NovelToon NovelToon

Not Human

1

“Oh...kalian tidak menungguku? Padahal aku yang sudah memasak ini semuanya.” Greisy berkacak pinggang sudah mode dengan wajah galaknya.

“Mending makan, gak usah banyak bicara,” sahut Hart yang tidak mau mendengar omelan Greisy.

Hart memang sudah biasa sementara Darius baru mengetahui semuanya itu.

“Aku baru tahu kau bersikap galak seperti ini," ucap Darius.

Greisy duduk ketus dan tidak suka dengan mereka sama sekali.

“Kau baru tahu? Bahkan melebihi dari ini sikapnya,” celutuk Hat.

Darius menggeleng dengan senyum sedikit.

Setidaknya ia merasa kehangatan di mansionnya.

Greisy bersikap karena memang sudah dianggap baik.

“Oh iya, kalau ada yang sulit magangmu, jangan lupa ada kami,” imbuh Hart.

“Jangan sungkan, kami sedia membantu.”

Greisy mengangguk.

Rey, Sela, Dito, dan Key adalah teman magang Greisy. Mereka sedikit berkomunikasi karena pembagian kerja dan ruangan yang berbeda. Bisa dikatakan yang paling tinggi tingkat magangnya adalah Greisy. Tanpa ada curiga sedikit pun mereka hanya fokus menyelesaikan magang dengan baik. Bisa bekerja magang di perusahaan ternama sudah sangat membanggakan bagi mereka.

Greisy sedang sibuknya mengetik semua data penting pada akhir bulan. Mesti banyaknya ia seolah tidak menganggap sulit sama sekali. Sementara di meja kerja Ashton menatap sini melihat kegiatan Greisy. Badan yang condong ke depan dan tatapan yang sama sekali tidak beralih dari pekerjaan yang diberikan.

Ashton seolah membenci namun perasaannya masih kuat untuk Greisy. Rasanya apa yang telah ia korbankan malah menjadi hancur.

Ashton sama sekali tidak fokus hingga sekretarisnya Via datang malah tidak didengarnya. “Tuan!!"

“Tuan Ashton yang terhormat,” panggil Via.

Ashton tersadar dan pandangannya beralih pada Via. Via yang menatapnya sinis dan tahu apa yang dipikirkan Ashton. “Ada masalah apa Via?”

“Begini tuan, ada masalah terkait pembangunan dekat kota yang tidak kunjung selesai. Para investor memilih mundur, akibat tidak ada kejelasannya di sana. Mereka sudah menunggu kejelasan selama beberapa hari ini, tapi Anda tidak juga memberikan jawaban yang tegas untuk memenuhi rasa haus informasi yang mereka butuhkan, tuan.”

“Bagaiamana hal ini bisa terjadi?”

“Menurut info, ini karena para investor tidak mempercayai Anda. Karena sikap Anda yang terlalu arogan dan tampang Anda sulit dipercaya menurut mereka. Saya hanya bersumsi, tapi menurut saya itu benar terjadi. Jika Anda tidak percaya, kita bisa langsung pergi ke sana untuk mengeceknya.”

Ashton geram mendengar hal itu. Artinya banyak yang meragukan kemampuannya. Mereka belum tahu Kelebihan dari Ashton. Ashton tentu tidak menyukai orang yang sudah menggangapnya remeh. “Kita ke sana!” Ashton bangkit berdiri.

“Tuan!” panggil Greisy yang melihat mereka sedari tadi. Mereka menoleh pada Greisy. “Ada apa?”

“Ini tuan pekerjaannya saya bagaimana?”

“Kamu letakkan saja di meja kerja saya. Kau makan siang jika sudah waktunya!” Ashton dan Via melenggang pergi. Entah mengapa hati Greisy bahagia dengan perkataan Ashton. Perhatian bolehkah Greisy beranggapan seperti itu?”

Greisy yang tidak memusingkan hal itu, ia langsung menyelesaikan pekerjaannya tanpa peduli apa yang terjadi di sana.

Di bangunan yang sudah berbulan lamanya di bangun, kini hampir tujuh puluh lima persen selesai. Hanya saja para investor kabur, tidak lagi mengurusi bangunan itu.

Satu ruangan mereka sedang melakukan rapat dengan para investor baru. Prinsip Ashton tidak akan memohon pada orang yang sudah menganggapnya remeh.

2

Lama akhirnya mereka berdebat dan bisa meyakinkan investor itu dengan aura ketegasan dari Ashton, bisa meluluhkan hati para investor. Ini sangat menguntungkan, baginya keluar orang bedebah selamat datang keuntungan.

Ashton tersenyum bangga dengan kinerja pertamanya.

Pukul dua siang Via dan Ashton tiba. Di ruang bos sudah ada pria yang menunggu mereka.

“Apa kalian berkencan?” tanya langsung Fero mengibarkan tanda perang.

“Ck, apa hanya kencan saja di otakmu ha?” tanya Ashton menyahut. Ashton dan Via menuju sofa.

Via langsung saja ditarik Fero untuk duduk di dekatnya.

“Cih, dasar posesif!” umpat Ashton.

“Makanya pacaran sana!” balas Fero. Fero merekatkan pingang Via untuk dekatnya. Sementara Via tersipu malu dan menatap Fero dengan arti.

xxx

Selama ini hubungan secara keluarga antara Dalbert dengan Fero sangat tidak baik. Ada rasa ambisi saling menguasai, atau saling menjatuhkan. Salah satu diantara keduanya selalu membuat masalah atau saling berperang hingga ada korban antar sesama bangsa serigala.

Ashton kembali melirik Fero. Ingin rasanya merobek mulut Fero dan mengeluarkan isi bola matanya. Tidakkah Fero menganggapnya saudara? Lalu, mengapa mulutmu tidak bisa mengelus apa yang di dalam isi hatinya, dan lihatlah wajahnya yang selalu termenung.

Bug...

Satu pukulan mendarat sempurna di pipi tirus Fero. Fero terjatuh ke tanah, lalu memegang pipinya yang kesakitan. Sedikit heran dengan pukulan Ashton yang seenaknya memukul dirinya. Salahnya apa? Tersirat dari bola matanya untuk Ashton. Via yang di dekatnya membantu Fero untuk bangkit lagi.

“Apa ha? Mau membalasku?” tanya Fero menantang. Fero berdiri untuk bangkit, ia tidak membalas sedikit pun. Walau ada rasa kesal pada Ashn yang selalu seenaknya memukul. Mungkin cintanya yang tidak kunjung selesai, sementara dirinya sudah berpacaran.

Ashton menatap tidak suka dan memilih diam. Untung dirinya tidak mode emosi, kalau saja emosinya membuncah maka akan terjadi saling menghajar habis-habisan.

“Kau suka kali kekerasan. Dan lagi aku saja yang kau sakiti, cari orang sana untuk berkelahi denganmu!” ucap Fero mencibir. Via menatap tegang dan takut akan Ashton yang seenaknya memukul wajah sang kekasih.

"Kau Ashton, jangan seperti itu. Awas saja, akan kulaporkan pada raja dan ratu," pekik Via yang menatap Ashton dengan wajah menantang.

“Sayangnya ayah dan mama tidak akan melakukan itu pada putri kebanggaan mereka,” balas Ashton mengelak. Mereka malah mendelik.

“Katakan saja kalau kau ingin seperti kami," desak Fero merekatkan kembali tangannya pada pinggang Via.

Ashton menghela nafas, memang benar ia cemburu sekaligus kesal pada dua makhluk serigala ini yang selalu saja berpacaran di hadapannya

“Aku ingin bertemu dengannya,” kata Ashton merajut rindu pada kekasihnya. Kembali ke desa tidak mungkin lagi, karena Greisy sudah tidak seperti dulu lagi.

“Susul saja apa salahnya coba?” tanya Fero.

“Perjodohannya selalu menjadi penghalang untuk kembali. Dan yang aku lihat ia sepertinya bahagia akan hal itu," jawabnya dengan wajah sedih.

“Sulit juga, dan kepalaku serasa pecah. Memang pria akan terlihat lemah jika menyangkut asmara, dan salah satunya adalah kau dan aku tentunya yang sudah pernah mengalami hal itu.” Fero melirik wajah Via, yang menunduk. Mereka bukan hanya saja lemah tapi hampir renggang karena salah paham.

“Jangan mencoba meledekku. Kau lebih berpengalaman dari pada aku, ingat karena aku juga hubunganmu dengan Via semakin membaik,” sarkas Ashton, tidak mau dikatakan lemah.

"Oleh karena itu Ashton, rencamu membuat kebahagiaan untuk aku dengan Via, sementara kau belum ada tanda kemajuan," jawab Fero.

"Ahkk, lebih baik kau keluar. Aku ada urusan pekerjaan dengan Via," suntuk Ashton yang semakin frustrasi memikirkan hubungannya. "Ok deh."

Cup

Saru kecupan, berhasil mendarat di kening Via. Via malu sementara Fero tersenyum manis.

"Kurang ajar kau Ashton!!!" gertak Ashton.

3

Anehnya melihat Genjara Thander mengamati setiap gelagat dari tuannya. Ashton yang sedari tadi mengasyikkan diri dengan lamunannya yang tidak ia uangkapkan sedari tadi.

Genjara beserta anak buah lainnya menunggu perintah dari sang tuan.

"Maaf tuan, apa yang akan kita lakukan untuk Dewi Elvina. Dia sudah bergerak jauh, membuat ancaman terhadap wilayah ini." Genjara tidak bertanya lagi, melainkan langsung ke inti masalah, yang memang tepat dipikirkan oleh Ashton sendiri.

"Aku juga tidak tahu Gen. Kau tahu, Dewi Elvina sangat obsesi akan diriku. Mengingat lima tahun ia dikurung, pasti dirinya akan kembali berulah."

Ashton sulit untuk menindak khasus seperti ini. Lebih baik dirinya bertarung dari pada berurusan masalah yang tidak masuk akal baginya.

"Hanya ada satu cara tuan, untuk bisa mengatasi masalah ini." "Cara apa?"

"Tuan, menikah saja dengan kekasih anda. Maka semuanya tidak lagi masalah."

Wush...

Telapak tangan yang memutar ke arah Genjara menghasilkan angin kuat hingga Genjara mundur ke dinding.

"Kau tahu, itu cara yang terburuk yang pernah aku dengar darimu Gen."

Semuanya heboh tidak terkendali, saat laporan anak buahnya yang mengatakan bahwa Dewi Elvina, menghadiri jamuan makan raja dan ratu. Menurut informasi, ini hanya sekadar jamuan kedekatan dengan para raja dan ratu wilayah. Hal ini sudah biasa dilaksanakan sekali dalam setahun. Ashton yang malas mengikuti dan sama sekali tidak tertarik akan jamuan tersebut.

Biasanya Ashton akan memilih berburu saja.

Ada satu hal yang memang tidak disukai oleh Ashton, yaitu pembicaraan para tamu yang saling bersilat lidah untuk membanggakan apa yang mereka punya. Sekaligus bisa menjadi perjodohan anak anak raja dan ratu. Oh, Tuhan mengingat hal itu semakin membuat Ashton pusing.

Genjara Thander, adalah anak yang nyasar di hutan. Genjara dulunya seorang manusia, namun keluarganya tidak mengakui dirinya. Disebut, genjara anak dari seorang pelacur dan tidak ada gunanya di dunia. Saat itu, ia hendak mencari makan guna untuk kelangsungan hidup. Di luar Huta ia, hanya tinggal di gubuk, yang ia sendiri bangun. Genjara, kala itu masuk ke hutan untuk mencari buah sekaligus mencari makan. Iya berjalan menyusuri hutan seorang diri saja, tanpa rasa takut. Tanpa sadar, ia sudah semakin jauh dari gerbang hutan, hingga menemukan anak yang berumur 10 tahun sedang berlatih beladiri seorang diri saja.

Ia pun mendekat, secara perlahan pada anak itu. "Siapa kau?" tanya Genjara sedikit tegas.

Anak itu menatapnya jengah melanjutkan kegiatannya.

"Hei, kau mendengar aku bukan?!!" serunya tidak suka diabaikan anak kecil itu.

Anak itu pun menghentikan kegiatann, menghampiri Genjara.

"Kau manusia! Untuk apa datang ke sini?" tanya anak itu dengan mengintimidasi.

Wah, tatapan itu membuat Genjara takut. Ia merasakan hawa di sekitarnya mencekam, seolah siap dirinya untuk dimangsa. Baru kali ini Genjara menghadapi situasi yang sulit diartikan oleh dirinya.

"Aku ke sini untuk mencari makan dan kayu bakar," jawab Genjara seolah tak gentar. Anak kecil itu pun tersenyum sinis.

"Ikut aku!!"

Genjara pun mengikuti anak itu, hingga beberapa rumah dilewati mereka. Sampailah di istana, yang menurut Genjara menakutkan. "Apa kau takut?"

"Si-siapa kau?" tanya Genjara yang sudah menunjukkan raut ketakutan.

"Kau sudah memasuki daerah terlarang. Kau berada di wilayah manusia serigala," jawab anak itu santai namun lugas. Hal itu pun membuat Genjara ketakutan luar biasa.

"I-i-itu tidak mungkin!!!" Bantahnya setengah mati.

"Apa yang tidak mungkin? Kau kupilih sebagai panglimaku saja," ucapnya enteng.

"Sepertinya kau lebih tua dari aku,tapi tidak masalah kita kita panggil nama saja. Namaku Ashton." Memberikan pergelangan tangannya. "A-a-aku Genjara."

Aaaaummmmmm

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!