NovelToon NovelToon

Cinta Pertemuan Pertama (S1&S2)

Rumah Sakit

Diana Az-Zahra

Gadis cantik berusia 20 tahun dengan tinggi 180 cm itu sedang berjalan dengan terburu-buru di sebuah lorong rumah sakit sambil terus menghapus air matanya yang sedari tadi mengalir membasahi wajah cantiknya.

Dia mempercepat langkah kakinya dan segera menghampiri meja resepsionis."Permisi suster pasien atas nama Angga Wijaya dirawat dimana ya?"tanya Diana sambil menghapus air matanya.

"Tunggu sebentar mbak,saya cari dulu" ucap suster tersebut.

"Tolong cepat sus,"

"Maaf Mbak pasien atas nama bapak Angga Wijaya dirawat di ruang UGD."

"Ruangannya disebelah mana ya sus?" tanya Diana serius.

"Nanti mbak lurus aja lalu belok kanan,nah disitu ruangannya," ucap suster itu sambil menunjuk kearah lorong rumah sakit.

"Terima kasih suster," ucap Diana kemudian berjalan kearah yang dikatakan suster tadi.

Sesampainya didepan ruang UGD,Diana meliahat mamanya yang sedang duduk diruang tunggu dengan air mata yang tiada hentinya mengalir diwajah yang mulai terlihat menua itu.

"Mama," panggil Diana yang kemudian menghampiri sang mama.

"Diana,papa sayang papa" Tangis mama Diana pecah dipelukan putri semata wayangnya tersebut.

"Papa kenapa Mam?" tanya Diana.

"Papa terkena serangan jantung Dian," ucap mama Diana disela tangisnya.

"Apa,terus bagaimana keadaan papa sekarang Mam?"

"Mama juga belum tau,solnya dokter belum keluar sejak tadi" jawab Mama Diana.

Tak berselang lama pintu ruang UGD pun terbuka dan muncul seorang dokter dari balik pintu tersebut.Diana yang melihat dokter keluar dari ruangan papanya segera berjalan menghampiri dokter itu.

"Dokter, bagaimana keadaan papa saya Dok?" tanya Diana sambil menatap Dokter tersebut.

"Pak Angga mengalami serangan jantung yang cukup parah,tapi untunglah dia cepat dibawa kemari karena kalau tidak nyawanya nggak akan tertolong," jawab Dokter tersebut.

"Apa sekarang papa saya udah sadar Dok?" tanya Diana lagi"Apa kami boleh menemuinya?"sambungnya.

"Maaf untuk sekarang pasien belum bisa diganggu,karena pasien membutuhkan istirahat total,?" jawab Dokter yang bernama Evan itu.

"Terima kasih Dok," ucapnya lirih.

"Sama-sama,kalau begitu saya permisi dulu," ucap Dokter Evan.

Diana hanya menjawab dengan anggukan kepala,rasa khawatirnya terhadap sang papa belum hilang sebelum iya dapat melihat papanya secara langsung.

Sementara Dokter Evan yang sudah melangkah menjauhi Diana dan juga mamanya menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Diana yang sedang duduk dengan berurai air mata."cantik ,"gumamnya.

Tak terasa hari sudah menjelang malam namun Diana sama sekali belum bisa menemui papanya,Diana yang melihat Mamanya yang terlihat lelah langsung menghampiri mamanya.

"Mam,sebaiknya Mama pulang dulu,pasti mama capek dari tadi nungguin papa disini?" tutur Diana.

"Mama nggak apa-apa Dian," ucapnya lemah.

Tak berselang lama Dokter Evan dan dua perawat datang menghampiri mereka.Diana yang melihat kedatangan mereka segera bangun dari duduknya.

"Dok,apa saya belum bisa bertemu papa saya Dok?" tanya Diana

"Kami akan memindahkan bapak keruang rawat,kalian nanti bisa menemuinya disana," jawab Dokter Evan.

Dokter Evan dan kedua perawat tersebut masuk kedalam ruang UGD,dan tak berselang lama mereka keluar dengan mendorong tempat tidur yang terdapat pak Angga disana.Diana dan mamanya yang melihat papanya keluar dari ruang UGD langsung mengikuti para suster yang sedang mendorong tempat tidur papanya.Namun langkah mereka terhenti ketika sala satu suster mencegah mereka.

"Maaf,sala satu dari kalian tolong ikut saya karena ada beberapa berkas yang harus ditanda tangani," ucap suster tersebut.

"Kalau begitu biar saya aja sus," jawab Diana kemudian mengikuti suster itu.

Setelah semua urusan selesai Diana segera menyusul mamanya keruang rawat tempat papanya dirawat sekarang,setelah sampai di depan ruangan tersebut diana lansung memasukinya dan berjalan kearah papanya yang sudah siuman.

"Papa," ucap Diana sambil berlari dan langsung memeluk pria yang selalu memanjakannya itu."Gimana keadaan papa?"tanyanya tanpa melepaskan pelukannya.

"Papa baik-baik saja,kamu nggak usah khawatir ya," jawab pak Angga membelai rambut putrinya.

"Diana,kamu jangan kayak gini sayang kasian tuh papa," tegur nyonya Riana lembut.

Diana yang mendapat teguran dari mamanya segera melepaskan pelukannya kemudian duduk ditepi ranjang.

"Pa,kenapa papa Tiba-tiba terkena serangan jantung,setau Diana papa nggak pernah sebelumnya kayak gini?" Tanya Diana.

"Papa dapat kabar kalau perusahaan cabang kita yang ada diluar kota bangkrut karena ulah seseorang,?" Jawab pak Angga

Flash back off

Dikantor Wijaya Group

Pak Angga Wijaya sedang sibuk didepan laptopnya sambil sesekali membuka beberapa berkas yang terdapat disana,namun tiba-tiba pandangannya teralihkan kearah telfon yang berdering,pak Angga langsung mengangkat telfon tersebut.

"Halo," ucap pak Angga.

"Halo pak Angga, maaf pak ada berita buruk," ucap seoarang lelaki diseberang.

"Berita buruk apa?" Tanya pak Angga dengan ekspresi wajah yang mulai berubah.

"kantor cabang bapak yang ada disini mengalami kebangkrutan pak" ucap pria tersebut.

"Apa..," pak Angga lansung berdiri ketika mendengar hal tersebut "Bagaimana bisa terjadi hal seperti itu," sambungnya.

"Manager keuangan kita korupsi pak,dan dana perusahaan yang dia bawa bukanlah jumblah yang sedikit pak" kata pria yang tak lain adalah tangan kanan pak Angga.

"Kalian memang tidak becus," ucap pak Angga dengan suara tinggi kemudian langsung menutup panggilan tersebut.

Pak Angga yang sangat marah langsung membanting vas yang ada diatas mejanya beserta semua barang yang ada disana"sial,sial,sial berani sekali Feri berkhianat padaku,"umpatnya sambil menyebut nama manager keuangan yang telah melakukan korupsi tersebut.

Pak Angga benar-benar emosi sekarang tapi tiba-tiba pak Angga memegang dadanya yang terasa sakit dan lansung terjatuh kelantai yang kemudian tidak sadarkan diri.

Diluar Weni sekertaris pak Angga yang mendengar suara keributan behenti didalam ruangan bosnya memberanikan diri untuk masuk dan betapa kagetnya Weni saat melihat bosnya terkapar dilantai dan tak sadarkan diri.Weni yang panik langsung memanggil satpam dan membawa pak Angga kerumah sakit.

Flash back on

"Jadi manager keuangan papa yang namanya Feri itu korupsi?"Tanya Diana sambil menatap papanya intens.

" Iya,padahal papa percaya sekali padanya,"ucap pak Angga lirih

"Sudahlah pah,papa nggak usah mikirin hal itu dulu,papa harus banyak-banyak istirahat supa cepat pulih," Sela nyonya Riana.

"Iya mama benar pah,pokokya papa nggak boleh banyak pikiran dulu,papa fokus aja sama kesembuhan papa," ucap Diana.

" Diana sebaiknya kamu pulang dulu,kamu pasti capek biar mama yang jaga papa disini,"kata Nyonya Riana

"Iya sayang kamu pulang saja,besok kamu juga kuliah kan" sela pak Angga.

"kalau begitu Diana pulang dulu besok sebelum kuliah Diana datang lagi kesini," jawab Diana sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Diana kemudian keluar dari rumah sakit lalu masuk kedalam mobil yang sudah menunggu didepan rumah sakit,mobil kemudian melaju meninggalkan area rumah sakit dan berjalan kearah rumah mewah tempat tinggal keluarga Wijaya.

Halo para readers sekalian selamat membaca cerita aku ya,author minta maaf jika masih banyak kesalahan kata solnya ini juga cerita pertama aku,jangan lupa like,komen dan vote nya ya terima kasih

Salam hangat dari Author untuk para pembaca setia terima kasih.

Andra Malik

Andra Malik

Pria tampan pemilik perusahaan Malik Corporate yang selalu bersikap dingin,cuek dan angkuh,dia adalah pria yang sangat terkenal dengan kekejamannya dalam berbisnis,dia tidak akan menerima kesalahan sekecil apapun dalam pekerjaannya.Karena itulah semua kariawan dikantor sangat berhati-hati dalam bekerja karena mereka tau resiko apa yang akan mereka dapatkan jika membuat kesalahan sekecil apapun.

Andra adalah salah satu pengusaha muda tersukses didunia,kepintarannya dalam berbisnis sangat diakui oleh para kolega bisnisnya.Tak hanya kaya raya Andra juga memiliki wajah yang sangat tampan dengan badan tinggi berotot,maka tak jarang banyak gadis yang mengejar dirinya.Namun diantara banyaknya gadis yang mengejarnya tak ada satupun yang dapat menarik perhatiannya,baginya mereka hanyalah wanita gila harta yang sanggup melakukan apapun demi harta.Karena itulah dia sama sekali tidak ingin membuka hati untuk gadis manapun.

Andra juga bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta bahkan diusianya yang sudah menginjak 25 tahun pun tak pernah merasakan yang namanya berpacaran.Baginya hal itu hanya akan membuang-buang waktu yang setiap detiknya sangatlah berharga.

Malam ini dia sedang melakukan rapat penting dengan para kolega bisnisnya dan juga para pemegang saham diperusahaanya.Rapat berjalalan dengan sangat lancar,hingga akhirnya setelah satu jam berlalu rapat pun selesai.

Andra bangkit dari duduknya dan langsung keluar dari ruang rapat,dia berjalan kearah ruangan pribadinya dengan diikuti oleh asistennya.

"Vin,apa kau sudah mendapatkan kabar tentang perusahaan kita yang ada luar kota?" tanyanya dengan wajah datar.

"Sudah tuan,semuanya baik," Jawab Kevin sambil terus mengikuti Andra.

Kevin Juano

Adalah tangan kanan Andra Malik,dia juga memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dengan bosnya,sifat dingin dengan tatapan mata yang tajam membuat orang gemetar saat bertatap mata dengannya.Kevin bagaikan perisai pelindung bagi Andra Malik,baginya Andra adalah nyawanya sendiri yang harus iya jaga dengan sangat baik.

Didalam ruangan yang sangat mewah dengan interior yang didesain dengan nuansa hitam putih itu menambah kesan indah dan juga mewah.Sesampainya didalam ruangan andra segera duduk dikursi kebesarannya kemudian melipat kakinya dan menyandarkan punggungnya disandaran kursi.

"Bagaimana,apakah tugas yang kuberikan padamu sudah beres?" tanyanya dengan sikap dinginnya.

"Sudah tuan muda,saya sudah berhasil menghancurkan perusahaan itu," jawab Kevin

Sebuah seringai muncul diwajah pria tampan tersebut, yang menandakan kalau dia puas dengan cara kerja asistennya itu.

"Bagus,aku ingin lihat sampai kapan dia akan melawanku," ucapnya lagi dengan seringai dan tatapan tajam yang selalu menghiasi wajah tampannya.

"kau boleh keluar sekarang," ucapnya lagi

"Baik tuan,saya permisi," ucap Kevin dengan membukkukan badannya dan menghilang dibalik pintu.

********

Disisi lain Diana yang sudah sampai dikediamannya segera masuk kedalam kamar miliknya,setelah sampai dia berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan badannya yang terasa lengket.

Setelah acara mandi selesai diapun keluar dengan memakai handuk yang melilit ditubuh indahnya,dia berjalan kearah lemari untuk mengambil baju tidur kemudian masuk kedalam ruang ganti.Setelah selesai diapun menjatuhkan keranjang king size miliknya,badan yang terasa sangat lelah membuatnya langsung terlelap dengan lampu yang masih menyala.

Sementara dirumah sakit Pak Angga sedang membicarakan tentang seauatu hal dengan para petunggi perusahaannya,yang sengaja dia undang untuk membahas masalah anak perusahaannya.

"Pak Angga apa sebaiknya bapak meminta bantuan kepada tuan Andra Malik untuk membantu anak perusahaan bapak yang sedang kolleps!" ucap pak Anton memberi masukan.

"Saya juga setuju dengan pendapat pak Anton,menurut saya percuma kita melawan karena perusahaan Malik Corporate itu sangat berpengaruh," ucap pak Rudi.

"Baiklah kalau memang itu cara terakhir kita maka saya setuju" jawab pak Angga sambil menghela nafasnya.

Perusahaan milik Andra Malik memang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis,bahkan semua orang tau jika Andra Malik adalah seoarang pengusaha kejam yang tidak mengenal ampun.

Bahkan tak banyak yang tau jika Andra Malik adalah seorang mafia yang dijuluki pembunuh berdarah dingin.Siapapun yang berani mengusik ketenangannya tidak akan selamat,dia tidak akan segan untuk membunuh orang-orang yang berani berkhianat padanya dengan cara yang sangat mengenaskan.Dia adalah pria yang tidak kenal ampun pada siapapaun.

Bahkan Kevin pun bisa lebih kejam dari tuannya sendiri jika ada yang berani mengganggu kenyamanan tuannya.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya Andra keluar dari kantor dan masuk kedalam mobil yang dikemudikan oleh Kevin. Mobil melaju meninggalkan gedung yang menjulang tinggi menuju jalan raya yang sudah mulai tampak sepi pengendara.kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang,didalam mobil hanya ada kesunyian,Andra hanya fokus melihat keluar jendela mobil sambil menikmati pemandangan kota jakarta.Sedangkan Kevin sedang fokus menyetir sambil sesekali menatap tuannya dari kaca mobilnya.

Setelah beberapa saat perjalanan,tibalah mereka didepan sebuah rumah yang sangat mewah,saat memasuki gerbang para bodyguard dan penjaga berdiri untuk menyambut kedatangan bos besar mereka.

Mobil berhenti tepat didepan pintu rumah mewah tersebut,Kevin turun dari mobil untuk membukakan pintu untuk bosnya itu.Didepan pintu para pelayan sudah berjejer rapi untuk menyambut kedatangan majikan mereka.

Pak Rudi selaku kepala pelayan lansung menghampiri Andra kemudian meraih tas kerja majikannya itu,hal itu sudah menjadi kewajiban bagi pak Rudi setiap kali dia pulang dari bekerja.

"Selamat malam tuan muda," ucap para pelayan.

Andra tidak menjawab sapaan para pelayan dan langsung melenggang kedalam rumah miliknya,lalu berjalan kearah ruang tamu dan menghempaskan badannya diatas sofa.

"Vin,kamu pulanglah,aku akan menghubungimu jika ada hal yang penting," katanya sambil memandang kearah Kevin.

"Baik tuan,saya permisi dulu," jawab Kevin kemudian membungkuk dan meninggalkan tempat itu.

Selepas kepergian Kevin,Andra bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya,sementara para pelayan sedang sibuk berkutat didapur dan membuat makanan untuk makan malam tuan muda mereka.

Didalam kamar Andra keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang dililitkan dipinggang,terlihatlah badan berototnya dan perut sixpack yang dapat membuat para wanita terpesona.

Andra berjalan menuju tempat tidur king size miliknya kemudian mengambil baju yang sudah disiapkan sebelumnya oleh Pak Rudi kemudian berjalan menuju ruang ganti untuk memakai pakaiannya.Setelah selesai mengganti bajunya Andra keluar dari kamar dan menuruni anak tangga sampai kelantai bawah.

"Selamat malam tuan muda," ucap pak Rudi yang sedari tadi berdiri didekat tangga.

Andra berjalan kearah meja makan tanpa mengubris sapaan para pelayan disana.Dimeja makan telah tersedia berbagai menu makanan yang menggugah selera,tanpa menunggu lama Andra langsung menyantap makanan tersebut tanpa bicara,dia terus menyantap makanannya hingga habis.

Setelah selesai makan Andra langsung berjalan menaiki anak tangga lalu masuk kedalam kamarnya,didalam kamar Andra langsung membaringkan badannya diatas kasur king sizenya,tak berselang lama diapun terlelap.

Hy kawan-kawan jangan lupa like dan komen ya,jangan bosan buat baca ceritaku yang masih banyak kesalahan ini,tapi namanya juga manusia pasti tak luput dari berbuat salah tolong dimaklumin ya.

TERIMA KASIH

Pertemuan Pertama

Pagi harinya Diana sedang bersiap untuk berangkat kerumah sakit baru setelah itu dia akan pergi untuk melakukan rutinitasnya yaitu kuliah.Setelah dirasa semua telah siap Diana keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.

Setelah sampai dilantai bawah Diana segera berjalan kearah pintu,dia berjalan ke luar kemudian masuk kedalam mobil sportnya kemudian melajukannya kearah jalan raya.

******

Diana memarkirkan mobilnya diparkiran rumah sakit,kemudian turun dari mobil dan berjalan memasuki lobi rumah sakit,dwngan langkah santainya Diana berjalan kearah dimana ruangan papanya dirawat,namun langkahnya terhenti ketika mendengar seseorang memanggilnya.

"Nona Diana." Panggil seseorang yang tak lain adalah Dokter Evan.

Diana menoleh kearah suara yang memanggilnya tersebut."Iya ..,"jawab Diana sambil menoleh kearah Dokter Evan.

"Kamu mau keruangan papa kamu ya?" Tanya Dokter Evan sambil tersenyum.

Dokter Evan adalah sala satu Dokter yang cukup tampan yang masih berusia 27 tahun,kharismanya sebagai Dokter begitu terpancar hingga tak jarang banyak perawat disana yang sering tebar pesona didepannya.

"Iya Dok,saya mau keruangan papa," jawab Diana dengan membalas senyuman manis Dokter Evan.

"Kalau begitu,bagaimana kalau kita barengan aja,kebetulan aku juga mau kesana buat periksa keadaan pak Angga," tutur Dokter Evan.

"Emm,baiklah mari Dok," ajak Diana sambil melempar senyum manisnya.

Mereka berjalan beriringan sambil terus berbincang dan saling tertawa,entah kanapa Dokter Evan merasa sangat nyaman ketika berada didekat gadis cantik tersebut.

Setelah mereka sampai didepan ruangan rawat papanya,Diana mengetuk pintu kemudian masuk keruangan tersebut.

"Pah,Mah,"panggil Diana kemudian menghampiri kedua orang tuanya dan mencium punggung tangan mereka

" Sayang kok kamu nggak kekampus?"tanya nyonya Riana sambil mencium kening putrinya.

"Ya nggak mungkinlah Diana berangkat kuliah tanpa melihat keadaan papa dulu Mam," jawab Diana sambil duduk di tepi ranjang papanya.

"Selamat pagi pak Angga;" ucap Dokter Evan.

"Pagi Dokter," jawab pak Angga.

"Saya periksa dulu ya pak," ucap Dokter Evan sambil mulai memeriksa keadaan pak Angga.

"Keadaan pak Angga sudah lebih baik sekarang,dan besok bapak sudah bisa pulang," ucap Dokter Evan lagi.

"Terima kasih Dokter" ucap Pak Angga.

"Sama-sama pak,kalau begitu saya permisi dulu," jawab Dokter Evan sambil berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

Selepas kepergian Dokter Evan, Diana juga pamit untuk berangkat kuliah,meskipun Diana merasa berat untuk meninggalkan papanya namun kuliah juga adalah kewajiban baginya.

"Mam,Pah,Diana berangkat kuliah dulu yah" ucap Diana kemudian mencium pipi mamanya.

"Hati-hati sayang," Jawab nyonya Riana.

"Jangan ngebut kalau bawa mobil," Ucap pak Angga sedikit beteriak karena Diana sudah berlari kearah pintu.

"Iya pah,Diana pergi ya,byy" jawab Diana kemudian menghilang dibalik pintu.

Diana berjalan dengan tergesa-gesa sambil merongoh tasnya dan tiba-tiba.

Bruk

Diana menabrak tubuh seseorang dan hampir terjatuh tapi dengan sigap pria itu langsung menangkap tubuh Diana yang sudah terhuyung dan hampir jatuh,pandangan mereka langsung bertemu satu sama lain.

Deg deg

Jantung mereka lansung berdegup kencang seakan ingin melompat keluar dari dalam tubuh mereka,entah kenapa saat menatap kedua bola mata tersebut jantung Diana langsung terasa ingin copot padahal sebelumnya dia tidak pernah merasakan itu.

Begitupun dengan pria yang tak lain adalah Andra itu,jantungnya seakan berdetak lebih cepat dari sebelumnya padahal selama ini dia selalu berdekatan dangan banyak wanita tapi dia sama sekali tidak pernah merasakan hal tersebut,sangat berbeda dengan sekarang,rasanya seperti ada perasaan yang bebeda,entah perasaan apa itu.

Setelah beberapa saat saling pandang mereka kemudian tersadar dan langsung melepaskan pelukan mereka,tanpa mereka sadari begitu banyak pasang mata yang sedang melihat kearah mereka,bahkan banyak juga yang mengabadikan momen tersebut.

Diana merasa sangat gugup,apalagi saat semua orang tak henti-hentinya melihat kearah mereka berdua.Bahkan dia merasa sangat malu atas kejadian tersebut.

"Mohon maaf mas,saya tidak sengaja menabrak Mas,soalnya saya tadi nggak liat jalan," ucap Diana sambil terus menunduk.

"Orang yang sedang kamu ajak bicara itu ada didepan bukan dibawah," kata Andra dengan wajah datarnya.

Diana mengangkat wajahnya dan langsung menatap wajah tampan dihadapannya itu."Tampan sekali dia,"ucapnya dalam hati sambil terus menatap kearah Andra.

"Apa kau sedang mengagumi ketampananku," ucap Andra dengan sombongnya.

"Heh,sombong sekali dia," ucapnya Diana dalam hati.

"Hey,apa kau baik-baik saja nona?" tanya Andra sambil mengibaskan tangannya didepan wajah Diana.

"i iya mas,sekali lagi saya mohon maaf,saya permisi dulu," jawabnya sambil berlalu pergi.

Andra menoleh kearah Diana yang sudah berjalan keluar dari rumah sakit,sebuah senyuman langsung terukir diwajah Andra,entar kenapa dia merasa seperti ada sesuatu yang menarik didalam diri gadis itu.

Sementara Diana yang sudah sampai diparkiran segera masuk kedalam mobil,didalam mobil dia langsung mengelus dadanya yang sampai sekarang masih berdetak seperti sedang berlari marathon.

"Aduh,kenapa nih jantung kayak lagi lari marathon sih," ucap Diana sambil terus memengang dadanya.

Setelah merasa lebih baik Diana segera melajukan mobilnya keluar dari area rumah sakit kemudian menuju kearah kampusnya.

Sedangkan ditempat lain Andra segera pergi untuk menemui seseorang yang segaja dia kunjungi dirumah sakit.

"Bagaimana kabar anda tuan Angga wijaya?" tanya Andra sambil menyunggingkan senyum

"Mau apa anda datang kemar?" tanya Pak Angga balik.

"Tentu saja untuk menjenguk anda" jawab Andra yang langsung duduk di sofa yang tersedia didalam ruangan tersebut.

"Saya yakin anda punya maksud lain dengan kedatangan anda ini," ucap pak Angga.

"Tebakan yang bagus," ucap Andra dengan santainya"Dan tentunya anda sudah tau kan maksud kedatangan saya?"sambungnya.

"Saya sangan tau maksud kedatangan anda kemari." jawab pak Angga sambil menatap kearah Andra."Tapi maaf saya tidak ingin membicarakan masalah bisnis disini,"ucanya lagi.

"Kalau begitu saya tunggu kedatangan anda dikantor saya," ucapnya kemudian bangkit daru duduknya"semoga cepat sembuh,"ucapnya lagi sambil berlalu pergi.

Setelah kepergian Andra, pak Angga langsung membuang nafasnya secara kasar dan kemudian berbaring ketempat tidur dan mencoba memejamkan matanya yang sedikit susah.Pak Angga merasa bingung bagaimana lagi cara menghadapi kelicikan Andra yang selalu saja merecoki usahanya.

Halo readers jangan lupa like dan komennya ya sertakan juga vote.Jangan lupa selalu dukung Author supaya author semangat terus nulisnya.

TERIMA KASIH

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!