Jam 12:03, siang hari. Seorang pria berjalan dibawah matahari terik setelah keluar dari apartemen berlantai 2. Dengan pakaian kusut dan kantong mata hitam, dia menuju minimarket yang tak jauh dari tempatnya tinggal.
Setelah kupikir-pikir lagi. Dalam sebulan ini, aku hanya keluar sebanyak 4 kali saja, itupun karena diriku kekurangan makanan.
Semenjak game 'Icarus' rilis, banyak orang mulai meninggalkan kehidupan di bumi dan lebih memilih bermain game VR yang menurut mereka adalah kehidupan kedua, tak terkecuali bagi Chundoong.
Dia adalah seorang pria dengan rambut hitam pendek dengan mata hitam kecoklatan. Janggut tipis memenuhi dagunya, membuatnya terlihat cukup berumur.
Dia berpikir begitu bukan tanpa alasan. Karena di bumi, semua orang yang dia sayangi telah pergi meninggalkannya, ibunya meninggal karena melahirkan dirinya dan ayahnya meninggalkannya di panti asuhan karena tidak diinginkan.
...----------------...
Chundoong mengetahui semua itu lewat pesan yang ditinggalkan ayahnya di panti asuhan tempatnya di buang. Dan setelah berumur 12 tahun, orang yang menjadi pendiri panti memberikan surat itu kepada Chundoong untuk dibaca, itu adalah surat yang ibunya tulis saat mengandung dirinya.
5 tahun berlalu
Saat berusia 17 tahun dia memutuskan untuk pergi dan mencari informasi tentang kedua orang tuanya.
London, Inggris.
Setelah mencari selama 3 tahun aku akhirnya menemukan orang yang sangat mirip dengan foto yang datang bersamaku ke panti asuhan.
Dia berjalan ke arahnya memegang bahunya lalu menyebut namanya.
"Hakho"
Pria itu berbalik ke arah Chundoong, dia menatapnya dengan tatapan dingin lalu berbicara.
"Anda siapa?"
Dia lebih sopan daripada apa yang aku bayangkan.
Chundoong melepas tangannya yang masih berada di bahu Hakho lalu dengan mental yang sudah dia siapkan dalam tiga tahun terakhir, dia berkata dengan penuh keyakinan.
"Saya Chundoong ... putra anda."
Park Hakho memejamkan matanya, mencoba mengingat seseorang yang telah ia lupakan, dia bahkan beberapa kali mengelus-elus jenggotnya yang telah memutih.
"Hmm ... oh," matanya agak terkejut, dia melanjutkan.
"Tidak ku sangka, anak dari jalang itu masih hidup, dia pasti akan sangat bahagia melihat anaknya yang telah dewasa hahaha." Hakho tertawa keras.
Sementara itu, tubuhku terguncang hebat.
Jalang! apa orang tua brengsek ini baru saja menyebut ibuku Jalang!
Kemarahan di pundak Chundoong telah naik ke puncaknya. Tentu saja, sebelum dia menyelidiki ayahnya sendiri, dia telah lebih dulu menyelidiki ibunya, ia hanya butuh beberapa bulan untuk mengetahui identitas ibunya dan dia bukanlah pelacur tapi seorang dokter yang bekerja di rumah sakit terkenal di Seoul.
Dan orang yang mengubah hidupnya adalah kau ...Park Hakho!
Chundoong menggertakkan giginya, tapi dia berusaha mencoba tetap tenang dan tersenyum ringan.
"Ayah~ aku kembali!"
Seorang gadis muda berteriak berlari ke arah mereka dan di belakang gadis itu seorang wanita tua tersenyum bahagia melihat keceriaan anaknya. Park Hakho berbalik melihat kedua nya dengan senyum hangat.
Itu dulu
kedua orang itu kini telah sampai di hadapan Chundoong dan Hakho, gadis muda itu menatap Chundoong sebelum bertanya pada Park Hakho.
"Ayah, dia siapa?"gadis kecil itu bertanya dengan wajah polos. Park Hakho tersenyum lalu mengangkat gadis kecil kepelukannya.
"Dia kenalan ayah, Jiyoon bawah Saeyon pergi bermain, aku ingin berbicara dengannya dulu." Hakho menoleh ke arah Chundoong sebelum menyerahkan anak gadisnya ke istrinya untuk dibawa bermain.
"Ayah, jangan lama-lama, ayah janji akan membawaku ke taman bermain hari ini, kan?" Ucap Saeyon.
Melihat mereka menjauh, Hakho kembali menatap, Chundoong membuka mulutku lebih dulu lalu berbicara.
"Sepertinya kau suka dengan permainan keluarga palsumu itu," Chundoong menunduk, mengambil koin yang ada di samping kakinya, dia tidak tahu kapan itu muncul dan darimana asalnya.
"Berhenti main-main, apa yang kau inginkan?" Dia bertanya dengan kesal.
Wajah yang ia pasang saat ini sangat buruk di mataku, seperti kotoran sapi yang biasa kulihat di internet.
Chundoong kembali berdiri, memiringkan kepalanya yang semakin dekat dengan wajah Hakho. Namun, dia tetap diam, menunggu pertanyaannya di jawab.
"Haa ... beri aku uang lalu aku takkan muncul lagi di hadapanmu, bagaimana?" Dia memutuskan untuk mundur setelah memberi penawaran.
"Hah, dan bagaimana jika aku tidak setuju," Hakho menatap rendah dirinya, Chundoong mengabaikannya dan berkata.
"Entahlah, mungkin ... kehidupan normal putrimu akan berbeda?" dia berbalik, mengalihkan pandangannya ke sungai yang ada tak jauh dari tempat mereka berdiri. Hakho mengertakkan giginya karena kesal lalu melempar sebuah kartu berwarna hitam setelah menggali saku kemeja hitamnya.
"Ambil itu, didalamnya ada 1,5 triliun."
"Dan PINnya?"
"0989***, enyahlah!"
"Sip, kalau begitu aku pergi, dadah." Chundoong berbalik lalu berjalan pergi, melambai-lambaikan kartu hitam ditangannya.
...----------------...
Menyatu dengan orang-orang, Chundoong yakin Park Hakho tidak akan tinggal diam setelah di peras seperti itu. Dia sekilas menoleh kebelakang, ada 5 orang pria dengan setelan jas hitam terus mengikuti dari tadi, bahkan setelah dia ajak jalan-jalan selama 10 menit, mereka terus menempel.
"Haa ... merepotkan." Chundoong tidak bisa untuk tidak menghela nafas panjang sebelum masuk ke dalam gang kecil.
Kini 5 pria itu menutup semua jalan keluar.
"Berikan kartu itu, lalu kau akan aman." ucap salah seorang dari mereka.
" ... "
Chundoong tidak menjawab.
"Hei, Kubilang serahkan kartu itu!" dia melangkah maju ke arah Chundoong dengan tangan terbuka yang siap menangkap leher dan mencekik nya sebagai ancaman. Tapi,
BUUK!
Pria yang maju pingsan dengan pukulan keras mendarat di dagunya, sementara rekan-rekannya merasa bingung dengan apa yang baru saja terjadi.
Pria lain dengan kepala botak mencari sesuatu di dalam jasnya, dia mengeluarkan senjata api, yang berupa pistol yang biasa dibawa pengawal pada umumnya.
Saat dia hendak mengangkat pistol ke arahnya, Chundoong menerjang maju, melakukan tendangan taekwondo ke wajahnya.
KRAK!
Suara tengkorak retak terdengar, pria botak itu jatuh dengan kepala penuh darah.
dia akan segera meninggal, pikirnya
Tanpa membuang waktu, Chundoong mengambil pistol di tangan pria yang sudah tumbang lalu menembak.
3 menit kemudian, setelah 4 tembakan menggema di gang. Setelah membersihkan bukti, Chundoong segera keluar dari sana, merubah penampilannya.
"Membosankan, preman-preman di Jepang lebih menyenangkan daripada mereka," katanya memakai jas hitam Milik pria yang ia bunuh. "Aku juga perlu secepatnya membuat identitas baru"
Jauh dari gang, dia melepas sepatu yang dilapisi besi di bagian luarnya. Sepatu yang awalnya putih polos sekarang di warnai warna merah darah alami.
"Waktunya kembali ke Korea."
Satu tahun setelah pertemuan Chundoong dengan hakho, dunia dihebohkan dengan rilisnya game bernama 'Icarus' game yang begitu realistis. Bukan cuma itu yang menjadi daya tarik dari game ini, koin yang dengan mudah didapat, bisa ditukar dengan mata uang asli yang ada di dunia.
Namun, itu juga membuat angka pengangguran meningkat drastis. Melihat ini, pemerintah di seluruh dunia tidak tinggal diam, mereka menuntut pengurangan pemakaian kapsul game dari 24 jam menjadi maksimal 8 jam perhari.
Pemerintah khawatir jika orang-orang terus mengurung diri, maka secara otomatis pertambahan penduduk akan berhenti total dan kepunahan manusia akan terjadi.
1 tahun kemudian.
Banyak game luar biasa telah rilis dengan cepat menggeser 'Icarus' dari posisi pertama. Dan yang paling ditunggu adalah game 'Trait lll' karena game ini menggabungkan beberapa ganre sekaligus, Aksi, magic, fantasi, story dan strategi.
3 tahun setelah peluncuran Trait lll
Berjalan keluar dari minimarket, Chundoong membawa persediaan makanan untuk seminggu. Kemudian, dia masuk ke apartemen yang ia sewa dan berjalan ke dapur untuk menyimpan barang-barang yang baru saja dia beli di lemari pendingin.
Mengambil satu buah apel dari plastik, dia berniat memakannya sebelum memasukkan sisanya ke lemari pendingin.
Gigit!
Sembari memakan buah apel, dia keluar dari dapur menuju kamarnya. Membuka pintu, dia melihat masuk, di sana gelap dan dingin, dan di dalam ruangan yang gelap di mana tak sedikitpun cahaya matahari masuk, dia berjalan ke jendela, menggeser gorden, membiarkan matahari masuk.
Sebelumnya, satu-satunya sumber cahaya adalah adalah PC yang menyala, namun setelah sinar matahari masuk, hal-hal seperti kasur biru, lemari untuk pakaian dan dinding berwarna putih kini telah terlihat jelas.
Menoleh, dia melihat kelayar PC, disana tertulis kalimat [ Skenario terakhir akan dimulai dalam 00:00:06:53 ]
Tersisa 6 menit, sebelum skenario terakhir 'Trait lll' dimulai. Tidak terasa sudah 3 tahun berlalu.
Menatap kapsul game yang berada di samping kasurnya, dia sedikit merasa sedih. Matanya sedikit memerah.
"Kurasa login sedikit lebih cepat bukan hal yang buruk." Chundoong berjalan mendekati kapsul, menekan suatu tombol dan pintu kapsul terbuka. Sebelum masuk dia memakai kacamata khusus untuk mengoptimalkan kinerja kapsul.
Setelah berbaring di dalam kapsul, pintu kapsul secara otomatis tertutup.
"Login di game 'Trait lll' sebagai Loki" Katanya.
[ Akses akun telah terhubung, memulai sinkronisasi ]
[ sinkronisasi berhasil ]
Membuka mata, pemandangan hamparan luas terbentang jauh seperti tidak memiliki ujung, hembusan angin dengan jelas dapat ia rasakan. Menatap ke atas langit, itu dengan tenang menampilkan Aurora Borealis yang sangat indah.
Pemandangan itu adalah pemandangan yang Chundoong lihat selama 3 tahun terakhir. Pemandangan yang membuatnya bosan di hari lain. Tapi entah mengapa, dia merasa pemandangan kali ini benar-benar indah, berbeda dari biasanya.
Semuanya damai sebelum sesuatu yang merepotkan terjadi.
"Hei lihat itu, dia Loki, player peringkat 5 dunia saat ini," seseorang menunjuk ke arah Chundoong sambil mengumumkan kehadirannya, sontak ia yang awalnya ingin menikmati pemandangan malah berakhir menjadi pusat perhatian.
Mengeluarkan kertas dari Inventory, dia merobek kertas dengan simbol penyembunyian, lalu dalam sekejap barrier muncul membentuk lingkaran mengelilinginya.
Barrier ini punya sifat unik yang bagus, dimana orang didalam bisa melihat keluar sedangkan orang luar tidak bisa melihat kedalam.
Menjatuhkan tubuh kebelakang, dia berbaring di rumput yang terasa begitu lembut, dia sekali lagi mendapatkan ketenangan yang diharapkan. Setiap detik yang ia rasakan terasa sangat berharga.
Bagaimanapun, ini adalah terakhir kalinya aku **ak**an memakai karakter yang telah bersama ku selama 3 tahun terakhir. Memikirkannya saja membuatku sedih.
[ 3 menit sebelum skenario terakhir dimulai, para pemain diharapkan agar login segera ]
Pemberitahuan sistem muncul. Segera, hamparan luas yang tadi hanya di isi sekitar 100 sampai 1000 player mulai bertambah dengan cepat hingga mulai membentuk lautan player.
"sepertinya kau juga akan berpartisipasi kali ini Loki. Ini sedikit jarang. Mengingat dirimu tidak suka keramaian." Ucap seorang pria yang baru saja datang dengan suara akrab. Dia dengan santai berjalan menembus barrier yang loki pasang.
Menoleh ke sumber suara, disana seorang yang tidak tau harus disebut manusia atau hewan berdiri.
Walaupun aku tahu siapa dia, Namun, penampilannya sungguh membuatku terkejut.
"Apa-apaan yang kau pakai itu."
"Bagaimana, keren kan?"
"Apanya?" Loki jelas heran.
Dia berpenampilan agak berbeda daripada orang-orang di sekitarnya, membuat dirinya dengan mudah menarik perhatian, penampilannya benar-benar unik, dia punya 4 lengan besar milik Hulk dengan kepala badak dan kulit berwarna ungu.
Dia adalah Thanos versi aneh! Gumam Loki.
Loki mengangkat setengah tubuhnya kemudian duduk bersila. Pria itu atau Dragonfly duduk di sampingnya, melihat sekitar lalu berkata.
"Apa kita bisa menang?" ucapnya memandangi orang-orang yang berkumpul di luar barrier.
"Entahlah, aku juga tidak yakin. Kita akan melawan lebih dari 50 juta npc dengan rata-rata level mereka adalah 40 ke atas. Sedangkan di pihak kita, bahkan orang yang biasa cuma berada di bengkel, sekarang akan ikut berperang. Haa ..." Loki menjawab sebelum menghela nafas panjang.
"Ha ha ... kamu benar, memangnya siapa yang pernah menduga kalau npc yang biasanya memberi kita Quest akan menjadi musuh terakhir kita." Dragonfly tertawa sebelum melanjutkan. "Harus kita akui, perkembangan cerita utama benar-benar menarik. Mungkin aku akan memberikan beberapa sumbangan untuk pembuat game ini."
[ skenario terakhir dimulai, kami harap semua player telah bersiap ]
[ jumlah player yang login saat ini ]
[ 10 juta ] [ Detail ]
[ last Quest - tingkat kesulitan 9 ( tertinggi ) ]
[ kelima pahlawan memutuskan untuk menghapus sepenuhnya tentang keberadaan orang dari dunia luar. Kini, para pahlawan telah menyatakan perang kepada seluruh player dengan dewa ( pencipta game ) sebagai saksinya.
Quest \= Kalahkan seluruh NPC atau jaga kerajaan Monika sampai seluruh pahlawan dan raja-raja ditumbangkan]
Setelah membaca Quest yang muncul, semua orang dengan cepat merobek kertas teleportasi dan dalam sekejap mata, mereka menghilang.
Tempat yang tadi ramai telah kembali seperti semula.
Melihat hanya tinggal mereka berdua di tempat itu, Loki menggali sakunya, menarik sebuah kertas dengan simbol teleportasi keluar. Itu adalah kertas teleportasi untuk party. Di saat Loki hendak merobek kertas, Dragonfly memanggilnya.
"Hei Chundoong."
"Apa?"
"Apa Yeonha menghubungimu?"
"Hm? tunggu sebentar. Status window."
Mengucapkan kata kunci 'status window' profil lengkap muncul dengan tabel hologram.
[ Player : Loki
Lv. : 100
Job. : Ahli senjata
Role. : Fighter/assassin
kekuatan: ( 99,7 serangan) ( 97,2 pertahanan )
kecepatan: 98,7
stamina : 100,0
Qi. : 13,9
magic. : 24.000
Skill \= Regenerasi tingkat tinggi Lv 9 ( normal ) Berserk Lv 9 ( langka ) manipulasi objek Lv 9 ( normal ) Telekenisi Lv 9 ( unik ) Pedang tak terbatas Lv 9 ( pamungkas ) Peniru Lv 9 ( langka ) ]
[ 1 pesan belum terbaca ]
Tekan!
Dia menekan logo surat yang ada di bawah statusnya.
[ anda bergabung dalam grup ]
Jinwo : Yo, selamat datang Chundoong 🥳
Loki : apa yang sedang kau lakukan Jinwo?( Dragonfly )
Yeonha : berhenti main-main jinwo sebelum aku memecahkan biji pelermu itu.
Jinwo : 🥲
Loki : 🗿
Yeonha : sudah, kalian berdua dimana
sekarang?
Loki : aku ada di ruang tunggu bersama
Jinwo saat ini.
Yeonha : Begitu ya, hei Chundoong aku ingin meminta sesuatu darimu
Loki : apa?
Jinwo : ahem-ahem, apakah kamu ingin meminta Chundoong melamarmu, sungguh romantis.
Yeonha : Berhenti bersikap seperti remaja, sekarang kau sudah berumur 25 tahun. Tapi kau belum menikah, dasar jomblo yang tak akan laku.
Jinwo : "...." hei yeonha, apa kamu sedang mengutukku dan juga Chundoong? soalnya dia juga jomblo yang tak laku hahaha
Yeonha : ptf ... tentu saja haha.
Yeonha : baik, mari kembali ke topik awal. Chundoong apa kau bisa menahan pahlawan Irene?
Jinwo : wah, permintaanmu tak tanggung-tanggung. Walaupun pahlawan Irene hanya yang terkuat kedua tapi kemampuan uniknya itu benar-benar merepotkan, akan masuk akal jika kita menganggap itu sebagai cheat. Yah, meskipun bagiku itu easy.
Loki : Aku tidak membantah itu, skillnya benar-benar merepotkan, Dia tidak punya batasan pada kekuatan sihir dia hanya perlu duduk santai lalu nge-spam sihirnya ke pasukan dan dia akan menang, semudah membalikkan telapak tangan.
Jinwo : dia benar-benar musuh yang sulit, kita bersyukur karena pihak game melakukan Nerf padanya beberapa bulan lalu, yang dulunya cuma menggunakan sihir sekarang dia juga bisa menggunakan pedang itu membuatku bertanya-tanya ini buff atau Nerf sebenarnya.
Loki : kau benar
Yeonha : baiklah, hentikan itu "...." aku tahu kalian berdua sengaja mempermainkan ku, jadi aku akan bertanya sekali lagi apa kau sanggup
Jinwo : tidak ...
Yeonha : diam! aku tak butuh pendapatmu
Jinwo :(
Loki : akan ku lakukan, tapi aku tidak bisa menjamin kemenangan.
Yeonha : oke, sampai jumpa di benteng timur, kamu juga kesana Jinwo
Jinwo : siap laksanakan
...****************...
Peperangan telah pecah, ledakan terjadi setiap detiknya. Dan Yeonha menyaksikan semua itu dari pohon besar yang ia ciptakan.
Meskipun mereka npc, ekspresi dan semangat mereka benar-benar nyata.
"haa ... "
Yeonha menghela nafas panjang sebelum membuka tangannya, bola cahaya kecoklatan bersinar disana, lalu dengan lembut Yeonha menjatuhkan bola itu sembari bergumam.
"Datanglah Gigantoma."
Di saat bola itu akan menyentuh tanah, permukaan tanah dibawahnya lebih dulu terangkat, menempel ke setiap permukaan bola yang terjatuh. Tanah terus melekat hingga membentuk golem setinggi 200 meter.
Golem yang diberi nama Gigantoma kemudian berlutut, hingga Yeonha bisa naik ke kepalanya. tanpa ragu, Yeonha naik ke kepala Gigantoma.
"Maju Gigantoma," ucap Yeonha sambil menunjuk ke Medan perang di hadapannya.
Gigantoma berdiri, berjalan ke medan perang dengan tubuh besarnya. Setiap langkahnya membawa sebuah getaran yang setara gempa bumi kecil yang membuat pihak NPC bergetar karena ketakutan.
CHAWW!
Tapi secara tiba-tiba, sebuah cahaya melesat ke wajah Yeonha. Cahaya itu sangat cepat hingga membuat Yeonha tidak sempat bereaksi. Dalam beberapa detik itu, Yeonha mengira dirinya akan segera log out. Namun, cahaya berhenti sepersekian inci dari dahi Yeonha.
Momentum cahaya itu menyebar, membentuk gelombang kecil yang terbuat dari 'mana' (sihir ) lalu menghilang setelahnya.
"apa yang kau lakukan? Hampir saja kau log out di awal perang tanpa berkontribusi sedikitpun."
Seorang pria berdiri di depan Yeonha dengan 4 tangan berwarna ungu dengan gagah, di salah satu tangannya cahaya yang hampir membunuh Yeonha dengan santai ia tahan. setelah cahaya yang ditangkapnya memudar, cahaya itu mulai menampakkan bentuk aslinya yang tak lain adalah anak panah.
Yeonha menatap orang didepannya dengan tatapan aneh, kemudian bertanya.
"Apa itu?" tanya Yeonha
"oh ini? bukankah sudah jelas ini anak panah." jawab orang itu yang tak lain adalah jinwoo
"Bukan itu yang ku maksud," Yeonha menggelengkan kepalanya dengan pelan saat mengatakannya.
Jinwoo yang bingung menoleh ke arah Loki untuk meminta bantuan. Kemudian Loki menunjuk-nunjuk kepalanya beberapa kali hingga akhirnya Jinwoo mengerti.
"Oh ini ... aku mendapatkannya sebulan yang lalu, karena ini item tingkat 7 aku yakin ini akan cukup berguna, tapi sejauh ini aku belum tau kehebatannya. ha ha" Jinwoo tertawa kecil sambil menggaruk kepala bagian belakangnya setelah menjelaskan tentang kepala badak yang ia pakai.
"Wrahhh" Gigantoma meraung.
Setelah masternya diserang, Gigantoma menjadi marah, dia kini mulai berlari membuat getaran yang lebih besar, semua yang berada dalam jalurnya di injak-injak bagai semut.
Melihat Gigantoma maju menyerang, player lain dengan kemampuan pemanggilan juga mulai memanggil mahluk mereka, mulai dari Undead, golem, iblis, chimera, malaikat, sampai Roh. Membuat situasi Medan perang dengan cepat barbalik. Namun, tak lama berselang.
"ArvalNova."
Slash!
Dalam sekejap, jutaan mahluk panggilan yang maju terbelah menjadi dua bagian. Mereka Dipotong mulus di perut mereka. Satu-satunya yang masih berdiri hanyalah Gigantoma dengan lengan kanan yang telah putus dari badannya.
"Itu dia ... pahlawan Irene," Yeonha berseru kagum.
Saat ini dihadapannya, dia melihat wanita berambut perak tengah berdiri di atas mayat para player dan juga mahluk panggilan, kharisma yang ia pancarkan bukanlah kebohongan semata.
Bahkan dengan kulit yang begitu halus, dia membantai para player berlevel tinggi hanya dengan sekali serangan.
"sungguh indah...." gumam Yeonha jelas kagum.
"Hm? apa kau baru saja mengatakan sesuatu?" tanya Jinwoo.
"Bukan apa-apa," ucap Yeonha, buang muka karena sedikit malu.
****************
Melihat itu, Loki tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Matanya tidak bisa mengikuti apa yang baru saja terjadi.
Apa-apaan itu? aku yakin, aku tadi tidak berkedip sedikitpun. Tapi itu masih sulit di ikuti mataku?
Loki menoleh melihat ke Yeonha dengan wajah yang masih sedikit terkejut. Dia mengangkat tangannya, menunjuk pahlawan Irene dengan tangan yang agak ragu.
"Hei ... Yeonha, apa kau yakin aku bisa menahannya?" Loki berkata dengan wajah tak percaya bahwa dia akan bertarung satu lawan satu dengan monster itu. Walaupun dirinya peringkat lima dunia, dia sendiri tau batasannya, dan pahlawan Irene jelas melampauinya dalam banyak hal.
Tapi Yeonha menjawab tanpa ragu.
"Tentu saja."
"Sungguh tugas yang sulit, entah bagaimana aku harus mengalahkannya," kata Loki dengan nada rendah. Meskipun begitu, ada semangat jauh didalam hatinya, memaksanya untuk bertarung dengan sungguh-sungguh.
Melihat itu, Yeonha menatap Irene sambil berkata. "Tenang saja, kamu tidak perlu mengalahkannya, tugasmu hanya menahannya minimal 10 menit atau lukai dia separah mungkin." Yeonha menjawab dengan santai.
Mendengar itu, Loki menoleh melihat Yeonha. Dia sedikit kesal.
menutup mulutnya, Loki berdiri diam agar kata-kata mutiara tidak keluar dari tenggorokannya.
[ Emosi pengguna meningkat drastis, Skill berserk dapat diaktifkan ]
Bahkan, skill yang biasanya sulit ku aktifkan ini, ketika bersama mereka rasanya selalu aktif lebih cepat.
Loki menutup kedua matanya, menghela nafas ringan beberapa kali sebelum mendapat kembali ketenangannya.
"bukankah itu seharusnya tugas peringkat 2? kenapa malah dibebankan padaku yang berada di peringkat 5? atau serahkan saja padanya." Loki berkata sambil menunjuk Jinwoo sang peringkat 1 dengan jempolnya.
"Itu tidak bisa dilakukan," Yeonha menggelengkan kepalanya dengan ringan, lalu menjelaskan. "Jinwoo akan bertarung dengan pahlawan peringkat 1, sedangkan peringkat 2 akan melawan pahlawan ke 4."
"Jadi begitu, apa ini akan menjadi pertarungan 1 vs 1?" Tanya Loki sambil menggosok dagunya.
"ya" jawab singkat Yeonha.
"begitu ya, kurasa aku mengerti mengapa shadow ( peringkat 2 ) di hadapkan dengan pahlawan ke 4." ucap loki setelah berpikir sejenak.
"Penyihir melawan assassin ... dan bagaimana jika shadow gagal membunuh pahlawan ke 4 dalam waktu yang ditentukan, apa bantuan tak akan datang?" Dia bertanya untuk memastikan.
"Ya, jika kita pikirkan baik-baik, ini semacam pertaruhan dalam judi. Jika kamu mati sebelum shadow membunuh pahlawan ke 4 maka, pahlawan ke 2 pasti akan membantu pahlawan lainnya."
Irene yang melihat Gigantoma tidak tumbang menerjang ke arah mereka bertiga dengan kecepatan yang diluar nalar, mata telanjang mustahil melihatnya.
Hanya butuh kurang dari 1 detik Irene telah berada di depan Jinwoo, ia menarik pedangnya dengan kecepatan yang lebih gila lagi.
Cring!!
Dentuman logam bergema, pedang dan tangan Jinwoo berbenturan menghasilkan suara besi yang cukup nyaring. Salah satu tangan jinwoo memegang pedang dan yang lainnya memegang erat bahu Irene.
Irene segera membeku.
"Tahan dia seperti itu," Yeonha mengangkat kedua tangannya, mengarahkan satu tangan ke arah Loki dan yang lain ke arah Irene.
"skill teleportasi tingkat 9 aktifkan!"
Cahaya menerangi tempat Loki dan Irene berdiri dan setelah beberapa saat, Mereka telah dipindahkan ke tempat yang tidak asing bagi mereka berdua.
"Gila, dia memindahkanku ke ujung dunia. Kemampuan teleportasi-nya benar-benar mengerikan."
Keluar dari rasa terkejut, Loki menarik pedang dari dimensi lain, Kemudian memasang posisi pertahanan mutlak.
Ini adalah salah satu skill yang jarang kugunakan, mengingat biasanya aku hanya fokus menyerang dan juga ada batasan berapa banyak skill yang bisa di bawa kedalam pertarungan.
[ Player : Loki
Lv. : 100
Job. : Ahli senjata
Role. : Fighter/assassin
kekuatan: ( 99,7 serangan) ( 97,2 pertahanan )
kecepatan: 98,7
stamina : 10,0
Qi. : 13,9
magic. : 24.000
Skill \= Regenerasi tingkat tinggi 9 ( normal ) Berserk 9 ( langka ) manipulasi objek 9 ( normal ) Telekenisi 9 ( unik ) Pedang tak terbatas 9 ( pamungkas ) Pertahanan mutlak 6 ( unik ) ]
Awalnya aku berniat menyerang dengan agresif. Tapi, setelah mendengar penjelasan Yeonha, aku mengubah skill peniru dengan skill ini agar bisa bertahan selama mungkin.
Irene kini berdiri di hadapan Loki, santai dan santai, dia melihat sekeliling lebih dulu sebelum menatap kedepan, menatap balik, kontes menatap terjadi selama 15 detik.
"Player? Aura mu... aneh." Irene akhirnya berbicara, dia memiringkan kepalanya dengan mata kosong.
Dalam sekejap kontes menatap ini, Loki yakin bahwa dia adalah Elf yang telah kehilangan emosinya.
Dengan pelan, Irene meletakkan tangannya di gagang pedang kemudian menariknya dengan lambat.
Meskipun begitu, Loki tak pernah menurunkan kewaspadaannya, itu adalah kebiasaan yang siapapun bangun ketika menghadapi musuh. Tapi...
Slash!
" ! " tebasan yang dia lakukan sangat cepat, menembus skill pertahanan mutlak yang Loki pasang dan memotong segalanya.
Benar-benar sungguh kesenjangan kekuatan!
Dengan satu putaran tubuh kebelakang, Loki berhasil menghindar pedang yang menuju ke lehernya, meskipun begitu, dia kehilangan lengan kanannya, sebagai hasilnya.
Jatuh ketanah, Loki segera melompat mundur kebelakang pohon dan memasuki hutan.
Tujuanku kali ini bukan untuk mengalahkan pahlawan ini, tapi untuk mengulur waktu. Aku harus sebisa mungkin menghindari pertempuran sambil mencegahnya pergi dari sini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!