NovelToon NovelToon

Tuan Muda Sampah Keluarga Duke

Menjadi Lelaki Bajingan

Hari itu, seperti biasanya yang Yuno lakukan adalah mencoba mencari makan di sebuah tempat sampah, setelah ia tidak lagi mendapatkan pekerjaan untuk membeli makanan.

Saat sedang mencari makanan, Yuno secara tidak sengaja menemukan sebuah novel genre fantasi di tempat sampah dengan judul "Kembalinya sang Pahlawan".

"Kenapa orang membuang buku sebagus ini?" Yuno pun mengambil buku itu dan membawanya ke tempat di mana ia biasanya beristirahat.

Meskipun tidak bisa mengurangi rasa laparnya, Novel itu tetap menjadi hiburan untuk Yuno yang selalu sendirian.

Yuno adalah seorang lelaki yatim piatu yang memiliki kehidupan yang keras, karena harus bertarung dengan kekejaman dan ketidakadilan dunia demi bertahan hidup.

Meskipun terlahir sebagai seorang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, Yuno tetaplah pemuda miskin yang bersusah payah untuk hidup di jalanan.

...***...

Seperti biasanya ia pergi ke bawah jembatan untuk mendapatkan uang taruhan dari anak-anak kaya.

Mereka akan membayar Yuno untuk berkelahi. Yuno harus menderita dihajar sampai babak belur untuk uang yang tidak seberapa. Semua itu ia lakukan hanya untuk memperoleh makanan.

Tidak masalah untuknya dihajar dengan kejam dan menyedihkan, asal ia mendapatkan uang untuk membeli makanan. Pantang untuknya mengemis atau bahkan mencuri, karena seberapa pun menyedihkannya kehidupan yang dijalani. Ia tidak akan pernah melakukan sesuatu kejahatan.

Anak-anak kaya yang sebelumnya membayar Yuno berkumpul di bawah jembatan, mereka membawa banyak senjata tumpul termasuk pipa dan tongkat kayu. Untuk Yuno, hal ini sudah biasa dan ia bisa menahan semua pukulan itu.

Setelah mereka puas memukul Yuno dengan tangan kosong dan senjata, seorang anak yang merupakan bos mereka mendekati Yuno.

Ia menyeringai saat melihat bagaimana tubuh Yuno sudah babak belur oleh pukulan teman-temannya.

"Aku lebih kuat dari dugaanku, bagaimana kalau begini saja. Jika kau bisa bertahan setelah menerima seranganku, maka aku akan memberimu 100 ribu," ujarnya yang membuat Yuno sangat tertarik. Ia pasti dapat membeli makanan selama setengah bulan atau mungkin sebulan dengan uang itu.

Yuno yang sama sekali tidak curiga tentu saja menyetujui hal itu. Sampai pada akhirnya, ia merasakan sesuatu yang dingin dan tajam menembus perutnya.

Anak itu terus menekan pisau yang menembus perut Yuno sampai pada pegangan kayu. Ia tertawa keras melihat ekspresi Yuno yang menahan sakit.

Darah segar terus merembes keluar, tidak ada yang berusaha menolongnya. Mereka hanya menertawakan kebodohan Yuno dan betapa menyedihkan dirinya. Betapa bodohnya seorang yang rela dipukuli hanya demi uang yang tidak seberapa.

Setelah anak itu menjauhkan diri dari Yuno. Yuno pun terjatuh masih dengan pisau yang menancap di perut.

"Kamu sangat bodoh ya," ejeknya.

Darah segar tidak berhenti keluar dari luka pada perutnya. Wajah Yuno seketika pucat dan dalam keadaan itu pula ia ditinggalkan seorang diri di bawah jembatan.

Pandangannya makin gelap dan ketika Yuno membuka kedua matanya. Ia sudah berpindah ke tempat asing dan berakhir di tubuh Carl.

...***...

Seorang lelaki berambut kelabu dengan kedua mata yang tertutup duduk di sebuah tempat luas. Dua orang pengawal dengan wajah sangar dengan masing-masing satu pedang di pinggang mereka, bersedia di kedua sisi lelaki itu.

Keadaan di sekeliling lelaki itu mengerikan, banyak noda darah yang sudah mengering dan bau amis yang pekat menyeruak ke indra penciumannya.

Suara masa yang penuh dengan kebencian terdengar jelas di telinganya, meminta agar secepatnya ia diesksekusi.

“Carl Varmelion. Karena kejahatan yang sudah kau perbuat. Kau akan dihukum mati," ujar seorang laki-laki berambut kismis dengan pakaian khas bangsawan berwarna merah cerah.

Lelaki dengan rambut kelabu itu menggertakkan giginya menahan amarah mendengar suara seorang yang sudah membawanya ke situasi saat ini.

"Sialan kau Dante, beraninya kau membuatku seperti ini!" Lelaki dengan rambut kelabu itu berteriak dengan penuh amarah, tetapi hal itu sia-sia. Lelaki dengan rambut emas yang sedang duduk di singgasana perpaduan merah dan emas di depannya adalah seorang Iblis dengan topeng Malaikat yang sudah membuatnya seperti ini.

Semua kejahatan yang dilakukan lelaki rambut kelabu adalah rencana dari lelaki dengan rambut emas itu. Namun, ketika semua kejahatan yang telah ia lakukan terungkap, lelaki berambut emas itu malah mengkambinghitamkan lelaki berambut kelabu.

Seandainya tubuhnya tidak diikat dan penglihatannya masih baik-baik saja, maka lelaki berambut kelabu itu pasti dengan segera berlari dan merobek wajah lelaki itu.

"Lakukanlah!" perintah Lelaki dengan rambut kismis itu, setelah mendapatkan anggukan dari lelaki berambut emas.

"!"

Lelaki dengan rambut kelabu merasakan tubuhnya di tarik oleh kedua pengawal yang membawanya dan dengan kasarnya memposisikan tubuhnya untuk tengkurap masih dengan posisi kaki bertekuk.

"Tidak, lepaskan aku! Aku tidak ingin mati!"

Lelaki dengan rambut kelabu itu memohon dengan menyedihkan, tapi hal itu sama sekali tidak mengubah apapun. Tidak ada yang akan membantunya, karena semua orang membenci dirinya.

Salah satu pengawal memasangkan sebuah kayu untuk menahan tubuh lelaki paruh baya itu agar tidak bergerak, sedangkan satunya menarik pedang panjang yang berkilau dari sarungnya.

Sebuah pedang panjang dan tajam, dalam sekejap berhasil memisahkan kepala dari tubuh lelaki berambut hitam dengan sempurna. Darah segar merembes keluar dan teriakan bahagia menggema pada hari kematiannya.

"Arghh ..."

Carl tersentak dan terbangun di tengah malam karena mimpi buruk yang sama terulang kembali. Ia secara refleks menyentuh lehernya, memastikan kepalanya masih terhubung dengan tubuhnya.

Bulu kuduknya berdiri setiap kali ia mengingat mimpi buruk itu.

Carl membaringkan tubuhnya kembali pada kasur yang empuk. Mengutuk nasibnya yang tragis karena masuk ke dalam tubuh seorang karakter figuran bodoh pada novel yang dibacanya.

"Bagaimana bisa aku berakhir di tempat ini?"

Sudah beberapa hari sejak Yuno menempati tubuh Carl Varmelion. Tuan muda Sampah dari keluarga Duke Varmelion.

Carl sendiri merupakan seorang sampah dari keluarga Duke yang paling berpengaruh di Kekaisaran, ia juga merupakan tokoh figuran di dalam novel kembalinya sang pahlawan dan akan mati sebelum masuk ke konflik utama dalam cerita.

Karakternya Carl sendiri merupakan seorang bajingan yang seperti binatang, sangat suka bermain wanita, menghamburkan uang, mabuk-mabukan dan suka berjudi. Dan sialnya, Yuno malah masuk ke tubuh lelaki brengsek ini.

Carl adalah anak sah dari istri pertama Duke yang sudah meninggal di usianya yang baru menginjak 3 tahun. Carl sendiri memiliki satu saudari tiri, dan satu ibu tiri. Carl sendiri sangat membenci Ibu tiri dan saudari tirinya yang berjarak 2 tahun lebih muda darinya.

Rasa benci itu muncul, karena para pelayan terus menghasut dirinya, dengan mengatakan bahwa ibu dan saudari tirinya sudah merebut tempatnya dan ibunya. Sejak adik tirinya menunjukkan bakat sihir dan teknik pedangnya, kebencian dan rasa cemburu Carl kian membesar dan ia makin secara terang-terangan membenci ibu dan saudari tirinya.

Carl memiliki tubuh lemah dengan mana yang sedikit, sehingga ia tidak memiliki bakat dalam sihir dan pedang. Padahal kedua hal tersebut, merupakan poin penting di dunia ini, bisa-bisanya ia tidak bisa menguasai salah satunya.

Meskipun awalnya ia sempat stress berat karena Carl akan mati terpenggal oleh seorang yang memanfaatkannya, tetapi sekarang ia sudah merasa lebih baik.

Sudah 1 minggu sejak dirinya menjadi Carl dan ia mengetahui bahwa dirinya di masa lalu dan Carl memiliki kesamaan, yakni mereka hanya lelaki bodoh yang dimanfaatkan oleh orang lain dan berakhir dengan kematian.

Carl tentu tidak ingin mati untuk kedua kalinya, karena itu ia memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda dengan Carl yang asli.

"Aku pasti akan tetap hidup dan menghentikan perang nanti."

Carl yang asli sangat terobsesi untuk menjadi penerus Duke, meskipun ia sangat tidak pantas. Obsesi inilah yang membuat antagonis utama dalam novel memanfaatkan dirinya dengan iming-iming membantu Carl menjadi penerus Duke.

Sialan.

Carl tidak bisa berhenti mengumpat, setiap kali ia mengingat lelaki menyebalkan itu dan betapa bodoh dan menyedihkan dirinya. Karena itu, Carl putuskan untuk menjalani kehidupan dengan tenang tanpa mengusik orang lain.

Mari nikmati kehidupan kedua sebagai sendok perak.

...To Be Continue ......

Carl Berubah

Kediaman Duke Varmelion dikejutkan oleh kehadiran Carl yang tiba di ruang makan dan sarapan bersama.

Sudah seminggu lamanya mereka menikmati sarapan yang tenang dan damai tanpa kehadiran Carl yang selalu membuat ulah. Tidak hanya itu, sang kepala keluarga juga jarang mendapatkan laporan buruk dari orang yang bertugas mengawasi Carl selama ini, ia hanya mendapatkan laporan bahwa Carl sedang bermalas-malasan di kamar dan tidak menggangu orang lain.

"kenapa semua orang melihat ku seperti itu?" guman Carl dalam hati.

Waktu sarapan berjalan dengan lambat karena suasana yang canggung. Tidak ada yang berani bersuara, hanya suara dentingan garpu dan piring.

Carl menikmati menu sarapannya pagi ini. Berbeda dengan dirinya, anggota keluarga lainnya malah hanya diam dan sesekali mencuri pandang kepadanya. Tidak biasanya Carl makan dengan tenang dan menikmati makanannya.

Carl sangat sadar bahwa ia sedang menjadi pusat perhatian orang-orang, tapi ia bukanlah Carl yang asli yang akan membuang makanan hanya karena tidak sesuai dengan seleranya dan menghancurkan apapun yang ada di depannya.

Namun, lihatlah saat ini. Ia makan dengan lahap dan bahkan sudah menghabiskan beberapa piring.

Dalam diri Carl sekarang adalah jiwa Yuno yang hidup susah menjalani kehidupan keras di jalanan. Untuk dirinya yang dulu, bahkan roti keras pun sulit untuk ia dapatkan. Ia hanya akan minum air untuk mengganjal rasa laparnya, tapi sekarang berbeda. Sekarang dia adalah Carl seorang bangsawan yang terlahir sebagai sendok perak.

"Bagaimana menu sarapan pagi ini?"

Carl menatap wajah lelaki paruh baya yang duduk di hadapannya, dengan jarak sebuah meja panjang yang terbuat dari kaca. Di kanan lelaki itu duduk wanita yang terlihat anggun meskipun sudah berumur, Carl yakin itu adalah Ibu tirinya dan di sebelah kiri lelaki paruh baya itu duduk seorang gadis cantik yang tampak acuh. Ia pasti adik tirinya yang saat ini memegang posisi penerus.

"Ini enak," jawab Carl acuh tak acuh. Ia kembali melanjutkan sarapannya dan mencoba mengabaikan kehadiran tiga orang asing yang merupakan keluarganya.

Ketiga orang itu terlihat sangat terkejut, bahkan mereka sampai menghentikan kegiatan mereka dan menatap Carl dengan heran. Mereka paling tahu kepribadian asli Carl, jadi saat Carl menjawab dengan tenang, jangan salahkan mereka karena berpikir dunia akan berakhir.

Carl adalah lelaki pemarah yang suka melampiaskannya dengan menyakiti orang lain, mereka tidak pernah mengira akan tiba saatnya mereka melihat Carl yang tenang. Karena hal ini pula, Duke mencoba memancing Carl.

"Dalam waktu 2 minggu ke depan, akan diadakan perjamuan di Ibu kota, kau bisa pergi ke sana."

"Tidak, aku tidak akan pergi."

Jedar!

Seperti petir di siang bolong, tidak biasanya Carl menolak kesempatan seperti ini. Biasanya ia akan melakukan berbagai cara agar mendapatkan izin untuk pergi ke pesta atau perjamuan di Ibu Kota.

Namun, alih-alih dengan senang hati menerima tawaran dari lelaki itu. Carl malah menunjukkan wajah tidak senang seolah-olah dirinya tidak sengaja menggigit bawang putih secara utuh. Lelaki dengan rambut kelabu dan manik kelabu tersebut menolak dengan santai seolah tidak tertarik sama sekali.

"Apakah Kakak yakin? Ini adalah perjamuan yang dihadiri oleh calon penerus di wilayah kekuasaan loh."

Silviana yang merupakan adik tiri Carl mengulang perkataan sang Ayah, berharap kalau apa yang baru saja ia dengar merupakan suatu kesalahan.

"Kalau begitu kau pergilah. Aku akan diam di rumah," balas Carl masih tidak tertarik. Ia sibuk menikmati sarapan lezatnya dan semoga saja itu adalah pertanyaan terakhir dari mereka.

Carl sudah memutuskan untuk tidak membuat koneksi apapun dengan Ibu kota dan ia akan berada sejauh mungkin dengan posisi penerus karena semua kemalangan yang ia dapatkan bermula pada perjamuan di Ibu kota.

Mulai sekarang ia akan menikmati kehidupan barunya dengan santai dan bermalas-malasan, dengan uang yang tidak akan berhenti mengalir. Sungguh kehidupan yang bahagia.

"Kau yakin? Perjamuan kali ini akan dihadiri oleh putra mahkota." Ayah masih mencoba memastikan, Duke tidak tahu bahwa ia baru merusak nafsu makan Carl karena menyebut kata terlarang.

"Aku tidak akan menarik keputusanku," ulang Carl penuh penekanan. Ia menghentikan kegiatannya memotong daging.

'Seketika suasana hati ku menjadi buruk ketika mendengar si antagonis sialan itu.'

Duke Varmelion terus menatap Carl, ia tidak menemukan keraguan ataupun kebohongan pada putra pertamanya. Karena itu, ia putuskan untuk membiarkan Silviana yang akan menghadiri perjamuan itu. Lagi pula ada baiknya jika Carl tidak pergi, ia tidak akan perlu repot-repot membereskan masalah yang diperbuat Carl nantinya.

Carl memilih meninggalkan meja makan terlebih dahulu karena kehilangan selera makan. Masa bodoh dengan sikap tidak sopan meninggalkan ruang makan sebelum kepala keluarga. Toh tidak ada yang berani untuk menentangnya.

.........

Carl menikmati waktu minum tehnya sendirian di taman. Di temani sebuah buku yang membahas sejarah dunia dan kerajaan yang tidak dibahas sedikitpun di dalam novel.

Ini cukup menyenangkan untuk dirinya yang terlalu sibuk memikirkan bagaimana kehidupannya besok saat masih menjadi Yuno.

Carl sengaja mengumpulkan seluruh informasi yang ada di dunia ini dan mencampurnya dengan informasi yang ada dalam cerita novel asli.

"Kembalinya sang pahlawan" adalah novel dengan genre romansa tragedi. Novel yang menceritakan tentang perjuangan seorang protagonis demi menyelamatkan seluruh dunia dari kehancuran yang disebabkan oleh kemarahan pohon dunia.

Hancurnya dimensi yang membuat seluruh dunia berperang habis-habisan karena keserakahan antagonis utama. Yang dikenal sebagai perang tiga dunia.

Carl beruntung karena kejadian itu akan terjadi tiga tahun di masa depan. Ia masih memiliki waktu untuk mencoba menghentikan kehancuran dunia.

"Aku harap kedamaian ini berlangsung selamanya."

Sebenarnya kalau keamanan dunia ini tidak dipertaruhkan. Carl mungkin hanya akan menjadi seorang pengangguran kaya raya yang hanya bermalas-malasan menikmati kehidupannya sebagai bangsawan. Menjauhkan diri dari antagonis sialan yang berniat menjadikannya sebuah pion catur dan berakhir terpenggal.

Namun, Carl segera mencoret rencana hidup sebagai pengangguran kaya raya itu dan memprioritaskan hidupnya lalu keamanan dunia. Karena mustahil ia bisa hidup bahagia kalau dunia saja hancur.

Kalau begitu apa bedanya dengan mati sebelum kehancuran dunia dan sesudah kehancuran dunia?

Toh dirinya sama-sama akan tiada.

Carl menutup buku yang telah selesai ia baca. Sejarah dunia, sejarah kerajaan, sejarah Keluarga bahkan sampai makhluk suci yang melindungi lima keluarga di kerajaan.

Di balkon kamar, Silviana menatap tidak senang ke arah Carl yang tampak berbincang-bincang dengan seorang pelayan.

Sikap Carl sangat berbeda dengan biasanya. Biasanya lelaki dengan surai kelabu itu akan bicara kasar kepada pelayan, tetapi sekarang Carl bicara dengan sangat tenang dan sama sekali tidak meninggikan suaranya.

Silviana sampai berpikir kalau Carl telah berubah. Namun, mustahil seorang bajingan sepertinya akan berubah begitu cepat.

Saat Carl mendongak ke atas, Silviana segera berbalik masuk ke kamarnya setelah menatap Carl dengan ekspresi marah.

Carl mengerutkan dahinya tidak mengerti.

"Apa aku baru saja melakukan kesalahan?" Ujarnya.

Mulai Bergerak

Carl benar-benar menikmati waktunya bermalas-malasan. Di sini, Carl tidak perlu repot-repot harus bangun untuk membuat cemilan atau mengambil minum. Para pelayan dengan tanggap merespon apapun yang Carl butuhkan. Bahkan beberapa pelayan tampak sudah hapal dengan keperluan Carl dalam satu minggu ini.

Meskipun mereka merasa bingung dengan tindakan Carl yang tidak biasa, tetapi mereka lebih senang dengan kepribadian tuan muda mereka sekarang dibandingkan dengan yang sebelumnya. Ini membuat kediaman Duke Varmelion menjadi lebih tenang dibandingkan minggu sebelumnya.

Hal yang paling Carl senangi adalah tidak ada seorang pun yang berani mengusik ataupun mengganggunya. Tidak ada yang akan memarahinya dan tidak ada yang akan protes dengan sikapnya yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsawan terhormat.

Sikap bajingan Carl di masa lalu rupanya cukup menguntungkan untuk Carl sekarang. Ia dibebas tugaskan sebagai seorang penerus dan semua pekerjaan yang merepotkan itu di letakkan di pundak Silviana sebagai penerus Duke Varmelion. Kurang ajar memang, tapi Carl tidak peduli.

"Sepertinya aku perlu menghirup udara segar." Carl meletakkan buku yang baru selesai dibacanya di atas meja.

Carl berjalan ke arah balkon sambil merentangkan kedua tangan ke atas. Peregangan pertama setelah terus-terusan rebahan di kasur dengan tumpukan buku-buku tebal bertemakan sejarah.

Carl tidak sengaja melihat Silviana yang sedang latihan berpedang di taman. Gadis bersurai kelabu sepanjang pinggul itu terlihat sangat memesona mengayunkan sebilah pedang. Keringat yang membasahi wajahnya yang cantik sama sekali tidak membuat gadis itu terlihat jelek. Malahan itu menambah pesonanya sebagai gadis tercantik di kerajaan pasti akan membuat semua lelaki di kerajaan memujanya.

Silviana Varmelion adalah saudari tiri Carl yang lebih muda dua tahun darinya. Carl dan Silviana benar-benar seperti sebuah uang koin. Kepribadian mereka sangat bertolak belakang. Meskipun ciri fisik mereka hampir mirip. Mereka sama-sama memiliki rambut kelabu khas keluarga Varmelion, yang membedakan hanyalah iris mata keduanya.

Carl memiliki iris mata kelabu yang sama dengan ayahnya dan Silviana memiliki mata biru laut yang seperti Ibu tiri Carl. Dan kalau Carl tidak salah ingat, dirinya yang dulu benar-benar membenci mata Silviana. Mata biru laut yang indah itu telah merebut semua perhatian yang harusnya dimiliki oleh Carl sebagai putra sulung, tetapi semua orang tidak melihat kepadanya. Melainkan kepada Silviana Varmelion, gadis berbakat yang digadang-gadang adalah Varmelion sejati.

Bukankah penulis itu terlalu pilih kasih ketika membuat karakter Silviana. Bagaimana bisa perbedaan kekuatan kami seperti gunung dan lembah.

Silviana melihat Carl dari bawah. Gadis itu memberegut kesal dan menghentikan latihannya. Melihat tingkah gadis itu, entah kenapa Carl sedikit kesal. Silviana bersikap seolah-olah ia baru saja dijatuhi kotoran buruk dan harus secepatnya membersihkan diri. Apa semenjijikan itu ditatap Carl?

Carl menghembuskan napas ringan. Tidak ada gunanya memusingkan sikap Silviana terhadapnya, lagi pula gadis itu tidak akan membuat dunia hancur hanya karena dirinya diabaikan.

"Apa Anda akan keluar, Tuan?"

Seorang pelayan laki-laki tua dengan setelan jas rapi berdiri di sebelah Carl dengan mimik wajah tidak senang.

Lelaki itu memiliki rambut yang hampir seluruhnya tertutupi oleh uban. Iris mata hitamnya menatap Carl penuh selidik, memperlihatkan keriput pada wajahnya.

Carl tahu kalau Laneige adalah kepala pelayan di kediaman ini. Ia merupakan mata-mata yang disiapkan oleh Duke Varmelion untuk mengawasi gerak-gerik putra sulungnya.

Carl pikir sembilan hari menjadi anak kutu buku akan membuat Duke berhenti untuk memata-matai kesehariannya, tetapi dengan hadirnya Laneige yang terus berada di sekitarnya membuat Carl berpikir bahwa ia belum bisa sepenuhnya lepas dari pengawasan orang tua itu.

"Aku hanya akan keluar sebentar untuk mencari udara segar," jawab Carl.

Saat Carl melihat Laneige hendak membuka suara, Carl cepat-cepat memotong.

"Aku tidak perlu ditemani. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu kembali."

"Tapi Tuan Muda. Pekerjaan saya adalah mengurus Anda, itu berarti saya harus berada di sisi Anda di manapun itu," jelas Laneige.

Carl terkesiap dengan jawaban Laneige. Tidak pernah ia menyangka bahwa lelaki tua itu akan mengatakan sesuatu seperti itu.

Memikirkan bagaimana Laneige membuntutinya kemana-mana membuat Carl merinding.

"Tidak. Aku tidak ingin itu," balas Carl cepat. Ada hal rahasia yang harus ia lakukan dan Carl tidak mau hal itu sampai dilaporkan kepada kepala Keluarga.

"Kalau boleh saya tahu, kemana Anda akan pergi."

Carl menatap Laneige dengan tidak senang.

Kenapa lelaki tua ini sangat penasaran?

"Keliling kota," jawab Carl asal. Mana mungkin ia mau kasih tau.

"Kalau begitu saya akan mene—"

"Toko buku. Berhenti berbicara dan siapkan saja kereta untukku!"

***

Carl sempat bertanya kepada seorang pelayan tentang sebuah tempat yang menyediakan buku-buku menarik. Pelayan wanita yang Carl tanyai sedikit tersentak, mungkin takut kalau tempat itu akan Carl bakar, tetapi setelah Carl menjelaskan kenapa ia ingin pergi ke sana pelayan wanita itu dengan senang hati menyebutkan tempatnya.

Seperti cerita di novel, pelayan wanita itu menyebutkan sebuah toko yang kadang menyediakan buku untuk dipinjamkan kepada pengunjungnya. Bearix adalah nama tempat itu. Kalau saja penulis menjelaskan dengan lokasi tempat itu, Carl pasti tidak perlu repot-repot bertanya kepada pelayan.

Namun, selain namanya Carl benar-benar tidak tau lokasi tempat itu.

Mungkin kalau seorang tuan muda bangsawan keluar dari kediamannya, mereka pasti akan sembunyi-sembunyi atau menyamar menjadi rakyat biasa agar dapat berbaur dengan orang-orang. Menghindari segala kejahatan yang mungkin akan mencelakai mereka.

Namun, Carl berbeda. Lelaki bersurai kelabu itu dengan entengnya menggunakan pakaian mewah dan kereta khas keluarga Varmelion. Beberapa dari pelayan berpikir tuan muda mereka sudah terlalu bosan bergemul dengan buku dan memilih untuk membuat masalah keluar kediaman alih-alih jalan-jalan biasa. Mereka tanpa pikir panjang langsung melaporkannya kepada Duke Varmelion yang juga salah paham dengan tujuan Carl keluar.

Sebuah kereta mewah berwarna hitam mengkilap dengan ukiran emas di beberapa bagiannya berhenti tepat di sebuah gang. Kereta itu terlalu besar untuk dimasuki, jadi Carl putuskan untuk jalan kaki.

Beberapa pejalan kaki yang ada di sekitarnya langsung menjauh saat melihat lambang kereta Varmelion. Tidak ada yang mau terkena masalah, apalagi melihat siapa lelaki yang baru saja keluar dari kereta.

Semua orang memilih berpura-pura tidak melihat kehadirannya dan menjaga jarak sejauh mungkin. Carl mengabaikan tatapan tak mengenakan dari orang-orang dan terus berjalan ke tempat tujuannya. Ia sesekali melemparkan koin emas kepada pengemis yang ditemuinya.

Wilayah Varmelion dikenal sebagai wilayah paling kaya di kerajaan. Hal ini dikarenakan wilayah mereka adalah wilayah paling luas dengan banyaknya sumber daya yang melimpah. Selain pusat kota yang dipadati penduduk, beberapa wilayah juga terdapat beberapa desa kecil.

Tentu saja semakmur-makmurnya suatu tempat, tetap saja akan ada orang-orang yang menderita. Hal ini tidak bisa dihindari di manapun, termasuk wilayah Varmelion sendiri.

Saat retakan dimensi terjadi. Wilayah Varmelion menjadi wilayah yang paling parah terkena kerusakan dan serangan monster. Hal itulah yang membuat Silviana ikut bergabung dengan protagonis utama, bertarung demi menyelamatkan penduduk.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Carl menemukan tempat yang selama ini dicarinya. Sebuah toko kecil yang terletak di sudut kota dengan plang nama Bearix.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!