Namanya Alena, dia berumur 21 tahun. Dia adalah wanita yang berasal dari keluarga kaya raya, parasnya yang cantik nan anggun membuat laki-laki yang melihatnya akan jatuh cinta.
Alena dididik dan dibesarkan orang tuanya dengan didikan yang keras. Membuat jiwanya menjadi tegar menghadapi segala cobaan yang menghadang.
Hari ini Alena akan pergi shopping bersama Nuria, Nuria adalah teman dekat Alena semenjak kecil. Nuria dan Alena sudah seperti keluarga sendiri karena kemana-mana pasti selalu bersama.
“Nuria, hari ini temenin gue shopping yuk, baju di rumah gue sudah habis lenyap ditelan bumi nih?” Pinta Alena mengajak jalan Nuria
“Oke siap Alena!” Jawab Nuria
“Yasudah kalau begitu gue mandi dulu ya, dari pagi belum mandi nih gue, baunya udah kayak bau naga?”
“Dasar, cewek jorok lo!” Jawab Alena dan mematikan handphonenya.
Sembari Alena menunggu Nuria mandi, Alena membuka handphonenya dan membuka aplikasi tiktok dan mengupload video di tiktok. Setelah di upload, banyak sekali laki-laki yang berkomentar ingin mempersuntingnya, siap menjadi pacarnya dan lain sebagainya. Semua itu membuat Alena risih dan nggak respek melihat kelakuan laki-laki diluar sana.
Alena merasa cantik karena banyak laki-laki yang suka sama dia. Sampai-sampai banyak laki-laki yang berkorban hanya untuk mendapatkan cintanya, tetapi banyak juga yang ditolak Alena karena tipenya dia sangat tinggi.
“Ih, lama banget sih nih anak mandi dari tadi belum kelar-kelar juga!” Gumam Alena
Alena menunggu Nuria di depan rumahnya. Sesekali Alena melihat handphonenya menunggu telpon dari Nuria, tetapi Nuria malah tidak menelponnya.
“Ah! Kampret bener nih Nuria ya, tau gini tadi gue tidur dulu, nungguin dia kayak nungguin artis saja lama betul?” Alena ngedumel sendirian di depan rumahnya.
Selang beberapa menit, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Alena sudah memasang muka masam menyambut si emak-emak kunti itu.
“Eh Alena lo udah siap belum?” Tanya Nuria
“Udah siap dari tadi, lo kemana aja sih ditungguin dari tadi baru nongol jam segini!” Jawab Alena kesal
“Hehehe ya biasalah cewek, harus dandan dulu biar syantik gitu.” Nuria senyum-senyum sendiri
“Syantik-syantik bapak lo! Ayo ah berangkat keburu macet nanti dijalan?” Alena nggak sabar lalu menyalakan mobilnya
“Eh…. Alena tunggu dulu ya, gue mau makeup dulu ya, tadi di jalan kena debu nanti muka gue kucel gimana?” Pinta Nuria
“Hih… ya sudahlah terserah lo aja!” Jawab Alena jengkel sambil keluar dari mobilnya lagi.
Alena menunggu Nuria makeup sampai ngantuk, Nuria merupakan teman Alena yang sangat rempong kalau diajak kemana-mana nggak mau kalau belum makeup.
Dia nggak mikirin tempat pokoknya makeup is number one, kalaupun banjir mungkin dia lebih mementingkan makeup dulu daripada menyelamatkan diri.
“Udah… tuh muka sudah di putih-putihin, biar kayak tembok, biar kayak badut, udah mirip juga kok sama ondel-ondel!” Ejek Alena sambil mukanya sudah bete
“Ya biarin, daripada elu cewek kok nggak pernah dandan?” Jawab Nuria sambil mengejek
“Bodo amat! Walaupun gue nggak dandan kan emang dah cantik dari pabriknya enggak kayak elu?” Jawab Alena dengan senyum-senyum
“Udahlah.! Ayo berangkat kelamaan lo mah!” Pinta Alena langsung narik paksa tangan Nuria kedalam mobil.
“Eh..eh..eh… pemaksaan ini namanya!” Teriak Nuria si cewek paling rempong.
Alena tak menggubris ocehan Nuria. Alena langsung melajukan mobilnya dengan secepat kilat, mereka berdua sampai di tempat shopping dengan aman tanpa terkena macet dijalan.
“Waahh! Bajunya bagus-bagus ya Alena?” Nuria mengambil salah satu baju dan mencobanya.
“Gimana Alena kira-kira cocok nggak sama kulit gue nih baju?”
“Ehm.. cocok-cocok saja sih, yang penting duitnya juga cocok kan!” Ejek Alena ke Nuria
“Loh kan gue diajak lo, jadi ya otomatis di belanjain lo lah!” Jawab Nuria sambil melirik matanya Alena
“Haduh, Dasar lintah darat! Iya sudah kalau begitu nanti gue bayar deh, lo tinggal milih bajunya ya, kalau bisa yang bagus dan harganya yang mahal jangan yang discount-discount, nggak level gue beli baju yang discount!”
“Oke bu bos, siap laksanakan!” Nuria langsung girang mendengar perkataan Alena tadi.
Nuria lari dari ujung sampai keujung, seperti sedang mengikuti lomba lari. Padahal dia hanya nyari baju yang sesuai keinginannya. Akhirnya dia sudah mendapatkan baju yang sesuai dengan keinginannya.
“Buset deh, lo mau beli baju apa mau ngerampok toko, banyak amat yang lo beli?” Tanya Alena sambil melihat keranjang baju yang dibawa Nuria
“Loh, tadi katanya suruh ambil sesuai keinginan, yasudah ini baju sudah sesuai keinginan gue Alena, buruan sana bayar!” Perintah Nuria sambil senyum-senyum
“Idih… malah merintah dasar kampret, tekor kalau kayak gini lama-lama gue!” Gumam dalam hati Alena
Saat mereka menuju parkiran, ada beberapa cowok yang menggoda Alena. Alena pun nggak menggubrisnya
“Hai cewek, kiw kiw cukurukuk kukuruyuk, kuk geruk?” Panggil cowok-cowok dengan bahasa alien
“Apa sih, nggak jelas banget jadi cowok.” Jawab Alena
“Awas-awas sana minggir gue mau lewat samsul!” Teriak Nuria sambil berjalan melewati para buaya darat yang sedang nongkrong di parkiran Itu.
*****
Dengan cekatan, bibi Mira langsung membukakan pintu gerbang rumah Alena karena mobil Alena sudah sampai di depan gerbang rumahnya.
“Eh Alena enak ya tiap hari shoping kayak gini?” Rayu Nuria
“Enak bapak lo, enak di elu nyesek di gue!” Jawab Alena sambil masuk ke dalam rumah.
“Ow iya Nuria lo mau langsung minggat dari sini apa nunggu diusir dulu?” Tanya Alena sambil bercanda
“Buset dah nih cewek sadis amat! Ya disini dulu lah istirahat dulu, makan dulu, ngerampok makanan sampai habis baru gue rela lo usir dari sini hahaha!” Nuria ketawa ngakak
“Lah, ngelunjak nih anak! Kalau mau makan ambil sendiri ya bu, gue bukan pembantu lu!”
“Iya iya, gitu aja ngambek?” Jawab Nuria
“Eh bibi Mira, tolong dong ambilin minuman dan sesajen buat Nuria ya bi? Kasian nanti kalau nggak dikasih sesajen bisa-bisa ngereog dia disini, kan jadi repot nanti gue?” Pinta Alena sambil memanggil bibi Mira
“Siap non!” Jawab bibi Mira
Nuria dan Alena ngobrol dan istirahat bersama.
“Alena, hei Alena?” Nuria membangunkan Alena yang sudah tertidur lelap dikasur
“Iya ada apa Nuria?” Jawab Alena sambil mengucek matanya karena dia sudah tertidur
“Ehm..enggak jadi, kirain tadi belum tidur?” Jawan Nuria
“Ih, reseh banget lo ya Nuria! Udah sana tidur ngantuk gue?” Pinta Alena sambil menutup telinganya karena nggak kuat ocehan Nuria
Akhirnya waktu sudah menunjukan pukul 16.00 WIB, Nuria dan Alena sudah terbangun. Nuria kemudian pamit mau pulang karena takut dicariin emaknya.
“Alena, gue pulang dulu ya, sudah sore nih nanti emak gue nyariin lagi?”
“Oh iya nanti hati-hati dijalan ya, terima kasih tadi sudah mau nemenin belanja?” Jawab Alena
“Iya sama-sama, sering-sering saja traktir kayak gini biar stok baju gue dirumah banyak hahahah.” Nuria ngakak karena happy sudah dibelikan baju banyak oleh Alena
“Haha lo bisa aja, ya sudah sana pulang, nih sudah gue usir, buruan sana pulang hus hus hus!”
“Kampret, teman kurang ajar!” Jawab Nuria
Nuria akhirnya pulang setelah merampok buah di dalam kulkas Alena, Alena dan Nuria sudah biasa bercanda seperti ini. Jadi, sudah tidak kaget lagi dengan ucapan mereka.
\*\*\*\*\*
Pagi ini Alena berangkat ke kampus bersama Nuria. Seperti biasa, kehidupan anak kampus dijalani Alena yaitu datang, duduk, mendengarkan dosen dan pulang. Seperti itu dilakukan setiap harinya.
“Hai cantik, namanya siapa?” Goda seorang cowok di kantin kampus Alena
“Nggak ada nama!” Jawab Alena sambil membentak cowok tersebut
“Waw, macan! Ehm… oh nggak punya nama ya, jadi kalau nggak punya nama, terus gue manggil lu apa ya?” Sahut cowok itu sambil mendekatkan tubuhnya ke Alena
Namanya Roy! Roy adalah cowok pindahan dari kampus lain ke kampus baru yang ditempati Alena. Boy terkenal sebagai badboy, banyak gelar yang ia dapat seperti bolos kuliah, playboy, mabuk-mabukan, mencuri sehingga dia dikeluarkan dari kampus sebelumnya.
Di Kampus yang baru ini, dia masih terbawa sifat nakalnya. Karena watak seseorang susah dirubah jika ia tak merubahnya sendiri.
Alena merasa risih dan menatap wajah cowok itu dengan tatapan tajam.
“Ya nggak ada nama, ngapain manggil-manggil gue?” Jawab Alena ketus
“Hemm….”
Alena meninggalkan cowok itu dan kawan-kawannya. Saat dia meninggalkan cowok itu, si Nuria masih bersama cowok itu sambil bengong memandangi wajah cowok yang menggoda Alena tersebut.
“Nuria! Ngapain lu masih disitu, ayo pulang!” Teriak Alena
“Emm… maaf ya mas-mas ganteng aku sama temanku pulang dulu ya, permisi?” Pinta Nuria sambil tebar pesona melihat kegantengan cowok yang menggoda Alena
“Oke! Salam ya buat temannya, jangan galak-galak nanti jatuh cinta?” Pinta cowok itu ke Nuria
“Hehe oke siap.”
Alena kemudian melajukan mobilnya menuju rumahnya yang tak jauh dari kampus yang ia tempati.
“Eh kunti, emang tadi siapa sih sok kegantengan banget sih jadi orang! Pake acara goda-godain orang di kampus lagi!” Tanya Alena ke Nuria
“Kunta kunti, eh Ibu Alena yang terhormat dengerin nih ye, dengerin! gue punya nama. Nama gue Nuria sekali lagi Nuria your understand!” Jawab Nuria sok ke bule-bulean
“Halah! Sok ke bule-bulean juga lu, bahasa Inggris lu aja 50 gaya-gayaan pake bahasa Inggris ngomongnya. Banyak gaya juga lu, lu kenal kagak sama mereka?” Tanya Alena penasaran
“Ya mana ketehek, tadi pas digodain diajak kenalan nggak mau, giliran sekarang sudah jauh malah nyariin! Dasar betina mah kayak gini nggak ada akhlak, malu-malu kucing!” Ceplos mulut Nuria
“Iya nggak gitu, habis ngajak kenalan nya kayak gitu, kurang greget tau, mana gayanya sok ganteng lagi, Idih enggak banget buat gue!” Sahut Alena
“Hahahaha namanya juga anak muda, ya kayak gitulah, kayak baru keluar dari hutan saja lu Alena.” Jawab Nuria
“Tapi ngomong-ngomong cowok tadi ganteng juga ya?” Tanya Nuria ke Alena
“Ah… biasa aja kali, lu mah nggak bisa liat cowok, model kayak gitu dibilang ganteng!” Jawab Alena kesal
“Loh! Kenapa anda yang sewot, kan ini pendapat gue ke dia!” Ejek Nuria sambil mencoba menggoda Alena dengan memanas-manasinya
“Cukup Nuria! Apa mau gue turunin lu disini?” Tegas jawaban Alena ke Nuria
“Hehehe ya jangan dong, masak gue harus jalan kaki ke rumah, nanti gue dimarahin sama emak gue lagi, oke piece ya!” Sahut Nuria pasang muka melas
Alena kemudian berhenti di salah satu mall yang ada di Provinsi Lampung sebelum dia melanjutkan pulang ke rumahnya, dia mau membeli sesuatu di sana
“Mau ngapain nih kita berhenti disini Alena? Mau shopping lagi ya, asyik lu emang temen paling in the best deh!” Tanya Nuria kegirangan
“Shopping shopping bapak kau! Yuk turun bentar gue mau beli pembalut, hari ini gue lagi dapet nih kampret bener untung nggak tembus di celana tadi, bisa malu-maluin sejagat antero nanti?” Jawab Alena
“Oh ternyata lagi kedatangan meteor ya! Pantesan dari tadi sewotnya minta ampun emak-emak satu ini!” Jawab Nuria sambil senyum-senyum
“Halah berisik lu, mau ikut masuk nggak lu!” Tanya Alena sambil memarkirkan mobilnya
“Iya ikutlah, sebagai bodyguard nona Alena yang baik hati gitu loh, jadi kemana-mana nona pergi pasti gue temenin.” Jawab Nuria sambil senyum-senyum manja
“Iya temenin, nanti yang ada ujung-ujungnya minta jatah, iya kan!” Jawab Alena sambil melirik ke wajah Nuria
Alena langsung menuju tempat tujuannya mencari pembalut, sedangkan si kupret langsung menuju tempat surganya, dimana lagi kalau bukan mencari baju.
“Kemana tuh anak! Pasti kalap lagi dia ngeliat harga discount. Bisa-bisa pulang malam kalau nuruti kemauan dia.” Alena ngedumel sendiri sambil duduk di Starbuck
“Alena! Ternyata lu disini gue cari-cariin kirain sudah pulang ninggalin gue sendirian.” Tanya Nuria
“Sudah! Nih lu mau minta bayarin kan.” Jawab Alena seakan dia sudah paham sama kode tubuh Nuria itu
“Waw! Amazing, lu emang sahabat gue yang paling top markotop deh, selalu ngertiin keinginan gue.” Nuria langsung senyum-senyum saat tau dia di traktir baju lagi
Saat dia akan melakukan pembayaran, dia mengambil makanan dan minuman yang Alena pesan di meja dia. Kemudian kabur menuju tempat kasir untuk membayar barang-barang pembeliannya.
“Oke thanks ya Alena, ini belanjaan sudah gue bayar ya?”
“Sudah gue bayar? Renyah sekali ucapan lu. Mana kartu gue nanti habis lagi saldonya buat belanja terus!” Sahut Alena
“Yaudah yuk pulang Alena?” Pinta Nuria
“Ayuk!”
Suara handphone Alena pun berdering kencang saat dia akan pulang ke rumahnya. Alena menghentikan langkahnya dan melihat ke handphonenya, ternyata ada nomor baru masuk yang menelponnya
“Hello Alena? Lagi apa ini.” Terdengar suara cowok yang nggak asing lagi ditelinga Alena
“Hallo, ini siapa!” Jawab Alena dengan nada tinggi
“Waduh, jangan teriak-teriak gitu dong, kan ini bukan dihutan, selow saja jawabnya?” Sahut cowok itu di handphone sambil senyum-senyum
“Hemm…. Iya udah lu siapa, kok bisa punya nomor gue?” Jawab Alena dengan menurunkan volume nada suaranya
“Nah gini kan lebih enak, suasana jadi lebih adem di hati juga lebih nyaman.” Jawab cowok itu sambil menggoda Alena
“Apaan sih kagak jelas banget nih orang!” Gumam dalam hati Alena
“Nih Nuria! Lu aja yang ngomong sama dia, males gue nanggepin orang yang kagak jelas kayak gini.” Alena menyodorkan handphonenya ke Nuria yang mulutnya sedang mengunyah makanannya Alena
“Ih… anak kampret malah makan, makanan gue lagi!” Teriak Alena
“Iya-iya maaf, habis laper nih cacing di dalam perut mulai demo nih, habis lu sibuk sih nelpon sendirian, ada makanan di depan mata yaudah gue sikat.” Jawab Nuria tanpa dosa
“Ah banyak alasan lu, nih ngomong sama dia?” Alena memberikan handphonenya ke Nuria
“Hallo ini siapa ya?” Tanya Nuria penasaran
“Lu siapa! Lah lu yang siapa, kan lu yang nelpon temen gue!” Jawab Nuria sambil ngegas balik ke cowok itu
“Oh lu temennya dia ya, ow iya gue cowok yang tadi di kampus nama gue Roy, salam ya buat temen lu!”
“Oh ternyata ini nomor lu, oke deh siap?” Jawab Nuria langsung mematikan handphonenya
“Siapa yang nelpon!” Tanya Alena penasaran
“Oh itu cowok tadi yang ngajak kenalan lu pas di kampus Alena?” Jawab Nuria santainya
“Loh kok dia punya nomor gue!” Oceh Alena
“Ya mana gue tau, coba aja telpon sendiri, dia dapat nomor lu dari siapa?” Jawab Nuria dengan santainya.
*****
Nasi nggak selamanya harus Padang
Tahu nggak selamanya Sumedang
Sate nggak selamanya Madura
Dan Coto nggak selamanya Makassar
Tapi…
Cintaku hanya untukmu
Alena duhai pujaan hatiku
Roy ngegombalin Alena di depan teman-temannya sambil membawa bunga mawar merah di hadapan Alena
“Oh so sweet!” Jawab Nuria senyum-senyum
“Eh ini bunga bukan buat lu Nuria!” Sahut Roy sambil melirik kearah Nuria yang sudah baper sendiri
“Apaan sih lu! Ayo sini Nuria.” Alena menarik tangan Nuria yang baper karena di gombalin cowok buaya itu.
“Eh.. jangan buru-buru dong, baru juga masih pagi? Dosen saja belum ada yang datang, santai sajalah disini ngobrol sama gue.” Pinta Roy ke Alena sok kegantengan
“Bodo amat, minggir sana! Gue mau masuk ke kampus!” Bentak Alena
“Sabar dong sayang, ow iya namanya siapa?” Roy mengajak kenalan Alena
“Nggak punya nama!” Jawab Alena ketus sambil melirik ke arah wajah Roy
“Serius nggak punya nama? Terus nanti kalau gue mau manggil lu gimana dong?”
“Ya bodo amat!” Jawab Alena sambil melototi wajah Roy!”
Alena dan Nuria langsung masuk ke kelasnya. Dia langsung duduk dengan wajah yang ditekuk karena malu.
Roy terlihat tersenyum melihat kecantikan paras Alena yang selalu mempesona, walaupun dia jutek ke Roy tapi dia bodo amat tetap mendekati Alena.
“Udah Alena santai saja nggak usah dipikirin tuh anak-anak emang gitu, nih minum dulu?” Nuria mengeluarkan jus jeruk dari tasnya
“Iya, tapi gayanya itu lo menjijikan sok kegantengan banget, pagi-pagi sudah di depan gerbang kayak satpam saja?” Gumam Alena
“Hahaha ih jangan gitu dong Alena, nggak baik tau, lagian emang dia ganteng lo Alena.” Jawab Nuria senyum-senyum
“Ah… lu mah, levelnya rendah banget, cowok model kayak gitu dibilang ganteng, cuci muka sana hus hus hus pahit.” Sahut Alena sambil mengelus perut dia.
Hari ini adalah mata kuliah psikologi, Alena lupa kalau hari ini ada tugas dari dosen yang harus dikumpulkan hari ini. Sekitar setengah jam lagi kelas kuliah akan dimulai, Tetapi Alena belum juga mengerjakan tugasnya. Alena menoleh kearah tas Nuria dan dia langsung menyomot buku yang ada di dalam tasnya Nuria
“Heh heh heh! Lu mau nyari apa Alena, buku gue diacak-acak.” Teriak Nuria yang sedang asyik minum jus jeruk
“Ah… brisik lu! Mana sih, biasanya lu rajin kalau masalah tugas dari dosen.” Lirih dalam hati Alena, matanya terfokus mengacak-ngacak isi tas Nuria
“Lu mau nyari apa sih? Mau nyontek tugas dari ibu Bella ya, nih tugasnya?” Tanya Nuria sambil menyodorkan buku tugasnya ke Alena
“Ih…lu mah, diem aja! Dari tadi gue nyariin buku tugas lu malah diem kayak patung?” Alena ngedumel
“Eh nona Alena yang terhormat, makanya kalau mau apa-apa itu nanya! Tuhan sudah menciptakan mulut itu untuk nanya.” Bukan untuk ngegosip doang
“Ah berisik lu kayak emak-emak kompleks yang lagi girang dapet arisan.” Sahut Alena dengan perasaan yang tak terkontrol karena sudah bingung waktu jam kuliah sudah mulai mepet.
Alena langsung menyambar bukunya Nuria dan menyalinnya kembali secepat kilat ke dalam bukunya Alena.
“Daripada ribet-ribet, mending lu bawa saja nih buku gue ke tukang fotocopy, lu tinggal ganti nama saja pakek nama lu! Ngapain ribet-ribet nulis lagi di buku lu, nanti tangan lu kriting.” Ejek Nuria sambil ketawa ngakak
“Udah diem saja kau anak muda! Kalau kayak gitu yang ada gue diomelin bu Bella, tau sendiri dia cerewetnya sudah 11 12 kayak elu.” Jawab Alena
Sekitar beberapa menit, akhirnya Alena sudah mulai bisa tenang dan bisa santai karena tugas dari bu Bella sudah dikerjakan walaupun dengan cara mencontek punyanya Nuria.
“Akhirnya kelar juga tugas gue? Thanks ya Nuria yang baik hati.” Alena senyum sambil mencubit hidung pesek Nuria
“Giliran ada maunya langsung baik! Dasar teman laknat.” Nuria ngedumel
Materi kuliah sudah selesai, Nuria langsung mengajak Alena pulang karena dia sore ini akan ada acara sama keluarganya.
“Eh Nuria, nama cowok tadi pagi yang sok kegantengan itu namanya siapa ya?” Tanya Alena sambil mengendarai mobilnya
“Oh kata anak-anak sih namanya Roy, dia pindahan dari salah satu Universitas yang ada di Lampung ini lo Alena?” Jawab Nuria
“Oh pasti dia pindah karena kena masalah ya?” Jawab Alena sambil menganggukan kepalanya
“Hem.... kata anak-anak sih begitu?” Sahut Nuria sambil makan cemilan di dalam mobil alena
“Udah Alena, lu tenangin saja pikiran lu, cobalah berdamai dengan keadaan. Jangan terlalu membencinya nanti malah jatuh cinta lagi sama dia?” Ejek Nuria ke Alena
“Halah nggak mungkinlah seorang Alena yang cantik ini bisa jatuh cinta sama cowok tengil, apalagi playboy cap gayung itu.” Jawab Alena
“Hahaha bisa aja lu!” Sahut Nuria ketawa ngakak.
*****
Setelah Alena mengantarkan Nuria kerumahnya, Alena langsung pulang menuju rumahnya juga. Rumah Alena dan rumah Nuria jaraknya nggak terlalu jauh jadi tak perlu menunggu lama, Alena sudah sampai dirumah.
Saat Alena akan masuk ke dalam rumah, terdengar suara klakson motor di depan gerbang rumahnya. Terlihat ada cowok di luar gerbang yang teriak-teriak.
“Paket, Paket!” Teriak seperti tukang paket memanggil Alena dari luar gerbang
“Lu! Lu ngapain kesini?” Tanya Alena
“Gue kesini diutus sama Ibu Bella untuk menjemput lu!” Sambil menunjukan chatingannya Ibu Bella dengan Roy.
Akhirnya Alena mengangguk dan menuruti perintah Roy menuju rumah Ibu Bella. Lalu Alena dibonceng menggunakan motornya Roy menuju rumahnya Ibu Bella.
Sesampainya di rumah Ibu Bella, Roy menggandeng tangan Alena dan mereka masuk ke dalam rumah Ibu Bella bersama.
“Ih… apaan sih, lepasin tangan gue nggak!” Teriak Alena risih digandeng Roy
“Ya enggak apa-apa kali, biar kita terlihat romantis Alena.” Jawab Roy sambil senyum menoleh ke wajah Alena
“Awas ya jangan macem-macem sama gue!” Alena melotot ke wajah Roy
“Eh kalian sudah datang, sini nak masuk?” Teriak Ibu Bella dari dalam rumahnya
“Ibu Bella hari ini lagi ada acara ulang tahun anaknya, nah ini ada kueh buat kalian. Ow iya kalian sudah makan belum, yuk makan dulu?” Ibu bella mengajak Alena dan Roy untuk makan bersama.
Alena dan Roy diajak ibu Bella kedalam untuk makan bersama. Suasana yang awalnya tegang kini menjadi mencair karena Ibu Bella sudah memberikan wejangan ke Alena dan Roy.
“Oh iya bu, selamat ulang tahun ya buat anak ibu, semoga tambah pintar dan panjang umur?” Alena dan Roy memberi selamat untuk Ibu Bella
“Iya Alena makasih ya doanya? Oh iya kalian ini pacaran ya, tadi Ibu lihat dari jauh kok romantis banget pegangan tangan gitu?” Sahut Ibu Bella.
Alena hanya senyum dan menundukan kepalanya, sedangkan Roy juga hanya tersenyum kecil melihat wajah Alena.
“Udah, nggak usah malu-malu, kalian itu cocok kok kalau pacaran? Dulu ibu pas masih muda juga begitu masih malu-malu kucing, padahal dalam hati pada suka!” Ibu Bella menggoda mereka berdua.
Mereka berdua hanya terlihat senyum-senyum malu.
“Sudah kalian santai saja nggak usah tegang gitu? Ow iya nih habisin kuehnya? Kalau ditanam nggak bakal tumbuh makanya harus dimakan.” Pinta Ibu Bella.
*****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!