*** Selamat datang 🤗
happy reading 😍
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Senja, kamu yakin mau ambil job di kota Bandung? jauh loh jaraknya!"
"Aku yakin Lis, lagian jarang-jarang ada tawaran job besar gini, kesempatan ini gak akan datang dua kali Lis, jadi aku gak akan menolaknya!" sudah terbayang olehnya bonus besar dalam genggamannya nanti.
"Ya udah, jangan lupa traktirannya nanti!" "Siap!" penuh semangat Senja mempersiapkan keberangkatannya ke Bandung.
Setelah berpamitan kepada ibu angkat nya, mama Nita dan sesama rekan kerjanya di toko bunga milik mama Nita, kini Senja sudah berada di dalam bus menuju kota Bandung.
Sahabat sekaligus mitra kerja mama Nita, tiba-tiba meminta tolong kepadanya, untuk mencarikan satu orang yang pintar dalam merangkai bunga di acara pesta pernikahan mewah. kebetulan karyawan yang bertanggungjawab mengalami kecelakaan, jadi sudah di pastikan tidak bisa bekerja. terpilihlah Senja.
Dengan memakai nametag bertuliskan nama Indri, Senja masuk ke gedung hotel mewah bersama empat rekan lainnya. "Kalian berdua, bertanggung jawab memantau semua hidangan makanan, dan kamu Indri...eh, siapa namamu?"
"Nama saya Senja, Pak!"
"Maaf, saya tidak sempat membuat kan nametag atas namamu!"
"Tidak apa-apa Pak, disini panggil saja saya Indri, sesuai nametag yang saya gunakan!" pinta Senja.
"Baiklah, tugasmu memeriksa rangkaian bunga, lihat dengan teliti semua bunga yang ada di ruang ini!" perintah ketua tim mereka.
"Siap, Pak!" dengan wajah tertutup masker, aku pun berkeliling memeriksa semua bunga yang ada di ruangan megah ini, sungguh pesta pernikahan spektakuler. senyum ku tak pernah luntur ketika membayangkan bagaimana pernikahan ku dengan mas Sagara nanti.
Mas Sagara adalah Kekasihku, kami menjalin kasih sudah hampir dua tahun, tinggal lima bulan lagi setelah wisudaku nanti, kami akan berganti status menjadi sepasang suami istri.
...----------------...
"Perasaan gua, bener bener kagak enak Mir, ayo kita susul tuan Sagara, ke Bandung!" ajak Agam, ia sedari tadi mondar-mandir gak jelas di depan Mira. begitu mendapat anggukan dari Mira, langsung saja Agam berjalan cepat menuju basement. kebetulan sekarang hari Sabtu, mereka pulang kerja lebih awal.
Berangkatlah dua asisten setia Sagara, selama di perjalanan tidak ada percakapan berarti, Mira dan Agam sama-sama dalam kecemasan yang mereka sendiri tidak tau pasti penyebab nya.
...----------------...
"Berikan minuman jus ini, kepada pria berkemeja navi itu!" perintah seseorang sambil menunjuk sang target.
"Baik!" ucap sang waiters sambil mengantongi amplop tebal! upah tambahan sudah ia dapatkan.
"Bagaimana?" tanya seorang wanita licik. "Beres, nona! saya sudah memastikan sendiri target meminum jus tersebut!" senyum puas tercetak di bibir berlipstik merah itu.
"Sebentar lagi, kamu akan menjadi milik ku seutuhnya Sagara!" senyum culas tak pernah luntur dari bibirnya. Anyelir, sangat yakin kali ini pasti rencananya berhasil!
Sebelumnya ia juga telah melakukan hal yang sama, namun gagal! penyebabnya tentu saja dua asisten setia Sagara, selalu mengekori Tuannya itu.
Malam ini keberuntungan berpihak kepadanya, Sagara hanya datang ke pesta bersama temannya Fendi Setiawan, tidak lain kakak lelaki Wina Setiawan.
Di pojok kamar hotel mewah terdapat Wina, yang duduk gelisah, raut cemas sekaligus takut, tergambar jelas di wajahnya. Wina melihat semua rencana jahat Anyelir, bahkan ikut berperan penting dalam konspirasi menjebak Sagara.
Wina bertugas memastikan Sagara hadir di pesta salah satu teman kuliah mereka, yang mana juga teman Sagara serta sang kakak.
Menyesal pun tiada guna, mundur juga tidak bisa, harapannya hanya satu, semoga tidak ada seorangpun yang memergoki rencana jahat mereka.
Anyelir benar-benar jahat! demi melancarkan rencananya, terlebih dahulu ia menjebak Wina, mencekoki wanita itu dengan minuman keras sampai mabuk, berakhir tidur dengan lelaki salah satu mantannya, semua kegiatan panas mereka di rekam oleh Anyelir.
Wina benar-benar tidak berdaya, demi menjaga nama baik keluarganya, ia mengorbankan Sagara, yang telah ia anggap seperti kakaknya sendiri.
...----------------...
POV AUTHOR
Sedikit demi sedikit Sagara mulai merasakan pusing, pandangan matanya mulai berkunang-kunang, "Bro, gua balik dulu!" pamitnya ke Fendi. Melihat raut Sagara seperti orang menahan sakit, Fendi pun jadi ikut khawatir.
"Elu, gapapa Ga? balik bareng gua aja! ayo pamit dulu sama yang punya acara!" ajak Fendi.
Namun langsung di tolak Sagara, pusing di kepalanya semakin bertambah, suhu tubuhnya juga mulai panas. "Gua balik sendiri! gak enak juga baru dateng pada mau balik!"
Tanpa ingin membuang banyak waktu, Sagara berusaha jalan normal menuju pintu keluar.
Ting, suara pintu lift terbuka, segera Sagara memasukinya, beruntung hanya dirinya seorang di dalam lift.
Ting, kembali suara lift terbuka.
Keluar lah Sagara dengan kemeja sudah terbuka tiga kancing teratasnya, serta rambut acak-acakan, penampilan kusutnya sungguh menggambarkan betapa ia telah sangat berusaha menahan rasa panas di tubuhnya.
Sagara tidak bodoh! Ia tahu betul, jika ada seseorang sengaja memasukkan obat perangsang di dalam minumannya. kini obat tersebut telah bekerja hampir menguasai seluruh kesadarannya.
"Ya Allah tolong, jangan biarkan aku berbuat maksiat dengan sembarang wanita, jangan biarkan rencana pernikahanku dengan Senja berakhir tragis!" mohon Gara dalam hati
Jika ia tidak cepat pergi ataupun berada di tempat yang aman, Sagara tidak bisa menjamin bagaimana nasib percintaannya nanti.
Dengan tubuh sempoyongan, jalan sangat pelan, kesadaran mulai menipis, Sagara mencari letak mobilnya di area basement.
Tangannya gemetar merogoh saku celana guna mengambil kunci mobil, nafasnya sudah tak beraturan, bibir bawahnya sudah terdapat titik-titik darah segar, ia menggigit bibirnya sendiri guna mempertahankan alam sadarnya.
Panas tubuhnya sudah di tahap hampir mendidih, hasrat gairahnya sudah mendesak minta di puaskan. dalam kesadaran diri yang sudah terjun bebas itu, samar-samar ia mendengar seseorang memanggil namanya, serta menyentuh tangannya. Menyebabkan aliran darahnya mendidih, pertahanan dirinya tak terkendali!
...----------------...
"Gam, lu cari tuan Sagara lewat pintu depan, biar gua lewat pintu samping!" perintah Mira.
"Oke" merekapun melakukan pencarian, memasuki tempat luas pesta, penuh para tamu dari berbagai kalangan!
...****************...
"Kamu, tolong kesini sebentar!"
"Saya pak?" Senja menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, kamu Indri palsu" seloroh ketua tim kepada Senja.
"Pergilah, ke parkiran lantai empat, ambil satu kardus berisi bunga lavender, di sana sudah ada seorang supir yang menunggumu" perintah ketua tim.
"Baik, segera laksanakan pak" senyum manis Senja, mampu menerbitkan rasa aneh di hati ketua tim.
"Tadi ketua tim bilang lantai empat atau lima ya? Aduh mana yang bener ini." Senja bertanya kepada dirinya sendiri, benar-benar ragu lantai berapa yang di maksud ketua tim. sebab ketika mendengarkan perintah, di iringi suara musik lumayan keras, jadi Senja tidak terlalu menangkap apa yang di maksud.
Ting, pintu lift terbuka.
"Pasti bener ini lantainya!" Senja berjalan memasuki basement lantai lima.
Deg
Deg
Deg
"Mas Sagara!" belum hilang rasa terkejutnya akan keberadaan sang kekasih, rasa cemas melanda Senja, melihat tubuh Gara hampir ambruk di lantai.
"Kamu sedang apa disini, mas? kenapa tubuh mu terasa panas sekali!" di sentuhnya kening dan leher Sagara.
"Siapapun kamu, A-ku mohon, menjauh & pergilah, sebelum aku kehilangan Kewarasan!"
~ Bersambung ~
Mohon dukungannya ya kak, mohon like, Subscribe & komentar nya, terimakasih 🙏😍
*** Selamat datang 🤗
happy reading 😍
POV AUTHOR
Dengan sangat kasar, Sagara menghempaskan tubuh Senja di jok belakang mobilnya.
"Mas, jangan gila kamu!!! ya Allah tolong sadarkan mas Sagara"
Dengan Sekali tarik, terlepas semua kancing kemeja yang di kenakan Senja. "Sesss." perihnya jarum pentul menggores kulit bawah dagunya, jilbab Senja teronggok di lantai mobil. Sagara begitu saja menarik lepas hijabnya.
"Aku, sudah memperingatkan untuk pergi bukan?" bisikan geraman menyapa telinga Senja, lidah Sagara menyapu kulit lehernya, di hisapnya kuat-kuat leher mulus Senja.
Sekuat tenaga Senja menendang paha Gara, yang kini tengah sibuk menghisap tulang selangkanya.
"Aku peringatkan!!! berhenti sekarang juga mas!!! aku akan membencimu seumur hidupku!!!"
"Akhhh" kali ini bahu mulusnya menjadi sasaran gigitan Gara. Melihat Senja yang terus meronta, tak pelak membuat Gara semakin tertantang untuk mencicipi tubuh segar Senja.
Hmpp,,,hmpp, Senja menutup rapat mulutnya, Gara terus menciumnya dengan brutal, memaksanya untuk membuka mulut.
"Aku mohon mas, aku mohon berhenti!!! dalam tangisnya, Senja terus meminta Gara berhenti. ia sudah hampir kehabisan tenaga. memukul, mencubit, menendang, mencakar sudah ia lakukan. tenaga Gara bukan tandingannya.
"Tolong, bantu aku menghilangkan rasa panas ini!"
"Sialan, bibirmu sangat nikmat!!!" desis Gara. tangannya tidak tinggal diam, di bukanya kaitan bra milik Senja, mata Gara kian berkabut gairah, melihat bagaimana ranumnya Tubuh perawan Senja.
Senja bagaikan seekor anak rusa, yang akan menjadi hidangan lezat seekor singa.
...----------------...
Hening begitu mencekam di dalam mobil Gara. setelah nafsu binatangnya tersalurkan, kini Gara ambruk menimpa tubuh polos Senja. nafas ngos-ngosan nya berganti menjadi dengkuran halus.
Tatapan kosong Senja, sangat menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini. sakit fisiknya belum seberapa dibandingkan kehancuran hatinya. kesucian yang ia jaga bak permata, direnggut paksa oleh lelaki yang mengaku sangat tulus mencintainya!
Senja bangkit dari tubuh berat Gara, "Aku sangat membenci mu, Gara!!"
"Iblis, benar-benar iblis kau Gara!!" di tatapnya penuh benci tubuh Gara, yang tertidur miring menghadap sandaran kursi.
Dengan berjongkok di sela baris kursi mobil sempit itu, Senja memakai kembali pakaian kusutnya, ia kenakan lagi kemeja yang sudah hilang kancingnya, dengan cara membalik bagian depan menjadi bagian belakang.
Tangannya gemetar ketika memasang kembali hijab kusut tanpa menggunakan jarum pentul. air mata terus mengalir di kedua pipinya. sakit hatinya tidak bisa ia jabarkan lagi, kecewa, marah, benci, frustasi menjadi satu!
Sedari tadi ponsel milik Senja tak berhenti bergetar, ia sama sekali tidak berniat melihat siapa yang menelepon ataupun mengirim pesan. Keinginannya hanya satu, pergi dari tempat terkutuk ini, pergi sejauh mungkin dari laki-laki bajingan yang sialnya berstatus sebagai kekasihnya!
Senja tidak mungkin kembali ke acara pesta dengan penampilan berantakan seperti ini, ia memutuskan untuk langsung pulang ke Jakarta, namun saat ini ia sama sekali tidak memegang uang, tas dan dompetnya masih berada di ruangan khusus tim WO.
Dalam kebingungannya ia memutuskan mengambil dompet Gara, guna mencuri sedikit uang untuk biaya pulang. di bukanya dompet Gara, bagian dalam dompet itu berisi foto mereka berdua.
Mungkin jika tidak ada kejadian laknat ini, ia pasti sudah merasa sangat tersanjung, tapi kini sedikitpun tidak ada rasa apa-apa saat memandang sekilas foto itu.
Ketika ia menarik dua lembar uang berwarna merah, matanya tertuju pada sebuah kartu nama terselip di antara kartu ATM.
"Sagara Rahardian, Ceo Rahardian MNC!!" kembali hati Senja memanas tidak menentu, membaca pelan nama serta tulisan Ceo.
"Rahasia apa lagi yang kau sembunyikan??" di lempar dompet berwarna hitam itu kepada sang pemiliknya, di samping tubuh setengah polos Gara.
Terakhir kali, yang Senja lakukan sebelum keluar dari dalam mobil berdosa itu, ia mencari semua barang miliknya
"Tak akan ku biarkan sedikit pun jejak untuk kau temukan bajingan." Senja terus mengumpat, memungut kancing baju di lantai mobil.
Senja menutup kuat pintu mobil.
"Esss" rasa perih di bagian intinya begitu menyakitkan, menyebabkannya susah berjalan. sedikit tertatih Senja berjalan meninggalkan area basement, sebisa mungkin ia menghindari kamera cctv, walaupun wajahnya sudah tertutup masker, namun Senja tetap waspada!
Senja bersumpah: "Walaupun ragaku tak lagi bernyawa, Kebencian ku terhadap mu akan tetap Membara, Sagara Rahardian!"
...----------------...
Tok tok tok, "Ya Am-punnn, neng Senja!" suara teriakan melengking bik Isni mengagetkan Penghuni rumah.
"Siapa bik? Senja pulang ya?" tanya mama Nita. "Astaghfirullah, Senja!!! Kamu kenapa nak?"
"Tolong jangan dekati aku, aku udah ha-ncurr, udah kot-torr!!!" hiks hiks hiks, Senja mundur kebelakang menghindari pelukan mama Nita.
"Siapa yang berani bilang anak mama kotor? Anak mama yang terbaik, ayo masuk sayang!" mama Nita merangkul Senja, sedikit menyeret tubuh gemetar itu masuk kedalam rumah.
Cepat-cepat bik Isni menutup pintu, hari masih gelap gulita.
...----------------...
"Lelaki Bajingan!!! Lelaki Jahatt!!! mulai sekarang tak sudi aku menyebut namamu!"
"Arggh...Bapak, maafkan anak tak berguna mu ini, maaf tidak becus menjaga kehormatan!!"
tangisan, racauan, memenuhi ruangan kamar mandi, di bawah guyuran air shower Senja terus menangis, memaki, menyesali, berteriak, menyalahkan diri sendiri.
"Sayangku, cintaku, mas mau punya anak banyak, nanti kita honeymoon ke Bali ya, mas sangat mencintaimu, mas begitu menyayangimu" kata-kata cinta, serta kenangan manis mereka, terus berputar di kepala Senja, seperti kaset rusak.
"Sudah nak, nanti kamu sakit terlalu lama berdiam di bawah air shower ini" mama Nita mematikan air keran, membungkus tubuh polos Senja dengan handuk.
Hatinya begitu ngilu melihat begitu banyak tanda memar merah sedikit kebiruan di tubuh anak angkatnya. tanpa penjelasan ia tahu apa yang telah menimpa Senja.
"Ma, tolong aku, di sini sangat sakit ma!" adu Senja, menepuk berulangkali dadanya.
"Mama paham nak, mama paham!!" dengan berurai airmata ia peluk erat tubuh rapuh Senja.
"Mama buatkan bubur instan dan teh hangat ya nak? biar perutmu hangat"
"Senja gak mau apa apa ma, aku hanya mau pergi dari sini, dari kota kejam ini!!"
"Kalau kamu pergi, lantas bagaimana dengan mama???" suara tangis lirih terdengar dari ke-dua wanita saling berpelukan.
"Dimana tadi aku letakkan kartu nama si brengsek itu?" Senja tengah mencari kartu nama yang tadi ia ambil dari dompet Gara.
"Ini Dia" di ketiknya, dalam pencarian google. satu-persatu keluar semua data diri seseorang.
Sagara Rahardian: putra sulung dari pasangan Wicaksono Rahardian dan Fatimah Ningrum. pewaris tunggal kerajaan bisnis Rahardian MNC (Multinational Corporation). perusahaan raksasa bertaraf internasional, mencakup bisnis perhotelan, pariwisata, properti dan industri entertainment....
Senja merasakan tubuhnya tak bertulang, setelah membaca sebagian detail tersebut. tak sanggup ia melanjutkannya.
Beralih ke berita gosip :
Saat ini tengah hangat di perbincangkan khalayak ramai, kisah asmara artis mudah yang tengah naik daun... Anyelir Handoko, beberapa kali tertangkap kamera paparazi, kepergok jalan berdua bersama seorang pengusaha sukses Sagara Rahardian.
"Cukup! betapa bodohnya kamu Senja, selama dua tahun, berhasil di tipu mentah-mentah oleh lelaki bajingan, mengaku sebagai seorang pekerja fotografer" batin Senja tersenyum sinis, menertawakan kebodohannya sendiri.
...----------------...
"Agam, lu jangan gegabah, jangan gila! Ini bukan wilayah kita!" Mira menahan Agam yang sedang dalam keadaan kalut.
"Terus kita harus gimana? nemuin tuan Sagara, beliau juga gak ada di dalam mobilnya!" Agam sudah sangat frustasi.
"Sabar, Gam, kita tunggu 24 jam, jika gak ada kabar juga, baru kita lapor ke pihak berwajib!"
~ Bersambung ~
Mohon untuk meninggalkan jejak Like, Subscribe dan komentar ya kak🙏😍
Selamat datang 🤗
happy reading 😍
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Eumhh" Gara menggeliatkan badannya, membuka mata, rasa pusing masih begitu terasa. ketika ia mau duduk bersandar pada kepala ranjang, hal membingungkan terjadi, ada sebuah tangan melingkari perutnya.
"Kamu udah bangun Ga? tanya seorang wanita.
"Anyelir! bagaimana kamu ada disini, di tempat tidurku?" seru Gara terkejut.
"Kamu, gak inget apa yang udah kita lewati semalam Ga? gak inget udah mencicipi tubuhku secara paksa!!! kamu perkosa aku Sagara!" pekik Anyelir.
"Jangan bohong kamu! aku sudah punya kekasih, sebentar lagi kami akan menikah, jadi gak mungkin aku melakukan hal hina itu!" sangkal Sagara.
"Tega kamu Gara!!! setelah kamu renggut kesucian yang ku jaga selama ini, seenaknya saja kamu mau lari dari tanggung jawab!" Jerit Anyelir.
"Kamu masih gak percaya? lihat tubuhku ini, penuh jejak kebrutalan mu!!" seketika selimut yang menutupi badan Anyelir di buka begitu saja, terpampang lah tubuh polos penuh dengan bercak hisapan bibir serta gigi.
Sagara benar-benar shock! sekelebat bayangan buram memenuhi kepalanya, tentang sosok seorang wanita menangis, memohon ampun kepadanya, saat di masuki tubuhnya.
Dosis obat yang di berikan Anyelir sungguh melebihi batas normal. membuat Gara benar-benar tidak ingat, tidak mampu mengenali wanita yang sudah ia nodai . di tambah cahaya lampu area basement hanya sedikit menerangi kedalam mobil Gara yang gelap.
Melihat Gara terdiam, Anyelir lebih giat lagi memojokkan Gara, kali ini tidak akan ia biarkan gara lolos dari cengkeramannya!
"Tutupi tubuhmu Anye! Segera berpakaian lah!" setelah itu kita bicara.
"Apa lagi yang perlu di bicarakan Ga? Kamu harus segera menikahi ku! karirku pasti hancur jika sampai tercium media!!" tanpa ampun Anyelir terus menyerang Gara.
belum sempat Gara menyangga....
Brakk...terbukalah pintu kamar hotel, "Sagara Rahardian, apa yang telah kamu lakukan kepada putri ku???"
"Ya Allah Gara!!! siapa yang mengajarimu berbuat bejat seperti ini, Nak?"
"Anyelir, ya ampun anakku! jeng Fatimah, saya tidak terima, bayi yang dulu saya kandung selama sembilan bulan, di perlakuan hina seperti ini!"
Suara histeris sang mama & kedua orang tua Anyelir, membuat kepala Sagara mau pecah.
"Mama, Tante ,Om, tolong pulanglah dulu ke rumah, kita bicarakan semuanya di sana" pinta Sagara setelah ia dapat mencerna apa yang sedang terjadi.
"Kamu, gak berniat melarikan diri serta menghindari dari tanggung jawab kan Gara?" pertanyaan lebih ke pernyataan terlontar dari mulut Handoko, ayah Anyelir.
"Maaf pak Handoko, tuan Sagara tidak mungkin seorang pecundang!" sanggah Agam tidak terima atasannya di tuduh sembarangan.
"Saya berjanji akan bertanggung jawab, jika benar saya telah melakukan hal tidak senonoh terhadap putri Om, tetapi jika semua ini sebuah jebakan, saya tidak segan-segan memberikan hukuman setimpal!" ancam Gara.
"Mira, bawah ibu saya pulang ke rumah! Dan kamu Anyelir ikutlah bersama mereka!"
Perintah Gara langsung di jalankan oleh Mira.
Tanpa mereka ketahui, tuan Handoko memberikan senyum bangga kepada Anyelir. sama-sama mereka tersenyum licik.
...----------------...
Duk...duk, sekuat tenaga Gara menonjok dinding kamar mandi.
"Apa yang sudah aku lakukan ya Allah? Senja maaf sayang, maaf telah mengkhianati cinta kita!" sesal Gara.
Mas jangan telat makan, mas aku kangen, mas nanti konsep foto prewedding nya outdoor ya mas, mas ayo kita punya anak yang banyak, mas,.....
Arrggrh...berulang kali Gara meninjau tembok, tak peduli punggung tangannya terluka. Kenangan serta harapan masa depan bersama Senja memenuhi isi kepalanya.
Mau tidak mau, siap tidak siap Gara harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, bukti nyata sudah ia dapatkan ketika melihat ada jejak noda darah kering di pucuk kepala adik kecilnya.
"Aku benar-benar telah menodainya, sudah memperkosa Anyelir!"
"Apa yang harus aku katakan kepadamu sayang, bisakah kamu percaya penjelasan ku nanti, bisakah kamu percaya jika seutuhnya cintaku hanya untukmu, Senja Anjani!" tak henti-hentinya Sagara bergumam frustasi.
...----------------...
Ketika mendengar suara daun pintu terbuka, "Ma, tolong jangan paksa aku untuk makan, aku gak lapar!" ujar Senja tanpa melihat siapa yang datang.
"Nak, ada yang mau mama sampaikan" ucap ragu-ragu mama Nita.
langsung Senja menatap mama Nita, "Ada apa ma? kenapa mama terlihat sangat cemas?"
"It-tu Nak, it-tu" tangis histeris mama Nita pecah, di peluknya erat tubuh rapuh Senja, ia tak sanggup harus menyampaikan berita duka, setelah apa yang baru saja Senja alami.
"Mama ada apa, kenapa menangis sekencang ini?" tanya heran Senja dalam pelukan mama Nita.
Setelah lebih tenang, mama Nita meneruskan ucapannya "Nak, mama harap kamu berusaha siap menerima kabar ini, tolong tetap kuat!"
"Apaan ma, kenapa dari tadi muter muter ngomongnya"
"Bintang, baru saja menelepon mama, setelah berulang kali tidak berhasil menghubungimu, Bintang meminta kamu untuk segera pulang kampung nak!"
Langsung perasaan Senja menjadi cemas, di carinya ponsel yang dari semalam ia lempar entah kemana. dari semalam yang di lakukan Senja hanya diam dengan tatapan kosong, menangis tak berkesudahan.
"Ma-ma, ini gak mungkin kan ma, gak benar kan ma??? ibuk gak mungkin meninggal dunia kan ma!!" raung Senja histeris.
"Sayang, tenang sayang ada mama disini, ayo kita hadapi semua ini sama!"
"Mama udah pesan tiket pesawat, tiga jam lagi penerbangannya. sekarang kamu ganti baju dulu, hal lainnya biar mama yang siapkan!" perintah lembut mama Nita.
"Ya Allah, apalagi ini ya Allah, diriku belum bisa menerima kejadian semalam, kenapa di tambah hal menyakitkan seperti ini ya Allah!" racau Senja.
...----------------...
"Ib-buk, ib-buk, jangan tinggalin Senja, tolong bangun buk! ayo buka matanya buk, sebentar lagi Senja wisuda, ibuk udah janji mau dateng, ayo bangun bu-kk!!!"
"Mb-ak Senja," tak kuasa melihat sang kakak yang tengah histeris memeluk tubuh kaku jasad ibu mereka, Bintang langsung menubruk serta memeluk tubuh Senja. mereka berdua menangis histeris.
"Senja, Bintang, sudah waktunya almarhumah ibu kalian di kebumikan, sebelum hari keburu magrib" beritahu bude Mila, adik kandung ibunya.
"Jangan dulu, aku belum puas memeluk ibuku, tolong jangan di kuburkan, biarkan seperti ini saja!"
Melihat Senja mulai tak terkendali dan tidak mampu menguasai diri, mama Nita maju untuk memenangkannya.
"Nak, gak baik bicara seperti itu, gak baik membiarkan lama-lama jasad orang yang sudah tiada, kita harus segera mengebumikan nya!"
"Tapi ma, aku baru saja tiba, baru aja meluk ibu ma!" protes Senja
"Ayo mbak, kita hantarkan ibu ke peristirahatan terakhirnya" ajak Bintang, ia lebih bisa menerima, di karenakan sudah dari subuh memeluk tubuh ibunya, pesan terakhir sang ibu membuat nya berusaha ikhlas menerima semua ini.
Kini jasad tubuh tua ibu Senja dan Bintang, sudah tertutup gundukan tanah, para pelayat satu persatu sudah meninggalkan area pemakaman, Senja, Bintang & mama Nita yang tinggal, kedua kakak beradik itu sama-sama memeluk batu nisan sang ibu. mama Nita duduk di tanah tak jauh dari kedua anak angkatnya.
*** "Buk, Bintang berjanji akan menjadi anak yang berbakti, menurut sama mbak Senja, dan selalu menyayangi mbak Senja. Semoga ibu selalu berbahagia bersama bapak di surga."
*** "Buk, kenapa secepat ini kita berpisah? Senja belum sempat bahagiain ibuk, Senja lagi mempersiapkan sebuah masa depan yang baik untuk kita. tapi kenapa buk...? Sekarang ibuk pasti lagi berbahagia, bisa bersama dengan bapak lagi. tolong sampaikan ke bapak, Senja kangen banget sama bapak."
~ Bersambung ~
Mohon dukungannya ya 🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!