Cinta harus selalu berani berkorban.
Happy reading.
Visual dari sebagian tokoh yang diambil dari mbah google :
Jason Dirgantara.
Jesy alesandra.
Melisa Dirgantara.
Simon.
"Ingat Jason, kau belum boleh menyentuhnya.Setelah tamat sekolah Jesy, baru kau boleh menyentuhnya." peringatan diberikan Daddynya, setelah Jason dan Jesy dinyatakan sah.
"Bagaimana kalau silap om?" tanya Simon pada Johandy.
Dengan keras Johandy mendaratkan jitakan dikening Simon,sehingga Simon mengaduh kesakitan.
"Aduh om..!"Simon kaget,mendapatkan jitakan dikeningnya.Oleh Johandy,Daddynya Melisa.
"Awas kamu Simon,jangan ajarin Jason untuk melakukan hal yang silap seperti yang kau katakan tadi." peringatan diberikan Johandy pada Simon.
"Batal kamu,saya nikahkan dengan Melisa.; sambung Johandy lagi.
"Aduh...sadis benar calon mertua ini,anaknya tidak perlu diajarin mah sudah tahu sendiri soal begituan."guman Simon pelan,dia takut Johandy mendengar apa yang dikatakannya.
Kita beralih kepada Melisa dan Jesy yang sedang asik mengobrol berdua.
"Akhirnya,Jesy menjadi kakak iparku." ucap Melisa.
"Jesy tidak mau dipanggil kakak ipar ya,Jesy masih muda." kata Jesy pada Melisa.
Melisa tertawa mendengar Jesy menolak untuk dipanggil dengan sebutan kakak ipar.
"Awas Jesy,nanti malam Jason pasti tangannya grasak-grusuk kemana-mana." Melisa mulai menjahilin Jesy.
"Kami belum boleh tidur bersama dan sekamar." kata Jesy.
"Tidur sekamar boleh Jesy,yang tidak boleh itu mendesah-desah ditengah malam." kata Melisa sambil mengeluar senyumannya.
"Kak Melisa ini,otaknya mesum terus.Kenapa tidak kak Mel aja dengan kak Simon yang melakukannya,kakak sudah cukup umur." balas Jesy.
"Kak Mel belum sah,masih private.Jadi belum boleh diobok-obok." kata Melisa sambil tertawa begitu melihat wajah Jesy yang bersemu merah.
Dina dan Maya mendekati ketempat kedua anaknya duduk.
"Asik sekali kalian berdua,apa yang diobrolkan?" tanya Dina.
"Biasa mom,ngodain kakak ipar." ujar Melisa.
Dina mengambil posisi duduk disamping Jesy,dan tangannya mengenggam tangan Jesy.
"Jesy sekarang sudah menjadi istri Jason,walaupun itu hanya pernikahan diatas kertas.Tapi kewajiban Jesy sebagai istri harus dilakukan,tapi diatas ranjang jangan dulu ya." kata Dina.
"Ya tante.." jawab Jesy.
"Panggil mommy Jesy." kata Dina,karena Jesy masih memanggilnya dengan tante.
"Iya mom.." Jesy masih malu-malu memanggil Dina dengan panggilan mommy.
"Selama Jesy di rumah,belum kembali ke asrama.Jesy harus belajar menjadi seorang istri.Karena mommy setelah pernikahan Melisa akan pergi ke Villa." kata Dina.
"Lama mommy berada divilla?" tanya Melisa.
"Mommy ingin melahirkan disana." kata Dina.
"Dina,lihat kamu hamil.Kepingin rasanya aku hamil juga." kata Maya,dan tangannya mengusap-usap perutnya.
"Kamu suruh saja Jesy yang hamil." celetukan Dina membuat Jesy kaget.
"Mommy..!" seru Jesy.
"Mommy bercanda.."kekeh Dina.
"Kamu ya Dina,mau pingsan tu anakku." kata Maya.
"Sebenarnya biarin saja mereka nabung buat anak,dikampung-kampung.seumuran Jesy sudah melahirkan anak dua." kata Dina.
"Biar mommy bilang Jason untuk nyetor,biar nanti keponakan dan om sebaya." ide Dina membuat Maya dan Melisa tertawa,sedangkan Jesy menampilkan wajah yang cemberut.
"Sudah Dina,jangan ganggu menantu kecilmu." kata Maya.
Dina tertawa dengan keras,sehingga menjadi perhatian Johandy sehingga dia beranjak menghampiri Dina.
"Ada apa honey,senang sekali kelihatannya?" tanya Johandy.
"Ini mas,menantu kecil kita,Dina suruh punya bayi.Biar besar nanti bareng dengan anak kita ini." kata Dina.
"Jesy tunggu tamat SMA dulu." kata Johandy.
"Tidak salahkan,mereka sudah sah." kata Dina dan matanya menatap Jesy yang menunduk malu.
"Seperti yang mas katakan,tunggu Jesy tamat sekolah.Baru Jason bisa nyetor ke istrinya untuk nabung.." kata Johandy.
"Mas ini,emang Jesy bank." kata Dina sambil ngekeh.
"Omongan kedua mertua ini,membuat anakku stres." suara hati Maya.
"Melisa saja suruh cepat-cepat punya baby,untuk jadi teman anak kalian." kata Maya.
"Kenapa Melisa yang terkena,Melisa masih belum menikah tante." ucap Melisa.
"Dua hari lagi Melisa sudah sah dengan Simon,jadi sudah bisa membuat baby."kata Maya,dan itu berhasil membuat Melisa malu.Karena diucapkan didepan mommy dan Daddynya.
"Ayo Jesy,jangan berbaur dengan orangtua.Percakapan mereka ini khusus untuk orang yang sudah menikah." kata Melisa kepada Jesy.
"Kak Mel,Jesy baru saja menikah." ucap Jesy dan wajahnya menampilkan ekspresi yang bingung.
"Oh iya...!" seru Melisa.
🌸🌸🌸
Di waktu yang sama tapi tempat yang berbeda,Rose duduk dan tangannya terus mengobok-obok minumannya,sehingga minumannya tumpah.
"Rose cukup..!" seru David,dan tangannya menghentikan Rose yang menggoyangkan gelasnya.
"Lihat gelasmu itu,isinya sudah tumpah keluar.Bukan habis diminum,tapi habis karena tumpah." kata David.
"Ada apa denganmu,dari tadi ku perhatikan melamun terus." kata David,dan dipandangnya wajah Rose dengan cermat.
"Heran,kenapa rencana ku waktu itu gagal,untuk mempermalukan kedua anak manja itu gagal." ekspresi Rose bingung memikirkan rencananya yang gagal.
"Apa kau yang menggagalkannya?" Rose memandang David dengan serius,dan mengamati wajah David.Sehingga membuat David jengah atas tatapan Rose terhadap dirinya.
"Gila kamu Rose,jangan main tuduh saja." ucap David menolak tuduhan Rose.
"Terus...!" kenapa gagal?"opa-opa itu lagi ikut campur saja." Rose teringat dengan opa Sam yang telah memberinya peringatan.
"Opa Sam,tahu kau yang merencanakan itu?" David pura-pura tak tahu dan kaget,dia berusaha agar Rose tidak menaruh curiga terhadapnya.
"Iya,orang yang sudah bau api neraka itu ikut campur.Apa dia melihat aku memasukan laki-laki itu kekamar cucu-cucu manjanya?" tanya Rose pada David.
"Mungkin,apa opa juga tahu aku ikut membantumu?" pura-pura panik David.
"Mungkin.." jawab Rose.
"Ah....kenapa aku bisa terlibat,bisa digorok papa dan mama ku jika sampai mereka tahu." David pura-pura stres.
"Tenang saja,puyeng aku dengar rengekkan mu." ujar Rose.
"Kamu bilang tenang Rose..!"kalau mama dan papa ku tahu,bisa-bisa aku dicoret dari kartu keluarga." David pura-pura ngedumel.
"Ah...terpaksa melakukan acting ini,biar bisa mantau Rose." suara hati David.
David sudah berjanji pada opa Sam,untuk selalu mengawasi Rose dan melaporkan pada opa Sam.
**flash back on**
"David,kau harus membantu opa.Untuk mengawasi pergerakan Rose,opa tidak ingin dia makin jauh salah melangkah."permintaan opa Sam pada David.
"Kamu harus hati-hati,opa tidak ingin kamu celaka.Kita tidak tahu apa yang ada dipikiranya." ingatkan opa Sam pada David.
Flash back off
"He..kenapa melamun..?" tanya Rose,setelah David berdiam diri cukup lama.
"Tidak apa-apa,mikirkan pekerjaan saja." yang tersadar dari lamunannya.
"Hari ini mereka menikah." kata Rose.
"Siapa?" David pura-pura tak tahu.
"Jason dan Jesy.." kata Rose.
"Oh...kalian tak di undang?" tanya David.
"Tidak,katanya hanya keluarga inti saja." jawab Rose.
"Bagaimana jika pihak sekolah tahu bahwa dia sudah menikah,pasti seru ya!" seringai licik terlihat dari bibirnya.
Begitu mendengar perkataan Rose,David cukup kaget mendengarnya.
"Ingat Rose,kalau hal itu sampai tersebar keluar,bisa-bisa kau jadi tertuduhnya,Kau lupa perkataan om Johandy." ingatkan David.
"Mana tahu dia aku yang membocorkannya." Kata Rose dengan santainya.
"Kau ini bodoh atau pura-pura bodoh,hanya kita berempat orang luar saat itu.Apa mereka akan membocorkannya?" kata David.
Rose terdiam,dia mencermati perkataan David.
"Ah....kenapa aku terus kalah dengan gadis manja itu..!" teriaknya,sehingga menjadi perhatian pengunjung yang berada dicafe tersebut.
"Aku tidak ingin dia semakin terjerumus,aku harus melakukan sesuatu." suara hati David.
🍂🍂
Hari telah semakin larut,dan acara pernikahan Jason dan Jesy telah berakhir.
"Ah..capeknya,baru acara sederhana begini sudah letih.Bagaimana orang yang mengadakan pernikahan tamunya ribuan,apa tidak kaku tangan dan kakinya." Jesy bicara sendiri dalam kamarnya.
Jesy mengitari pandangannya untuk melihat keadaan kamar yang ditempatinya,setelah menikah Jesy menempati kamar yang cukup besar.Dulunya kamar ini adalah ruangan bermain,sekarang dirubah fungsinya menjadi kamar tidur.
Setelah puas mengamati kamarnya,Jesy membaringkan tubuhnya diranjang.
"Kenapa mata ini belum bisa terpejam." mata Jesy menerawang menatap langit-langit kamarnya,tanpa disadarinya ada sepasang mata yang menatapnya melalui cctv yang ada dikamar tersebut.Mata itu terus mengamati pergerakan Jesy ditempat tidur,dan bibirnya menampilkan senyuman.
Mata itu ada mata milik Jason,yang sedang duduk diruangan kerjanya.Jesy tak menyadari bahwa kamar itu dipasangi cctv oleh Jason.
Jason memasang cctv di kamar,untuk memantau keselamatan Jesy.Dia tak ingin ada apa-apa menimpa Jesy.
Setelah tak melihat pergerakan Jesy lagi diatas ranjang,Jason beranjak meninggalkan ruangan kerjanya.
💝 Bersambung💝
Sekuel:Kubawa cintaku pergi.
Dengan perlahan-lahan Jason membuka pintu kamarnya,dan masuk kedalam kamarnya.Jason berjalan hampir seperti melayang,agar langkah kakinya tidak sampai terdengar Jesy.Jason mendekati ranjang dan membaringkan dirinya di sisi Jesy.
Jason memiringkan badannya,sehingga dia dengan leluasa dapat memandang Jesy dalam tidurnya.
"Kakak akan selalu melindungimu gembul,ini kali kedua kita tidur bersama." Jason mengelus pipi Jesy dengan lembut.
Jason akhirnya tertidur juga setelah puas memandangi Jesy yang tidur disisinya.
🌻🌻🌻🌻
"Mama.." Jesy makin mendekatkan badannya kedalam pelukan Jason.
Jesy merasakan kejanggalan dengan orang yang memeluknya,harum parfumnya begitu beda dengan parfum mamanya.
Jesy membuka matanya sedikit demi sedikit,dan dilihatnya bahwa dia berada dalam pelukan Jason.Bukan dalam pelukan mamanya seperti yang disangkakannya.
"Aw....!"kenapa kakak tidur dikamar Jesy,kakak mau rogol Jesy ya?" karena paniknya Jesy sampai mengucapkan kata perkosa dalam bahasa Malaysia,karena Jesy pernah tinggal di negeri jiran itu selama 4 tahun.
"Apa itu rogol?" tanya Jason yang tidak tahu arti kata yang diucapkan Jesy.
"Perkosa,kakak mau perkosa Jesy..!" Jesy melihat tubuhnya dibawah selimut,dan dilihatnya pakaiannya masih utuh.
"he..mana ada suami perkosa istri..!" seru Jason dan dia mengeliatkan badannya yang terasa kaku.
"Kenapa kakak tidur disini,kita tidak boleh tidur bersama." kata Jesy yang masih menaruh waspada pada Jason.
"Kata siapa kita tidak boleh tidur bersama?" tanya Jason pada Jesy.
"Daddy.." kata Jesy.
"Daddy melarang menyentuhmu,bukan melarang untuk tidur bersama." kata Jason.
"Kakak bohong..!" seru Jesy.
"Kalau tak percaya,tanya Daddy." kata Jason kepada Jesy.
"Ayo kita tidur lagi,nanti kita pasti tidak bisa istirahat." Jason kembali melanjutkan tidurnya,dan menarik Kedu kedalam pelukannya kembali.
Jesy melepaskan diri dari pelukan Jason.
Jesy tidak bisa tidur lagi lagi,ini sudah jam 7 kak.Jika di asrama jam 5 kami sudah bangun." kata Jesy.
"Ini bukan di asrama." kata Jason.
"Jesy mau bangun,tidak bisa tidur lagi." Jesy beranjak untuk turun dari ranjang menuju kamar mandi,dan Jason kembali melanjutkan tidurnya.
Setelah selesai mandi,Jesy keluar kamar.Karena dilihatnya Jason masih tidur,dengan pelan Jesy membuka dan menutup pintu kamarnya dengan pelan.
"Pengantin baru cepat sekali bangunnya?" Jesy bertemu opa Sam yang ingin pergi lari pagi.
"Ayo temani opa lari pagi." ajak opa Sam.
"Ok opa,Jesy ambil sepatu lari dulu."Jesy berlari menuju samping,dan tak lama kemudian dia sudah kembali dengan memakai sepatu larinya.
Dalam berlari,banyak orang yang memperhatikan mereka.Karena baru sekali ini opa Sam dan Jesy berlari dilingkungan sekitar rumah Johandy,sehingga banyak warga yang tidak mengenali mereka.
"Ayo kita duduk disana."opa Sam menuju kearah bangku taman yang kosong.
"Aduh capek juga,sudah lama tidak berolahraga." kata opa Sam.
"Sudah jauh kita berlari opa,makanya letih." kata Jesy,dan dia ikut untuk duduk dibangku itu.
"Jesy,opa beritahukan ya.Jangan terlalu cepat percaya dengan perkataan orang yang dikenal maupun tidak dikenal." kata opa Sam.
"Kenapa opa?" tanya Jesy.
"Karena orang itu bisa juga mempunyai niat buruk terhadap kita." kata opa Sam.
"Kenapa opa berkata begitu,apa ada masalah yang tidak Jesy ketahui..?" tanya Jesy.
"Karena kamu sekarang sudah menjadi istrinya Jason,dalam dunia usaha banyak sekali intrik didalamnya.Saingan dalam dunia usaha sangat berbahaya." kata opa Sam.
"Apa begitu menakutkannya dalam dunia bisnis opa?"
"Bisa menakutkan,bisa juga tidak.Yang pasti kamu harus hati-hati mulai sekarang,walaupun pernikahan kalian masih dirahasiakan.Harus tetap waspada." kata opa Sam lagi.
"Baik opa,Jesy akan ingat pesan opa." kata Jesy.
"Ayo kita kembali." opa Sam bangkit dari duduknya dan kembali melanjutkan larinya.
🌻🌻🌻
Pernikahan Melisa dan Simon dilakukan sangat sederhana,karena Johandy tidak suka yang glamor.Johandy hanya mengundang koleganya yang masih berbisnis dengannya saja.Sedangkan keluarganya Johandy hanya mengundang keluarga inti saja.
Dalam resepsi Johandy dikejutkan dengan kedatangan temannya masa SMA nya dahulu.
"Rio...!" sapa Johandy.
"Jo..!" balas Rio,dan mereka saling berpelukan.
"Aku sudah meyakini,bahwa nama yang tertera dikartu undangan kau Jo.." kata Rio.
Dan Johandy juga kaget bahwa David adalah putra Rio.
"David,apa betul orang ini papamu?" tanya Johandy.
David tertawa mendengar perkataan Johandy yang meragukan Rio papa David.
David pergi meninggalkan papanya dan Johandy untuk mengenang masa lalu.
"Busyet kau Jo,kenapa kau ragu David anakku?" tanya Rio.
"Kau itu dulu hancur,anakmu begitu ganteng.Sekarang cukup lumayanlah." kata Johandy.
"Mana kupercaya David anakmu."Johandy seperti tak percaya David anak Rio.
"Istriku cantik Jo,kau juga mengenalnya.Lusi kau ingat,gadis yang pernah kutaksir dulu.Akhirnya kami bertemu lagi dan dia mau menerimaku menjadi suaminya." Rio berkata sambil tertawa kecil.
"Kau pelet dia." ledek Johandy kepada Rio.
"Dasar kau Jo..!"
"Kau tahu kabar Silvia,dia sudah meninggal karena kecelakaan." kata Rio.
"Aku tahu,karena insiden itu melibatkan aku juga." kata Johandy.
"Apa..!" kau terlibat juga." Rio kaget.
Johandy menceritakan semua perbuatan Silvia terhadap keluarga dahulu.
"Gila ya tu orang,tak kusangka dia menyukaimu." kata Rio.
"Aku juga,karena aku menganggapnya sebagai teman." cerita Johandy.
"Dia pernah datang ke rumah sakit tempat aku kerja." kata Rio.
"Kau dokter?" tanya Johandy,karena setahunya dulu Rio kuliah ekonomi.sedangkan Jo hanya setahun kuliah di Indonesia selanjutnya dia kuliah di luar negeri.
"Bukan Jo,kau lupa orangtua ku memiliki rumah sakit.Dan sekarang aku yang menghandlenya.
"Untuk apa dia datang menemuimu?" tanya Johandy.
"Dia hamil,dan dia ingin menggugurkan kandungannya.Tapi tidak bisa lagi." kata Rio.
"Apa dia sudah menikah,kenapa dia mau menggugurkan anaknya?"
"Aku tidak menanyakannya,karena aku keburu emosi begitu dia memberitahukan ingin minta tolong pada Lusi agar mau menggugurkan kandungannya." cerita Rio.
"Waktu dia menjadi asistenku,dia tidak ada dekat dengan laki-laki." kata Johandy.
"Mungkin waktu dia kembali ke Indonesia,dia ada dekat pria." kata Johandy.
"Mungkin.." kata Rio.
"Aku terakhir jumpa,dia bersama dengan rekan bisnisku.Sepertinya mereka berpacaran,tapi sepertinya pria tersebut sudah beristri." kata Johandy lagi.
"Mungkin karena itu,dia ingin menggugurkan kandungannya.Pria itu tidak mau bertanggung jawab."
"Mungkin juga,jadi kau tahu bagaimana nasib anaknya?" tanya Johandy.
"Pernah aku mencari kerumahnya,kata pembantunya dia tidak tinggal lagi dengan orangtuanya.Setelah mamanya meninggal,papanya menikah lagi dan Silvia tidak akur dengan mama tirinya." cerita Rio.
"Selama 2 tahun dia menjadi asistenku,aku tak pernah menanyakan masalah pribadinya." kata Johandy.
"Waktu SMA sampai kuliah kita juga tidak pernah mengenal orangtuanya.
Cerita Rio dan Johandy berhenti,ketika Dina menghampirinya.
"Mas,sudah makan?" tanya Dina.
"Siapa Jo..?" Rio kaget melihat Johandy dihampiri perempuan hamil.
"Oh...ini istriku." Johandy mengenalkan Dina pada Rio.
"Hebat kau Jo,istrimu sedang hamil?" tanya Rio.
"Yup..anak ketiga " ucap Johandy bangga dan dia mengusap perut buncit Dina.
"Dina ini,teman mas waktu SMA dan kuliah juga.Tapi kuliah hanya satu tahun." kata Johandy pada Dina.
"Mas Dina mau cari makan dulu,mas lanjutkan bincang-bincangnya." Dina meninggalkan Jo dan Rio.
"Masih tokcer juga tu barang Jo,sudah punya mantu.Tapi istri hamil lagi." ledek Rio.
**Bersambung**
Jika berkenan beri rate 5.dan jika tak suka lebih baik tinggalkan saja jangan jatuhkan cerita author.Cari cerita yang readers suka.
Dina dan Maya sedang duduk menikmati menu favorit mereka masing-masing.
"Dina.." sapa seseorang dari belakangnya.
"Mba Yanti,lama sekali baru datang?" tanya Dina.
"Iya,tiba-tiba tadi ada urusan di restoran" kata Yanti.
"Kenapa berdua saja,mas Dika mana?" Dina tak melihat keberadaan Dika.
"Terpaksa bagi tugas,Dika tetap berada di restoran.Kami yang harus ke sini." kata Yanti.
"Ayo mba ambil makanannya." ucap Dina.
"Sebentar lagi Dina,Rose kalau mau makan gih ambil sana." kata Bundanya.
Rose mengikuti saran bundanya,dia berjalan menuju tempat makanan yang tertata dengan rapi.
Rose melihat Simon dan Melisasedang duduk menikmati makanannya.
"Kak Simon selamat ya,Mel selamat juga.Kamu sekarang sudah jadi istri." kata Rose dengan memberikan selamat kepada Simon dan Melisa.
"Terimakasih ya Rose." kata Melisa kepada Rose.
"Akibat campur tanganmu,akhirnya aku menikah Rose." suara hati Simon.
"Kak Simon kenapa melamun?" tanya Melisa,karena dia melihat Rose dengan serius.
"Tidak apa-apa kakak hanya mencari keberadaan Jason dan Jesy " kata Simon.
"Permisi ya,Rose mau ketempat bunda." Rose meninggalkan Melisa dan Simon.
"Kakak kenapa tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Rose?" tanya Melisa.
"Sudah Melisa mewakili kakak,untuk apa kakak bicara" ucap Simon dan kembali melanjutkan makannya.
"Hih.....kemana Jason,apa dia sudah tahu Rose berduri sudah datang." batin Simon.
"Mel,ada lihat Jason?"tanya Simon pada Melisa.
"Tadi Melisa lihat lagi bersama Jesy." ujarnya.
"Oh bersama Jesy ya." Simon menarik napas lega,karena Jason bersama Jesy.
"Ada apa sih sebenarnya,kenapa kakak melihat Rose seperti melihat mahluk aneh saja?" tanya Melisa.
"Sebenarnya ada hal yang kami sembunyi dari Melisa dan Jesy,tentang peristiwa yang terjadi di vila." kata Simon.
"Ceritakan kak,kalau tidak kakak ceritakan.Melisa tidak mau tinggal bersama kakak di apartemen." ancam Melisa.
"Aduh ancamanmu sama sadisnya seperti Daddymu." kata Simon.
"Ayo ceritakan?"
Dengan terpaksa Simon menceritakan semua peristiwa di vila,tanpa ada ditambah-tambahinya dan dikuranginya.
"Sudah error otaknya,kenapa sih dia masih di undang." geram Melisa mengingat cerita Simon.
"Mommy belum tahu semua ini." kata Simon.
"Seharusnya jangan disembunyikan dari mommy,bagaimana kalau dia menyakiti mommy?" Melisa merasa mommynya harus tahu kelakuan Rose.
"Makanya kita harus mengawasinya." kata Simon.
"Mana dia?" mata Melisa mengitari lokasi pesta untuk mencari sosok Rose.
"Dia sepertinya ingin ke toilet." kata Simon,setelah dia tadi sempat melihatnya menuju arah toilet.
Rose menuju toilet,setelah tanpa sengaja tadi bajunya kecipratan saos.
"Wow...siapa ini pengantin baru." Rose bertepuk tangan ketika bertemu Jesy didepan toilet.
"Kak Rose.." sapa Jesy dengan ramah.
"Tidak usah sok keramahan anak manja,kamu tahu seharusnya pernikahan kamu tidak terjadi dengan Jason." kata Rose.
"Apa maksud kakak?" Jesy heran mendengar perkataan Rose.
"Oh...kau belum tahu rupanya ya,baiklah aku akan ceritakan hasil ciptaan ku." ucap Rose.
Rose menceritakan semua perbuatan yang direncanakan terhadap Melisa dan Jesy dengan bangganya.
"Seharusnya kau itu tidur dengan para berandala yang ku sewa,tapi entah kenapa malah Jason yang tidur bersamamu.Kau sungguh beruntung." Rose tertawa ngekeh.
"Kau jahat kak Rose!" seru Jesy.
"Gadis bodoh,aku telah menolongmu.Hingga kau bisa menikah dengan Jason,jika aku tidak menjebakmu.kamu tidak menikah dengan Jason." kata Rose dan tangannya menarik rambut Jesy.
"Kau betul-betul sudah gila,lepaskan.!!" teriak Jesy,dia berusaha melepaskan tarikan dirambutnya.
"Teriak saja,tidak ada yang akan menolongmu." Rose mendekati Jesy.
"Seharusnya Jason milik aku." tarikan di rambut Jesy makin kencang,sehingga Jesy berteriak ke sakitan.
"Lepaskan.." rontaan Jesy tidak membuatnya terlepas dari cengkeraman Rose,malah Rose makin mencengkeramnya dengan kuat.
"Apa yang kau lakukan Rose...!" teriakan Dina membuat Jesy terlepas dari cengkeraman Rose.
"Mommy..!"suara Jesy lirih.
Dina berjalan mendekati Rose yang berdiri dengan angkuhnya didepan Dina.
"Apa yang kau lakukan terhadap Jesy?" tanya Dina,dan matanya tajam menatap Rose.
"Aku memberikannya pelajaran yang tidak akan dilupakan." jawab Rose.
"Siapa kau,bisa-bisanya ingin memberikan pelajaran terhadap keluargaku?"tanya Dina lagi.
"Siapa kau...!" teriak Dina kepada Rose,sedangkan Jesy berdiri dibelakang Dina.Pipi Jesy mengeluarkan darah akibat terkena kuku Rose.
Dina makin mendekatkan dirinya ke Rose,tanpa disadarinya tiba-tiba Rose mendorong Dina hingga Dina terjatuh ke lantai.
"Aw...sakit..!" Dina memegangi perutnya.
"Mommy...!" Jesy histeris ketika dilihatnya,dari sela paha Dina keluar darah.
"Rose apa yang kau lakukan..!" teriak Jesy,ketika dia melihat Rose menolak Dina hingga jatuh kelantai.
Setelah melihat Dina terbaring di lantai akibat dorongannya,Rose pergi meninggalkannya.
"Jesy,panggil Daddy." perintah Dina,dengan cepat Jesy berteriak memanggil Johandy.
"Daddy...!"teriak Jesy dengan kencang,sehingga semua menoleh kearahnya.
"Dad,mommy jatuh." Jesy langsung menarik tangan Johandy.
"Jatuh!" dimana?" Johandy kaget.
"Toilet..!" seru Jesy
Johandy langsung lari ke toilet,diikuti Jason dan opa Sam.
"Honey...!"Johandy mengangkat Dina.
"Langsung ke rumah sakit Jo." kata Opa Sam yang mengikutinya dari belakang.
Setibanya diluar mobil Johandy sudah berada didepan,setelah masuk kedalam mobil Johandy memerintahkan sopirnya melaju kerumah sakit.
"Honey..!"Johandy memeluk Dina.
"Mas sakit." lirih suara Dina.
"Sebentar lagi kita sampai." ucap Johandy pada Dina.
"Mas anak kita.." Dina menanyakan tentang babynya.
"Anak kita pasti selamat honey,tenang saja.Anak kita kuat." Johandy berusaha menenangkan Dina,walau dalam hatinya ada rasa ketakutan akan kehilangan anak mereka.
Setibanya di rumah sakit,Johandy langsung membawanya ke UGD.Dan dokter yang telah lama menangani Dina sudah menunggu,karena tadi Jason telah disuruh Johandy untuk menghubunginya.
"Tunggu dulu diluar pak" perintah suster yang menangani Dina.
Ketika keluar dari UGD,semua sudah menunggu diluar dengan cemas.
"Bagaimana Jo?" tanya opa Sam.
"Aku takut om,Dina begitu banyak mengeluarkan darah." terlihat celana Johandy basah terkena darah Dina.
Sedangkan Jesy terus menangis karena dia takut akan hal buruk menimpa Dina.
"Ini semua gara-gara Rose,kalau dia tak mendorong mommy Dina.Mommy tidak mungkin pendarahan seperti itu." perkataan Jesy membuat semua yang mendengar begitu kaget.
"Rose yang melakukan ini semua?" tanya Johandy pada Jesy.
Jesy menceritakan semua apa yang dikatakan Rose,hingga Dina melihat Rose menganiayanya.
"Ini Rose yang melakukannya?" Jason melihat darah dipipi Jesy sudah mengering.
"Iya kak." jawab Jesy.
"Anak itu sudah gila,kita harus melaporkan." kata opa Sam.
"Seharusnya aku menceritakan semua pada Dina mengenai anak itu,ini salahku." Johandy menyalahkan dirinya,hingga Dina mengalami ini semua.
"Bukan salah siapa-siapa,kita juga tak menyangka dia tega mendorong Dina." kata opa Sam.
"Jason bawa Jesy berobat." opa Sam menyuruh Jason mengobati3 luka dipipinya.
"Dad,bagaimana mommy..?" Melisa dan Simon baru saja tiba setelah mengganti bajunya.
"Masih didalam." jawab Johandy,dan pandangan matanya terus menatap lantai rumah sakit.
**Bersambung
Hai semua kasih rate 5.dan jika reader tak menyukainya silakan tinggalkan saja**.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!