NovelToon NovelToon

Kejamnya Suami Dan Temanku

Positif Cancer Rahim

Buat Alina dunia itu penuh dengan sandiwara dan kemunafikan, apa yang Alina inginkan sebenarnya hanya sederhana namun yang ada Alina harus menelan pil pahit paska ia menikah dengan Nino suaminya.

Keluarga suaminya yang toxic selalu merundungnya, memberikan begitu banyak pekerjaan rumah, apalagi ibu mertuanya yang jahat selalu merendahkannya seperti layaknya pembantu karena Alina yang menurut ibu mertuanya dia tidak sepadan dengan Nino puteranya.

Ya Alina menikahi keluarga toxic, untungnya Alina masih memiliki puteri yang ia sayangi walau anak itu tidak lahir dari rahimnya, anak adopsi yang mampu membuat rasa lelah Alina lenyap jika sudah melihat puterinya yang ia beri nama Nesya.

Dan kini dirumah sakit, diruangan dokter seorang wanita berusia 28 tahun tertegun setelah membaca hasil pemeriksaan dirinya yang sudah beberapa bulan ini sering mengeluh jika ia habis berhubungan intim dengan suaminya.

Alina menatap hasil kertas yang menyatakan ia positif terkena penyakit yang menjadi momok kaum perempuan, penyakit yang akan menjaga hidupnya kedepannya.

" Maaf saya harus menyampaikan bahwa anda terkena penyakit kanker rahim stadium 3." ucap sang dokter dirumah sakit terkemuka dikota itu.

" Apa dok ?? Itu tidak mungkin, ini pasti salah." Tangis Alina.

" Tapi Bu, itu memang kenyataannya, anda harus sering rutin berobat kedepannya." dokter itu memberikan jadwal rutin prakteknya dan dengan langkah lunglai Alina keluar dari ruang dokter itu

Dokter pria itu menatap wajah sayu pasiennya, dokter pria itu sekilas menatap wajah Alina.

" Dokter Andrew, tolong pasien ada yang pingsan!!" teriak perawat yang langsung nyelonong masuk.

Dokter Andre berlari mengikuti perawat yang tadi sempat masuk kedalam ruangannya, dan ternyata pasien itu adalah Alina yang tadi sempat berkonsultasi padanya.

pria tampan yang berusia 32 tahun itu mengendong tubuh mungil Alina dan membawanya brankar yang sudah disiapkan perawat.

" Segera bawa keruang UGD, saya akan memeriksanya." Ucap dokter Andrew panik

Dokter Andrew memeriksa kondisi Alina, ia cukup tercengang menatap tubuh Alina yang tak sengaja ia periksa pada bagian dada dan perutnya.

Ada luka lebam dengan warna keunguan, timbul pikiran dokter Andrew bahwa Alina korban kekerasan dari keluarganya, namun itu hanya spekulasi dokter tampan itu yang sesaat pintas di pikirannya.

" Sebenarnya apa yang kamu alami, sehingga tubuhmu penuh dengan luka lebam seperti ini ??" monolognya dalam hati sang dokter.

" Dokter sepertinya pasien korban kekerasan, perlukah kita melaporkannya pada pihak berwajib ??" ucap perawat senior yang biasa membantu pekerjaan dokter Andrew

" Jangan gegabah dulu sus, kita tunggu pasien sadar dulu." Andrew pun kini duduk menunggu Alina sadar.

Tak lama hanya 10 menit menunggu akhirnya Alina membuka kelopak matanya, ia mengedarkan pandangannya kesegala arah yang berada didalam kamar yang berbau obat yang menusuk penciuman wanita itu.

" Dokter...kenapa saya disini ?" tanya Alina bingung dan tak ingat kejadian ia bisa sampai diranjang rumah sakit, lebih tepatnya diruang UGD

" Tadi kamu pingsan saat akan menebus obat diapotek, dan perawat saya yang melihat itu langsung memberitahukan kejadian itu pada saya, jadi saya membawamu keruangan ini " timpal dokter Andrew

Alina terdiam dan menyungingkan senyumannya. " Maaf merepotkanmu dokter."

" Tak masalah, sudah jadi kewajiban saya menolongmu." ucap Andrew yang balik tersenyum pada Alina

Ketika Alina akan turun dari ranjang dokter Andrew mencegah wanita yang terlihat kurus dan layu itu.

" Kau beristirahatlah dulu, sampai habis infus yang berada ditanganmu."

" Tapi dokter, nanti aku dicari mertuaku dan nanti dia akan marah."

" Utamakan tubuhmu, jika tubuhmu tak sehat tak akan guna untuk melakukan pekerjaan." cegah dokter Andrew yang sudah menahan tangan Alina

Alina menatap tangannya yang tak kunjung dilepas oleh dokter Andrew, ia sempat menarik tangannya untuk melepaskan diri, dan Andrew yang melihat itu segera melepaskan cekalan tangannya

" Ma..maaf jika saya lancang." Dokter Andrew merasa gugup dengan jantung yang tak bisa ia kondisikan hanya karena tatapan mata teduh nan bening milik Alina.

" Tak ada dokter, saya mengerti, dan saya akan mengikuti saran dokter untuk pulang setelah cairan infus ini habis." Timpal Alina

" Kau harus jaga tubuhmu, kau tahu mengapa kau bisa pingsan ??"

Alina hanya mengelengkan kepalanya

" Kau itu kurang asupan gizi, dan kau dehidrasi juga kelelahan." ucap dokter Andrew

Alina hanya tertunduk tak menjawab, bagaimana ia tidak kelelahan setiap hari ia bagai pembantu yang selalu melayani suami, mertua dan adik dari suaminya yang tak pernah mau membantu pekerjaan rumahnya.

Sudah pasti ia juga kurang makan makanan sehat dan bergizi, ia hanya makan sisa dari keluarga itu setelah semua menikmati makanan yang ia susah payah masak untuk keluarga yang terbilang toxic.

Deraian air mata tak bisa Alina bendung jika mengingat itu, selama 4 tahun pernikahannya ia sejujurnya tak bahagia, suami yang ia cintai kini lebih cuek dan tak perhatian lagi pada Alina selepas Alina tidak pernah berdandan cantik lagi. Apalagi tubuhnya semakin kurus dan ternyata penyebabnya adalah ia memiliki kanker rahim yang menganggu kesehatannya.

Seakan tahu kesedihan pasiennya dokter Andrew hanya terdiam dan tak lagi bersuara hingga cukup lama keduanya terdiam.

" Alina...aku tinggal dulu ya, aku harus visit paseienku dulu." imbuh Andrew yang akhirnya undur diri.

" Iya dokter, terima kasih atas bantuannya." tutur Alina dengan tulus

Kepergian dokter Andrew membuat dirinya menelan ludahnya dengan susah payah, sejujurnya ia takut dokter Andrew akan tahu bahwa ia sering mendapatkan kekerasan dari ibu mertuanya.

Alina menatap jarum infus yang sisa setengah jalan lagi untuk ia bisa pulang kerumah suaminya dan yang pasti ibu mertuanya sudah menunggunya.

Perawat membuka pintu dan masuk dengan membawa makanan rumah sakit, perawat itu mendorongnya kesisi ranjang Alina, dan wanita itu hanya memicingkan sebelah alisnya

" Ini makanan siapa suster?"

" Makanan anda nona, tadi sebelum visit keruangan pasien dokter andrew menyuruh saya memberikan makanan ini pada anda." jawab suster

" Tapi sus, saya sebentar lagi pulang dan ini nanti akan menambah tagihan rumah sakit saya menjadi banyak." Tolak Alina

" Tapi ini semua pemberian dokter Andrew, tadi dokter juga berpesan bahwa jika nona tidak memakan habis makanan ini dokter Andrew akan memberitahukan pada polisi bahwa nona alina mengalami KDRT." Ancam suster kepala.

Mata Alina terbelalak, sungguh ia terkejut bahwa dokter Andrew ternyata telah mengetahui ia memiliki banyak luka memar disekujur tubuhnya

" Benarkah suster? Jadi dokter Andrew tahu semuanya ?? gimana bisa tahu itu sus ??" cecar Alina.

" Dokter mengetahuinya saat memeriksa tubuh anda, jadi turutilah dokter Andrew....makanlah semua ini." Terang suster senior yang terlihat baik hati.

Alina akhirnya mengambil makanan yang terlihat enak dan bergizi masuk kedalam mulutnya hingga makanan itu habis tak bersisa, sedangkan suster itu terlihat senang tugasnya sudah selesai

" Sudah sus, sekarang saya sudah boleh pulangkan ??" tanya Alina yang kini menatap infusnya yang telah habis.

" Sebentar saya lepaskan dulu." perawat itu mengambil alkohol dan kapas untuk melepaskan jarum infus ditangan Alina.

" Segera pulanglah, semua ini gratis " ucap suster itu dan menepuk pundak Alina.

Alina hanya tercengang karena ucapan suster tua itu.

Bersambung.......

Kebaikan Yang Tak Dianggap

Alina yang tadi sempat bengong pun kini tersadar seketika, ia mengejar suster yang tadi mengajak ngobrol dirinya dengan membawakan makanan atas perintah dokter andrew.

" Suster tadi maksudnya apa ?? Kenapa harus gratis ?? Saya disini bayar sus "

" Semua tagihan nona sudah dibayar oleh dokter Andrew, pulanglah keluarga kamu pasti sudah menunggu "

Hampir saja alina lupa ia sudah pergi terlalu lama dirumah sakit ini, untungnya perawat itu seakan alarm yang meninggalkannya akan mertuanya yang pasti sudah menunggu dengan raut marahnya, itu sudah pasti.

" Suster, boleh aku minta nomer dokter Andrew ??"

" Untuk apa ??" kening perawat itu berkerut

" Jangan salah paham, aku hanya ingin mengembalikan uang tagihan rumah sakit untuk hari ini." ucap Alina

" Iya saya tahu, tapi dokter Andrew sudah berpesan untuk menolak uang nona alina, mohon mengerti, maaf saya ada banyak perkejaan yang harus saya kerjakan." Perawat itu pergi setelah mengatakan itu pada Alina.

Sungguh Alina dibuat bingung dengan sikap dokter Andrew, memang ia sudah 5 kali berkonsultasi pada dokter kandungan, dan kebetulan dokter Andrew yang memegang kasus Alina.

Berawal dari ia ingin program hamil, namun ternyata ia memiliki kendala yaitu ia terkena penyakit kanker yang kini sudah memasuki tahap ke tiga, dari situ ia mulai mengenal dokter Andrew yang awalnya terkenal dingin pada orang, terutama dirinya, namun hari ini, ia merasa aneh dengan sikap dokter Andrew padanya.

Tak ingin membuang waktu akhirnya ia pulang kerumah supaya ia tidak dimarahi oleh mertuanya karena terlalu lama pergi meninggalkan rumah

Alina akhirnya naik bus karena uang pemberian suaminya tinggal sedikit, uang jatahnya dari Nino suaminya harus diambil ibu mertuanya setengah dari yang diberikan Nino untuk dirinya.

Ironis sekali ia hanya bisa menabung sedikit untuk keperluan darurat macam kali ini ia periksa kedokter dengan uang tabungan pemberian suaminya, ia tak mau suaminya itu pikiran, apalagi mertuanya dan saudara suaminya selalu menghina dan meracuni pikiran suaminya.

Nino adalah anak patuh ibunya, ayah Nino sudah meninggal 2 tahun yang lalu karena penyakit jantung, dahulu semasa hidupnya ayah Nino yang memperlakukannya dengan baik, namun sayangnya malaikat baik berwujud manusia itu sudah pergi menutup matanya untuk selamanya.

Meninggalkan kesedihan Alina, dan selama 2 tahun meninggalnya ayah mertua Alina ia selalu dianiaya ibu dan adik suaminya. Dahulu sebelum mertuanya meninggal, baik ibu mertua maupun adik Nino tidak berani mengusik Alina karena rasa takut mereka pada ayah mertua Alina.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, Alina kini sudah berada didepan halaman kediaman keluarga suaminya. Alina sempat menghembuskan nafasnya perlahan untuk menghadapi keluarga suaminya.

" Dari mana saja kamu Alina !!" teriak wanita paruh baya ibu kandung dari suaminya Nino yang bernama Lidya.

" Maaf ibu, aku habis dari rumah sakit, tadi aku sempat sakit dan pingsan " jawab Alina dengan jujur.

" Halah itu paling alasanmu saja, kau ingin menghindar dari tugasmu bukan?? lihat sudah hampir sore kau belum juga masak "

" Maafkan aku ibu tapi aku tidak berbohong " ucap Alina

" Cepat buruan masak sebentar lagi Nino pulang dari kantor "

Alina terkesiap dan mengangguk, ia menaruh tasnya dan menuju kedapur untuk mempersiapkan makanan yang akan ia masak untuk makan malam suaminya.

Ponsel Alina berdering ternyata suaminya yang mengirimkan pesan untuknya, bunyi pesan itu

" Sayang malam ini aku harus lembur sebentar, tapi aku akan pulang jam 8 malam."

Setelah membaca pesan suaminya Alina hanya menelan kekecewaan kembali. padahal semalam suaminya berjanji akan mengajak ia dan Nesya puterinya jalan-jalan ke pasar malam.

" Lagi ....kau selalu ingar dengan alasan lembur, kasian Nesya." lirihnya.

Nesya berlari memeluk mamanya dari belakang, Alina yang sedang memasak terkejut akan puterinya yang memeluknya dengan tiba-tiba.

" Nesya sayang, mama lagi masak...kamu duduk disana ya." ucap Alina menunjuk pada sofa yang berada diruang keluarga

" Tapi aku kangen mama, dari tadi eyang marah-marah saja nyariin mama " celoteh Nesya sedikit tidak lancar berbicara

" Maaf sayang, mama tadi periksa, ya sudah kamu duduk disofa sana ya sambil nonton tv, mama mau masak buat papa." Alina mengendong puterinya dan mendudukannya disofa, ia juga menyalakan televisi untuk neysa supaya tidak mengganggu kegiatan memasak dirinya.

Nesya duduk anteng dengan menonton kartun kesukaannya, sedangkan Alina balik kedapur untuk menyiapkan makan malam, sejujurnya ia lelah setiap hari melakukan kegiatan yang sama yang sangat melemahkan tubuhnya apalagi ia juga sedang sakit, namun apakah ia harus jujur dengan kondisinya pada Nino suaminya ??

**

Ditempat lain Nino tidak sedang lembur, ia malah sedang bergumul diranjang mencari kepuasan bersama Fera teman baik istrinya, sekaligus selingkuhan Nino sejak lama

Fera bekerja karena rekomendasi sahabatnya Alina karena waktu itu Fera butuh pekerjaan, dan Alina pun meminta bantuan Nino suaminya setelah mereka baru saja menikah 5 tahun yang lalu.

Di sebuah apartemen besar yang dibeli Nino untuk Fera, lelaki itu dengan gagah bergerak diatas tubuh fera yang sexy, tak bisa dipungkiri kecantikan Fera melebihi Alina yang terbilang sederhana dan tak suka berdandan

Siapa sih yang tidak suka digoda oleh Fera yang berpenampilan sexy dan fashion, hubungan itu tak terendus sampai sekarang keduanya sering melepas hasratnya sekelas pulang bekerja.

Keduanya memang kejam menusuk hati Alina yang polos dan begitu baik hati, kebaikan Alina tidak mereka anggap sama sekali, baik suami, sahabat dan juga keluarga suaminya yang toxic.

Berselingkuh

Diatas ranjang kedua pasangan haram itu sedang berbagi peluh, merasakan nikmatnya surga dunia, Nino yang berada diatas tubuh fera makin melesatkan miliknya hingga terdengar lengkuhan manja yang keluar dari bibir Fera.

Hingga akhirnya keduanya mencapai puncak bersama dengan keringat yang telah bercucuran, tubuh Nino ambruk diatas tubuh fera, lelaki itu sempat melumat bibir Fera sampai akhirnya Nino melepaskan penyatuan nya.

" Sayang, kau selalu membuatku puas." Ucap Nino dengan nafasnya yang masih naik turun

" Benarkah ?? Bukankah kau juga dapat jatah dari temanku itu ??"

Nino hanya menelan ludahnya dengan susah payah, ia menatap wajah cantik Fera yang masih mengeluarkan keringat dengan deru nafas yang belum normal kembali

" Alina tidak bisa memuaskan diriku, aku sering kecewa dengannya." Jawab Nino

" Mengapa bisa begitu ??"

" Dia wanita jelek sekarang, setiap pulang bekerja aku hanya melihat tampang kusutnya saja, tubuhnya bau masakan, tidak menarik sama sekali." Sarkas Nino

Fera yang mendengar itu tentu saja ia senang, fera yang dari dulu selalu merasa iri pada temannya itu bagai diatas angin, ia merasa sudah menang telak dari Alina.

Alina gadis yatim piatu, awalnya Nino tulus mencintai alina hingga Alina memperkenalkan Fera sebagai temannya, dan karena sifat iri dengki Fera itulah membuatnya menjadi jalang dan merayu Nino yang hanya memiliki iman setipis tisu.

Nino pertama mengenal Alina 6 tahun lalu saat Alina bekerja disebuah mini market dekat dengan kantornya, wajah cantik Alina dan keramahannya membuat Nino bergetar dan karena seringnya Nino membeli sesuatu di tempat itu menjadikan hubungan keduanya kian dekat.

Gayung bersambut Alina juga memiliki rasa pada Nino, hingga keduanya menikah. Namun sayangnya setelah menikah Alina tak mendapatkan kasih sayang dari keluarga Nino.

Wanita malang itu bahkan sering dihina karena ia terlahir miskin dan tak memiliki orang tua, keluarga Nino yang toxic membuatnya harus menelan pil pahit karena ia bertahan demi suaminya.

Namun kini Alina merasa suaminya lebih sering diluar dan kurang berada dirumah, ia juga jarang mendapatkan nafkah batin dari suaminya, namun Alina tidak pernah berpikiran bahwa suaminya berselingkuh.

Kejadian perselingkuhan keduanya terjadi awalnya karena Fera bekerja dikantor yang sama dengan Nino, ia menjadi sekretaris Nino dan sering mendapatkan kerja dinas bersama.

Hubungan mereka terjalin setelah 1 tahun pernikahan Alina, peristiwa yang bermula saat keduanya perjalanan bisnis diluar kota, dimana saat itu Nino mabuk berat, Fera dengan segala usahanya menggoda suami dari sahabatnya.

Tanpa Nino sadari selain mabuk ternyata Fera telah memberikan obat perangsang pada minuman Nino, rasa panas mulai menjalar ditubuh Nino.

Fera dengan sengaja memakai pakaian tipis dan kurang bahan itu sengaja membantu Nino kekamar hotel yang Nino pesan untuk dirinya.

Nino yang sudah panas kian merasakan miliknya menegang saat Fera sengaja menempelkan dadanya pada dirinya.

" Pak saya tinggal dulu ya " pamit Fera yang berpura-pura akan meninggalkan Nino dengan langkah sensualnya yang sengaja ia perlambat

Nino mencekal tangan Fera setelah lelaki itu berlari kecil mengejar Fera yang sudah sampai pada pintu kamar hendak keluar.

" Tunggu Fera "

" Ada apa pak ?"

Tak bisa berbicara banyak Nino meraih tengkuk Fera dan langsung melumat bibir sahabat istrinya, tentu saja Fera senang rencananya berhasil.

Keduanya bertukar Saliva hingga tanpa sadar keduanya melakukan hubungan badan yang seharusnya dilakukan oleh sepasang suami istri.

Malam itu mereka melakukannya berkali-kali karena pengaruh obat perangsang yang Fera beri termasuk banyak.

Pagi harinya Fera terbangun dan menangis, Nino yang merasa bersalah memeluk Fera.

" Maafkan aku Fera, sungguh semalam aku khilaf melakukan itu padamu " ucap Nino yang berusaha menenangkan tangisan Fera yang kian kencang.

" Pak Nino aku tidak ingin sampai sahabatku terluka jika mengetahui hal ini, aku ingin kita menyembunyikan hal ini dari Alina, aku takut menyakiti hatinya " ujar Fera yang berpura-pura bersedih dan seolah-olah ia begitu memperdulikan perasaan Alina.

" Baiklah jika itu keinginanmu." Ucap Nino disela dekapannya yang kian mengerat diantara tubuh polos keduanya yang masih ditutupi selimut.

Rasa bersalah Nini kian menjadi ketika semalam ia telah merenggut keperawanan Fera, namun karena pengaruh obat laknat itu akhirnya mau mundur pun sudah kepalanya tanggung, Nino hanya bisa menikmati dan mengulanginya hingga 3 kali pelepasan.

Hingga sampai sekarang keduanya sering melakukan hubungan suami istri hingga Fera hamil anak Nino.

Awalnya Nino menyuruh Fera menggugurkan kandungannya namun karena rahim Alina bermasalah itulah akhirnya sempat keluarga Nino yang tahu perselingkuhan itu menyembunyikan kehamilan Fera hingga wanita ular itu melahirkan anak suaminya.

" Kau tak perlu memikirkan perasaan isteri mandulmu itu, lebih baik sembunyikan Fera supaya dia bisa melahirkan penerusmu, nanti sisanya urusan mama." ujar ibu kandung Nino dengan mencoba memperngaruhi puteranya.

" Tapi ma bagaimana sampai Alina mengetahuinya, aku juga tidak bisa melepaskan Alina."

" Ceraikan saja dia " ucap mama Nino kesal. " kau juga bisa-bisanya berselingkuh dengan teman Alina itu, dasar bodoh." Umpatnya pada puteranya.

Sungguh jahat dan kejam mereka melakukan hal itu pada Alina, lebih menyesakkan lagi Alina harus mengurus dan membesarkan anak haram suaminya.

Apa jadinya jika Alina tahu bahwa anak adopsi yang ia rawat itu adalah anak suaminya sendiri bersama dengan sahabatnya yang sudah menusuknya dari belakang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!