"Tau gini mending gue gak ikut belajar kelompok ditempat si Yura"
Gerutu gadis cantik yang tengah melintasi trotoar pinggiran jalan ibu kota.
"katanya mau nganter pulang tau nya boong...! Tega banget si Yura nge biarin gue jalan kaki malem-malem sendirian.cuma karena pengen nonton drama! Huff..
Kletak,,,
Ia menendang botol air mineral yang ada dijalan.
"Setan!"
Umpatan pun keluar dari pengendara motor yang melintas dihadapan nya.yang secara tak sengaja terkena botol air mineral yang tak bersalah.
"Maaf Om gak sengaja!"
Gadis remaja yang bernama Berliana itu nampak memucat karena ketakutan.Ia mempercepat langkah agar terhindar dari amukan pria tua itu,sang pengendara sepeda motor itu.
"Gara-Gara si Yura kan!"
Kembali ia memakai sang sahabat yang kini tengah bersantai dikamar menonton drama favoritnya.
Kalau bukan Yura yang merengek memintanya untuk belajar bersama. Berlian seperti nya ogah mendatangi kediaman sang sahabat.karena jarak rumahnya dengan sahabat nya sangat lah jauh.apalagi motor metik kesayangan nya saat ini sedang menginap dibengkel, karena kerusakan mesin untuk kesekian kalinya.
Tapi Yura dengan segala bujuk rayu,meyakinkan nya akan mengantarkan pulang.sebab itulah berlian bersedia menyanggupi ajakan untuk mengerjakan PR bersama-sama.
Namun ternyata sang sahabat tidak menepati janji, saat drama favoritnya mulai tayang selepas magrib,ia pun seakan lagi tak mengingat kehidupan nyata.alhasil berlian harus pulang jalan kaki seorang diri.
"Duh ,ini kuota pake habis segala lagi."
Kesal gadis itu saat tidak bisa memesan ojek online ,bahkan chat yang ia kirim untuk sang kekasih lima menit yang lalu sama sekali belum terkirim.
"arrgghh... Bete gue!"
Umpatnya didalam hati sambil meremas wajahnya sendiri.hingga ponsel yang ada ditangannya jatuh ke pinggiran aspal.
Berlian membungkuk hendak meraih benda pipih itu, namun sebuah mobil yang melaju kencang tiba-tiba saja menyambar.
Krakk,,,
Ponsel miliknya rata diaspal diiringi teriakan histeris berlian dari pinggiran trotoar.
Seketika pengendara mobil mengerem lalu memundurkan kendaraan nya.dan...
Krakk,,,
Sekali lagi ponsel kembali tergilas oleh ban mobil.
"Huuaaa,,,hape gue!"Berlian berteriak sambil menangis.
Dan tubuh sang pengendara mobil yang tengah mendekatinya pun menjadi sasaran amukannya.
"Om jahat...jahat!"
Serunya sambil memukul pria itu sekuat tenaga.
"Hei,,hei,,tenang dulu ada apa sih?"
Ia memegang kedua tangan berlian agar gadis itu berhenti menyakitinya.
"Om sudah menghancurkan benda yang paling berharga di hidup saya." ucapnya penuh drama,dan pria itu semakin tidak mengerti apa yang bocah ini maksudkan.
"Itu hape saya udah rata sama aspal,dan om harus tanggung jawab."
Pria itu menoleh pada arah bagian belakang ban mobilnya, seringainya pun mun disudut bibirnya.
"Ohh, cuma gitu doang !besok datang kekantor biar saya ganti."
Ia menyerahkan kartu nama dan berlian langsung meremukkannya.
"Ganti sekarang pokoknya, gak pakai besok besok! Bisa aja om bohong kan."
Lagi lagi pria itu hanya tersenyum mengejek.
"Hei, jangan satu hape,Pabrik hape saja saya sanggup beli! Masalahnya saya lagi buru buru. Jadi besok saja kamu datang kekantor saya."
Pria itu kembali menyodorkan kartu nama dan berlian pun kembali emosi.Ia langsung mencengkram kuat kerah kemeja yang dipakai oleh pria itu dengan kedua tangannya.
Tak peduli harus berjinjit karena pria itu jauh lebih tinggi dari nya.
"Saya gak mau tau ya! Kalau kamu mau selamat tolong ganti sekarang!" ucapnya menggeram tanpa rasa takut sama sekali dan pria itu langsung mengangkat kedua tangannya. Nyalinya ciut seketika melihat keberanian gadis remaja itu.
"Pilih aja ponsel yang kamu mau ,nanti saya yang bayar!" seru laki-laki itu saat mereka tiba disebuah toko ponsel yang terletak tak jauh dari tempat kejadian.
Berlian terkesima melihat beberapa jenis ponsel mahal yang terpajang di toko. Tapi karena dia tau ponselnya yang rusak berjenis biasa saja,dan tergolong tak mahal .Maka dia pun menunjuk ponsel yang setara dengan miliknya.
"Jangan yang itu ah,,"
Pria itu memilihkan ponsel mahal keluaran terbaru dan berlian langsung terbelalak melihat harga fantastis yang tertera disitu.
"Tapi om hape saya gak semahal ini loh!" ucap Berlian jujur.
"Saya kan udah bilang ,toko ini saja bisa saya beli apalagi ponsel gitu doang!" pria itu kembali bersifat congkak hingga berlian merasa muak.
"Makasih.." ucap gadis itu saat proses transaksi jual beli selesai.
"Makasih ,cuma gitu aja!" protes sang pria saat berlian berlalu begitu saja dari hadapannya.
"Hei, mau kemana kamu?" serunya yang merasa tak dihargai sama sekali.
"Ya pulang lah" jawab gadis itu dengan cuek.
"Biar saya antar" tawar pria itu.
"Gak usah repot-repot Om ,urusan kita udah selesai!"Berlian melangkah pergi namun pria itu menarik lengannya.
"Udah malam ,kamu bawa barang mahal gitu lagi. Gak takut sama perampok?"
"Saya lebih takut pulang sama Om-om kaya Anda!" jawab Berlian cepat.
"ya udah kalau gak sayang sama nyawa sih silahkan saja!"
Pria itu membuka pintu mobilnya dan melajukan kendaraannya persis disamping Berlian.
"Eh,,Om tunggu Om.." Berlian menepuk-nepuk badan mobil dan sang pria pun membuka kaca mobilnya sambil tertawa. Ia tau kalau niatnya menakut-nakuti gadis itu ternyata berhasil.
"Buruan naik, makanya jangan sok jual mahal!"
Tanpa pikir panjang lagi berlian langsung menaiki mobil mewah yang dikendarai oleh pria yang telah membelikannya ponsel baru.
Dia berpikir kalau pulang sendirian ia tak hanya kehilangan nyawa, tapi juga bisa kehilangan kesuciannya karena tempat itu sangat gelap dan sepi.
"Om jangan macam-macam ya ,saya jago bela diri loh!" ancamnya saat mobil sudah mulai melaju.
Pria itu terlihat cuek sembari mendengarkan musik dari tape mobinya.tak mempedulikan gadis yang sedari tadi menggerutu tidak jelas ,kadang mengumpat,kadang jug tertawa sendiri.
Ponselnya tiba-tiba berdering dan pria itu pun menjawab panggilan dari ibu sambungnya yang telah merawatnya sejak dia berusia lima tahun.
"Aduh Ken ini udah jam berapa ? Kok kamu belum datang juga?"
Kenan belum juga menyahut, mendengarkan saja istri dari Ayahnya.melampiaskan uneg-uneg terlebih dahulu.
"Kamu gak jadi kesini? Ini mami lagi sama siska dan orang tuanya juga. Rencananya mau membahas tentang pertunangan kalian."
"Tunangan ,siapa yang mau tunangan sih Mi?"Kenan merasa telah dijebak oleh wanita itu.
"Tadi niatnya, Mami mau kasih surprise ke kamu tapi karena kamu gak muncul-muncul akhirnya bocor juga deh. Buruan kesini ya Ken, kasian Siska udah lama nungguin".
Mendengar nama Siska yang juga keponakan dari Ibu sambungnya itu, membuat Kenan eneg seketika. Heran, mengapa sang Ibu selalu saja gencar menjodohkannya dengan gadis lincah bak ulat bulu yang sering kali menempel dengannya.
Siska juga yang menyebabkan dirinya menjadi duda keren enam bulan yang lalu,karena Vera sang istri yang sangat ia cintai meninggalkan nya begitu saja.Sebab tak kuat menghadapi tingkah genit Siska pada sang suami.
Alhasil Kenan menaruh dendam pada Siska atau pun Ibu sambungnya yang memang tak menyukai sang istri.sejak awal menikah mereka memang berniat menyingkirkan Vera dari hidup Kenan dengan berbagai cara.dan sialnya misi mereka berhasil.
Tadinya Kenan berpikir jika Ibunya mengajak makan malam sekeluarga saja,tanpa melibatkan Siska tapi ternyata ada niat terselubung dibalik semua itu. Beruntung Ia bertemu dengan Berlian, gadis yang secara tak langsung menyelamatkan dirinya dari rencana licik istri Ayahnya.
"Kamu lagi dimana sekarang?" suara sang Ibu terdengar penuh penekanan.
"Di hotel sama ayang!"
Geplak,,,
Pukulan ganas pun mendarat di pahanya karena Berlian tak suka mendengar apa yang dikatakan oleh Kenan.walaupun hal itu tidak benar tetap saja ia risih mendengarnya.
"Haa,,ayang siapa?" sang Ibu terdengar panik karena tak rela jika Kenan berhubungan dengan gadis selain Siska.
"Ayang aku lah Mi ,pacar!"
Pukulan kedua melayang dan Kenan pun meringis kesakitan.
"Jangan kasar-kasar dong yang mainnya , pelan-pelan aja.." ucap Kenan manja sambil menahan tawa.
"Kenan.."teriak sang Ibu dari seberang sana yang cukup memekakkan gendang telinga,hingga Kenan sedikit menjauhkan ponselnya agar tak terjadi penulisan dini.
"Ngapain kalian di hotel?" sergah wanita itu dengan nada tinggi.
"Yah ...Mami pake ditanya segala lagi ngapain.Secara dikamar hotel gitu loh Mi..ngapain lagi coba?" jawab Kenan cuek.
"Udahan dulu ya Mi ...lagi nanggung nih!"
"Kenan,,,Kenan,,,!"
Pria itu mengakhiri panggilan suaranya dan Berlian langsung menarik ganas sebelah kupingnya.
"Ihh,,dasar Om-om mesum kamu ya, sembarangan aja kalau ngomong emang saya perempuan apaan?" kesal gadis itu dan Kenan langsung melepaskan tangan Berlian yang sudah membuat kupingnya memerah.
"Sumpah ya ,kamu tuh kasar banget jadi cewek ! Saya kan cuma bercanda." Kenan mengusap kupingnya yang terasa perih dan Berlian langsung melipat tangannya di dada.
Kenan memperhatikan wajah gadis itu yang ternyata sangat cantik dan cukup mempesona itu. Kulitnya putih mulus,kedua bola matanya terlihat sangat teduh dengan bulu mata yang lentik alami. Hidungnya mancung dan bibirnya sangat seksi terlihat menggoda.
"Saya Kenan dan kamu..?"
"Berliana" jawabnya cepat.
"Berliana nice name ,masih sekolah? Tebaknya ,Berlian menaikkan sebelah alisnya.
"SMA?" dan berlian kembali menaikkan sebelah alisnya sebagai jawaban.
"Sudah punya pacar?"
"Sudah dong ,,pacar saya namanya Abian cowok paling ganteng disekolah. ketua OSIS SMA cahaya Nusa." ucapnya bangga.
"Ohh,,"Kenan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Masih SMA juga kan tapi pacar kamu? Belum bisa ngasih kamu apa-apa berarti.."
Berlian menatap tak suka pada pria yang ternyata cukup sombong itu.
"Saya Kenan , umur 28 tahun! Saya seorang direktur utama disalah satu perusahaan advertising yang cukup ternama.
Berlian memutar bola matanya, terlihat tertarik sama sekali.
"Status pernah menikah dan sudah bercerai enam bulan yang lalu. Sekarang kita beneran kehotel nih?" tawarnya dengan tatapan menggoda.
"Jangan macam-macam ya!" Berlian memamerkan tinjauannya dihadapan pria itu.
"kamu dari tadi kayanya seneng diajak muter-muter,sampai gak ingat ngasih tau alamat rumahnya.?"
Berlian terkesiap. Benar juga apa yang dikatakan oleh pria itu.Sedari tadi dia tidak menyebut alamat rumahnya ,hingga mereka berkeliling ditempat sebanyak empat kali.
"Jalan anggrek gang mawar no 70."
Kenan mengetikan alamat itu diaplikasi navigasi yang terdapat di ponselnya.dan mulai majukan kendaraan nya sesuai penunjuk arah.
Suasana hening 20 menit lamanya ,dan Kenan tiba-tiba memiliki ide konyol yang terlintas dikepalanya. Sebuah ide yang ia pikir bisa membuat Ibu sambungnya berhenti menjodohkannya dengan Siska.
"Lian kamu mau gak jadi istri saya?" tanya Kenan dengan santainya.
Geplak,,,
Untuk ketiga kalinya berlian melayangkan pukulan,karena merasa sangat kesal mendengar kerandoman duda tampan yang duduk disebelah nya.
"Stop,,,stop,,,sampai disini saja.Itu rumah saya dan Om jangan ikut turun!"
Berlian menunjuk rumah minimalis bercat putih,berpagar kayu.Setelahnya dia melepas sabuk pengaman bersiap-siap untuk turun dari mobil.
"Wait Lian ucapan saya tadi gak main-main,saya memang mau ngajak kamu nikah."
Kenan memasang wajah serius dan Berlian menatap jijik pada pria itu.
"Demi apa saya mau nikah sama anda? Hello, kita tuh baru kenal dua jam yang lalu Om.Saya masih sekolah dan Om udah duda.Please, jangan bikin hidup saya yang sudah membosankan ini menjadi tambah susah."
Berlian hendak membuka pintu mobil namun Kenan langsung menguncinya.
"Iihhh,,,apa lagi sih saya mau pulang, jangan minta yang aneh-aneh deh!" rengek Berlian yang sudah hampir menangis.
"Lian tolong, saya butuh kamu untuk membatalkan rencana Ibu saya yang ingin menikahkan saya dengan Siska."
"Siska siapa lagi itu? Bodoh ah..!"
Berlian kembali membuka pintu,tapi lagi-lagi Kenan menahannya.
"Lian please...saya pasti akan berikan apa yang kamu mau,asal kamu bersedia menikah dengan saya."
"Cari yang lain aja sih Om ,kan masih banyak cewek-cewek cantik di luaran sana. Om kan bisa ngasih apa saja banyak pasti yang mau. Jangan saya ya! Saya udah ngantuk banget nih mau tidur."Lian kembali menguap karena merasa cukup lelah hari ini.
"Kamu tuh unik tau, kamu tegas, berani ,pasti bisa menghadapi Ibu sambung saya yang arogan. Kalau cewek-cewek lain mah semuanya sama aja ,manja...baper!"
Berlian masih terlihat tidak tertarik. Karena keinginan nya hanya satu saat ini yaitu keluar dari mobil dan merebahkan diri di ranjangnya yang memang tak terlalu empuk.
"Kawin kontrak aja gimana?kita bikin perjanjian,kamu akan menjadi istri saya selama satu tahun dan saya akan membiayai semua kehidupan kamu.Setelah kesepakatan berakhir kamu bebas mau ngapain aja.
"Rugi di saya ,untung di Om nya dong! Saya kan masih ting-ting Om nya mah udah second." protes Berlian kemudian.
"Saya janji gak akan ngapa-ngapain kamu, nanti kita buat perjanjian resmi secara tertulis gimana?"
"Gak, lagian orang tua saya pasti gak akan setuju!"
Berlian berhasil membuka pintu mobi dan melangkah cepat menuju teras rumah.
"Kalau orang tua kamu setuju?"
Tiba-tiba Kenan sudah kembali berada dihadapan nya dan berlian sama sekali tidak mempedulikan,ia mengetuk berkali-kali namun tak ada sahutan apa-apa.
Yang terdengar hanya musik keyboard dari dalam dan terdengar suara seorang pria yang sedang bernyanyi dengan suara nyaring. Persis seperti orang yang sedang mengadakan hajatan.
"Orang tua kamu?" tanya Kenan kala mendengar suara yang cukup berisik dari dalam. Pria itu menyanyikan lagu dangdut sangat powerful. Membuat Kenan ingin menutup kedua telinganya.
"Iya." sahut Berlian malu-malu karena Ibunya memang seorang guru les piano dan Ayahnya berprofesi sebagai guru les vokal. Mereka sering berkolaborasi seperti ini,bahkan sampai subuh menjelang. Kadang para tetangga pun merasa risih dan tak jarang melayangkan protes.
Karena tak ada tanggapan apapun dari dalam ,Berlian membuka pintu yang ternyata tak dikunci.Otomatis suara nyanyian pun berhenti. Keduanya menatap heran pada laki-laki yang sedang bersama anaknya.
"Siapa dia Lian?" tanya Tomi sang Ayah yang sedang memelintir kumisnya yang tebal sebelah.
"Saya Kenan Pak pacarnya Berlian" Berlian membelalak mata nya ,kesal mendengar pernyataan itu.
"Pacar?"
Ibu yang bernama Serena bangkit dari tempat duduknya ,mendekati pria yang bersama putrinya.
"Gak Ma,,,dia bohong...ya kali Lian mau pacaran sama Om-om ." Berlian langsung menyatakan penolakannya.
"Jangan gitu dong sayang,,,akui saja didepan orang tua kamu."
Kenan dengan lancang merangkul pundaknya dan Berlian langsung mengikuti perutnya.
"Bu,,,pak,,,maaf sebenarnya kedatangan saya kesini ingin melamar Berlian."
Kekesalan yang memuncak ke ubun-ubun
,membuat Berlian ingin memukul pria itu. karena telah lancang menyatakan lamaran didepan orang tuanya.
"Melamar ,maksud kamu? Kamu ingin menikahi anak saya?"
Kali ini Ayah Berlian berbicara dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ma, hiks...gak nyangka anak kita sudah dewasa. Udah ada yang lamar Ma hiks,,,hiks,,,"Serena memeluk suaminya sambil menepuk-nepuk punggung laki-laki yang berhati lembut itu.
"Iya Pa, sebentar lagi kita akan punya cucu"
Huwaa,,,keduanya menangis berbarengan dan Berlian langsung menepuk jidatnya. Lupa memberi tau Kenan kalau orang tuanya memang selalu bertingkah aneh.
Sedangkan Kenan menatap dengan pandangan bingung,baru kali ini ia menemukan pasangan orang tua yang sangat unik dan melankolis.
"Kenan kami hargai niat baik kamu , tapi nikahnya jangan sekarang ya! Lian kan masih sekolah." ucap sang Ibu dan Berlian pun langsung terpekik girang.
"Tapi Bu, maaf hubungan kami sudah terlanjur jauh. Jadi sebaiknya kami segera dinikahkan saja,karena saya siap bertanggung jawab."
Tomi langsung menarik tubuh kenan,menyandarkan di dinding ruang tamu itu.
"Sejauh mana ha? Sejauh mana kamu membawa anak saya? Kamu tau tidak kalau Lian itu gampang masuk angin, jadi tolong jangan bawa ketempat-tempat yang jauh. Apalagi malam begini gak pake jaket pula."
Kenan semakin bingung karena jelas-jelas bukan 'jauh' yang seperti itu yang ia maksudkan dan Lian kembali memijat keningnya menggeleng prustasi.
Serena mendekati suaminya membisikan sesuatu barulah pria itu paham sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Dan...
Bughh,,,
Sebuah pukulan pun melayang di wajah kenan,yang membuat pria itu terhubung kehilangan keseimbangan.
"Kamu kerja dimana?"
Setelah mengobati luka di wajah dan sudut bibir Kenan akibat pukulan cuma-cuma yang diberikannya,pria itu pun mulai mengintrogasi Kenan yang masih menahan perih.
"Perusahaan advertising Pak"jawab duda tampan itu.
"Bagian"
"Direktur ..."
"Oh direktur.." Tomi mengangguk-anggukkan kepalanya lalu terbelalak beberapa detik kemudian.
"Direktur Ma." bisiknya kepada sang istri yang langsung memasang wajah anggunnya.
"ekhem,,, jadi kapan rencana kalian akan menikah?" tanya wanita langsung ke inti pembicaraan.
"Secepatnya Bu, besok juga boleh!"
geplak,,,
Berlian kembali melayangkan pukulan di paha Kenan menyatakan keberatannya.
"Pokoknya hari Sabtu atau Minggu saya bisa Bu, asal jangan hati senin sampai Jum'at soal nya saya kerja."
Pasangan suami istri itu tampak berunding ,tak terdengar suara apa pun selain bisikan dan gumaman yang tak jelas.
"Setelah menikah anak kami akan tinggal dimana?" tanya Serena masih dengan gaya sok elegan nya.
"Dirumah pribadi saya Bu, saya cuma tinggal bersama asisten rumah tangga"
Serena dan Tomi saling berpandangan keduanya tampak takjub akan kesuksesan calon menantu.
"Hebat kamu ,masih muda sudah punya rumah sendiri. Kami saja yang setua ini masih ngontrak itu juga sudah sering diusir sama tetangga yang tak mengerti apa itu seni."
'Bukan seni itu namanya Pa ,tapi polusi udara mama sama Papa terlalu berisik' ucap Lian dalam hatinya.
"Saya bisa belikan Ibu sama Bapak rumah, setelah saya menikah dengan Berlian nanti."tawar Kenan.
"Serius kamu.." tanya pasangan itu yang langsung membelalakkan matanya.
Dan Kenan mengangguk-anggukkan kepalanya dengan mantap.
"Hari Minggu,,,hari Minggu kamu bisa menikahi Berlian. Besok saya akan mengurus semuanya karena lebih cepat lebih baik kan!"
Kata Tomi antusias.
"Ma ayo kita hubungi pak Udin orang yang biasa mengurus masalah begini." pinta sang suami kepada istrinya yang sudah melayang tinggi ke udara, membayangkan akan memiliki rumah pribadi.
Berlian yang dari tadi terdiam melihat tingkah aneh kedua orang tuanya itu mencoba mencegahnya.
"tunggu Ma,,,Pa..."
"Mama sama Papa apa-apaan sih main setuju-setuju aja, tanya dong pendapat Lian gimana?protes sang putri.
"Kamu pasti setuju dong Lian ,dia kan pacar kamu..." bujuk sang Ibu.
"Gak Ma,,,dia itu bohong Lian gak pernah pacaran sama dia. Orang baru kenal kok tadi dijalan!"
Kenan gelagapan ,takut jika semua kebohongannya terbongkar.
"Lian sudah gak usah malu untuk mengakui,Papa yakin Kenan lelaki yang baik bisa menjadi imam kamu nanti." Tomi memberi sentuhan religi.
"Pokoknya gak,,,Lian gak mau nikah sama duda."
"Duda..?" Serena mengernyitkan keningnya.
"iya Ma, Om Kenan ini duda...Mama gak mau kan kalau Lian menikah sama orang yang dulu pernah punya istri."
Lian tersenyum penuh kemenangan ,karena ia yakin kedua orangtuanya pasti kali ini mendukungnya.
"Ah, Lian sayang ada satu hal yang kamu belum tau. yang sebenarnya, dulu Papa kamu juga seorang duda. Istri Papa sebelumnya Kabur meninggalkan Papa ,dan setahun kemudian kami bertemu lalu memutuskan untuk menikah.
Tomi mengangguk-anggukkan kepalanya membenarkan perkataan istrinya.
"Kakek kamu dulu juga seorang duda tapi dia tetap hidup bahagia bersama Nenek kamu."lanjut sang Ayah.
"Ok,,,,terserah..!" ucap Lian ,dalam hatinya sudah pasrah dengan nasib yang akan menimpanya.
"Aku pulang dulu ya calon istri,kita ketemu lagi hari Minggu."pamit Kenan kemudian dia mengacak rambut Lian tapi gadis itu mengelak dengan cepat.
"Kamu istirahat dulu sama ,katanya udah ngantuk kan?" Kenan dengan wajah penuh kemenangan melangkah menuju mobilnya. Dari jauh dia masih sempat mengedipkan matanya kearah Berlian.
(Moga-Moga aja ini hanya mimpi buruk ya Tuhan,,,tolong bangunin aku ...!) doanya dalam hati.
Berlian merebahkan diri diatas ranjang,rasa kantuk pun sudah hilang seketika.kejadian malam ini membuat nya jengkel setengah pingsan dan rasanya ingin menelan hidup-hidup pria yang sebentar lagi akan menikahinya.
Berlian gelisah dalam tidurnya hatinya tak tenang.
(Semoga aja pernikahan ini batal,karena Om Kenan diculik alien saat perjalan pulang kerumahnya.atau tiba-tiba aja kepalanya terbentur dan kehilangan ingatan dan gak inget sama gue lagi). Pintanya dalam hati setelah itu memejamkan matanya.
****
"Duh,,,Gusti kenapa ini harus terjadi?" Hellen Ibu sambung Kenan tak henti-henti nya berteriak histeris saat akad nikah akan dilangsungkan. Masih tidak bisa menerima, jika putra suaminya akan menikah dengan gadis yang masih SMA ,yang Kenan akui telah dinodai nya.
"Udah deh Mi, terima aja pernikahan ini dari pada Kenan harus masuk penjara kalau orang tua Berlian benar-benar mau menuntut." ucap Kenan cuek ,dia senang karena ide konyol nya sebentar lagi akan berhasil.
"Makanya kamu tuh jadi lelaki yang benar Ken ,jangan asal celap-celup sana sini." ucap Helen sambil memukul kepala putra sambungnya menggunakan tusuk konde yang sudah terlepas beberapa kali.
"Rileks Mi , nikmatin aja acara ini catering nya enak loh. Papi aja udah nambah sampai tiga kali." ucap Aji Ayah dari Kenan mulai menanggapi.
"Pinter kamu nyari catering nya Ken ,daging rendang empuk gak kaya makan sendal.Sambal gorengnya juga rasanya pas." Aji memberikan dua jempol pada putranya tanpa mempedulikan gerutuan istrinya.
"Pi coba untuk kali ini jangan ngomongin makanan dulu. Kamu gak mikir apa? Kalau gadis itu sengaja menjebak Kenan untuk mendapatkan harta kita!" seru sang istri mengompori.
"Harta kita? Harta Kenan aja kali mi. Gak papa lah lagian udah kebanyakan duit juga tuh anak, siapa lagi yang mau ngabisin. Eekhh..!" Aji bersendawa dengan santai membuat Hellen semakin kesal. Ia lantas mendekati gadis yang sedang menangis dipojokan yang tak lain adalah Siska keponakan kandungnya.
Gadis yang sudah menaruh hati pada Kenan sejak usianya 14 tahun itu, cukup prustasi mendengar kalau Kenan akan menikahi wanita lain.Tapi entah kenapa dia masih mau mendatangi gedung hotel tempat akad akan digelar. Bahkan dandanannya melebihi Berlian sang calon pengantin yang menggunakan make-up tipis-tipis saja. Sesuai umurnya yang masih remaja.
"Sabar Siska.." Hellen mencoba menenangkan tapi tangisan Siska semakin kencang mengalahkan alunan musik klasik yang mengalun di ballroom hotel itu.
Saat pengucapan ijab kabul pun Siska sudah tiga kali pingsan dan terpaksa harus dipulangkan kerumah orang tuanya. Tak ada yang berwajah ceria disana selain Kenan dan kedua mertuanya yang sudah membayangkan akan punya rumah pribadi.
Hellen menatap tajam pada gadis SMA yang telah menjadi menantunya. Seolah mengatakan jika Berlian tidak akan hidup lama setelah ini. Berlian baru menyadari bagaimana arogannya sang mertua. Dan firasat nya mengatakan kalau rumah tangganya akan menjadi ajang pertarungan antara hidup dan mati.
Walau keberatan dengan pernikahan paksa yang telah terjadi, tapi Berlian tak ingin mengecewakan kedua orangtuanya yang sudah terlihat bahagia akan memiliki rumah pribadi tanpa harus mengontrak lagi.
"Ini kamu tanda tangan disini..!" Kenan menyerahkan gadget milik nya yang berisi kan form kawin kontak yang telah disusun sedemikian rupa.Dan berlian mendatangi dengan stylus pen sejenis pensil elektronik yang biasa digunakan untuk mendatangi berkas online.
"Kamu gak baca dulu isinya?" tanya Kenan memastikan.
"Udah tau sekilas"sahut Berlian cepat yang hanya membaca beberapa poin saja. Yang terpenting Kenan tak mengingkari janjinya untuk memberikan rumah pribadi pada kedua orangtuanya.Agar pengorbanan yang dilakukan nya ini tidak sia-sia.
"Sekarang kita pulang kerumah saya" Kenan merangkul pundak istri nya dan Berlian menghindar dengan cepat.
Geplak,,,
Sebuah pukulan pun mendarat kembali ketika dengan nakal nya Kenan mencuri satu ciuman di pipi.
(Ah, sadis banget bini gue) seru Kenan didalam hatinya ,saat Berlian melajukan langkah menuju kemobil sembari menenteng sepasang sepatu high heels yang menyiksa kakinya dari tadi.
***
"Kita gak tidur sekamar kan Om?" selidik Berlian saat baru tiba dikediaman mewah milik Kenan. Sangat mewah hingga ia merasa canggung untuk melangkahkan kakinya di tempat yang full pendingin ruangan itu. Berbeda dengan rumah nya yang sempit dan pengap.
"Iya, kan udah ada di perjanjian kalau kita gak tidur sekamar, tenang aja!" jawab Kenan mengingatkan perjanjian yang sudah ditandatangani tadi di hotel.
"Orang tua saya gimana? Mereka jadinya tinggal dimana?" Berlian tiba-tiba teringat dengan kedua orangtuanya yang sudah menghilang secepat kilat setelah acara akad nikah berakhir.
"Mereka sudah saya kasih tempat tinggal yang baru,cukup jauh sih emang tapi mereka setuju kok."
Kenan menggaruk-garuk pipinya khawatir,takut Berlian bertanya. Dimana orang tuanya ditempatkan.Tapi untung saja gadis itu tidak menanyakan apa-apa.
"Mama sama Papa juga gak perlu kerja lagi ,saya yang akan menanggung kehidupan mereka setiap bulan." lanjut Kenan dan Berlian terlihat sangat lega.
Gadis itu menyusun barang-barang nya disebuah kamar yang sangat luas, yang sudah disediakan oleh sang suami. Kenan sengaja menyuruh orang untuk mendesain kamar itu sedemikian rupa. Agar terlihat lebih indah dan nyaman. Tapi sepertinya Kenan lupa kalau Berlian adalah gadis remaja SMA dan bukanlah murid di taman kanak-kanak ,karena wallpaper itu terlihat agak childist dipenuhi gambar-gambar tokoh kartun favorit anak-anak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!