NovelToon NovelToon

KISAH HIDUP ANAK TENGAH

Bab 1

"dek,mas sudah diterima di kantor sabun cuci piring.kapan kiranya mas melamar kamu secara resmi di depan mamak dan bapak adek?" giri sengaja menjemput sang kekasih yang baru saja selesai mengikuti perkuliahan nya.

"Nanti coba adek tanyain sama ibu dan bapak ya mas.semoga ibu dan bapak merestui kita." jawab Ria sambil tersenyum manis.

Akhirnya mereka pun pulang bersama menggunakan motor milik giri.

Ria merupakan putri ke tiga dari ibu Yuli dan pak Fao anak pertama perempuan,anak kedua laki-laki, anak ketiga dan empat perempuan. Anak pertama hingga anak kedua serta keempat sudah menikah. Kini tinggal anak ketiga yang merupakan anak tengah dalam keluarga nya yang masih duduk di bangku perkuliahan.

Ela anak pertama mereka adalah seorang pegawai negeri sipil.menikah dengan sesama PNS. Bobi anak kedua seorang pemimpin cabang perusahaan Honda, menikah dengan seorang wanita kantoran. Sedangkan anak ke empat bernama Niar seorang pemilik toko elektronik terbesar menikah dengan bos nya sendiri.

Dan anak ke tiganya inilah Riana ,kini sedang menyambung pendidikannya dan kini telah memasuki semester akhir. namun karena pilihan nya kuliah mengambil bidang tata boga tidak pernah di setujui oleh kedua orangtuanya beserta saudara-saudaranya. Karena bagi mereka jurusan tata boga tidak cocok dalam lingkungan keluarga nya.

Ria kuliah karena mendapat kan beasiswa, orang tua nya tidak pernah mengeluarkan uang sedikit pun untuk nya.bapaknya hanya memberikan uang jajan sekedarnya itupun Tanpa pengetahuan sang istri.untung saja ia memiliki pekerjaan sampingan sebagai penulis novel dan berjualan online.jadi ia bisa seperti mahasiswa yang lain yang bisa memenuhi kebutuhan nya. Satu orang pun keluarganya tidak ada yang mengetahui jika ia memiliki pekerjaan sampingan.

Sesampainya di rumah,Ria melihat kedua orang tua nya sedang duduk santai di depan televisi.

"Bapak, ibu " ria mencium tangan kedua orang tua nya dengan takzim.

"kamu sudah pulang nak?" tanya bapak.

"ia pak,ria masuk ke dalam dulu ya pak.setelah itu ada hal yang mau Ria sampaikan sama ibu dan bapak." ucap Ria. Kedua orangtuanya pun hanya mengangguk.

Ria segera membereskan dirinya. Dan bersiap untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai umat muslim. Setelah selesai shalat magrib, Ria pun berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Karena bapaknya lebih menyukai masakan dari pada sang istri.

Keluarga Ria tidak pernah menggunakan jasa asisten rumah tangga.

Setelah selesai isya,kini mereka berkumpul bersama di meja makan.

"mas giri mau menikahi Ria pak, Bu " ucap Ria setelah mereka menyelesaikan acara makan malam.

"bukannya giri itu saat ini sedang nganggur?dan kamu juga masih belum lulus kuliah nak." bapak orang pertama yang menyahuti perkataan anaknya.

"ia benar apa kata Bapakmu. Lagian percuma nanti kamu nikah,dan kamu masih meminta nafkah pada kami." kini kembali sang ibu yang ragu akan hubungan giri dan ria.

" mas giri kini sudah mendapatkan pekerjaan bu. InsyaAllah kalau ria menikah,ria tidak akan merepotkan ibu dan bapak." kini ria berusaha untuk menyakinkan keduanya.

"memangnya berapa sih gaji nya di tempat pekerjaan nya. Apa lagi kan giri itu tidak tamat sarjana.apa kamu mengharapkan hidup susah dengan dia " lagi-lagi ibu menunjukkan sikap ketidak sukanya itu.

"kamu tau nak,baru enam Minggu yang lalu adik kamu menikah.kamu tau kan berapa uang yang harus bapak dan ibu mu keluarkan untuk biaya pernikahan adikmu yang megah itu. Tapi jika kamu kekeh mau menikah dalam waktu dekat ini, jujur saja bapak dan ibu tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan pernikahan yang meriah seperti saudara-saudara kamu yang lain." bapak mencoba memberikan pengertian pada anak gadisnya itu .

bab 2

Disisi lain, giri pun sedang berkumpul bersama kedua orang tuanya dan sang kakak.

bapak giri bernama pak bayu,dan ibunya siti. Mereka memiliki sepasang anak yaitu Rani dan giri sebagai anak bungsu.

"pak,buk seperti nya giri akan segera melamar ria." ucap giri dengan penuh ketegasan.

"kamu itu baru saja bekerja dek, kok sudah mau nikahi anak orang aja. Kerja juga masih seorang sales! Mau kamu kasih makan apa nanti istri kamu?" ucap Rani sang kakak, kedua orang tua nya hanya mendengar kan saja perdebatan kedua anaknya.

"benar itu nak, ibu dengar dia juga belum menyelesaikan kuliahnya kan? terus mau pakai apa kamu nanti biayai kuliah nya! Sedangkan kamu tau sendiri,sales berapa penghasilan nya. Lebih baik kamu pikirkan lagi baik-baik nak." kini ibunya,mulai mengeluarkan pendapat nya.

"bapak juga dengar,kalau ria itu anak perempuan yang belum menikah. Kamu siap jika nanti keluarga nya minta mahar yang tinggi? Jujur saja,bapak sama ibu tidak ada uang untuk membantu kamu gir." bapak pun kini ikut-ikutan. Mereka seolah olah tidak menyukai ria. Gadis pilihan ku itu.

"aku mohon pak,buk! Untuk kali ini saja berikan restu pada kami. giri janji,tidak akan meminta biaya sepersen pun pada kalian." kini ku mulai memaksa kehendak ku, rasanya aku sudah tidak memiliki cara lagi untuk membujuk bapak dan ibu.

Padahal aku sudah rela meminjam di tempat aku bekerja. Toh,ria juga tidak memaksa untuk pesta yang mewah.

"sebenarnya kamu masih punya warisan dari nenek kamu,dan punya kakak mu Rani sudah ia bangun rumah di atasnya. Rencananya tanah milikmu itu mau bapak bangunkan juga rumah.

tapi,kalau kamu buru-buru begini,ya bapak belum ada uang untuk itu." kembali bapak berucap,ia memang lebih menyayangi anak lelakinya itu.karena giri anak yang tidak banyak menuntut seperti kakaknya.

"ya sudahlah pak,kalau memang giri tidak mau mendengarkan kita. Biarkan saja dia menikah, dan berikan saja jatah warisan nya itu. Tapi, tetap saja kita tidak bisa mengeluarkan uang untuk acaranya." ucap sang ibu.

"baiklah Bu,aku tidak masalah sama permintaan bapak dan ibu. Yang penting aku bisa menikah dengan ria secepatnya." kini giri pun menerima keputusan orang tua nya dengan hati yang lapang.

"tapi ingat ya, setelah kamu menikah nanti jangan pernah kamu menyusahkan kami.lihat saja nanti,ibu akan buktikan perkataan ibu ini,jika ria bukan lah wanita yang baik. " sahut sang ibu

"aku akan buktikan sama ibu,jika wanita pilihan ku bukan wanita seperti yang ibu tuduhkan." giri pun kini kembali berbicara dengan penuh ketegasan.

Besoknya seperti biasa, giri menjemput sang kekasih. Kebetulan hari ini jadwal pulang kuliah ria,sama dengan jadwal pulang nya bekerja. Jadi ia selalu menyempatkan untuk menjemput sang kekasih.

"adek sudah sampaikan pada bapak dan ibu belom, kalau mas akan segera datang untuk melamar?" tanya giri pada ria, saat mereka menunggu pesanan nya datang.

"sudah mas,tapi keluarga adek tidak ada yang mau membantu untuk biaya pernikahan kita mas!" jawab ria sambil menunduk malu.

"bapak memberikan jatah warisan bagian mas dari kakek,dan itu nanti rencananya akan mas jadikan mahar untuk mu dek. Tapi maaf,mas hanya bisa memberikan itu. Dan kalau untuk biaya masak dan lainnya mungkin tidak mewah mas berikan. Karena juga itu sisa tabungan mas dan sebagian pinjaman dari kantor." kini giliran giri yang menyampaikan hasil perundingan nya bersama keluarga nya.

" kami akan datang kerumah adek lusa." lanjut giri . Dan hal itu justru membuat jantung ria berdetak kencang.

bab. 3

"apa keluarga mas tidak keberatan dengan hubungan kita?" tanya ria dengan was-was.

Akhirnya giri pun menceritakan semuanya dengan detail tentang hasil pembicaraan nya dengan keluarga nya. Begitu juga dengan ria.

Sesaat kemudian, mereka pun meninggalkan warung bakso langganan mereka dengan rasa yang bahagia.

mereka berharap, semoga saja semua apa yang telah di rencanakan berjalan dengan lancar.

Dua hari kemudian, lamaran pun berjalan dengan lancar. Meskipun dalam hati kedua orang tua kedua belah pihak tidak merestui hubungan mereka. Sesuai kesepakatan, pernikahan akan di gelar satu Minggu lagi.

Semua mengenai surat-menyurat akan di urus oleh giri.

Pernikahan hanya di gelar di KUA, sedang kan dirumah hanya ada acara biasa.tidak ada pesta dan lain sebagainya.

semua itu adalah hasil perundingan para orang tua,tanpa meminta persetujuan kedua calon pengantin terlebih dahulu.

Kedua ibu giri dan ria, sama-sama tidak ingin mengeluarkan uang untuk acara tersebut.

untung saja, giri dan ria memiliki tabungan untuk biaya pernikahan mereka.setelah acara pernikahan,kedua nya tidak di izinkan untuk tinggal dirumah keduanya.

Mereka di harus kan untuk mandiri,dan kebetulan di tempat giri kerja, pemilik perusahaan tersebut mau mengontrakkan rumah untuk mereka sebagai bantuan dari perusahaan.

"kamu itu apa tidak punya selera yang lebih bagus apa dek? Seorang sales kok maunya di jadikan sebagai suami. Apa kamu nggak mikir, bagaimana kehidupan mu setelah menikah! Mau di kasih makan apa kamu,jika pekerjaan suamimu tidak seberapa seperti itu!" Bobi ,si Abang nomor dua mengeluarkan pendapat nya saat mengetahui calon adek iparnya, hanyalah seorang sales sabun keliling.

"teman-teman kuliahmu kan banyak,carilah laki-laki yang lebih mapan. Entahlah setelah lulus kamu mau jadi apa?kuliah kok ambil jurusan tata boga begitu.kamu mau jadi tukang masak?" Ela pun tidak mau kalah untuk mengatai adiknya itu.

"sudahlah kak, jodoh kan cerminan diri.pas dong,sales di pasangkan dengan tukang masak!" kini Niar, si bungsu pun ikut mengomentari sang kakak.

"apa kamu nggak kasihan sama bapak dan ibu. Dikuliahkan mahal-mahal kok belum lulus udah mau nikah aja." kini Ela menimpali.

"maaf kak,aku kuliah karena mendapat kan beasiswa sepenuhnya. Bapak dan ibu hanya memberikan uang saku sejuta selama dua bulan. Jadi aku sedikit pun, tidak pernah merepotkan bapak dan ibu." ria yang sejak tadi bungkam pun kini ia bersuara.

"oh, ternyata kamu sudah berani menjawab! dasar anak nggak tau diri." Ela menunjuk kening ria dengan jari telunjuk nya.

"sudah-sudah, kalian ini sudah pada dewasa.kenapa malah berantem dan teriak-teriak!" pak fao akhirnya datang menghampiri anak-anaknya.

"lihat aja nanti jika sudah menikah,tapi masih minta uang sama bapak dan ibu. Dan kamu ingat ini baik-baik ria, jangan pernah sekalipun kamu meminta bantuan pada kami,jika suami kamu tidak mampu memberikan mu makan!" ketus Ela lalu pergi dari sana.

"nggak usah kamu dengar kan, omongan saudara-saudara mu nak.kamu harus ingat,jika kami ini masih orang tua mu. Jadi,jika ada apa-apa! jangan pernah sungkan untuk mengatakan nya pada bapak ataupun ibumu." bapak menatap iba pada anak perempuan nya itu.

"bapak saja ya,ibu nggak mau tau lagi urusan tentang ria.terserah dia,mau hidup bagaimana!" ibunya pun kini,sudah tidak lagi perduli dengan nya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!