Selamat datang kembali di cerita author,ini adalah season 2 dari rahasia gadis bisu semoga kalian suka ya.
Mohon kalau membaca jangan lompat-lompat ya, author mohon banget 🙇
***
Sebuah pesta ulang tahun di rayakan dengan meriah dan mewah di sebuah mansion megah.
seorang wanita cantik dengan dress putih tersenyum dengan bahagia kala semua orang menyanyikan nya lagu selamat ulang tahun dan mendoakan yang terbaik untuk nya.
Dia adalah Arabella Adison,atau lebih sering di panggil Ara
"Ara selamat ulang tahun yang ke 21 ya sayang,bunda selalu berdoa terbaik untuk kamu agar selalu mendapat kan jalan hidup yang selalu bahagia dan lancar"
Cintia Adison wanita berusia 49 tahun itu namun sudah terlihat kerutan di wajah nya.
"Makasih bunda",Gadis Cantik elegan itu tersenyum bahagia dan memeluk sang bunda yang selalu menemani langkah nya hingga ia sukses menggapai cita-citanya sebagai seorang polisi dengan pangkat yang cukup tinggi,tapi ia tidak akan berhenti untuk mendapatkan tujuan awalnya menjadi komisaris besar polisi.
"Ara,mami juga sangat menyayangi kamu seperti putri kandung sendiri,mami berharap semua keinginan kamu tercapai dan selalu dalam lindungan Tuhan"_Ujar Margaret perempuan paruh baya.
Margaret perempuan paruh baya berusia 46 tahun adalah adik bunda Cintia, ataupun bibi Ara namun Ara memanggil nya mami karna sudah tinggal sejak berusia 5 tahun bersama sang bibi.
Ya,Ara dan bunda nya sudah tinggal bersama keluarga Margaret hampir 15 tahun semenjak kematian Ayahnya pada sebuah bencana yang cukup mengerikan.
"Terimakasih mami",Ara memeluk sang mami dengan tersenyum penuh kebahagiaan dan terharu karna sang bibi dan keluarga telah menghidupi nya dan sang bunda selama 16 tahun.
Ucapan selamat ulang tahun serta kado-kado mewah begitu banyak di terima oleh Ara dan ia sangat menyukai nya,itu adalah hari ulang tahun yang membahagiakan bagi nya karna di hari ulang tahun nya itu pangkat nya juga naik satu tingkat.
Setelah berdoa untuk kesejahteraan keluarga nya dan sang bunda ia meniup lilin dengan angka 21 di atas kue ulang tahun yang cantik.
...
Di lain sisi dan di saat yang bersamaan
Sebatang korek api di tiup setelah hampir habis terbakar.
"Aku benci ulang tahun"
Aurora Adison atau yang sering di panggil Rora ataupun Ra.
"Padahal bagi orang-orang ulang tahun adalah hari yang istimewa karna bertambah nya usi_"
Liam 27 tahun,pria dengan tampilan sangar dan tubuh besar yang berotot dan hanya memakai kaos putih kotor langsung terdiam saat Aurora memotong ucapan nya.
"Persetan dengan ulang tahun, ulang tahun menandakan semakin berkurang nya usia dan semakin dekat nya kematian, tetapi aku masih belum bisa membalaskan dendam ku"
Prang!!!!
suara gelas pecah
Ya, Aurora berbicara dengan meremas gelas berisi anggur merah di tangan nya hingga pecah berkeping-keping,di saat bersamaan darah mengalir dari tangan nya karna kepingan gelas yang melukai tangan nya.
"CK, jangan terlalu sering melukai diri mu sendiri"
Galang,pria tampan berpenampilan badboy dengan sigap mengambil perban dan langsung membalut tangan Rora,Galang berusia 30 tahun dia adalah ketua dalam kelompok yang di sebut Gengster oleh masyarakat,ia memimpin sebuah kelompok Gengster yang cukup terkenal di kota itu.Galang pria dengan penuh ambisi,ia adalah pria dengan penuh wibawa bahkan auranya sangat kuat untuk mengintimidasi orang-orang disekitarnya,namun tidak ada yang tau kalau ia menyimpan rasa untuk Aurora bahkan Aurora sendiri.
"Ra benar yang dikatakan Galang, berhenti menyakiti diri mu sendiri, ingat hari balas dendam mu sudah semakin dekat",
Birly,atau sering di panggil Irly menimpali dengan tatapan yang lekat dan penuh keyakinan,Birly berusia 23 tahun dia adalah wanita dingin dan sangat kejam tidak beda jauh dengan Aurora yang mempunyai tingkat kekejaman iblis,bahkan ia di juluki psikopat yang tak punya hati sama sekali di kelompok nya.
Aurora Adison berusia 21 tahun tepat hari ini.
Ia,mempunyai sikap dingin dan cuek namun terkenal sangat tangkas dan lihai dalam bidang apapun,ia mempunyai sikap dewasa dan tingkat ketenangan dalam menghadapi musuh, tidak hanya itu ia mempunyai 1001 taktik untuk melawan musuh sehingga ia menjadi salah satu yang di takuti dalam kelompok Gengster di kota itu bahkan di beberapa kota.
Aurora,Galang,Liam,dan Birly adalah empat dari lima anggota inti kelompok Gengster T-rex,yang di ketuai oleh Galang.
"Kita pasti bisa membalaskan dendam mu dan menegakkan keadilan yang telah bertahun-tahun tertutupi"
Birly menepuk pundak Aurora yang masih pada posisinya, dengan tatapan tenang namun selalu terlihat sorot kebencian dan dendam.
"Benar Ra,Orang-orang yang bersalah harus mendapatkan hukuman yang berat,aku yakin hukum negara sendiri pasti akan sangat marah besar setelah mengetahui kebenaran yang tertutupi ini"
Liam ikut memberikan dukungan pada Aurora.
Aurora tersenyum dengan tipis namun sinis,"Hukum negara?, apakah itu ada pada masa ini,jangan terlalu polos di negara ini uang bisa mengatur hukum. hukum bisa di beli dengan uang",tangkas Aurora dengan senyum mengejek,namun detik kemudian raut wajahNya berubah dingin.
"Aku ingin membunuh orang-orang yang berhati iblis itu dengan tangan ku sendiri"
"Bagaimana jika kau di jatuhi hukuman mati nantinya?"
Tiga pasang mata di ruangan itu, langsung menoleh ke arah Galang yang melontarkan pertanyaan itu termasuk Aurora sendiri.
Galang sendiri memperhatikan wajah Aurora yang sedang melihat nya sama seperti Liam dan Birly.
Tak ada yang bergeming, suasana juga sangat hening, beberapa detik kemudian tiga orang kini melihat Aurora seolah menantikan jawabannya.
"Bagaimana pun juga dia adalah seorang komisaris besar kepolisian",Galang kembali membuka suara dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Aurora.
Perempuan bernama Aurora itu tersenyum miring,"Bukan kah sebelum nya kita sudah membahas ini",ujarnya singkat sembari berjalan ke arah meja kecil dan mengambil sebuah foto.
"Sekalipun membahayakan nyawa ku atau bahkan harus kehilangan nyawa,AKU TIDAK PEDULI!"
"Setidaknya jika aku mati,aku bisa bertemu dengan Ayah"
***
Aurora dan Arabella Adison adalah sepasang saudara kembar.
kedua nya terpisah dan mempunyai jalan kehidupan berbeda hingga jalan pikiran yang tentunya berbeda jauh.
Semenjak kematian Ayah mereka 16 tahun yang lalu,dimana kedua nya masih berusia 5 tahun dalam sebuah tragedi yang hanya di saksikan oleh Aurora.
Kematian sang ayah membuat Cintia Adison ibunda mereka syok dan depresi berat bahkan sampai mengalami gangguan jiwa,Karna itu Bibi mereka adik dari Cintia dengan sigap menawarkan diri untuk merawat putri-putri nya setelah mengetahui kejadian itu.
Namun entah kenapa Aurora kecil yang seorang gadis penuh keceriaan dan hati yang lembut berubah drastis.
Pada saat itu ia menjadi gadis kecil yang keras kepala dan memberontak.Ia sering kali melawan sang bibi bahkan beberapa kali ia mencoba membawa saudara kembarnya Arabella kabur dari rumah sang bibi,namun selalu di gagalkan.
Tidak hanya itu, Aurora yang pada saat itu masih berusia 5 tahun mengancam semua orang dengan nyawanya sendiri,karena tidak mempertemukan mereka dengan sang ibunda yang memang pada saat itu mengalami sakit jiwa,tetapi percuma saja bibi dan pamannya bahkan tak perduli sama sekali.
Seperti tidak betah meski satu jam di rumah sang bibi, Aurora tak berhenti membuat keributan dan kekacauan,sehingga paman nya yang tak bisa menahan kesabaran membawanya pergi dan meninggalkannya di kolom jembatan.Oh tidak,lebih tepatnya sang paman dengan tega dan tak punya hati nuraninya membuang nya dari atas jembatan ke sungai yang dalam,karna beberapa patah kata yang di ucapkan Aurora pada saat itu sehingga sang paman memutuskan membunuh nya dengan membuang ke sungai yang dalam.
Semua itu tak di ketahui oleh Arabella,ia hanya di beritahu kalau saudaranya sudah meninggal di tabrak mobil karna berusaha kabur pada saat mereka berada di jalan tol,begitu pun dengan Cintia yang diberitahukan sama seperti itu setelah ia keluar dari rumah sakit setelah 2 tahun.
Hingga sejak saat itu keduanya terpisah sampai saat ini usia mereka 21 tahun.
***
Arabella atau kerap dipanggil Ara itu dengan seragam polisi nya yang mempunyai pangkat di bahunya berjalan masuk ke sebuah kantor kepolisian, bersamaan dengan munculnya ia, tatapan semua polisi dan polwan di tempat itu langsung melihat nya dengan tatapan tak suka,iri dan juga dengki bahkan tak segan merendahkan nya seperti...
"Karna pamannya seorang komisaris jadi dia bisa dengan mudah naik pangkat,jadi apa yang perlu di banggakan"
"Apakah itu tidak terlalu terang-terangan pakai orang dalam,di usia 21 tahun sudah mendapatkan pangkat yang tinggi"
Masih banyak hinaan yang selalu di denger oleh Ara setiap ia bertemu atau bergabung ke polisi-polisi lain.
Bagaimana orang-orang tidak iri,Arabella masih berusia 21 tahun tapi sudah mempunyai pangkat yang tinggi,dimana orang-orang yang sudah mengabdi selama 15 sampai 20 tahun belum tentu mencapai pangkatnya sekarang, sudah cantik,berpangkat, mempunyai body yang sangat bagus seperti seorang model padahal ia adalah seorang polwan,sehingga tak jarang banyak pria-pria konglomerat menyatakan perasaan secara terang-terangan.
Ya, Arabella memang sosok perempuan yang sempurna di jagat raya,ia adalah wanita yang di dambakan banyak pria.
Namun Arabella selalu mengabaikan semua itu,ia tidak peduli ucapan-ucapan orang lain yang menjatuhkan nya,dan ia juga tidak pernah peduli dengan pria-pria yang mendekati nya karna ia ingin menjadi polisi muda yang paling sukses,dan yang terpenting ia selalu bahagia dan ceria karna ia mempunyai segala nya.
***
Lain halnya dengan Aurora
Aurora sendiri,ia sudah lulus S1 namun tak memilih bekerja,ia lebih memilih menjadi seorang pengangguran tepat nya lebih fokus ke kelompok Gengster nya menyusun rencana yang sudah sejak lama ia susun dengan kelompok nya untuk menguak kejahatan yang terjadi pada ayahnya 15 tahun lalu.
Ia tidak akan pernah bisa melupakan kejadian 15 tahun lalu,dimana Ayah nya di bunuh dengan sangat keji dan tidak manusiawi di depan matanya sendiri.
Aurora kini duduk berdampingan dengan seorang pria paruh baya,yang tampak memberikan nasehat padanya.
"Jangan gegabah dalam mengambil keputusan"
"Aku tidak gegabah,semuanya telah ku rencana kan sejak lama"
"Tapi menurut ku rencana mu itu sangat membahayakan dan mengancam nyawa"
"Aku tidak peduli jika itu akan mengancam nyawa ku,jika dendam ku sudah terbalas dan mereka mendapatkan ganjaran nya,aku akan tenang jika aku mati sekalipun",Tak ada keraguan di mata Aurora mengatakan itu.
"Jangan bawa-bawa keras kepala mu itu,pikirkan jika rencana mu tidak berhasil dan bukti mu tidak kuat kau akan di hukum mati oleh pihak negara karna di anggap pencemaran nama baik bahkan menganggap terorisme"
"Dan mereka masih bisa selamat dan hidup dengan tenang di luar sana sedangkan kau, rencana mu semua hancur, dendam mu juga tidak terbalas kan",Suara pria paruh baya itu sedikit meninggi karna perempuan di depan nya itu,yang sudah ia anggap sebagai putri sendiri sangat berkepala batu dan nekat.sejujurnya ia takut kehilangan Aurora sosok perempuan yang sudah ia rawat selama 16 tahun lamanya.
Aurora tersenyum tipis,"Tenang saja paman,aku tidak sebodoh itu membuat rencana,aku sudah menyusun rencana ini sejak lama dan penuh ketelitian kau tidak perlu mengkhawatirkan ku"
Pria paruh baya itu menghela nafas panjang,Gadis di depan nya itu ia akui sangat pintar dan cerdik namun juga berkepala batu.
"Percaya pada ku paman,dan terimakasih kalian sudah merawat ku sejak kecil, sekarang sudah saatnya aku bergerak titip salam pada bibi aku harus pergi sekarang,semoga kita masih bisa bertemu lagi kedepannya"
"Tunggu sebentar"
Aurora berhenti saat akan mengambil tas ransel nya,dan menunggu pria paruh baya itu yang terburu-buru pergi ke kamar nya, kemudian beberapa saat kemudian kembali dengan hal yang sama terburu-buru.
"Apa ini paman?",tanya nya saat diberikan sebuah berkas.
"Paman takut kamu kenapa-napa,sebagi jaga-jaga paman ingin kamu mengenal seseorang yang dulu nya bahkan sampai sekarang adalah atasan paman"
Aurora ataupun kerap dipanggil Rora itu membuka berkas itu dan melihat foto seorang wanita yang sangat cantik dan terlihat sangat elegan,dan ada juga beberapa lembar kertas di dalam dokumen itu.
"Siapa dia paman?",tanya nya penasaran.
"Dia adalah Atalia putri,seorang pemimpin mafia terkuat pada saat itu,dia juga seorang CEO perusahaan terbesar hingga saat ini bahkan dia adalah seorang tuan putri bangsawan"
"Atalia putri",ucapnya melihat kembali foto di tangannya,"Dia pasti sangat hebat", lanjut nya.
"Mm...,dia adalah wanita yang sangat hebat,kuat,berani,tangguh,dan juga dermawan",Pria paruh baya itu mengatakan nya dengan begitu antusias,"Kau tahu melihat mu,aku jadi teringat padanya tuan putri Atalia juga dulu berjuang demi keadilan keluarga kerajaan,yakni orangtuanya dan juga saudara-saudara nya yang di bantai oleh orang-orang yang juga dalam kerajaan pada saat ia masih berusia enam atau mungkin tujuh tahun.",
"Lalu apa yang terjadi?,apakah dia juga membalas dendam dan memberikan keadilan pada keluarga nya?",tanya Rora beruntun karna begitu tertarik mendengar cerita sang paman.
Sang paman tersenyum,"tentu saja,dan kau juga harus berhasil seperti nya,kau akan tahu lebih jauh darinya jika kau masuk ke dalam perusahaan nya",
Rora jadi mengerutkan keningnya,"Apa maksud paman?",
"Paman ingin kau bekerja di perusahaan nya"
"Paman,aku bukan ingin bekerja tapi menyelesaikan misi ku",Rora sedikit menaikkan volume suaranya.
"Paman tahu,tapi entah kenapa firasat ku mengatakan akan ada hal yang tidak baik, jadi untuk berjaga-jaga paman ingin kau mengenal nya dan meminta bantuan nya jika suatu saat nanti kau tidak bisa menghadapi musuh"
"Sebut saja nama ku jika suatu saat nanti di perlukan"
...
Setelah selesai,Aurora yang kerap di panggil rora ataupun Ra langsung menggendong tas ransel nya dan menarik kopernya,ia keluar dari mansion yang cukup besar itu dimana ia sudah tinggal di sana sejak berusia 5 tahun dan melewati banyak hal.
Tak ada rasa sedih meninggalkan tempat itu,karna ia akan pergi untuk memberikan keadilan pada ayahnya dan membersihkan nama baik sang ayah yang dicap teroris meskipun sudah meninggal selama 15 tahun,serta memberikan hukuman yang setimpal pada pelaku fitnah dan kekejian itu.Dengan langkah tegas dan tatapan yang tajam dan penuh dendam ia terus menyeret koper nya,bayangan-bayangan wajah pembunuh ayahnya lengket di kepalanya.
"Tak akan kubiarkan satupun lolos", ucapnya dengan nada dingin.
...
Sementara di luar gerbang,ketiga temannya sudah menunggu nya.
Galang kini berdiri di antara ketiga temannya itu,"Aku tidak bisa berangkat bersama kalian saat ini,tapi aku akan datang menyusul karna masih ada beberapa hal yang harus aku urus"
"Tidak apa-apa Lang, selesai kan segera urusan mu dan datang lah secepatnya",Ucap Liam membuat Galang mengangguk dan menoleh ke arah Aurora yang selalu menunjukkan ekspresi dingin.
"Apa yang kau bawa di tangan mu Ra?",tanya Birly saat melihat sebuah map di tangan Aurora
"Entahlah,aku belum memikirkan untuk apa ini",jawab Rora kemudian memasukkan map yang diberikan oleh sang paman.
Ia memang belum setuju dengan sang paman yang meminta nya untuk bekerja di perusahaan,karna bekerja tidak ada di rencana mereka.
Ya,meskipun orang-orang memanggil mereka pengangguran karna tak punya pekerjaan,tapi sebenarnya mereka punya bisnis bersama yang cukup untuk kebutuhan mereka bahkan lebih dari cukup untuk membeli kebutuhan-kebutuhan mereka, terlebih beberapa diantara mereka berasal dari keluarga kaya, termasuk Aurora sendiri yang memang tinggal bersama keluarga kaya.
"Aku sudah mengatur apartemen sekaligus markas di sana,ini alamat nya dan juga kuncinya", Galang memberikan nya pada Rora.
"Jangan sampai ada orang yang mencurigai kita,jalan masuk ke pusat kota sangat dijaga ketat oleh kepolisian dan setiap harinya akan ada razia bagi yang masuk ke pusat kota,aku dan beberapa anggota yang lain akan membawa senjata lewat jalur laut,jadi pastikan tidak ada yang membawa senjata apapun", Sebagai ketua Galang memang begitu tegas dan berwibawa, bahkan juga sangat hebat.
Liam dan Birly mengeluarkan senjata mereka dari tas,sementara Aurora memang tak membawa senjata apapun karna ia sudah tau hal itu.
...
"Aku yakin kau pasti membutuhkan nya nak,karna yang terlibat bukan hanya dari pihak kepolisian",ucap pria paruh baya itu berdiri di balkon menatap kepergian Aurora bersama teman-teman nya.
"Semoga kau berhasil", lanjut nya dengan mata memerah, bagaimana tidak Aurora sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri,dimana setiap harinya ia menghabiskan waktu bersama Aurora dari melatih kekuatan fisik,belajar bela diri,menembak,dan masih banyak lagi yang ia ajarkan pada Aurora sejak gadis itu berusia 7 tahun.
Dan hari ini,hari ia berpisah dengan gadis itu yang mungkin akan mencari jati dirinya ke kota asalnya.
Namun meski begitu,pria paruh baya itu akan selalu mendukung keputusan Aurora dan ia tentu saja akan mengawasi nya dari jauh.
***
Setelah selesai bekerja,Arabela menemani sang bunda berbelanja di mall untuk perlengkapan rumah mereka.
Ya,sang bunda memilih untuk pindah rumah, sudah saatnya mereka tinggal sendiri dan tak lagi bergantung dengan sang adik,karna bagaimana pun juga gaji Arabela sudah cukup untuk kebutuhan mereka.
Sang bunda yang sudah berkepala empat itu memperhatikan putrinya yang saat ini membeli makanan untuk persediaan di rumah,ia tersenyum menyadari putrinya sudah dewasa.
"Andaikan saja pada saat itu aku tidak sakit, mungkin sekarang kamu ada bersama bunda nak",gumam nya dengan air mata yang mengalir di pelupuk matanya.
"Bunda kenapa nangis?",Tanya Ara saat mendapati ibunda nya menitik air mata.
Cintia langsung menghapus air matanya,"Enggak apa-apa sayang,bunda baik-baik saja,kita lanjut saja kalau kamu sudah selesai"
Ara menghela nafas,ia yakin sang bunda pasti merindukan saudara kembarnya,"Ya sudah bun,ayok", ajaknya menggandeng tangan sang bunda.
Tidak jauh dari tempat mereka,tampak seorang wanita paruh baya bersama anak kembarnya dan juga beberapa bodyguard yang mengikuti mereka.
Hal itu tentu saja mengundang banyak orang untuk melihat tiga manusia itu.Bagaimana tidak,orang yang sedang datang ke mall itu adalah pemilik mall itu sendiri dan seorang miliarder kelas dunia,dimana namanya tertulis di bersama jejeran orang terhebat di dunia.
Siapa lagi kalau bukan Ataliana putri bersama anak kembarnya Olivia Alberto dan putranya bungsunya Olivier Alberto.
Tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Arabella dan bundanya.
Ara tak terlalu menghiraukan mereka namun sang bunda langsung menghentikan tangan putrinya agar berhenti,dan memberikan salam pada Atalia bersama dua anaknya.
setelah itu langsung pergi tak ingin menghalangi jalan.
"Kenapa kita harus memberikan mereka hormat Bun?",tanya Ara bingung.
"Nak dia adalah orang yang terkenal karna kejeniusan nya saat masih muda,dia juga seorang tuan putri kerajaan,dia itu keluarga bangsawan",jawab Cintia sambil terus berjalan.
"Benarkah?",Ara sedikit tertegun mendengar nya.
"Iya,kau tahu dia juga dulu seorang mafia yang paling kuat di dunia"
"bukan kah itu menyeramkan?,dan mafia itu pelaku kejahatan Bun, bagaimana bisa seorang bangsawan menjadi mafia?",Ara menjadi tidak mengerti.
"Tidak,tuan putri Atalia bukan pelaku kejahatan, justru dia adalah seorang pahlawan bagi negara nya,kerajaan nya, rakyat nya bahkan bagi banyak negara.Dia sering kali membantu menangkap terorisme yang meresahkan banyak negara,dan membuat negara menjadi damai",
"Tak hanya itu,dia juga seorang pembisnis yang sangat terkenal karna perusahaan nya yang paling maju dan menduduki peringkat perusahaan no 1 hingga saat ini",Cintia bercerita dengan begitu bersemangat nya.
Ya,nama Atalia memang sudah tercantum di buku-buku dan media-media, bahkan di pembelajaran bukan hanya karna dia seorang bangsawan yang membongkar kejahatan yang terjadi pada keluarga nya,tapi juga membantu banyak negara yang kewalahan dari terorisme, bahkan sebagai pembisnis no 1 dan juga masuk jajaran orang terkaya.
Arabella menjadi sangat menyesal karna tidak mengenal Atalia,padahal dia dulu sering membaca kisah Atalia dari kerajaan *** yang terkenal maju, bahkan sangat suka membaca kisahnya dan sangat senang jika ada nama itu di dalam pembelajaran PKN,sejarah,dan buku-buku yang lain.
"Bunda kenapa tidak bilang pada ku,aku sangat menyukai sosok beliau Bun, bahkan mungkin aku terlihat tidak sopan padanya", ucapnya hampir menangis bahkan terus merutuki kebodohan nya.
***
"Ma,perempuan tadi cantik tuh,tinggi putih bodynya bagus, mungkin dia masuk kali Bun sama tipe kak Lucas"
"Oliver jangan membahas hal itu sekarang"
"Ma, Oliver kan cuma ingin kak Lucas secepatnya menikah biar aku segera menyusul, kan tidak mungkin aku mendahului nya",
"Sepatah kata lagi kau berbicara aku akan menendang mu dari atas gedung ini", kesal Olivia pada saudara kembar nya itu,yang sejak mereka masuk ke mall sangat berisik menurutnya.
"Kalau sampai kak Lucas gak nikah-nikah, bakal jadi perawan tua baru tahu rasa",ledek Oliver yang sangat suka mencari perkara pada Olivia.
"Kau!!"
"Sudah diam!",Atalia menghentikan pertengkaran itu membuat kedua nya bersamaan membuang muka dan melipat tangan di depan dada.
Bersambung...
Makasih nanti author lanjut lagi ya
Semoga cerita nya tidak mengecewakan kalian, author akan berusaha membuat nya ceritanya jauh lebih menarik 🤗
Ikuti terus ya makasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!