Arsenio Davaro Aditama,pria berusia 20 tahun yang baru saja menginjakkan kakinya ditanah air lebih tepat di rumah kediaman adik dari Daddy-nya, Kenzi.
Sudah beberapa bulan belakangan ini Arsenio yang akrab di panggil Arsen itu memohon pada Daddy-nya untuk pindah melanjutkan pendidikannya ditanah air yang merupakan negara asal kedua orangtuanya.
Bukan apa ia ingin melanjutkan pendidikannya ditanah air,ia ingin dekat dengan pujaan hati yang sejak kecil ia klaim menjadi pasangannya dimasa depan.Ia tidak ingin sang pujaan jatuh hati pada pria lain jika ia tetap berdiam diri di negaranya.
Kenzo sempat menolak,tapi berkat bujukan sang Mommy akhirnya Daddy-nya itu mengizinkannya juga asalkan ia mau belajar bisnis diperusahaan Unclenya.
Dan disini lah dia sekarang, dikediaman Unclenya.Pria itu tersenyum tipis baru beberapa saat yang lalu ia mengungkapkan perasaannya pada anak pujaan hati.
Arsen merebahkan tubuhnya di atas ranjang berbantalkan kedua tangannya menatap langit-langit kamar.Wajah malu malu sang pujaan hati menari-nari dalam ingatannya.
"Kamu semakin cantik", gumam Arsen tersenyum tipis.Senyuman yang selama ini jarang ia perlihatkan kecuali pada Mommynya.Anna sang adik saja jarang melihatnya tersenyum.
Ting
Anna
[Abang... sudah sampai?]
Arsen bangkit dari tidurya membalas pesan dari sang adik yang kini berada di negara Inggris.
[Sudah...]
Anna
[Abang di suruh Mommy untuk menghubungi Daddy]
[Ya...]
Anna
[Abang ngeselin, balasnya singkat doang]
[Jaga diri disana, ingat No pacaran]
Anna
[iya...bawel..]
Arsen menggeleng pelan, adiknya itu memang manja.Tapi ia begitu sangat menyayanginya.Ia lebih baik memiliki adik perempuan dari pada adik laki-laki.Ia tidak mau memiliki saingan dalam hal apapun.
Arsen menghubungi Daddy-nya sesuai permintaan sang adik.Pria itu hanya mengangguk patuh saat Daddy-nya memerintahkannya untuk menjaga dan mengawasi Aurel dan juga Arumi kedua adik sepupunya yang merupakan anak dari Kanza dan Daren.
Arsen keluar dari kamarnya berjalan menuju dapur yang merupakan jalan penghubung antara rumah Kenzi dan Kanza.Ia ingin menemui adik sepupunya itu yang sudah lama tidak bertemu dengannya.Terutama si centil Aurel yang kabarnya menjalin hubungan dengan Kakak tingkatnya di kampus.
Arsen mengerutkan keningnya saat melihat rumah Auntynya itu yang tampak sepi.Setidaknya Arumi sudah pulang sekolah tapi entah di mana gadis remaja itu.
"Maaf anda siapa?", seorang pelayan yang bekerja dirumah Kanza menyapa Arsen dengan perasaan was-was.
Arsen tidak menjawab,pria itu memilih diam dan terus masuk kedalam rumah yang cukup besar itu.Wajar jika pelayan tidak mengenalinya, sudah hampir 15 tahun ia tidak pernah kembali ke tanah air semenjak kelahiran Alana dan Alan.Setelah itu ia bertemu adik sepupunya itu jika mereka berkunjung ke Inggris itu juga hanya beberapa kali bertemu karena ia bersekolah dan tinggal di asrama.
Arsen menghentikan langkahnya saat mendengar derap langkah kaki menuruni tangga sembari berteriak memanggil pelayan.Ia yakin itu adalah adik sepupunya, Arumi yang memiliki sifat yang sama dengan Auntynya yaitu bar bar dan juga usil.
"Tunggu...anda siapa?, jangan--
"Abang Arsen....", suara cempreng Arumi yang berlari dari anak tangga terakhir membuat pelayan menghentikan ucapannya.
"Ck...bisa sedikit saja kamu bersikap seperti Alana",ujar Arsen menyentil kening sang adik saat Arumi akan memeluknya.
"Ck...aku bukan Alana,yang sifatnya sama kayak Abang", sungut Arumi mengusap keningnya yang terasa sakit akibat sentilan dari Arsen.
"Hufffhh...jadi cewek itu harus anggun, Arumi",ujar Arsen mendudukkan tubuhnya di sofa.Arumi persis Aunty,itu yang sering ia dengar dari Omanya.Entahlah ia tidak tau seperti apa masa muda Auntynya dulu.
"Abang sudah bertemu Kak Cantika?",tanya Arumi mengalihkan pembicaraan dengan duduk di samping Arsen.
"Hmm...", jawab Arsen berdehem pelan.
"Cantik tidak?",tanya Arumi.
"Hmmm",dehem Arsen lagi.
"Sudah nyatain cinta belum?",tanya Arumi usil menggoda Abangnya itu.
Arsen menoyor kepala sang adik sepupunya itu dengan pelan."Anak kecil belum boleh tau cinta-cintaan.Belajar yang benar",ujar Arsen membuat Arumi mengerucutkan bibirnya kedepan.
Arumi tidak tau saja Arsen malah lebih parah darinya.Usia lima tahun saja Arsen sudah mengklaim Cantika akan menjadi istrinya.Bahkan di usia lima belas tahun ia meminta pada sang Daddy untuk mengatur pertunangannya dengan Cantika dan tentunya di tolak mentah-mentah oleh Kenzi karena ia masih berharap Cantika akan berjodoh dengan pria lain bukan keponakannya sendiri.
Dan hal itu pula membuat pria itu bersikeras untuk tinggal di tanah air karena ingin memperjuangkan Cantika untuk menjadi istrinya.
"Oh ya Bang...Kaira katanya juga suka sama Bang Arsen",ujar Arumi.
"Kaira? siapa?",tanya Arsen mengerutkan keningnya.
"Dia ...anaknya sahabat Aunty Andini sama Uncle Dennis",jawab Arumi.
"Tau darimana kamu,hm?",tanya Arsen yang sebenarnya ia tidak begitu tau dengan keluarga kecil dari sahabat Opanya itu.Selama ini yang ada dalam pikirannya adalah Cantika seorang dan selamanya akan seperti itu.Tak hanya dirinya bahkan seluruh keluarga Aditama sudah mengetahuinya bahkan Mommynya sudah merestuinya.
"Waktu kita kumpul keluarga dirumah Opa dan dia melihat foto Abang dan ia mengatakan akan meminta Daddy-nya untuk menikahkan dia dengan Abang suatu hari nanti",jawab Arumi.
"Lalu?"
"Ya apalagi, semua orang hanya diam saja karena mereka taunya Abang sukanya sama Kak Cantika",jawab Arumi.
Arsen hanya diam saja dan tidak mau ambil pusing.Yang penting hatinya hanya untuk Cantika sekarang dan selamanya.Kecantikan Cantika sejak mereka masih kecil sudah memikat hatinya apalagi saat ia bertemu tadi, Cantika makin terlihat cantik seperti namanya.
Membayangkan wajah cantik Cantika dan senyum malu-malu gadis itu membuat Arsen semakin terpesona dan tadi dengan begitu mudahnya kata cinta lolos dari bibirnya untuk sang pujaan hati.
"Tapi tenang saja Bang.Aku,Alan dan Alana juga Kak Aurel dukung Abang sama Kak Cantika.Eh...tambah lagi Anna dan juga Aunty Andini",ujar Arumi tersenyum lebar.
"Oh ya....Mama sama Papa kamu mana?",tanya Arsen mengalihkan pembicaraan mereka.
"Tadi pagi berangkat ke Singapura, menjenguk anak ketiga Tante Daveeka",jawab Arumi.
"Kamu sendiri dirumah?",tanya Arsen.
Arumi menggeleng."Kan ada Kak Aurel,lagi kuliah",jawab Arumi.
"Oh..."
****
Cantika Putri Ravindra,itulah nama yang di sematkan oleh almarhum kedua orangtuanya dulu.Meski sudah menjadi anak angkat dari Kenzi dan Renata tapi nama belakangnya masih menggunakan nama keluarga besarnya yang katanya sudah tidak ada lagi didunia ini.
Kini ia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik sesuai dengan namanya.Banyak pria yang ingin menjadi kekasihnya tapi ia menolak dengan halus karena fokus pada pendidikan dan juga pekerjaannya di perusahaan milik keluarga kandungnya yang saat ini dipimpin oleh orang kepercayaannya Kenzi.
Namun pertemuannya dengan pria yang selama ini mengklaim dirinya sebagai miliknya membuatnya perasaannya tidak karuan.
Cantika melangkahkan kakinya menuruni tangga setelah mengurung diri setengah hari dikamar karena malu bertemu dengan Arsen yang terang-terangan mengatakan cinta padanya.
"Hai .."
Deg
...****************...
Cantika menghentikan langkahnya saat seseorang berada di belakangnya.Jantung gadis itu berdegup kencang,ia sangat tau siapa yang menyapanya.
Cantika membalikkan badannya dan benar seperti dugaannya,Arsen berdiri tepat dibelakangnya.Gadis itu terjingkat kaget dan tampak salah tingkah.
"Ar-sen...", gumam Cantika mengalihkan pandangannya kearah lain.Ia tak kuasa menatap mata elang pria itu yang kini menatapnya dengan begitu dalam.
"Maaf membuatmu terkejut",ujar Arsen terdengar berbisik.
"Tidak apa apa...",jawab Cantika mundur ke belakang dua langkah karena posisi mereka begitu sangat dekat.
"Bisa kita bicara?",tanya Arsen penuh harap.
"Bicara apa?",tanya Cantika dengan wajah polosnya membuat Arsen tersenyum dalam hati.
"Aku tunggu di taman belakang",jawab Arsen tanpa menjawab pertanyaan Cantika dan segera berlalu meninggalkan Cantika yang tampak bingung menuju taman belakang.
Cantika menahan debaran jantungnya dengan meraba dada sebelah kirinya.Setelahnya itu melangkah menuju taman belakang dimana Arsen sudah menunggunya.
Dari jauh Cantika melihat punggung lebar Arsen yang kini berdiri membelakanginya.Ia tersenyum tipis, pria yang dulu menyebutkan dirinya adalah miliknya tumbuh menjadi pria yang sangat tampan.
"Arsen...",lirih Cantik membuat pria itu menoleh dan tersenyum tipis membuat Cantika begitu terpesona akan manisnya senyuman itu.
"Ayo duduk!",ujar Arsen membawa Cantika untuk duduk di gazebo taman belakang.
Cantika berjalan pelan dan duduk tepat di sebelah Arsen dengan perasaan campur aduk.Debaran jantungnya bertalu-talu saat ini dan ini terasa sebuah mimpi baginya bisa duduk berdua dengan pria yang selama ini ia angankan.
"Maaf kelancanganku tadi,tapi itulah yang aku rasakan",ujar Arsen menatap Cantika dari samping.
Cantika menoleh pada pria itu dan tatapan mereka bertemu dan saling mengunci.Cantika bisa melihat begitu banyak cinta untuknya di mata pria itu.
"Tak perlu menjawabnya sekarang,yang penting kamu sudah tau apa yang aku rasakan", sambung Arsen.
"Kamu yakin, tidakkah selama tinggal disana kamu memiliki kekasih?",tanya Cantika.Bukan dia tidak percaya akan kata cinta pria yang ada dihadapannya tapi ia ingin kejujuran pria itu.Bisa saja ia pernah menjalin hubungan sebelumnya dengan gadis lain di negara tempatnya tinggal.
Arsen terkekeh pelan."Kamu tau tidak jika pria Aditama itu hanya akan jatuh cinta sekali seumur hidupnya?. Disini sejak kita masih kecil hanya ada kamu",jawab Arsen membawa tangan Cantika ke dada sebelah kirinya.
Cantika menatap tangannya yang kini digenggam Arsen dan jangan ditanya bagaimana kondisi jantungnya saat ini.
Cantika menarik sudut bibirnya,ia senang dan bahagia dengan pengakuan Arsen.Jujur ia juga menyukai Arsen bahkan saat bertemu Arsen tadi siang membuat perasaan yang selama ini ia pendam membuncah ke permukaan.
"Aku juga...",jawab Cantika lirih dan masih bisa di dengar oleh Arsen.
"Sungguh?",tanya Arsen dengan senyuman mengembang di bibirnya.Ia tidak menyangka jika perasaannya akan bersambut secepat ini.
Cantika mengangguk pelan dengan muka bersemu merah saat ini karena menahan malu.Ia memejamkan kedua matanya merutuki dirinya dengan begitu mudahnya menjawab pernyataan cinta Arsen.
"Kita sepasang kekasih sekarang?",tanya Arsen dengan perasaan yang membuncah.
Cantika mengangguk pelan dengan senyuman malu malu dan itu membuat Arsen semakin menyukai gadis itu.
"Yes....", sorak Arsen.
"Kalian disini?",Aurel tiba-tiba datang menghampiri keduanya.
Arsen kembali memasang wajah datarnya sedangkan Cantika tampak gugup.Cantika tersenyum tipis pada Aurel yang menatapnya penuh selidik.
"Kalian lagi bicarain apa sih?",tanya Aurel bersidekap di depan dada.
"Oh itu..hanya mengobrol biasa saja",jawab Cantika.
"Kamu benar Arsen kan?",tanya Aurel melirik Arsen yang tampak diam saja dengan kedua tangannya berada di dalam saku celananya.
"Hmmm",jawab Arsen berdehem pelan.
"Ck.... dasar manusia kutub", sungut Aurel membuat Arsen mendelik tajam pada Aurel yang tampak mengerucutkan bibirnya kedepan.
"Ayo masuk,Mimi nungguin kalian di meja makan.Ada tamu katanya",ujar Aurel menarik pergelangan tangan Cantika.
"Kamu juga Arsen...", sambung Aurel yang sudah melangkah masuk dengan menarik pergelangan tangan Cantika.
"Siapa Rel, tamunya?",tanya Cantika mengikuti langkah Aurel sedangkan Arsen berjalan di belakang mereka.
"Uncle Dennis sama Kaira",jawab Aurel membuat Cantika terkejut.Ia menoleh pada Arsen yang berjalan dibelakang mereka.
"Nah itu mereka", terdengar suara Renata menunjuk kedatangan ketiganya.
Semua orang menoleh termasuk Kaira yang tersenyum lebar menatap Arsen.Gadis itu berjalan menghampiri Arsen dan langsung memeluk pria itu.
Arsen yang tidak siap hanya terdiam dan menatap Cantika yang juga menatap kearahnya.
Cantika membuang muka melihat pemandangan itu.Ada sesuatu yang berdenyut di hatinya melihat pemandangan itu.Gadis itu langsung duduk di sebelah Arumi yang menatapnya sendu.
Arsen mendorong pelan Kaira lalu melangkah meninggalkan gadis itu yang terlihat kesal.Arsen menatap sang kekasih tampak diam saja dan berpura-pura tidak melihatnya.
Arsen duduk tepat didepan Cantika,hanya itu kursi kosong yang tersisa.Inginnya duduk disebelah sang kekasih tapi apa daya nya saat ini.
"Arsen... bagaimana perjalananmu",tanya Dennis berbasa-basi.
"Baik Opa",jawab Arsen dengan wajah datarnya.
"Abang Arsen... boleh tidak minta nomor ponselnya?",tanya Kaira tersenyum lebar.
"Kaira...jaga sikap kamu", tegur Dennis.
"Ish...Daddy mah", gerutu Kaira.
"Ck... dasar centil", ejek Arumi membuat Kaira menatap tidak suka pada gadis itu.Sudah hal biasa jika keduanya bersikap seperti itu karena keduanya memang tidak pernah akur.
"Arumi...", tegur Renata dengan lembut.
"Sudah-sudah.Ayo kita makan",ujar Kenzi menengahi.
Setelah makan malam bersama semuanya berkumpul di ruang keluarga.Tampak Alan,Alana serta Arumi duduk berdempetan.Juga Cantika,Aurel dan Arsen duduk bersebelahan.Dan Dennis bersama sang putri karena Andini tidak ikut malam ini.
"Begini kedatangan saya kesini itu atas permintaan Kaira yang ingin mengenal Arsen lebih dekat.Sesuai kesepakatan saya dengan Kenzo yang akan menikahkan mereka kelak",ujar Dennis membuat semua orang terkejut termasuk Arsen dan juga Cantika.
"What?",seru Arsen yang terkejut dengan semuanya.Ia tidak tau apa apa dengan perjanjian ini.Ia benar benar kesal dengan Daddy-nya yang bisa bisanya mengatur perjodohan ini.
"Arsen ini--
"Apa-apaan ini.Seenak kalian menentukan masa depanku",ujar Arsen menatap tajam Dennis.Masa bodoh dengan Dennis yang merupakan sahabat Opanya itu.
"Abang Arsen aku--
"Diam.Tidak ada yang namanya perjodohan",ujar Arsen lantang lalu pergi begitu saja masuk ke dalam kamarnya.Ia akan menghubungi Daddy-nya untuk menanyakan kebenarannya.
Cantika tampak menegang,baru saja ia memulai semuanya dengan sang kekasih lalu apa ini?. Tiba-tiba saja semuanya seperti ini,apakah ini semua ini ada ikut campur tangan Pipinya yang juga tidak menginginkan ia dapat Arsen memiliki hubungan.
"Semuanya,aku ke kamar dulu",ujar Cantika beranjak dari duduknya dan langsung berlari menuju lantai dua kamarnya.Air mata sudah membasahi kedua pipinya.
"Kaira...kamu ini apa-apaan sih.Kamu tau kan jika Abang Arsen itu suka sama--
"Arumi...", tegur Kenzi menatap tajam keponakannya itu.
"Pipi jahat.Pipi tidak sayang sama Kak Cantika.Pipi egois", pekik Arumi lalu berlari menuju lantai dua dimana kamar Cantika berada.
Semua orang tampak diam termasuk Dennis yang serba salah saat ini.Ia tau dan sangat tau jika Arsen menyukai Cantika tapi sang putri juga mencintai pria itu.
"Uncle...maaf untuk semua ini.Saya akan--
"Mas...aku kecewa sama kamu", bisik Renata melipat kedua tangannya di depan dada.
...****************...
Tok tok tok
"Kak...aku boleh masuk tidak?", Arumi berdiri di depan kamar Cantika.
Hening
Tidak ada jawaban membuat Arumi semakin cemas apalagi pintu kamar yang dikunci dari dalam.
"Kak...",seru Arumi yang tau saat ini Kakaknya itu tidak baik-baik saja.
Sementara didalam kamar, Cantika menangis tergugu.Ia tidak menyangka jika kisah cintanya akan seperti ini.Ia masih ingat dulu bagaimana Pipinya melarang dengan lantang hubungannya dengan Arsen untuk terjalin.Hanya karena tidak ingin berbeda dengan Kakak kandungnya.
"Ma...Pa,andai kalian ada disini",isak Cantika menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya.
Cantika tak menggubris pintu kamarnya yang di ketuk dari luar oleh Arumi.Ia ingin sendiri malam ini,ia ingin kedua orangtua kandungnya ada disini memeluknya.Ia ingin ada yang mengerti perasaannya.
Ia tidak pernah meminta apapun pada keluarga ini.Ia hanya ingin mereka mengerti perasaannya dan apa yang ia rasakan.Ia sadar jika ia hanya anak angkat, tidak memiliki hak apapun dirumah ini.Atau dirinya yang tidak layak untuk menjadi bagian keluarga ini sepenuhnya.
Tak lama ponselnya berdering, tampak panggilan masuk dari Omanya yang tidak lain. adalah Ara.Cantika mengusap kasar sisa air mata di pipinya.
"******Hallo Cantika,are you oke sayang?", terdengar suara Ara dari seberang menyapanya.******
******"I'm fine,Oma",jawab Cantika dengan suara serak menahan tangisannya.******
******"Besok Oma akan pulang,Arsen sudah menghubungi Oma dan menceritakan semuanya.Kamu tenang saja tidak ada yang namanya perjodohan.Oma sama Opa tidak setuju",ujar Ara menenangkan cucu kesayangannya itu.Meski darah Aditama tidak mengalir di tubuh Cantika tapi gadis itu adalah cucu kesayangannya setelah Aurel.******
******"Oma... kenapa Pipi tidak menginginkan kami bersatu?",isak Cantika, tangisan gadis itu akhirnya pecah juga.******
******"Besok Oma akan bicara sama Pipi kamu.Dan untuk perjodohan itu kita bicarakan besok ya.Kamu tenang dulu sayang , jangan menangis seperti ini.Oma tidak bisa tenang jadinya sayang",ujar Ara terdengar kuawatir.Ia begitu geram dengan anak anaknya,cukup dulu ia berbuat kesalahan dengan menjodohkan Kenzi dengan Dania.Ia tidak ingin hal itu kembali terulang.******
******"Oma tutup dulu ya.Opa baru saja selesai berbicara dengan Daddy-nya Arsen.Oma mau menanyakan kelanjutannya,oke.Jangan menangis lagi ya", sambung Ara.******
******"Iya Oma",jawab Cantika.******
******"See you sayang",ujar Ara.******
******"Ya Oma",jawab Cantika.******
******Klik******
Sementara itu di kamar Kenzi dan Renata kedua terlihat berseteru.Renata begitu kecewa dengan suaminya itu.
"Kami berubah Mas",ujar Renata.
"Sayang kamu mengertilah,aku tidak mungkin berbesan dengan Kakakku sendiri",jawab Kenzi.
"Dimana salahnya Mas?, Cantika bukan anak kandung kita.Kamu tau kan mereka saling mencintai sejak lama?",ujar Renata.
"Sayang... aku--
"Harusnya kita dulu tidak menikah Mas, sehingga Cantika tidak merasakan hal seperti ini",ujar Renata dengan ekspresi datarnya.
"Yang...kamu bicara apa,ha?.Kamu tau aku mencintaimu sejak lama dan aku tidak rela kamu--
"Itu juga yang anak-anak rasakan Mas, Cantika dan Arsen saling menyukai sejak mereka kanak-kanak Mas.Aku akan keluarkan Cantika dari kartu keluarga kita,atau perlu aku Cantika aku suruh meninggalkan rumah ini agar mereka bisa bersatu",ujar Renata.
"Re... Cantika itu anakku Re,dia putriku juga",jawab Kenzi.
"Jika kamu menanggap Cantika putrimu, harusnya kamu memikirkan perasaannya Mas, kebahagiaannya.Kamu lihat bagaimana kecewanya Arsen mendengar rencana kalian,juga Arumi?",ujar Renata menatap penuh kecewa pada sang suami.Lalu membalikkan badannya melangkah meninggalkan sang suami.
"Kamu mau kemana,Yang?",tanya Kenzi menahan pergelangan tangan sang istri.
"Tidur di kamar lain,aku kecewa sama kamu Mas",jawab Renata menghempaskan genggam tangan Kenzi di pergelangan tangannya.
Kenzi segera memeluk sang istri dari belakang."Kamu tau aku tidak bisa tanpa kamu Yang",ujar Kenzi.
"Lepas Mas!",tegas Renata.
"Tidak akan", geleng Kenzi.
"Mas... aku tidak lagi sedang mengancam kamu ya.Jangan pernah salahkan aku jika aku dan Cantika pergi dari rumah ini",ujar Renata.
"Tidak ada yang akan pergi dari sini Re,baik kamu ataupun Cantika.Kalian sama sama pentingnya buat aku",jawab Kenzi.
"Oke... aku setuju Arsen dan Cantika, tapi bagaimana dengan Kak Kenzo.Dia yang membuat perjanjian perjodohan itu dengan Uncle Dennis", ujar Kenzi akhirnya.Ia tidak mau kehilangan Renata lagi.
"Kak Kenzo, urusan Mommy",jawab Renata melepaskan pelukan Kenzi di pinggangnya namun Kenzi makin mempererat pelukannya.
"Lepas Mas!",ujar Renata.
"Tidak...kamu pasti akan pergi",jawab Kenzi.
"Aku mau lihat Cantika dulu Mas",ujar Renata.
"Janji,kamu tidak akan tidur di kamar lain",jawab Kenzi.
"Hmm",jawab Renata.
"Baiklah...",jawab Kenzi melepaskan pelukannya dan membiarkan Renata untuk menemui putri sulungnya.
***
Arsen dan Cantika terhubung melalui sambungan telepon dari kamar mereka masing-masing.Arsen menatap iba melihat mata sembab sang kekasih yang kelamaan menangis karena mereka melakukan panggilan video.
"Cantika...aku janji akan memperjuangkan kamu, percaya sama aku tidak akan ada yang memisahkan kita.Daddy sekalipun",ujar Arsen.
"Sudah ya...jangan menangis lagi.Semuanya akan baik-baik saja.Oke", sambung Arsen berusaha menenangkan sang kekasih.
"Tapi bagaimana jika perjodohan kamu dan dia tidak bisa di batalkan lagi",jawab Cantika.
"Kita akan pergi jauh dari sini,hanya akan ada kita berdua saja nantinya",ujar Arsen.
"Kamu pikir semudah itu",jawab Cantika dengan suara parau.
"Kenapa tidak,aku memiliki usaha di Inggris yang kini di kelola oleh orang kepercayaan aku.Jika kamu mau kita bisa memulainya dari nol berdua",ujar Arsen.
"Tidak semudah itu Arsen.Daddy kamu akan mencoret kamu dari daftar ahli waris",jawab Cantika.
"Aku tidak membutuhkan warisan dari Daddy, Cantika.Biar itu nantinya untuk Anna",ujar Arsen.
"Lagian semua orang berpihak pada kita,yang terpenting itu restu dari Mommy.Dan Mommy sudah memberikan restunya sama aku sebelum aku pulang ke sini", sambung Arsen.
"Kamu yakin?",tanya Cantika.
"Iya...Hanya Daddy,dan Uncle Kenzi yang tidak setuju.Dan aku rasa mereka nantinya akan setuju",jawab Arsen.
"Cantika,kamu itu adalah sebagian dari hidupku.Jadi masih kita sma-sama berjuang", timpal Arsen.
"Iya...", angguk Cantika.
"Begitu dong, ingat tidak akan adanya yang memisahkan kita.Aku mencintaimu,sangat sangat mencintaimu",ujar Arsen menatap dalam Cantika.
"Aku juga...",jawab Cantika.
"Tidur ya,besok pagi kita hadapi semuanya sama sama.Kita akan mengatakan pada semua orang tentang hubungan kita",ujar Arsen.
"Iya...kamu juga",jawab Cantika.
"Iya Cantika, selamat malam.Mimpi indah",ujar Arsen tersenyum tipis.Senyuman yang hanya ia peruntukan untuk Cantiknya seorang.
"Iya...kamu juga",jawab Cantika tersenyum tipis.
"Begitu dong senyum,kan cantik", puji Arsen membuat Cantika tersipu malu.
"Apaan sih",elak Cantika yang pipinya terasa begitu panas.
"Aku benaran Cantika,kami itu cantik persis nama kamu",jawab Arsen.
"Gombal...",ujar Cantika lalu mematikan sambungan telpon secara sepihak.
Tok tok tok
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!