Semilir angin berhembus memukul rerumputan menjatuhkan dedaunan kering, langit cerah berwarna biru sebiru lautan yang dipukul ombak.
Benar kata orang tak ada hal Yang lebih indah dari menikamti suasana sore dikota ini, berkali-kali ku hirup dan ku lepas nafasku menikmati aroma segar suasana di sudut kota .
Tiba-tiba
"Sia**n," teriak laki-laki bernama Rayhan.
"Wooyy kurang ajar lu.. " teriak Rayhan kepada pengendara Yang mengotori pakaian nya.
Sore itu Rayhan tengah berjalan menikmati keindahan kota yang telah ia tempati beberapa hari ini, Rayhan mahasiswa kejuruan di sebuah kampus "B" di kota "A" dia berniat melanjutkan studinya dikota ini sesuai mimpinya sejak dulu, yang tentunya dukungan dari kedua orang tua akhirnya Rayhan bisa meneruskan kuliah S2 nya dikampus yang dikenal sebagai kampus terbaik dinegri ini.
Sedangkan bagi kedua orang tuanya ini adalah sebuah kesempatan terbuka untuk menjodohkan Rayhan dengan putri sahabatnya Yang juga tinggal dikota yang sama.
Dia (pengendara) Yang mengotori pakaian Rayhan adalah gadis tomboy bernama Grizelle Kinara yang aktip disapa kinara. Tengah bertanding (balapan) sepedah motor dengan ketua genk yang tentunya didasari hadiah dalam taruhan ini.
Tapi stop.!!! Hadiah tersebut bukan sebuah benda berharga apalagi berupa nominal dalam lembaran.
Pertarungan ini didasari sebuah insiden yang menimpa sorang perempuan beberapa hari yang lalau.
Flashback
"Hahahah" tiga orang lelaki tertawa puas setelah mendorong seorang perempuan hingga membuatnya terjatuh dengan keras keatas tanah.
Lelaki itu menjambak kasar perempuan dihadapannya "Hahaha. Menangislah, !! menagis, !!" bentaknya. "Menangis sampai air matamu kering. !!" Lelaki tersebut menghempskan pegangannya lalu berdiri.
"Haaha" tawa ketiganya. "Masih ingin bermain-main denganku. ??" Lelaki tersebut merendahkan badan dan menatapnya penuh kebencian.
"Aku mohon, hiiikkkss hiikkss aku mohon, mohon ampuni aku" rintih lemah perempuan tersebut dengan airmata tetus membasahi pipinya.
Tetapi lelaki tersebut tidak menggubrisnya.
Kemarahannya kian menjadi.
Dia (lelaki) tersenyum jahat kemudian mengambil gunting ditangan temannya.
Dengan gunting ditangannya lelaki tersebut menatap perempuan yang tak henti menangis dengan tatapan jahat.
Dia berjalan, dengan langakah yang sangat menakutkan. Perempuan tersebut memundurkan posisinya terus menerus seiring langkah kaki yang terus berjalan mendekatinya.
"Aku mohon jangan, hiiikkkss aku mohon jangan" perempuan tersebut kian ketakutan, apalagi ketika melihat lelaki tersebut membawa gunting yang pasti akan menggunduli dan merusak rambut panjang kesayangannya.
Lelaki tersebut memegang kasar rambut hitam itu "Hahaha" lagi-lagi dia tertawa jahat.
Dia. Perempuan semakin kuat berteriak, "Jangan, !! aku mohon jangan hiiikkss hiikss,"
lelaki tersebut tertawa puas, tanpa ampun.
Krreekk ..
Beberapa helai rambut melayang, "haha" lelaki tersebut sengaja memotongnya sedikit demi sedikit*.
Huuuuuhhh.
Lelaki itu meniup helaian yang terjatuh dengan senang dan puas.
Tak henti sampai disitu, lelaki tersebut kembali menghunuskan gunting ditangannya tanpa menghiraukan tangis si pemilik rambut. "Jangaannn" Teriaknya menangis.
"Woooyyy !!!" teriak Kinara pada ketiganya. Ketiga lelaki itu berbalik menatap kinara tidak suka.
Kinara maju berapa langkah dengan santai. Tangan dipinggang, tusuk gigi dimulut, topi yang dibiarkannya menghadap belakang. Dia berhenti, Kinara menatap ketiganya, miring.
"Apa loe, ?? siapa lo, ?? berani-beraninya loe ??" lelaki yang tengah memotong rambut perempuan itu berbalik dan melangkah menghadap Kinara, sedang yang lain masih berdiri memagari perempuan dihadapannya.
"Heuh" decak lelaki dihadapan Kinara. "Brani loe sama gue ??" bentaknya.
"Puuuuhh" Kinara meniupkan tusuk gigi pada lelaki yang tengah membulatkan matanya kesal pada Kinara. "Banyak bacot luh" sahut Kinara sedikit mengejek.
Whhhuusssshhh..
Lelaki itu melayangkan pukula dengan berani. Kinara bergidig, sedikit mundur untuk menghindar lalu menarik kepalan tangan yang masih melayang diudara kemudian menghempas dan menendang si pemilik pukulan tersebut.
"Segitu doang ??" Kinara merogoh sakunya mengambil permen lalu mengupas dan mengunyahnya.
Dua lelaki yang berdiri memagari perempuan itu berlari dan bersiap menyerang Kinara membantu temannya yang telah terkapar ditanah.
"Stoopp, !!" teriak lelaki yang terkapar dan meringis menahan rasa sakit tubuhnya. "Kalo loe berani temui gue dua hari lagi".
Kinara memboyong perempuan itu dan memapahnya sekilas menoleh ketiga lelaki itu. "Gue tunggu !!" kemudian Kinara berlalu meninggalkan ketiga lelaki tersebut.
Flashback off
Wanita Yang kerap dipanggil Kinara itu, dengan gagah melajukan kuda besi kesayangannya diatas 100km/jam, sorakan juga teriakan semangat untuk Kinara memenuhi start arena yang juga menjadi finish arena. Kinara beserta penantangnya mereka melaju saling mendahului tanpa sedikitpun rasa takut pada mereka demi merebutkan gelar tercepat, sorakan kemenangan meneriaki Kinara Yang mendahului lawan dibelakangnya, ditengah kegembiraan itu
"Woooyy...." Rayhan dengan kesal menunjuk pengendara yang telah mengotori pakaiannya. "*L*oe !!"
Kinara menoleh kanan dan kiri mencari siapa Yang laki-laki itu maksud, sedangkan perempuan lain menatap kagum pada lelaki Yang tengah menunjuk Kinara sebagai pelaku.
"Waahh gantengg bangett. "
"Kereeen".
"Nikmat tuhan mu yang manakah Yang engkau dustakan"
"A -a ku suka dia."
"Tuhan terima kasih telah mengirimkan masa depanku"
"Heyy tampaan.,"
Kata-kata itu merupakan wujud kekaguman dari kerumunan leadis yang berdiri memagari Kinara.
Rayhan menatap Kinara penuh kemarahan, saat bersamaan tiba-tiba handphone Kinara berbunyi, karena terlalu ribut Kinara mengambil langkah menjauh dari kerumunan..Tapi tiba-tiba
"peletakkkk.,. ";
Sebelah sepatu melayang tepat dikepalanya.
"Siaaall., " Kinara mengepalkan tangannya erat dan mendengus kesal, lalu berbalik menatap sadis kearah laki-laki yang melempar sepatu kepadanya.
"Cari mati ini cowok." Kinara memurkai Rayhan, tatapannya keluar melewati celh helem berada dipuncak 1000°C
"Ckk cewe rupanya."; dercak Rayhan membuang matanya kesal ketika melihat lawan didepannya ternyata seorang perempuan..
"Kenapa loe takut. ??"
Melepaskan helemnya.
"Gue takut sama perempuan..?? Sama loe??? kiamat dunia kalo gue takut sama loe. " Rayhan menekankan kata terakhirnya lalu menunjuk kinara.
"Jangan banyak bacot lu. " Kinara melemparkan helemnya kearah Rayhan, lalu memasang kuda-kuda menantang Rayhan.
"Ekh bro gue saranin loe mundur jangan cari ribut sama dia, gue yakin loe bakalan kalah dan dipermalukan. " bisik salah seorang penonton.
"Alah persetan,gue mau tau seberapa besar kekuatan dia. " Rayhan melempar helem dan menyingsingkan lengan bajunya menerima tantangan.
"Wooyy, dengar semuanya kalo gue kalah sama dia gue nikahin ini berandal loe semua gue undang jadi saksi. "
Orang-orang yang ada disana menyoraki Rayhan dengan semangat.
"I**ni cowok belum tau siapa kinara ??"
batin Kinara menggerutu kesal.
"Banyak bacot lu. ";
Decak kinara. Jari lentiknya mengisyaratkan Rayhan segera maju menyerangnya.
Rayhan dan Kinara saling melempar pukulan, walau tidak mudah melawan Rayhan namun posisi masih Kinara lebih unggul lebih tepatnya 3-1.
"Kinara...!! ";
teriak seorang lelaki tampan dari belakang kerumunan menghentikan perkelahian.
"Aduh ****** gue., " Kinara berbalik mengambil langkah menghindar lelaki tampan bertubuh kekar berkarisma semakin menawan dengan setelan jasnya, dia adalah Indra kakak Kinara, ketampanan Indra tak kalah jika dibandingkan dengan Rayhan terhitung 12/12 lah kemungkinan.
Bagi Indra. Kinara adalah segalanya, meskipun kadang sulit diatur tetapi Indra begitu menyayangi kinara melebihi apapun,bahkan Indra rela memutuskan pacarnya jika Kinara tidak menyetujuinya.
haii readers maaf novel ini sedikit diubah dan ada beberapa adegan tambahan dari adegan sebelumnya, bukan apa, tapi tujuan saya mengubah isi Novel ini untuk menambah kata dalam bab ini yang sebelumnya kurang memenuhi syarat.
Kinara sendiri gadis berusia antara 22-23 tahun, sejak kecil kinara sudah ditinggal mati oleh ibunya, Kinara dibesarkan oleh ayah juga kakak laki-lakinya, karena Kinara dibesarkan oleh ayah dan seorang kakak laki-laki tingkah lakunya banyak meniru dan menyukai hal-hal yang biasa laki-laki lakukan(tomboy).
Kinara terlahir dari sepasang suami istri,
Suami: Safiq.,
Istri: Della,(Alm)
Kinara memiliki seorang kakak yang bernama Indra.
Kinara terlahir dari keluarga yang cukup terpandang sang ayah (Safiq) adalah seorang pemilik sekaligus Direktur properti terbesar dinegara ini.
Jadi Kinara anak orang kaya ??
Ya, begitulah takdir baik bersamanya.
Pasti Kinara hidup glamor dengan barang-barang mahal dan mewah, atau mungkin dia sering memamerkan kekayaannya. ??
Hmm. Tidak, Kinara adalah seorang gadis yang begitu sederhana.
Sekilas Kinara tampak seperti perempuan miskin. Bahkan dari cara dirinya berpakaian, orang banyak mengira bahwa Kinara adalah anak dari seorang buruh serabutan.
Ngampus dengan mengendarai motor butut, ditambah dengan setelan kaos oblong, kemeja yang selalau diikatkan dibagian pinggang rambut panjang yang diikat menggulung membuatnnya terlihat begitu sederhana.
******
Back to story.
" Bisa gak sih loe itu bertingkah sewajarnya." Indra menarik kucir Kinara keluar dari kerumunan.
"Apaan sih gax jelas deh." Kinara mendengus kesal.
"Ayo ikut., " Indra menyeret Kinara.
"Ikut kemana??"
"Sudah jangan banyak nanya.!!" Indra
"tunggu.!! " Kinara melepas paksa tangan Indra.
"Apalagi.??"
"Motor gue.. "
"Bodo amat ikut kedalam mobil"
Indra kembali menarik Kinara.
"Tunggu .!! topi gue." Kinara menepis pegangan kakaknya, lalu pergi mengambil topinya yang ia titipkan pada salah seorang penonton.
"Ini kunci gue." melemparkan kunci pada salah seorang penonton yang diketahui teman Kinara. Raut wajahnya berubah kesal.
"Awas lo." Kinara mengepalkan tangannya kearah Rayhan.
"Huuhh dasar loe." balas Rayhan.
"Woyyy .!! sepatu gue." Teriak Rayhan ketika Kinara melempar sepatunya.
"Dek. Bisa gak sih loe itu jangan melulu balapan,berantem, apa gak ada hal menarik yang cewe-cewe normal lakukan?? kalo perlu uang tinggal bilang sama kakak. " tanya indra Indra geram. "Nanti kalau ayah tau kakak juga yang akan disalahkan," Indra mengunci sabuk pengamannya.
Kinara memenyeng-menyengkan bibirnya mengikuti celotehan indra. "Ini bukan soal uang kak, loe kan tau sendiri gue paling benci ngeliat laki-laki ngejajah perempuan."
Kinara memberenggut kesal.
"Ia setidaknya berhenti membuat kakak khawatir, dan please jangan cari ribut terus, mau pecah nih otak ngeliat kelakuan kamu." Indra kemudian mulai menyalakan starter dan melajukan mobilnya.
"Siapa suruh cari gara-gara. "
"Kakak bosan mendengar alasanmu, itu lagi itu lagi."
"Terus kakak mau alasan apa." Kinara menatap Indra membuatnya gemas.
"Ekh dek muka kamu." Indra menyentuh bagian yang nampak sembab.
"Sakit gak.??"
"Kagak luka kecil juga." Kinara menepis Indra.
Indra nenggeleng heran. Sepertinya adik kesayangannya itu tak kenal rasa sakit.
"Makanya, jangan berantem mulu, kakak gax ngahawatirin kamu tapi khawatir sama lawan kamu." Indra tersenyum jahil.
"Ikh garing lu."
"Oo ia dek kenapa lu berantem ama itu cowok, apa dia ngejajah lu..??"
"Oh ia ya. Kenapa ya, perasaan baru kali ini bertemu dan gak punya masalah sama dia, tapi kenapa jadi baku hantam begitu.. ??" Kinara menggaruk dahinya sedikit mengingat-ingat.
"Ya. jangan jangan."
"Apa. ??" Kinara merabai saku celananya.
Indra sekilas menatap adiknya "Jangan-jangan kalian jodoh yang baru dipertemukan hahaha " Indra mengatakan hal tersebut asal.
"Kenapa dek. ??" Indra menoleh adiknya yang tengah sibuk mencari sesuatu.
"Handphone gue mana..??"
"Ilang lagi..??"
"Hehe, sepertinya ia. " Kinara menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal.
"Dek dek. " Indra menggelengkan keplanya.
"Tuhan. Tuhan, ngasih aku adek seudik ini. "
"Tapi kakak sanyang kan." Kinara bergelayut manja ditangan Indra.
"Ingat kata-kata kakak. Tak ada yang lebih penting selain kamu, kamu segalanya buat kakak." Indra menarik dan mencium ubun-ubun Kinara
Walaupun Kinara telah berusia 22 memasuki 23 tahun tapi bagi indra ia tetap adik kecil nya yang menggemaskan. Begitu juga Kinara jika saat diluar ia nampak cuek dan datar tapi kepada Indra ia selalu berperilaku manja seolah indra adalah ibunya, selain seperti seorang ibu dimata Kinara Indra adalah sosok kakak ,teman,sahabat,tempat mencurahkan segala keluh kesahnya.
Di TKP. Setelah kepergian Kinara. Rayhan mematung sendirian sedangkan yang lain satu persatu meninggalkan arena, Rayaha masih memegangi pipinya yang terasa remuk.
"Gila bisa penyok ini muka kalau itu cewe terus mukulin gue." Memegangi pipinya yang terasa sakit, Rayhan merendahkan badannya mengambil handphe yang tergeletak di atas aspal.
"Cantik juga ini cewe.. ";
Rayhan nampak mengagumi perempuan dengan baju khas perguruan bela diri dilayar handphone tersebut.
"Kak kita mau kemana sih kenapa kakak tiba-tiba jemput aku..?? "Kinara memutar topi yang dipakai nya.
"Ayah mau ngenalin kamu sama temenya.."
"Pasti gue dijodohkan.." Dari nada bicaranya Kinara nampak kesal.
"Loh kok bisa tau..??"
"Ya nebak aja, ayah kuno akh masa jaman moderen gini masih main jodoh-jodohan.." Kinara berdecak kesal.
"Dek kamu harus segera menikah sebentar lagi usia kamu 23, tak baik tetus melajang, lagian kamu tidak pernah memamerkan satupun lelaki kepada kami, jadi ayah sengaja mencarikan kamu pendamping, dan yang paling penting kakak bisa tenang ninggalin kamu, kalau kamu ada yang ngejaga kan kakak gak terlalu cemas.."
"Emang kakak mau kemana.. "
"kakak suatu saat akan menikah lah dan membina hidup kakak yang baru."
"Oh jadi setelah nikah kakak akan ninggalin aku gitu..??"
"Bukan gitu maksud aku dek. !!"
"Ia iya, lagian kakak tenang aja gue bisa jaga diri kok, nggak usah khawatirin gue, carikan saja calon kakak Yang baik buat gue jangan cuma cantik, biar muka cantik kalo hati burik tetap aja makan ati.." Kinara membuang tatapannya ke jendela mobil.
***
perjodohan adalah hal yang lazim dilakukan,tetapi tak selalu berjalan mulus, ada saja hal sulit mewarnai terikatnya tali perjodohan.
**
Pernikahan adalah sebuah tali yang mempersatukan, bukan hanya mempererat hubungan dua insan dengan dua keperibadian yang berbeda. Akan tetapi, mengikat dan menyatukan dua keluarga besar dengan karakter, kebiasaan, suku bahasa budaya yang berbeda menjadikannya satu kesatuan yang saling menopang dan saling menguatkan.
Banyak yang mengatakan pernikahan yang sesungguhnya bukan antara satu lelaki dan satu perempuan. Tetapi, pernikahan sesungguhnya menikahkan/ menyatukan dua keluarga besar.
***
"Kak..??"
"Hmm" jawab Indra tanpa menoleh Kinara.
"Apa tidak sebaiknya kakak duluan yang menikah, kata orang nanti aku kewalat kak"
Indra tersenyum lucu dengan perkataan Kinara. "Kamu ini dek, percaya sama yang gituan.??" Indra menggeleng.
"Tapi kak, gue belum siap menikah. Apalagi gue menikah karena dijodohkan, gimana kalau calon suami gue itu orang yang belum pernah gue kenali sebelumnya, pasti itu sangat sulit kak" raut wajah Kinara nampak cemas.
"Mm maaf dek kali ini kakak cuma menjalankan tugas kakak. Lagian gak perlu cemas juga kali dek, dia (calon suami) belum tentu setuju dengan pernikahan ini"
"Oo ia ya" Kinara tersenyum. Walaupun belum pasti lelaki itu menolak perjodohan ini tetapi setidaknya ucapan Indra membuat Kinara sedikit tenang.
**Indra adalah seorang kakak yang mementingkan Kinara diatas segalanya, hal itulah yang membuat Safiq mengkhawatir Indra, pasalnya sampai saat ini diusianya yang ke32 Indra masih belum berniat berumah tangga alasannya tak lain Kinara, Indra baru akan menikah jika sudah ada yang menjaga kinara sebaik dirinya**
****
Setelah beberpa menit duduk didalam mobil, Indra turun setelah memarkirkan mobil disebuah mall "A".
"Ehh kak kenapa kita berhenti disini??" tanya itu keluar ketika Indra memarkirkan mobilnya disebuah mall terbesar dikota itu.
"Dik." Indra menatapi Kinara dari ujung kepala sampai ujung kaki. "gax mungkin dong kita temui orang penting dengan pakaian kamu yang aneh ini." Dengan jahil Indra mencubit pakaian Kinara yang menurutnya sangat aneh.
Selama ini pakaian Kinara memang jauh dari kata modis, meskipun keadaan ekonomi keluarganya lebih memungkinkan untuk bergaya lebih, namun bukan Kinara namanya jika tak berpakaian yang compang camping dan seadaanya, jika kebanyakan perempuan menyukai pakaian Indah dan sexy yang lebih menonjolkan keindahan lekuk tubuh dan paras cantiknya. Tapi, lain dengan Kinara, gadis cantik adik kesayangan Indra ini lebih suka memakai celana jeans panjang, kaos longgar dan kemeja khas ala kinara yang selalu dia ikatkan dibagia pinggul tak lupa pula topi yang menjadi pelengkap ketomboyannya .
"Emang orang nilai kita dari penampilan.??" Kinara menoleh masam saat indra membukakan sabuk pengamannya.
"Ialah, lagian ya dek celana kamu itu gak layak pakai, robek disana sini gak malu apa, kalau aku punya celana macam itu udah aku kasihin sama kucing. "
"Panas telinga gue dengerin ocehan lu kak," Kinara mengusap kasar telinganya. Kemudian keluar mengikuti langkah Indra yang merutuki penampilan Kinara.
Indra dan Kinara berjalan di area mall yang keseluruhannya dipenuhi dengan berbagai macam makeup.
Indra memapah Kinara. "Kamu duduk dulu, kakak mau cariin kamu baju yang cocok, mbak tolong makeupin dia secantik mungkin, saya tinggal sebentar." Setelah perintahnya di iakan perempuan yang ia panggil mbak, Indra bergegas mencari pakain yang cocok dengan adik kesayangannya.
"Mbak jangan taruh yanh aneh-aneh ya di muka saya ini, muka saya bukan kanvas dicurat coret dengan berbagai warna, nanti orang yang lihat aku, ngira aku krayon berjalan." Rutuk Kinara.
Mbak yang memakeupin Kinara tersenyum geli sambil terus memoles wajah cantik gadis dihadapannya.
Tak lama kemudian Indra datang dengan beberapa dress cantik pilihannya, Indra terkagum melihat Kinara yang sudah selesai dirias.
"Kamu cantik dik," Indra menggeleng kagum. "Nih cobain nanti tunjukin sama kakak biar kakak yang pilih mana yang cocok buat kamu.
Kinara hanya menuruti perintah Indra, walau dalam hati merasa dirinya sangat aneh saat mengena_kan pakaian terbuka seperti ini, tapi demi Indra Kinara rela melakukannya.
"Kak apa ada pakaian lain.??"Kinara menutupi bagian tubuhnya yang agak terbuka. Kinara menunjukkan pesonanya yang sangat cantik
membuat siapapun ternganga dibuatnya.
"Waaah emang benar kata orang, kamu memang luar biasa cantik dik. " Puji Indra. Lalu mengacungi Kinara dua jempol.
"Siapa dulu kakaknya." Balas Kinara Setelah selesai dengan semuanya kemudian Indra dan Kinara melaju menuju tempat yang sudah ditentukan.
Ditempat tersebut Safiq -ayah kinara- sudah datang lebih dulu begitu juga dengan Rahman dan Karina -kedua orang tua Rayhan-
"Safiq, sebelumnya aku minta maaf , karena telah lancang meminta putrimu untuk dinikahkan dengan putraku. " Ucap Rahman memulai pembicaraan.
"Man kamu gak perlu minta maaf, aku malah seneng akhirnya, akan ada yang menjaga dan menyayangi Kinara, kamu juga tau sendiri setelah ditinggal ibunya,selama ini Kinara dijaga oleh Indra, dan kini Kinara maupun Indra mereka sudah sama-sama dewasa sudah selayaknya mereka menikah terutama Indra, diusianya saat ini harusnya indra sudah punya anak, tapi indra dia terlalu menghawatirkan adiknya sehingga selalu mengesampingkan kehidupan pribadinya terutama untuk membina rumah tangga, aku yakin Rayhan akan menjaga Kinara seperti mana Indra menjaganya. "
"Terimakasih Safiq kamu sudah mempercayai kami." Rahman tersenyum mengembang memenuhi pipinya, begitu juga dengan Safiq.
"Itu mereka." Ucap Karin tersenyum lebar menyambut kedatangan Kinara juga Indra.
"Ingat.!! kamu harus berlaga seperti perempuan, harus manis-manisin wajah kamu jangan kaku, ini calon mertua sebisa mungkin kamu harus rebut hatinya," bisik Indra mengingatkan Kinara.
"Susah akh kak apalagi dengan pakaian begini risih aku ditambah dengan makeup setebal ini aku merasa kaya lukisan berjalan tau gak," balasnya.
"Hus jangan begitu, kamu harus percaya sama kakak kamu hari ini sangat cantik, siapa pun yang melihat kamu, kakak yakin mereka juga akan kagum seperti kakak"
"ia" bisik Kinara.
Kinara berusaha tersenyum semanis mungkin saat Karin menyambut kedatangan nya.
Setelah menyalami Karin dan Rahman secara bergantian kemudian Kinara dan Indra duduk dikursi yang sudah disiapkan.
Karin tak hentinya menatapi Kinara, "Calon menantu kita sangat cantik, yah." sekilas Karin menoleh Rahman lalu kembali menatapi Kinara.
Rahman membalas tatapan Karin. "Ayah gak salah pilih,kan.??" Rahman tersenyum bahagia, melihat Karin menyukai calon menantu pilihannya.
"Oo iya sayang, kenalin ini Om Rahman."
Kinara tersenyum kecil, "Halo om" sapanya.
"Nama tanteu sendiri Karin, kamu bisa panggil mama Karin."
"Mama Karin, ??" Kinara tersenyum sambil mengangguk-ngangguk kecil, mengerti.
"Safiq. Anak kamu benar-benar cantik, kamu telah menjadi ayah sekaligus ibu yang luar biasa, kamu hebat Safiq. Bahkan kamu juga berhasil membimbing putra kamu menjadi pengusaha sukses diusianya yang cukup terbilang muda"
"Kamu terlalu berlebihan, Man. Aku tidak memiliki kemampuan sehebat itu, hanya saja Indra dia anak yang cukup pintar dan andal, dengan kemampuan dan kerja kerasnya selama ini membuatnya mencapai kesuksesan yang cukup lumayan di usia mudanya."
"Hahah," Rahman tertawa renyah. "Kamu memang selalu merendah, Safiq."
Indra menatap sayang ayahnya, lalu bergantian menatap Rahman. "Om Rahman betul. Ayah memang selalu merendah, padahal tanpa dukungan dan dorongan ayah Indra bukan apa-apa"
Safiq tersenyum kecil. "Sudah, sudah kalian jangan terus memuji aku, nanti aku malah takabur." perkataan Safiq sontak membuat mereka tertawa renyah.
"Iya. Anak tanteu mana ??" tanya Indra. Seketika tawa Rahman terhenti.
"Mm" Rahman melihat jam di pergelangannya. "Seharusnya dia segera datang," nada suara Rahman berubah kecewa.
Kinara menatap Indra dengan tatapan senang. "Gue doain dia kagak datang." Batin Kinara. Tersenyum senang.
Setelah beberapa saat menunggu kedatangan Rayhan, Rahman mulai cemas wajahnya bersemu merah seolah tengah menahan sesuatu yang tidak bisa ia ucapkan.
Rahman merogoh benda pipih disakunya, "Safiq. Aku permisi sebentar, kalian lanjutkan ngobrolnya." Rahman berdiri, kemudian beranjak meninggalkan mereka.
Tuut Tuut.
"Ray, sudah dimana.?? kamu mau malu-maluin papa ??" dari suaranya Rahman sedikit terdengar marah.
"Ayah. Ray minta maaf, Ray berjanji akan datang malam ini tapi disini sangat macet, mungkin Rayhan akan sedikit terlambat."
Rahman bisa mendengar suara keributan klakson dibelakang Rayhan. Tanpa mendengar lagi alasan Rayhan, Rahman langsung menutup telponnya secara sepihak.
"Maaf." Rahman menarik kursinya kemudian kembali duduk. "Kalian menunggu lama, Rayhan masih dalam perjalanan katanya macet." Rahman menaruh handphonenya didalam saku.
"Tidak apa apa Man. Kamu tidak perlu merasa tidak enak yang terpenting malam ini kalian sudah bertemu dengan putriku, soal Rayhan lain waktu dia pasti bisa menemui kami" ucapan Safiq sedikit membuat Rahman tenang, tapi dia tetap merasa tidak enak hati, seharusnya dia tidak membiarkan Rayhan datang sendirian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!