NovelToon NovelToon

NARA

PENGENALAN

Kim Nara

Gadis berusia 20 tahun. Seorang mahasiswi dan pekerja paruh waktu. Tinggal bersama ibunya di Korea setelah ayah tirinya meninggal. Ayah tiri Nara adalah ayah dari Kamira. Nara dan Kamira merupakan saudara tiri.

Ibunya menikah dengan ayah Kamira saat Nara berusia 7 tahun. Nara hanya merasakan kasih sayang orangtua utuh selama 2 tahun. Setelah ayahnya meninggal mereka kembali ke Korea karena pada saat itu nenek Nara sedang sakit-sakitan dan mengharuskan mereka pulang.

Walaupun begitu hubungan mereka masih terjalin baik hingga sekarang. Hingga pada suatu saat Kamira meminta pada Nara untuk menikah dengan Nev.

Kamira Yulina

Wanita berusia 27 tahun. Kakak tiri Nara. Kamira bekerja sebagai seorang Guru karena itu adalah cita-citanya. Kamira sangat menyayangi adiknya Nara walaupun mereka sebenarnya tidak memiliki hubungan darah. Saat ayahnya meninggal, Kamira ingin ikut dengan ibu dan adiknya ke Korea. Tapi, nenek dan kakeknya tidak mengizinkannya karena Kamira merupakan cucu kesayangan mereka dan tidak ingin jauh darinya.

Kamira menikah dengan Nev yang merupakan sahabatnya sejak kecil dan dikaruniai seorang putra bernama Deril Louis.

Kamira mengidap suatu penyakit yang sangat parah dan umurnya sudah tidak lama lagi. Demi kehidupan suami dan putranya Deril, Kamira meminta adiknya itu untuk menikah dengan Nev saat Ia tiada nanti. Menurutnya tidak ada wanita lain yang lebih baik dari Nara karena Kamira mengenal baik adik tirinya itu.

Nevandra Louis

Pria blasteran berusia 31 tahun. Ibunya berkebangsaan Amerika dan ayahnya berkebangsaan Indonesia. Nev seorang Dokter Bedah dan Dokter Kepala di rumah sakit milik keluarga mereka.

Nev dan Kamira sudah mengenal saat mereka masih kecil, tapi karena harus ikut keluarganya tinggal di luar negeri, hubungan mereka terputus. Saat Nev pulang, hubungan mereka kembali terjalin dan semakin dekat. Pada akhirnya mereka menikah dan memiliki seorang putra berusia 3 tahun.

Suatu hari Kamira memintanya untuk memenuhi keinginannya yang terakhir. Bukan tanpa alasan Kamira melakukan hal itu, ini semata-mata demi dirinya dan juga Deril.

Lee Hwan

Pria berusia 25 tahun, kekasih Nara. Hwan merupakan pemilik sebuah kafe yang cukup terkenal di Korea.

Hwan dan Nara sudah bersama sejak Nara masuk kuliah. Hwan merupakan anak dari sahabat ibunya.

Rindi Amelia

Wanita berusia 30 tahun dan teman seprofesi Nev. Rindi diam-diam jatuh hati padanya. Saat Nev dan Kamira menjalin hubungan, Rindi sakit hati. Sejak saat itu Rindi mencoba merusak hubungan mereka, tapi selalu gagal karena pada akhirnya ia tidak pernah bisa mendapatkan Nev.

Ergi Nawanda

Pria berusia 31 tahun. Ergi adalah sahabat Nev dan orang kepercayaannya. Ergi juga merupakan seorang dokter.

Ergi sangat suka menggoda adiknya Nev, Sarah karena menurutnya kalau Sarah sedang marah, dia kelihatan cantik.

Sarah Louisia

Gadis berumur 23 tahun, adik satu-satunya Nev. Sarah masih kuliah di jurusan seni di salah satu Universitas Negeri Terkenal di kota ini. Sarah sama sekali tidak tertarik dengan dunia kedokteran seperti kakak dan ayahnya. Sarah sangat menyukai musik dan mempunyai kanal youtube dengan follower yang cukup banyak.

Sarah sangat membenci Ergi karena pria itu selalu mengganggunya. Selain itu Sarah berpendapat kalau Ergi itu playboy dan dia tidak menyukainya. Setiap kali Sarah bertemu dengannya ada saja wanita yang selalu bersamanya.

BAB I

Hujan turun dengan derasnya membasahi bumi. Seakan-akan alam merasakan kesedihannya hari ini. Wanita yang dicintainya itu pergi untuk selamanya meninggalkannya dan juga putranya. Dia berusaha tegar menerima kenyataan pahit yang menimpanya. Bagaimana ia bisa menjalani hidup tanpa dirinya. Bagaimana ia bisa membesarkan putranya dengan baik. Ia seperti kehilangan arah hidup.

Para pelayat pun pergi satu persatu setelah pemakaman selesai. Tak henti-hentinya mereka memberikan ucapan bela sungkawa padanya. Sayup-sayup terdengar mereka membicarakannya dan juga putranya. Mereka merasa prihatin dengan kondisi Nev yang ditinggal oleh istrinya tercinta.

Dipeluknya putranya Deril dengan erat. Anak sekecil ini tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang ini. Bagaimana nanti Deril menanyakan keberadaan Mamanya. Bagaimana ia akan menjawab semua pertanyaannya. Ia menjadi resah saat ini.

" Nev, makanlah", ucap Mamanya Nev. Saat ini wanita paruh baya itu sangat khawatir dengan kondisi anaknya yang sedari tadi tidak menyentuh makanan sedikitpun.

" Iya Ma", jawab Nev seadanya. Bagaimana bisa ia makan dengan situasi seperti ini. Nafsu makannya sudah hilang. Bukan karena ia ingin menyakiti dirinya sendiri tapi memang ia tidak merasa lapar sedikitpun.

Wanita paruh baya itu tidak bisa mengatakan apapun pada anaknya saat ini. Yang dibutuhkannya saat ini hanya ketenangan.

Dikamar ini Nev masih merasakan kehadiran istrinya, Kamira. Nev memandang dalam poto pernikahannya dengan Kamira yang tergantung rapi di dinding. Saat-saat itu saat yang paling membahagiakan dalam hidupnya, terlebih lagi saat kehadiran Deril menambah kebahagiaan keluarga kecil mereka.

Tangisannya pun pecah tak bisa terbendung lagi. Nev menangis sejadi-jadinya, rasa sesak di dadanya ia tumpahkan dalam tangisannya.

'' Sayang, kenapa kamu meninggalkanku seperti ini. Aku masih membutuhkanmu'.

Nyonya Flo yang merupakan Mamanya Nev tidak bisa melakukan apapun melihat buah hatinya seperti ini. Ia meninggalkan Nev sendiri di kamarnya.

" Bagaimana dengan Nev?", tanya Sarita, neneknya Kamira.

" Tidak baik, Bu'', jawabnya. Tampak raut wajah kekhawatiran di wajah mereka. ' Flo, apa kamu ingat dengan pesan terakhir Kamira?'.

" Tentu Bu, tapi apa Nev akan menyetujuinya?''.

'' Setuju ataupun tidak kita lihat saja nanti. Paling tidak mereka berdua harus dipertemukan dahulu''.

'' Ibu benar''.

'' Dia mungkin akan datang beberapa hari lagi. Saat ini dia tidak bisa datang karena neneknya juga meninggal belum lama ini''.

'' Semoga saja semua akan berjalan dengan baik''.

'' Semoga saja''.

--------

Deril terus menangis memanggil mamanya. Semua orang bergantian menenangkan Deril, tapi anak kecil itu tidak kunjung tenang. Mereka memahami kondisi Deril yang masih membutuhkan sosok seorang ibu. Tapi apa daya di masa kecilnya, ia tidak bisa melihatnya Mamanya lagi.

'' Sayang kenapa menangis''. Nev menggendong anaknya itu. Ia membelai lembut punggung Deril agar ia bisa tenang. '' Jangan menangis ya, Papa ada disini'', ucapnya. Perlahan Deril mulai tenang.

Semua orang merasa lega melihat Deril yang tidak rewel lagi. Anak itu sungguh merindukan Mamanya, sangat ingin bertemu dengannya.

Sarah, adiknya Nev mengambil Deril dari gendongan kakaknya dan membawanya ke kamar. Deril perlahan mulai tertidur pulas. Sarah tersenyum kecil melihat keponakannya ini. Malaikat kecilnya, keponakannya tersayang.

'' Deril sudah tidur'', ujar Sarah sesaat keluar dari kamar itu.

'' Nev''. Nenek Sarita memanggilnya dan menyuruhnya duduk didekatnya. '' Ada yang ingin Nenek sampaikan padamu''.

'' Apa itu Nek?'.

'' Memang ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan ini, tapi tidak baik juga menundanya. Melihat Deril seperti ini rasanya hati kami sakit nak''.

'' Nev, tidak mengerti maksudnya Nek''.

'' Bukankah kamu masih ingat dengan permintaan terakhir Kamira?''. Nev terdiam mendengar ucapan Neneknya ini. Nev tahu pasti apa maksud arah tujuan pembicaran ini.

'' Nek, jangan bicarakan ini lagi'', pinta Nev mengalihkan pembicaraan. '' Nev tidak bisa melakukannya''.

'' Nev, Kamira tidak mungkin gegabah mengatakan sesuatu, dia tahu pasti apa yang terbaik untuk kalian berdua. Kamira tidak memilih sembarang orang untuk menjadi pendampingmu''.

'' Nek, Nev masih berduka. Lagipula tidak ada yang bisa menggantikan Kamira, tidak akan ada penggantinya''.

'' Nenek mengerti nak, tapi cobalah pikirkan, bagaimana dengan Deril, dia butuh sosok seorang ibu''.

'' Nev bisa menjaga Deril Nek''.

'' Itu pasti, tapi mengertilah keadaannya sudah berbeda. Lihat bagaimana Deril menangis hari ini, hanya kamu nak yang bisa menenangkannya. Bagaimana jika kamu nanti kembali bekerja dan Deril menangis. Tidak ada yang bisa menenangkannya, bukankah kamu lihat tadi. Deril menangis karena merindukan Mamanya. Kamu tahukan nak Deril tidak pernah serewel ini''.

Nev terdiam. Disatu sisi yang dikatakan Neneknya benar tapi disisi lain hatinya meronta tidak ingin ada pengganti Kamira.

'' Nev sayang, cobalah untuk melihatnya sekali saja'', bujuk Flo, Mamanya Nev. '' Tidak ada salahnya nak, ini juga keinginan Kamira''.

'' Nev, tidak tahu harus seperti apa'', ujarnya meninggalkan mereka bertiga.

Nev tidak habis pikir mengapa mereka ingin dirinya menikah lagi. Apalagi menikah dengan orang yang ia tidak kenal. Melihatnya saja ia tidak pernah apalagi sampai menikahinya.

Mengapa Kamira meninggalkan permintaan yang sangat berat untuknya. Mengapa Ia melakukan itu, mengapa ia ingin orang lain menggantikannya.

Apa permintaannya ini harus dipenuhi atau tidak sama sekali. Nev tidak tahu harus bertindak seperti apa. Nev dalam kebimbangan, apalagi jika melihat buah hatinya itu.

Ditatapnya malaikat kecilnya penuh kekhawatiran. Apa ia harus egois memikirkan dirinya sendiri? atau dia akan menyerah dan menerima wanita asing itu demi putranya.

'' Kamira, tidak bisakah kita melupakan pembicaraan waktu itu, aku tidak sanggup. Kehilanganmu saja membuatku sakit bagaimana jika aku menikahinya, aku mungkin semakin sakit karena aku merasa seperti menduakanmu''.

'' Kak, kak Kamira tidak akan merasa seperti itu''. Sarah tiba-tiba datang menghampiri Nev dan duduk didekatnya. '' Kakak tahukan , aku sangat menyayangi kak Kamira. Dia orang yang sangat baik. Ditinggalkannya seperti ini membuatku sangat kehilangan, ia pergi begitu cepat''.

'' Kakak tahu Sarah''. Nev memeluk adiknya itu. Dihapusnya air matanya yang jatuh dipipinya. '' Tidak ada yang bisa menggantikan kakakmukan?''.

'' Tidak ada yang seperti kak Kamira''.

'' Kamu benar''.

'' Tapi kak''.

'' Jangan katakan tapi''.

'' Dengarkan aku kak. Aku pernah melihat orang itu, dia sangat cantik''.

'' Kakak tidak perduli''.

'' Kak, Deril menyukainya. Setiap Deril rewel kak Kamira selalu menghubunginya dan Deril pasti tenang. Aku tidak bohong, aku melihatnya sendiri. Deril selalu tersenyum bila melihatnya''.

'' Sarah, kenapa kalian seperti ini???''.

'' Kak, wanita itu adiknya kak Kamira''.

'' Kakak tidak perduli''.

'' Kakakku sayang, tidak ada yang ingin mencelakai kakak, kak Kamira juga tidak. Tidak mungkin kak Kamira memilihnya kalau bukan karena ia bisa dekat dengan Deril dengan tulus. Apa kakak ingin Deril punya ibu yang tidak baik?''.

'' Sarah pembicaraan ini terlalu jauh''.

'' Pikirkanlah kak''.

Nev tidak bisa berkata apa-apa lagi. Semua orang mendesaknya atas nama Deril. Kenapa Kamira meninggalkan pesan seperti ini. Semua orang ingin mewujudkan keinginannya, tapi Nev masih enggan mewujudkan keinginan istrinya itu. Keinginan yang tidak masuk akal untuknya. Keinginan yang jauh dari pikirannya.

BAB 2

Kamira Yulina, wanita cantik berambut panjang, berkulit kuning langsat dan tinggi layaknya model. Sebelum menikah, Kamira merupakan seorang guru taman kanak-kanak. Kamira sangat menyukai pekerjaannya ini karena bisa dekat dengan anak-anak yang begitu ia sayangi.

Kamira menikah dengan Nev yang merupakan seorang Dokter yang cukup terkenal di kota ini. Selain karena keahliannya sebagai seorang dokter, Nev jug terkenal karena wajahnya yang blasteran. Tak pelak banyak wanita yang kagum padanya.

Setelah satu tahun pernikahan mereka, Kamira dan Nev pun dikaruniai seorang putra yang mereka beri nama Deril Louis. Kehadiran Deril membuat keluarga mereka merasa bahagia. Deril yang lucu dan menggemaskan mampu menghipnotis setiap orang yang melihatnya.

Kamira mempunyai seorang adik tiri bernama Nara. Walaupun Nara tinggal jauh, tapi mereka masih tetap menjalin hubungan dengan baik. Deril sangat menyukai Nara, setiap kali Kamira menghubunginya via video, Deril akan selalu tersenyum melihat tantenya itu.

'' Sedang apa sayang?'', tanya Nev yang datang menghampirinya. Kamira yang sedang berbincang dengan adiknya itu lalu pamit untuk mengakhiri obrolan mereka. " Halo sayang''. Nev menciumi anaknya itu lalu mengecup kening Kamira.

'' Mau makan?'', tanya Kamira.

'' Iya'', jawabnya. '' Tadi kamu bicara dengan siapa sayang".

'' Ohh....kekasihnya Deril''.

'' Deril, kamu sudah punya kekasih sayang. Anak Papa kenapa sudah genit begini''. Nev mengoceh pada anaknya itu. Kamira tersenyum melihat tingkah suaminya itu. '' Apa dia cantik? dia baik padamukan? Papa tidak rela kalau dia tidak baik padamu. Papa akan mengajarimu bagaimana cara menghadapi wanita. Ini sudah ampuh, Papa jamin''.

'' Sayang apa yang sedang kamu ajarkan pada anamu''.

" Tidak sayang, tidak ada". Nev tertawa cekikikan mendengar reaksi istrinya.

Kamira menghidangkan makanan diatas meja satu per satu. Begitu Kamira memanggilnya, Nev datang membawa Deril menuju meja makan. Kamira mengambil Deril agar Nev bisa menyantap makanan yang sudah ia sediakan.

Setelah selesai, Nev membantu istrinya itu membereskan meja dan mencuci piring-piring yang kotor. Hal yang paling Kamira kagumi dari suaminya ini, dia tidak akan segan membantunya dirumah padahal kalau sudah di Rumah Sakit, Nev berubah 180 derajat. Keprofesionalitas selalu menjadi prioritasnya, hingga orang-orang kadang takut padanya.

" Kenapa senyum-senyum sendiri. Apa aku sangat tampan".

" Tentu saja Papa sangat tampan, Iya kan Deril".

" Dasar kalian berdua ini".

Deril yang kelelahan pun tertidur pulas dipangkuan Kamira. Perlahan Kamira mengangkatnya dan membawanya ke kamar. Dilihatnya anaknya itu tertidur pulas menambah kegemasan pada wajahnya.

" Sayang, boleh kita berbicara sebentar?", pinta Kamira. Kamira tahu Nev sangat sibuk dengan pekerjaannya saat ini hingga terkadang ia segan untuk mengganggunya.

" Tentu sayang, kemarilah", ucap Nev menyuruh Kamira duduk disampingnya. "Ada apa?".

" Sayang, kamu tahu kan penyakitku ini".

" Kenapa kamu membicarakan ini lagi sayang. Dokter sedang mengusahakan operasi yang terbaik untukmu".

" Aku tahu bagaimana kondisi tubuhku Nev. Apapun yang terjadi nanti, tolong penuhi permintaanku ini".

" Permintaan apa?".

" Kamu tahukan aku punya seorang adik".

" Lalu".

" Menikahlah dengannya jika aku tiada nanti".

" Apa yang kamu katakan, itu tidak akan terjadi. Kamu akan sembuh sayang".

" Aku tahu...aku tahu, aku akan sembuh seperti katamu. Tapi tolong dengarkan aku, tolong dengarkan aku sayang". Nev terus menolak mendengarkan permintaan Kamira yang dianggapnya gila.

" Kamira, tidak akan ada yang bisa menggantikanmu".

" Nev, dia adikku, aku tahu bagaimana dia. Aku takut jika terjadi sesuatu padaku, tidak ada orang yang bisa menjaga kalian, terutama Deril. Nara, adikku, dia wanita yang bisa menggantikan aku. Dia memang masih muda, tapi aku yakin dia pasti bisa bersamamu".

Nev kehabisan kata-kata mendengar ucapan Kamira. Nev menatap Kamira nanar, bagaimana bisa istrinya ini mengungkapkan hal seperti ini padanya. Baginya itu hal yang sangat mustahil.

Kamira memang mengidap penyakit kanker darah dan diprediksi tidak bisa bertahan hidup lebih lama. Akibat kemoterapi yang Kamira jalani, rambutnya satu per satu mulai rontok . Melihat kondisinya ini, hati Kamira hancur, ia menangis sejadi-jadinya. Kamira juga manusia yang takut akan kematian, takut tidak bisa melihat suami dan anak kesayangannya.

Walaupun begitu Kamira tidak pernah menunjukkan kepada orang-orang tentang kondisinya. Ia terlihat tegar di depan suami dan keluarganya, walaupun sebenarnya ada sedikit ketakutan pada dirinya.

Semakin lama kondisi Kamira semakin lemah, berat badannya semakin menyusut. Suatu hari Kamira mendadak pingsan, keluarganya panik melihat Kamira yang tidak sadarkan diri. Kamira dibawa kerumah sakit dan koma selama dua hari. Begitu melihatnya siuman semua orang merasa sedikit lega.

Kamira sangat merindukan Deril, tapi ia tidak bisa bertemu dengannya karena Deril dilarang masuk rumah sakit. Untuk memenuhi rasa rindunya, Kamira hanya bisa bercengkrama dengan anaknya itu melalu video. Air matanya menetes tatkala melihat buah hatinya yang begitu ia sayangi, lebih menyakitkan lagi karena ia tidak bisa menyentuhnya sementara waktu.

Nev tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya melihat istrinya seperti ini. Ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kesembuhan Kamira.

" Dokter Ergi, bagaimana dengan respon Dokter George disana".

" Dokter George sudah memberikan respon. Kita bisa membawa Kamira kesana besok".

" Baguslah, tolong persiapkan dengan baik".

" Kamu tidak perlu khawatir, serahkan saja padaku. Sekarang kamu fokus saja terhadap Kamira".

" Baiklah".

" Dokter Nev, Dokter Ergi maaf mengganggu", ujar seorang suster yang datang menemui mereka. " Nyonya Kamira meminta Dokter untuk menemuinya", ucapnya menyampaikan pesan dari Kamira.

" Terima kasih suster".

" Sama-sama Dokter, saya permisi".

" Pergilah Nev, Kamira membutuhkanmu".

" Baiklah, aku pergi".

Begitu mendapatkan pesan dari Kamira, Nev bergegas menemui Kamira di kamarnya. Dibukanya pintu dan terlihatlah Kamira tersenyum menyambut kedatangannya.

" Sayang, kemarilah". Kamira meminta Nev duduk diatas ranjangnya.

" Ada apa sayang?". Nev membelai lembut rambut Kamira.

" Aku ingin tidur bersamamu, sudah lama aku tidak memelukmu saat tidur", pintanya. Nev tersenyum manis melihat tingkah istrinya yang mendadak manja.

" Baiklah mari kita tidur bersama". Nev mengatur posisinya dan berbaring ditempat tidur sambil memeluk istrinya.

" Nev, kamu masih ingat pertama kali kita bertemu".

" Tentu, waktu itu kamu masih kecil dengan pipi gembulmu itu, sangat menggemaskan seperti Deril".

" Iya, tapi tidak lama kamu pergi lama sekali. Begitu kamu pulang, aku sangat terkejut".

" Apa aku begitu tampan, sampai kamu terkejut".

" Bahkan teman-temanku mencari perhatian padamu".

" Apa kamu tidak?".

" Tidak, bagiku kamu biasa saja".

" Benarkah". Kamira mengangguk. " Wah, sayang, kamu menjatuhkan harga diri suamimu ini". Kamira tertawa mendengar celetukan suaminya.

" Nev, terima kasih sudah hadir dikehidupanku".

" Aku yang seharusnya berterima kasih padamu telah memberikan hidupmu untuk melayani suamimu ini yang masih belajar menjadi suami yang baik untukmu dan terima kasih juga telah memberikan anak yang lucu dan pintar seperti Deril".

Nev tersenyum pada Kamira lalu mencium keningnya lembut.

" Nev, aku mengantuk", ujarnya memeluk Nev erat. Nev meresponnya dan memeluk Kamira dengan erat pula.

Lama mereka berbaring diranjang, hingga suatu saat Nev tidak merasakan hembusan nafas Kamira. Nev mulai panik.

" Kamira, sayang". Kamira tidak merespon. Didalam hatinya mulai resah, takut terjadi hal yang tidak diinginkannya. " Kamira". Bola mata mulai berkaca. Dengan memberanikan diri Nev memeriksa Kamira. Betapa terkejutnya ia mendapati Kamira sudah tidak bernyawa. " Kamira....". Tangisnya pecah, dipeluknya istri kesayangannya itu erat. Nev terus memanggil namanya.

Ergi yang tidak sengaja berada didekat ruangan Kamira lalu masuk dan mendapati Nev sedang memeluk istrinya dengan air mata yang bercucuran.

" Nev, tenanglah". Ergi mencoba menenangkannya.

Begitu mengetahui Kamira sudah tiada, satu persatu keluarga mereka mulai berdatangan. Mereka tak kuasa menahan air mata melihat Kamira sudah tiada. Nenek Kamira yang sudah menjaganya selama ini pun tidak kuasa menahan air matanya melihat cucunya meninggalkannya secepat ini.

Nev yang masih terguncang mencoba untuk tetap tenang walaupun air matanya terus menetes. Ditatapnya istrinya itu dalam, tatapan terakhir kali untuk selama-lamanya. Sebelumnya Nev sudah mempersiapkan segala pengobatannya di luar negeri. Tapi Tuhan berkata lain dan lebih sayang pada Kamira.

Pemakaman pun berlangsung dengan khidmat. Begitu ramai para pelayat yang datang untuk mengantarkan Kamira untuk terakhir kalinya.

Tatapan Nev kosong melihat tubuh istrinya dimakamkan. Orang yang paling disayanginya sudah tiada meninggalkan dirinya untuk selamanya. Nev tegar mengantarkannya, Nev ikhlas, ini yang terbaik menurut Tuhan, Kamira sudah tidak lagi menahan sakit yang selama ini dideritanya. Kamira sudah bahagia karena terlepas dari semua penderitaan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!