Ia sangat sedih melihat ibu nya yang begitu pucat dan sudah dua hari tidak sadarkan diri Dokter mengatakan kalo ibu nya koma.

Bu Bianca terjatuh dari tangga dan mengalami pendarahan di otak kini wanita itu terbaring koma.

Gadis bernama lengkap Nadhira Kanza Aulia itu hanya bisa pasrah dengan keadaan meski Ia masih berduka karna kepergian Ayah nya yang meninggal karna kecelakaan kini Ia harus kembali berduka.

"Nak kamu bukannya harus kuliah pagi ini?" ucap tante Hana wanita paruh baya itu adalah adik kandung dari ibu nya dan hanya beliau satu satu nya keluarga baginya meski masih ada kakak dari Ayah nya namun Ia sama sekali tidak dekat dengan mereka.

"Aku gak ke kampus kaya nya tan," ucap Nadhira sendu.

Tante Hana pun menghela nafas lalu mendekati gadis itu Ia tahu pasti Nadhira sangat sedih dengan apa yang terjadi namun Ia harus bisa membuat gadis itu bangkit dan bersemangat meraih mimpi nya.

"Dari kemarin kamu tidak ke kampus apa kamu tidak sayang dengan ibu mu yang sudah susah payah membiayaimu hingga saat ini," ujar nya membuat Nadhira terdiam.

Bu Bianca sangat berharap anak semata wayang nya itu bisa lulus dengan nilai terbaik dan mendapat pekerjaan yang layak seperti cita cita Nadhira selama ini.

"Lalu bagaimana dengan ibu?"

"Biar tante yang menunggu nya di sini kamu tenang saja kalo ada apa apa tante akan segera menghubungi kamu."

Nadhira pun mengusap wajah nya Ia pun bangkit lalu pamit.

"Bu aku ke kampus dulu ya aku akan segera kembali jika selesai kelas," ujar nya sambil mencium kening bu Bianca.

Lalu Ia pun pamit pada tante Hena dengan mencium tangan wanita paruh baya itu, tante Hana tahu kalo Nadhira pasti sangat terpaksa meninggalkan tempat itu.

"Aku pamit dulu tan. Tolong jaga ibu," pinta nya dan wanita itu pun mengangguk.

Setelah pamit Nadhira pun pamit pergi Ia langsung memesan taxi agar bisa cepat sampai rumah namun saat taxi itu datang malah ada orang yang menyerobot masuk ke dalam taxi.

"Lho saya yang pesan kenapa anda ikut masuk," ucap Nadhira kesal dengan pria itu.

Bukan cuma gadis itu yang kesal namun pria itu pun sama Ia tidak terima dengan tuduhan Nadhira Ia pun malah balik marah.

"Lho saya duluan ya mbak yang pesan jadi jangan ngada ngada," ucap pria itu.

Nadhira pun menghela nafas Ia pun menanyakan pada sopir siapa yang sudah pesan taxi itu.

"Maaf pak ini taxi nya atas pesanan siapa ya?"

"Atas nama Pak Dylan," jawab nya dan Nadhira pun segera turun Ia merasa malu karna sudah salah.

"Maaf," ucap nya sambil menunduk sedangkan Dylan tidak menjawab langsung saja menyuruh supir pergi.

"Berangkat Pak," ucap nya.

Taxi pun pergi meninggalkan gadis itu yang masih mematung rasanya Ia ingin menghilang saat ini juga pikir nya.

"Astaga malu banget rasanya. Kenapa aku gak tanya dulu sebelum masuk tadi," gumannya sambil menutup matanya dengan telapak tangan nya karna malu.

Tak berselang lama taxi yang di pesan nya pun datang Ia pun langsung masuk dan menyebutkan alamat rumah nya kebetulan Ia ada kelas jam 10 pagi masih ada waktu dua jam sebelum masuk jadi Ia memutuskan untuk pulang dulu.

Lima belas menit kemudian Ia pun sampai di depan sebuah rumah sederhana bercat biru kusam.

Rumah itu sudah sangat tua namun itulah peninggalan sang Ayah meski terlihat kecil dan namun Ia sangat nyaman tinggal di sana karna di rumah itu banyak sekali kenangan bersama kedua orang tua nya.

Nadhira mengerutkan kening nya melihat pria berjas hitam berdiri di depan rumah nya lantas ia pun mendekat sambil bertanya siapa pria itu dan ada urusan apa?

"Maaf cari siapa ya?" tanya Nadhira penasaran.

"Saya Dion mau cari Mbak Bianca apa beliau masih tinggal di sini?" tanya pria itu.

Nadhira pun bingung harus bagaimana karna Ia tidak mengenal sama sekali pria paruh baya itu, dalam hati nya bertanya tanya apa mungkin mereka rentenir yang mau menagih hutang bisa saja orang tuanya meminjam uang pada mereka tanpa sepengetahuan nya.

"Maaf ada perlu apa ya sama ibu saya?" tanya Nadhira Ia benar benar ketakutan.

"Pasti kamu Nadhira ya?" ucap pria paruh baya itu menatap Nadhira dari bawah sampai ke atas.

"Saya istri ingin bertemu dengan Mas Andre dan Mbak Bianca dulu kami mempunyai janji yang harus di tempati," ucap pria bernama Dion itu.

"Janji? apa buktinya kalo anda kenal dengan ibu saya?"

Nadhira tidak mau percaya begitu saja dengan orang yang baru di kenal nya itu Ia takut kalo pria tua itu hanya mengada ngada.

Pria itu mengeluarkan sebuah poto dimana ada empat orang di sana dan Ia pun percaya kalo orang tua nya mengenal mereka.

"Nah ini saya, istri saya Diana, Mas Andre dan Mbak Bianca, " jelas nya menunjuk satu persatu wajah di poto itu.

Nadhira pun akhirnya percaya kalo pria itu teman dari orang tuanya dan Ia pun memberi tahu kalo ibu nya sedang berada di rumah sakit saat ini karna koma.

"Ibu sedang sakit dan sekarang ada di rumah sakit jika bapak ingin bertemu bapak bisa datang ke sana dan kalo Papa sudah meninggal beberapa bulan yang lalu," ucap nya.

Pak Dion pun nampak kaget mendengar nya Ia tidak menyangka kalo Bianca sedang terbaring di rumah sakit karna memang mereka sudah lama tidak bertemu apalagi Dion dan istri nya sering bolak balik Jakarta Jogja jadi sibuk bekerja terakhir ketemu 3 tahun lalu.

"Di rumah sakit mana?"

"Pelita kasih ruang mawar no 13," jelas nya dan pak Dion pun langsung pamit setelah tahu Bianca ada di sana.

Nadhira pun masuk ke dalam rumah tak lupa mengunci pintu ruang tamu setelah tamu nya pergi.

Ia bersiap untuk pergi ke kampus setelah mandi dan rapi Ia pun mebenarkan baju kemeja nya lalu Ia pun keluar dari rumah dan mendorong motor kesayangan nya meski sudah tidak bagus namun itu satu satu nya kendaraan nya itu pun peninggalan bapa nya.

.

.

Kelanjutan dari Novel ku Pengantin Pengganti

Jangan lupa like dan komen ya guys.

Harus operasi

Sesampai nya di kampus Ia langsung saja masuk ke dalam kelas untung saja Ia tidak telat namun Ia nampak kaget saat melihat dosen baru yang menggantikan Pak Bobi siang ini ternyata pria adalah orang yang tadi bertemu dengan nya.

'Astaga mampus kenapa dia ada di sini?" gumannya.

Ia masih sangat malu jika bertemu langsung dengan orang itu maka dari itu sengaja menunduk tidak berani menatap dosen baru nya itu.

Suara pujian terdengar dari teman teman satu kelas nya mereka memuji ketampanan Dosen muda itu, bukan hanya teman teman nya Nadhira pun mengakui hal itu namun karna kesalahan nya Ia merasa tidak punya muka.

Kelas pun selesai kini Nadhira harus segera kembali ke rumah sakit Ia berniat segera memesan taxi agar bisa sampai di sana.

Namun baru saja Ia mengambil ponsel tiba tiba saja Seno menghampirinya pria yang sudah dua tahun menjadi kekasih nya itu tidak tahu kalo ibunya Nadhira sakit.

"Kenapa buru buru apa ada sesuatu terjadi?"

"Ibu ku sakit," jawab nya membuat Seno melebarkan matanya kaget.

"Dari kapan kenapa tidak cerita sama aku?" tanya Seno.

"Beberapa hari yang lalu. Maaf gak kasih tahu kamu karna aku tahu kamu sibuk," ucap nya merasa tidak enak.

"Ayo aku antar," ucapnya.

Nadhira yang terburu buru masuk ke dalam mobil Seno dan mobil pun melaju kencang meninggalkan kampus.

"Ibu sakit apa?" tanya Seno melirik kekasih nya itu.

"Jatuh dari tangga dan udah beberapa hari koma," jawab nya sendu.

Seno pun menggenggam tangan gadis Nadhira yang nampak dingin lalu meremasnya pelan Ia tahu pasti gadis itu sedang sangat cemas saat ini.

"Kamu tenang ya semua akan baik baik saja," ucap nya berusaha menenangkan gadis itu.

Beberapa saat yang lalu tante Hana menghubunginnya mengabarkan kondisi ibu nya yang semakin memburuk.

"Aku takut," ucap nya lirih.

"Kamu tenang aku akan selalu di samping kamu," ucap nya tulus.

Nadhira hanya menunduk menahan air mata nya Ia berharap ibu nya bisa cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi dengan nya karna Ia tidak punya siapa siapa lagi.

"Oh ya ibu ku mengundang kamu datang ke rumah.Nanti kalo kamu ada waktu," ucap Seno namu Nadhira nampak diam lalu menarik tangan nya sungguh Ia tidak mau datang lagi kesana namun Ia tidak enak dengan Sean.

Ia pernah datang ke rumah Seno keluarga nya berpura pura baik padanya saat ada Seno namun saat Seno tidak ada mereka menyuruh nya meninggalkan Seno mereka tidak setuju dengan hubungan mereka.

"Maaf aku tidak bisa datang aku harus mengurus ibuku di rumah sakit," ucap nya menjadikan itu sebagai alasan padahal Ia memang sudah tidak mau datang.

"Ayolah Ra ini kesempatan buat kamu agar bisa lebih dekat sama calon mertua kamu, kamu bisa meminta tante Hana menunggu ibu mu sebentar selama kamu pergi," ucap Seno sedikit memaksa.

Nadhira pun hanya diam Ia kesal karna Seno selalu saja memaksa nya seharusnya Seno mengerti keadaan nya sekarang

Sesampainya di sana Ia langsung berlari meninggalkan Seno yang masih di tempat parkir Seno pun mengerti pasti Nadhira sangat mencemaskan ibunya namun yang Nadhira rasakan bukan hanya itu Ia juga kesal dengan Seno.

Nadhira langsung membuka pintu kamar rawat ibunya masih terbaring koma namun bibi nya langsung mengajak nya keluar untuk membicarakan sesuatu pada gadis itu.

"Ada apa tan.Ibu gimana bukannya tadi kritis?"

"Ibumu sudah melewati masa kritis nya," ucap tante Hana tersenyum penuh syukur.

Nadhira pun bisa bernafas lega mendengarnya sungguh Ia tidak bisa membayangkan apa jika terjadi sesuatu dengan ibunya.

"Namun ibumu harus di operasi ada pendarahan di otak dan kata dokter biaya nya sekitar 45 juta."

Nadhira pun kembali lemas Ia bingung harus mencari uang kemana untuk biaya rumah sakit ibunya apalagi sekarang harus operasi rasanya Ia merasa tidak seperti jeli lemas tidak berdaya.

"Dari mana aku bisa mencari uang sebanyak itu," ucap Nadhira lirih Ia tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa begitu juga dengan tante nya karna beliau juga baru saja terkena musibah mana bisa membantunya.

"Maafkan tante nak tidak bisa membantu kamu tahu kan seminggu yang lalu Mas mu kecelakaan dan harus bertanggung jawab karna memakai mobil rental," ucap tante nya mengingat musibah yang di alami oleh anak kedua nya.

Nadhira pun mengerti dengen kondisi keuangan tante nya yang sama sama sedang sulit.

"Gak papa tan aku akan cari pinjaman ke tempat kerja ku dan mungkin aku akan menjual motor peninggalan bapak," ucap nya karna tidak ada pilihan lain apalagi uang nya harus ada secepat nya agar operasi nya bisa di lakukan dengan cepat.

Tante Hana pun pulang di jemput oleh suami nya dan kini hanya gadis itu yang ada di sana sedangkan Seno entah kemana pria itu karna tidak menyusulnya sama sekali mungkin saja pemuda itu marah padanya dan langsung pulang

"Bu bangunlah aku sedang bingung sekarang," ucap nya lirih sambil mengusap air matanya.

Tiba tiba pintu ruangan terbuka terlihat seorang suster masuk namun Ia bingung karna bukan cuma suster melainkan ada dua orang di belakang nya seperti nya suami istri.

Nadhira akhirnya ingat kalo pria paruh baya itu orang yang tadi pagi datang ke rumah nya untuk mencari ibunya.

"Apa yang terjadi dengan mbak Bia kenapa bisa seperti ini?" tanya wanita itu sambil menangis mendekati ibunya dan sang pria pun menenangkan nya.

"Tenang sayang semua pasti akan baik baik saja," ucap pak Dion.

Mereka pun menatap Nadhira lalu wanita itu memeluk nya sontak saja Nadhira kaget karna tidak tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan di sana karna Ia tidak mengenal mereka sama sekali.

Kini mereka duduk di taman Nadhira mendengarkan apa yang akan sepasang suami istri itu katakan.

"Nak kami teman nya ibu dan ayah kamu maaf saat ayah kamu meninggal tidak datang kami sedang ada di luar negri dan baru tahu kemarin," ucap wanita paruh baya itu.

"Oh iya kenalkan saya Diana dan ini suami saya Dion, dulu saya dan mbak Bia juga Mas Andre berteman dekat sebelum akhirnya kami pindah ke Jakarta," lanjut wanita bernama Diana itu.

Nadhira pun hanya mengangguk saja Ia ingat cerita orang tuanya tentang mereka dimana papa nya merelakan wanita bernama Diana itu di saat hari pernikahan nya karna mereka tidak saling mencintai.

"Kami akan sudah mendengar apa yang dokter katakan dan kami juga sudah membayar semua biaya operasi dan juga rawat inap sampai ibu kamu sembuh," ucap Pak Dion.

Nadhira pun langsung menatap mereka dengan linangan air mata jujur ia sangat bersyukur sekali atas bantuan dari mereka.

"Apa kalian malaikat yang menyamar sebagai manusia?"

Pulang ke rumah

"Apa kalian malaikat yang menyamar sebagai manusia?"

Sepasang suami istri itu tertawa mendengar Nadhira berkata seperti itu,bagaimana bisa Ia menganggap mereka seperti malaikat.

"Kamu tuh ada ada saja deh, sudah menjadi kewajiban kami membantu kamu dan ibu mu karna mereka dulu juga sering membantu kami," ucap wanita itu.

Rasanya seperti mimpi di saat Ia sedang kebingungan tiba tiba saja sebuah keajaiban datang menghampiri nya sungguh sangat kebetulan sekali.

Nadhira sangat bersyukur ternyata orang tuanya berbuat baik di masa muda mereka sehingga di masa sekarang kebaikan itu di rasakan oleh nya.

"Saya tidak tahu harus berbuat apa yang jelas saya sangat berterima kasih dan maaf sudah merepotkan," ucapnya sambil mengusap air matanya yang terus mengalir entah lah apa yang Ia rasakan yang jelas rasanya campur aduk antara senang sedih dan juga terharu begitu juga dengan rasa syukur nya yang begitu besar.

Wanita itu mendekat lalu membawa Nadhira ke dalam pelukan nya, Ia sangat tahu bagaimana perasaan Nadhira karna Ia juga pernah mengalami nya dulu saat nenek nya sakit.

"Panggil saya tante Diana dan jangan sungkan anggap kami sebagai orang tua kamu sendiri," ucap nya mengusap bahu Nadhira pelan.

Tangis nya pun semakin deras Ia tidak menyangka akan bertemu dengan mereka sekali lagi Ia sangat bersyukur.

"Menangis lah bila itu membuat mu sedikit tenang," ucap nya melepas pelukan nya lalu memberikan sapu tangan pada nya.

🍀🍀🍀

Beberapa hari berlalu ibu nya pun akhirnya sudah pulih sejak di operasi beberapa hari lalu kondisi nya semakin baik dan hari ini beliau sudah bisa pulang.

Mereka di jemput oleh tante Diana karna Om Dion sedang ada pekerjaan tidak bisa datang ke sana.

"Makasih banyak Di udah bantu kami," ucap Bu Bianca.

"Aku gak suka lho mbak Bia terus berkata seperti itu bukannya kita saudara," ucap Diana merasa kesal karna Bianca terus mengucapkan terimakasih.

"Lagian sudah kewajiban kami membantu mbak Bia ini sebagai tanggung jawab kami kepada mbak dan mendiang Mas Andre," lanjut nya.

Bianca dan Andre dulu pernah membantu Diana saat Ia sedang susah dan Diana sampai saat ini tidak pernah lupa dengan kebaikan mereka.

Sesampai nya di rumah Bianca pun istirahat di dalam kamar sedangkan Nadhira berbincang dengan tante Diana di ruang tamu.

"Kamu kuliah dimana?"

"Di universitas Xx tan," jawab nya.

"Anak tante juga di sana, mungkin saja kamu kenal," ucap nya sambil tersenyum penuh arti.

"Semester berapa?"

"Udah semester akhir tinggal nunggu sidang skripsi saja," jawab nya.

"Syukurlah kalo begitu tante harap kamu bisa cepat lulus dengan nilai yang bagus."

Nadhira pun tersenyum sambil mengaminkan perkataan tante Diana setelah itu tante Diana pun pamit karna sudah hampir malam. Nadhira pun mengantar sampai ke mobil.

"Hati hati tan," ucap nya sambil melambaikan tangan nya.

Tante Diana pun langsung menganggukan sambil tersenyum melajukan mobil nya.

Melihat mobil itu pergi gadis itu pun masuk lalu mengunci pintu rumah, Ia segera pergi ke dapur untuk memasak makan malam untuk mereka berdua.

"Ibu ayo makan dulu," ucap nya meletakan mangkuk bubur di atas nakas lalu Ia membantu ibu nya duduk.

Dengan pelan Ia mengangkat tubuh ibunya dan meletakan bantal untuk bersandar, Ia sangat memperhatikan kenyamanan ibu nya.

"Makasih banyak ya nak maaf ibu terus merepotkan kamu," ucap nya sambil tersenyum.

Nadhira pun menggelengkan kepalanya Ia tidak merasa di repotkan sama sekali karna sudah menjadi kewajiban nya sebagai anak merawat ibunya.

"Jangan bicara seperti itu bu aku gak pernah merasa di repotkan sama sekali," jawab nya lalu Ia pun mengambil mangkuk dan mulai menyuapi ibunya.

"Apa Diana sudah pulang?" Ia baru ingat kalo tadi ada tamu.

"Sudah," jawab nya.

Bianca pun mengangguk Ia menerima suapan demi suapan dari anak semata wayang nya itu hingga bubur itu pun habis.

"Di minum dulu bu obat nya," ucap Nadhira memberikan beberapa tablet obat untuk ibunya itu.

Setelah meminum obat ibunya pun mengajak gadis itu berbincang.

"Apa kamu sibuk Ra?" gadis itu pun menggelengkan kepalanya.

Ia duduk di dekat ibunya ingin tahu apa yang akan ibunya bicarakan.

"Ibu mau bicara apa?"

Bianca pun nampak diam lalu Ia menyuruh Diana mengambil sebuah album poto di dalam laci.

"Ambilkan ibu album poto di sana," ucap nya dan Nadhira pun menuruti keinginan nya Ia langsung mengambil kan apa yang diminta.

"Ini bu."

Ibunya pun membuka lembar demi lembar poto dalam album itu lalu Ia menunjuk orang orang dalam poto itu.

"Nah Ra ini poto pernikahan Diana dan Dion waktu itu," ucapnya tiba tiba sedangkan Nadhira yang penasaran pun langsung melihat nya dari dekat ternyata memang benar wajah mereka saat muda sangat mirip.

"Ibu akan sedikit cerita tentang mereka," ucap nya dan Nadhira pun menganguk karna Ia hanya mendengar dari ayah nya kalo mempunyai teman bernama Diana saat masih kecil.

"Diana dan ayah kamu kala itu di jodohkan demi membayar hutang biaya rumah sakit nenek nya Diana, mau tak mau Diana pun menerima perjodohan itu namun dua hari sebelum menikah nenek nya malah meninggal namun karna balas budi Diana pun tidak membatalkan pernikahan nya," ucap Bianca mengingat kejadian itu.

"Lalu kenapa tante Diana tidak jadi menikah dengan Ayah?"

"Malam itu seorang teman pria Diana datang dari Jakarta mengatakan kalo ingin menghadiri pernikahan nya namun tanpa di duga pria itu adalah kekasih Diana yaitu Dion, Dion melunasi semua hutang Diana pada mama dan papa nya Mas Andre dan Mas Andre pun akhirnya melepaskan Diana menikah dengan Dion," jelas nya.

Akhirnya Nadhira tahu kenapa mereka baik padanya dan ibunya ternyata ada kaitan nya dengan masalalu.

"Oh iya buk besok aku di undang makan malam di rumah Mas Seno bagaimana menurut ibu apa aku harus datang?"

Bianca pun diam sebenarnya Ia tidak setuju mereka berhubungan karna Ia merasa Nadhira tidak pantas bersanding dengan Seno yang anak seorang pejabat sedangkan Nadhira hanya seorang anak pegawai biasa apalagi sekarang Nadhira sudah tidak punya ayah.

Namun Ia bingung cara menyampaikan nya pada gadis itu karna Ia melihat Seno benar benar tulus mencintai anak nya dan Ia melihat ada cinta di mata mereka semoga saja ada jalan supaya mereka tetap bersama.

Nadhira sendiri selalu mengatakan kalo keluarga Seno orang nya baik sehingga ibu nya tidak terlalu cemas dengan hal itu.

"Pergilah nak ibu akan selalu mendo'akan yang terbaik untukmu," ucap nya.

Nadhira pun mengangguk lalu tersenyum semoga orang tua Seno bisa menerima nya dengan baik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!