drt..drt..drt...
Hp Riri berbunyi dan membuyarkan lamunannya tentang pertunangan sesaat yang batal karna cincin pertunangan bukanlah emas 24 karat...hufft
\=sayang..kamu dimana? Sudah selesai kah urusan dengan Wahyu\=
bunyi pesan singkat dari WA Riri.
\=ayo kita nikah, 2 bulan lagi!!\=
Anton mengernyitkan keningnya membaca balasan pesan dari Riri, secepat itukah hatinya berpaling padaku, batin Anton.
Anton dan Riri sudah mengenal satu sama lain sebelum mereka duduk di sekolah Taman kanak-kanak, Anton berasal dari keluarga broken home dimana ibunya ditinggalkan oleh ayahnya saat ia masih dalam kandungan, hingga saat ia dewasa pun ia tak pernah tau bagaimana sosok ayahnya, beruntung ia masih bisa mendapatkan kasih sayang seorang ayah dari pernikahan ibunya yang kedua,
drt..drt..drt
\=nanti malam aku telp ya....kita bahas soal ini\= Riri hanya tersenyum getir melihat jawaban Anton dilayar ponselnya
jujur kalau saja hubungan kasih antara Riri dan Ilham tidak terjadi selisih paham antar keluarga besar dan membawa-bawa masalah adat istiadat daerah keluarga besar ayahnya, tentunya ia akan memilih menikahi Ilham, laki-laki polos, sederhana dan begitu mengalah terhadap apapun keinginan Riri.
"ayo turun, sudah sampai rumah masih aja Lo ngelamun, masih mikirin si Wahyu??" suara Dina kakaknya membuyarkan lamunan Riri.
"yeah...."jawab Riri singkat.
"sudah beres nak urusannya??" tanya mama penuh cemas, khawatir pembatalan pertunangan sepihak itu berujung keributan.
awalnya mama tidak setuju untuk dibatalkan karena tidak etis sudah menerima lamaran sekarang dibatalkan seenaknya, beliau mengkhawatirkan kondisi Riri, tapi apa mau dikata, watak kakak-kakak Riri yang sangat keras dan ingin sekali mengatur hidup adiknya ini pun sulit untuk dibantah, sedangkan sang ayah...lebih pada terserah, karena jg kondisi sang ayah saat itu terkena stroke, maka tidak memungkinkan untuk berkata-kata.
Jam menunjukan pukul 23.00, Riri sedang berbaring di kursi panjang diruang tamu yang sekaligus adalah kasur tidurnya.
walaupun Riri seorang pekerja namun ia hanya sedikit sekali menggunakan uangnya untuk kepentingan diri sendiri, saat ini ia dan kakak perempuan keduanya yang menjadi pencari nafkah di keluarga mereka.
Layar ponsel Riri berkedip-kedip tanda adanya panggilan masuk, yah ternyata itu dari Anton..
"yeaah...."Riri menjawab dengan singkat
"kamu sudah mau tidur?"Anton berbicara
"belum, jadi kamu setuju dengan isi wa ku tadi siang??" tanya Riri dengan cepat, ia malas berlama-lama, dalam pikirannya hanya fokus pada satu tujuan yaitu, menikah dan pergi meninggalkan keluarganya yang terlalu banyak membebaninya, bukan kedua orang tuanya tapi Kakak ketiganya lah yang terlalu sering ingin ikut campur dan banyak menimbun masalah dalam keluarganya
"kamu yakin??" tanya Anton dengan suara ditekan, "yakin" jawab Riri antusias.
"apa kamu masih memiliki pacar disana??
kalau memang kamu sudah ada pasangan ya sudah, kita sudahi saja hubungan ini, aku sudah lelah...aku ingin cari pasangan hidup, umurku sudah tidak muda lagi"Riri berbicara dengan nada putus asa.
"iya...aku sayang sama kamu...aku maunya sama kamu, tapi karena dengar kabar kamu bertunangan dan akan segera menikah aku terjebak dengan wanita ini, kamu sabar ya..secepatnya aku selesaikan" Anton menjawab dengan nada manja.
Riri sudah kehilangan akal dan seperti sudah tidak bisa berpikiran jernih, aku harus segera keluar dari rumah ini dan terbebas dari benalu itu pikirnya...berapapun harga yang akan dia keluarkan nanti tidak akan jadi masalah selama ia bisa keluar dari rumah dan menjauh dari keluarganya memiliki kehidupan sendiri.
"sudah lebih dari 1 Minggu kamu tidak berkabar, sebenarnya ada apa?" selidik Riri sambil menempelkan handphone nya lebih dekat lagi ke telinga.
"apa sebegitu susah untuk putus dari perempuan itu??...atau kalian sudah melakukan hubungan yang lebih intim??" Riri bertanya dengan nada tinggi, karena sebetulnya saat ini ia sedang sangat marah pada Anton yang tidak berani jujur, sebetulnya Riri sudah mendapatkan informasi dari ibunya Anton bahwa disana ada seorang gadis yang berniat bunuh diri karena Anton meminta pisah darinya, Riri mendapati berita bahwa saat ibu Anton sedang berada diluar kota, Anton dan perempuan itu sering berada dirumah berdua, dan perempuan itulah yang mengurus segala keperluan adik laki-laki Anton saat ibunya tidak berada di kota tersebut.
yaah....hubungan Riri dan Anton sebatas hubungan LDR (jarak jauh) entah mengapa Riri yang dulu menganggap Anton sebagai adiknya terbawa suasana saat mereka berada di kasur yang sama saat Riri liburan ke Jogja..
saat ini Riri tinggal di Jakarta dan masih bekerja di salah satu perusahaan BUMN ternama, sebagai seorang sekertaris.
"aku ga pernah berbuat apa-apa dengan dia, tapi kemarin dia kerumah hujan-hujanan bersama ibunya, katanya anaknya hampir mau bunuh diri, aku bingung harus bagaimana, kamu tolong lah aku, aku mau nikah hanya sama kamu, tapi kamu tau dia sangat disayang mama, karena kami sempat dijodohkan"jawab Anton,entah itu perkataan jujur atau hanya akting Anton saat itu untuk tetap mendapatkan seorang Riri...hanya Anton dan tuhan yang tahu....
"Aku sama sekali tidak ada persiapan, aku bahkan tidak ada uang untuk menikahi kamu"nada bicara Anton seperti sedang mengulur waktu agar pernikahan mereka ditunda
Riri sudah kadung bicara dengan keluarga bahwa ia akan menikahi Anton, awalnya semua kaget karena hubungan keluarga Riri dengan keluarga Anton dimasa lalu tidak berjalan dengan baik, mereka ternyata memiliki dendam satu sama lain dan juga rahasia yang memalukan yang baru terkuak setelah Riri dan Anton bersama.
"kamu hanya perlu kasih keyakinan kepada ibumu mengenai hubungan kita, anggap saja kita ingin menyatukan kembali dua keluarga yang sempat terpecah ini agar kembali menjadi satu dan rukun, mungkin dengan pernikahan kita, maka keluarga kita akan saling menghormati lagi satu sama lain"Riri berusaha meyakinkan Anton
aku akan lakukan apapun agar kita menikah.. walaupun itu harus menghabiskan sisa uangku untuk menjalankan rencana ini, batin Riri, saat ini otak Riri sepertinya sudah buntu, ia sudah sangat depresi dengan keadaan saat ini, banyak hal dilalui Riri dalam perjalanan hidupnya dan karirnya...kelam sudah pasti, demi memperoleh tambahan dana untuk menghidupi dan membiayai biaya pengobatan ayahnya yang sebagian besar merupakan tanggung jawab Riri, namun ia tetap masih bisa menjaga satu-satunya milik nya yang sangat berharga, yang hanya dia berikan untuk suaminya.
komunikasi terjadi via udara antara keluarga Riri dengan Anton, Riri sempat mendapat doktrin dari ibunya Anton karena seperti tidak rela anaknya harus menikahi Riri dengan latar belakang dari keluarga yang merupakan musuh bebuyutan keluarganya. namun bukan Riri namanya jikalau dia harus mundur dengan apapun yang ia kehendaki..
salah satu sifat arogan Riri adalah ketika ia menginginkan sesuatu maka ia harus mendapatkannya, karena buat Riri hidupnya ada ditangannya bukan ditangan orang lain.
Pesta pernikahan digelar dirumah Riri dengan begitu banyak drama didalam keluarga Riri yang terlalu banyak ikut campur, banyak sekali kawan Riri yang hadir dan keluarga besar Riri dan Anton turut mengucapkan selamat atas pernikahan mereka, tidak sedikit pula teman dekat Riri yang berbisik dan mempertanyakan kok bisa sama yang ini??
"akhirnya kita menikah"Anton berbicara diatas pelaminan kepada Riri yang sedari tadi hanya senyum-senyum kepada pengunjung yang hadir diacara mereka.
"iya..."Riri hanya menjawab singkat.
"Mah....aku berangkat...pesawatnya jam 11 siang, kami masih harus menjemput mama rianti" pamit Riri kepada ibunya yang sudah tidak bisa menahan air mata,
ibu tiri tidak rela anaknya harus segera pergi meninggalkan mereka untuk ikut dengan Anton ke Jogja sehari setelah mereka menikah, kakak Riri pun juga sudah sangat begit marah kepadanya karena mengambil keputusan tanpa berbicara dengan mereka dulu.
Riri sudah tidak memikirkan hal lain lagi, ia ingin segera terbebas dari kukungan dan tanggung jawab yang ia pikul dalam keluarga ini, ia ingin segera memulai kehidupan baru dengan Anton suaminya.
"kamu sudah siap, mama sudah nunggu kita dirumah kak ita, kita langsung berangkat ke bandara" bisik Anton sambil mengambil tas koper Riri, Riri hanya bisa mengangguk.
sebenarnya hatinya sedih harus meninggalkan ayahnya yang masih sakit, ia sangat mencintai ayahnya, walaupun ayahnya keras tapi ia tau bahwa semua dilakukan agar Riri tumbuh menjadi wanita yang kuat dan itulah yang akhirnya terjadi setelah Riri menjalani pernikahannya dengan Anton
Sesampainya mereka di rumah Kakak sepupu Anton yang kebetulan juga tinggal di Jakarta, Riri sadar banyak pasang mata dan wajah yang tidak suka dengan pernikahan mereka, jujur saja begitu pula yang dirasakan Riri mengenai keluarga Anton.
singkat saja keluarga Anton menganut sistem kebebasan, banyak dari keluarga mereka yang senang berjudi, minum miras bahkan sex bebas, Riri melihat hanya Anton yang masih terbilang lugu untuk kacamata seorang Riri yang ternyata salah dalam menilai pribadi Anton....
Setelah penat dalam perjalanan panjang menuju Jogja akhirnya sampailah mereka dirumah keluarga Anton.
Riri tidak pernah membayangkan akan hidup bersama dengan orang-orang yang berbeda latar belakang dan juga kebiasaan sehari-hari.
"bantu mama dulu sana bersih-bersih nanti malam kita tidur di kamar Raka" bisik Anton saat memasuki rumah mungil tersebut.
Riri tidak menyahut hanya sekedar mengangguk cepat, jujur ia masih malas untuk ikut mereka, Riri masih ingin bersama keluarganya paling tidak seminggu setelah mereka nikah. Namun ternyata Anton sudah terlanjur membeli tiket pesawat keesokan harinya setelah mereka menikah.
Tidak terasa waktu telah menunjukan pukul 9 malam, mama dan papa tiri Anton sudah masuk kedalam kamar, sedang Raka, si cowok sok kece itu, masih sibuk dengan handphone nya, serasa dunia itu isinya hanya dia dan handphone nya, jujur Riri agak sedikit senang tidak melihat lagi kicauan ibu mertuanya yang bercerita kesana kemari tentang kehidupan mereka di Jogja setelah mereka masuk kedalam kamar.
Klek...pintu tertutup dan lampu dimatikan oleh Anton, sebenarnya Riri sangat lelah ingin sekali tiduran sejenak, didalam kamar yang tidak terlalu luas itu, Anton yang sudah tidak bisa menahan hasratnya sedari tadi karena menunggu Riri yang tidak kunjung masuk kedalam kamar langsung beraksi tak kala melihat istrinya sudah masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya
malam ini Anton akan menuntaskan keinginan nya yang sempat tertunda setelah pernikahan nya dengan Riri, mereka akan melewati malam ini sebagai malam pertama mereka sebagai sepasang suami istri dan anton benar-benar sangat menantikan malam ini
----
Riri merasa sesak karna sulit bernafas..ternyata tubuhnya di peluk layaknya guling oleh Anton.
My God...keterlaluan sekali.
tok...tok..tok
"nak..kalian sudah bangun,. ayo cepat sarapan" mama rianti terdengar berbicara dari balik pintu kamar.
"hei...ayo bangun..mamamu sudah bangunin kita pagi-pagi gini"Anton membuka sebelah matanya dan merangkul Riri lagi agar tidur disampingnya.
Riri yang malas sekali privasi nya terganggu karena sudah dibangunkan sepagi ini padahal kalau dirumahnya jam berapapun ia ingin bangun tidur tidak ada yang memaksanya bangun atau mengingat kan untuk bangun.
"ayo cepat, setelah ini kita cari-cari rumah kontrakan"Anton langsung kaget dan matanya membulat, layaknya anak kecil yang terkejut.
"loh kamu ga suka tinggal disini?" Anton berbicara dengan pelan, mereka tau bahwa kamar ini sangat kecil dan pasti akan terdengar dari luar kalau mereka berbicara sedikit, Riri sempat kesal karena semalam Anton tidak bisa diam, ribut dengan suara desahannya sendiri..sedangkan Riri,.la tidak merasakan apa itu kenikmatan malam pertama,. hanya sakit yang ia dapatkan malam itu.
Riri melompat turun dari tempat tidur dan segera mengenakan pakaiannya yang berserak dilantai.
"aaggh...." Riri menutup mulutnya dengan segera dan matanya terbelalak melihat banyaknya bercak merah di kasur yang mereka tiduri.
"kenapa???" Anton pun tiba2 langsung duduk dan memandang kearah Riri dengan bingung?
"i..ttuu"Riri menunjukkan bercak merah yang begitu banyak diatas seprei, ia mengernyitkan kening dan berkata"kamu masih perawan??"
seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Riri diketahui Anton memang sering berganti-ganti pasangan kekasih, dan Riri adalah sosok wanita supel dan mudah bergaul tidak sedikit lelaki yang tertarik padanya, walaupun wajahnya tidak seberapa cantik tapi entah mengapa banyak lelaki yang merasa nyaman berada dekat dengannya, terlebih Anton juga mengetahui bahwa sahabat nya pun menyukai Riri.
"Kamu pikir??...aku ga perawan gitu?...enak aja, aku tetap jaga cuma buat suamiku aja tau??.." nada suara Riki begitu kesal.
Anton hanya nyengir seperti anak kecil dan segera memakai bajunya karena selera tidurnya sudah hilang.
"hei ..ini gimana??" Riri langsung menarik seprei dan melihat ternyata kasurnya pun ada bercak darahnya.
OMG sampai segitunya batin Riri, belum mendapati jawaban Anton sudah keluar ruangan dan terdengar bergurau dengan ibu dan ayahnya di belakang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!