NovelToon NovelToon

Si Culun Kesayangan Preman Kampus!

Matkul pagi

NovelToon
Ini cerita yang udah lama mau aku publish, tapi ku tahan karna cs sebelumnya blum tamat.
– Happy reading! –
Pagi ini kursi kantin sedikit penuh, padahal biasanya jika pagi seperti ini akan banyak kursi kosong yang tersisa. Mungkin karna hari ini banyak matkul yang masuk pagi, entahlah.
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Anying! Matkul pagi nyusahin banget.
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Iya njir, gue jadi gak bisa leha-leha di kasur.
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Lo juga ada matkul pagi Na?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Iya nih, 5 menit lagi kelasnya mulai.
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Lah anjir? Kenapa lo gak cabut? Ntar telat mampus lo.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Yaelah, telat juga gapapa kali paling di amuk bentar terus di suruh duduk.
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Dosen lo bukan pak Zidan, kalo sama pak Zidan gak ada tuh ngamuk di depan kelas.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Enak dong?
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Ya gak di amuk di depan kelas, ya tapi lo bakal suruh ngerjain tugas 50 halaman dari matkul dia.
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Gila gak lo?
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Kalo Ilona yang ngerjain kayaknya malah D.O dia.
Rayan dan Elisha tertawa, sedangkan Ilona hanya menatap dua temannya malas.
Ilona kembali melihat kearah handphonenya, lalu memasukkan handphone itu ke tasnya dan bangkit dari duduknya.
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Yah, jangan ngambek dong.
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Tau, main pergi aja.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Gak ada yang ngambek, ini kelas gue udah mulai dari tadi.
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Anjir santai banget lo, cepet sana pergi.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Ngusir lo?
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Dari pada lo telat.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Yayayaya
Ilona langsung beranjak pergi dari meja kantin, lalu perlahan menghilang dari kantin yang penuh akan mahasiswa itu.
Tak lama Ilona tiba di depan sebuah pintu yang hampir tertutup sempurna, dengan santainya gadis itu membuka pintu kelas itu dan masuk kedalamnya.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Permisi.
Dosen
Dosen
Ilona?! Lagi-lagi kamu telat! Dan selalu seperti ini, harusnya kamu bisa berubah menjadi lebih baik Ilona.
Dosen itu menceramahi Ilona kurang lebih selama 10 menit di depan kelas.
Ilona hanya diam sembari sesekali melirik kearah teman-teman kelasnya, mereka bahkan tak perduli dengan apa yang sedang terjadi di depan. Mereka sibuk dengan dunianya masing-masing.
Dosen
Dosen
Ck, baiklah. Silahkan duduk dan jangan di ulangi lagi.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Baik Pak.
Ilona mencari bangku kosong dan hanya menemukan satu bangku kosong di ketiga paling belakang, di samping sebuah pria berkacamata yang sedang menulis sembari menunduk.
Tanpa basa-basi Ilona langsung menuju kearah pria itu dan duduk di sebelahnya.
Dosen
Dosen
Baik, untuk pembagian kelompok agar lebih mudah teman sebangku saja ya. Kebetulan satu kelompok hanya boleh dua orang, dan mulailah diskusi degan teman kelompok kalian mulai sekarang.
Ilona menoleh kearah teman sebangkunya dan menemukan pria itu juga tengah menghadap kearahnya.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Tugasnya banyak, jadi gak mungkin selesai sehari dua hari.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Yaudah tentuin tempat kerkom aja dulu.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Aku gak bisa pergi jauh, kamu ke rumah aku sore ini bisa?
Ilona hanya mengangguk, lalu mereka lanjut berdiskusi tentang hal lain yang bersangkutan dengan kelompok mereka.
– Bersambung –

Kantin

Ilona duduk sendirian di kantin, Elisha dan Rayan mengatakan akan telat datang karna kelas mereka yang belum selesai.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Males banget, habis ini gue langsung pulang kali ya? Tapi ada satu kelas lagi...
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Anjing lah
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Permisi..
Ilona menoleh kearah sumber suara, dan ternyata pria itu adalah pria yang satu kelompok dengannya di kelas sebelumnya.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Ya?
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Apakah aku boleh duduk di sini?
Ilona melirik kekanan dan kiri, ternyata banyak meja yang sudah di kuasai oleh orang asing.
Setelah itu Ilona hanya mengangguk mengiakan pria itu untuk duduk.
Senyap, mereka sibuk dengan makanan dan dunia mereka masing-masing.
Namun tiba-tiba Ilona mendapati pria di depannya sedang menatap dirinya dengan tajam.
NovelToon
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Kenapa lo? Gue punya salah?
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
G-gak, cuma...
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Apa?
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Kita belum kenalan, jadi...
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Ivan, salam kenal Ilona.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Hm.
Kembali senyap.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Heh.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Ya?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Kayaknya gue gak bisa kalo sore.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Kenapa?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Ada urusan, malam aja gimana?
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
G-gapapa emang kalau malam?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Emang kenapa kalau malam?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Gue sekalian keluar pas malam, atau mau besok aja.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Besok aku gak bisa.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Yaudah, malam aja.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Sini nomor lo.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Buat apa?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Buat ngehubungin lo lah, sekalian share lokasi ntar.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
o-oh oke..
Ivan memberikan handphonenya pada Ilonaa, Ilona mengambil handphone itu lalu memasukkan nomornya di whatsapp Ivan.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Nih.
Ilona memberikan handphone Ivan, lalu setelah itu ia kembali melanjutkan makan siangnya sembari memainkan handphonenya kembali.
–
Ilona!
Panggilan itu mampu membuat Ilona dan Ivan menengok secara bersamaan, bahkan ada beberapa penghuni kantin yang ikut menengok kearah sumber suara.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Elisha bego...
Sedangkan Elisha seakan tak bersalah karna sudah berteriak di kantin yang ramai, ia bahkan berlari kecil kearah meja Ilona dengan Rayan yang menahan malu di belakangnya.
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Wuishh, anak siapa yang lo bawa?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Temen kelas gue di matkul pagi tadi.
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Halo bro, siapa nama lo?
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
I-Ivan.
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Santai kali sama kita.
Ucapan Elisha mampu membuat Ivan sedikit tenang, circle pertemanan Ilona nampak menyeramkan. Namun ini awal yang baik karna mereka bersikap hangat pada Ivan.
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Btw Na, lo jadikan sore ini?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Heem, jadi.
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Lo bawa Galen gak Ray?
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Gak tau, kalo anaknya mau gue mah iya aja.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Ngomongin tanding nanti aja, yang penting semuanya siap nanti.
Ilona melirik kearah Ivan yang hanya diam sembari makan, ia paham. Ivan sedikit tidak nyaman karna ia tak mengerti apa pun tentang apa yang mereka bicarakan.
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Owh... Okey.
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Ivan, lo gapapa temenan sama manusia kaya gini?
Rayan dengan santainya menunjukkan Ilona tanpa rasa bersalah.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Maksud lo?!
Rayanka Bimantara
Rayanka Bimantara
Gue cuma takut Ivan yang polos, imut gini lo nodai.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Lo kira gue tante-tante pirang?
Elisha Wulandara
Elisha Wulandara
Emang, gak sih.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Sialan!
Ivan terkekeh pelan mendengar perseteruan antara tiga orang ini, menyenangkan.
– Bersambung –

Ivan's little story

Ilona sudah menyelesaikan urusannya di lapangan sore ini, ia langsung melajukan motornya menuju rumahnya.
Ketika sudah sampai, ia melepas helm full facenya lalu turun dari motor lalu masuk kedalam rumah begitu saja.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Bibi!
Bibi
Bibi
Iya non, kenapa?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Dewa mana? Kok mobilnya gak ada?
Bibi
Bibi
Den Dewa kan pulang besok Non, bukan hari ini.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Lah? Berarti Ilona salah tanggal dong bi?
Bibi
Bibi
Memangnya kenapa non?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Gak papa bi, cuma salah tanggal doang. Yaudah Ilona mau pergi lagi ya bi.
Bibi
Bibi
Loh? non mau pergi kemana lagi?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Ke rumah teman Bi, yaudah Ilona pamit ya dadah bibi!
Ilona kembali bergegas keluar rumah dan mengambil helmnya yang ada di atas motor, lalu memasangnya dan memutar motornya lalu pergi menuju rumah seseorang.
Ya, siapa lagi kalau bukan Ivan? Ini baru pukul 18:30. Yuna berkata akan datang sekitar jam 8 malam, karna ia kira kakak laki-lakinya akan datang tapi ternyata tidak.
Yuna malas jika harus berlama-lama di rumah orang yang tak terlalu ia kenal, jadi lebih baik datang awal bukan?
Ilona menghentikan motornya di depan sebuah rumah yang sangat sederhana, bahkan cukup jauh dari kata mewah. Tanpa basa-basi Yuna turun dari motornya dan mengetuk pintu rumah itu.
—
iya, sebentar!!
Seseorang membuka pintu untuk Ilona, dan ketika pintu sudah terbuka Ilona baru melepas helmnya dan meletakkan helm itu di kursi yang ada di depan jendela dekat pintu.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Ilona?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Iya, ini gue.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Katanya mau datang jam 8?
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Abang gue gak jadi datang, besok baru datang jadi gue datang awal aja.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
ohh, silakan masuk.
Ilona masuk kedalam rumah itu lalu duduk di kursi ruang tamu ketika Ivan mempersilakannya.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Tunggu di sini sebentar.
Ilona hanya mengangguk, lalu mengeluarkan handphonenya dari kantong celananya lalu memainkannya sebentar.
Setelah itu Ilona coba mengamati seisi rumah Ivan, kosong. Hanya ada beberapa hiasan di dinding dan foto pria itu saat kecil.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Ilona, maaf gak bisa nyediain banyak. Di dapur cuma ada ini.
Ivan meletakkan nampan yang berisi cemilan dan minuman seadanya, Ilona mengangguk tanpa rasa keberatan sedikit pun.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Sesuai kesepakatan, lo bagian awal gue akhir.
Ivan mengangguk lalu ia duduk di samping Yuna, lalu mereka mengerjakan tugas kelompok dengan tenang hingga beberapa menit ke depan.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Ivan, lo tinggal sendirian? Gue gak liat ada orang lain di sini.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Aku yatim piatu dan udah tinggal sendiri sejak 5 tahun lalu.. tepatnya pas aku masih kelas 9 SMP.
Ilona sedikit terkejut ketika mendengar penjelasan dari Ivan, ia tak bisa membayangkan hidup sendirian tanpa adanya orang lain di rumah ini.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Lo gapapa?
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Gapapa kok, aku udah biasa.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Gue boleh tanya dikit gak? Maaf kalo kesannya gue kepo.
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Gapapa, tanya aja.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Lo gak punya kerabat atau saudara gitu?
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Aku anak tunggal, kerabat dan saudara pada gak tau di mana. Jadi dari dulu aku sendiri.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Terus kuliah lo siapa yang nanggung?
Ivandra Ganeswara
Ivandra Ganeswara
Aku dari SMA udah mulai dapat beasiswa, walau gitu... Beasiswa aku gak 100% jadi aku tetap harus bayar. Dan supaya bisa bayar kuliah dan bertahan hidup aku jualan.
Ilona Jeevikan Ghalian
Ilona Jeevikan Ghalian
Dun, maaf ya kalo gue kepo sama lo.
Ivan menggeleng pelan sembari tersenyum, menandakan bahwa ia tak keberatan sedikit pun.
– Bersambung –

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!