NovelToon NovelToon

Gadis Lugu Tuan Kejam

Ep 1

Devina biasa di sapa seperti itu, gadis cantik yang memiliki tubuh mungil, berkulit putih pucat serta mata bulat yang sangat indah. Paras yang begitu sempurna tak heran jika Banyak kaum pria yang terpikat oleh kecantikan yang dia miliki .

Pagi sekali Vina sudah bersiap-siap untuk pergi melamar pekerjaan yang ditawarkan oleh pamannya, Vina tampak bersemangat karena impiannya untuk bisa bekerja di sebuah kantor akan segera dia dapatkan ,maka dari itu ia tidak mau datang terlambat untuk melakukan interview pada pagi hari ini .

"Paman apa kita bisa berangkat sekarang?" tanya Vina begitu bersemangat.

"Iya bisa apakah kamu sudah siap?" pamannya bertanya kembali kepada Vina.

"Iya aku sudah siap dari tadi ayo paman kita berangkat, karena aku tidak mau terlambat" ujar Vina kepada pamannya.

"Ya itu sangat bagus ayo kita berangkat!" ajak pamannya.

Devina menganggukkan kepalanya cepat tak mau membuang waktunya lagi. akhirnya mereka berdua pun pergi tak lupa juga Vina berpamitan kepada sang bibi, meski hanya hinaan dan cacian yang selalu dia dapatkan dari bibinya.

Devina yang sudah menjadi yatim piatu sejak usia 10 tahun, sejak kedua orang tuanya meninggal mau tidak mau Devina harus tinggal bersama keluarga paman yang tak lain adalah dari kakak mendiang ayahnya.

Meskipun keluarga tersebut tidak sepenuhnya menerima Vina di kehidupan mereka, tapi Vina tetap bertahan karena dia tidak memiliki keluarga lain selain paman dan bibinya itu.

Maka dari itu sejak kecil Vina sudah terbiasa bekerja keras untuk membantu menafkahi keluarga pamannya dan termasuk untuk membiayai sekolahnya sendiri.

Namun sekarang Devina terpaksa berhenti sekolah karena tuntutan bibinya yang mengharuskannya bekerja dari pagi sampai malam , dengan berat hati Tina mengubur dalam-dalam keinginannya untuk bisa bersekolah di tempat yang bagus .

"Paman apa tempatnya masih jauh? kenapa kita tidak sampai-sampai dari tadi?"

"Sebentar lagi kita akan sampai sudah kamu duduk saja nanti juga kita sampai kok!"

Lima belas menit kemudian mereka berdua sampai di sebuah gedung mewah, Dina sangat kagum sampai tak berhenti memuji gedung tinggi yang ada di hadapannya itu.

"Paman apa Paman serius akan memasukkan aku kerja di sini? tempat ini sangat mewah sekali Paman mustahil jika orang sepertiku bisa diterima bekerja di tempat sebagus ini." ujar Devina tak percaya

"Pemilik perusahaan ini adalah teman paman jadi Paman yakin kamu pasti akan bisa diterima di tempat ini," jawab Paman

"Oh begitu" ucapnya lagi

"Sudah mari kita masuk calon bosmu sudah pasti menunggu!" ajak pamannya Devina

Devina mengganggu lalu dia mengikuti pamannya untuk masuk ke gedung tersebut, tanpa Devina tahu sang Paman rupanya sudah memberitahukan kedatangannya pada seseorang di sebuah klub tersebut.

Sepanjang berjalan Devina tak hentinya mengembangkan senyum manis kepada para pekerja yang dia lihat, namun senyumnya perlahan memudar kalau dia melihat dan mulai menyadari sebuah ruangan yang akan dia dan pamannya tuju adalah sebuah.

Tiba-tiba langkahnya pun mulai memundur sang Paman menyadari perubahan pada gerak-gerik Devina yang sepertinya sudah mencurigai dirinya.

"Apa kau baik-baik saja Vina?" tanya sang paman

"I...iya paman, aku baik-baik saja!" jawab Devina secara terbata-bata

"Kamu jangan gugup Devina kita ke sini mau menemui calon bos kamu! kamu juga jangan berpikir yang macam-macam." pamannya memberikan peringatan kepada Devina

Devina hanya menganggukkan kepalanya meskipun dia ragu, akhirnya mereka pun masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Bimo! akhirnya kau datang juga ayo ayo kita duduk dulu" sambut Nino

"Ayo Vina!" ajak sang paman

"Paman!" ucap Devina karena dia merasa takut

"Kamu jangan khawatir bina mereka semua teman-teman!" tunjuk Bimo pada sekumpulan laki-laki yang sedang minum di ruangan tersebut

"Mereka sedang ada acara di sini sudah jangan takut mereka nggak akan ngapa-ngapain kamu kok!" ujar Bimo memberikan peringatan kepada Devina yang dilihatnya seperti sangat takut saat menatap para lelaki di dalam ruangan itu.

Devina menghirup udara perlahan, lalu membuangnya lagi untuk menetralkan kegugupannya. dengan pasrah Devina mengikuti Bimo untuk duduk di hadapan para mafia tersebut, tanpa Devina tahu ada sepasang mata tajam yang sedari tadi terus memperhatikannya.

"Jadi berapa akan kau lepas barang bagus ini?" tanya Nino sambil memandang lapar pada Devina.

"Tunggu dong aku tak akan melepaskannya dengan harga sangat murah!" jawab di motor senyum bangga.

Sedangkan Devina yang tampak tak mengerti dengan apa yang sedang mereka diskusikan akhirnya bertanya pada sang paman.

"Paman barang apa yang dimaksud orang itu?"bisik Devina pada Bimo

"Ah tidak itu mengenai barang bekas, barang bekas yang masih terlihat sangat bagus!" Bimo menjawab dengan gugup

"Sejak kapan Paman mengoleksi barang bekas?"

"udahlah pindah jangan banyak bertanya lagi kamu cukup diam saja biar Paman selesaikan dulu pembicaraan Paman dengan bosmu ini!"

"Dia calon bosku?" Devina bertanya lagi kepada Bimo hingga membuat Bimo marah

"Devina!"

Nino yang tersinggung dengan reaksi kaget Devina seketika bangkit dari duduknya dan langsung menarik tangan mungil milik Devina, dengan sedikit emosi Nino menarik kasar Devina sampai ke pelukannya. hingga membuat Vina yang kaget langsung memberontak mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan Nino.

"Lepaskan aku!" teriak Vina

"Hei apa yang kamu lakukan!"tanya Devina dengan marah

"Dasar anak kecil beraninya kau berteriak kepadaku kau belum tahu siapa aku!" bentak Nino dengan mencengkram rahang Devina

"Tolong lepaskan sakit!"

"Apa Bimo tidak memberitahumu siapa aku?" tanya Nino dengan terus menekan Vina

Bimo yang panik terus mencoba menenangkan Nino agar tak memberitahu Devina tentang ia yang akan berniat untuk menjual Devina kepadanya.

"Sudah sudah Nino kita bicarakan baik-baik tolong maafkan atas sikap keponakanku ini!" Bimo memohon. Devina yang merasa kesakitan dia hampir saja meneteskan air mata.

"Asal kau tahu saja gadis kecil Bimo membawamu kemari untuk menjualmu kepadaku apa kau mengerti maksudku!" ujar Nino lalu menghempaskan tubuh mungil itu ke lantai.

Devina bingung dengan maksud perkataan Nino yang barusan lalu dia mencoba bertanya langsung kepada pamannya Bimo.

"Paman apa yang dimaksud Dia barusan?" tanya Devina bingung

"Itu......"

Belum sempat Bimo menjawab pertanyaan Devina Nino sekali lagi memberitahu Devina jika pamannya Bimo berniat menjualnya kepada Nino untuk dijadikan budak nya Nino.

"Bimo mau menjualmu padaku dengan harga yang sangat tinggi!" ujar Nino

"Apa maksudnya dengan menjual ku paman?" tanya Devina tak percaya

"Setelah aku membelimu kau akan langsung jadi peliharaanku sekaligus menjadi pemuas nafsuku!" senyum Nino meremehkan Devina. Devina pun langsung menatap pamannya yang terlihat gugup.

...----------------...

Ep 2

Bimo gugup tak bisa menjawab pertanyaan yang Devina ajukan kepadanya Ia hanya mampu memalingkan wajahnya untuk menghindari Devina . Devina yang mulai emosi seketika berteriak kepada pamannya Bimo .

"Jawab aku paman!" bentak Devina mulai menangis

"Apa benar Paman mau menjual ku kepada bajingan seperti dia!" Devina menunjuk kepada Nino

"Hei tutup mulutmu itu gadis kecil!" teriak Nino tak kalah keras dari suara Devina. Nino hampir menampar Devina namun tiba-tiba

Prang.....

Sebuah gelas pecah di hadapan mereka tak lama sesosok pria tampan muncul dari kegelapan menghampiri mereka semua.

Seorang pria yang memiliki tubuh tegap dan atletis wajah tampan sempurna yang nyaris tanpa kurang satu pun, tak lupa juga dengan sepasang mata indah namun tajam rahang yang tegas yang juga melengkapi tingkat kesempurnaan yang dia miliki.

Regan Dewantara ya orang itu tak lain dan tak bukan adalah Regan seorang pengusaha muda yang sukses juga seorang ketua mafia yang cukup disegani di belahan Asia.

Regan sudah terkenal dengan kehebatannya di dunia bisnisnya bahkan juga di dunia hitam. sebagai seorang ketua mafia Dia juga sering dijuluki sebagai rajanya iblis dingin penguasa segalanya.

Regan menghampiri ketiga orang yang sedang terlibat keributan, ini pertama kali dalam hidupnya dia mau terlibat dengan hal yang mungkin menurut orang lain tidak penting.

Tidak tahu apa yang membuat Regan begitu tertarik untuk terlibat yang jelas tujuannya hanya satu yaitu adalah Devina, seorang gadis kecil yang sejak tadi menarik perhatiannya.

Regan merogoh sesuatu dalam saku jas mewahnya dia mengambil sebuah cek kosong lalu dia pun mulai menandatangani dan memberikan kepada Bimo pamannya Devina.

"Ambil ini tulis berapapun jumlah yang kau inginkan dan berikan dia kepadaku!" ucap Regan dingin. Bimo membelalakkan matanya tak percaya dia pun buru-buru mengangguk dan mengambil cek tersebut.

"Paman!" teriak Devina tak percaya jika pamannya akan tega menjual dirinya seperti barang

"Kenapa Paman tega menipuku Paman jahat! Paman bilang kepadaku akan memasukkan ku ke pekerjaan di sebuah perusahaan apa ini perusahaan yang Paman maksud perdagangan manusia" Nino yang juga tak terima dengan keputusan Bimo seketika naik pitam

"Brengsek sekali kau Bimo!"

Bugh!!

Dua pukulan sukses mendarat pada wajah Bimo.

"Beraninya kau mempermainkanku bajingan ini!" teriak Nino kepada Bimo

"Maaf Nino tuan muda lebih tahu apa yang kubutuhkan tak sepertimu yang selalu bertele-tele!" ucap Bimo dengan senyum

"Dasar keparat kau Bimo kau pikir aku tak mampu memberikan jumlah yang sama dengan yang diberikan oleh Regan!" sarkas Nino tak mau kalah

"Sudahlah aku sudah terlanjur tertarik dengan tawaran tuan muda aku pergi dulu!" pamit Bimo kepada mereka yang berada di dalam ruangan tersebut

"Awas aja kau Bimo!" Nino tetap tidak terima dengan keputusan yang diambil oleh Bimo.

"Paman aku mohon jangan tinggalkan aku jangan berikan aku pada mereka paman!" cegah Devina menahan tangan Bimo

"Sudahlah Vina nikmati saja hidup baru bersama Tuan Muda!" ucap Bimo menghempaskan Devina kasar.

Perlakuan yang dilakukan oleh Bimo kasar kepada Devina membuat rekan sedikit marah hatinya seperti tak terima jika ada yang menyakiti gadis kecilnya itu.

"Ayo kemarilah ikut denganku!" ucap Regan menarik tangan Devina

"Tunggu!" tiba-tiba saja Nino menghentikan langkah Regan

"Katakan?"

"Berikan dia kepadaku aku akan mengganti uangmu dua kali lipat!" ujar Nino kepada Regan

Regan tersenyum meremehkan lalu dia melangkah menghampiri Nino

"Aku tidak butuh uangmu dengarkan aku baik-baik simpan saja uangmu atau kau bisa memberikannya pada gadis lain, Karena sekarang dia adalah milikku dan kau sudah tahu bukan jika aku tidak pernah mau membagi milikku dengan siapapun!"ucap regen sambil menepuk sebelah pipi Nino.

"Tapi dia itu milikku Regan aku yang sudah lebih dulu menawarnya!" jawab Nino lagi

Regan tak menggubris lagi perkataan Nino dia dengan tenang mulai melanggar pergi meninggalkan klub itu, tak lupa juga dengan tangannya yang terus memegang tangan kecil milik Devina.

Devina yang tak punya pilihan lain pun akhirnya hanya bisa pasrah mengikuti Regan dari belakang, meskipun dia masih terus menangis meratapi nasibnya yang semakin buruk.

"Ayah ibu lihatlah anakmu yang bodoh ini yang mungkin sebentar lagi akan menjadi seorang pelacur!" Alina menangis dan berucap di dalam hatinya

"Jangan menangis terus dasar cengeng sekali!" goda Regan kepada Devina. Devina yang tak terima dengan ledekan rekan tiba-tiba

"Arrrrrgghhhh"

Teriak Regan kesakitan karena ulah Devina yang tiba-tiba menggigit tangannya, sedangkan Devina tanpa merasa bersalah langsung lari mencoba untuk kabur dari genggaman Regan.

Namun saat sedang berlari Devina tampak tak begitu memperhatikan jalanan di depannya karena dia sibuk menengok ke belakang takut Regan akan mengejarnya. hingga tiba-tiba saja Devina menabrak tong sampah yang ada di pinggir jalan.

Brak!!

"Awwww...." Vina meringis kesakitan. Devina jatuh tersungkur ke kubangan air comberan yang berenang di jalanan

"Huaaaaaaa..." seketika tangisan Devina pecah

Wajah serta pakaian yang Devina kenakan seketika kotor dan basah kuyup. sedangkan Regan yang melihat kejadian lucu itu pun seketika tertawa terbahak-bahak amarah yang tadi siap meledak seketika lenyap dan berganti dengan tawanya yang sangat lepas.

Para pengawalnya pun sampai terbelalak menyaksikan Tuan mereka tertawa lepas seperti itu, karena pasalnya hampir 10 tahun lamanya mereka menyari tak pernah melihat tuannya tertawa bahagia. jangankan untuk tertawa selepas itu sekedar senyum pun sepertinya sangat mustahil untuk dilakukan oleh Regan.

Karena kesan dingin dan arogan yang selalu melekat pada diri Regan juga kurangnya perhatian dari sosok sang Ibu menjadi alasan bagi rekan untuk bersikap lebih tertutup kepada siapapun.

Rendy sang asisten pribadi regent pun langsung terperangah kalau melihat Tuan mudanya tertawa seperti itu tak lupa diam-diam dia mengabadikan momen langka tersebut melalui ponsel pintar miliknya.

"Huaaaa.....huaaaa....ini sangat sakit sekali." teriak Devina kesakitan

"Tuhan kenapa sih kau selalu saja menghukumku seperti ini padahal aku ini anak yang baik kenapa nasibku selalu sial!" keluh Devina dengan sesegukan

"hahaha....." suara tawa Regan pecah

Terlihat sesekali Regan menghapus air matanya saking puasnya dia tertawa sampai meneteskan air mata. Devina seketika bangkit dari duduknya mengusap air matanya dengan kasar.

"Apakah sudah puas melihat penderitaanku ini tuan yang kejam!"pungkas Devina dengan amarahnya. seketika tawa Regan berhenti saat mendengar perkataan Devina.

"Apa! siapa yang kamu maksud dengan sebutan kejam?" jawab Regan dengan mendelikkan kedua matanya

"Tentu saja itu kau! memangnya jika bukan kau siapa lagi yang berada di sini tidak ada kan!" sarkas Devina menunjuk wajah Regan.

...----------------...

Ep 3

Regan perlahan melangkahkan kaki panjangnya untuk menghampiri Devina, sambil menyipitkan kedua mata indahnya. Regan lalu menunduk melihat wajah cantik Devina yang terkena percikan air kotor itu.

karena terlalu dekatnya jarak diantara mereka berdua sampai-sampai membuat keduanya dilanda kegugupan, namun bukan Regan namanya jika tak pintar menyembunyikan perasaannya itu.

Devina mengerjakan mata indahnya yang membuat Regan semakin gugup dibuat nya.

"wajahmu seperti sudah siap!" ucap Regan mencoba menggoda Devina yang menatapnya seperti itu

"siap! siap apa?"tanya Devina dengan kepolosannya

"siap untuk digoreng! hahaha... lihatlah penampilanmu sekarang sudah seperti cumi yang dibacem sama kecap!"ledek regen sambil tertawa

"keterlaluan! tidak lucu tahu"dengus Devina kesel sambil mengerucutkan bibir kecilnya itu.

Regan tiba-tiba melepaskan jas mahal yang kini sedang dipakainya lalu dia memakaikannya kepada Devina untuk menutupi tubuh mungilnya itu.

Devina yang kaget dengan perlakuan Regan hanya bisa melongo, begitu juga dengan Rendy yang tak percaya melihat perlakuan manis tuannya pada gadis kecil yang baru saja dia temui beberapa menit lalu.

"kakak apa kita tidak salah lihat?"tanya salah satu pengawal pada Rendy

"aku rasa tidak itu benar-benar tuan muda kita!" jawab Rendy tanpa melepaskan pandangannya dari kedua sejoli di hadapannya itu

"ini sungguh luar biasa pengaruh gadis kecil itu baru bertemu saja Gadis itu sudah membawa perubahan besar kepada tuan muda!" ujar sang pengawal lagi

"kamu benar Zaki bersiaplah sepertinya tugas kita akan bertambah!" ucap Rendy

"kakak Tenang saja tanpa perintah tuan muda pun kami akan tetap siaga menjaga calon nyonya muda kita,"

"itu bagus!"

kembali lagi kepada pasangan yang tak henti-hentinya berdebat

"hei kenapa kau memberikan jasmu kepadaku?" tanya heran Devina kepada Regan yang tiba-tiba saja memberikan jas mahalnya itu kepada Devina.

"sudah kau pakai saja jangan cerewet kalau kau nggak mau masuk angin!" jawab Regan acuh

Regan membukakan pintu mobil dan mempersilakan Devina untuk masuk ke dalam mobilnya.

"ayo masuklah sebelum banyak orang yang jijik melihatmu!" ujar Regan

Devina seketika celingukan melihat ke sekitar mereka benar kata Regan, ada banyak pasang mata yang berlalu lalang di jalan itu.

tanpa pikir panjang lagi akhirnya Devina pun berlari masuk ke dalam mobil dan diikuti juga oleh Regan.

"ayo jalan!" perintah Regan kepada Rendi untuk menjalankan mobilnya

"kita langsung ke kantor tuan?" tanya Rendy pada tuannya itu

"kita kembali ke mansion!" jawab Regan kembali ke mode dingin

"baiklah tuan!"

sepanjang jalan menuju mansion milik Regan, Devina terus-menerus bersin Devina sangat sensitif dengan hal-hal yang sangat dingin. Devina terus menggosok hidungnya yang sudah sangat merah itu.

"jangan terus digosok nanti hidungnya bengkak kayak badut!" ujar Regan tanpa menoleh ke arah Devina

"tidak akan! hidungku ini tidak akan seperti badut karena hidungku ini terlalu imut jika disamakan seperti hidung badut" jawab spontan dari mulut Devina

"astaga kamu pede sekali!" ledek Regan tersenyum tipis dia benar-benar ingin tertawa melihat kepolosan yang ada di dalam diri Devina

"bukan pede ini itu lebih ke fakta Bagaimana bisa hidung ke sekecil ini berubah menjadi hidung badut hanya karena aku menggosoknya, kau ini benar-benar aneh sekali tuan!" ujar Devina meledek balik kepada Regan

"terkecuali hidungku habis disengat lebah ya itu mungkin bisa menjadi seperti hidung badut!" ucap Devina lagi yang masih terus memejamkan matanya.

Regan tersenyum lebar mendengar setiap perkataan yang Devina lontarkan dia melihat ke arah Devina yang tengah memejamkan matanya itu. sepertinya Regan benar-benar telah jatuh hati pada gadis kecil di hadapannya itu.

"perasaan macam apa ini!" ucap Regan di dalam hatinya

tanpa sadar dia memegang dadanya sendiri memastikan jika debaran kencang itu berasal dari dalam dadanya. Rendy yang mengintip dari spion mobil ternyata tersenyum manis melihat tingkah laku Tuan mudanya.

Regan yang sadar jika sang asisten sedang memperhatikannya seketika dia berubah menjadi dingin kembali.

"apa yang kau lihat Rendy!" tanya dingin Regan

"Nona Devina sangat manis dan lucu tuan!" puji Rendy tersenyum manis

"biasa saja sudah kau fokus saja menyetir tidak perlu perhatikan yang lain lagi," jawab ketus dari mulut Regan

Regan begitu kesal saat mendengar sang asisten memuji gadis kecilnya itu. Regan segera menoleh kembali melihat Devina yang sedang terlelap di sampingnya.

"kau benar Rendy dia begitu manis sangat manis!" batin Regan mengakui jika Devina memang cantik dan manis

"awas kau Rendi beraninya kau memuji kecantikan gadisku,"batin Regan lagi menajamkan pandangannya pada asistennya

setelah tiga puluh menit lamanya akhirnya mereka sampai di mansion milik Regan. Devina yang mulai membuka matanya sangat kaget saat melihat keluar jendela mobil.

"di mana aku tempat apa ini? kenapa begitu banyak sekali orang berbaju hitam di sini!" monolog Devina kebingungan

"ayo turun!" perintah rekan kepada Devina

"tunggu!!" Devina menarik tangan Regan untuk mencegah adegan keluar dari mobil

"kau membawaku ke mana? dan ini tempat apa!" tanya Devina yang mulai ketakutan

"ini adalah tempat yang pasar manusia!" jawab singkat rekan lalu dia keluar dari mobil

"pasar manusia!"

"hei tunggu!" Devina pun memutuskan untuk segera turun dari mobil dan mengejar Regan

"hei apa benar ini pasar manusia?" tanya penasaran Devina kepada Regan.

"ya!" jawab singkat dari Regan.

"apa kau sengaja membawaku ke sini! untuk menjualku pada para pedagang di dalam sana?" tunjuk Devina pada mansion milik Regan itu

Regan mengerutkan keningnya sambil mengikuti arah yang ditunjuk Devina, setelah melihatnya seketika ide jahilnya pun muncul di otak Regan.

"ya aku akan mencoba menawarkanmu di dalam pasar sana!"bisik Regan di telinganya Devina

"meskipun kau terlihat jelek tapi setidaknya daging dan organ dalam sehat. pasti akan laku keras di pasaran!" ucap Regan sambil berlalu meninggalkan Devina yang sedang termanga

"apa katanya barusan daging dan organ dalam?"

Devina tidak melanjutkan lagi perkataannya dia sungguh takut membayangkan jika benar dia akan dijual di pasar itu.

"tidak aku tidak mau tubuhku dipotong-potong!"

Regan tersenyum puas kalau dia berhasil mengerjai gadis kecil itu.

"tuan tuan tunggu sebentar!"

kaki pendek Devina berlari cepat menyusur Regan yang sudah hampir masuk ke dalam mansion

"jangan masuk dulu!" Devina mencegah dan merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi Regar masuk ke dalam mansion.

"apa!"

"Tuan aku mohon jangan jual aku ya!" Devina memohon kepada Regan

"apa kau tidak kasihan melihat tubuh sekecil ini dipotong-potong. dan lagi pula daging dan organ dalam ku tidak sehat karena aku suka sembarangan makan. jadi sudah dipastikan jika daging ku tidak akan sehat untuk dikonsumsi!" cerocos Devina panjang lebar

Regan mengangkat sebelah alisnya setelah mendengar perkataan Devina.

"iya tidak sehat untuk manusia tapi sepertinya baik untuk pakan harimau dan kawan-kawan yang lainnya!" goda Regan lagi.

...----------------...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!