NovelToon NovelToon

Cintai Aku Mas...

Prolog

" Mira awassss... !!" teriak salah satu teman Namira saat melihat mobil yang seperti nya hilang kendali saat memarkirkan mobilnya di parkiran sebuah mall.

Tapi belum sempat Namira menghindar, mobil itu sudah menghimpit tubuh Namira pada tembok pembatas tempat parkir dimana Namira dan temannya baru saja memarkirkan motor mereka tak jauh dari tempat parkir mobil.

" aaaarrrhhh " Namira berteriak kesakitan saat tubuh bagian perut sampai bawah terhimpit body mobil belakang tapi tak lama mobil yang menghimpit tubuh Namira memajukan Lagi mobilnya meski hanya sedikit.

" Ya Tuhan, apa yang aku lakukan "

" Maaf maaf aku tidak sengaja " ucap wanita yang baru saja keluar dari kemudi mobil yang tadi menabrak tubuh Namira.

" Mba tolong bawa teman saya ke rumah sakit " ucap panik teman Namira yang bernama Sifa, sedangkan Nana wanita yang menabrak Namira hanya terdiam sambil menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi karena kelalaiannya.

" Mba... tanya saya bisa tiada jika mba hanya diam saja seperti itu..." bentak Sifa saat melihat Nana yang masih saja berdiam diri seperti patung.

Tak lama karena benturan yang cukup keras mengundang banyak pasang mata yang ingin menyaksikan apa yang baru saja terjadi di parkiran mall siang itu.

" Bawa masuk ke dalam mobil saya " ucap Nana yang sudah kembali tersadar dari rasa syok nya, di bantu beberapa orang tubuh Namira pun di masukan ke dalam mobil termasuk Sifa yang tak ingin jika Namira malah di bawa kabur atau mungkin malah di buang di pinggir jalan seperti apa yang pernah terjadi dalam berita di televisi.

Nana yang masih terlihat gugup malah mengambil handphone nya dan mulai menghubungi seseorang yang akan selalu membantunya dalam keadaan apapun.

" Halo Ghani, tolong mba "

" Mba tunggu kamu di parkiran mall mawar sekarang " tanpa menunggu jawaban dari adiknya Nana sudah menutup sambungan telepon nya dan hal itu malah semakin membuat Sifa murka karena nana masih saja diam tanpa mengemudikan mobilnya, belum lagi tubuh Namira yang mulai dingin ditambah ada darah yang keluar dari kedua pahanya membuat Sifa semakin takut jika hal buruk akan terjadi pada Namira saat ini.

" Kalo ngga mau bawa teman saya ke rumah sakit kenapa menyuruh orang mengangkat tubuh Namira untuk di masukan ke dalam mobil !" bentak Sifa yang kini semakin mengkhawatirkan Namira sahabatnya.

" Tunggu, adik saya akan datang sebentar lagi dan dia yang akan membawa mobil ini ke rumah sakit " ucap Nana yang saat ini malah terlihat Tremor terbukti dengan tangannya yang terlihat bergetar.

" Awas saja jika sampai terjadi hal buruk pada Namira, tak akan aku biarkan kamu lolos !" bentak Sifa sambil mencoba menyadarkan Namira dengan terus menggosok gosokan tangan Namira dengan tangannya.

" Mira sadar mir " ucap Sifa berharap dengan melakukan itu bisa membuat Namira membuka matanya.

" Mba sampai kapan adik mba akan datang ke sini ?" belum Nana menjawab pertanyaan Sifa, kaca jendela mobilnya sudah di ketuk dari luar dan benar saja orang yang tadi di hubungi Nana kini sudah ada di hadapannya.

Tok tok tok

" Ada apa mba " tanya Ghani yang baru saja sampai bahkan dirinya masih menaiki motor kesayangannya.

" Ghan tolong bawa mobil mba " perintah Nana yang masih terlihat Tremor tapi saat Ghani melihat ke arah jok belakang membuat Ghani sadar dengan apa yang di rasakan kakaknya saat ini.

" Ghani parkir motor dulu ya " ucap Ghani yang tak ingin membuang waktu, karena jika sampai orang yang di dalam mobil kakaknya tidak selamat maka kakaknya yang akan terkena masalah nantinya dan Ghani tak ingin jika itu sampai terjadi.

Ghani langsung kembali ke mobil kakaknya dimana ternyata kakaknya sudah berpindah posisi sehingga mempermudah Ghani untuk mempersingkat waktu.

" Cepat ! " bentak Sifa yang merasa jika Kaka beradik yang ada di hadapannya sangat lambat.

Ghani pun melajukan mobil kakaknya bahkan Ghani belum sadar jika bodi belakang mobil kakaknya rusak akibat benturan tadi.

" Mba mereka siapa ?" tanya Ghani yang hanya menatap sekilas ke arah Sifa yang sedang memegangi kepala seorang wanita yang bahkan tak bisa Ghani tatap jelas siapa dia.

" Nanti mba jelaskan, sebaiknya kita segera ke rumah sakit " ucap Nana yang sudah sangat takut jika sampai kejadian itu merenggut nyawa orang lain.

Ghani pun melajukan mobil kakaknya cukup kencang dan tak butuh waktu lama mobil yang membawa Namira kini sudah sampai di depan rumah sakit.

" Ayo Ghani bantu wanita itu " perintah Nana yang masih belum bisa menguasai tremornya sedangkan Ghani hanya bisa mengikuti perintah kakaknya untuk bisa segera membantu wanita yang bahkan tidak Ghani kenal dan juga tidak Ghani tau apa yang sebenarnya terjadi.

" Tolong " ucap Ghani saat memasuki ruang UGD dan meletakan Namira di atas brankar karena kini Namira sudah tak sadarkan diri.

Dengan sigap dokter yang sedang berjaga di rumah sakit langsung menangani Namira, sedangkan Nana dan sifa hanya bisa menunggu dari luar dan berharap semuanya baik baik saja.

" Mba sebenarnya ada apa ?" tanya Ghani yang masih belum tau apa yang sebenarnya terjadi pada kakaknya yang katanya akan berbelanja di sebuah mall tapi malah memintanya untuk mengantar seorang wanita ke rumah sakit.

" Mba ngga sengaja menabrak wanita tadi di parkiran mobil " ucap Nana yang kini sudah tak bisa menutupi rasa takutnya kalo hal buruk akan terjadi pada wanita yang ada di dalam sana.

" Keluarga pasien ?" tanya dokter yang tak tau harus memanggil siapa nama pasien yang baru saja masuk dan mendapatkan tindakan olehnya.

" Saya temannya dok " ucap Sifa di ikuti Nana dan juga Ghani agar tau apa yang terjadi pada Namira.

" Karena benturan yang cukup keras di area perutnya membuat pendarahan hebat di area rahim dan untuk bisa tau lebih jauh lagi tentang kondisi rahimnya saat ini kita harus memeriksa nya lebih lanjut tapi kami harus meminta persetujuan dari orang tua pasien. " jelas dokter panjang lebar dan hal itu membuat Nana semakin merasa bersalah akan hal itu.

" Maaf dok, teman saya sebatang kara, kedua orang tuanya baru saja meninggal enam bulan lalu karena suatu kecelakaan. " mendengar penjelasan Sifa membuat jantung Nana berdebar sangat hebat tentang apa yang harus di alami wanita tadi dan kini karena dirinya hal buruk kembali di alami wanita itu.

" Dan menurut prediksi saya ada kemungkinan kondisi rahim pasien rusak karena benturan yang cukup keras yang mengenai rahimnya dan hal itu akan menyulitkannya untuk bisa memiliki anak. "

Deggg

Nana dan sifa tak bisa membayangkan dengan apa yang harus Namira alami jika sampai Namira tau apa yang terjadi pada dirinya akibat kelalaian wanita yang bahkan masih belum becus membawa mobil.

" Saya akan melaporkan anda ke kantor polisi agar anda mendapatkan hukuman yang setimpal akibat kelalaian yang anda lakukan pada Namira "

" Apalagi apa yang Namira alami jauh lebih buruk dari apa yang mungkin anda rasakan nanti saat di dalam penjara " ucap Sifa lagi.

" Ghani... Kakak ngga mau di penjara Ghani "

" tolong kakak Ghan " ucap Nana yang kini sudah benar benar takut jika dirinya harus masuk penjara.

" Tolong apa kak ?"

" Ghani pasti akan membantu kakak agar tidak masuk ke dalam penjara tapi Ghani harus apa ?" tanya Ghani yang tak tau harus bagaimana karena tak mungkin baginya menggantikan posisi kakaknya di dalam penjara dan mengaku jika dirinya yang bersalah.

" Nikahi wanita itu "

" Apa !! "

" Nikah sama wanita cacat itu !!! "

" Ghani ngga mau !!!"

✍️✍️✍️ Hai hai hai.... Ketemu lagi sama R-kha dengan cerita dan juga drama yang baru...

Bagaimana kisah kehidupan Namira setelah kejadian itu ? Dan apa yang akan terjadi saat Namira tau jika dirinya mungkin tak akan bisa memiliki anak nantinya ? dan apakah Ghani akan menyanggupi permintaan kakaknya seolah Ghani yang membayar dosa yang di lakukan kakaknya ??

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi dan jangan lupa jadikan R-kha author favorit kalian agar kalian bisa tau update terbaru cerita nya.

Love you moreee 😘😘😘

Hancur

Pagi sebelum kejadian yang merubah hidup nisa

" Sifa ayo katanya kita mau cari perlengkapan untuk besok melamar kerja ? " ucap Namira yang biasa di panggil Mira oleh sahabat dan teman temannya, ya Namira adalah anak yatim piatu yang baru saja di tinggal meninggalkan kedua orang tuanya secara bersamaan enam bulan lalu dalam suatu kecelakaan lalulintas.

" Iya bawel, aku kan harus siap siap " ucap Sifa yang baru saja selesai merias diri.

" Oh iya mir kita cari perlengkapan untuk besok ke mall mawar ya " ajak Sifa yang ingin sekalian cuci mata karena mereka berdua baru saja lulus sekolah menengah atas satu bulan yang lalu.

Ya Namira dan sifa sudah bersahabat sejak awal mereka masuk sekolah menengah atas bahkan orang tua Sifa sudah menganggap Mira seperti anaknya sendiri terlebih setelah kejadian yang menimpa orang tua Namira.

" Kenapa harus ke sana ? " tanya Mira yang enggan main di mall.

" Sudah lah, ikut saja " ucap Sifa yang sebenarnya sekalian janjian dengan pacarnya di sana.

Sedangkan di tempat yang cukup jauh dari rumah Sifa, seorang laki laki sedang berkumpul dengan teman temannya di depan sebuah fakultas seni di salah satu universitas terkemuka di kota itu.

" Ghan sampai kapan kamu menutup hati kamu untuk semua wanita ?" tanya salah satu teman Ghani yang kasihan dengan Ghani yang berubah menjadi dingin di hadapan semua wanita bahkan Ghani terkadang kasar pada wanita.

" Ngga usah urus urusan ku karena kamu ngga akan tau gimana rasanya jadi aku " ucap Ghani yang memilih pergi meninggalkan temannya yang tiba tiba saja membahas wanita yang sudah memberikan luka di hati Ghani hingga membuat hati Ghani dingin dan kejam.

" Ya mba ada apa ?" tanya Ghani yang tanpa banyak bertanya langsung menutup sambungan telepon saat mendengar suara kakak nya yang terdengar sangat panik.

Ghani hanyalah seorang mahasiswa semester tiga biasa tapi kepintaran Ghani cukup di perhitungkan, berbaring terbalik dengan kehidupan percintaan nya yang malah gagal karena suatu alasan yang Ghani sendiri tak tau alasannya apa.

Tapi setelah kejadian kecelakaan di parkiran mall siang itu dimana Nana tak sengaja menabrak seorang wanita takdir seolah sedang mempermainkan Ghani dimana kini dirinya diminta menikahi wanita yang tak Ghani kenal tapi yang lebih buruk wanita itu kelak tak akan bisa memberikan keturunan.

" Mba, Ghani ngga mau !! "

" bagaimana jika papa sama mama tau jika wanita yang Ghani nikahi ternyata wanita mandul yang ngga akan memberikan keturunan. " mendengar kata kasar yang keluar dari mulut Ghani membuat sifa tak terima saat sahabatnya di tuduh seperti itu.

" Dokter hanya bilang jika kemungkinan untuk bisa memiliki anak sangat kecil "

" Bukan mandul !!"

" ingat itu " ucap Sifa meralat apa yang Ghani tuduhkan.

" Ghan cukup " ucap Nana menghentikan perdebatan yang terjadi antara Sifa dan juga Ghani.

" Sus, boleh saya melihat sahabat saya ?" tanya Sifa berharap Namira sudah sadar.

" Silahkan tapi jangan terlalu banyak bertanya apalagi berdebat di depan pasien " ucap suster mengingat karena tanpa sengaja mendengar keributan yang terjadi.

Tanpa banyak bicara lagi Sifa pun masuk ke dalam ruangan dimana Namira juga baru saja sadarkan diri tapi tiba tiba saja Namira merasakan sakit yang luar biasa di bagian bawah perutnya.

" aArrhhh... Sifa aku kenapa ?" tanya Namira dengan suara yang terdengar terbata bata menahan tangis dan pikiran buruk dengan apa yang terjadi pada tubuhnya.

" kamu ngga pa.." ucap Sifa yang bahkan tak berani menatap wajah Namira yang sedang menatap ke arahnya

" Ngga usah bohong hanya untuk menutupi kebenaran " ucap Ghani yang baru saja masuk ke dalam ruangan Namira, melihat ada laki laki yang tiba tiba saja masuk ke dalam ruangannya membuat Namira penasaran dan dengan isyarat mata Namira seolah bertanya siapa dia pada Sifa sahabatnya.

" Aku adik dari wanita yang tak sengaja menabrak kamu " ucap Ghani tanpa basa basi di hadapan Namira.

" dan karena rasa tanggung jawab keluarga kami, maka aku akan menikahi wanita cacat seperti mu"

Degg

Namira menatap sekali lagi ke arah Sifa seolah meminta penjelasan atas apa yang terjadi pada dirinya dan tubuhnya.

" Biar aku perjelas " ucap Ghani sambil maju beberapa langkah agar bisa lebih dekat dengan Namira.

" kamu sekarang sudah ca."

" Stop Ghani !" bentak Nana.

" Biarkan mba, saya ingin tau apa yang akan di ucapkan laki laki itu " ucap Namira yang masih belum tau siapa laki laki yang ada di hadapannya saat ini.

" Katakan apa yang ingin kamu sampaikan " tanya Namira yang tiba tiba saja takut dengan kenyataan yang harus dirinya hadapi akibat kecelakaan itu.

" Kamu tidak akan memiliki anak dan setahuku jika seorang wanita tidak bisa memiliki anak maka dia akan di sebut wanita cacat "

" Kurang ajar ... " Sifa yang sudah sangat kesal dengan sikap arogan Ghani langsung meninju wajah Ghani dan membuat Ghani tersungkur.

Bugghh

" Jaga ucapan mu " ucap Sifa yang kini sudah memeluk tubuh Namira yang tak bisa menerima kenyataan yang baru saja dia hadapi.

" Jika bukan karena Kaka anda yang ngga becus membawa mobil, sahabat saya tidak akan seperti ini " ucap Sifa yang tak terima dengan apa yang terjadi pada Namira.

" Sifa... Bagaimana keadaan Mira ?" tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat Namira.

" Bu.. " Sifa dan Namira pun saling melepas pelukan mereka saat mendengar suara wanita paruh baya yang akan selalu ada untuk mereka berdua meski Namira bukan anaknya.

" Sifa, apa yang terjadi pada Namira ?" tanya wanita paruh baya yang sering di panggil dengan sebutan Bu Fatin.

" Namira di tabrak orang yang ngga becus bawa mobil "

" Dan kini bukannya berempati adiknya malah menghina Namira Bu " adu Sifa yang masih benar benar kesal dengan apa yang di lakukan Ghani pada Namira.

" Benar itu sayang ?" tanya Bu Fatin sambil melihat ke arah Namira yang hanya menundukkan wajahnya tapi air matanya tak bisa berhenti mengalir.

" Namira sudah cacat Bu " ucap Namira yang kini malah terlihat putus asa setelah bisa menerima semua kenyataan yang di sampaikan Ghani.

" Siapa yang bilang sayang ?" tanya Bu Fatin yang langsung memeluk Namira yang saat ini membutuhkan pelukan seorang ibu yang bisa menenangkan hati dan pikirannya.

" Bu saya akan bertanggung jawab "

" Dan adik saya akan menikah dengan Namira sebagai bukti pertanggungjawaban saya terhadap Namira "

" Mba ...!!"

" Ghani masih belum bisa menerimanya mba " ucap Ghani yang tak ingin jika dirinya harus menikah dengan wanita yang bahkan tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarga besarnya.

" Mba mohon Ghani " ucap Nana yang tak ingin jika dirinya sampai masuk ke dalam penjara.

" Bertanggung jawab tidak harus dengan menikahi wanita itu mba ?" ucap Ghani yang masih enggan menikah dengan wanita yang bahkan tak jelas asal usulnya.

" Kenapa Mira tidak mati saja Bu "

" Ayah, Ibu Kenapa kalian ngga bawa Namira sama kalian saat itu " ucap Namira yang sudah merasa jika hidupnya kini sudah benar benar hancur dan tak berarti apalagi dengan kenyataan yang harus Namira hadapi tidak akan ada laki laki yang mau menerima kekurangan nya.

" Ghan, mba mohon kamu mau ya "

" Bagaimana jika apa yang di alami Namira terjadi pada mba, apa kamu tidak akan menuntut hal yang sama nantinya "

" Huhhh baiklah tapi Ghani ingin pernikahan ini di rahasiakan "

✍️✍️✍️ Apa Namira akan menerima walaupun Ghani mau menikahinya sebagai bentuk tanggung jawab yang di limpahkan tapi pernikahan itu di rahasiakan ?

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘😘😘

Besok...

Mendengar syarat yang di ajukan Ghani membuat Namira semakin hancur dinikahi tapi tak di anggap jauh lebih sakit dari pada tak memiliki anak, ya Ghani meminta jika pernikahan nya dengan Namira harus di rahasiakan dari semua orang.

" Lebih baik kamu jebloskan saja wanita itu ke dalam penjara mir ." ucap Sifa yang tak ingin jika sahabatnya semakin sakit jika harus menjalani pernikahan seperti ini.

" Ghani !!" bentak Nana

" Ghani hanya meminta itu mba !!"

" Apa susahnya sih, toh kalo pun pernikahan kami di umumkan pada semua orang nanti yang ada Ghani yang malu jika setelah beberapa tahun Ghani ngga bisa memiliki anak nanti, orang menyangka jika Ghani yang ngga sehat padahal wanita cacat itu yang ngga sehat ." ucap Ghani panjang lebar.

Mendengar penjelasan Ghani membuat Namira sadar tak ada bedanya bagi dirinya dikenal atau pun tidak sebagai istri dari seorang Ghani laki laki yang bahkan baru iya lihat hari ini.

" Saya menerimanya " ucap Namira yang langsung saja mendapat tatapan tak percaya dari Sifa sahabatnya dan juga Bu Fatin.

" Tapi saya juga punya saya syarat yang harus mas ... " Namira tak melanjutkan ucapannya karena Namira lupa siapa nama laki laki yang kayaknya akan menikahinya.

" Ghani ... Namaku Ghani Pradipta " ucap Ghani menjawab rasa penasaran Namira tentang namanya.

" Saya juga punya syarat yang harus mas Ghani sanggupi seperti saya menyanggupi syarat yang mas Ghani sampaikan " ucap Namira yang sudah memikirkan semuanya.

" Kaka lihat !! Ternyata wanita itu tak selugu yang kita kira " ucap Ghani memandang rendah pada namira seperti nya memiliki rencana dibalik kesanggupan Namira setuju pada pernikahan paksa ini.

" Jangan sembarangan, kita dengarkan dulu apa yang di inginkan Namira baru setelah itu kamu bisa berkomentar " ucap Nana yang juga penasaran apa yang di minta Namira untuk syarat pernikahan mereka.

" Izinkan saya untuk tetap meneruskan cita cita saya dan saya juga ingin bekerja di luar rumah " ucap Namira satu hal yang tak pernah Ghani ataupun Nana duga dimana tadinya Ghani sempat berpikir jika Namira akan meminta uang sebagai kompensasi atas apa yang dirinya alami tapi siapa sangka jika Namira hanya meminta kebebasan nya saja.

" Tak masalah toh aku juga ngga suka melihat kamu terus menerus " ucap Ghani yang kini sudah memilih keluar dari dalam ruangan Namira karena menurut Ghani semua nya sudah selesai.

Nana tau jika adiknya belum bisa membuka hati untuk seorang wanita dan kini malah di paksa menikahi wanita yang bahkan belum Ghani kenal sama sekali hal itu juga tak mudah bagi Ghani, tapi Nana yakin saat mendengar syarat yang di minta Namira jika Namira perlahan bisa membuka hati Ghani suatu hari nanti.

" Maafkan Ghani " ucap Nana yang tak enak pada Namira, Sifa apalagi Bu Fatin.

" Mir, kenapa kamu mau nikah sama laki laki yang bahkan tak memiliki empati sama kamu ?" tanya Sifa yang sejujurnya tak setuju dengan apa yang di putuskan Namira sahabatnya.

" Lalu aku harus apa Sifa "

" Apa aku punya pilihan ? " ucap Namira yang bahkan tak berani menatap ke arah semua yang ada di ruangannya yang saat ini sedang menatap kepadanya.

" Apa jika aku menolah tawaran pernikahan ini akan ada laki laki yang mau menerima ku yang jelas jelas tak akan mungkin memiliki anak nantinya ?" tanya Namira yang terlihat jelas putus asa dan juga tak berdaya.

" Kamu bukannya tidak bisa memiliki anak mir, hanya saja peluang kamu untuk bisa memiliki anak kecil " jelas Sifa membesarkan hati Namira sahabatnya.

" Apa bedanya Sifa ? " tanya Namira yang sudah tak bisa membendung air matanya lagi.

Melihat apa yang terjadi pada Namira putri dari sahabat nya yang bahkan sudah tiada membuat Bu Fatin langsung memeluk Namira begitu juga dengan Sifa yang ikut memeluk Namira sahabatnya tapi tidak dengan Nana yang malah semakin merasa bersalah dan merasa sudah menghancurkan kehidupan seorang wanita.

" Aku harus bicara sama Ghani dan juga papa mama " ucap Nana yang tanpa pamit pergi meninggalkan ruang rawat Namira.

Lain halnya dengan Ghani yang sejak tadi duduk termenung di dalam mobil kakaknya, bahkan sebelum Ghani masuk ke dalam mobil kakaknya ghani baru melihat separah apa kerusakan mobil kakaknya akibat kejadian tadi.

Tok tok tok

Nana mengetuk kaca mobil agar Ghani membuka kunci mobil dan Nana pun akhirnya bisa masuk setelah Ghani membuka kunci mobilnya.

" Apa kamu tidak bisa bersikap sedikit lembut pada Namira " ucap Nana sambil menghapus air mata nya yang tiba tiba saja mengalir saat melihat Namira seperti tadi.

" Mba kenapa ?" tanya Ghani yang tiba tiba saja khawatir saat melihat Nana yang sudah berderai air mata.

" Jika kamu melihat Namira tadi kamu pun tak akan tega melihatnya " ucap Nana dengan suara yang terbata bata di sela sela tangisnya.

" Jadi mba mohon kamu mau ya menikahi Namira"

" Apalagi Namira yatim piatu dia tak memiliki siapapun untuk nya berbagi kesedihan " ucap Nana.

" Iya iya iya, Ghani mau menikahi wanita itu " ucap Ghani yang akhirnya menyerah.

" Mba atur saya tapi Ghani tetap ingin pernikahan ini dirahasiakan " ucap Ghani tetap pada pendiriannya.

" Terima kasih adikku sayang " ucap Nana sambil memeluk Ghani.

" Mba mau telepon mama sama papa ya baru setelah itu mba cari penghulu yang bisa nikahi kamu dan Namira secepatnya baru setelah itu kamu bisa urus pernikahan kamu ke kantor KUA kalo Namira sudah sehat " Ghani mengerti apa yang di katakan kakaknya tapi Ghani tak menyangka jika harus secepat ini menikahi wanita yang baru Ghani kenal.

Tak ingin membuang waktu Nana langsung menghubungi kedua orang tuanya dan menceritakan semuanya tanpa ada yang di tutupi dan siapa sangka jika kedua orang tua Nana dan Ghani tak mempermasalahkan keputusan yang di ambil Nana toh itu semua demi nama baik keluarga mereka.

" Mama papa sudah setuju, mba mau ke dalam sebentar nanti baru setelah itu kita pulang " ucap Nana yang ingin menyampaikan apa yang sudah di bicarakan Nana dengan orang tuanya pada Namira dan juga Bu Fatin sebagai wakil dari keluarga Namira nantinya.

" Mba, apa harus secepat ini!" tanya Ghani yang merasa terjebak dengan takdir yang tuhan gariskan untuk dirinya.

" Lebih cepat lebih baik karena mba ngga mau Namira sampai nekad karena merasa tak memiliki semangat untuk hidup karena keadaannya " ucap Nana yang mungkin terkesan berlebihan menghadapi semua ini.

Tanpa menunggu jawaban Ghani, Nana langsung turun dan berjalan menuju ruang rawat Namira untuk bisa menyampaikan apa yang iya pikirkan sejak tadi dan siapa tau keluarga Bu Fatin tau penghulu yang bisa mengurus semuanya.

" Permisi maaf saya pergi tanpa pamit " ucap Nana saat melihat jika Namira baru saja akan memejamkan matanya.

" Iya mba ada apa ?" tanya Sifa mewakili pertanyaan Namira dan juga ibunya.

" Saya sudah berbicara dengan kedua orang tua saya dan mereka setuju jika pernikahan harus di segerakan jadi saya harap Ghani dan Namira bisa menikah besok "

" Apa besok !!

✍️✍️✍️ Bagaimana hari hari Namira dan Ghani setelah mereka sah sebagai pasangan suami istri ?

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!