NovelToon NovelToon

Cewek Gila Vs Cowok Sok Kull

Tugas Laporan Hasil Paktikum Biologinya Rusak?!!

[Udah selesai Ray,tugas laporan hasil praktikum biologinya?]Tanya Rissa melalui chat.

[Udah Riss,ini aku mau tidur kok]

Jawab Raisya yang baru saja menyelesaikan tugas yang sudah harus dikumpulkan besok.

Ia takut terlambat mengumpulkan tugas laporan hasil praktikum biologinya. Karena guru biologi di sekohnya terkenal seorang guru killer.

Raisya pun merebahkan tubuhnya di kasur kamarnya yang sangat luas begitu ia selesai menyelesaikan tugas.

[Oh iya,Ray. Jangan begadang lagi,ya]

[Iya Ris]

Raisya pun mengakhiri chatnya bersama sahabatnya itu.

Raisya sengaja menjawab singkat saja. Karena ia tahu betul bagaimana sifat Rissa yang mudah khawatir kepada para sahabatnya.

Selesai membalas chat dari Rissa, Raisya langsung memejamkan matanya dan berusaha untuk tertidur.

Bukannya tertidur,ia malah terbayangkan wajah seorang laki-laki dengan tahi lalat yang ada di samping bibirnya itu,sehingga ia terlihat begitu manis.

"Hah?!!apasih?!!Ngapa akhir-akhir ini gue sering mikirin dia,sih?!! Ingat Ray,lu sukanya sama Gibran,kan?.Aaaaakhhhh!!! Entahlah gue mau tidur aja!."Gerutu Raisa yang masih juga memikirkan wajah Parisal itu.

"Nih, jantung kenapa juga dah?!! Aneh,bet dah. Perasaan gue gak punya riwayat penyakit jantung!Aakhhh!!!!!Bangs*t!!!ngapa gue jadi mikirin dia terus sih,sial*n!!" Umpat Raisya yang kesal karena wajah Arka tak kunjung hilang dari bayangannya.

Untung saja,kamar Raisa kedap suara.Sehingga apapun yang di bicarakan olehnya ataupun ia berteriak bagaimana tak akan ada yang mendengarnya dari luar.

Ia pun terus memaksakan agar ia tertidur.Tak berselang lama, Raisya mulai mengantuk hingga iapun terlelap.

______

Raisya Feronika Cody adalah anak tunggal dari pasangan suami istri Angelina Violin Chontessa dan Robert Federlic Cody.

Sang Ayah, Robert Federlic Cody adalah seorang Presiden Direktur dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang elektronik,yaitu Cody electron.

Serta sang ibu,Angelina Violin Chontessa adalah seorang putri tunggal dari pemilik sekolah yaitu SMA Garuda.Sekolah yang saat ini menjadi tempat Raisya bersekolah. Tak hanya itu, kakek Raisya,Farlen Chontessa adalah seorang pemilik industri makanan terbesar di Indonesia, Chontessa Group.

Papa Robert adalah keturunan Jawa-Amerika. Sedangkan Mama Angel adalah keturunan Jawa-Inggris.

_____

Raisya bangun pada pukul 05:00 karena alarm yang terus berbunyi.

Ia langsung bergegas menuju kamar mandinya dan membersihkan diri. Setelah selesai mandi, Raisya hanya memakai baju kaos pendek berwarna pink dan celana pendek diatas pahanya yang berwarna hitam dengan Lis putih.

Raisya langsung mengambil wudhu untuk menunaisholat subuh.Dan segera ia mengambil mukena berwarna hitam dan sajadahnya.

Sejak kecil, Raisya sudah dituntut untuk menunaikan shalat tepat waktu dan harus lengkap 5 waktu. Hal itulah yang membuat Raisya sangat disiplin akan shalatnya.

Setelah selesai sholat,Raisya langsung bersiap-siap memakai seragam sekolahnya yang hari itu adalah hari kamis,maka Raisya memakabaju batik berwarna biru muda dan dengan rok berwarna hitam sepndek Diatas lutut.

Ia mengganti bajunya dan memakai baju seragam batiknya itu.selesai berganti baju, Raisya mendandani mukanya dengan makeup tipis-tipis.

Ia merebahkan tubuhnya di kasurnya beberapa saat sambil menunggu hingga pukul 06:35untuk bersarapan.

Sambil menunggu, Raisya mononton 1 episode Drakor favoritnya itu.Tak terasa setengah jam pun berlalu.Raisya langsung mematikan handphone miliknya dan langsung menyambar tas sekolah miliknya. Raisya segara turun ke lantai satu untuk bersarapan terlebih dahulu.

"Pagi,Ma. Pagi,Pa."Sapa Raisya dengan hangat .

Terlihat papanya sudah duduk dan bersiap untuk sarapan. Sedangkan Mama Angel masih menata makanan di meja makan dengan kalem.

Walaupun keluarga mereka memperkerjakan asisten rumah tangga, Mama Angel terkadang tetap membantu pekerjaan rumah tangga jika sedang senggang.

"Pagi princessku" jawab papanya tersenyum lembut menjawab sapaan putri semata wayangnya itu.

"Iya. Pagi, juga sayang."

Selesai menata makanan untuk sarapan, Mama Angel ikut bergabung dan duduk di samping papa Robert. Mereka bertiga pun sarapan dengan tenang. 

 Selesai bersarapan, Mereka bertiga pun bersiap dan menuju ke mobil yang sudah di siapkan masing-masing.

 Sebelum pergi, Raisya tak lupa untuk berpamitan terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya.

"Rai berangkat dulu ya Ma, Pa" pamit Raisya sambil mencium punggung tangan Mama dan Papanya secara bergantian.

 "Iya, hati-hati ya,nak. Jangan berkelahi terus" Ucap Mamanya yang hendak masuk ke dalam mobil.

"Iya, princess. Kamu tuh anak cewek, harusnya kalem dan anggun, jangan keseringan berkelahi ya" ucap papanya sambil mengelus kepala Raisya dengan pelan dan lembut.

"Iya-iya, jugaan kalau mereka yang nakal ya... Mau gimana lagi pa" gerutu Raisya sambil menuju mobil yang sudah disiapkan untuknya pergi ke sekolah.

Mobil yang dipakai Mama Angel dan Papa Robert pun berangkat.

Terlihat Raisya melambaikan tangan dari kaca spion mobil, Mama Angel pun tersenyum melihat putrinya.

"Silahkan, non. Sudah siang" ucap pak Dedi mempersilahkan Raisya masuk ke dalam mobil. Ia pun duduk di kursi belakang.

Selama perjalanan, Raisya hanya sibuk memainkan hp nya . Ia mengechat Oliv dan Rissa bahwa ia sedang naik mobil menuju ke sekolah.

 Sesampainya di sekolah, terlihat dua anak gadis cantik sedang menuju ke mobilnya. Tak lain mereka adalah Oliv dan Rissa.

"Pagi tuan putrii.." Sambut mereka berdua dengan tangan yang memperagakan seperti seorang kesatria kerajaan.

"Apasih, guys!" Sungut Raisya yang tak suka diperlakukan seperti itu.

"Lah? Kan kami sedang menyambut kedatangan seorang tuan putri CH Group." Ledek Oliv.

"Jangan panggil gue tuan putrii!!!" Kesal Raisya yang baru datang sudah diledek oleh kedua sahabatnya.

Raisya pun turun dari mobil.

"Hahhh.... Panas banget, deh. Jadi males buat sekolah. Padahal masih pagi hari" gerutu Raisya dan berjalan cepat-cepat agar tidak kepanasan dan cepat sampai di gedung kelas 11.

"Udah lah... Terima aja. Masih mending lu dikasih sehat biar bisa cepet ngehindarin panas. Jugaan kan matahari pagi kan sehat." Sembur Oliv Yeng sedang mengimbangi langkah kaki Raisya.

"Mulai,deh ceramahnya. "Gerutu Raisya.

Rissa pun terkekeh melihat tingkah laku kedua sahabatnya.

"Eh, Ray. Btw, liat dong laporan hasil praktikumnya." Ucap Oliv yang sangat penasaran dengan tulisan tangan Raisya yang biasanya selalu tidak niat untuk menulis. Atau bisa dibilang tulisan Raisya seperti tulisan dokter.

"Nanti, ngapa sih! Kepo banget! Kayak gak pernah liat tugas hasil laporan aja!!" Ketua Raisya yang memang sudah merasa sangat kepanasan.

"Sellow, mbak. Sellow." Ucap Rissa menenangkan Raisya yang sudah tersulut emosi kerena ia sudah kepanasan.

Tak ada lagi obrolan di antara mereka bertiga. Rissa dan Oliv tak ingin memancing emosi Raisya.

Mereka berdua sudah paham sifat Raisya yang jika sedang kepanasan. Ia akan mudah terpancing emosi jika sudah merasa kepanasan.

Sesampainya di kelas, emosi Raisya sudah mulai stabil. Ia duduk di tempat duduknya dan mengeluarkan tugas hasil praktikumnya.

"Nih! Katanya mau liat?!" Ucap Raisya sambil memberikan tugas laporan hasil praktikum nya kepada Oliv dan Rissa yang sedang mengobrol.

"Wihh! Tumben niat lu Ray ,nulisnya?!" Sembur Oliv.

"Bacot lu Liv" Ketus Raisya.

Tak berselang lama, bel tanda masuk pun berbunyi. 

"Nanti, pulang sekolah temenin gue belanja ye?" Ucap Oliv .

"Tapi traktir lah" jawab Raisya.

"Iya-iya."

"Eh, guys... Nanti malem kita nginap yuk di rumah Oliv yuk. Kan ortu dia lagi ke luar negeri" Ucap Rissa dengan bersemangat.

"Boleh, nanti gue izin dulu"timpal Raisya.

"Nanti sekalian belanja makanan. Makanya temenin gue belanja lah" balas Oliv.

"Iya-iya,dari tadi udah di jawab jugaan" jawab Raisya ketus.

Mereka bertiga pun mengobrol panjang.

"Biologi jam pelajaran ke berapa?" Tanya Rissa.

"Ke 3 kalau nggak salah" jawab Oliv sambil memainkan handphone miliknya.

Tak berselang lama guru pun tiba.

Jam pelajaran pertama adalah dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mereka semua merasa seperti sedang di Nina Bobo kan oleh ibu Dewi karena suaranya yang lembut dan cara bicaranya yang halus.

Bahkan terdapat beberapa siswa yang tertidur tanpa sepengetahuan ibu Dewi.

Jam pelajaran pertama pun usai yang ditandai dengan bel istirahat.

"Kantin yuk." Ajak Oliv.

"Gas lah" Jawab Raisya dengan sangat bersemangat.

Mereka bertiga dengan bersemangat pergi menuju ke kantin. Sedari pelajaran ibu Dewi, perut mereka bertiga sudah keroncongan.

Begitu tiba di kantin, terlihat pemandangan yang sudah biasa mereka saksikan. Yaitu, siswa siswi yang berdesak-desakan tanpa mengantri di depan stand makanan masing masing. Sehingga siswa siswi pun berdesak-desakan dan berebut.

Oliv pun menemukan ide cerdik untuk membuat seluruh siswa menyingkir.

"AIR PANAS!!!AIR PANAS!!AIR!! PANASSSS!!!MINGGIR MINGGIR AIR PANAS AIR PANAS!!!!!" Teriak Oliv dan dengan begitu seluruh siswa pun menyingkir.

Oliv yang sudah diberi tahukan pesanan Rissa dan Raisya pun segera memesan makanannya.

Rissa dan Raisya hanya terkekeh dari meja makan mereka melihat tingkah laku Oliv.

"Kok bisa ya, gue punya temen gila-gila"ucap Rissa sambil terkekeh.

"Berarti, gue gila dong?" Tanya Raisya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iyalah. Lu itu yang paling gila. Suka berkelahi, sifatnya random banget,suka ngagetin orang, yang paling parah tuh, kalo lu lagi gabut pasti godain cewe atau cowo" Ketus Rissa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hiihhh" ucap Raisya dengan bibirnya yang mengerucut.

"Sini gue kuncir tuh bibir, biar tambah panjang manyunnya" Rissa semakin tertawa melihat muka Raisya yang sedang kesal itu.

Oliv pun tiba dengan makanan pesanan mereka bertiga.

"Nih, pesenan kalian" ucap Oliv sambil meletakkan semangkuk bakso dan sepiring nasi goreng.

"Makasih bestieeee" ucap Rissa dan Raisya bersamaan.

"Ye, sama-sama"

Mereka bertiga pun memakan makanan masing-masing.

"Eh, minumnya mana?"tanya Raisya tiba-tiba.

"Eh iya. Lupaaa..."ucap Oliv sambil menepuk jidatnya seolah menyesali perbuatannya.

"Ya, udah. Nanti aja, jugaan kan udah mulai sepi. Udah pada makan" Ucap Rissa.

Mereka bertiga pun melanjutkan makannya.

_____

Di kelas, terdapat 3 orang siswa laki-laki. Mereka bertiga mengobrol dan duduk di bangku tempat duduk Raisya, Oliv,  dan Rissa.

Ke tiga siswa tersebut bernama Ivan, Aldo dan Zevan.Mereka bertiga terkenal dengan sifat nakalnya itu. Hampir setiap hari mereka dipanggil ke ruang BK.

"Wih, punya Raisya udah selesai nih tugasnya."Ucap Ivan mengambil tugas laporan hasil praktikum biologi milik Raisya.

"Jangan! Nanti dia ngamuk mampus lu" Ucap Zevan melarang Ivan mengambil tugasnya karena takut akan amukan dari Raisya yang begitu mengerikan.

"Kan gue cuma nyentuh, gak mungkin lah dia marah" Balas Ivan.

"Lu kayak gak tau sifat Rai aja ,Van"

"Pinjem"Aldo pun langsung menyambar tugas milik Raisya itu.

____ 

Raisya dan kedua sahabatnya Yang sudah selesai mengisi perutnya pun segera membayar makanannya dan membeli beberapa camilan dan minuman.

Mereka bertiga pun segera kembali ke kelasnya.

Begitu tiba di kelas, Raisya langsung dikagetkan dengan tugasnya yang sudah ada di tangan Aldo.

"Woi, Anjing!!" Umpat Raisya berteriak sambil menuju ke Arah Aldo.

Aldo yang sedang minum pun tersedak sehingga air minumnya tumpah ke arah tugas milik Raisya.

Raisya yang sudah di samping Aldo pun langsung menampar pipinya yang berwarna putih itu.

'Plak!!' 

Suara tamparan Raisya hingga terdengar yang menandakan tamparan Raisya begitu keras sehingga Aldo yang sedang duduk pun jatuh ke lantai.

"Woi,bangsat. Siapa yang ngebolehin lu ngambil tugas gue? Tugas yang gue buat susah susah lu hancurin sekejap??!!! EMANG LU BISA GANTI?!!!"ucap Raisya sambil menarik dasi Aldo sehingga Aldo tercekik lehernya.

Raisya yang sangat marah pun akhirnya menarik dasi Aldo dengan begitu kuat dan mengangkat tubuh Aldo hanya dengan satu tangan.

Mata Raisya sudah memerah. Kedua sahabatnya pun tak berani untuk menghentikannya. Disaat seperti itu, Raisya sudah pasti tidak sadar dan tidak dapat mengendalikan kemarahannya. Kedua sahabatnya tahu betul bagaimana Raisya yang sedang berkelahi biasa dan berkelahi tak sadarkan diri.

Raisya langsung menjatuhkan Aldo yang membuat pantat Aldo terasa sakit. Aldo mencoba untuk melawan, namun malah dialah yang terkena cakaran gadis cantik itu.

"Aww" Ringis Aldo sambil memegangi tanganya yang terluka akibat cakaran Raisya.

Tak berselang lama, kesadaran Raisya pun kembali dan ia pergi meninggalkan Aldo menuju WC sekolah.

Ia membersihkan air matanya karena kehilangan tugas yang sudah ia buat dengan susah payah.Ia pun menyesali perbuatannya yang berkelahi dengan Aldo itu.

"Aishhh.... Shibal" Umpat Raisya.

Setelah selesai merutuki perbuatanya, ia langsung kembali ke kelas.

Tak berselang lama Ibu Betty pun datang. Ya, dialah guru killer itu.Namun, ia sedikit menyukai Raisya karena prestasi yang diraih oleh Raisya.

"Segera kumpulkan tugas laporan hasil praktikum biologinya!! Cepat!!" Ucap Ibu Betty.

Seluruh siswa pun tergesa-gesa mengumpulkan tugas laporannya. Raisya pun segera menghadap Bu Betty dengan sopan.

"Bu, tugas laporan kelompok saya dirusak oleh Aldo" ucap Raisya dengan sopan.

"Apa?! Hasil laporannya rusak?!!! jangan alasan! bilang aja kamu gak buat kan?!!" Bentak Bu Betty.

"Ya ampun, buk... Nih, kalau ibuk nggak percaya!" ketus Oliv, yang memang sangat judes.

Oliv meletakkan tugas kelompok mereka di meja guru dengan basah kuyup.

"Ya udah, sana! Panggil Aldo!!" Perintah Bu Betty.

"Aldo lagi ke UKS Bu" ucap Rissa dengan sopan.

"Duduk, nanti suruh Aldo ke ruang ibuk!"

"baik bu " jawab mereka bertiga dengan kompak.

Mereka bertiga pun duduk di bangku masing masing. Tak ada lagi suara selain dari penjelasan Ibu Betty yang sedang menerangkan materi pembelajaran.

Bel istirahat kedua pun berbunyi. Hal yang ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa. Seluruh siswa pun segera menuju kantin untuk makan siang tak terkecuali dengan trio judes itu.

Dipanggil Guru BK

Ketika sampai di kantin, seperti biasa Olivlah yang selalu memesankan makanan untuk kedua sahabatnya.

"Kalian pesen apa?"Tanya Oliv kepada kedua sahabatnya.

"Gue Bakso sama es teh " Jawab Raisya sambil memainkan handphone miliknya.

"Gue mie goreng" Jawab Rissa.

Oliv pun segera menuju ke stand makanan untuk memesankan makanan untuknya dan kedua sahabatnya. Setelah selesai pesan, ia langsung kembali duduk.

Tak lama pesanan mereka bertiga pun datang. Mereka bertiga makan dengan tenang. Selesai makan, tak lupa mereka untuk membayar makanannya terlebih dahulu baru pergi. Mereka juga membeli beberapa camilan ringan untuk dimakan sambil mengobrol di kelas.

Setelah selesai membayar, mereka pun segera menuju kelas untuk mengobrol dan bercanda.

"Eh, guys..." Ucap Raisya membuka pembicaraan.

"Kenapa, Rai?" Tanya Rissa.

"eumm... Gue kayaknya..." Tiba-tiba ucapan Raisya terpotong karena seseorang.

"Raisya..." Terdengar suara laki-laki yang memanggil nama Raisya.

"Ya, kenapa?" Jawab Raisya yang sudah tahu siapa yang memanggilnya.

Dia adalah Raul Andrian Cody, kakak tiri Raisya.

Keluarga Cody mengadopsi seorang anak laki-laki yang tampan. Robert dan Angel belum di karuniai seorang anak walau sudah menikah selama 5 tahun, hingga ia mengadopsi seorang anak yang tidak diketahui siapa orang tuanya.

Hingga 1 tahun setelah mengadopsi Raul, Angel hamil dan melahirkan Raisya.

"Ray, nanti temenin gue ke mall , ya?" Bujuk Raul.

"Gue, Oliv,sama Rissa juga mau ke mall. Jadi lu sekalian ikut aja. Kalo lu gak mau, yaudah. Nanti malem gue mau nginep di rumah Oliv" Ketus Raisya.

"Huh... Iya-iya. Gue ikut" Jawab Raul sambil bersungut-sungut.

"Yaudah, kalo gak ada perlu lagi,sana pergi. Hush!! Hush!" Ucap Oliv sambil mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengusir Raul.

"Masih, kok."

"Apa lagi, sih!" Ketus Raisya.

"Lu tadi berantem lagi, ya?" Tanya Raul sambil mengerutkan keningnya.

"Iya. Emang ngapa. Pasti lu mau ceramah, kan?!!" Sungut Raisya.

"Kan udah gue bilang!!! Gak usah berkelahi! Lu itu anak cewek kalau ada apa-apa pasti papa atau gue yang ngapain lu duluan!! Gak mungkin lu bisa jaga diri lu sendiri" Marah Raul yang mengetahui adiknya berkelahi lagi.

"Ihhh!!! Udahlah sana, pergi!" Ketus Raisya.

Raisya tidak bisa marah kepada Raul karenaia begitu menyayangi keluarganya.

Walaupun Raisya adalah anak yang nakal di luar rumah, namun jika bertemu keluarganya maka ia akan berusaha menjaga sikapnya. Hanya saja, karena Raul terlalu cerewet, Raisya dapat berbicara ketus kepada Raul. Walaupun ia tetap dimarahi oleh orang tuanya begitu Raul mengadu.

"Dih, ngusir lu!" Sungut Raul lalu melenggang meninggalkan mereka bertiga.

Rissa dan Oliv hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya melihat dua kakak beradik yang hampir setiap hari beradu mulut.

"Lu tadi mau ngomong apa,Ray?" Tanya Oliv.

"Gak jadi" jawab Raisya singkat.

"Yaudah sih wir " Ketus Oliv.

Mereka bertiga pun melanjutkan makannya dan tak ada obrolan lagi.

Tak lupa mereka membeli camilan ringan untuk dibawa ke kelas.

"Bukannya tadi, kita gak jadi makan jajannya yang dibeli tadi pagi?" Ucap Rissa.

"Eh, iya-ya. Tadi gak jadi makan gara-gara Aldo bajingan itu" Umpat Raisya.

"Heh!! Mulutnya!" Sembur Rissa.

"Kayaknya bentar lagi lu bakal dipanggil sama bu Ina" Ucap Oliv tiba-tiba.

"Pasti" Jawab Raisya.

Mereka bertiga menuju ke kelas untuk menghabiskan camilan yang mereka beli.

"Eh.... Guyssss... Disini ada Raisya gak??? Gawat! Gawattt!" Ucap pria dengan gayanya yang lemah gemulai itu, ia bernama Kevin.

"Nih" Oliv menunjukkan Raisya yang sedang meneguk minuman kesukaannya.

"eh, Rayy. Lu di panggil Bu Ina tuhhh" Ucap Kevin dengan lemah gemulai.

"Iya-iya. Gue udah tahu." Ketus Raisya dan beranjak pergi.

"tungguin Ray." Ucap Oliv sambil ngos-ngosan.

setelah sampai di ruang BK pun Raisya langsung duduk di samping Aldo tanpa disuruh.

"Kamu lagi, kamu lagi" Cibir Bu Ina.

"Ya, kalo ibu gak mau ketemu saya jangan panggil saya lah Bu" Ketus Raisya.

"Kamu ya! Nggak sopan!" Marah Bu Ina.

"Kalian ini ngapa sih! Masa cuma kertas kena air aja sampai berkelahi. " Cibir Bu Ina.

"Buk. Kalau barang penting punya ibu dirusak ibu marah nggak?" Ketus Raisya.

" Ya marah lah" Jawab Bu ina.

" Kalau gitu ngapa ibu bilang tugas saya itu cuma kertas! Kalau ibu kayak gitu berarti ibu nggak ngehargai kerja keras saya dong" Cibir Raisya.

"Aldo?! Tadi kamu bilang itu cuma kertas coret coret punya Raisya?"

"I-iya Bu. Saya salah ngomong" Gagap Aldo.

"heh, anj*ng!! Lu bilang cuma kertas coret coret sini muka lu gue coret coret " Sungut Raisya sambil menarik rambut Aldo.

Aldo pun tak kalah marah, ia menarik rambut Raisya.

"cowok kok main Jambak!"

"Emang cuma cewek yang boleh main Jambak!!"

"CUKUPPP!! KALIAN YA! UDAH SALAH MALAH NAMBAH MASALAH AJA!!! KALIAN BERSIHIN GUDANG SEKOLAH SAMPE BERSIH, KALO GAK BERSIH!! GAK BOLEH PULANG!! IBUK BAGI TEMPAT YANG HARUS KALIAN BERSIHKAN" Marah Bu Ina .

Mereka pun ke gudang yang berada di paling pojok sekolah dengan hati yang masih kesal.

Raisya mendapatkan bagian membersihkan peralatan olahraga, sedangkan Aldo mendapat bagian membersihkan bagian peralatan kesenian dan lainnya.

Raisya yang sudah terbiasa dengan tempat bersih, dan juga ia dapat melakukan pekerjaan rumah tangga maka dengan sigap ia membersihkan gudang peralatan olahraga itu.

Sedangkan Aldo yang terbiasa hidup dengan kemewahan dan kemalasan, maka ia tak mengerti tentang cara menata agar rapih dan cara untuk membersihkan ruangan itu.

Sedangkan kelas mereka sedang pelajaran olahraga yang guru olahraganya sedang tidak hadir karena baru menikah.

Mereka diberi tugas oleh guru yang sedang piket untuk menyampaikan tugas yang diberikan oleh guru olahraga kepada ketua kelas.

Mereka disuruh untuk tetap melakukan aktivitas olahraga walaupun tidak ada yang membina nya.

Ketua kelas pun mengambil beberapa alat olahraga untuk berolahraga. Seluruh siswa yang perempuan berniat untuk bermain bola voly dan sedangkan yang laki-laki berniat untuk bermain bola kaki.

Ia pun pergi ke gudang olahraga untuk mengambil bola voly dan bola sepak bola.

Begitu sampai, ia melihat Raisya yang sedang berusaha payah untuk mengambil raket yang ada di rak paling atas. Namun, karena ia tidak dapat meraihnya malah membuat rak itu tidak seimbang.

"Aw..... Susah..bangeee...tt" tanpa Raisya sadari, rak tersebut sudah miring.

"AaaaaAAwWw!!!!" Teriak Raisya takut rak tersebut menjatuhinya.

Deket Bangettttt!!!! Gilaaa!!!!

"AaaaaAAwWw!!!!" Teriak Raisya takut rak tersebut menjatuhinya.

Dengan sigap ketua kelasnya menahan rak yang hampir menimpa gadis cantik tersebut.

Raisya pun membuka matanya perlahan, ia terkejut melihat tubuh seorang lelaki di depannya itu namun ia tak begitu memperhatikan wajah lelaki tersebut.

"Lu gapapa?" Tanya lelaki itu sambil menahan rak agar tidak jatuh.

Raisya merasa suara tersebut familiar dan ia mendongak ke atas. Begitu terkejutnya ia melihat seorang lelaki berwajah tampan dengan rambut yang berantakan disertai keringat yang menetes setelah berolahraga.

Ia terkejut karena yang menolongnya ternyata adalah seorang siswa laki-laki yang terdengar begitu cuek dan tak peduli terhadap apapun yang terjadi. Apalagi jantung Raisya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Begitu kencang detak jantung Raisya dan ia takut siswa didepannya mendengar suara detak jantungnya itu.

(Ni jantung ngapa lagi sih!) Batin Raisya.

(Ngapa malah lu sih yang nolong gue. Mending gue kejatuhan nih rak daripada ditolong lu) Kesal Raisya dalam batinnya.

"I-iya. Gue gapapa."Ucapnya sambil membantu menegakkan rak itu kembali.

Raisya sengaja membelakangi lelaki tersebut karena ia tak ingin ketahuan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.

"Lu seriusan gak apa-apa?" Tanya lelaki itu sekali lagi.

"Udah gue bilang! Gue gapapa!" Teriak Raisya.

"Lu kayak demam tuh"

"Dah lah, sana. Btw makasih" Raisya tak ingin menghadap ke arah lelaki itu karena mukanya dan detang jantungnya sedang tak keruan.

Raisya pun melanjutkan bersih-bersihnya.

Ia tak menyadari bahwa di belakangnya sudah ada lelaki itu.

"Minggir, gue mau ngambil bola voli." Ucap lelaki itu.

(kan tempat untuk lu ngambil bola luas ngapa harus di belakang gue sih!) Gerutunya .

(Eh... Deket Bangettttt!!!! Gilaaa!!!!) Batin Raisya.

Detak jantungnya semakin tak keruan akibat pemuda itu berada tepat di belakangnya.

Raisya tak dapat mengeluarkan sepatah katapun karena mukanya sudah sangat merah.

Setelah mengambil bola voli dan bola basket, pemuda itu langsung pergi meninggalkan Raisya sendiri di gudang olahraga.

Ketika pemuda itu sudah pergi jauh. Raisya langsung menghembus nafas lega.

"Tu orang hobinya bikin orang lain deg-degan apa ya?" Gerutu Raisya sambil membereskan barang barang yang terjatuh dari rak tadi.

Setelah selesai membersihkan gudang, Raisya bergegas menemui Ibu Ina untuk memberitahukan bahwa ia sudah selesai.

"Permisi" Ucap Raisya.

"Masuk" Jawab Bu ina.

Raisya pun memberitahu bahwa ia telah selesai membersihkan gudang peralatan olahraganya.

"Heleh, mungkin gak bersih jugaan. Anak orang kaya mah gak mungkin bisa pegang sapu dan kemoceng." Cibir Bu Ina.

"Kalau Ibu gak percaya.... Yaudah, yang penting saya udah selesai bersihin gudangnya" Ketus Raisya.

Bu Ina yang malas untuk pergi ke gudang peralatan olahraga karena jaraknya yang cukup jauh, maka ia menyuruh Raisya untuk pergi saja.

"Dah lah. Sana kembali ke kelasnya, kalau sampe ketawan berkelahi lagi gak cuma gudang olahraga tapi beberapa ruangan yang udah terbengkalai lainnya kamu yang harus membersihkan. Ngerti!"

"Baik Bu"Ucap Raisya.

Rasiya pun pergi menuju kelasnya.

____

Disisi lain, Oliv dan Rissa yang sedang menunggu Raisya sambil menonton Drakor melalui handphone milik Rissa.

"Kok Ray belum balik-balik,ya?" Ucap Rissa.

"Mungkin dia dihukum bersihin gudang lagi" Jawab Oliv namun matanya tetap tak berpaling dari handphone milik Rissa.

"Oh, itu Ray" Ucap Rissa sambil menunjuk ke arah Raisya yang baru masuk ke kelasnya.

Benar saja, setelah Oliv mengikuti arah yang ditunjuk oleh Rissa, dia melihat Raisya yang sudah kembali.

"Balik juga lu Ray. Dari tadi kami tungguin" Ucap Oliv kepada Raisya yang baru duduk di sampingnya.

"Mana ada, orang dari tadi lu cuma fokus ke hp gue sambil nonton Drakor jugaan" Sahut Rissa.

"Iya, gue tadi hampir ketimpa rak yang gueeeede bangettt" Ucap Rissa sambil memperagakan betapa besarnya rak yang hampir menimpa nya.

"terusss, lu gapapa kan, Ray?? Lu ada yang luka?" Khawatir Rissa.

"Nggak, gue gapapa. Tadi ada yang nolong gue" Jawab Raisya menenangkan sahabatnya yang sangat mudah khawatir.

Raisya pun menundukkan kepalanya karena takut ketahuan bahwa yang menolongnya adalah seseorang yang ia sukai.

"Siapa yang nolong lu?" Tanya Oliv.

"Orang" Jawab Raisya singkat karena tak ingin suara gemetarnya terdengar oleh kedua sahabatnya.

Sementara Aldo sudah kabur karena ia tak mengerti cara bersih-bersih. Ia kabur ke kantin untuk bermain hp sembari memakan camilan.

"Do, lu tadi di panggil ke ruangan Bu Betty. Gara-gara lu ngerusak tugasnya Raisya." Ucap salah seorang siswa yang sekelas dengan Aldo dan hendak pergi ke WC.

"Anj*r lah. Dasar cewek Cepu" Umpat Aldo dan segera pergi menuju ruang Ibu Betty.

"Bukan Ray, tapi Oliv yang ngasih tahu" Sahut siswa tersebut.

"Sama aja, apalagi si Oliv Bangs*t satu itu." Umpat Aldo sekali lagi dan pergi menuju ruang Ibu Betty.

____

Hingga pada akhirnya Aldo tetaplah disuruh untuk membersihkan gudang kesenian. Yang sekarang ia diawasi langsung oleh ibu Betty.

Walaupun ia tidak bisa bersih-bersih, setidaknya ia dengan betul-betul membersihkan gudang itu karena takut hukumannya akan ditambah jika ia tidak membersihkan gudang kesenian dengan baik.

Begitu selesai membersihkan, Aldo sudah diperbolehkan kembali ke kelasnya. Namun tetap saja karena sifatnya yang nakal, Aldo malah kembali lagi ke kantin untuk bermain hp sembari menikmati makanan di kantin.

*******

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!