NovelToon NovelToon

PERJODOHAN Takdir Sang Kembar

Tak menginginkan takdir

Pernikahan adalah hal yang sakral namun pernikahan juga didasari oleh Suka satu sama lain, berbeda dengan pernikahan yang terjadi saat ini, kedua mempelai harus menikah karena bisnis antara kedua orangtuanya.

Hal yang sangat mempengaruhi masa depan bagi keduanya, mereka merasa hanya hidup untuk menghasilkan uang bagi keluarganya, mengorbankan masa depan mereka demi sebuah harta.

“Saya nikahkan engkau dengan putri saya Keisya Ravindra dengan maskawin dibayar tunai,” Pria tersebut memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam dalam.

“Saya terima nikahnya Keisya Ravindra dengan maskawin dibayar tunai,” ucapnya dengan tegas namun terasa sangat menyakitkan baginya.

Tristatya Cakrawangsa adalah putra satu satunya di keluarga Cakrawangsa, namun sifatnya yang terlalu dingin membuatnya tak berfikiran untuk mencari pendamping hidupnya, namun pada akhirnya dia harus tunduk pada keluarganya untuk menikah yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, nasibnya akan berubah seperti kemauan kedua orang tuanya. Tristatya Cakrawangsa atau biasa di panggil dengan Satya, Wirabara Cakrawangsa dan Adrianna Zanna adalah kedua orangtuanya.

Pernikahan mereka harus dilakukan untuk memperkuat kerja sama kedua perusahaan, berharap perusahaan mereka saling bergandengan tangan menuju ke puncak tertingginya.

Yudhastira atau biasa di panggil Yudha adalah teman abadi Satya, semenjak lahir sampai sekarang Yudha terus berada disisinya, Saat ini Yudha hanya bisa menatap Satya dengan ketidakberdayaan, dia sudah lama mengenal Satya dan akan melakukan hal yang tidak bisa di lakukan oleh Satya, namun saat ini adalah masalah dimana dia tidak bisa berkutik sedikitpun.

Keisya Ravindra atau biasa di panggil dengan Keisya adalah wanita yang anggun, baik dan sederhana, keceriaan terus terukir diwajahnya namun hal itu sudah hilang di wajahnya semenjak pernikahan yang tidak ia inginkan sebelumnya. Rafandara dan Viani Eline adalah nama kedua orangtuanya.

Setelah pernikahan, Satya hanya diam dan pergi dari sana, Yudha yang melihatnya berlari mengikutinya.

“Mantuku, istirahatlah dulu di kamar Satya,” ucap Bu Adriana dengan lembut.

“Ayo Ibu antar,” lanjutnya lagi langsung menarik tangan Keisya lembut.

Keisya melihat setiap sudut kamar tersebut, dia sedikit gugup dengan dekorasi yang disiapkan dikamar itu. Banyak kelopak bunga bertebaran di lantai dan kasur, disusun hingga berbentuk love.

“Anak nakal itu akan pulang nanti, istirahat lah,” ucap Bu Adriana dan di angguki oleh Keisya.

Saat pintu terbuka, Keisya duduk di kasur dan menangis, hatinya sungguh sakit dengan situasi ini, bahkan dirinya belum mengenal suaminya, dia baru pertama kali melihatnya saat pernikahan tadi. Melihat suaminya yang terlihat menakutkan membuatnya semakin khawatir dengan dirinya sendiri.

 

Tok

 

Tok

 

Tok

 

Ketokan pintu membuat Keisya buru-buru menghapus air matanya dan melangkah ke arah pintu. Seorang pelayan berdiri di depan pintu.

“Nona, ini hp nya,” ucap pelayan tersebut.

“Terimakasih,” saut Keisya lembut, membuat pelayan tersebut sedikit kaget, namun dengan cepat ia mengangguk dan pergi.

Keisya melanjutkan tangisannya didalam kamar, hingga ia ketiduran karena kelelahan menangis, Keisya juga sebelumnya kurang tidur, sebelum pernikahan hari ini, dia tidak bisa tidur hanya  terus menangis mengingat pernikahan yang sangat tidak dia inginkan.

Yudha menatap Satya yang duduk menatap kosong kedepan, sudah berapa jam dia duduk dan diam melihat keadaan Satya.

“Tuan muda, sebaiknya kita pulang,” ucap Yudha.

“Aku bukan Tuanmu, pergilah,” ucap Satya dingin tanpa menoleh ke arah Satya.

“Tidak perlu khawatir, aku tau apa yang harus ku lakukan, pergilah,” ucap Satya.

“Aku juga akan disini, udaranya sangat segar,” ucap Yudha.

IG:)

@Pena_Tak_Bertinta23

 

 

 

 

 

Canggung

Yudha menatap Satya yang duduk menatap kosong kedepan, sudah berapa jam dia duduk dan diam melihat keadaan Satya.

“Tuan muda, sebaiknya kita pulang,” ucap Yudha.

“Aku bukan Tuanmu, pergilah,” ucap Satya dingin tanpa menoleh ke arah Satya.

“Tidak perlu khawatir, aku tau apa yang harus ku lakukan, pergilah,” ucap Satya.

“Aku juga akan disini, udaranya sangat segar,” ucap Yudha.

“Tapi menurutku dia sangat cantik, kenapa kamu bersedih, seharusnya kita merayakan ini, orangtuamu sangat pintar memilih perempuan hahahahahhahaahaa,” ucap Yudha dan mendapat tatapan sinis dari Satya.

“Apa kamu marah? Aku tidak takut,” ucap Yudha namun saat melihat tatapan Satya makin menyeramkan dia sedikit demi sendikit menjauh dari Satya.

“AHG, sebentar lagi aku akan di panggil Paman,” ucap Yudha lagi.

“PERGI KAU SIALANNN..!” ucapnya dengan suara tegas dan dingin membuat Yudha refleks lompat menjauh dari Satya.

“Wow, kasih aku istrimu saja Tuan muda, aku akan merawatnya dengan baik hahahhahaha,” ucapnya langsung berlari pergi.

Satya pulang tengah malam, rumah sudah sangat sepi, dia terus berjalan ke arah kamarnya dan membuka pintu, Satya menyalakan lampu dan kaget melihat kamarnya yang didekorasi, Satya semakin kaget melihat perempuan yang masih menggunakan gaun tidur di kasurnya.

Wajahnya yang dingin langsung melangkah mendorong gadis tersebut hingga membuat perempuan yang kini sudah menjadi istri sah nya terjatuh ke lantai.

“AAAAHHHHHHGGG....” teriak perempuan tersebut langsung berdiri dengan kuda kuda silatnya.

“K..KK...amu...!” ucap Gugup Keisya memperbaiki rambutnya.

“Kamu mau ngapain kesini,?” tanya Keisya sangat panik.

“Ini kamarku,” ucapnya dingin tanpa menatap Keisya.

“Hah? Ini kamarku,” ucap Keisya masih belum sadar, nyawanya mungkin masih belum terkumpul.

Keisya memperhatikan sekelilingnya, seketika dia sangat kaget menyadari jika ia sudah menikah dan kamar ini adalah punya seorang pria yang ada didepannya sedang melepaskan jas. Jantungnya berdegup kencang, pikiran negatif sudah mengelilingi isi kepalanya saat melihat Satya melepas Jasnya.

“Kamu mau apa,?” ucap Keisya dengan sangat gugup melihat pria yang berjalan ke arahnya, pria tersebut semakin mendekat membuat Keisya berjalan mundur hingga mentok di sebuah dinding.

“Tuhan, kenapa nasibku harus seperti ini,” gumam Keisya meneteskan air matanya.

Jarak satu langkah lagi membuat Keisya memejamkan matanya dengan air mata yang terus mengalir, dia mendengar suara langkah kaki menjauh darinya, perlahan dia membuka matanya dan melihat Satya masuk ke kamar mandi.

Keisya mendongak ke atas dan melihat Jas yang tergantung di sampingnya membuatnya duduk menghapus air matanya.

“Ahhg, betapa memalukannya hari ini,” ucap Keisya menendang kursi.

“Auhh,” rintih kesakitan, Keisya melompat lompat memegang satu kakinya yang sakit.

“Sialannn...” ucapnya kesal.

Gadis yang polos, lembut, penyayang dan tangguh dalam bela diri tersebut sangat kesal, semasa kecilnya dia sudah berlatih bela diri. Bela diri membuat hati sedikit tenang saat terjadi sesuatu, mental akan semakin kuat didalam jiwa.

Seorang pria keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk, memperlihatkan otot tubuhnya yang kekar, Keisya menelan salivanya kasar, sedari dulu dia sangat ingin mempunyai suami yang berbadan kekar namun tidak terlalu kekar seperti atlet angkat besi, matanya tak berkedip menatap pemandangan tersebut.

“Kenapa kau melihatku dengan tatapan mesummu itu,?” ucap dingin Satya mengeringkan rambutnya.

“Hah! T.. ah...! Aku mau mandi,” ucap Keisya langsung berlari pergi dengan wajah yang merah memanas.

“Ahhgg... Sangat memalukan, Keisya yang cantik jangan tergoda olehnya, itu memang keinginan mu dulu, namun sekarang mati kita rubah untuk mempunyai suami yang netral tidak kekar dan tidak gemuk.” Ucap Keisya pada dirinya sendiri.

@Pena_Tak_Bertinta23

Harimau VS Beruang kutup

Keisya sudah berada didalam kamar mandi sekitar 20 menit, dia kebingungan harus bagaimana saat ini, dia lupa mengambil handuk. Dengan terpaksa ia kembali memakai gaunnya, namun dia sangat kesusahan untuk menggapai rosleting belakang.

Keisya membuka pintu sedikit berniat untuk mengintip Satya namun betapa terkejutnya dia saat melihat Satya sudah berdiri didepan pintu menatapnya dingin.

“AHHHHGGGGGG.....” teriak Keisya refleks meninju Satya, Satya seketika terjatuh memegang hidungnya yang sudah berdarah. Keisya panik seketika, dengan segera dia keluar dan membantu Satya berdiri, namun tidak bisa di pungkiri Gaun yang ia kenakan melorot karena belum di kancing. Darah yang mengalir dari hidung Satya semakin banyak saat melihat pemandangan tersebut, matanya tak berkedip sedikitpun seperti sedang terhipnotis oleh pemandangan itu.

Keisya menyadari apa yang terjadi, sekali lagi dia kembali berteriak dan menampar wajah Satya dengan keras.

“AAHHHGGGGG....!” teriaknya lagi.

“PLAKK...!” diiringi dengan tamparan yang tanpa ia sadari. Satya memegang pipinya merintih kesakitan.

Kaisya kembali dibuat tercengang dengan tangannya yang selalu memukul Satya. “Duh maaf, aku tidak sengaja, aku memakai baju dulu, setelah itu aku akan membantumu berdiri dan mengobatinya.” Ucap Keisya langsung berlari pergi meninggalkan Satya yang sedang memegang pipinya tidak percaya dengan kejadian ini.

Terlihat Satya mengambil tisu dan membersihkan darah dari hidungnya, Keisya yang ingin membantunya kebingungan, Satya tidak ingin ia sentuh sedikitpun.

“Tidur di sofa, dan jangan dekat dekat denganku, jangan berharap apapun dariku,” ucap Satya naik ke atas tempat tidur.

“Mana Sofanya,?” tanya Keisya membuat Satya menatap ruangannya, Sofanya hilang disana dan dia baru menyadarinya.

“Tidur di lantai,” ucapnya.

“Tapi dingin, aku gak kuat jika tidur di lantai, apalagi suhu AC nya segitu,” ucapnya protes.

“Hei wanita cerewet, diamlah dan tidur,” ucap Satya kesal.

“Bagaimana aku bisa tidur jika seperti ini,?” ucap Keisya.

“Bisakah kamu tidak membantah, ini kamarku dan berarti aku yang menguasa, siapapun yang masuk bisa ku perintahkan semauku,” ucap Satya.

“Tidak, ini kamarku sekarang, Ibu yang memeberikanku,” ucap Keisya membuat Satya sangat kesal, Satya duduk mengambil bantal dan melemparkannya ke wajah Keisya.

“Jangan berharap tidur denganku, kau bukan siapa-siapa, dan ingat kita menikah hanya Karena bisnis, jika sudah 1 tahun kita bercerai, dan kau jangan berharap menyentuhku apalagi ingin aku memberikan mu bibit ku,” ucap Satya membuat Keisya melongo mendengar ucapan Satya.

“Aku tidak berharap, aku bahkan sangat bersyukur kau sadar diri, dan asal kau tau, aku bukan wanita murahan, siapa juga yang menyentuhmu. Dan seharusnya aku yang harus mengatakan itu. Untuk perceraian aku akan setuju, tidak, melainkan sangat sangat setuju,” ucap Keisya.

Satya sangat kesal mendengar ocehan Keisya yang terus mengeluh. Membuatnya bangun dari tempat tidur dan pergi.

“Baiklah, tidur di situ untuk malam ini, besok jangan berharap bisa tidur disitu lagi,” ucap Satya pergi dari kamar tersebut, Keisya yang melihat Satya sudah keluar dengan langkah cepat berjalan ke arah pintu dan menguncinya.

“Aku bebas,” ucapnya dengan senyuman penuh kebahagiaan.

Satya berjalan ke bawah dan berhenti didepan pintu kamar seseorang, dia beberapa kali mengetuknya hingga seorang pria membukanya dengan mata sipitnya.

Thanks you Guys

Jangan lupa untuk jempol dan penyemangatnya yah wkwkwk.

2 tahun hilang dan kangen lagi nulis hehehe

@Pena_Tak_Bertinta23

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!