NovelToon NovelToon

Dilamar Tuan Ibrahim

Episode 1

Hujan turun dengan derasnya di sore hari ini. Seorang gadis sedang berteduh di warung pinggir jalan yang sudah tutup.

Gadis itu bernama Viora Rendra Henderson. Seorang gadis cantik nona muda dari keluarga terkaya.

Viora menengadah ke langit melihat awan masih menggumpal hitam pekat. Hujan turun pun semakin deras.

Viora melihat ponselnya yang kehabisan daya, karena lupa mengecas nya. Viora menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Tau begini aku bawa mobil tadi," gumam Viora.

Ya demi menghindari kemacetan parah, Viora memutuskan untuk mengendarai motor. Yang tadinya mau cepat, tapi malah terlambat.

Tiba-tiba...

Braak ... Sebuah mobil menabrak pembatas jalan, Viora yang sedang berteduh pun segera berlari menuju mobil yang menabrak pembatas jalan tersebut.

Tidak peduli hujan turun, dan tidak peduli basah kuyup. Demi menolong seseorang, Viora harus rela kehujanan.

Viora mengintip dari balik kaca mobil, tapi kaca mobil itu gelap. Viora mencoba menggedor-gedor kaca mobil, tapi tidak ada sahutan sama sekali.

Viora menoleh kesegala arah, melihat ada kayu sebesar betis manusia. Tanpa pikir panjang Viora mengambil kayu tersebut dan menghantam kan nya kekaca mobil.

Kaca mobil pun pecah, sehingga Viora bisa melihat orang didalam. Seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat cantik meskipun sudah berumur. Viora segera membuka pintu mobil tersebut. Viora mencari sesuatu dalam tas milik wanita itu.

Viora pun mengambil ponsel milik wanita itu, lalu menghubungi Ambulans. Viora mencoba menyadarkan wanita tersebut.

Wanita itu membuka matanya sedikit lalu bergumam.

"Apakah aku sudah meninggal? Mengapa ada bidadari?" gumamnya. Kemudian ia kembali tidak sadarkan diri.

Tidak berapa lama ambulans pun datang, petugas pun segera mengeluarkan wanita itu dari mobil. Lalu membawanya kerumah sakit.

"Apa Nona keluarganya?" tanya petugas rumah sakit.

"Bukan, saya hanya menemukannya disini," jawab Viora.

"Sebaiknya Nona menghubungi keluarganya," ucap petugas itu.

Viora pun menghubungi pihak keluarga. Dan terdengar suara berat seorang pria.

"Halo, dengan tuan Ghafur Yusuf?" tanya Viora.

"Ya saya sendiri, bagaimana ponsel istri saya ada pada anda?" tanyanya.

"Maaf tuan, istri anda kecelakaan dan sekarang dibawa kerumah sakit," jawab Viora.

Karena panik, Ghafur pun mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Sedangkan ponsel milik wanita itu Viora berikan kepada petugas rumah sakit lengkap dengan tas milik wanita itu.

"Maaf pak, saya tidak bisa ikut ke rumah sakit. Ini ponsel dan tas milik ibu itu," Viora menyerahkan tas tersebut.

"Baik Nona," jawab petugas. Kemudian mereka pun bergegas membawa wanita itu kerumah sakit.

"Astaghfirullah, aku lupa kasih tau alamat rumah sakitnya," gumam Viora.

Viora kembali ke motornya, terlanjur sudah basah kuyup. Akhirnya Viora pun kembali kerumahnya dalam keadaan hujan.

Sepanjang perjalanan Viora menggigil kedinginan. Tidak bawa jaket, tidak bawa mantel hujan. Akhirnya Viora pun tiba dirumahnya.

Aisyah yang melihat sang putri kedinginan langsung menyuruh pelayan membuatkan minuman hangat untuk sang putri.

Aisyah mengikuti Viora hingga kedalam kamar. Dan menyiapkan air hangat untuk putrinya mandi. Viora langsung masuk kedalam bathtub yang telah diisi air hangat dan sabun aroma terapi oleh Aisyah.

Aisyah pun segera keluar dari kamar sang putri. Aisyah langsung kedapur untuk mengambil cemilan dan minuman hangat buatan pelayan.

Hanya beberapa menit, Viora sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Viora ingin sholat ashar terlebih dahulu.

Aisyah masuk kembali kedalam kamar putrinya. Dan melihat putrinya sedang sholat, karena waktu ashar tinggal beberapa menit lagi.

Aisyah duduk menunggu putrinya di tempat tidur, Aisyah tersenyum saat melihat sang putri sudah selesai.

"Kok gak bawa mobil sayang?" tanya Aisyah.

"Tadinya mau menghindari kemacetan Ma, gak taunya sorenya hujan," jawab Viora.

"Sudah tau musim hujan, harusnya bawa jaket atau mantel hujan," kata Aisyah.

"Ma, kalau tau mati besok, aku gali kubur hari ini," canda Viora.

"Huus ... Jangan ngomong begitu, gak baik," cegah Aisyah.

"Seumpamanya ma, itu artinya kita tidak tau apa yang bakal terjadi kedepannya," jawab Viora.

"Tapi sedia payung sebelum hujan itu lebih baik," kata Aisyah.

"Iya, iya besok tidak lagi begini," kata Viora sambil meneguk susu jahe buatan pelayan.

"Bagaimana usaha butikmu sayang?" tanya Aisyah.

"Alhamdulillah ma, semua berjalan lancar. Dan semua orang suka dengan hasil desainku," jawab Viora.

"Mama keluar dulu, sebentar lagi waktu magrib," kata Aisyah.

"Iya ma, selesai sholat aku juga turun kok," ujar Viora.

Abqari baru saja datang dari perusahaan. Abqari sekarang mengelola perusahaan milik papanya, karena Ren ingin istirahat lebih awal. Dan ingin punya banyak waktu bersama sang istri tercinta.

Sebuah keluarga harmonis yang jauh dari gosip miring. Pelakor? Jangan tanya, selalu ada saja yang ingin menggoda Ren. Tapi Aisyah dengan sikap bijaksana mampu membuat pelakor kena mental.

Setelah selesai sholat Maghrib, Viora pun turun untuk makan malam. Di meja makan sudah ada Papa, Mama dan Abqari yang juga sudah selesai sholat.

Kamu kehujanan Ra?" tanya Abqari.

"Iya Ri, lupa bawa mantel hujan," jawab Viora.

"Kenapa gak bawa mobil?" tanya Ren.

"Tadinya untuk menghindari macet, tau-tau kehujanan," jawab Viora.

"Besok-besok bawa mobil, atau kalau pakai motor bawa mantel hujan," pesan Ren.

"Iya pa," jawab Viora.

Kemudian merekapun makan malam bersama, memang selalu seperti itu. Tapi kalau siang hari, jarang mereka berkumpul saat makan.

Sementara dirumah sakit. Wanita yang Viora tolong masih belum sadarkan diri. Dokter masih menanggani nya diruang UGD.

Ibra datang setelah mendapatkan telepon dari ayahnya. Ibra yang memang ingin pulang ke mansion, pun tidak jadi. Lalu ia memutar haluan kearah rumah sakit.

"Bagaimana keadaan bunda, Yah?" tanya Ibra.

"Belum tau, dokter masih memeriksanya didalam," jawab Ghafur.

Ibra duduk dikursi tunggu didepan ruang UGD. Beberapa menit kemudian, dokter sudah selesai memeriksanya.

"Bagaimana dok keadaan istri saya?" tanya Ghafur.

"Alhamdulillah, keadaan istri bapak tidak terlalu parah. Hanya luka di kepalanya karena benturan, dan kami sudah menangani nya," jawab dokter.

"Terima kasih dok," ucap Ibra.

Dokter tersenyum, dia terpesona dengan ketampanan pria didepannya ini. Dengan bulu halus disekitar rahangnya. Membuat pesona seorang Ibrahim Yusuf sangat kentara.

"Kalau begitu saya permisi," ucap dokter wanita itu. Tapi matanya masih menatap wajah tampan seorang Ibrahim.

Seorang petugas rumah sakit menyerahkan tas milik istrinya, tadi saat Ghafur menghubungi ponsel istri kembali, petugas rumah sakit yang menjawabnya dan menyebutkan alamat rumah sakit tersebut.

"Terima kasih," ucap Ghafur.

"Sama-sama Tuan," jawab petugas itu.

Ghafur hendak memberi petugas itu uang, tapi ditolak dengan alasan itu memang sudah tugas mereka. Dan juga mereka melakukan pekerjaan ini dengan ikhlas.

"Sekali lagi terima kasih," ucap Ghafur. Petugas itu mengangguk.

"Tunggu! Tadi yang menelpon suara seorang perempuan. Siapa? mengapa dia ada disaat istriku kecelakaan?" tanya Ghafur.

"Saya kurang tau pasti tuan, tapi gadis itulah yang menghubungi kami," jawab petugas itu.

Ghafur mengangguk. Kemudian ia melihat istrinya didorong oleh suster dan akan dipindahkan keruangan perawatan. Petugas itupun sudah berlalu dari situ.

.

Baru permulaan semoga kalian suka dengan alur ceritanya.

Hai ... ini karya yang selanjutnya ya. Untuk kalian para pembaca setiaku, semoga sehat selalu agar bisa membaca karya recehku ini.

Meskipun kurang menarik, tapi aku menulis dengan sepenuh hati semoga kalian terhibur.

Ditunggu like, komentar gift dan vote seikhlas kalian. Dan jangan lupa tekan tanda ♥️ dibawah ini. Agar dapat notifikasi bila ada update. Soalnya aku update tidak menentu. Kadang pagi, siang, sore dan malam. Tergantung ada kesempatan. Soalnya aku juga bekerja di dunia nyata.

Terima kasih sebelumnya. Dan semoga kalian terhibur.

Episode 2

Ghafur dan Ibra mengikuti perawat yang sedang mendorong brankar rumah sakit. Tentu saja ruang VVIP menjadi pilihan mereka.

Azizah masih belum sadarkan diri saat dipindahkan keruang perawatan. Setelah merasa sedikit tenang, Ibra mengajak sang ayah untuk sholat Maghrib berjamaah. Karena waktunya hampir habis.

Malam ini mereka terpaksa menginap di rumah sakit.

Keesokan harinya...

Ibra sudah selesai melaksanakan kewajiban sebagai umat Islam bersama sang ayah. Dilihat nya sang bunda masih betah tertidur, mungkin karena pengaruh obat.

Ibra duduk dikursi disamping ranjang sang bunda. Wanita yang paling ia cintai yang sudah melahirkannya kedunia ini.

Ibrahim Yusuf, nama yang diberikan oleh sang kakek. Berharap bila besar nanti akan menjadi manusia yang berguna dan berbakti kepada orang tua serta taat kepada Sang Pencipta.

Ibra sejak kecil dididik dengan ilmu agama disebuah pesantren. Hingga ia berumur 18 tahun.

Lalu sang ayah memasukkan nya ke universitas ternama di Kairo. Memang tidak mengecewakan. Ibra lulus dengan sangat baik.

Setiap malam Jumat, Ibra akan ke pesantren untuk mengajar santri dan santriwati disana. Selain menjadi seorang CEO, Ibra juga seorang ustadz.

Tapi sayangnya, hingga saat ini belum ada yang bisa menggetarkan hatinya selain gadis yang berhijab waktu itu. Hingga sampai saat ini ia belum menemukan gadis itu kembali.

Azizah perlahan membuka matanya. Hal yang pertama ia lihat adalah Ibra yang berada disampingnya. Sedangkan Ghafur keluar mencari sarapan untuk mereka.

"Apa aku sudah meninggal?" tanyanya.

"Bunda, mengapa bicara seperti itu?" tanya Ibra balik.

"Bunda, bunda melihat bidadari, dia sangat cantik," jawab Azizah.

"Mungkin bunda bermimpi, bunda kemarin kecelakaan," kata Ibra. Azizah menggeleng.

"Tidak, aku tidak bermimpi, aku memang melihatnya. Setelah itu aku tidak ingat lagi," ucapnya.

"Bunda istirahat dulu, pasti bunda berhalusinasi akibat kecelakaan," kata Ibra.

Kemudian Ghafur pun masuk sambil menenteng makanan yang ia beli. Bubur ayam untuk mereka sarapan.

Ghafur dengan telaten menyuapi istrinya. Sedangkan Ibra makan di meja lain. Tanpa mempedulikan kedua orang tuanya yang terlihat mesra. Hal itu sudah biasa baginya.

"Bagaimana keadaan bunda?" tanya Ghafur.

"Kepala bunda pusing, Yah. Mungkin karena benturan keras," jawab Azizah.

"Ya sudah, bunda istirahat dulu," pinta Ghafur.

Dokter wanita masuk untuk memeriksa pasiennya. Tapi matanya memandang lekat kearah Ibra. Hingga tanpa sadar dokter wanita itu tersandung pada meja kecil didekat ranjang rumah sakit.

Ibra spontan menutup mulutnya agar tidak tertawa lebih keras. Kemudian ia memandang kearah lain. Kemudian berlari kecil keluar ruangan.

Saat diluar ruangan, Ibra tidak bisa lagi menahan tawanya. Hingga orang yang melihatnya mengira dia gila. Ibra memegangi perutnya yang terasa sakit. Belum pernah ia tertawa seperti itu.

Setelah merasa reda, Ibra kembali masuk. Tapi saat melihat dokter itu, ia kembali tertawa. Sampai Dokter wanita itu malu karena ditertawakan oleh Ibra.

"Berhenti tertawa, nanti orang tersinggung," cegah Ghafur.

"Habisnya lucu, kok ada ya dokter yang konyol seperti itu," kata Ibra.

Mereka sampai lupa hendak menanyakan keadaan Azizah. Baru setelah dokter hendak keluar, Ghafur pun mencegahnya dan bertanya keadaan istrinya.

"Nyonya baik-baik saja. Nanti sore sudah boleh pulang," jawab dokter.

Kali ini dokter itu tidak berani menatap Ibra, ia benar-benar malu setelah terbentur meja. Setelah kepergian dokter wanita itu, Ibra ditegur oleh sang bunda.

"Kamu tidak kekantor?" tanya Ghafur.

"Nanti siang, kebetulan siang ini ada rapat penting dengan klien," jawab Ibra.

Tapi baru saja Ibra bicara begitu, ponsel miliknya berdering. Ibra melihat nama pemanggil tersebut. Dan ternyata dari asistennya.

"Assalamualaikum," Ibra mengucap salam.

"Wa'alaikum sallam tuan muda," jawab asisten yang bernama Aaron.

"Katakan!" seperti biasa kalau bicara dengan asistennya dan karyawan nya, Ibra berubah tegas. Tapi akan sangat lembut saat berhadapan dengan keluarganya.

"Klien kita memajukan pertemuan menjadi jam 8 pagi tuan," lapor Aaron.

Ibra melihat jam tangannya masih ada waktu 30 menit. Ibra segera bergegas pergi setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya. Ponselnya masih terhubung karena terlalu terburu-buru.

Dengan kecepatan tinggi, Ibra mengendarai mobilnya. Saat dilampu merah, terjadi kemacetan.

Ibra melihat ada motor terparkir dipinggir jalan, sementara pemilik motor tersebut sedang menolong seorang kakek yang ingin menyeberang jalan.

Tanpa pikir panjang, Ibra segera keluar dari mobil. Dan langsung menaiki motor tersebut. Viora yang menyadari hal itu pun berteriak.

"Hei, motorku...!" Viora berteriak sekencang mungkin.

Tapi Ibra malah tidak peduli, lalu melemparkan kunci mobil nya kepada Viora. Ibra tidak menyadari kalau motor yang ia pakai adalah milik gadis yang ia temui di pesta pernikahan waktu itu. Hingga kini ia terus mencari gadis itu.

Viora segera menuju mobil milik Ibra, karena dari arah belakang sudah ada yang membunyikan klakson mobil mereka masing-masing.

Dengan terpaksa, Viora mengendarai mobil milik Ibra menuju butik miliknya. Viora tidak mengenal Ibra, karena pertemuan waktu itu, hanya Ibra yang melihat Viora. Sedangkan Viora tidak.

Ibra datang ketempat pertemuan dengan klien, ia merasa lega karena tidak terlambat datang. Ia rela kehilangan mobil daripada kehilangan kontak yang sangat besar ini. Satu tandatangan saja bisa mencapai miliaran. Sementara mobil masih dibawah harga itu.

"Bagaimana?" tanya Ibra.

"Maaf tuan, klien kita membatalkan pertemuannya hari ini. Dan akan ditunda Minggu depan," jawab Aaron.

"Mengapa tidak diberitahu awal-awal?" tanya Ibra.

"Maaf tuan, saya menelpon tuan tapi tidak dijawab," jawab Aaron.

Ibra mencari ponselnya, ternyata tertinggal didalam mobil. Ibra menghela nafas panjang.

"Sudahlah," kata Ibra akhirnya.

"Maaf tuan, motor siapa yang tuan bawa?" tanya Aaron.

"Gak tau, gara-gara ingin cepat, aku sampai meninggalkan mobilku dan menggantinya dengan motor ini," jawab Ibra. Jujur ia merasa dipermainkan saat ini. Tiba-tiba saja rapatnya ditunda Minggu depan.

Sedangkan dirinya sudah mati-matian ingin secepatnya tiba ditempat agar tidak terlambat menemui klien.

"Kita ke kantor," titah Ibra. Karena posisi mereka saat ini berada di hotel. Lebih tepatnya di restoran hotel.

Ibra mengendarai motornya tanpa menggunakan helm. Sebab helm nya masih menempel diatas kepala Viora.

Beruntung tidak ada polisi lalu lintas. Kalau ada bisa berabe. Bisa-bisa ia dituduh mencuri.

Saat tiba didepan perusahaan, para karyawan nya merasa heran saat melihat bosnya memakai motor. Mereka berbisik-bisik karena tidak biasanya bos mereka seperti itu.

Sementara Viora sudah tiba di butik miliknya, sekarang dia sudah mulai mencoret-coret kan pensil miliknya untuk menggambar gaun, dress dan sejenisnya. Semua kain untuk membuat gaun dan pakaian lainnya, adalah kain berkualitas terbaik. sehingga para pelanggan sangat berpuas hati dengan hasilnya.

Dan juga hasil desain miliknya lebih berkelas. Tidak heran bagi mereka rela menghabiskan uang banyak hanya untuk membeli gaun atau pakaian dari butik Viora.

.

Semoga novel ini ramai yang baca seperti novel Aleta dan Ars.

Episode 3

Viora sibuk hari ini, hingga ia melupakan makan siang. Beruntung asistennya kompeten dalam bekerja. Tidak membiarkan Nonanya kelaparan. Meskipun Viora tidak terlalu lapar.

"Nona, makan siang dulu," pinta Meisya.

"Oh iya, gak nyadar ternyata sudah waktunya makan siang," ucap Viora.

Meisya dan Viora pun makan siang bersama didalam ruang kerja Viora. Setelah selesai makan siang, Viora meminta memeriksa mobil yang tadi ia bawa.

Meisya pun segera keluar dari butik dan memeriksa mobil tersebut. Terdapat dompet dan beberapa surat mobil. Meisya pun menyerahkan benda itu kepada Viora.

"Nona, saya cuma menemukan ini," ucap Meisya. Sedangkan ponsel masih ada didalam mobil.

Viora melihat identitas tersebut dan rencananya ia akan mengembalikan mobil tersebut.

"Ibrahim Yusuf?" gumam Viora.

Disana tertera alamat mansion Ibra. Viora segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju parkiran. Viora ingin mengembalikan mobil itu saat ini juga.

Viora menyetir dengan kecepatan tinggi agar bisa sampai ketempat yang dituju. Dalam perjalanan ia berpikir keras, mengapa ada orang yang seceroboh ini?

Tapi Viora tidak ambil pusing tentang itu. Baginya yang penting mobil ini kembali ke pemiliknya.

Viora tiba di alamat yang dituju. Penjaga gerbang membukakan pintu gerbang, karena mengira tuan muda mereka yang datang.

Viora keluar dari mobil dan menyerahkan kunci mobil tersebut. kedua penjaga gerbang heran saat melihat mobil tuan muda nya dibawa pulang oleh gadis cantik.

"Permisi pak, ini mobil tolong dibawa masuk ya, Pak. Soalnya saya buru-buru," ucap Viora.

"Ba-baik Nona," jawab penjaga itu gugup.

Kemudian Viora segera menelepon taksi online. Setengah jam kemudian taksi pun tiba. Viora pun kembali ke butik.

Sementara Ibra kebingungan, karena ponsel dan dompetnya ternyata tertinggal didalam mobil. Karena saking terburu-buru nya sehingga ia melupakan segalanya.

"Ron, pinjam uang kamu dulu, dompet dan ponsel saya tertinggal didalam mobil," kata Ibra.

"Ini tuan," Aaron mengeluarkan uang 200 ribu dan menyerahkan nya kepada tuannya itu.

Ibra pun meminta dibelikan makanan kepada Aaron. Sang asisten pun mengiyakan saja.

"Apes banget nasib hari ini," gumam Ibra. Kalau di perusahaan, Ibra tetap menjalankan ibadahnya. Ada mushola di perusahaan ini di khususkan untuk para karyawan. Sesibuk apapun karyawan, Ibra tetap memberikan mereka waktu untuk melakukan ibadah 5 waktu. Bagi yang beragama Islam.

Sementara Ibra sendiri, dia akan sholat diruang pribadi miliknya.

Sore hari...

Ibra pun pulang dengan mengendarai motor milik Viora.

"Kalau begini, enakan pakai motor bisa terhindar dari macet parah," gumam Ibra saat diperjalanan.

Tiba di mansion, kedua penjaga gerbang heran melihat tuan mudanya menggunakan motor. Sedangkan mobilnya diantar oleh seorang gadis cantik.

Saat tiba didepan mansion, mobil Ibra sudah terparkir cantik. Ibra memeriksa mobilnya dan semuanya utuh. Tidak ada satupun yang hilang.

Ibra masuk kedalam mansion. Dilihatnya sang bunda sudah pulang dari rumah sakit.

"Loh, bukannya kamu tadi sudah pulang? Ayah lihat mobilmu sudah terparkir didepan?" tanya Ghafur.

"Aku juga heran, Yah. Kok mobilku sudah ada?" jawab Ibra.

"Lalu kamu pakai apa?" tanya Ghafur lagi.

Ibra pun menceritakan kejadiannya dari awal sampai akhir. Ghafur hanya geleng-geleng kepala dengan kekonyolan putranya itu.

"Bisa-bisanya kamu seperti itu, kalau orang itu menuntut kamu gimana?" tanya Azizah.

"Gak mungkin lah Bun, tadi aku memberikan kunci mobil kepadanya," jawab Ibra.

"Kalau kamu berikan kunci mobilmu padanya, berarti orang itu yang mengantarkan mobilnya," tebak Ghafur.

Ibra berfikir sejenak, kemudian ia menelepon penjaga gerbang untuk kemari. Dengan tergesa-gesa penjaga gerbang menemui majikannya.

"Iya tuan muda, ada apa tuan muda memanggil kami?" tanya penjaga gerbang.

"Kamu lihat mobil saya? Siapa yang mengantarnya kemari?" tanya Ibra.

"Tadi kami pikir tuan muda sudah kembali, ternyata seorang gadis cantik yang mengantar mobil tersebut," jawab penjaga 1.

"Gadis cantik? Apa dia memakai gamis ungu?" tanya Ibra.

"Benar tuan, bahkan gadis itu berhijab, tuan," jawab penjaga 2.

"Ya sudah, sekarang kalian boleh kembali," titah Ibra.

"Bagaimana?" tanya Ghafur.

"Aku juga tidak kenal, Yah. Kata penjaga yang mengantar mobilku seorang gadis," jawab Ibra.

"Kalau begitu, ayah akan membawa bundamu kekamar untuk beristirahat," ucap Ghafur.

"Aku juga mau istirahat, Yah," ujar Ibra.

Ibra pun menaiki anak tangga, saat didalam kamarnya Ibra teringat dengan gadis itu. Tapi wajahnya tidak terlihat jelas oleh Ibra.

"Kok aku baru menyadari kalau gadis itu begitu familiar," gumam Ibra.

Ibra berpikir keras dan mengingat gadis itu. Tapi sekuat apapun dia berpikir, tetap hasilnya nihil.

Ibra masuk kedalam kamar mandi, sebelum masuk waktu Maghrib ia akan melakukan pekerjaan lain.

Sedangkan Viora meminta supir pribadi untuk menjemputnya. Karena ia tidak memiliki kendaraan untuk pulang.

Sementara menunggu supir datang, Viora masih melakukan pekerjaannya, memeriksa berkas dan pesanan gaun serta pakaian untuk pelanggannya.

Tidak berapa lama, supir pun datang. Viora segera menghentikan pekerjaannya. Sementara pegawai yang lain sudah pulang. Karena memang waktu jam kerja sudah habis.

"Nona Vio, tumben minta di jemput?" tanya supir yang bernama Hasan.

"Lagi apes, paman," jawab Viora.

Hasan tidak lagi bertanya, dia hanya mempersilahkan nona mudanya untuk masuk setelah dibukakan pintu mobil.

Hasan pun mulai menjalankan mobilnya, Awalnya perlahan, kemudian mulai melaju karena permintaan Viora.

Tiba di rumah, Hasan segera memarkirkan mobilnya, Viora segera keluar dari mobil. Dan berjalan masuk kedalam rumah. Seperti biasa, Viora menyalami kedua orang tuanya dan mencium tangannya. Baru setelah itu Viora masuk kedalam kamar. Karena ia ingin mandi terlebih dahulu.

Aisyah masuk kedalam kamar Viora, ia melihat Viora sedang berbaring sambil berbalas pesan dengan saudaranya yang lain. Kemudian saudaranya menelpon karena penasaran dengan cerita Viora.

"Terus bagaimana?" tanya Nayara.

"Ya gitu deh, mobilnya udah aku kembalikan," jawab Viora.

"Mobil?" tanya Aisyah.

"Ehh Mama," ucap Viora. Karena ia tidak menyadari kalau sang Mama masuk.

"Tadi kamu bilang mobil, mobil siapa?" tanya Aisyah.

Viora tidak punya pilihan lain selain menceritakan tentang kejadian tadi. Aisyah tertawa mendengarnya.

"Jangan-jangan dia jodohmu," goda Aisyah.

"Gak mungkin, kalau memang dia jodohku, kalau dia melamar akan aku terima, tapi aku yakin dia bukan jodohku," balas Viora menggoda sang Mama.

"Hati-hati berbicara, ucapan adalah doa," jawab Aisyah.

"Serius," ucap suara dari seberang telepon. Karena Viora belum mematikan sambungan teleponnya. Sehingga Nayara bisa mendengar obrolan ibu dan anak itu.

"Ish, udah kaya bensin dekat api," ucap Viora.

"Lah emang benar yang Mama Ais bilang, ucapan adalah doa. Aku Aamiin kan aja deh," goda Nayara.

"Aamiin," ucap Aisyah juga.

Viora membulatkan matanya saat sang Mama menyebut aamiin.

Kemudian sambungan telepon pun terputus. Viora kembali berbaring sementara menunggu waktu Maghrib.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!