NovelToon NovelToon

Cinta Untuk Arjuna

Bab.1 Awal pertemuan

"Suster....dokter...tolong pemuda ini..." teriak seorang laki-laki paruh baya dengan menggendong seorang pemuda berseragam SMA yang sudah berlumuran darah.

Di samping laki - laki tua itu juga ada seorang gadis cantik berseragam SMP yang terlihat panik terlihat dari gestur tubuhnya yang beberapa kali melihat ke sana sini mencari sesuatu.

"Ayah..itu ada kursi roda, Cinta ambil dulu ya.."

Dengan berlari gadis cantik yang di panggil Lope itu langsung mengambil kursi roda supaya bisa dipakai sang ayah untuk membawa anak laki-laki yang sedang terluka parah itu.

"Ini yah..." ucap gadis itu yang langsung menyerahkan kursi roda itu dan membantu sang ayah untuk meletakkan tubuh pemuda yang sudah tak sadarkan diri itu.

Kedua nya langsung mendorong kursi itu menuju ruangan IGD sebuah rumah sakit yang mereka datangi.

"Ada apa ini pak.." tanya salah satu perawat yang bertugas di ruangan itu.

"Saya tidak tahu suster, tapi pemuda ini sepertinya habis jatuh dari motor, karena saat kami temukan tadi dia sudah tidak sadarkan diri di sebelah motor nya."

"Baik lah pak, mari saya bantu.." ucap salah satu perawat itu mengambil alih kursi roda yang ada di tangan laki-laki tua itu.

"Silahkan bapak tunggu di luar, kami akan menangani pasien ini dulu."

Tanpa banyak kata Cinta dan ayah nya pun keluar dari ruangan itu dan menunggu di ruang tunggu yang berada tidak jauh dari ruangan tersebut.

"Yah..apa kakak itu akan baik - baik saja?"

"Semoga saja nak, kita doain saja yang terbaik untuk anak itu," ucap pak Karta laki - laki tua yang tak lain adalah ayah dari Cinta Larisa gadis berseragam SMP yang sering di panggil Lope oleh orang - orang terdekat nya.

"Lope....siapa yang sakit?" tanya seseorang tiba - tiba dengan nafas yang ngos - ngosan.

"Aku juga tidak tahu siapa, orang nya masih ada di dalam sana," jawab Cinta sambil mengarahkan dagu nya ke ruangan IGD.

"Lha...kamu tadi bilang pas di telpon kata nya kamu sedang menuju ke rumah sakit, terus kalau bukan kamu dan paman yang sakit terus siapa Lope...."

"Aduh Maya sayang...kan tadi aku sudah bilang aku tidak tahu siapa nama nya. Tadi saat aku dan ayah mau pulang, tiba - tiba kami melihat ada seorang anak SMA yang tergeletak di pinggir jalan. Saat aku dan ayah samperin ternyata dia sudah tidak sadarkan diri dan terluka parah, ya sudah aku dan ayah bawa saja ke sini."

"Syukurlah jika kalian baik - baik saja, aku sudah deg - degan tahu ngga saat kamu bilang mau ke rumah sakit, aku pikir penyakit paman kambuh lagi."

" Tidak nak, paman baik - baik saja kok."

Cklek...

"Apa kalian keluarga pasien?" tanya salah satu perawat yang keluar dari ruang IGD.

"Bukan sus, kami hanya menolong anak laki - laki itu," jawab ayah Cinta.

"Emang ada apa sus?" tanya Cinta.

"Begini...pasien saat ini banyak kehilangan darah, dan stok darah yang cocok dengan pasien di rumah sakit ini sedang kosong. Sedangkan pasien sangat membutuhkan darah tersebut supaya nyawa nya bisa tertolong."

"Emang golongan darah pasien itu apa sus?"

"Golongan darah pasien itu adalah B+".

"Ambil darah ku saja sus, kebetulan golongan darah dia sama dengan golongan darah ku," ucap Lope tiba - tiba.

"Kamu yakin Pe..." bisik Maya.

"Hemm..."

"Tapi kamu masih terlalu kecil untuk mendonorkan darah."

"Tidak apa - apa suster, insya Allah aku kuat..lagian saya juga sudah kelas IX SMP kok."

" Yang di katakan suster itu bener Pe, emang kita sudah boleh ya untuk donor darah?"kata Maya.

"Benar yang di katakan mereka nak, sebaik nya kamu pikirkan kembali niat baik kamu itu," sambung ayah Cinta.

Cinta terdiam sejenak, dia terlihat sedang berpikir. Terlihat dia beberapa kali menghembuskan nafas nya perlahan.

"Ayah...Maya... insyaallah aku kuat, dan aku sudah memutuskan untuk mendonorkan darah ku untuk kakak itu. Yang terpenting saat ini bagaimana cara nya bisa menyelamatkan nyawa Kakak itu bukan? Percayalah aku pasti akan baik - baik saja nanti," ucap Cinta berusaha menyakinkan ayah dan sahabat nya.

Ayah Cinta dan Maya hanya bisa pasrah, mereka berdua sudah paham betul bagaimana sifat dan karakter Cinta. Jika gadis itu sudah ada niatan untuk menolong seseorang pasti akan dia lakukan sekalipun itu beresiko untuk nya.

Mau tidak mau akhir nya ayah Cinta pun mengizinkan putri semata wayangnya itu untuk mendonorkan darah nya guna menyelamatkan seorang pemuda yang dia tolong tadi.

"Ayo sus, aku sudah siap untuk mendonorkan darah ku, lebih cepat lebih baik bukan? kasihan kakak itu nanti nya."

"Baiklah kalau begitu, mari kita ke ruang pemeriksaan terlebih dahulu. Bagaimana pun kamu harus mengikuti prosedur pemeriksaan terlebih dahulu apakah kondisi kamu dalam keadaan sehat dan baik - baik saja untuk mendonorkan darah."

"Oke sus...aku akan mengikuti semua prosedur yang suster bilang tadi."

Akhirnya Cinta di bawa ke sebuah ruangan khusus untuk pemeriksaan, setelah melakukan berbagai pemeriksaan dan Cinta dinyatakan dalam keadaan sehat dan baik - baik saja kemudian Cinta di perbolehkan untuk mendonorkan darah nya.

Maya sang sahabat dengan setia berada di samping nya saat proses pendonoran darah itu. Dia juga beberapa kali mengambil video dan foto saat proses itu berlangsung. Dia sengaja melakukan itu untuk memberikan semangat kepada sang sahabat tercinta.

"Gimana Pe rasa nya setelah mendonorkan darah?" tanya Maya setelah proses pendonoran darah selesai.

"Biasa aja kok May, cuma agak pusing dikit sech..tapi tadi suster sudah memberikan aku suplemen penambah darah, dan beberapa makanan ini."

Maya manggut - manggut," syukurlah kamu tidak apa-apa, ya sudah kita makan di kantin yuk terus abis itu kamu langsung minum suplemen penambah darah nya biar tenaga kamu pulih kembali."

"Tapi aku ingin melihat kakak itu dulu May, setidaknya aku ingin memastikan apakah darah ku benar-benar cocok untuk nya."

"Ya sudah, tapi janji ya setelah ini kita langsung ke kantin. Aku sudah lapar banget Pe, waktu kamu telpon tadi aku baru saja mau makan, tapi ngga jadi," ucap Maya dengan memanyunkan bibir nya.

"Maafkan aku bestie...." kata Cinta sambil memeluk sang sahabat.

**

"Pe...jadi itu cowo yang kamu ma paman tolong tadi?" tanya Maya ketika mereka sudah sampai di depan pintu ruangan di mana seorang laki - laki yang Cinta dan ayah nya tolong tadi sedang melakukan proses pendonoran darah.

"Eeum.."

"Kok aku merasa tidak asing ya dengan wajah cowo itu?"

Cinta memutar bola mata nya, dia sudah paham betul dengan sahabat nya itu setiap kali melihat cowo yang baru dia temui.

"Ngga usah mulai deh.."

"Beneran Pe, aku tidak bohong. Cowo itu sepertinya familiar bagi ku, aku seperti pernah melihat nya tapi dimana ya?"

"Di dalam mimpi mu...sudah ah, aku mau masuk dulu menemui cowo itu. Sepertinya sudah selesai transfusi darah nya. Kamu mau ikut ngga? Siapa tahu setelah melihat dengan dekat kamu akan bangun dari halu mu itu."

"Lope...." teriak Maya.

"Hahaha.. bercanda bestie, sudah yuk masuk ke dalam."

Kedua gadis yang masih berstatus pelajar SMP itu kemudian masuk ke dalam ruangan cowo itu berada setelah mendapat izin dari suster.

Cinta menatap wajah pemuda itu lekat - lekat, entah mengapa saat menatap pemuda itu dada nya berdesir hebat.

"Semoga dengan ada nya darahku di tubuh mu bias membuat kakak sembuh."

Bab.2 Sadar

Cinta memandangi wajah Arjuna secara intens dan tanta berkedip sama sekali. Gadis belia itu seolah - olah sedang merekam semua yang ada di wajah tampan Arjuna ke dalam memory otak nya.

Sesekali cinta tersenyum ketika memandang wajah tampan itu. Jantung nya juga entah kenapa selalu berdetak kencang sekali.

"Ini kenapa jantung ku jadi berdetak kencang seperti ini ya? Apa ini pengaruh aku habis mendonorkan darah..atau jangan-jangan ini tanda - tanda aku mau mati karena stok darah ku menipis," lirih Cinta sambil memegang dada nya.

Maya yang sejak tadi asyik merekam keadaan ruang perawatan Arjuna pun menghentikan aktifitas nya karena merasa aneh dengan tingkah sang sahabat nya.

"Pe...kamu baik - baik saja kan?"

Cinta menganggukkan kepala nya tapi setelah itu dia juga menggelengkan kepala nya. Dia sendiri merasa bingung dengan apa yang dia rasakan saat ini.

Terlebih Maya dia tambah bingung lagi melihat respond dari sahabatnya itu.

"Pe...kamu baik - baik saja kan?" tanya Maya lagi.

"Entah lah May..tiba - tiba jantung ku berdetak kencang sekali, aku tidak tahu kenapa ini jangan - jangan ada masalah dengan jantungku," jawab Cinta yang pandangan nya tidak lepas dari wajah Arjuna.

"Aduh...jangan buat aku takut deh pe...aku pernah baca sebuah artikel di situ dijelaskan ada seseorang yang tiba - tiba meninggal setelah mendonorkan darah nya. Dan gejala nya sama seperti kamu itu."

"May....kamu tidak usah menakuti ku seperti itu deh..."

"Hahahahaha.....lagian kamu juga aneh ngomong nya, gimana jantung mu tidak bermasalah coba kalau sejak tadi kamu liatin tu cowo terus," ledek Maya.

"Apaan sech May...ngga lucu tahu..." ucap Cinta sambil mengerucutkan bibir nya.

"Iya deh maaf Lope sayang...oh ya Pe..apa kamu sudah menghubungi keluarga cowo ini?"

"Astaga....aku sampai lupa May," jawab Cinta sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Tu kan.... Maka nya jangan terlalu lama liatin wajah tu cowo terus, sampai hal penting seperti ini saja kamu lupa."

"Siapa juga yang liatin dia melulu..." protes Cinta.

"Yee...ngga ngaku dia, nich....semua yang kamu lakuin sejak tadi terekam sempurna di HP ku," kata Maya sambil menunjukkan beberapa hasil rekaman nya di HP nya.

"Ya tuhan...ini anak dalam keadaan seperti ini masih sempat - sempat nya membuat video."

"Hehehe...mumpung moment nya pas Pe..kan lumayan Pe, kalau aku upload di sosmed aku terus viewers nya banyak kan nanti aku dapat cuan dan kamu juga bakal ngerasain cuan nya kalau misalnya aku dapat," ucap Maya cengengesan.

Cinta hanya menggeleng kan kepala nya, dia hafal betul ma hobi sahabat nya itu yang selalu membuat video di manapun mereka berada dengan dalih akan di upload di salah satu sosmed dan akan mendapatkan cuan. Walaupun sampai sekarang sahabat nya itu tidak mendapatkan apa - apa dari upload tan video - video itu.

Sebenarnya Maya berasal dari keluarga yang kaya berbeda dengan Cinta yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Selama ini dia hanya hidup dengan ayah nya. Ibu nya meninggal saat melahirkan dia ke dunia ini. Ayah nya hanya bekerja sebagai buruh serabutan, dan dia juga selepas pulang sekolah selalu membantu ayah nya mencari uang di pasar menjadi kuli angkut barang. Terkadang dia juga bekerja mencuci dan menyetrika baju di komplek perumahan elite dekat dengan tempat tinggal nya.

Cinta sangatlah bersyukur karena Maya masih mau berteman dengan nya, padahal status sosial mereka sangatlah berbeda sekali. Dan keluarga Maya pun menerima dia dengan baik tidak sekalipun mereka merencanakan keluarga Cinta, bahkan ayah nya Cinta sering bekerja menjadi tukang kebun di rumah Maya.

"Pe...buruan hubungi keluarga cowo ini."

"Bagiamana cara nya aku menghubungi keluarga dia May, dia aja masih tidak sadarkan diri seperti itu sejak tadi. Jadi aku tidak bisa nanya ke dia nomer keluarga nya. Saat aku dan ayah menemukan dia di sekeliling tubuh cowo ini tidak ada satu pun barang yang tergeletak di samping nya, hanya motor doang yang ada di sana. Ya kali aku harus mencari identitas dia di motor itu."

"Nah itu...kenapa kamu ngga nyari identitas cowo itu di motor itu saja Pe.."

"Maya....." geram Cinta.

"Hehehe...Iya Lope...." jawab Maya cengengesan sambil mengangkat kedua jari nya.

"Pe..."

"Hemm..."

"Beneran deh.. Wajah cowo ini ngga asing banget lho...aku seperti pernah melihat cowo ini tapi di mana ya? Duh..gini amat sech kalau mempunyai kecerdasan di bawah rata-rata, untuk mengingat hal urgent aja tidak bisa," gerutu Maya yang membuat Cinta menggelengkan kepala nya sambil tersenyum.

Sahabat nya itu memang mempunyai tingkat kecerdasan di bawah nya, dan yang paling menonjol dari sahabatnya itu adalah sifat pelupa nya. Mungkin dari situlah Maya sahabat nya itu selalu merekam kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya supaya dia bisa mengingat kejadian yang menurut nya penting lewat video koleksi nya itu.

"Kenapa kamu tidak melihat koleksi rekaman mu itu May, siapa tahu ada muka ini cowo.."

"Good idea..." jawab Maya sambil mengscroll koleksi video rekaman nya sambil berjalan ke keluar ruangan.

"Lha ...malah main pergi aja itu anak."

Setelah kepergian Maya yang tidak jelas itu Cinta kembali menatap wajah Arjuna yang wajah nya terlihat tidak pucat lagi seperti tadi. Seperti nya darah Cinta diterima dengan baik oleh tubuh Arjuna.

Lagi dan lagi jantung Cinta berdetak dengan sangat kencang saat melihat wajah tampan itu. Dan entah keberanian dari mana tangan nya tiba - tiba terulur untuk menyentuh wajah itu, baru saja jari tangan Cinta akan mendarat di wajah Arjuna...

"Hei..apa yang kamu lakukan!"

Sontak suara itu membuat Cinta kaget dan dia langsung menarik tangan nya kembali setelah melihat wajah yang sejak tadi dia pandangi kini tengah menatap nya dengan tatapan yang tajam.

"Hei bocah apa yang sedang kamu lakukan hah!" ucap Arjuna dengan suara yang lirih namun penuh dengan penekanan.

Cinta terlihat gelagapan, dia beberapa kali menelan Saliva nya dengan susah payah karena merasa takut tindakan bodoh nya tadi ketangkap basah.

"Aku...aku...hanya...anu..itu..."

Melihat jawaban yang tidak jelas dari Cinta, justru membuat Arjuna semakin menatap tajam gadis belia itu dan membuat Cinta semakin ketakutan.

Klek,

Terdengar suara pintu ruang rawat itu terbuka, dan masuk lah seorang dokter dengan beberapa perawat di belakang nya.

"Syukurlah jika kamu sudah sadar Ar, om tadi sempat panik karena luka mu lumayan parah," ucap dokter itu.

Arjuna hanya mengangguk kan kepala nya saat dokter itu menyapa nya.

"Om tadi sudah menghubungi orang tua Ayah ma Ibu mu, dan sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini."

Lagi - lagi Arjuna hanya mengangguk kan kepala nya.

"Itu cowo aneh sekali, tadi pas saat baru sadar bisa bicara, bahkan membentak ku. Kenapa saat dokter ini mengajak dia bicara malah cuma mengangguk kan kepala nya doang, aneh..."

"Eh....bentar..bentar...kok dokter ini bisa tahu dia?"

Bab.3 Terpesona

Cinta merasa heran karena sejak tadi Dokter yang menangani Arjuna berbicara seolah-olah dokter tersebut sudah mengenal cowo yang sedang terbaring di brankar di depan nya itu.

Hemm...

Cinta sengaja berdehem karena sejak tadi dia merasa kehadiran nya di ruangan itu tidak di anggap.

"Eh...kamu siapa?" tanya dokter itu yang tak lain adalah dokter Seto sahabat Tiara dan Alex maka nya dia sudah mengenal Arjuna.

"Aku?" kata Cinta sambil menunjuk ke diri nya sendiri.

"Ehm...aku...." Cinta masih menggantung ucapan nya, dia juga sempat melirik ke arah Arjuna namun dia justru mendapat tatapan tidak suka dari cowo itu.

"Dia gadis yang sudah membawa anak ini ke sini Dok, dia juga yang telah me...."

"Ehm....suster maaf, aku bisa minta waktu nya sebentar ada yang ingin aku tanyakan ke suster tentang obat ini."

Cinta terpaksa memotong ucapan salah satu perawat itu karena dia tidak mau identitas nya sebagai pendonor darah di ketahui oleh Arjuna. Dia melakukan itu karena dia tidak ingin nanti nya keluarga dari orang yang telah menerima darah nya itu akan berhutang budi pada nya, karena dia benar-benar tulus dan ikhlas mendonorkan darah nya pada Arjuna. Di tambah lagi dia melihat sikap dan ekspresi Arjuna yang terlihat tidak menyukai nya.

"Boleh...",jawab suster tersebut.

Kemudian Cinta dan suster itu keluar dari ruangan perawatan Arjuna.

Setelah sampai di luar, Cinta pun langsung mengatakan pada suster tersebut supaya merahasiakan kepada siapa pun termasuk Arjuna jika dia lah yang telah mendonorkan darah nya.

Awalnya suster tersebut menolak keinginan Cinta itu, dia memberi tahu kepada Cinta jika dari pihak keluarga cowo yang cinta selamatkan itu meminta nya untuk memperkenalkan siapa orang yang telah menyelamatkan anak nya itu. Namun Cinta tetap kekeh meminta pada perawat tersebut untuk merahasiakan nya.

Akhir nya perawat itu pun menyetujui permintaan dari Cinta itu.

"Terimakasih ya sus...kalau begitu aku permisi dulu."

"Iya sama - sama, kamu tidak mau masuk lagi ke dalam?"

"Tidak sus, aku mau pulang saja karena badan ku terasa tidak enak."

"itu karena efek dari donor darah tadi, jangan lupa sampai di rumah langsung di minum ya obat nya dan segera istirahat," pesan perawat itu pada Cinta.

Cinta pun mengangguk kan kepala nya, sebelum dia pergi Cinta sempat melirik sekilas ke arah pintu ruang perawatan Arjuna.

"semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi ya," batin Cinta sambil tersenyum manis.

"Pe...."

"Astagfirullah...ngagetin aja kamu May, dari mana aja sech dari tadi aku cariin tahu.."

"Sorry Pe...aku tadi kebelet jadi aku ke toilet dulu," jawab Maya cengengesan.

"Kamu mau pulang?"

"ehm..."

"lho cowo itu gimana? Kamu tinggalin gitu aja sendiri di sini?"

"Bentar lagi keluarga dia datang, lagian dokter yang menangani dia sepertinya kenal ma cowo itu, karena dokter itu sendiri yang mengatakan telah menghubungi keluarga nya."

"Tapi Pe...kita kan belum ketemu ma keluarga nya..nanti gimana kalau..."

"Udah ah...kepala ku pusing ini May, aku ingin cepat pulang dan istirahat, lagian ayah tadi berpesan pada ku supaya tidak lama - lama di sini."

Ayah cinta setelah mendampingi sang anak mendonorkan darah nya, dia kemudian pulang terlebih dahulu karena dia ada pekerjaan dadakan.

Selama dalam perjalanan pulang entah mengapa Cinta selalu teringat wajah Arjuna terus. Tanpa dia sadari sejak tadi dia senyum - senyum sendiri. Untung saja mereka saat ini berada di atas motor, dan Maya yang mengendarai motor itu, jadi sahabat nya yang super kepo itu tidak tahu jika Cinta sedang senyum - senyum sendiri saat ini memikirkan Arjuna.

"Nama kakak itu siapa ya? Wajah nya begitu tampan sekali, bulu mata nya lentik, hidung nya mancung, rahang nya tegas, dan kulit wajah nya kok bisa ya secerah dan sebersih itu. Padahal dia laki - laki lho, aku saja yang perempuan ngga seperti itu kulit wajah nya. Masak iya dia perawatan wajah kayak oppa - oppa Korea itu. Ehm....gemesh banget sech, tapi sayang orang nya seperti nya galak dan jutek, di lihat dari tatapan nya tadi yang seperti ingin menelanku mentah - mentah, hii....serem juga tapi suka," gemesh cinta dalam hati sambil tidak sengaja dia meremas pundak Maya yang berada di depan nya.

"Lope....sakit tahu!" Teriak Maya dari arah depan.

"Eh...sorry..sorry...tidak sengaja May."

"Kamu kenapa sech Pe...perasaan dari tadi aku lihat di spion senyum - senyum sendiri, hayo ngaku..kamu lagi berkhayal ya..." Tanya Maya dengan sedikit berteriak, maklum saja mereka saat ini sendang mengendarai motor, jika berbicara dengan nada normal pasti yang di belakang tidak akan terdengar.

"Kalau iya emang kenapa," jawab Cinta dengan cengengesan.

"Dich Lope sekarang sudah bisa berkhayal ya ternyata, jangan bilang kalau kamu mengkhayalkan cowo itu."

Mendapatkan pertanyaan itu malah membuat Cinta cengengesan tidak jelas. Maya yang melihat sahabat nya cengengesan tidak jelas merasa heran,"Pe...kamu masih waras kan?"

Plak,

"Aduh..Lope! Sakit tahu..."

"Abis nya kamu ngatain aku tidak waras, ya kali aku masih waras Maya Kamelia."

"Lha dari tadi kamu cengengesan tidak jelas seperti itu kenapa?"

"Seperti nya aku jatuh cinta pada pandangan pertama dech ma cowo itu May..."

Ciiiiit.....

Bugh,

"Mayaaaa.....bisa tidak kalau mau berhenti itu bilang dulu, sakit tahu jidat ku kena helm kamu," protes Cinta sambil memegang dahi nya yang terasa sakit karena tidak sengaja terbentur helm Maya. Sedangkan pelaku yang menguat jidat Cinta sakit hanya mengangkat kedua jari nya ke atas sambil nyengir.

"Pe....apa yang kamu katakan tadi benar? Kamu jatuh cinta ma tu cowo?kamu benar-benar masih waras kan...?" ucap Maya sambil memegang dahi Cinta.

"Biasa aja tidak panas," lirih Maya.

Pletak...

"Auws.. Lope!"

"Aku masih waras dan normal Maya Kamelia, emang salah kalau aku jatuh cinta ma tu cowo? sejak aku berdiri di dekat dia tadi, jantung ini tidak pernah berhenti berdetak tahu May...jedag.. jedug.. Jedag.. Jedug.. seperti itu terus.." kata Lope sembari memegang dada nya dan tersenyum tidak jelas.

"Kalau jantung kamu berhenti berdetak metong dong kamu Pe, aneh....Fix ini ada yang tidak beres ma kamu, ayo kita kembali lagi ke rumah sakit," seru Maya sambil menarik tangan Cinta supaya naik ke motor lagi.

" Ngapain ke rumah sakit lagi May.."

"Ya berobatin kamu lah, ngapain lagi emang.."

" Kan aku tidak sakit Maya Kamila...."

"Fisik kamu memang tidak sakit Pe...tapi mental kamu itu yang membahayakan."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!